Asriani Buhari 2.docx

25
LABORATORIUM FARMASETIK JURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR LAPORAN TEKNOLOGI SEDIAAN I PERCOBAAN TABLET KONVENSIONAL (ANTELMENTIK) FORMULA TIABENDATRIN® TABLET OLEH: NAMA : ASRIANI BUHARI NIM : 70100111013 KELAS : FARMASI A KELOMPOK : VIII (DELAPAN) ASISTEN : FITRIA ALWI

Transcript of Asriani Buhari 2.docx

Page 1: Asriani Buhari 2.docx

LABORATORIUM FARMASETIKJURUSAN FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

LAPORAN TEKNOLOGI SEDIAAN IPERCOBAAN

TABLET KONVENSIONAL(ANTELMENTIK)

FORMULA

TIABENDATRIN® TABLET

OLEH:

NAMA : ASRIANI BUHARI

NIM : 70100111013

KELAS : FARMASI A

KELOMPOK : VIII (DELAPAN)

ASISTEN : FITRIA ALWI

SAMATA-GOWA

2013

Page 2: Asriani Buhari 2.docx

FORMULA TEKNO I

I. Formula asli

Tablet Antelmentik

II. Rancangan formula

Nama Produk : Tiabendatrin® Tablet

Jumlah produk : 20 tablet

Tanggal formulasi : 2 Mei 2013

Tanggal produksi : 2 Mei 2014

No. reg : DKL 1432200710A1

No. batch : 05141077

Komposisi : tiap 200 mg tablet mengandung :

Tiabendazol 25 mg

Pati kentang 10%

Magnesium stearate 5%

Laktosa monohidrat ad 200 mg

III. Master formula

Diproduksi Oleh

Tanggal Formula

Tanggal Produksi

Dibuat Oleh

Disetujui Oleh

BuhariFarma

2 Mei 2013 2 Mei 2014 Asriani Buhari

Fitria Alwi

Kode Bahan

Nama Bahan Kegunaan Per Dosis Per Batch

01-Tb

02-Lm

03-As

04-Ms

Tiabendazol

Laktosa monohidrat

Amylum Solani

Magnesium stearat

Zat aktif (antelmentik)Zat pengisiZat pengikat

Zat penghancur

Zat pelincir

25 mg

145 mg

20 mg

10 mg

500 mg

2900 mg

400 mg

200 mg

Page 3: Asriani Buhari 2.docx

IV. Alasan pembuatan produk :

Anthelmintika atau obat cacing (Yun. anti=lawan, helmins=cacing)

adalah obat yang dapat memusnahkan cacing dalam tubuh manusia dan

hewan. Infeksi cacing merupakan salah satu penyakit yang paling umum

tersebar dan menjangkiti lebih dari 2 miliar manusia di seluruh dunia.

Walaupun tersedia obat-obat baru yang lebih spesifik dengan kerja lebih

efektif, pembasmian penyakit cacing masih tetap merupakan suatu

masalah antara lain disebabkan oleh kondisi social ekonomi di beberapa

bagian dunia. jumlah manusia yang dihinggapinya juga semakin

bertambah akibat migrasi, lalu-lintas dan kepariwisataan udara. Proyek-

proyek irigasi untuk meningkatkan agrikultur dapat pula menyebabkan

perluasan kemungkinan infeksi. Di negara berkembang, termasuk

Indonesia, penyakit cacing adalah penyakit rakyat umum yang sama

pentingnya dengan misalnya malaria atau TBC. Infeksinya pun dapat

terjadi simultan oleh beberapa jenis cacing sekaligus. Diperkirakan bahwa

lebih dari 60% anak-anak di Indonesia menderita suatu infeksi cacing

(Tjay dan Kirana. 2006 : 196).

Infeksi cacing mungkin tidak langsung terlihat manifestasi klinik

penyakitnya, tetapi dapat menyebabkan kondisi patologis yang nyata.

Infeksi ringan umumnya mudah ditoleransi. Orang dengan gangguan

sistem imun, atau yang menggunakan obat tertentu (kortikosteroid dan

anestesi) dapat mudah mengalami infeksi cacing tertentu misalnya

strongiloidiasis (Sukandar Elin Yulinah dll. 2011 : 160).

Strongyloides stercoralis atau cacing benang sering kali terdapat

di daerah tropis dan subtropis. Penularannya lewat larva yang berbentuk

benang yang menembus kulit. Larva ini dapat dikenali dalam tinja tetapi

tidak mengandung telurnya. Berhubung terjadinya autoreinfeksi, maka

cacing dapat bertahan puluhan tahun lamanya di mukosa bagian atas usus

halus. Di tempat ini cacing merusak jaringan dan menimbulkan reaksi

radang. Gejalanya yang khas adalah gatal hebat (urticaria) di bagian

bokong yang bersifat sementara, juga gangguan perut dan iritasi saluran

Page 4: Asriani Buhari 2.docx

pernapasan (batuk, engap) akibat migrasi cacing. Pengobatan.

Tiabendazol dan ivermectin merupakan obat pilihan pertama terhadap

cacing benang, albendazol juga efektif (Tjay dan Kirana. 2006 : 200).

Thiabendazole merupakan obat alternative untuk pengobatan

strongyloidiasis dan cutaneous larva migrans. Boleh juga dicoba untuk

trichinosis dan visceral larva migrans apabila tidak tersedia obat yang

efektif. Obat ini tidak seharusnya digunakan untuk mengobati infeksi –

infeksi pinworm, ascarid, trichurid atau cacing tambang, kecuali apabila

tidak tersedia obat pilihan yang lebih aman. Thiabendazole merupakan

senyawa benzimidazole. Obat ini tidak berasa dan hampir tidak larut air.

Sekalipun ia merupakan suatu agen peng-khelasi yang membentuk ikatan

– ikatan yang stabil dengan beberapa logam – termasuk zat besi –

thiabendazole tidak mengikat kalsium (Katzung. 2004 : 288)

Tiabendazol serupa dengan derivat benimidazol lainnya, misalnya

menghambat enzim fumarat reduktase cacing. Pada cacing Strongyloides

obat ini menghambat enzim asetilkolinesterase cacing dan menyebabkan

kematian cacing. Obat ini dapat menekan perkembangan dan migrasi larva

Trichinella spiralis. Thiabendazol dapat menghancurkan sebagian larva

yang terdapat didalam otot, tetapi tidak efektif untuk encysted larva.

Seperti levamisol, tiabendazol juga memiliki efek imunostimulan. Efek

antiinflamasi obat ini turut berperan dalam meringankan gejala – gejala

penyakit cacing (Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2011: 545).

Berdasarkan cara kerjanya, obat cacing dibedakan menjadi 5

kelompok yaitu:

1. Benzimidazol (albendazol, fenbendazol, flubendazol, thiabendazol)

2. Imidathiazol (levamisol) dan tetrahdropyrimidine (pyrantel)

3. Avemectin (ivermectin) dan milbemyein (moxidectin)

4. Salicylamide (niclosamid) dan nitrophenol

5. Diclorvos dan trichlorphon.

Page 5: Asriani Buhari 2.docx

Contoh obat: Mebendazol, Tiabendazol, Albendazol, Piperazin,

Dietilkarbamazin, Pirantel, Oksantel, Levamisol, Praziquentel,

Niklosamida, Ivemectin. Adapun contoh produk antelmentik sebelumnya

yang zat aktifnya berupa tiabendazol yaitu Mintezol Oral 500 mg/ 5 ml

oleh PT. Merck digunakan untuk membebaskan tubuh dari infeksi cacing

dengan menghambat enzim fumarat reduktase / enzim asetilkolinase

cacing sehingga cacing mati.

Tiabendazol merupakan antelmentik derivate benzimidazol

berspektrum lebar dan efektif untuk mengobati infestasi berbagai

nematoda pada manusia. Obat ini berupa Kristal putih, tidak larut dalam

air. Daya larutnya tergantung pH. Bila suasana sedikit asam atau basa,

senyawa ini mudah larut. Senyawa ini membentuk kompleks yang stabil

dengan sejumlah logam seperti besi, tetapi tidak mengikat kalsium

(Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2011: 545).

Adapun kelebihan dan keuntungan bentuk sediaan tablet antara lain

tablet merupakan sediaan yang paling ringan dan paling kompak, bentuk

sediaan yang paling mudah dan murah untuk dikemas serta dikirim dan

diproduksi secara besar-besaran. Selain itu, tablet merupakan bentuk

sediaan yang utuh menawarkan kemampuan terbaik dari semua bentuk

sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang

paling rendah, serta merupakan bentuk sediaan oral yang sifat

pencampuran kimia, mekanik, dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik

(Lahman. 2008 : 645)

V. Alasan Penambahan Bahan :

1. Tiabendazol (zat aktif)

Zat aktif yang digunakan pada tablet Tiabendatrin ini adalah

tiabendazol, dengan beberapa alasan:

Page 6: Asriani Buhari 2.docx

a) Tiabendazol merupakan antelmentik derivate benzimidazol

berspektrum lebar dan efektif untuk mengobati infestasi berbagai

nematoda pada manusia (Departemen Farmakologi dan Terapeutik.

2011: 545).

b) Tiabendazol merupakan obat pilihan pertama terhadap cacing

benang (Tjay dan Kirana. 2006: 200).

c) Tiabendazol dengan cepat diserap setelah dikonsumsi, sifat

antiperadangan tiabendazol biasa jadi penting menyangkut

kemampuannya menyembuhkan gejala – gejala dalam beberapa

penyakit parasit, khususnya dracontiasis. Thiabendazole juga

mempunyai kerja skabisid , antijamur ringan & antipiretik. Obat ini

tampaknya bebas efek – efek karsinogenik dan mutagenik

(Katzung. 2004: 288).

2. Laktosa monohidrat

Berikut adalah alasan penggunaan laktosa monohidrat:

a) Laktosa monohidrat sekaligus bertindak sebagai pengikat tablet

dan pengisi tablet (Rowe dkk. 2009: 364).

b) Pada kempa langsung, bentuk kasar, derajat regular, atau sudah

diayak, fraksi kristalin laktosa α monohidrat dapat digunakan

karena sifat alirannya bagus (Agoes. 2008: 202).

c) Zat tambahan yang cocok untuk bahan aktif yang kelarutan

dalam air rendah (Swarbrick. 2007: 3655).

3. Pati

Beberapa alasan pemilihan pati:

a) Pati tidak mempunyai incompability (Exipient : 522)

b) Yang paling lama dan paling sering digunakan sebagai

penghancur dalam bentuk kering dan serbuk

( RPS : 1637)

c) Pati adalah penghancur yang paling baik dan paling banyak di

gunakan sebagai penghancur walaupun semua pati termasuk

yang terbuat dari jagung, padi dan kentang di gunakan sebagai

Page 7: Asriani Buhari 2.docx

penghancur tetapi kentanglah yang paling efisien (Scoville’s :

98)

4. Magnesium Stearat

Beberapa alasan pemilihan magnesium stearat:

a) Sebagai pelincir tablet dengan karakteristik sangat halus,

berwarna putih cerah, bulir-bulir kasar serbuk tidak terasa

(Rowe dkk. 2009: 404).

b) Magnesium stearat merupakan lubrikan yang paling efektif dan

digunakan secara luas (Agoes. 2008: 209).

c) Memperpanjang penghancuran dan waktu disolusi (Swarbrick.

2007: 3655).

VI. Uraian bahan :

1. Tiabendazol (Martindale, 2009: 148-149)

Nama Resmi : TIABENDAZOLUM

Nama Lain : Thiabendazole,Tiabendatsoli,Tiabendazol,

Tiabendazolas

Nama Kimia : 2-(Thiazol-4-yl)-I H- benzimidazole.

Rumus Molekul : C10H7N3S

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 201,2

Pemerian : kristal putih, tidak berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sedikit larut dalam

alcohol, aseton dan dikloromethan, dan cairan

asam mineral, sangat sedikit larut dalam

kloroform dan eter.

Page 8: Asriani Buhari 2.docx

Kestabilan : -

Farmakologi : Mekanisme kerja: serupa dengan derivat

benimidazol lainnya, misalnya menghambat

enzim fumarat reduktase cacing. Pada cacing

Strongyloides obat ini menghambat enzim

asetilkolinesterase cacing dan menyebabkan

kematian cacing. Obat ini dapat menekan

perkembangan dan migrasi larva Trichinella

spiralis. Thiabendazol dapat menghancurkan

sebagian larva yang terdapat didalam otot, tetapi

tidak efektif untuk encysted larva. Seperti

levamisol, tiabendazol juga memiliki efek

imunostimulan. Efek antiinflamasi obat ini turut

berperan dalam meringankan gejala – gejala

penyakit cacing.

Farmakokinetik: Thiabendazole dengan cepat

diserap melalui usus. Dengan dosis standar,

konsentrasi obat dalam plasma memuncak dalam

1 – 2 jam. Obat ini hampir sepenuhnya

dimetabolisme dihati menjadi bentuk 5- hidroxy.

90% obat dikeluarkan melalui urine dalam 48

jam, sebagian besar dalam bentuk glucuronide

atau senyawa sulfonate. Thiabendazole dapat juga

diserap melalui kulit.

Indikasi : Efektif terhadap Strongiloidiasis yang disebabkan

Strongyloides stercoralis (cacing benang), larva

migrant pada kulit (atau erupsi menjalar) dan

tahap awal trikinosis (disebabkan Trichinella

spiralis)

Kontraindikasi : anak – anak dengan berat badan kurang dari 15

kg, aktivitas yang memerlukan kewaspadaan, dan

Page 9: Asriani Buhari 2.docx

reaksi hipersensitivitas pada gangguan fungsi hati

atau ginjal, sebaiknya digunakan obat alternative.

Demikian juga pada wanita hamil, kecuali

strongyloidiasis yang mengancam kehidupan.

Dosis : dosis standar, 25 mg/kg (maksimum 1,5 g) dua

kali sehari harus diberikan sesudah makan. Untuk

S. stercoralis, dosis yang dianjurkan 2 x 25 mg/kg

selama 2 hari dengan dosis total tidak lebih 3 g.

Untuk pasien dengan sindrom hiperinfeksi (suatu

keadaan dimana larva Strongyloidiasis stercoralis

ditemukan dalam jumlah yang besar dihampir

seluruh bagian tubuh pasien) dosis yang

dianjurkan 2 x 25 mg/kg selama 5 – 7 hari.

Efek samping : mual, muntah, dan pusing. Dalam frekuensi

rendah juga terjadi diare, nyeri epigastrium, sakit

kepala, pusing, lelah, gatal dan kantuk. karena itu

dalam pengobatan dengan tiabendazol dianjurkan

tidak melakukan kegiatan yang memerlukan

kewaspadaan mental.

Penyimpanan : Terlindung dari cahaya

Kegunaan : Antelmintika

2. Magnesium Stearat (Exipients, 2009: 404-405)

Nama Resmi : MAGNESII STEARAS

Nama Lain : Dibasic magnesium stearat, magnesium

distearate, magnesiumoctadecanoate,

octadecanoic acid, magnesium salt, stearic acid,

magnesium salt, Synpro 90.

Nama Kimia : Octadecanoic acid magnesium salt [557-04-0]

Rumus Molekul : C36H70MgO4

Rumus Struktur : [CH3(CH2)16COO]2Mh

Page 10: Asriani Buhari 2.docx

Rumus bangun :

Berat Molekul : 591,24

Pemerian : Serbuk sangat halus, putih cerah, mengendap,

jika disentuh terasa halus tanpa ada butiran

kasar,bau hamper mirip dengan asam stearat dan

rasa yang khas. Serbuk berminyak saat disentuh,

Melekat pada kulit.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%),

ether dan air, sedikit larut pada benzene panas

etanol panas.

Range : 0,25-5%

Stabilitas : Magnesium stearat stabil jika penyimpanannya

benar.

Penyimpanan : Simpan pada wadah tertutup rapat dan baik,

dingin, dan tempat yang kering.

Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan asam kuat, basa, dan garam

besi. Hindari pencampuran dengan material

pengoksidasi, hidroksida, atau karbonat dengan

asam stearat pada peningkatan temperature.

Kegunaan : Zat pelincir obat

3. Pati Kentang ( Dirjen POM. FI III : 108 & excipient : 685 )

Nama Resmi : AMYLUM SOLANI

Nama Lain : Pati kentang, Hylon, maydis amilum, Melojel,

Meritena, oryzae amilum.

Nama Kimia : -

Rumus Molekul : C6H10O5

Page 11: Asriani Buhari 2.docx

Rumus bangun :

Pemerian : Serbuk halus putih, tidak berbau.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam

etanol ( 95% ) P.

Incompability : -

Range : Penghancur ( 3 - 25 % )

Stabilitas : Tablet siap dengan natrium pati glikolat memiliki

penyimpanan yang baik. Natrium pati glikolat

stabil meskipun sangat higroskopis dan harus

disimpan dalam wadah tertutup baik untuk

melindungi dari variasi kelembaban dan

temperatur yang dapat menyebabkan

penggumpalan. Sifat fisik tetap tidak berubah

walaupun disimpan pada suhu moderat dan

kelembaban.

Kegunaan : Sebagai Penghancur

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

4. Laktosa Monohidrat (Exipients, 2009: 364-366)

Nama Resmi : LACTOSUM

Nama Lain : CapsuLac, GranuLac, Lactochem, lactosum

monohydricum, Monohydrate, Pharmatose,

Page 12: Asriani Buhari 2.docx

PrismaLac, SacheLac, SorboLac, SpheroLac,

Super Tab 30GR, Tablettose.

Nama Kimia : O-β-D-Galactopyranosyl-(14)-α-D-

glucopyranosemonohydrate [5989-81-1]

Rumus Molekul : C12H22O11.H2O

Rumus Struktur :

Berat Molekul : 360,31

Pemerian : Dalam bentuk padat, laktosa terlihat memiliki

variasi bentuk isomeric, tergantung pada

kristalisasi dan kondisi pengeringan. Laktosa

berwarna putih atau tidak berwarna dalam bentuk

kristalnya maupun serbuk. Tidak berbau, rasa

manis.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam kloroform, etanol, dan

eter. Larut dalam air dan semakin meningkat

kelarutannya dengan pemanasan

Stabilitas : Jamur tumbuh saat kelembapan tinggi. Laktosa

berubah menjadi kecoklatan pada penyimpanan,

adanya reaksi yang dipercepat dengan

pemanasan, kondisi basah. Kemurnian dari

laktosa yang berbeda dapat berubah-ubah dan

penting untuk dilakukan evaluasi warna, terutama

jika tablet sedang diformulasi. Stabilitas warna

dari berbagai jenis laktosa juga berbeda.

Penyimpanan : Simpan pada wadah yang tertutup baik, dingin

dan tempat yang kering.

Page 13: Asriani Buhari 2.docx

Inkompatibilitas : Reaksi kondensasi (Maillard-type) seperti terjadi

antara laktosa dan senyawa amina primer menjadi

produk yang berwarna coklat atau kuning.

Interaksi Maillard juga terjadi antara laktosa dan

amina sekunder. Laktosa juga inkompatibel

dengan asam amino, amfetamin, dan lisinopril.

Kegunaan : Zat pengikat dan pengisi tablet.

VII. Perhitungan Bahan

1. Per Tablet

a. Tiabendazol 25 mg

b. Amylum Solani10

100 x 200 mg = 20 mg

c. Magnesium stearat5

100 x 200 mg = 10 mg

d. Laktosa monohidrat 200-(25+20+10) = 145 mg

2. Per Batch

a. Tiabendazol 25 mg x 20 tablet = 500 mg

b. Amylum solani 20 mg x 20 tablet = 400 mg

c. Magnesium stearat 10 mg x 20 tablet = 200 mg

d. Laktosa monohidrat 145 mg x 20 tablet = 2900 mg

VIII. Cara Kerja

Metode pembuatan Tiabendatrin Tablet ini adalah dengan cetak

langsung. Langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut:

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Ditimbang tiabendazol 25 mg, amylum solani 20 mg, magnesium

stearat 10 mg, dan laktosa monohidrat 145 mg.

3. Dimasukkan tiabendazol kedalam lumpang, digerus halus.

4. Ditambahkan amylum solani, digerus hingga homogen

5. Ditambahkan laktosa monohidrat, digerus hingga homogen

Page 14: Asriani Buhari 2.docx

6. Ditambahkan sedikit Magnesium stearat, lalu gerus hingga homogen

dan sisa dari Magnesium stearat ditaburkan pada mesin pencetak

tablet.

7. Dikempa pada mesin pencetak tablet.

8. Dibersihkan tablet yang telah jadi, dan dimasukkan ke dalam wadah

botol gelap.

9. Diberi etiket obat.

10. Dimasukkan botol ke dalam wadah obat dan dimasukkan brosur obat.

11.

Page 15: Asriani Buhari 2.docx

Daftar Pustaka

Agoes, Goeswin. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi. Bandung: Penerbit ITB.

Departemen Farmakologi dan Terapeutik. 2011. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: FK-UI.

Katzung, Bertram G. 2004. Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: Salemba Medika.

Lachman, dkk. 2008. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta : UI-Press

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja.2010. Obat-obat Penting. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Rowe, Raymond C dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition. Great Britain: RPS Publishing.

Yulinah, Sukandar Elin dkk. 2011. ISO farmakoterapi 2. Jakarta : Ikatan Apoteker Indonesia.

Scoville’s. 1957. The Art of Compounding. New York : The Blakiston Division.

Swarbick, James.2007. Encyclopedia of Pharmaceutical Technology Third Edition Volume 1. USA: PhamaceuTech Inc.

Sweetman, Sean C.2009. Martindale The Complete Drug Reference Thirty-sixth Edition. Great Britain: RPS Publishing.

Page 16: Asriani Buhari 2.docx

Lampiran 3. Brosur

Diproduksi HARUS DENGAN

RESEP DOKTER

SIMPAN DI TEMPAT KERING DAN SEJUK, TERLINDUNG CAHAYA SERTA JAUH DARI ANAK-ANAK

TIABENDATRIN®Tablet

Isi 20 tablet

Komposisi : Tiap TIABENDATRIN®Tablet mengandung tiebendazol 25 mg/kgFarmakologi : menghambat enzim fumarat reduktase cacing dan enzim

asetilkolinesterasi cacing sehingga cacing mati, absorpsi lewat usus, 90 % obat diekskresi bersama urine.

Indikasi : Efektif terhadap Strongiloidiasis yang disebabkan Strongyloides stercoralis (cacing benang), larva migrant pada kulit (atau erupsi menjalar) dan tahap awal trikinosis (disebabkan Trichinella spiralis)

Kontraindikasi : anak – anak dengan berat badan kurang dari 15 kg, aktivitas yang memerlukan kewaspadaan, dan reaksi hipersensitivitas pada gangguan fungsi hati atau ginjal. Demikian juga pada wanita hamil, kecuali strongyloidiasis yang mengancam kehidupan.

Efek samping : mual,muntah,dan pusing. Dalam frekuensi rendah juga terjadi diare, nyeri epigastrium, sakit kepala, pusing, lelah, gatal dan kantuk. karena itu dalam pengobatan dengan tiabendazol dianjurkan tidak melakukan kegiatan yang memerlukan kewaspadaan mental.

Peringatan dan Perhatian : Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan. Tidak dianjurkan pada wanita hamil kecuali strongyloidiasis yang mengancam

kehidupan Dalam pengobatan tiabendazol dianjurkan tidak melakukan kegiatan yang

memerlukan kewaspadaan mental. Perubahan fungsi hati yang selintas dapat terjadi, maka penggunaannya harus hati –

hati pada pasien dengan gangguan fungsi hati.

Aturan pakai : 2 x 1 setelah makan untuk dewasaNo. Reg : DKL 1432200710A1No. Batch : 05141077

HARUS DENGAN RESEP

SIMPAN DI TEMPAT KERING DAN SEJUK, TERLINDUNG CAHAYA SERTA JAUH DARI ANAK - ANAK

Diproduksi Oleh :

PT. BUHARI FARMA

Makassar - Indonesia

Page 17: Asriani Buhari 2.docx

Lampiran 2. Etiket

TIABENDATRIN®

Tablet

20 Tablet

PT. BUHARI – FARMAMakassar - Indonesia

PenyimpananSimpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.Aturan pakai :2 x 1 setelah makan untuk dewasa

No. reg : DKL 1432200710A1

Komposisi per tablet @ 200 mgTiabendazol.....................25 mgIndikasi Obat cacing yang efektif terhadap Strongiloidiasis yang disebabkan oleh Strongyloides stercoralis (cacing benang), Larva migrant pada kulit (atau erupsi menjalar) dan tahap awal trikinosis (disebabkan Trichinella spiralis)

KontraindikasiWanita hamil, anak-anak dengan BB < 15 kg, dan kelainan hati dan ginjal

Keterangan Jelas, Lihat

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Page 18: Asriani Buhari 2.docx