asperinfo_kecil

28
Implementasi Sislognas Sangat Mendesak Dubes Logistik Jadi Dubes Negara Indonesia Harus Pecahkan Enam Masalah Antisipasi Liberasi Logistik Munas Asperindo Soroti SDM LIBERALISASI LOGISTIK 0 ASPERINFO JANUARI 2013 1 2013 Selamat Datang

description

asperinfo

Transcript of asperinfo_kecil

Page 1: asperinfo_kecil

Implementasi Sislognas Sangat Mendesak

Dubes Logistik Jadi Dubes Negara

Indonesia Harus Pecahkan Enam Masalah

Antisipasi Liberasi Logistik

Munas Asperindo Soroti SDM

LIBERALISASI LOGISTIK

0 ASPERINFO JANUARI 20131

2013Selamat Datang

Page 2: asperinfo_kecil

Assalamu’alaikum Wr.Wb.Salam sejahtera bagi semua pihak yang bergerak di industri pos di Indonesia

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya majalah ASPERINFO yang merupakan media informasi sekaligus komuni-kasi bagi komunitas ASPERINDO khususnya dan bagi pihak-pihak lain yang bergerak mau-pun yang berkepentingan dengan industri pos ini dapat diterbitkan kembali.

Dalam beberapa tahun terakhir industri pos tumbuh dengan begitu pesat ditandai deng-an semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan layanan pos, disertai pula dengan kemajuan teknologi sebagai unsur pendukung dalam penyelenggaraan pos di Indonesia.

Terbitnya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos memberikan arah yang jelas bagi para penyelenggara pos dalam berkompetisi di sektor layanan pos, sehingga dapat tercapai cita-cita industri pos di masa mendatang yang mampu mempresentasikan kondisi tersedianya layanan pos yang lebih berkulitas, menjamin terselenggaranya layanan pos di seluruh tanah air, dan mendorong berkembangnya layanan baru yang dapat mem-berikan banyak pilihan kepada masyarakat.

Dengan hadirnya majalah ASPERINFO, kami selaku regulator menyambut dengan baik dan berharap agar majalah ini dapat menjadi media informasi, komunikasi, sosialisasi, dan diskusi yang mampu menambah wawasan para komunitas anggota ASPERINDO dan pihak pihak terkait lainya, yang pada akhirnya akan membawa pengaruh positif terhadap kema-juan industri pos secara nasional.

Demikian yang dapat kami sampaikan, kami ucapkan selamat kepada ASPERINDO atas terbitnya kembali majalah ASPERINFO.Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kata Sambutanmenteri KomuniKaSi dan informatiKa

Page 3: asperinfo_kecil

interview

Diantara Duta Besar RI angkatan tahun 2009, Harsha E Joesoef berhasil meraih

penghargaan cukup banyak dari pemerin-tah, akreditasi antara lain dari Presiden Slovakia, Menteri Perekonomian, Men-teri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Universitas Pertanian dll

Dr Nofrisel SE MM Sekretaris Kelompok Kerja Ahli Tim Sistem Logistik Nasional memberikan beberapa langkah bagi para

pelaku jasa kurir, pos dan logistik sebe-lum liberalisasi logistik diberlakukan.

Semuanya terrangkum dalam wawan-cara panjang Majalah Asperinfo.

Tahun 2013 menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia terkait mulai diberlakukannya pasar bebas, terutama liberalisasi logistik. Para pemain asing di bidang logistik akan membanjiri pasar Indonesia.?Siapkah Indonesia bersaing dengan negara-negara lain

4

12

8

HOt iSSUe

eXeCUtive

NEWMunas Asperindo Soroti SDM & Interkoneksi 14Regulated Agent Memperlambat Kiriman 16

REGIONAL NEWS ATC Cetak SDM Profesional 18Muswil Asperindo Jawa Tengah 20Asperindo Sumut Sambut Pembangunan Tol 21

TIPSMengirim Barang dimusim Hujan 22Mengirim Barang Berharga 22Mencegah Pengiriman Barang Terlarang 22

OPINI Industri Logistik Siap Masuk Pasar Global 24

19

14

PrOFiLe

newS

2013 selamat datang liberalisasi logistik

PecahKan 6 maSalah

liberaliSaSi logiStiK

indoneSia haruS

dubeS logiStiK Jadi dubeS negara

amb. harsha e Joesoef, mSc

M KADRIALKetua Umum Asperindo

SiSlognaS antisipasi liberalisasi

logiStiK

3FOOtnOte

Sangat mendesak

SiSlognaSimplementasi

10reGULASi

RPX GROUPsiaP bUka 500 oUtlet

Iwww.ASPERINDO.OR.IDMedia Informasi & Komunikasi Asperindo

MAJALAH ASPERINFO

CONTENTS

Page 4: asperinfo_kecil

SALAM SEJAHTERA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kenikmatan hidup sehingga kita bisa menjalankan aktivitas sehari-hari, terutama berbuat kebajikan di muka bumi ini.

Pembaca yang budiman. Bersyukur kepada Tuhan, bahwa pada awal tahun 2013, tepatnya bulan Januari 2013, ASPERINDO berhasil menerbitkan kembali Majalah AsperInfo. Harapan kami, terbitnya AsperInfo, sebagai media informasi dan komu-nikasi ASPERINDO ini bermanfaat bagi para anggota ASPER-INDO khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.

Edisi perdana Majalah AsperInfo, mencoba membahas secara lebih mendalam terkait rencana pemberlakuan pasar bebas dalam hal ini liberalisasi logsitik tingkat ASEAN. Salah satu tu-juannya adalah agar para stakeholder dan para pelaku logistik memahami tantangan yang akan datang, karena para pemain asing di bidang logistik akan bebas masuk ke Indonesia.

Pembaca yang budiman, selain itu, redaksi juga mengangkat tema regulasi yang berkaitan dengan implementasi Sislognas.

Pada edisi perdana ini kami tampilkan sosok Harsha E Joesoef sebagai figur executive yang pernah menjadi Duta Besar Slova-kia. Kiprahnya di negeri Slovakia telah mengantarkan Harsha mendapatkan berbagai penghargaan.

Pembaca yang budiman. Semoga kehadiran majalah ini, dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca dan bisa mengambil ilmu dari apa yang kami paparkan. Semoga.

REDAKSI

EDITORIAL

Dewan Penasehat:M. KadrialSyarifuddin

Pemimpin Redaksi:Jimmi Krismiardhi

Redaktur Pelaksana:Fathurroji

Tim Redaksi:Ivan Rene Subhan Ramdhan Muhajir

Desain & Layout:Rahman Jampang

Marketing Iklan:Ratih Hartini Yuri Nadia

Alamat Redaksi:SEKRETARIAT DPP ASPERINDORuko Grand Bintaro Blok A5Jl. Bintaro Permai RayaKel. Bintaro, Kec. PesanggrahanJakarta Selatan

Tel : (021)7351627 7351628 / 7351629 7351630Fax : (021) 7343191

Email : [email protected] : www.asperindo.or.id

PENGUMUMAN

Redaksi menerima tulisan dan foto kegiatan anggota Asperindo yang ada di Jakarta maupun di Daerah melalui email. Atau bisa mengun-dang Tim Redaksi untuk meliput acaranya.

Page 5: asperinfo_kecil

Di banding negara lain, sistem logistik negeri ini masih jauh

dari harapan yang seharusnya. Padahal potensi negeri dengan model kepulauan dan penduduk yang jumlahnya sekitar 245 juta orang menjadi pasar yang potensial untuk pengembangan bisnis di jasa logistik. Tak heran, jika Indonesia menjadi target pasar negara-negara Asean di bidang logistik.

Berdasarkan survei Indeks Kin-erja Logistik oleh Bank Dunia tahun 2010 posisi Indonesia berada pada peringkat ke-75 dari 155 negara yang disurvei. Sedangkan tahun 2012, posisi Indonesia membaik yaitu menjadi peringkat ke-59.

Kendati demikian, Indonesia masih di bawah kinerja beberapa negara ASEAN seperti Singapura (peringkat ke-2), Malaysia (peringkat ke-29), Thailand (peringkat ke-35), Philipina (peringkat ke-44) dan Viet-nam (peringkat ke-53). Terpuruknya Indonesia karena tingginya biaya logistik yang bisa mencapai 27% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Liberalisasi logistik Asean yang akan dimulai tahun 2013 ini, menjadi tantangan negeri kepu-lauan ini untuk segera menyiapkan perangkat, agar perusahaan logistik lokal mampu bersaing dengan perusahaan logistik asing. Bila tidak, maka pengusaha nasional hanya akan menjadi penonton, sedangkan pihak asing yang akan mengeruk untungnya.

Dalam konteks Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), logistik

masuk dalam komponen bidang jasa, yang kesepakatannya ditanda-tangani negara-negara Asean sejak tahun 1995 di Bangkok, Thailand. Di mana, liberalisasi logistik mencakup antara lain jasa kargo, pergudangan, agen transportasi, jasa kurir, dan jasa pengepakan barang.

Untuk mampu bersaing dengan para pemain asing, maka pemerin-tah harus melakukan pembenahan terkait dengan regulasi, infrastruktur, teknologi informasi. Begitu juga para pelaku usaha, juga harus membena-hi perusahaannya sehingga ketika pihak asing masuk, para pebisnis lokal siap bersaing dengan mereka.

Untuk itu, pemerintah telah mengeluarkan Cetak Biru Pengem-bangan Sistem Logistik Nasional yangtertuang dalam Peraturan Oresiden Nomor 26 tahun 2012, di mana fungsinya sebagai acuan bagi pemangku jabatan dalam rangka penyusunan kebijakan dan rencana kerja yang terkait dengan pengem-bangan Sistem Logistik Nasional di bidang masing-masing, yang dituangkan dalam dokumen rencana strategis sebagai bagian dari doku-men perencanaan pembangunan.

Salah satu pertimbangan diterbitkannya Cetak Biru ini adalah karena tingginya biaya logistik nasional, yang mencapai 27% dari Produk Domestik Buto (PDB) yang disebabkan antara lain belum me-madainya kualitas pelayanan yang ditandai dengan rendahnya tingkat penyediaan infrastruktur, banyaknya biaya transaksi yang tumpang tindih, masih lambatnya operasional

pelayanan di bandara/pelabuhan, belum ter integrasinya dokumen pengiriman antar moda transportasi dan terbatasnya jaringan pelayanan penyedia jasa logistik nasional.

Asperindo sebagai wadah perusahaan jasa pengiriman ekspres, pos, dan logistik di Indonesia yang memiliki anggota 160 perusahaan di seluruh Indonesia, merasa terpanggil dan bertanggung jawab untuk mem-berikan motivasi, masukan positif dalam menata kesiapan anggotanya menyambut liberalisasi logistik Asean tahun 2013.

Asperindo akan terus memberi-kan informasi dan mencari solusi yang tepat untuk mempertahankan pemain lokal agar bisa tetap eksis dan tidak tergerus oleh pemain asing. Karenanya, Asperindo terus memberikan masukan dan melaku-kan mediasi ke pemerintah untuk menghasilkan kebijakan yang tepat dan peningkatan kwalitas anggotan-ya dengan menghadirkan Asperindo Training Centre (ATC)

Kita semua tidak ingin, adanya liberalisasi logistik ini justru menjadi pintu gerbang tumbangnya peru-sahaan lokal karena tak mampu bersaing dengan asing. Liberalisasi logistik ini, selain menjadi tantangan bagi pelaku bisnis, juga membuka peluang yang lebih luas untuk kita mengembangkan bisnis logistik ke mancanegara. Sekarang, bola ada di tangan kita semua, kita akan terus bertanding dengan pemain asing dan kita pengusaha nasional harus menjadi tuan rumah di Negara kita tercinta ini.

FOOTNOTE

SISLOGNAS

M KADRIALKETUA UMUM ASPERINDO

Antisipasi Liberalisasi LOGIStIk

3www.ASPERINDO.OR.IDMedia Informasi & Komunikasi Asperindo

MAJALAH ASPERINFO

Page 6: asperinfo_kecil

4eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

delapan sektor, yaitu Jasa Angkutan Udara dan Laut, Jasa Bisnis, Jasa Konstruksi, Jasa Telekomunikasi, Jasa Pariwisata, Jasa Keuangan, Jasa Kesehatan dan Jasa Logistik.

Untuk jasa logistik, nampaknya akan menjadi tantangan besar bagi negeri ini karena pangsa pasar lokal yang sangat besar akan menjadi bancakan pemain asing, bila pemain lokal dengan segala infrastrukturnya serta jaringannya belum siap.

Dibanding negara ASEAN lainnya, potensi bisnis logistik di In-donesia dinilai paling tinggi. Sebagai negara kepulauan, maka kebutuhan logistik menjadi sangat tinggi. Ditambah dengan jumlah populasi 235 juta jiwa, yang sebagian besar membutuhkan jasa logistik. Tak heran, jika Indonesia jadi negara paling seksi sehingga banyak dilirik

negara ASEAN lainnya, untuk dijadi-kan target pasar.

Bank Dunia mengumumkan logistics performance index (LPI) In-donesia tahun 2012 naik peringkat, dari posisi 75 di tahun 2010 ke po-sisi 59. Berdasarkan survei tersebut, peningkatan skor tertinggi terjadi pada indikator kompetensi jasa logistik (naik 0,38 poin), sementara terendah terjadi pada pembenahan infrastruktur (nol). Namun demikian, masih banyak PR yang harus dibenahi untuk bertarung bebas dengan pemain asing di tahun 2013 ini. Lalu bagaimana kesiapan Indonesia menghadapi liberalisasi logistik ini?

Menurut Edy Putra Irawady, Deputi bidang Industri dan Per-dagangan Kementerian Koordi-nasi Perekonomian, keuntungan pemberlakuan liberalisasi logistik bagi Indoensia adalah penerapan insurance dan freight (IF) dalam transaksi perdagangan.

Edy menegaskan, selama ini ekspor Indonesia menggunakan FOB dan impor CIF, artinya IF akan dinikmati oleh pihak lain. Penerapan

HOT ISSUE

Selamat datang 2013 Liberalisasi Logistik

Tahun 2013 menjadi gerbang awal menu ju pasar bebas, terutama liberali­sasi logistik Asean. Melihat infrastruktur yang ada dan regulasinya, siapkah Indonesia di pasar bebas logistik?

Tertanggal 15 Desember 1995 lalu, negara-negara ASEAN telah menyepa-kati dan mengesahkan

ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS), tepatnya di Bangkok, Thailand. Tujuannya, dalam upaya meningkatkan ker-jasama ekonomi melalui liberalisasi perdagangan dibidang jasa. Salah satunya, bidang logistik.

Tonggak sejarah dunia logistik tercetus waktu itu. Meski untuk Indonesia itu menjadi tanda tanya besar, siapkah Indonesia meng-hadapi liberalisasi logistik? Yang pasti, liberalisasi logistik ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi negeri kepulauan ini.

Dalam kesepakatan itu, negara-negara ASEAN menyepakati kerangka AFAS yang mencakup

Page 7: asperinfo_kecil

5www.ASPERINDO.OR.ID

Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

Indonesia mencapai 24 persen dari total produk domestik bruto (PDB) atau senilai Rp 1.820 triliun per tahun. Biaya tersebut terbagi dalam biaya penyimpanan sebesar Rp 546 triliun, biaya transportasi Rp 1.092 triliun, dan biaya administrasi sebesar Rp 182 triliun.

Menghadapi liberalisasi jasa logistik Asean 2013, Edy mengata-kan, pemerintah berupaya mengem-bangkan sistem logistik nasional dengan mempercepat pemban-gunan pelabuhan dan bandara, membangun dry port serta pusat distribusi di kawasan Indonesia Timur.

“Kamar Dagang dan Industri In-donesia (Kadin) sudah menginisiasi 78 rencana investasi sektor logistik dengan skema pendanaan swasta murni untuk mendukung sistem logistik nasional,” ujarnya.

Edy mengatakan, saat ini pen-anganan logistik di Indonesia ber-dasarkan biaya menempati urutan ke-59 di dunia atau merosot tajam dari sebelumnya di posisi ke-43. Biaya logistik diharapkan bisa turun

Bagi negara ASEAN lainnya, Indonesia ada-

lah pasar empuk bagi industri

logistik.

IF dalam pengangkutan ekspor-im-por akan menambah nilai transaksi perdagangan nasional. “Liberali-asasi jasa logistik merupakan salah satu sektor prioritas dalam Asean Economic Community 2015. Untuk sektor jasa logistik Asean akan dikoordinasikan oleh Vietnam,” ungkapnya.

Dengan liberalisasi jasa logistik ini, tambah Edy, maka pelaku jasa logistik negara ASEAN bisa leluasa beroperasi di Indonesia. ”Nantinya jasa angkutan truk dari Vietnam bisa dengan mudah masuk ke Bojonegoro. Untuk bisa bersaing, daya saing industri logistik harus dibenahi, khususnya kualitas SDM dan infrastruktur,” katanya.

Liberalisasi logistik ini meli-puti liberalisasi di bidang kargo, pergudangan, agen transportasi, jasa kurir, dan jasa pengepakan barang. ”Bagi negara ASEAN lain-nya, Indonesia adalah pasar empuk bagi industri logistik. Tipikal negara kepulauan dengan luas daratan me-madai membuat kebutuhan logistik sangat tinggi,” ujarnya.

Adanya liberalisasi jasa logistik ini diharapkan dapat memangkas beban logistik terhadap biaya produksi industri nasional yang masih terbilang tinggi. Edy mema-parkan, selama ini beban logistik terhadap cost produksi itu 14,24%, “Sangat signifikan,“ tegasnya.

Kamar Dagang dan Industri Indonesia merilis biaya logistik di

satu persen tiap tahun. Untuk mere-alisasikan hal tersebut, pemerintah terus membenahi infrastruktur.

Sementara itu Menteri Kordina-tor Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan pemerintah akan segera menerapkan agenda sistem logistik nasional, yang menarget-kan penurunan logistik hingga 50 persen pada 2014 mendatang.

Menurutnya, saat ini biaya produksi yang berada di an-gka 14,08 persen cukup menjadi penghambat laju pertumbuhan perekonomian. “Dalam sistem logistik nasional kita, sampai 2014

mendatang cost logistik akan di cut dari 14,08 persen menjadi sembilan persen saja dari total produksi,” katanya sebagaimana dilansir okezone.com.

Untuk merealisasikan target penurunan biaya logistik itu, pemerintah telah menyusun tiga langkah strategis, yaitu menghilang-kan hambatan terstruktur seperti peraturan daerah, pembangunan infrastruktur dan penghapusan tarif-tarif yang tidak diatur, seperti pungli yang kini masih menjadi

IstIMewa

Page 8: asperinfo_kecil

6eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

persoalan utama distribusi barang maupun aktifitas perdagangan.

Hatta menegaskan, dalam ke-hidupan bisnis yang baik, kecepatan dalam proses administrasi pere-konomian seperti perijinan usaha menjadi salah satu kriteria penting. Banyak pemerintah daerah yang masih berorientasi bahwa retribusi merupakan pendapatan. Padahal, di sisi lain, akan menghilangkan penda-patan karena penurunan daya saing dengan daerah lainnya.

“Pemerintah daerah harus pan-dai-pandai dalam pembuatan Perda. Jangan hanya berorientasi pada pendapatan instan semata, karena bisa berbahaya untuk kehidupan ekonomi daerah secara menyeluruh,” pungkasnya.

Terkait siap tidaknya Indonesia bertarung di kancah pasar bebas, terutama bidang logistik, menurut Dr Nofrisel SE MM Sekretaris Kelom-pok Kerja Tim Ahli Sistem Logistik Nasional, siap atau tidak siap harus

di hadapi. Secara keseluruhan, sebenarnya pemain logistik kita siap. Era kompetisinya memang semakin ketat, “Bahasa bisnisnya kalau tidak mempersipkan diri pasti akan kalah,” katanya.

HOT ISSUE

Nofrisel berharap kepada AS-PERINDO dan asosiasi lainnya untuk menyiapkan diri dengan sebaik-bai-knya. Persiapan paling baik adalah memperbaiki SDM dan IT.

Kalau tidak menyiapkan diri baik SDM dan IT pasti terlambat dan tenggelam. Selain itu, mempelajari aturan yang berkaitan de1ngan logistik, serta menganalisa portfolio baik customer dan kompetisi di Indonesia.

Pria yang menjadi Anggota Dewan Pembina ASPERINDO ini ber-harap apa yang sudah durumuskan dalam Sislognas dijalankan bersama. “Sekarang kita punya Perpres 26 tahun 2012 tentang pengembangan Sislognas sampai sudah ada rencana aksi. Tinggal kita melaksanakan den-gan baik dan benar,” terangnya.

FATHURROJI

Pemerintah dae-rah harus pandai-

pandai dalam pembuatan Perda.

Jangan hanya berorientasi pada pendapatan instan semata, karena bisa

berbahaya untuk kehidupan ekono-mi daerah secara

menyeluruh.

Page 9: asperinfo_kecil

7www.ASPERINDO.OR.ID

Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

Tak bisa dipungkiri, Cina menjadi negara yang cukup brilian dalam berbisnis. Tak heran, bila

banyak barang-barang dari Cina membanjiri pasar di Indonesia den-gan harga jauh lebih murah, dengan varian produk yang lengkap. Nam-paknya, Indonesia perlu belajar dari negeri Panda ini di bidang logistik.

Duta Besar RI untuk Cina dan Mongolia, Imron Cotan menegaskan Indonesia harus mencontoh sistem logistik nasional Cina untuk menin-gkatkan produktivitas nasional den-gan biaya yang efektif dan efisien.

“Infrastruktur dan sistem logistik nasional yang baik, sudah menjadi sebuah keharusan untuk dapat meningkatkan produktivitas nasional sebagai bagian dari modal untuk bersaing secara kompetitif di pasar global,” katanya sebagaimana dilan-sir republika.co.id.

Imron mengatakan, strategi pengembangan intra dan in-terkonektivitas infrastruktur darat, laut, udara di dalam negeri dan ke luar negeri Cina cukup baik. “Cina memiliki jalan tol terpanjang di dunia kedua setelah Amerika Serikat dengan panjang sekitar 65.065 kilometer. Dan sejak tahun kemarin panjang jalan tol itu bertambah menjadi sekitar 76.114 kilometer,” ungkapnya.

Selain jalan tol, Cina juga memiliki panjang jalur kereta sekitar

100.000 kilometer yang meng-hubungkan seluruh provinsi yang ada di Cina, dan akan ditingkatkan menjadi 170.000 pada tahun 2030.

Cina, kini jalur kereta cepat sepanjang 8.358 kilometer yang merupakan terpanjang di dunia, serta akan dibangun pula jalur yang menghubungkan hingga Tibet, Rusia serta beberapa negara ASEAN.

“Dengan infrastruktur yang ter-bangun baik, tercapai sistem logistik nasional yang baik pula. Sehingga arus barang, manusia dan jasa dapat berjalan baik, meningkatkan produktivitas nasional dengan biaya yang efektif dan efisien, sehingga harga barang pun menjadi murah dengan kualitas terjaga,” paparnya.

Sementara itu menurut Net-preeya Kate Choomchaiyo, Direktur Logistik Perdagangan Departemen Promosi Perdagangan, Kementerian Perdagangan Thailand, sebagaima-na dilansir Harian Bisnis Indonesia mengatakan persoalan logistik Thailand berbeda dengan Indone-sia yang terkendala infrastruktur sehingga beban biayanya tinggi.

Dengan kondisi itu, masalah di kedua negara tak bisa dipetakan sama. Indonesia, menurutnya, punya kelemahan infrastruktur jalan darat dari pelabuhan ke gudang. Im-basnya, biaya logistik jadi selangit.

Kate menilai Indonesia punya keunggulan adanya keterhubungan antarpulau yang membaik. “Kalau

kami kebalikannya dari Indone-sia. Sarana infrastruktur kami, yaitu jalan tol, jalan darat, dan truk cukup kuat demikian juga pada penerbangan,”paparnya.

Menurut Kate, beban logistik di Thailand dua tahun lalu 18% dari PDB. Dengan pertumbuhan industri yang cukup baik, beban biaya diharapkan berkurang menjadi 15% terhadap GDP dan beberapa tahun mendatang bisa menjadi hanya 10% dari PDB.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat statistik terakhir biaya logistik di Indonesia termasuk yang tertinggi di Asean yakni sebesar 25%-30% dari PDB. Padahal idealnya tidak melebihi 15% dari PDB.

Kate menjelaskan, untuk mengurangi beban logistik tersebut, ia akan mengimplementasikan menyelenggarakan program latihan bagi perusahaan eksportir hingga perusahaan importir agar mengeta-hui layanan logistik secara baik dan sistem manajemennya.

Selain itu, tutur Kate, pemerin-tah juga akan menggandeng seluruh kampus di Thailand guna mencetak tenaga yang ahli di industri ini. “Soal SDM bisa menjadi masalah ke depan jika tidak dipersiapkan karena bisnis ini makin tumbuh dengan segala tingkat kerumitannya,” ungkapnya.

FATHURROJI

Ke cina dan thailandIstIMewa

Page 10: asperinfo_kecil

8eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

Kekuatan logistik negara ini ditentukan sejauh mana kesiapan para pelaku logistik

dan kepedulian pemerintah di negeri ini. Bila kuda-kuda yang dipasang lemah, maka tinggal men-

unggu tumbangnya. Sebaliknya, bila kuat maka para pelaku logistik lokal akan mampu bersaing dengan pemain asing.

Salah satu langkah untuk meny-iapkan negeri ini dalam menghadapi perdagangan bebas, utamanya bidang logistik, telah diterbitkan Per-pres Nomor 26 tahun 2012 tentang Sistem Logistik Nasional (Sislognas).

Untuk mengetahui poin-poin penting dari Sislognas ini, wartawan Majalah AsperInfo, Fathurroji dan Muhajir bertandang ke kantor Dr No-frisel SE MM, Pakar/ Doktor dibidang logistik, Sekretaris Kelompok Kerja Tim Ahli Sistem Logistik Nasional yang juga adalah anggota Dewan Pembina ASPERINDO. Berikut peti-kan wawancaranya.

Bagaimana logistik Indo-nesia menghadapi pasar

bebas 2013?Di Sislognas

sudah dirumuskan cetak biru guna membantu mem-

persiapkan sektor logis-tik nasional untuk siap berdaya saing. Men-gapa de-mikian ka-

rena kita melihat

bahwa logistik itu ternyata kalau diamati

terlihat dua perspektif, yaitu pelaku dan ne-

gara. Dalam beberapa aspek ternyata tidak bisa semata-

mata mengandalkan pelaku. Banyak aspek-aspek yang harus dibenahi dan dicampurtangani oleh negara. Karena kalau mengandalkan pelaku saja sangat terbatas. Apalagi orien-tasi mereka rata-rata profit.

Lalu apa yang harus disiapkan untuk menghadapi liberalisasi logistik ini?

Dalam konteks ini setidaknya ada enam aspek yang menjadi kritikal faktor untuk kita benahi ke depan. Pertama, bahwa Indonesia sampai sekarang belum memiliki komoditi unggulan. Selama ini, komoditi apapun dengan cara yang sama, dengan sistemnya sama dan berjalan natural. Tapi kalau melihat di beberapa negara, misalnya Thai-land, di sana logistik berbasis agro. Seluruh kebijakan logistik nasional yang terkait agro di-create oleh pemerintah mulai dari produk apa yang akan dikembangkan, infrastruk-tur untuk mengembangkan produk, dan intensif bagi para pelaku indus-tri sehingga berkembang. Kedua, infrastruktur ini tidak mungkin men-gandalkan pelaku sehingga harus menjadi domain pemerintah.

Terkait infrastruktur, mana yang lebih utama darat, laut, atau udara?

Bagi sektor logistik nasional termasuk para pelaku, infrastruktur yang mereka inginkan adalah yang mampu memperlancar arus barang dengan biaya seefisien mungkin. Oleh karena itu perspektif dari industri logistik entah itu pelaku dan penyedia jasa logistik adalah selama mereka membangun infrastruktur yang mengarah pada efisiensi biaya dan kelancaran barang mereka akan support. Jangan dengan in-frastruktur itu biaya semakin mahal sehingga barang semakin lama

indoneSia haruS PecahKan 6 maSalah

liberaliSaSi logiStiK

INTERVIEW

8 EDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

IstIMewa

Page 11: asperinfo_kecil

9www.ASPERINDO.OR.ID

Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

sampainya. Karena logistik itu butuh kepastian dan bisa berimbas pada harga-harga.

Secara praktik dan teori in-frastruktur, yang paling murah ada-lah laut, lalu kereta api dan udara. Kalau bicara efisien maka infrastruk-tur yang harus dibangun adalah dua yang pertama yaitu laut dan kereta api. Oleh karena itu perhatian kita atas Sislognas adalah mem-bangun transportasi berbasis laut. Dengan kondisi pulau yang banyak, bagaimana bisa berjalan kalau kapal dan pelabuhannya tidak ada. Berarti itu perlu dibangun infrastrukturnya.

Bagaimana regulasi tentang logistik?Ketiga, regulasi karena logistik

itu melibatkan multi kementerian, institusi dan lain-lain. Contoh anda ingin menjadi penyedia jasa gudang maka izinnya ke Kementerian Perdagangan. Ingin mendirikan jasa pengiriman ekspres izinnya ke Dep-kominfo, ingin menjadi transporter atau EMKL atau forwarding perlu ke Perhubungan. Regulasi ini silahkan berjalan dan ada regulasi yang har-monis sehingga tidak menghambat arus barang. Keempat adalah infor-mation dan komunikasi teknologi.

Teknologi seperti apa? Teknologi yang bisa memperce-

pat arus barang seperti pelabuhan dan bandara dan sebagainya. Yang tidak kalah penting atau kelima adalah SDM. Karena selama ini SDM sangat terbatas.

Apakah perguruan tinggi yang mem-buka jurusan logistik masih terbatas?

Secara nasional belum banyak, perguruan tinggi baru bisa dihitung dengan jari, mungkin kalau di S1 sangat kecil tapi kalau di S2 sudah banyak karena konsentrasi. S2 lebih otoritas dimiliki perguruan tnggi sendiri sedangkan kalau jurusan itu yang menentukan adalah Mendik-bud. Jadi ini salah satu challenge di bidang pendidikan yang kita hadapi adalah membangun lembaga pen-

didikan atau kampus yang fokus di bidang logistik. Selain itu, Indonesia belum punya sertifikat di bidang lo-gistik, BNSP bulum punya sertifikasi profesi di bidang logistik. Sekarang kita yang mendorong supaya itu berdiri, mudah-mudahan di perten-gahan tahun 2013 sudah banyak berdiri. Asosiasi Logistik Indonesia tahun ini sudah ada sertifikasinya.

Apa poin terakhir yang harus dibenahi?

Keenam adalah pelaku penyedia jasa logistik. Industri logistk di Indonesia kuenya sangat besar, tapi yang menguasai pasar tidak ada yang dominan. Kalau yang menguasai pasar menurut peneli-tian ITB sekitar 27%. Bila seluruh perusahaan BUMN di bidang logistik dikumpulkan paling hanya 50 triliun, sedangkan logistik swasta paling hanya 1 triliun.

Lain misalnya dengan industri tepung terigu paling dikuasai 3-5 perusahan besar demikian juga gula. Kalau logistik katakan ada perusa-haan X menguasai sampai 20 triliun, dia belum mendominasi pasar. Karena karakter itu, maka challenge kita adalah menyiapkan perusahaan logistik yang world class. Pemerintah diharapkan bisa menggiring kesana apakah itu perusahan negara atau swasta.

Mengapa Indonesia terkesan lambat menyiapkan logistik?

Karena belum kepikiran mung-kin. Jadi kita memang boleh dikata-kan sangat terlambat, untungnya kita punya market sendiri, mungkin negara lain melihat keluar karena pasar dalam negeri mereka lambat. Dengan cara menyiapkan 6 aspek tadi, kita berharap bisa menghadapi liberalisasi. Welcome to liberalization karena itu keniscayaan

Apa yang harus disiapkan oleh pelaku logistik lokal?

Kita berharap pelaku bisa mempersiapkan diri sedemikian rupa

setidaknya dengan dua hal pokok yaitu penyiapan SDM dan sistem operasi dan teknologi yang bagus. Kalau infrastruktur itu domain pemerintah tapi kalau dua hal ini tidak dimiliki maka kita akan kalah.

Apakah kita siap untuk perang di liberalisasi logsitik?

Era kompetisinya memang semakin ketat, bahasa bisnisnya kalau tidak mempersipkan diri pasti akan kalah.

Dari pengamatan bapak, apakah logistik Indonesi sudah siap ?

Saya bukan menggunakan ba-hasa diplomasi, kita siap atau tidak siap memang harus di hadapi. Se-cara keseluruhan, sebenarnya untuk pemain logistik kita siap saja, karena pemain domestik ini, logistik ini ada integritas sistemnya. Tidak ada satu perusahaan logistik manapun yang mengirim barang dari Jakarta ke daerah tanpa kerja sama. Mereka butuh partnership termasuk jaringan global. Masalahnya bagaimana kita bisa menggarap pasar besar di negeri sendiri itu yang perlu kita persiapkan karena pemain asing juga berdatangan.

Apa harapan untuk pelaku logistik?Kalau melihat dari sisi kue

besarnya logistik kita optimis bahwa kue ini cukup banyak. Kedua saya berharap baik kepada ASPERINDO dan asosiasi lain untuk meny-iapkan diri dengan sebaik-baiknya. Persiapan paling baik saya rekomen-dasikan SDM dan IT. Kalau tidak me-nyiapkan diri baik SDM atau IT dan tidak ada investasi pasti terlambat dan tenggelam. Selain itu mempela-jari aturan yang berkaitan dengan logistik. Melakukan analisa portfolio baik customer dan kompetisi di Indonesia. Saya berharap Sislognas ini bisa dilaksanakan bersama. Kata orang logistik, harus bisa mewujud-kan kedaulatan logistik bagi seluruh rakyat Indonesia.

Page 12: asperinfo_kecil

10eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

Sangat mendesak

gan dalam menjamin pergerakan komoditi tersebut dapat berjalan dengan lancar dan efesien.

Terlebih lagi rencana pemerintah dalam pembangunan berbagai in-frastruktur perekonomian diantara-nya pembangunan pelabuhan laut internasional, perluasan jalan kereta api, perbaikan bandara, pembangu-nan Kawasan Ekonomi Khusus, pem-bangunan jalan dan jembatan serta beberapa pembangunan infrastruk-tur lainnya merupakan aspek-aspek yang secara langsung berkorelasi dengan sektor logistik nasional.

“Logistik ini ingin mengkonek-sikan kekuatan ekonomi nasional

REGULASI

SiSlognaSimplementasi

Peraturan Presiden No 26 tahun 2012 ten-tang Cetak Biru Sis-tem Logistik Nasional

(Sislognas) akhirnya rampung pada 5 Maret 2012. Sislognas ini akan memperkuat program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pemban-gunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Sislognas dan MP3EI layaknya dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Keduanya saling mem-berikan sinergi positif bagi pemban-gunan ekonomi. MP3EI mengiden-tifikasi potensi kekuatan ekonomi dan komoditi andalan nasional, sedangkan Sislognas berkepentin-

Perpres No 26 tentang Sislognas bukan hanya untuk dibaca, tapi diimplemen­tasikan dalam bentuk program yang kongkrit. Karena itu, implementasinya sangat urgen bagi pelaku logistik.

10 Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

EDISI 01 / JANUARI 2013

membuka isolasi pedesaan, meng-hilangkan distaritas dan mening-katkan peran jasa logistik nasional,” kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawadi, di Jakarta.

Terbitnya Perpres Sislognas ini sangat ditunggu semua pihak. Karena sektor logistik semakin hari semakin diyakini memiliki nilai strate gis dan bahkan telah menjadi salah satu faktor penentu bagi pem-bangunan daya saing bangsa ini. “Kita akan mendukung cita-cita un-tuk mengkoneksikan, menghubung-kan Indonesia yang berdasarkan maritim ini,” ujarnya.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik Natsir Mansyur mengatakan

Page 13: asperinfo_kecil

11www.ASPERINDO.OR.ID

Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

bahwa implementasi Sislognas ini perlu dipercepat. “Berbagai program yang sudah ditetapkan, sesuai den-gan Pepres 26/2012 tentang sistem logistik nasional (Sislognas). Pepres sebagai payung hukumnya ini perlu secepatnya diimplementasikan, karena waktu berjalan terus. Jangan sampai kita kehilangan waktu, nanti pada saat pemberlakuan AEC (ASEAN Economic Community) 2015 baru kita panik,” ujarnya dalam siaran persnya.

Natsir menjelaskan, banyak program yang dilakukan untuk menurunkan cost logistik nasional. Misalnya revitalisasi angkutan penunjang logistik barang, pangan, pembangunan BBM Logistik diperlu-asan Pelindo II dan daerah lain. Lalu ada revitalisasi kapal petra menjadi kapal motor untuk melayani sea short shipping route (SSS)/alur jarak pendek dan program lainnya.

“Itu merupakan keterlibatan pengusaha logistik Kadin dalam mendukung Sislognas ini, hanya saja implementasi program yang lainnya juga harus segera diimplementasi-kan,” jelasnya.

Sistem operasi logistik yang kompetitif merupakan kunci sukses dalam ekonomi global. Apalagi

dalam perdagangan yang kom-petitif, sistem tersebut menjadi penentu utama daya saing yang membutuhkan pengiriman cepat.

Secara sederhana, keberhasilan dalam perdagangan global dapat tercapai bila sebuah perusahaan memiliki kemampuan untuk berger-ak melewati lintas batas dengan cepat, andal, dan murah.

Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta mengata-kan rencana aksi Sislognas berdasar pada enam kunci yakni komoditas penggerak utama, pelaku dan penyedia jasa logistik, infrastruktur transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, manajemen SDM dan regulasi/kebijakan.

“Keberhasilan implementasi Sislognas akan berdampak pada efisiensi di bidang logistik yang pada gilirannya akan memperbaiki daya saing ekonomi dan sekaligus kesejahteraan masyarakat,” kata Menegristek pada acara Internation-al Logistics Seminar and Workshop 2012 di Jakarta.

Menegristek berharap keberhasi-lan dan implementasi Sislognas akan berdampak pada efisiensi di bidang logistik sehingga dapat memperbaiki daya saing ekonomi dan kesejahter-

Menurut catatan Kadin Indo-nesia, ada delapan poin yang

diharapkan oleh Kadin Indonesia untuk dapat diproses dan ditindak-lanjuti mengenai permasalahan Sislognas. Yaitu:1. 25 pelabuhan laut yang meru-

pakan pintu gerbang utama perdagangan harus dibenahi, termasuk pengembangan pelabuhan udara di setiap provinsi Indonesia dan terminal kargo di stasiun kereta api.

2. Perlu penyelarasan atau har-monisasi yang berhubungan dengan operasional angkatan laut, darat, dan udara.

3. Perlu dicegah terjadinya sta-gnasi terhadap pergerakan arus barang.

4. Perlu dilaksanakan penerapan pelaksanaan 24 jam/hari di seluruh pelabuhan nasional.

5. Penerapan secara penuh National Single Window (NSW) terutama Cargo Release System.

6. Harus ada percepatan pemban-gunan pelabuhan Tanjung Priok, North Kalibaru dalam rangka menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015.

7. Perlu percepatan penyelesaian Jakarta Outer Ring Road (JORR) dari daerah industri ke Priok.

8. Perlu dibentuk Dewan Logistik Nasional sebagai instrumen yang memantau dan mengawa-si pergerakan arus barang baik angkutan laut, darat, dan udara.

8 Persoalan sislognas

IstIMewa

aan masyarakat.“Kelemahan kita adalah in-

frastruktur dan kesiapan teknologi sehingga kemudian di MP3EI, kita ingin meningkatkan SDM dan Iptek supaya signifikan pengaruhnya. Hal ini dilakukan supaya nanti logistik juga bisa ikut melonjak naik,” imbuh Menegristek.

FATHURROJI

Page 14: asperinfo_kecil

12eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

Diantara Duta Besar RI angka-tan tahun 2009, Amb. Harsha

E Joesoef , MSc berhasil meraih penghargaan cukup banyak dari pemerintah, akreditasi antara lain dari Presiden Slovakia, Menteri Perekonomian, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Universitas Pertanian dll . Namun itu semua tidak menjadi tujuan utamanya ka-

rena yang lebih diutamakan adalah tujuan jangka panjang negara untuk membawa sumber kemakmuran bagi Indonesia.

Nada bicaranya halus nan santun. Tidak hanya mengusai persoalan bisnis dan wirausaha, pendiri RPX Group ini juga mengua-sai perkembangan ekonomi, politik, sosial, seni, budaya dan penerangan media. Karakter ini semakin melekat setelah dirinya berhasil mendirikan

perusahaan di bidang jasa pengiriman

logistik dan menjadi Duta Besar RI di Slova-kia.

Kemam-puan Harsha dalam

membangun bisnis ternyata

tidak hanya berdampak pada

perusahaan-ya tapi

juga bagi negara. Pasalnya, pria yang ,mendapat Master of Science, University of Texas, El Paso, Amerika tahun 1982 ini didaulat pemerintah mengemban amanah sebagai Duta Besar RI di Slovakia tahun 2009.

Bagi Harsha, tugas ini untuk mempersembahkan sesuatu bagi bangsa dan negara. “Saya senang bisa sharing knowledge dan pay back kepada negara sesuai kemampuan saya. Untuk itu saya lakukan tugas itu dengan baik,” ujarnya kepada Asperinfo saat ditemui di kantornya yang megah.

Menurut pria penerima peng-hargaan Satyalencana Pembangu-nan dari Presiden RI tahun 2006 ini, tugas utama yang harus ia wujudkan adalah membangun hubungan jangka panjang antara Indonesia dan Slovakia dengan menambah sumber-

sumber kemakmuran bagi rakyat Indonesia. Apalagi hubungan kedua negara selama ini relatif baik dan tidak ada konflik.

Di bidang bisnis, kedua negara sudah menjalin hubungan dengan adanya beberapa merek dagang

dari Slovakia seperti sepatu Bata yang konon berasal dari kata Bacca. Produk ban motor

Matador dan merek pisau cukur Tatra yang semuanya berasal dari

Slovakia. “Jadi sebetulnya sejak tahun 1945 sudah banyak hubun-

EXECUTIVE

Jadi dUbes negara

Amb. Harsha E Joesoef, MSc

DUBES LOGISTIK

12 Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

EDISI 01 / JANUARI 2013

Page 15: asperinfo_kecil

13www.ASPERINDO.OR.ID

Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

gannya. Dulu bahkan ada merek motor Java,” papar lelaki kelahiran Jakarta, 30 Januari 1959.

Hubungan ini tidak ditindak lanjuti dengan baik sehingga produk dari Slovakia tergeser dari negara lain. Hubungan yang mulai luntur itu dipertemukan kembali dalam sebuah program pertemuan antar pelaku bisnis kedua negara yang sempat dilaksanakan sebanyak enam kali selama beliau menjabat menjadi Duta Besar. Program ini mendapat sambutan baik dari pemerintah Slovakia sehingga presiden Republik Slovakia, Y M Ivan Gasparovic datang ke Indonesia untuk melakukan ker-jasama bilateral di 9 sektor dengan nilai lebih dari 1 miliar dolar.

Kerjasama yang dilakukan tahun 2011 ini antara lain bidang pembangkit tenaga listrik di dua tempat, salah satunya di Batam, rencana pembangunan pabrik semen, pabrik ban dan energi terbarukan lainnya, di dunia perda-gangan, investasi, perbankan serta media massa, termasuk pertanian. “Saat ini kita masih impor 100 % gandum dari luar. Insya Allah 2014 pemerintah bisa memulai program gandum nasional bekerja sama dengan Slovakia,” paparnya.

Bagi pemerintah Indonesia, kerja sama dengan pemerintah Slovakia sangat menguntungkan karena Slovakia termasuk negara bagian di Eropa yang memiliki tiga keistime-waan. Pertama, Slovakia menjadi anggota Euro Union (EU) yang terdiri dari 27 negara. Kedua, Slovakia juga grup Schengen yaitu negara dengan visa bersama 22 negara Eropa lain-nya. Ketiga, Slovakia juga masuk ke dalam negara Euro zone yaitu negara yang menggunakan mata uang Euro.

Dengan tiga kelebihan ini, Slovakia memiliki potensi kestabilan perekonomian negara dan pelaku usahanya. Kestabilan moneter ini sangat penting bagi Indonesia untuk mengurangi resiko kerugian investasi dan menjadi pintu masuk Indonesia ke wilayah Eropa Timur melalui Slovakia. “Slovakia is not only

Slovakia but all 27 member countries of EU.. Barang-barang yang masuk ke Eropa pada umumnya bisa melalui Slovakia,” paparnya.

Kesuksesan Harsha menjalankan tugas negara tidak hanya menghasil-kan hubungan bilateral dan menda-tangkan investasi asing, tapi juga berhasil meningkatkan pendapatan perdagangan Indonesia. Diakui Har-sha bahwa sebelum menjadi dubes di Slovakia, neraca perdagangan-nya rendah di kisaran USD 50 juta. Setelah menerima tugas tahun 2009, neraca perdagangan Indonesia ke Slovakia terus naik. “Saya sampaikan kepada presiden pokoknya minimum dilipat gandakan.

Alhamdulillah itu tercapai dan ter-lampaui cukup jauh,” paparnya.

Selama bertugas, Harsha belajar dari sistem logistik di negeri tersebut. Negara-negara Eropa memberlaku-kan sistem zona euro, schangen, dan visa bersama untuk mendukung perdagangan mereka sehingga tidak ada tarif biaya barang masuk dan keluar. “Pelajaran di sini bahwa otonomi daerah ini belajar dari EU, jangan mentarifkan barang dari Sumsel ke Sumbar atau dari Bandung ke Jakarta. Ini pemikiran yang keliru karena akan mematikan barang sendiri,” ujarnya.

Pemberlakuan tarif barang yang keluar masuk daerah, akibat kebijakan otonomi daerah, hal ini menjadikan produk dalam negeri

lebih mahal dan memiliki daya saing yang lemah dibanding produk lain. “Dengan otonomi daerah ini biaya logistik terbesar di dunia adalah negara Indonesia,” paparnya.

Maka konsep logistik di Indone-sia harus dibangun dengan tiga fak-tor yaitu memperbaiki konektifitas di dalam pulau. Misalnya dari Tanjung Priuk ke Tanjung Perak, apakah akan melalui jalur laut, kereta api atau tol darat. Kedua konektifitas antar pulau ke pulau misalnya dari Jawa, Suma-tra, Kalimantan, dan Papua yang semestinya sudah terjadwal secara regular. Ketiga adalah konektifitas internasional yaitu membangun perusahaan logistik dengan jaringan kelas dunia.

Indonesia cukup baik dalam bidang logistik tapi perlu memper-siapkan diri bersaing di pasar bebas. Hal yang perlu dibenahi adalah infrastruktur, kepastian hukum dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk menghadapi persaingan bisnis yang tidak bisa dianggap remeh ini. RPX berupaya mempertahankan diri sebagai leader dalam bidang logistik dengan meningkatkan pelayanan melalui teknologi dan more outlet.

Ia berharap, pemerintah tidak mengulang kesalahan dalam me-nentukan peraturan dan kebijakan

terkait logistik. Paling tidak peraturan itu harus berimbang sesuai pasarnya, misalnya Indonesia dengan pasar jumlah penduduk sekitar 250 juta, harus ada kompensasi lain jika dibanding dengan Singapura yang jumlah penduduknya sekitar 5 juta.

“Apa yang salah di dunia perban-kan jangan terulang di dunia logistik. Kita tahu lembaga perbankan sangat liberal dimana Malaysia boleh membuka di Indonesia sementara kita tidak boleh membuka di sana,” pungkasnya.

Setelah selesai bertugas menjadi duta negara, Harsha mencoba mem-fokuskan lagi untuk pengembangan RPX menjadi perusahaan jasa logistik yang terdepan. Terutama ketika menyiapkan suksesi selanjutnya. FATHURROJI & MUHAJIR

Page 16: asperinfo_kecil

14eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang begitu pesat turut mendorong pertum-

buhan bisnis perusahaan jasa pen-giriman. Tak heran, jika omset 400 perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiri-man Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) mencapai Rp 60 triliun per tahun.

Menurut Ketua Umum ASPER-INDO M Kadrial, jumlah perusahaan jasa pengiriman saat ini mencapai 400 perusahaan. Jika setiap perusa-haan memiliki 1.000 tenaga kerja, maka jumlahnya mencapai 400.000 orang. ’’Angkanya tentu lebih besar, karena setiap perusahaan tidak sama ada yang besar dan kecil,”

munaS aSPerindoSoroti Sdm dan

interKoneKSikatanya saat memberikan sambutan di Munas ASPERINDO 2012 di Anyer 26-28 Maret, di Anyer, Banten.

Kontribusi lain perusahaan jasa pengiriman ekspres, terkait pemba-yaran pajak. Ia mengungkapkan, biaya pengiriman yang mencapai Rp 60 triliun per tahun memberikan laba kepada perusahaan, sehingga perusahaan memberi sumbangan pemasukan negara berupa Pajak Penghasilan (PPh).

Untuk meningkatkan layanan kepada konsumen, ASPERINDO akan membentuk Lembaga Ser-tifikasi Profesi (LSP). Tujuannya agar perusahaan yang tergabung dalam ASPERINDO memiliki standar pelayanan yang sama. Sehingga standarisasi keahlian sumber daya

NEWS

Asperindo, sebagai wadah perusahaan

jasa pengiriman eks­pres, pos dan logistik

terus memberikan mo­tivasi kepada anggota­

nya. Agar bisnisnya berjalan lancar guna membangun pereko­

nomian bangsa.

14 Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

EDISI 01 / JANUARI 2013

Page 17: asperinfo_kecil

15www.ASPERINDO.OR.ID

Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

manusianya memenuhi standar. “Kita akan meminta BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Nasional) untuk dapat memberikan persetujuan atas terbentuknya LSP ASPERINDO,” lanjutnya.

Selain itu, tambah Kadrial yang kembali menjadi Ketua Umum ASPERINDO periode 2012-2016 ini, ASPERINDO juga akan melakukan interkoneksi antarperusahaan jasa pengiriman ekspres, yang tergabung dalam ASPERINDO, sehingga mem-beri pelayanan yang lebih mudah kepada konsumen.

ASPERINDO yang memiliki 29 DPW dan 11 DPD ini juga akan melakukan interkoneksi antar peru-sahaan jasa pengiriman di seluruh Indonesia. Dengan begitu, pelang-

gan tidak perlu khawatir barang kirimannya tidak sampai ke tujuan meskipun perusahaan yang dipakai tidak memiliki kantor perwakilan di tempat itu.

Standarisasi dan interkoneksi itu tidak serta merta akan menyeragam-kan tarif pengiriman barang dan dokumen. Pasalnya itu dilarang oleh Undang-Undang Persaingan Usaha.

Dalam aturan yang baru, kata Kadrial, nantinya pemerintah tidak akan mensubsidi sepenuhnya perusahaan jasa pengiriman yang mendapat tugas PSO (public service obligation) seperti PT Pos Indo-nesia. Biaya untuk PSO itu akan dibebankan kepada semua operator termasuk anggota ASPERINDO.

“Jadi nanti, subsidi PSO tidak

semua berasal dari APBN. Setiap perusahaan jasa pengiriman akan dimintai kontribusinya untuk men-subsidi perusahaan yang melaksana-kan PSO,” tegasnya.

Mengenai hasil Munas ke-8, ada penyempurnaan AD/ART organisasi berupa perubahan kepanjangan AS-PERINDO dari Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia menjadi Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia. ’’Perubahan ini dapat menjadi pintu masuk bergabungnya PT Pos Indonesia ke dalam ASPER-INDO,’’ ungkapnya

FATHURROJI

15www.ASPERINDO.OR.IDMedia Informasi & Komunikasi Asperindo

MAJALAH ASPERINFO

Page 18: asperinfo_kecil

16eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

Disela-sela dunia logistik dihadap-kan pada liber-alisasi logistik

tahun 2013, justru para pemain lokal logistik dibuat repot dengan adanya aturan baru terkait Regulated Agent (RA). Pasalnya, lokasi RA yang jauh dari bandara, memperlambat proses pengiriman barang.

regulated agentmemPerlambat

Kiriman

Ketua Umum DPP Asosiasi Pe-rusahaan Jasa Pengiriman Ekspress, Pos dan Logistik Indonesia (ASPER-INDO) M Kadrial mengatakan, di Bandara Soekarno Hatta, proses pengiriman barang berlangsung lebih lama karena regulated agen beroperasi di luar bandara.

Dengan adanya regulated agent, pemeriksaan dilakukan di luar bandara, sehingga barang dari pe-rusahaan jasa ekspres harus dibawa ke gudang pemisahan barang dulu, baru ke bandara. “Padahal dulu ba-rang hanya dari gudang jasa ekspres baru ke bandara. Penerapan regu-lated agent di luar bandara justru memperlambat layanan,” katanya.

Kementerian Perhubungan di-minta untuk melakukan transparansi tarif kargo udara sehingga dapat mencari solusi besaran pemeriksaan keamanan kargo melalui RA yang dinilai kemahalan. Bahkan, Ombuds-

man RI mendesak Kementerian Perhubun-gan sebagai regulator menentukan tarif batas atas pemeriksaan kargo melalui perusahaan RA atau agent inspeksi.

Kepala Biro Hukum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Israful Hayat men-gatakan perlu transparansi biaya kargo yang dibayarkan agen jasa pengiriman seperti ALFI dan ASPER-INDO kepada maskapai, dan berapa tarif yang harus dibayar pemilik barang kepada jasa pengiriman.

“Berapa sih agen jasa pengiri-man membayar surat muatan angkutan udara (SMU) kepada maskapai, ini yang harus dijelaskan,” kata Israful. Dengan transparansi besaran tarif ini, akan dapat ditentu-kan tarif yang ideal untuk pemerik-saan keamanan kargo udara melalui

perusahaan RA. Menurutnya, Kemenhub sebagai

regulator tidak dapat menentukan tarif RA karena bertentangan den-gan UU No.1/2009 tentang Pener-bangan. Pihaknya hanya mengatur soal komponen tarif jasa pemerik-saan pemeriksaan keamanan kargo dan pos dalam KP No.152/2012. Adapun komponen tarifnya tersebut yakni personil, operasional, perse-diaan, depresiasi dan amortisasi, margin paling tinggi 10% dari total biaya belanja, dan lainnya

. FATHURROJI

NEWS

IstIMewa

Page 19: asperinfo_kecil

17www.ASPERINDO.OR.ID

Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

Persaingan dunia usa-ha tidak bisa dihindari antar perusahaan jasa pengiriman dan

logistik yang menjadi anggota Aso-siasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (ASPERINDO). Namun bukan berarti tidak bisa disatukan. Melalui acara tahunan yang diadakan tanggal 30 Maret 2013, ASPERINDO berharap tetap akan terjalin hubungan har-monis antar karyawan baik di pusat maupun wilayah.

Ketua panitia Sulistianto men-gatakan, acara ini sangat penting diadakan untuk menumbuhkan semangat kerja sama dan keakraban baik di tingkat pimpinan maupun karyawan. Acara yang diadakan di Bumi Perkemahan Ragunan ini akan dihadiri oleh beberapa kalangan mulai dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ASPERINDO, ketua umum, Menteri Komunikasi dan Informasi bersama jajaran stafnya, Direk-

tur Jenderal PPI, Pemda DKI dan anggota ASPERINDO serta seluruh karyawannya. “Kita juga mengun-dang anggota ASPERINDO Wilayah Banten, Bandung dan sekitarnya,” tuturnya kepada AsperInfo.

Ada lebih dari 170 anggota ASPERINDO dengan jumlah peserta family gathering sekitar 5.000 orang. Mereka akan mengikuti berbagai kegiatan mulai dari perlombaan, musik, pameran dan bazaar serta sosialisasi beberapa kebijakan terkait jasa pengiriman dan logistik di Indo-nesia. “Dengan kegiatan ini diharap-kan seluruh karyawan dan keluarga merasakan kehadiran ASPERINDO,” paparnya.

Sulistianto melanjutkan, salah satu pesan penting yang disampai-kan dalam acara tersebut adalah sosialisasi UU No 38 tahun 2009 yang menjadi payung hukum pelak-sanaan pos dan pengiriman. “Kita sudah tidak ada bedanya dengan pelaku PT Pos Indonesia dan sudah

bersanding dengan kepentingan yang sama,” paparnya.

Dengan adanya payung hukum ini seluruh anggota ASPERINDO diminta untuk berbenah dan mem-persiapkan diri untuk berkompetisi di pasar bebas yang semakin ketat persaingan. Untuk menghadapinya ASPERINDO akan terus mengadakan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) baik kurir, customer service dan beberapa bidang lain.

Sulistianto menambahkan, dalam undang-undang dijelaskan bahwa perusahaan asing hanya dapat memiliki modal paling tinggi 49%. Mereka hanya dibolehkan ber-operasi sampai ibukota provinsi yang memiliki pelabuhan laut atau udara internasional. Pengiriman dalam negeri dilakukan oleh penyelenggara lokal dengan pelayanan prima dan nyaman. “Kita berharap SDM ang-gota ASPERINDO mampu bersaing sehingga bisa go internasional,” pungkasnya. FATHURROJI

family gatheringaSPerindo

maret 2013

Page 20: asperinfo_kecil

18eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

SiaP cetaKSdm ProfeSional

Dalam rangka mening-katkan sumber daya manusia yang handal

dan profesional dalam hal pengiri-man ekspres, pos, dan logistik, maka ASPERINDO membuka lembaga training yang diberi nama ASPER-INDO Training Center (ATC).

Menurut Kepala Pendidikan ASPERINDO Farri Gaffar, ATC ini didi-rikan untuk menghadapi persaingan global yang sangat ketat, sehingga para pelaku harus menyiapkan SDM nya dengan lebih baik lagi, untuk itu ASPERINDO membuka kelas training para karyawan anggota ASPERINDO. “Selain itu, tujuannya untuk membendung tenaga kerja as-ing yang akan berdatangan seiring adanya pasar bebas,” katanya.

Adanya ATC ini, perusahaan anggota ASPERINDO akan semakin efektif dan efisien untuk meningkat-kan kemampuan karyawannya, ka-rena dalam satu kelas, peserta bisa saling berinteraksi dengan beberapa perusahaan anggota ASPERINDO yang sedang ditraining.

“Kelebihan dari training ini, para pengajarnya adalah para pakar

dan praktisi yang terjun langsung di bidangnya,” tegasnya.

ATC yang diresmikan pada tanggal 9 April di Rakernas tahun 2011 lalu bisa menjadi wadah untuk mencetak tenaga profesional di bidangnya. Kegiatan training yang kelasnya mulai dibuka Oktober 2011 lalu telah melahirkan SDM handal dan profesional. “Saat ini, sudah ada 6 angkatan Kurir Profesional Senior dan 2 angkatan Customer Service, dengan total peserta sebanyak 171 orang dari 49 perusahaan anggota Asperindo” terangnya.

Farri menambahkan, tahun 2013, ASPERINDO berencana akan lebih mengembangkan training di daerah-daerah. Saat ini telah terjalin kerjasama dengan ASPER-INDO wilayah Jawa Timur. Program pendidikan di bidang lainnya yang terkait (Basic Cargo, Danderous Goods, Kepabeanan dll) akan juga direalisasikan bekerjasama dengan para praktisi di bidangnya ataupun dengan lembaga pendidikan lain-nya.

Diawal tahun 2013 ATC juga akan segera membuka training Kurir

Profesional Yunior dimana dihara-pkan calon kurir dari perusahaan anggota dan para lulusan SMA yang ingin segera bekerja, dapat memanfaatkan program training ini. Program training ini telah menda-patkan ijin resmi dari Diknas.

“Ke depan, masyarakat yang ingin lebih memahami seputar pengiriman ekspres, pos dan logistik, bisa belajar di sini. Begitu juga yang ingin mendapatkan sertifikat dari BNSP,” tegasnya. FATHUR

ATC

NEWS

Untuk menambah semakin berkualitasnya lulusan dari ATC ini, ASPERINDO juga akan mendi-

rikan sebuah Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) ASPERINDO.

Team dari Asperindo sedang mempersiapkan pengajuan ke Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) agar program ini dapat segera disetujui.

ASPERINDO juga akan segera men-gusulkan ke pemerintah agar Standar Kompetensi Kerja Asperindo ini nantinya dapat ditingkatkatkan menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang pengiriman ekspres, pos dan logsitik.

Page 21: asperinfo_kecil

19www.ASPERINDO.OR.ID

Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

RPX GROUPsiaP bUka 500 oUtlet

Dari kejauhan, gedung yang didominasi warna putih dan

biru itu terlihat kokoh dan menju-lang dengan ketinggian 17 lantai. Gedung yang berdiri di Jalan Ciputat Raya No 99, Jakarta Selatan ini adalah kantor pusat RPX Group yang didirikan oleh Amb. Harsha E Joesoef MSc.

RPX adalah perusahaan dalam bidang logistik yang berdiri sejak tahun 1985. Awalnya didirikan dengan nama PT Repex Perdana International yang menjadi mitra perusahaan logistik internasional asal Amerika Serikat FedEx. Sejak menjadi pemegang lisensi FedEx un-tuk Indonesia, RPX terus melakukan pengembangan bisnis.

Menurut Founder RPX Harsha E Joesoef, perusahaan ini awalnya, tahun 1985 ia mulai dengan membeli tiga kendaraan jenis L 300, dengan delapan sepeda motor, dan beberapa karyawan saja. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan, RPX melengkapi sarana penunjang seperti alat transportasi, informasi teknologi (IT) dan Sumber Daya Manusia (SDM) terlatih.

Hingga kini RPX masih menjadi leader dalam bidang logistik khu-susnya IT dan akan semakin lengkap jika ditambah sistem konektifitas

antar pulau. Maka tahun depan RPX menargetkan penambahan jumlah outlet di daerah-daerah hingga 500 outlet. “Saya berharap agar cost logistik di Indonesia lebih turun dan Indonesia mampu bersaing dan menarik bagi investor,” paparnya.

Sementara itu, untuk membuka ratusan outlet, RPX Group telah me-nyiapkan dana investasi sebesar US$ 50 juta selama lima tahun. Dana itu akan dipergunakan untuk memper-luas jaringan, menambah armada dan memperkuat sistem IT).

Vice President Sales and Market-ing RPX Group, Andry Adiwinarso, mengatakan, RPX akan memperluas jaringan operasional ke seluruh kabupaten di Indonesia. “Kami me-nargetkan bisa terlaksana tiga atau empat tahun ke depan,” katanya.

Sementara di bidang operasion-al, M Kadrial, Vice Presiden Opera-tion & Customer Service RPX Group akan terus melakukan investasi di bidang teknologi informasi, penam-bahan station untuk menunjang strategi bisnis RPX di pasar ini.

“Inovasi di bidang teknologi ditujukan menciptakan customer automation yang menghubungkan sistem TI pelanggan dengan RPX, se-hingga lebih memudahkan pelang-gan dalam bertransaksi dengan RPX baik proses booking, pelacakan kiriman hingga pembayaran jasa.”

Penggunaan teknologi informasi menjadi salah satu cara menurunkan cost logistik. Sistem ini memungkin-kan pelanggan bagaimana mulai order tanpa telepon atau order via website . ”Pelanggan juga bisa men-dapatkan report dengan website. Ini ikut tekan biaya,” ungkapnya.

Selain itu, RPX Warehouse, yang merupakan sub-unit bisnis RPX Group, memperluas gudang transit (transit warehouse). Terletak di pergudangan Lini I, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, fasili-tas ini memiliki luas bangunan 3.000 m² dan mampu menampung 3.500 ton barang.

Dengan bertambahnya fasilitas gudang transit ini, secara keseluru-han RPX Warehouse dapat menan-gani 11.500 ton barang. Fasilitas ini terdiri dari ruang khusus ekspor dan impor untuk barang, baik interna-sional maupun domestik, serta rush handling area. FATHUR

COMPANY

Page 22: asperinfo_kecil

20eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia

(ASPERINDO) wilayah Jawa Tengah mulai menunjukkan eksistensinya dengan dilantiknya pengurus baru organisasi periode 2012-2016. Pelantikan pengurus baru ini meru-pakan rangkaian acara Musyawarah Wilayah (Muswil) yang berlangsung pada tanggal 27 September 2012.

Ada empat nama yang memeri-ahkan pemilihan ketua ASPERINDO Jawa Tengah yang berlangsung di Hotel Ciputra, Semarang ini. Diantaranya Tony Winarno, Ranudin, Yopie Mayahi dan Edy Gunawan. Dari hasil pemilihan tersebut Tony Winarno memperoleh 21 suara, Ra-nudin memperoleh 12 suara, Yopie Mayahi memperoleh 0 suara dan Edy Gunawan memperoleh 1 suara dari suara sah.

Maka Muswil menetapkan Tony Winarno sebagai Ketua ASPERINDO

Jateng periode 2012 – 2016 guna meneruskan program kerja yang su-dah ada. Hasil pemilihan ini ditindak lanjuti oleh pengurus baru dengan membentuk struktur organisasi dan menyusun pengurus lengkap masa bhakti 2012-2016.

Tony menjelaskan, setelah membentuk susunan organisasi dan program kerja, ASPERINDO Jawa Tengah akan mengadakan Fam-ily Gathering untuk menyambut ulang tahun ASPERINDO pada 3 Maret 2013. Salah satu acaranya adalah konvoi 37 perusahaan jasa pengiriman anggota ASPERINDO Jateng dari Semarang menuju Bandengan. “Selain untuk mer-ayakan ulang tahun ASPERINDO acara ini juga untuk mem-pererat silaturahim

antar anggota,” paparnya.Menurut Toni, ASPERINDO

Jateng tidak menutup mata bahwa saat ini industri jasa pengiriman tengah menghadapi pasar bebas. Untuk itu ASPERINDO menyiapkan diri dengan mendorong pelayanan prima serta melakukan edukasi kepada seluruh anggotanya yang berjumlah 37 perusahaan.

Setiap perusahaan diharuskan melaksanakan UU No 38 tahun 2009 yang menjelaskan standar pelayanan prima dengan mem-berikan kepastian waktu, biaya dan prosedur. Selain itu juga dibutuhkan regulasi yang jelas, infrastruktur dan jaringan bisnis (networking). “Kita tinggal menjalankan prosedur dan

mUswil asPerindo Jawa tengaH

melangKah menuJuPerSaingan global

REGIONAL NEWS

Page 23: asperinfo_kecil

21www.ASPERINDO.OR.ID

Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

Rencana pembangunan jalan tol dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD)

hingga Lampung disambut positif oleh Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) Sumatra Utara. Ketua ASPERINDO Wilayah Sumut Eka Tarigan mengatakan, pe-nyedia jasa pengiriman khususnya di wilayah Sumatra Utara semakin dibantu dengan rencana pemban-gunan jalan tol yang diprakarsai pemerintah daerah dan PT Jasa Marga ini.

Menurut Eka, jika sebelumnya perjalanan pengiriman paket barang membutuhkan waktu kurang lebih 3

“Peningkatan arus kargo bisa naik sekitar 10 persen dibandingkan hari biasa,” tambahnya.

Menu-rutnya, menjel-ang akhir tahun dan awal tahun

ini para pedagang di Sumut mem-buat stok barang yang lebih besar untuk mendapatkan untung. “Pada hari normal rata-rata angkutan kargo dari Jakarta-Medan sekitar 50 ton per hari. Sejak awal November, ada peningkatan sekitar 10 persen,” paparnya.

Pembangunan jalan tol ini jelas akan semakin menambah gairah masyarakat untuk melakukan berbagai macam aktivitas mulai dari bisnis, ekonomi, sosial, kebudayaan dan rekreasi karena banyak juga warga yang memanfaatkan waktu liburan untuk bertemu keluarga dan refresing. MUHAJIR

hari sampai 4 hari, dengan adanya jalan tol ini akan menjadi 2 hari saja. Bahkan infrastruktur darat ini akan membantu pengiriman paket barang yang sebelumnya didominasi oleh angkutan pesawat. “Yang untung memang jalur darat karena selama ini banyak jalan yang rusak, macet di beberapa titik, tanah longsor dan lain-lain,” ujarnya.

Eka memprediksi arus kargo atau pengangkutan barang ke Sumatra Utara menjelang natal dan tahun baru akan semakin banyak karena meningkatnya kebutuhan masyarakat. Beberapa barang yang banyak masuk adalah pakaian, tas, dan asesoris natal dan tahun baru.

aSPerindo SumutSambut Pembangunan tol

mentaati peraturan yang sudah ada dari pemerintah, serta menunggu Peraturan Pemerintah yang sedang dirancang,” paparnya.

Menurut Toni, Jawa Tengah akan menjadi salah satu daerah yang

diminati para pemilik modal untuk membuka usaha karena faktor nilai Upah Minimum Provinsi (UMP) yang masih dibawah daerah lain yaitu sekitar 1,2 juta. Faktor lain yang menuntut kualitas pelayanan jasa pengiriman harus ditingkatkan adalah

daya beli dan konsumsi masyarakat dalam negeri yang cukup tinggi sehingga memacu perusahaan jasa pengiriman berkompetisi di dalam negeri. “Harapan saya ASPERINDO

bisa mempersiapkan diri dalam berkompetisi di dalam negeri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan kualitas pelay-anan prima,” pungkasnya.

MUHAJIR

Page 24: asperinfo_kecil

22eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

mengirim barang di mUsim HUJan

Curah hujan yang sering kali terjadi beberapa hari ini, mengakibatkan terjadinya

banjir di beberapa wilayah di Indo-nesia. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan jasa pengiriman untuk memberikan pe-layanan dengan aman dan selamat.

Namun bagi pengguna jasa pengiriman tetap harus waspada ketika akan mengirim barang ke luar kota atau ke daerah, sehingga tidak basah atau rusak akibat terkena air hujan. Berikut adalah tips mengirim

barang di waktu musim hujan.

1. Pilihlah Perusahaan Jasa cargo atau jasa pengiriman yang memiliki izin dari Pemerintah.

2. Pilihlah Perusahaan Jasa cargo atau jasa pengiriman Barang yang memberikan jaminan ketepatan waktu dan penggan-tian jika terjadi kerusakan.

3. Pilihlah Perusahaan Jasa cargo atau jasa pengiriman yang sesuai dengan layanan yang dibutuhkan.

4. Gunakan packing yang aman dan tahan air (di cover dengan plastik).

5. Ketahui situasi di daerah tujuan apakah terjadi banjir atau tidak.

6. Tetap sampaikan kepada petu-gas pengirim untuk menjaga barang dari air dan sejenis-nya.

7. Pilih perusahaan jasa cargo/pengiriman yang bisa memberi-kan status keberadaan barang secara berkala.

Pengirimanbarang berHarga

Tidak mudah memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang diingin-kan. Apalagi barang tersebut sangat

istimewa dan berharga sehingga perlu men-jaga agar tidak rusak atau bahkan berpindah tangan.

Untuk itu perlu tenaga pengantar khusus atau mempercayakan kepada perusahaan jasa pengiriman atau cargo. Nah, sebelum men-girimkan barang berharga tersebut kita perlu memperhatikan beberapa tips berikut.1. Pastikan bahwa Packing yang digunakan

cukup aman untuk melakukan pengiriman

(tidak mudah rusak).2. Berilah label khusus agar pengantar

berhati-hati dalam memperlakukan barang tersebut.

3. Pilihlah perusahaan jasa pengirim yang memberikan tambahan asuransi untuk jaminan kerugian apabila nilai kiriman melebihi jaminan dari perusahaan jasa pengirim.

4. Tulis nama dan alamat tujuan dengan rapi dan jelas usahakan dilengkapi dengan nomor telephone.

TIPS

Page 25: asperinfo_kecil

23www.ASPERINDO.OR.ID

Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

Maraknya berbagai paket pengiriman yang berisi narkoba, ganja bahkan senjata api dan peledak bom menunjukkan bahwa jasa pengiriman menjadi

incaran para pengedar untuk menggunakan jasa pengiriman demi meraup keuntungan. Untuk itu diperlukan kewaspadaan dari para petugas jasa pengiriman untuk mencegah upaya penyelundupan barang-barang illegal dan melaporkannya kepada pihak kea-manan.

Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah hal tersebut diantaranya ;

1. Periksa identitas barang, identitas pengirim dan tujuan pen-giriman secara teliti dan lengkap.

2. Upayakan semua paket pengiriman diperiksa menggunakan metal detector dan alat X-Ray.

3. Periksa packing mulai dari bentuk, ukuran, warna, bau dan suara yang bisa terlihat dari luar.

4. Jika isi paket mencurigakan jauhkan dari jangkauan umum.5. Jika perlu paket pengiriman bisa dibuka di depan si pengirim.6. Segera melakukan koordinasi dengan petugas keamanan atau

kepolisian jika kiriman mencurigakan.

menCegaH Pengiriman barang terlarang

IstIMewa

Page 26: asperinfo_kecil

24eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO

Perubahan adalah sebuah keniscayaan ketika kita harus mempersiapkan

diri untuk memasuki dunia pasar global. Hadirnya pasar bebas ini menuntut persiapan yang matang dengan terus meningkatkan kualitas, kreatifitas dan inovasi. Sebagai Aso-siasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) yang membawahi perusahaan jasa pengiriman di seluruh Indonesia, peranan edukasi, sosialisasi dan kemitraan menjadi keharusan.

Betapa tidak, Indonesia saat ini adalah salah satu negara dengan pertumbu-han ekonomi yang relatif baik dan positif. Hal ini yang menjadikan Indonesia sebagai primadona bagi beberapa pe-rusahaan logistik internasional untuk mengembangkan bisnis dan berinvestasi di Indonesia.

Mencermati posisi Indonesia yang berada di peringkat 59 dari 155 negara yang disurvei oleh Bank Dunia (LPI : Logistics Perfor-mance Index), Pemerintah kemudian menerbitkan Perpres No. 26 tahun 2010 tentang Cetak Biru Pengem-bangan Sistem Logistik Nasional (Blue Print Sislognas). Salah satu sasaran intinya adalah menurunkan biaya logistik nasional yang ditahun 2010 masih mencapai 27 % dari PDB (Produk Domestik Bruto).

Disisi lain, latar belakang dari terbitnya Perpres No. 26 Tahun 2012 tentang Sislognas ini juga didorong

oleh faktor yang menunjukkan tingginya biaya logistik nasional yang antara lain disebabkan masih adanya pungutan tidak resmi dan biaya transaksi yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi.

Jika dianalisa lebih mendalam, pencapaian dari sasaran Perpres ini juga dipengaruhi tiga unsur pokok. Pertama, adanya dukungan infrastruktur yang dapat men-dorong lancarnya flow of goods. Kedua, tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan mempunyai kemampuan daya saing yang tinggi. Ketiga, dukungan

berbagai regulasi yang dapat turut menekan terjadinya ekonomi biaya tinggi.

Tidak mudah untuk mencapai ketiga unsur pokok diatas, karena dari sisi regulasi misalnya, disamping adanya regulasi yang “berseberan-gan” antara yang satu dengan yang lain, ada juga regulasi yang bukan-nya menekan biaya ekonomi namun sebaliknya, bahkan menaikkan atau menyebabkan terjadinya ekonomi biaya tinggi.

Berbagai tantangan ini tentunya

harus dihadapi bersama-sama sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menjadi kon-tribusi bagi bangsa. Salah satunya adalah melalui media masa sebagai pusat informasi yang sekaligus men-jadi jembatan komunikasi antara anggota ASPERINDO, stakeholder, pemerintah dan masyarakat umum.

Majalah AsperInfo hadir diten-gah-tengah kita dalam rangka mem-berikan berbagai informasi aktual dan tajam demi sebuah perubahan yang lebih baik sehingga bisa mem-persiapkan diri memasuki persain-gan di pasar bebas dan memberikan

kontribusi kepada negara. Kini, melalui pengelolaan

yang fokus dan lebih profe-sional, Majalah AsperInfo tampil dengan wajah dan warna yang lebih attractive. Majalah AsperInfo terbit dalam bentuk media yang mencerdaskan sebagai referensi utama informasi kelogistikan di Indonesia.

Majalah AsperInfo akan menyajikan berita-berita internal dan eksternal yang masih segar, baik yang sedang maupun yang akan terjadi dimasa mendatang. Hot issue yang diangkat pada edisi ini adalah persiapan dunia logistik nasional dalam memasuki persaingan pasar global. Semoga dengan hadirnya majalah ini bisa menambah refer-ensi dalam bidang logistik dan men-jadi kontribusi positif bagi kemajuan dunia logistik di Indonesia. Selamat membaca.

SYARIFUDDINDirektur Eksekutif Asperindo

OPINI

siap masuk Pasar global

Page 27: asperinfo_kecil

NO

D

PW/D

PD

PIC

/ A

LAM

AT S

EKRE

TARI

AT

TELP

/FA

X/H

P/EM

AIL

.

1 D

PW J

AW

A B

ARA

T B

inta

ng I

raw

an S

arpi

ngi

Tel

p. (0

22) 7

0362

209

Jl.

Cip

edes

Ten

gah

No.

196

F

ax.

(022

) 200

5676

Ban

dung

401

62

Hp.

0

813

2038

484

8

Em

ail :

asp

erin

doja

bar@

y7m

ail.c

om

And

y W

ijaya

nto

Tel

p. (0

21) 5

5453

352

DPW

BA

NTE

N

Ruk

o Pe

rmat

a N

iaga

III

No.

15

Fax

. (0

21) 5

5453

35

T

aman

Roy

al I

II, T

anah

Tin

ggi

Hp.

9

4005

000/

0878

7800

0800

Tan

gera

ng 1

5119

E

mai

l : a

ndy_

w98

@ya

hoo.

com

3

DPW

JA

WA

TEN

GA

H

Dea

sy A

riyan

i T

elp.

(024

) 761

3800

, 762

5503

, 762

8800

P

T. R

epex

Per

dana

Int

’l F

ax.

(024

) 760

7307

Jl.

RE. M

arta

dina

ta 1

68

Hp.

0

812

286

1631

(Dea

sy A

riyan

i)

T

awan

gmas

, Sem

aran

g 50

144

Em

ail :

dar

iyan

i@rp

xhol

ding

.com

4

DPW

YO

GYA

KART

A

Mar

sudi

T

elp.

(027

4) 4

1429

2

P

T. T

iki J

NE

Fax

. (0

274)

385

629

Jl.

Soro

gene

n N

o. 1

96

Hp.

0

811

266

096/

0817

0425

566

Yog

yaka

rta

Em

ail :

mar

sudi

165@

yaho

o.co

.id

5 D

PW J

AW

A T

IMU

R S

uwan

di

Tel

p. (0

31)

9117

9719

PT.

Pan

dusi

wi S

ento

sa

Fax

. (03

1) 8

6833

59

P

erka

ntor

an P

ondo

k Ca

ndra

TC

28

Hp.

081

2312

0386

Ray

a W

adun

gsar

i, W

aru

- Sid

oarj

o

Em

ail :

asp

erin

do_j

atim

@ya

hoo.

com

6

DPW

BA

LI

IB

G A

rsan

a M

anua

ba

Tel

p. (0

361)

862

6333

PT.

Pla

tini

um

Fax

.

J

l. Im

am B

onjo

l Per

toko

an A

lpa

Bet

a A

20

Hp.

0

8123

8923

89

D

enpa

sar -

Bal

i 801

19

Em

ail :

bag

us.a

rsan

a@gm

ail.c

om

7 D

PW N

USA

TEN

GG

ARA

BA

RAT

Agu

s Sa

lim H

arah

ap

Tel

p. 0

370

– 66

8600

0

P

T. G

arda

Lin

tas

Sara

na

Fax

. 037

0 - 6

3287

3

J

l. Sr

iwija

ya N

o. 2

4 Lt

. II,

Cak

rane

gara

H

p. 0

8123

7012

60

M

atar

am -

NTB

E

mai

l : s

iu_m

atar

am@

telk

om.n

et.id

8

DPW

NA

NG

ROE

AC

EH

Abd

ul A

zis

Tel

p. (0

651)

492

07

DA

RUSS

ALA

M

PT.

Hid

up B

ersa

udar

a (P

rone

x)

Fax

. (0

651)

492

07

J

l. Te

uku

Um

ar N

o. 9

4 H

p.

081

3 70

99 3

666

Ban

da A

ceh

Em

ail :

opx

_nad

@ya

hoo.

co.id

9

DPW

SU

MAT

ERA

UTA

RA

M. E

ka T

arig

an

Tel

p. (0

61) 4

5299

81

PT.

Pan

du S

iwi S

ento

sa

Fax

. (0

61) 4

5164

54

J

l. B

rigje

nd K

atam

so N

o. 3

01 A

H

p.

085

2623

1151

6

M

edan

E

mai

l : a

sper

indo

.sum

ut@

yaho

o.co

m

10

DPW

SU

MAT

ERA

BA

RAT

Arie

f Ru

sdi R

usli

Tel

p. (0

751)

891

992,

288

54, 2

4864

PT.

Tik

i JN

E F

ax.

(075

1) 8

9199

3, 3

3765

Jl.

Pula

u Ka

ram

No.

143

H

p. 0

8788

0270

066

Pad

ang,

Sum

ater

a B

arat

E

mai

l : m

icha

el.ru

sli@

jne.

co.id

11

D

PW S

UM

ATER

A S

ELAT

AN

R

izat

hont

owi

Tel

p. (0

711)

416

479

PT.

Car

aka

Yasa

F

ax. (

0711

) 411

755

Jl.

Abd

ul R

ozaq

No.

1 &

2

Hp.

081

7352

036

/ 081

1787

816

Pal

emba

ng

Em

ail :

riza

.thon

tow

i@ca

raka

grou

p.co

m

12

DPW

PA

NG

KAL

PIN

AN

G

Rid

wan

T

elp.

071

7 - 4

3861

0

(B

AB

EL)

PT.

PC

P Ca

rgo

Fax

.

J

l. Sy

aile

ndra

No.

23

Hp.

081

2737

3895

Pan

gkal

Pin

ang

Em

ail :

13

DPW

BEN

GKU

LU

Yul

yant

o Ep

endi

T

elp.

073

6 - 3

4932

9

T

IKIN

DO

F

ax.

0736

- 34

9329

Jl.

Mah

akam

Ray

a N

o. 1

6 H

p. 0

811

730

8599

Lin

gkar

Bar

at -

Ben

gkul

u E

mai

l :

14

D

PW R

IAU

H

ui M

andr

a (A

seng

) T

elp.

(076

1) 8

5399

3 F

ax.

(076

1) 8

5399

3

P

T. T

iki J

NE

Hp.

0

812

751

9582

Jl.

Sisi

ngam

anga

raja

No.

65

Em

ail :

jnep

ku@

indo

.net

.id

P

ekan

baru

- Ri

au

hui

man

dra.

asen

g@ya

hoo.

co.id

15

DPW

LA

MPU

NG

M

ursa

lin

Tel

p. (0

721)

240

026

PT.

Nus

anta

ra C

ard

Sem

esta

F

ax.

(072

1) 2

5260

2

J

l. H

ayam

Wur

uk N

o. 1

H

p.

081

3 79

28 2

808

Tan

jung

Agu

ng, B

anda

ra L

ampu

ng

Em

ail :

mur

salin

@pt

ncs.

co.id

16

D

PW J

AM

BI

Sop

iant

o, S

.Sos

T

elp.

085

2 - 6

6572

909

PT.

Yap

indo

Tra

nspo

rtam

a F

ax.

Jl.

Patt

imur

a 30

-31

Hp.

(D

epan

Hot

el K

atan

Jay

o), K

ota

Jam

bi

Em

ail :

17

D

PW B

ATA

M

Bap

ak S

idhi

Pra

seti

yono

SE

Tel

p. 0

778

- 469

172

Vic

ky M

andi

ri Ex

pres

s Co

urie

r F

ax.

Orc

hid

Park

Tow

n H

ouse

Blo

ck B

No.

2

Hp.

081

1773

357

Bat

am C

ente

r - B

atam

E

mai

l : a

sper

indo

bata

m@

yaho

o.co

m

18

DPW

KEP

ULA

UA

N R

IAU

B

p. S

alm

ayud

i T

elp.

(077

1) 3

1365

5

P

T. S

entr

a In

dolo

gis

Uta

ma

(Ind

olog

isti

k)

Fax

. (0

771)

233

89

J

l. B

inta

n N

o. 1

H

p. 0

8127

7696

25/0

8127

0076

80

T

anju

ng P

inan

g, R

iau

Em

ail :

sut

rijad

i@pc

p-in

done

sia.

com

19

D

PW K

ALI

MA

NTA

N S

ELAT

AN

A

chm

ad S

uhan

to

Tel

p. (0

511)

335

8348

PT.

Ker

ta G

aya

Pusa

ka

Fax

. (0

511)

335

8348

Jl.

Kam

boja

No.

10

Hp.

0

811

512

405

/ 051

1 - 7

5959

60

B

anja

rmas

in

Em

ail :

20

DPW

KA

LIM

AN

TAN

BA

RAT

Dia

n Ek

a M

ucha

iri

Tel

p. (0

561)

764

149

CV

. Dirg

anta

ra K

atul

isti

wa

Fax

. (0

561)

658

9596

Jl.

Ber

ingi

n N

o. 7

2 H

p. 0

8525

2555

777/

0852

5217

7707

Pon

tian

ak

Em

ail :

dpw

aspe

r_ka

lbar

@ya

hoo.

co.id

21

D

PW K

ALI

MA

NTA

N T

ENG

AH

C

hairu

l Ana

m

Tel

p. (0

536)

322

1056

PT.

Ker

ta G

aya

Pusa

ka

Fax

. (0

536)

324

2438

Jl.

Man

gga

No.

10/

45

Hp.

0

811

524

881

Pal

angk

aray

a 73

111

Em

ail :

22

DPW

SA

MA

RIN

DA

H

andr

y Se

tiaw

an

Tel

p. (0

541)

742

610

PT.

Cit

ra V

an T

itip

an K

ilat

Fax

. (0

541)

766

485

Ruk

o Pl

aza

Juan

da -

Loka

l A-6

H

p.

0811

555

830

Jl.

Ir. H

. Jua

nda,

Sam

arin

da

Em

ail :

23

DPW

BA

LIKP

APA

N

Suw

ondo

Yac

ub

Tel

p. (0

542)

702

3139

CV

. Int

ertr

ans

Meg

a Li

nes

Fax

. (0

542)

874

720

Jl.

Raja

Bak

ti V

No.

62

Hp.

08

11 5

36 1

26

B

alik

papa

n, K

alim

anta

n Ti

mur

E

mai

l : s

uwon

do_i

mlin

es@

yaho

o.co

.id

24

DPW

SU

LAW

ESI

UTA

RA

Roy

Tam

o T

elp.

021

-429

0033

5

R

uko

ITC

Cem

paka

Mas

Meg

a G

rosi

r F

ax. 0

21-4

2900

335

Jl.

Jend

. Sup

rapt

o B

lok

L 35

H

p. 0

8114

3322

9

J

akar

ta P

usat

E

mai

l :

25

D

PW S

ULA

WES

I TE

NG

AH

H

. Bak

rie A

bdul

lah

Tel

p. (0

451)

422

536

PT.

Cit

ra V

an T

itip

an K

ilat

Fax

. (0

451)

421

896

Jl.

Dip

oneg

oro

154

Hp.

08

13 4

102

8328

Pal

u, S

ulaw

esi T

enga

h E

mai

l :

26

D

PW S

ULA

WES

I SE

LATA

N

Bre

liant

afr

iant

o T

elp.

041

1-48

1324

3

P

T. R

PX /

Fede

x F

ax.

Jl.

Ban

dara

Lam

a no

. 16

H

p. 0

8121

1335

52 /

0813

179

6 22

77 (B

p. A

ndre

y)

M

anda

i – M

aros

- M

akas

sar

Em

ail :

baf

riant

o@rp

xhol

ding

.com

27

D

PW S

ULA

WES

I TE

NG

GA

RA

Fua

d A

. Tas

rief

Tel

p. (0

401)

329

007

PT.

Pan

du S

iwi S

ento

sa

Fax

. (0

401)

322

646

Jl.

May

jend

Sut

oyo

No.

18

Hp.

08

11 4

01 7

71

K

enda

ri, S

ulaw

esi T

engg

ara

Em

ail :

pss

kdi@

kend

ari.w

asan

tara

.net

.id

28

DPW

MA

LUKU

J

uliu

s Pa

tric

k La

kon

Tel

p. (0

911)

355

630

PT.

Ker

ta G

aya

Pusa

ka

Fax

. (0

911)

356

155

Jl.

PH. L

atum

aina

Sk

3/78

No.

27

B

Hp.

A

mbo

n, M

aluk

u E

mai

l :

29

DPW

GO

RON

TALO

B

ari F

ritz

Dok

u T

elp.

(043

5) 8

2402

6 / F

ax. (

0435

) 827

035

PT.

TIK

I JN

E H

p. 0

8124

3116

02

J

l. Ka

suar

i No.

80 G

oron

talo

961

14

Em

ail.

barid

oku@

gmai

l.com

da

Fta

r d

Pw a

sPer

ind

o s

elUr

UH in

do

nes

ia

Page 28: asperinfo_kecil