AST GARDU

download AST GARDU

of 44

description

Analisa sistem tenaga peraltan gardu pada Pembangkit, transimis dan distribusi

Transcript of AST GARDU

BAB IIISI

2.1 Definisi Gardu IndukGardu listrik adalah sekumpulan komponen sistem tenaga listrik yang berfungsi sebagai pusat penyaluran yang menghubungkan antar satu sistem ke sistem lain mulai dari tegangan extra tinggi hingga tegangan rendah. Dimana selalu terdapat sisi incoming dan outgoing.

2.2 Fungsi Gardu IndukFungsi dari gardu listrik ialah menyalurkan tenaga listrik mulai dari tegangan tinggi hingga tegangan rendah, untuk fungsi lainnya sebagai berikut:a. Sebagai tempat pengontrolan penyaluran tenaga listrikb. Sebagai pengaman operasi system tenaga listrik

2.3 Komponen Pada Gardu Induka. Trafo Tiga BelitanTrafo 3 belitan memiliki belitan primer, sekunder, dan tertier, masing-masing berdiri sendiri pada tegangan yang berbeda.

Single Line Trafo 3 belitan

Transformator tiga belitan ini memiliki dua belitan pada sisi incoming/belitan LV terdapat 6 buah masukan yang terdiri dari dua buah fasa untuk masing-masing R, S dan T. Dua incoming tersebut masing-masing dapat disuplai dengan dua generator yang berbeda, tetapi hanya memiliki 3 buah keluaran R, S dan T.

Keuntungan Trafo 3 belitan :a. Nilai efisiens i lebih tinggi, baik dilihat dari nilai rugirugi transformator maupun dilihat dari efisiensi rata-rata harian.b. Bila ditinjau dari sisi kinerjameskipun transformator mempunyai 2 buah masukan tetapi bila salah satu turbin gas tidak beroperasi karena ada kerusakan atau untuk pemeliharaan, transformator tetap dapat beroperasi dengan hanya satu buah masukan.

Kelemahan Trafo 3 belitan antara lain :Kelemahan dari transformator tiga belitan sebagai transformator step-up pada dua generator adalah jika terjadi gangguan pada transformator yang menyebabkan tripnya PMT maka dua generator tidak dapat mensuplai daya ke beban.

b. Lightning ArresterLightning arrester adalah alat proteksi bagi peralatan listrik terhadap tegangan lebih, yang disebabkan oleh petir atau surja hubung (switching surge). Alat ini bersifat sebagai By-pass disekitar isolasi yang menghubungkan arus kilat ke system pertanahan sehingga tidak menimbulkan tegangan lebih yang tinggi dan tidak merusak isolasi peralatan listrik. Jadi pada keadaan normal arrester berlaku sebagai isolator, bila timbul tegangan surja alat ini bersifat sebagai konduktor yang tahanannya relative rendah, sehingga dapat mengalirkan arus yang tinggi ketanah.Sesuai dengan fungsinya, yaitu arrester melindungi peralatan listrik pada system jaringan terhadap tegangan lebih yang disebabkan petir atau surja hubung. Maka pada umumnya arrester dipasang pada ujung SUTT yang memasuki gardu induk.

Bagian-bagian yang penting dari arresterBeberapa bagian yang terdapat pada suatu arrester yaitu :a. ElektrodaElektroda-elektroda ini adalah terminal dari arrester yang dihubungkan dengan bagian yang bertegangan di bagian atas, dan elektroda bawah dihubungkan dengan tanah.b. Sela Percikan (spark-gap)Apabila terjadi ganguan lebih oleh sambaran petir atau surja hubung pada arrester yang terpasang, maka pada sela percikan (spark-gap) akan terjadi loncatan busur api. Pada beberapa type arrester busur api yang terjadi tersebut di-tiup keluar oleh tekanan gas yang ditimbulkan oleh tabung fiber yang terbakar.c. Tahanan katun(vave resistor)Tahanan yang dipergunakan dalam arrester ini adalah suatu jenis material yang besifat tahanannya yang berubah bila mendapatkan perubahan tegangan

Jenis-jenis Lightning ArresterLingkup arrester luas, mulai dari penggunaan elektronika hingga pada system transmisi Tegangan Tinggi maupun Tegangan Ekstra Tinggi. Laporan ini membahas tentang arrester pada level tegangan Lightning Arrester pada Sistem Transmisi secara umum yang dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori:1. Berdasarkan Level Tegangan Withstand Voltage Peralatan yang dilindungiMengacu pada IEC 60071-1:a. Range I (1kV 245kV)b. Range II (di atas 245 kV)Klasifikasi ini didasarkan pada perbedaan karakteristik surja, dimana pada Range II surja akibat proses switching lebih membahayakan peralatan daripada surja lightning. Oleh karena proses switching memiliki steepness yang lebih lambat, maka diperlukan pula arrester dengan karakteristik komponen non linear yang berbeda.ANSI/ IEEE C62.1 dan C62.11 membedakan lightning arrester ke dalam 4 kelas:a. Station Classb. Intermediate Classc. Distribusi Classd. Secondary Class2. Berdasarkan Letak PemasanganArrester pada HV/ EHV menurut pemasangannya dibedakan menjadi sebagai berikut:a. Arrester GIS

Arrester di GISb. Arrester Saluran TransmisiDipasang baik parallel dengan insulator pada tower (umumnya diserikan dengan spark gap) atau dipasang pada konduktor sebagai pengganti damper dilengkapi dengan disconnector Switch. Untuk tipe gap, stress akibat tegangan power frekuensi tidak mempengaruhi kondisi arrester, namun sulit untuk memonitor kondisi arrester karena tidak dilengkapi dengan counter, yang dapat dilaksanakan adalah monitoring kondisi tanduk api untuk menentukan apakah telah terjadi proses discharge.Sementara untuk arrester tanpa gap, dipasang pada konduktor terhubung ke ground, dilengkapi dengan disconnector switch (yang akan bekerja bila telah terjadi arus di atas nilai nominalnya), arrester line jenis ini juga dilengkapi dengan counter sehingga memudahkan proses monitoring.c. Arrester Gardu IndukMerupakan Arrester kebanyakan yang terpasang di Gardu Induk, menurut material penyusun housing, material Gardu Induk dibedakan menjadi:1. insulator porselen2. insulator polimer

Lightning Arrester Jenis Metal Oksida di Gardu Induk Simpang Tiga

c. Potential Transformer (PT)Fungsinya adalah mentransformasikan besaran Tegangan Tinggi ke besaran Tegangan Rendah guna pengukuran atau proteksi dan sebagai isolasi antara sisi tegangan yang diukur atau diproteksikan dengan alat ukurnya / proteksinya. Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan transformator tegangan adalah batas kesalahan transformasi dan pergeseran sesuai tabel dibawah ini :

Kelas% Kesalahan Rasio Tegangan (+/-)Pergeseran Sudut +/- (Menit)

0,50,520

1,01,040

Burden, yaitu beban sekunder dari transformator tegangan (PT), dalam hal ini sangat terkait dengan kelas ketelitian PT-nya. Untuk instalasi pasangan dalam; lazimnya transformator tegangan sudah terpasang pada kubikel pengukuran.

*) Menurut SPLN 55:1990 Pasal 4-Ketentuan Peralatan No.12, yaitu Trafo tegangan yang digunakan adalah trafo tegangan kelas 0,5.Batas tegangan lebih yang diijinkan menurut SPLN 1 : 1978 dan IEC 71 dapat dilihat pada Tabel berikut ini :Teg. Nominal (kV)Teg. Yg diijinkan (kV)Teg. Nominal (kV)Teg. Yg diijinkan (kV)

5005252021

150157,51212,6

7072,566,3

3031,5--

d. Current Transformer (CT) Gambar 41. Transformator Arus (CT)

Transformator arus (Current Transformer- CT) adalah salah satu peralatan di Gardu Distribusi, fungsinya untuk mengkonversi besaran arus besar ke arus kecil guna pengukuran sesuai batasan alat ukur, juga sebagai proteksi serta isolasi sirkit sekunder dari sisi primernya.Faktor yang harus diperhatikan pada instalasi transformator arus adalah Beban (Burden) Pengenal dan Kelas ketelilitian CT. Disarankan menggunakan jenis CT yang mempunyai tingkat ketelitian yang sama untuk beban 20% - 120% arus nominal. Nilai burden, kelas ketelitian untuk proteksi dan pengukuran harus merujuk pada ketentuan/persyaratan yang berlaku. Konstruksi transformator arus dapat terdiri lebih dari 1 kumparan primer (double primer).Untuk konstruksinya sama halnya dengan transformator tegangan, transformator arus pasangan luar memiliki konstruksi lebih besar/kokoh dibandingkan konstruksi pasangan dalam yang umumnya built in (atau akan dipasangkan) dalam kubikel pengukuran.

*) Menurut SPLN 55:1990 Pasal 4-Ketentuan Peralatan No.13, yaitu Trafo Arus yang digunakan adalah Trafo kelas 1 untuk pengukuran tegangan rendah dan kelas 0,5 untuk pengukuran tegangan menengah dan tegangan tinggi.Trafo arus tegangan menengah dan tegangan tinggi yang digunakan untuk pengukiuran dan pembatasan daya harus mempunyai 2 kumparan sekunder.

e. Capasitor Voltage Transformer (CVT)Kontruksi Trafo Tegangan Kapasitor (Capacitor Voltage Transformer )Bagian bagian utama CVT :1).HV.Tadalah terminal tegangan tinggi (high voltage terminal ) yaitu bagian yang dihubungkan dengan tegangan transmisi baik untuk tegangan bus maupun tegangan penghantar terminal tegangan tinggi/primer.2).C1 ,C2 adalah kapasitor pembagi tegangan (capacitive voltage divider ) yangberfungsi sebagai pembagi tegangan tinggi untuk diubah oleh trafo teganganmenjadi tegangan pengukuran yang lebih rendah. Kapasitansi C2lebih besardari C1. Sebagai contoh untuk CCVT 110/3 kV / 100/3 V dengan maksimum tegangan fasa tanah 71 kV, kapasitansi masukan (input capacity ) 8.800 pF yang terdiri dari C1= 20.661 pF, dan C2= 182.504 pF (C1 dan C2 terhubung seri).

CVT (Capasitor Voltage Transformer)

3).L0 adalah induktor penyesuai tegangan (medium voltage choke ) yangberfungsi untuk mengatur/menyesuaikan supaya tidak terjadi pergeseran fasaantara tegangan masukan (v i) dengan tegangan keluaran (v o) pada frekuensidasar.4).PT adalah trafo tegangan yang memberikan tegangan sekunder vo untuk masukan pada instrument meter dan peralatan/relai proteksi dengan mengubah tegangan menengah dari kapasitor pembagi tegangan ke tegangan rendah.5).Rubber bilow adalah sebagai katup pernapasan (dehydrating breather ) untuk menyerap udara lembab pada kompartemen yang timbul akibat perubahantemperatur, sehingga akan mencegah penurunan isolasi minyak.6).Isolator adalah Isolator porselen penyangga, tempat kedudukan kapasitordan berfungsi sebagai isolasi pada bagian-bagian tegangan tinggi.7).1a, 2a adalah terminal keluaran untuk tegangan sekunder, sebagai contohuntuk rasio CVT 50 Hz adalah 150/3kV / 100/3 volt atau rasio sama dengan1500.Bagian-bagian lainnya:-PG( protective gap ) adalah gap pengaman,-H.F(high frequency ) adalah teminal frekuensi tinggi yang berkisar sampai puluhan kilohertz, sebagai pelengkap pada salah satu konduktor penghantardalam memberikan sinyal komunikasi melalui PLC,-L3 adalah reaktor pentanahan yang berfungsi untuk meneruskanfrekuensi 50Hz,-SA(surge arrester) atau arester surja adalah pelindung terhadap gelombang surja petir, dan-S adalah sakelar pentanahan (earthing switch), yang biasanya dipergunakan pada kegiatan pemeliharaan.

Batasan Hasil Pengukuran Tahanan Isolasi Rangkaian Sekunder CT/PT/CVT (Standar IEEE 43-2000)

f. Current Potential Transformer (CPT)g. Disconnecting Switch (DS)

Disconnectiong Switch

Berfungsi sebagai pemisah atau penghubung instalasi listrik 20kV. Pemisah hanya dapat dioperasikan dalam keadaan tidak berbeban. Karena DS hanya dapat dioperasikan saat kondisi tidak berbeban, maka yang harus dioperasikan terlebih dahulu adalah CB. Setelah rangkaian diputus oleh CB baru DS dioperasikan.

h. Circuit Breaker (CB)Circuit breaker adalah piranti saklar mekanik yang mampu untuk menyambung atau memutus arus di bawah kondisi normal atau abnormal (hubung singkat) dari suatu sistem tenaga. CB seringkali didefinisikan menurut kemampuannya dalam menangani kondisi abnormal (hubung singkat). Ada beberapa referensi yang menyebutkan bahwa fungsi CB adalah sebagai pemutus dalam kondisi berbeban dan tidak berbeban.

Circuit Breaker Substation

CB memiliki rating utama sebagai berikut:i. Power frequency voltage atau rated normal voltage adalah tegangan saluran rms maksimum pada frekuensi 50/60 Hzii. Insulation levels (BIL, switching impulse, hi-pot voltage). Merupakan ukuran dari kekuatan bahan isolasi yang diberi satuan kilo volt. Nilai BIL didapat dari nilai tegangan pengujian ketahanan pada saat tes di laboratorium. Tegangan uji dapat berupa tegangan RMS maupun tegangan impuls. iii. Continuous current, adalah arus yang mengalir pada CB secara kontinyu dalam kondisi normal (berbeban) tanpa melampaui batas kenaikan suhu yang diijinkan.iv. Rated short time current, adalah arus yang paling tinggi, termasuk komponen AC dan DC yang harus mampu ditangani oleh CB tanpa menyebabkan kerusakan dalam interval waktu yang telah ditentukan, dibagi menjadi 2, yaitu: The rated instantaneous current, adalah amplitude arus maksimum yang mungkin terjadi (nilai puncak) Rating arus waktu tertentu, adalah rating arus yang didasarkan pada batas suhu yang diijinkan, 1 second rating, 3 second rating atau 5 second ratingv. Rated interrupting current, adalah arus hubung singkat tiga fasa (RMS) yang paling tinggi yang dapat diputuskan dengan aman selama siklus kerja standard. Rating arus pemutusan (breaking/interrupting current) juga memberikan informasi mengenai batas kemampuan kontak dari CB untuk memutus arus gangguan dengan aman. Proses pemutusan arus hubung singkat dikatakan berjalan dengan aman apabila: waktu pemutusan tidak lebih dari waktu pemutusan normal proses pemutusan berjalan tanpa menghasilkan api yang membahayakan setelah trip, CB harus kembali ke posisi semula

Arus setelah terjadi hubung singkat terdiri dari 2 komponen:i = is + itDimana:is = arus steady state (arus hubung singkat simetri)it = arus transient (arus karena adanya komponen DC)vi. The rated interrupting KVA, Pint = (Breaking capacity)vii. The rated making current, adalah nilai arus puncak (peak) yang terjadi pada siklus pertama ketika CB menutup (ON). Making current selalu dinyatakan dalam nilai puncak (peak values) oleh karenanya making current selalu lebih tinggi dari interrupting/breaking current.viii. Operating duty (duty cycle), adalah siklus operasi standard dari CB. Sesuai dengan standard, siklus operasi dari CB mengacu pada tata urutan sebagai berikut:O t CO t CODi mana:O = opent = 0.3 detik (untuk CB dengan proses reclosing yang sangat cepat)= 15 detik (untuk CB yang tidak digunakan untuk proses reclosing yang sangat cepat)CO = close-opent = 3 menitContoh:O-0.3s-CO-3min-COArtinya:Ketika ada gangguan, relai akan kerja dan memerintahkan CB untuk open (O) atau mati. Oleh autorecloser, setelah 0.3 detik, CB diperintahkan close (C) atau ON. Setelah selang waktu 30 mili detik, kontak CB open lagi selama 3 menit untuk me-recharge system piranti mekanis seperti pegas atau hydraulic supaya mampu untuk menutup (close) lagi. Dan kemudian, setalah selang waktu 30 mili detik, kontak open (OFF).ix. The rated interrupting time, adalah waktu maksimum untuk pemutusan arus.

Pemilihan Circuit BreakerSetiap circuit breaker dirancang sesuai dengan tugas yang akan dipikulnya. Ada bebrapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam disain pemutus daya, yaitu:1. Tegangan efektif tertinggi dan frekuensi daya di mana CB akan dipasang. Nilainya tergantung pada jenis pentanahan netral sistem tenaga.2. Arus maksimum kontinyu yang akan dialirkan melalui CB. Nilai arus ini tergantung pada arus maksimum sumber daya atau arus nominal be ban di mana CB tersebut terpasang3. Arus hubung singkat maksimum yang akan diputuskan oleh CB4. Lama maksimum arus hubung singkaat yang boleh berlangsung. Hal ini berhubungan dengan waktu pembukaan kontak.5. Kekuatan dielektrik media isolasi6. Iklim dan ketinggian lokasi penempatan CB. Untuk instalasi di atas 1000 m, faktor koreksi ketinggian harus digunakan, sebagaimana yang terlihat pada gambar 31.

Faktor Koreksi KetinggianNilai maksimum untuk tegangan dan BIL harus dikalikan dengan faktor koreksi ini. Detail berkatitan dengan faktor koreksi ini dapat dibaca di ANSI/IEEE C37.04-1979.

Kemampuan Arus Circuit BreakerKemampuan arus pemutus daya dinyatakan dalam tiga besaran, yaitu:1. Breaking/interrupting current, yaitu harga efektif arus hubung singkat simetri (tiga fasa) tertinggi yang dapat diputuskan CB tanpa menimbulkan kerusakan pada kontak-kontak CB. Arus hubung singkat simetri ini bisa diperoleh dari perhitungan atau langsung didapatkan dari PLN.2. Making current, yaitu arus puncak tertinggi pada saat CB menutup. Penentuan making current dapat dihitung dengan persamaan pendekatan sebagai berikut:

Di mana:k = faktor pengali yang besarnya ditentukan sebagai berikut:

3. Arus kontinyu. Arus yang besarnya tergantung dari rating generator, trafo, atau beban (tergantung pada lokasi di mana CB dipasang).

Kemampuan Tegangan CB1. Rated Normal Voltage, yaitu rating tegangan dari CB. Rating tegangan CB ini ini harus dipilih di atas tegangan nominal sistem tenaga.2. Power Frequency Withstand Voltage, tegangan RMS yang paling tinggi yang dapat ditahan oleh CB selama selang waktu tertentu (ex. 1 menit) pada frekuensi 50 atau 60 Hz.

3. BIL, impulse withstand voltage. Besarnya tegangan ini didapat dari koordinasi isolasi. Koordinasi isolasi adalah proses penentuan level isolasi yang tepat dari beberapa komponen sistem tenaga. Level isolasi ini harus benar-benar memperhatikan tegangan discharge dari arrester. Tegangan discharge dari arrester harus lebih kecil dari BIL peralatan. Akan tetapi harus lebih besar dari tegangan sistem. Diagram koordinasi isolasi secara praktis dapat dilihat pada gambar 32.

Diagram koordinasi isolasi antara surge arrester dan peralatan sistem tenaga

Standar dari tiga tegangan di atas (rated normal voltage, power frequency withstand voltage dan BIL) telah terstandarisasi sebagaimana yang terlihat pada gambar 33.

Standar Tegangan CBStandar-standar bernkenaan dengan CB1. IEEE C37.042. IEEE C37.063. IEEE C37.100.14. IEEE C37.0105. IEEE C37.0116. IEEE C37.0127. IEEE C37.015

i. ReactorReaktor merupakan peralatan utama atau peralatan yang terintegrasi, baik dalam jaringan sistem distribusi maupun transmisi. Dikatakan bahwa reaktor merupakan peralatan utama jika pemasangannya tidak menjadi bagian dari paralatan dasar lainnya, misalnya reaktor pembatas arus (current liminting reactors), reaktor paralel (shunt reactor/steady-state reactive compensation) dll. Dikatakan bahwa reaktor merupakan peralatan terintegrasi jika reaktor tersebut merupakan bagian dari suatu peralatan dengan unjuk kerja tertentu, misalnya reaktor surja hubung kapasitor paralel (shunt-capacitor-switching reactor), reaktor peluah kapasitor (capacitor discharge reactor), reaktor penyaring (filter reactor) dan lain-lain. FungsiAplikasi pemasangan reaktor dalam sistem tenaga listrik pada prinsipnya untuk membentuk suatu reaktansi induktif dengan tujuan tertentu. Beberapa tujuan tersebut diantaranya adalah membatasi arus gangguan, membatasi arus inrush pada motor dan kapasitor, menyaring harmonisa, mengkompensasi VAR, mengurangi arus ripple, mencegah masuknya daya pembawa signal (blocking of power-line carrier), pentanahan titik netral, peredam surja transient (damping of switching transient), mereduksi flicker pada aplikasi tanur listrik, circuit detuning, penyeimbang beban dan power conditioning. Untuk mempermudah identifikasi, pada umumnya penamaan reaktor disesuaikan dengan tujuan pemasangannya atau lokasi dimana peralatan tersebut terpasang. Jenis-JenisReaktor terdiri dari tipe kering (dry type) dan tipe terendam minyak (oil immersed). Berdasarkan jenis konstruksinya, reaktor tipe kering terdiri dari inti udara (air-core) atau inti besi (iron-core). Di masa lampau, konstruksi reaktor tipe kering, inti udara hanya berbentuk open-style (Gambar. 1), belitan terpasang oleh sistem clamping mekanis dan level isolasi diberikan oleh jarak udara antar lilitan. Reaktor tipe kering inti udara desain saat ini memiliki belitan yang terbungkus secara penuh dengan isolasi belitan diberikan oleh film, fiber, atau dielektrik enamel (Gambar. 2).

Gambar 1.1 Reaktor konstruksi open-style

Gambar 1.2. Reaktor konstruksi encapsulated

Di masa lalu, reaktor-reaktor tipe kering inti udara (teknologi kumparan open-style) dibatasi pada penerapan-penerapan kelas tegangan distribusi. Reaktor-reaktor tipe kering inti udara modern (terbungkus secara penuh dengan belitan yang terisolasi dielektrik padat) digunakan untuk keseluruhan tegangan distribusi dan transmisi, termasuk tegangan tinggi dan tegangan ekstra tinggi transmisi arus bolak-balik (reaktor seri) dan sistem HVDC (reaktor filter arus bolak-balik dan arus searah, smoothing reactor).Konstruksi reaktor tipe terendam minyak dapat berupa inti besi bercelah (gapped iron-core) atau perisai magnetic (magnetically shielded). Reaktor-reaktor tipe terendam minyak antara lain digunakan untuk HV/EHV shunt-reactor (gambar-3).

j. Fuse Cut Out (FCO)Fuse (Pelebur) merupakan suatu alat pemutus yang dengan meleburnya bagian dari komponennya yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya untuk itu, membuka rangkaian dimana pelebur tersebut terpasang dan memutuskan arus bila arus tersebut melebihi suatu nilai tertentu dalam waktu yang cukup.Fuse cut out (sekring) adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan terhadap arus beban lebih (over load current) yang mengalir melebihi dari batas maksimum, yang disebabkan karena hubung singkat (short circuit) atau beban lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out ini jauh lebih sederhana bila dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang terdapat di Gardu Induk (sub-station). Akan tetapi fuse cut out ini mempunyai kemampuan yang sama dengan pemutus beban tadi. Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu saluran kawat jaringan di dalam satu alat. Apabila diperlukan pemutus saluran tiga fasa maka dibutuhkan fuse cut out sebanyak tiga buah.

Prinsip Kerja Pada distribusi fuse cut out yang digunakan mempunyai prinsip kerja melebur, apabila dilewati oleh arus yang melebihi batas arus nominalnya. Biasanya Fuse Cut Out dipasang setelah PTS maupun LBS untuk memproteksi feeder dari gangguan hubung singkat dan dipasang seri dengan jaringan yang dilindunginya, Fuse Cut Out juga sering ditemukan pada setiap transformator.

Cut Out Fuse

Penggunaan fuse cut out ini merupakan bagian yang terlemah di dalam jaringan distribusi. Karena fuse cut out boleh dikatakan hanya berupa sehelai kawat yang memiliki penampang disesuaikan dengan besarnya arus maksimum yang diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan kawat yang digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer yang rendah dan harus memiliki daya hantar (conductivity) yang tinggi. Faktor lumer ini ditentukan oleh temperatur bahan tersebut. Biasanya bahan-bahan yang digunakan untuk fuse cut out ini adalah kawat perak, kawat tembaga, kawat seng, kawat timbel atau kawat paduan dari bahan bahan tersebut. Pada umumnya diantara kawat diatas, yang sering digunakan adalah kawat logam perak, hal ini karena logam perak memiliki Resistansi Spesifik (/cm) yang paling rendah dan Titik Lebur (oC) yang rendah. Kawat ini dipasangkan di dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir putih sebagai pemadam busur api, dan menghubungkan kawat tersebut pada kawat fasa, sehingga arus mengalir melaluinya.

Tabel Bahan Cut Out Fuse

Jika arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat perak di dalam tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat dihentikan. Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera dipadamkan oleh pasir yang berada di dalam tabung porselin. Karena udara yang berada di dalam porselin itu kecil maka kemungkinan timbulnya ledakan akan berkurang karena diredam oleh pasir putih. Panas yang ditimbulkan sebagian besar akan diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila kawat perak menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu itu kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan terlempar keluar dari kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini yang berfungsi sebagai saklar pemisah, maka terhidarlah peralatan jaringan distribusi dari gangguan arus beban lebih atau arus hubung singkat.Umur dari fuse cut out initergantung pada arus yang melaluinya. Bila arus yang melalui fuse cut out tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse cut out lebih pendek. Oleh karena itu pemasangan fuse cut out pada jaringan distribusi hendaknya yang memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas tegangan jaringan, lebih kurang tiga sampai lima kali arus nominal yang diperkenankan. Fuse cut out ini biasanya ditempatkan sebagai pengaman tansformator distribusi, dan pengaman pada cabang cabang saluran feeder yang menuju ke jaringan distribusi sekunder.

Konstruksi Fuse Cut Out

1. Isolator Porselin2. Kontak Tembaga (disepuh perak)3. Alat Pemadam/Pemutus Busur4. Tutup Yang Dapat dilepas (dari kuningan)5. Mata kait (dari brons) 6. Tabung pelebur (dari resin)7. Penggantung (dari kuningan)8. Klem pemegang (dari baja)9. Klem terminal (dari kuningan)

2.4 Jenis-Jenis Gardu Induk2.4.1 Berdasarkan Tegangana. Gardu Induk PembangkitMenyalurkan energi listrik dari satu sistem ke sistem lain dan terdapat sisi incoming dan outgoing. Sisi incoming gardu induk pembangkit adalah tegangan pembangkit itu sendiri sedangkan sisi outgoingnya adalah sisi incoming gardu induk transmisi. Gardu induk pada sistem pembangkit ini terdiri dari GITT (Gardu Induk Tegangan Tinggi) dan atau GITET (Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi) yang sama halnya dengan sistem transmisi.

b. Gardu Induk Transmisii). GITET (Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi)Sisi incoming gardu induk pembangkit adalah tegangan pembangkit itu sendiri sedangkan sisi outgoingnya adalah sisi incoming gardu induk transmisi. Sedangkan sisi incoming gardu induk transmisi adalah tegangan sisi outgoing pembangkit dan sisi outgoingnya adalah sisi incoming GITT atau GITET.

GITET di daerah Cibatu, Jawa Barat

GITET yaitu gardu listrik yang mendapat daya dari saluran transmisi tegangan ekstra tinggi atau saluran udara tegangan tinggi untuk kemudian menyalurkannya ke GITET atau GITT lain melalui SUTET atau SUTT lain. GITET merupakan gardu yang bertegangan nominal di atas 230 kV sampai dengan 500 kV dan berfungsi sebagai saluran utama energi listrik pada sistem tenaga listrik serta menyalurkan energi listrik ke level tegangan tinggi lainnya.Contoh Single Line Diagram GITET :

ii). GITT (Gardu Induk Tegangan Tinggi)GITT yaitu gardu listrik yang mendapat daya dari Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) atau Saluran Sub Transmisi Tegangan Tinggi untuk kemudian menyalurkannya ke daerah beban melalui penyaluran distribusi. GITT merupakan gardu yang bertegangan nominal di atas 20kV sampai dengan 230 kV dan berfungsi untuk mendistribusikan energy listrik ke level tegangan menengah dan atau meneruskan penyaluran energy listrik ke subsistem tegangan tinggi lainnya.Dilihat dari jenis komponen yang digunakan, secara umum antara GITET dengan GI mempunyai banyak kesamaan. Namun ada juga perbedaan antara keduanya. Perbedaan mendasar antara keduanya adalah : Pada GITET transformator daya yang digunakan berupa 3 buah tranformator daya masing-masing 1 phasa (bank tranformer) dan dilengkapi peralatan reaktor yang berfungsi mengkompensasikan daya reaktif jaringan. Sedangkan pada GI (150 KV, 70 KV) menggunakan transformator daya 3 phasa dan tidak ada peralatan reaktor.

c. Gardu Induk DistribusiGardu distribusi merupakan suatu bangunan gardu listrik yang berisi atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Menengah (PHB-TM), transformator distribusi dan perlengkapan Hubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR) untuk memasok kebutuhan tenaga listrik bagi para pelanggan baik dengan tegangan menengah 20 kV maupun tegangan rendah (220/380V).Transformator distribusi digunakan untuk menurunkan tegangan listrik dari jaringan distribusi tegangan tinggi menjadi tegangan terpakai pada jaringan distribusi tegangan rendah (step down transformator). Misalkan tegangan 20 KV menjadi tegangan 380 volt atau 220 volt. Sedang transformator yang digunakan untuk menaikkan tegangan listrik (step up transformator), hanya digunakan pada pusat pembangkit tenaga listrik agar tegangan yang didistribusikan pada suatu jaringan panjang (long line) tidak mengalami penurunan tegangan (voltage drop) yang berarti tidak melebihi ketentuan voltage drop yang diperkenankan yaitu 5% dari tegangan semula.Jenis transformator yang digunakan adalah transformator satu phasa dan transformator tiga phase. Adakalanya untuk melayani beban tiga phase dipakai tiga buah transformator satu phase dengan hubungan bintang (star conection) atau hubungan delta (delta conection) .Sebagian besar pada jaringan distribusi tegangan tinggi (primer) sekarang ini memakai transformator tiga phase untuk jenis outdoor (jenis transformator yang diletakkan di atas tiang) dengan ukuran lebih kecil dibandingkan dengan jenis indoor (jenis transformator yang diletakkan di dalam rumah gardu).Fungsi gardu distribusi adalah sebagai berikut : Menyalurkan atau meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke konsumen tegangan rendah. Menurunkan tegangan menengah menjadi tegangan rendah selanjutnya disalurkan kekonsumen tegangan rendah. Menyalurkan atau meneruskan tenaga listrik tegangan menengah ke gardu distribusi lainnya dan ke gardu hubung.

Jenis Gardu Induk Distribusii. Gardu HubungGardu hubung adalah gardu yang ditujukan untuk memudahkan manuver pembebanan dari suatu penyulang ke penyulang lain yang dapat dilengkapi atau tidak dilengkapi RTU (Remote Terminal Unit). Untuk fasilitas ini lazimnya dilengkapi fasilitas DC supply dari trafo distribusi pemakaian sendiri atau umum yang diletakkan satu kesatuan.Gardu hubung berfungsi menerima daya listrik dari gardu induk yang telah diturunkan menjadi tegangan menengah dan menyalurkan atau membagi daya listrik tanpa merubah tegangannya melalui jaringan distribusi primer (JTM) menuju gardu atau transformator distribusi.

ii. Gardu Tiang TrafoGardu Trafo Tiang (GTT) merupakan salah satu komponen instalasi tenaga listrik yang terpasang di jaringan distribusi. Berfungsi sebagai penurun tegangan dari tegangan menengah ke tegangan rendah, dan selanjutnya tegangan tersebut disalurkan ke konsumen.

Gardu Trafo Tiang

iii. Gardu PortalGardu portal adalah gardu listrik tipe terbuka (outdoor) dengan memakai konstruksi dua tiang atau lebih. Tempat kedudukan transformator sekurang-kurangnya 3 meter di atas tanah dan ditambahkan platform sebagai fasilitas kemudahan kerja teknisi operasi dan pemeliharaan. Transformator dipasang pada bagian atas dan lemari panel / PHB-TR pada bagian bawah.

Gardu Portal

iv. Gardu CantolGardu cantol adalah tipe gardu listrik dengan transformator yang dicantolkan pada tiang listrik besarnya kekuatan tiang minimal 500 daN. Gardu cantol (Single Pole Mounted distribution substation), dimana transformator dan panel tegangan rendah menjadi satu yang dicantolkan pada tiang dan umumnya adalah transformator jenis Completely Self Protected (CSP). Trafo pada gardu cantol dapat berupa trafo satu fasa atau 1 buah trafo 3 fasa.

Gardu Cantol

Pada gardu distribusi yang menggunakan trafo satu fasa, gardu jenis ini telah dilengkapi pengaman yang berupa pelebur (fuse) TM dan pemutus (circuit Breaker) TR. Gardu tiang sangat cocok digunakan untuk beban-beban daerah yang sangat padat seperti perumahan-perumahan, pertokoan, dan lain-lain. Transformator yang terpasang adalah transformator dengan daya 100 kVA, 3 fasa atau 1 fasa.

v. Gardu BetonGardu distribusi jenis beton atau yang sering disebut gardu beton merupakan suatu lokasi tertentu untuk menerima dan menyalurkan tenaga listrik dengan konstruksi bangunan menggunakan beton, dimana terdiri dari komponen sistem tenaga yang berfungsi sebagai pusat penyaluran yang menghubungkan antara satu sistem ke sistem lain, dimana selalu terdapat incoming dan outgoing. Dan yang membedakan dengan gardu distribusi yang lain adalah peralatan gardu distribusi yang dipasang dalam bangunan yang terbuat dari beton. Dimana, gardu beton memiliki kapasitas lebih besar dari gardu tiang dan gardu metal clad dan dapat juga dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Konstruksi dengan menggunakan beton dimaksudkan untuk pemenuhan persyaratan terbaik bagi keselamatan ketenagalistrikan.Gardu beton memiliki trafo dan PHB yang terpasang di dalam sebuah gedung beton dengan kapasitas transformator yang besar dibanding jenis gardu yang lain. Gardu konstruksi beton ini memiliki kapasitas transformator besar, dimana dipakai untuk daerah padat beban tinggi dengan kontruksi instalasi yang berbeda dengan gardu pasangan luar. Gardu beton dipasok dari baik jaringan saluran udara ataupun saluran kabel tanah. Jumlah trafo yang dapat ditampung dalam gardu ini dapat lebih dari 1 buah, dimana hal ini bargantung dari kebutuhan dan lokasi yang ada.Kapasitas trafo yang paling besar untuk gardu ini adalah 400 KVA s/d 630 KVA tetapi ada pula tempat-tampat tertentu trafo mancapai 1000 KVA. Oleh karena kemampuannya yang cukup besar maka pembangunan gardu ini biasanya dilaksanakan pada daerah-daerah yang mempunyai kepadatan lebih besar/ daerah kawasan industri.Pada gardu beton pada jenis yang lama biasanya ruangan tegangan menengah, ruangan trafo dan ruangan tegangan rendah dipisahkan oleh skat tembok atau terali kawat. Jenis gardu ini yang baru sekat-sekat tak ada dimungkinkan karena instalasi tegangan biasanya disebut jenis Open Type. Sedangkan bangunan beton menengah ada dalam kontak yang tertutup yang biasanya disebut cubikel sehingga lebih aman dan mudah dalam pengoperasian dan hemat tempat.Keuntungannya dari gardu beton ini adalah peralatan yang ada didalamnya terlindungi dari cuaca dan pengamanannya lebih mudah dibandingkan gardu distribusi jenis lain. Gardu ini pada umumnya digunakan untuk daya yang besar, sehingga pada gardu beton ini dapat diletakkan beberapa trafo. Selain memiliki keuntungan gardu beton juga memiliki kerugian yaitu memerlukan tempat yang luas dan biaya lebih mahal serta pembangunannya yang lebih mahal.

Contoh Gardu Beton

vi. Gardu KiosGardu kios adalah gardu yang bangunan keseluruhannya terbuat dari plat besi dengan konstruksi seperti kios.Gardu distribusi ini pembangunannya bisanya bersifat untuk sementara saja selama ada rehabilitasi gardu. Bangunannya terdiri dari rangka besi dan dindingnya dari Seng serta lantainya biasanya terbuat dari kayu atau beton.Terdapat tiga bagian pada gardu kios, yaitu : Incoming (tegangan menengah) Trafo Outgoing (tegangan rendah)Gardu besi termasuk gardu jenis pasangan dalam, karena pada umumnya semua peralatan penghubung / pemutus, pemisah dan trafo distribusi terletak di dalam bangunan besi.

Konstruksi Gardu Kios

Contoh Gardu Kios

Gardu ini dibangun pada tempat-tempat yang tidak diperbolehkan membangun gardu beton.Karena sifat mobilitasnya (mudah dipindahkan), maka kapasitas transformator distribusi yang terpasang terbatas. Kapasitas maksimum adalah 400 kVA, dengan 4 jurusan tegangan rendah.

Single Line Gardu Kios

Keterangan :1. Kabel masuk-pemisah atau saklar beban (Load Break Switch)2. Tranformator Protection (TP) - sakelar beban + pengaman lebur3. Pengaman lebur TM (HRC-Fuse)4. Transformator5. Sakelar beban sisi TR6. Rak TR dengan 4 sirkit7. Pengaman Lebur TR (NH-Fuse)Komponen gardu kios : Pemutus beban - LBS (Load Break Switch)Berfungsi sebagai pemutus atau penghubung instalasi listrik 20 kV. Pemutus beban dapat dioperasikan dalam keadaan berbeban. Tranformator Protection (TP)Pengaman Transformator dengan saklar Load Break Switch (LBS) dan Proteksi Arus Lebih jenis pengaman lebur. Jumlah pengaman transformator (TP) harus disesuaikan dengan jumlah transformator yang akan dipasangkan dalam gardu tersebut.Transformator distribusi dengan daya 630 kVA pada sisi primer dilindungi pembatas arus dengan pengaman lebur jenis HRC (High Rupturing Capacity). Peralatan kubikel proteksi transformator, dilengkapi dengan LBS yang dipasang sebelum pengaman lebur.

vii. Gardu MobilMerupakan Gardu Induk yang peralatannya dipasang di atas trailler atau kendaraan bergerak lainnya sehingga dapat berpindah tempat sesuai dengan kebutuhan. Biasanya digunakan untuk pemakaian sementara atau keadaan darurat.

Gardu Mobil

2.4.2 Berdasarkan PenempatanGardu listrik dikelompokkan berdasarkan penempatan peralatan karena menyesuaikan tempat gardu listrik tersebut akan dibangun.a. Gardu IndoorMerupakan Gardu Induk yang hampir seluruh peralatannya (switchgear, busbar, isolator, komponen kontrol, komponen kendali, cubicle, dan lain-lain)dipasang di dalam ruang tertutup (indoor)kecuali transformator daya, pada umumnya dipasang di luar gedung.Gardu Induk ini dibangun untuk kepentingan estetika dengan surrounding, juga untuk menghindari bahaya yang datang dari lingkungan sekitarnya.

Gardu Indoor

Gardu Induk semacam ini biasa disebut Gas Insutaled Substation (GIS). GIS merupakan bentuk pengembangan gardu induk, yang pada umumnya dibangun di daerah perkotaan atau padat pemukiman yang sulit untuk mendapatkan lahan.Beberapa keuanggulan GIS dibanding GI konvensional : Hanya membutuhkan lahan seluas 3.000 meter persegi atau 6 % dari luas lahan GI konvensional. Mampu menghasilkan kapasitas daya (power capasity) sebesar 3 x 60 MVA bahkan bisa ditingkatkan sampai dengan 3 x 100 MVA. Jumlah penyulang keluaran (output feeder) sebanyak 24 penyulang (feeder) dengan tegangan kerja masing-masing 20 KV. Bisa dipasang di tengah kota yang padat pemukiman. Keunggulan dari segi estetika dan arsitektural, karena bangunan bisa didesain sesuai kondisi disekitarnya. Gardu Induk kombinasi pasangan luar dan pasangan dalam : Adalah gardu induk yang komponen switchgear-nya ditempatkan di dalam gedung dan sebagian komponen switchgear ditempatkan di luar gedung, misalnya gantry (tie line) dan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) sebelum masuk ke dalam switchgear. Transformator daya juga ditempatkan di luar gedung.

b. Gardu OutdoorKebalikan dari Indoor Substation, Gardu Induk ini merupakan Gardu Induk yang semua peralatannya dipasang di ruangan terbuka (outdoor), namun pusat kontrol, sistem proteksi dan alat ukur, serta komponen bantu lainnya tetap berada dalam ruangan.

Gardu Outdoor

Gardu Induk semacam ini biasa disebut dengan gardu induk konvensional. Sebagian besar gardu induk di Indonesia adalah gardu induk konvensional. Untuk daerah-daerah yang padat pemukiman dan di kota-kota besar di Pulau Jawa, sebagian menggunakan gardu induk pasangan dalam, yang disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS). Outdoor Substation lebih murah dalam konstruksinya, namun memerlukan lahan yang lebih luas.

c. Gardu UndergroundMerupakan Gardu Induk yang seluruh peralatannya dipasang dibawah permukaan tanah, kecuali pendingin. Biasanya Gardu Induk ini dibangun karena lahan yang tidak memadai.

Gardu Underground

d. Gardu Combined Outdoor IndoorMerupakan Gardu Induk yang sebagian peralatannya dipasang di dalam ruangan tertutup, dan sebagiannya lagi dipasang di ruangan terbuka dengan tujuan menyesuaikan terhadap situasi dan kondisi surrounding atau lingkungan sekitar.

Combined Outdoor Indoor Substation

e. Gardu Semi UndergroundMerupakan Gardu Induk yang sebagian peralatannya dipasang di bawah permukaan tanah (biasanya transformator daya), dan sebagian lagi dipasang di atas permukaan tanah.

Gardu Semi Underground

2.4.3 Berdasarkan Isolasia. KonvensionalGardu Induk yang menggunakan isolasi udara antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian yang bertegangan lainnyakarena sebagian besar peralatannya terpasang di luar gedung (switch yard) dan sebagian kecil di dalam gedung (HVcell, dll) dan memerlukan areal tanah yang relatif luas.

Gardu induk konvensional

Standar yang digunakan gardu induk konvensional di Indonesia salah satunya adalah SPLN 118-4-1 : 1996 tentang Perangkat Hubung Bagi bagian 4-1. mengenai Spesifikasi Peralatan Hubung Bagi Tegangan Menengah Gardu Distribusi.

Properties of gases at 20 C, 1 atmGasBreakdown Field Strength, [kV/mm]

Hidrogen1,9

Helium1

Neon0,29

Nitrogen3,3

Air3,2

Oksigen2,9

Argon0,65

Karbon Dioksida2,9

Kr0,8

8,9

b. Gas Insulation Substation (GIS)Gardu induk GIS adalah gardu induk yang menggunakan gas SF6 sebagai isolasi antara bagian yang bertegangan yang satu dengan bagian lain yang bertegangan, maupun antara bagian yang bertegangan dengan bagian yang tidak bertegangan. Gardu induk ini disebut Gas Insulated Substation atau Gas Insulated Switchgear (GIS).

Gas Insulation Substation

Secara prinsip peralatan yang dipasang pada gardu induk GIS sama dengan peralatan yang digunakan pada gardu induk konvensional. Adapun perbedaan gardu induk GIS dengan gardu induk konvensional yaitu antara lain : Pada GIS peralatan-peralatan utamanya berada dalam suatu selubung logam tertutup rapat, yang di dalamnya berisi gas bertekanan, yaitu gas SF6 (Sulphur Hexafluorida). Gas SF6 berfungsi sebagai isolasi switchgear dan sebagai pemadam busur api pada operasi Circuit Breaker (CB).GIS (Gas Insulated Substation) merupakan salah satu bagian penting dari sistem pembangkitan yang berfungsi sebagai saluran penghubung antara sistem pembangkitan dan jaringan transmisi milik PLN. GIS adalah sebuah sistem penghubung dan pemutus jaringan listrik yang dikemas dalam sebuah tabung non-ferro dan menggunakan bahan gas Sulphurhexaflouride (SF6) sebagai media isolasinya. Gas SF6 mempunyai sifat elektronegatif yang berperan untuk menghambat busur api yang mungkin terjadi ketika operasi switchgear. Switchgear mempunyai peran yang sangat penting yaitu sebagai penghubung antara daya listrik terbangkitkan dari pembangkit dengan saluran transmisi. Switchgear beroperasi pada tegangan ekstra tinggi, oleh karena itu harus dilengkapi dengan sistem operasi pengaman dengan tingkat kehandalan tinggi untuk menjaga kelangsungan pasokan listrik ke konsumen.Untuk tegangan rendah mungkin faktor keselamatan dan cara pemasangan panel relatif belum begitu diperhatikan dibandingkan dengan untuk tegangan menengah. Sedangkan untuk tegangan di atas 115 KV faktor ruangan sudah menjadi terbatas untuk meletakkan panel indoor (dalam ruang), sehingga ukuran komponen dan isolasi perlu diefisienkan. Cara pengoperasian panel, antisipasi perluasan panel, cara perawatan, kekuatan rangka dan dinding panel, kemungkinan kesalahan hubung singkat juga menjadi pertimbangan dalam mendesain panel daya listrik tegangan menengah. Pada panel berisolasi udara faktor kelembaban, kontaminasi, masuknya gas explosif, uap korosif, debu dan binatang-binatang kecil masih merupakan masalah. Susunan busbar yang memanjang di keseluruhan panel membentuk panel dengan dimensi panjang dan jumlah panel yang tetap. Dengan menggunakan gas SF6 sebagai isolasi komponen utama di dalam setiap panel baja kedap udara, maka semua komponennya terlindung dari faktor-faktor di atas. Busbar panel diletakkan dalam selubung isolasi per-phasa, sambungan panel dengan panel atau blok panel diberikan dengan menggunakan busbar sumbat CU berisolasi semi konduktif. Fleksibilitas sambungan untuk perluasan panel bisa diletakkan di kanan atau kiri panel asal.Beberapa pertimbangan penggunaan gas SF6 pada gardu induk GIS antara lain : Kekuatan dielektrik tinggi, yaitu pada tekanan udara normal sebesar 2,5 kali dielektrik udara. Tidak mudah terbakar dan tidak berbau. Tidak beracun dan tidak berwarna. Berat molekul 146 (udara 29). Kepekaan 6 kg/m3 pada 0,1 MFA dan 100 C. Hampir semua komponen GIS dipasang atau ditempatkan dalam gedung, kecuali transformator tenaga, pada umumnya dipasang atau ditempatkan di luar gedung. Komponen listrik pada GIS merupakan suatu kesatuan yang sudah berwujud rigid (kompak). Untuk pemasangannya tinggal meletakkan di atas pondasi.

Komponen-komponen GIS

Tampak SampingKeterangan :1) Circuit breaker2) Mekanisme operasi (CB)3) Current transformer4) Disconnecting switch5) Maintenance earthing switch6) Fast acting earthing switch7) Voltage transformer8) SF6 bushing

Aplikasi Isolator Gas Sf6 Pada PLTU PaitonEnergi listrik merupakan salah satu energi yang mempunyai peranan disegala bidang sehingga ketersediaanya dibutuhkan dengan jumlah daya yang besar serta berkelanjutan. PLTU Paiton Unit 7 dan 8 merupakan salah satu perusahaan listrik swasta yang berupaya untuk memenuhi tingginya kebutuhan daya listrik yang berkelanjutan di Indonesia. PLTU ini mampu menyediakan daya listrik dengan kapasitas masing -masing 615 MW(NET) atau kapasitas total mencapai 1230 MW. Gas Insulated Switchgear(GIS) merupakan salah satu bagian penting dari sistem pembangkitan di PLTU Paiton Unit 7 dan 8 yang berfungsi sebagai saluran penghubung antara sistem pembangkitan dan jaringan transmisi milik PLN.Gas Insulated Switchgear adalah sebuah sistem penghubung dan pemutus jaringan listrik yang dikemas dalam sebuah tabung non ferro dan menggunakan bahan gas sulphurhexaflouride (SF6) sebagai media isolasinya. Gas SF6 ini mempunyai sifat elektronegatif yang berperan untuk menghambat busur api yang mungkin terjadi ketika operasi switchgear. GIS 500 kV terdiri dari peralatan-peralatan switchgear yang mempunyai fungsi dan spesifikasi tertentu serta tidak diijinkan terjadi kesalahan dalam pengoperasianya.

Standar yang Mengatur Tentang GISBerdasarkan standar IEC TR 61634 High Voltage Switchgear and Controlgear use and handling of Sulphur Hexafluoride (SF6) in high voltage switchgear and controlgear, gas SF6 sangat dianjurkan untuk digunakan pada Gas Insulated Switchgear.

2.5 Pola Proteksi Gardu Induk

BAB IIIANALISA

1

2

3

4

5

6

7