asperinfo_kecil
description
Transcript of asperinfo_kecil
Implementasi Sislognas Sangat Mendesak
Dubes Logistik Jadi Dubes Negara
Indonesia Harus Pecahkan Enam Masalah
Antisipasi Liberasi Logistik
Munas Asperindo Soroti SDM
LIBERALISASI LOGISTIK
0 ASPERINFO JANUARI 20131
2013Selamat Datang
Assalamu’alaikum Wr.Wb.Salam sejahtera bagi semua pihak yang bergerak di industri pos di Indonesia
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya majalah ASPERINFO yang merupakan media informasi sekaligus komuni-kasi bagi komunitas ASPERINDO khususnya dan bagi pihak-pihak lain yang bergerak mau-pun yang berkepentingan dengan industri pos ini dapat diterbitkan kembali.
Dalam beberapa tahun terakhir industri pos tumbuh dengan begitu pesat ditandai deng-an semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan layanan pos, disertai pula dengan kemajuan teknologi sebagai unsur pendukung dalam penyelenggaraan pos di Indonesia.
Terbitnya Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang Pos memberikan arah yang jelas bagi para penyelenggara pos dalam berkompetisi di sektor layanan pos, sehingga dapat tercapai cita-cita industri pos di masa mendatang yang mampu mempresentasikan kondisi tersedianya layanan pos yang lebih berkulitas, menjamin terselenggaranya layanan pos di seluruh tanah air, dan mendorong berkembangnya layanan baru yang dapat mem-berikan banyak pilihan kepada masyarakat.
Dengan hadirnya majalah ASPERINFO, kami selaku regulator menyambut dengan baik dan berharap agar majalah ini dapat menjadi media informasi, komunikasi, sosialisasi, dan diskusi yang mampu menambah wawasan para komunitas anggota ASPERINDO dan pihak pihak terkait lainya, yang pada akhirnya akan membawa pengaruh positif terhadap kema-juan industri pos secara nasional.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kami ucapkan selamat kepada ASPERINDO atas terbitnya kembali majalah ASPERINFO.Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Kata Sambutanmenteri KomuniKaSi dan informatiKa
interview
Diantara Duta Besar RI angkatan tahun 2009, Harsha E Joesoef berhasil meraih
penghargaan cukup banyak dari pemerin-tah, akreditasi antara lain dari Presiden Slovakia, Menteri Perekonomian, Men-teri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Universitas Pertanian dll
Dr Nofrisel SE MM Sekretaris Kelompok Kerja Ahli Tim Sistem Logistik Nasional memberikan beberapa langkah bagi para
pelaku jasa kurir, pos dan logistik sebe-lum liberalisasi logistik diberlakukan.
Semuanya terrangkum dalam wawan-cara panjang Majalah Asperinfo.
Tahun 2013 menjadi tantangan besar bagi bangsa Indonesia terkait mulai diberlakukannya pasar bebas, terutama liberalisasi logistik. Para pemain asing di bidang logistik akan membanjiri pasar Indonesia.?Siapkah Indonesia bersaing dengan negara-negara lain
4
12
8
HOt iSSUe
eXeCUtive
NEWMunas Asperindo Soroti SDM & Interkoneksi 14Regulated Agent Memperlambat Kiriman 16
REGIONAL NEWS ATC Cetak SDM Profesional 18Muswil Asperindo Jawa Tengah 20Asperindo Sumut Sambut Pembangunan Tol 21
TIPSMengirim Barang dimusim Hujan 22Mengirim Barang Berharga 22Mencegah Pengiriman Barang Terlarang 22
OPINI Industri Logistik Siap Masuk Pasar Global 24
19
14
PrOFiLe
newS
2013 selamat datang liberalisasi logistik
PecahKan 6 maSalah
liberaliSaSi logiStiK
indoneSia haruS
dubeS logiStiK Jadi dubeS negara
amb. harsha e Joesoef, mSc
M KADRIALKetua Umum Asperindo
SiSlognaS antisipasi liberalisasi
logiStiK
3FOOtnOte
Sangat mendesak
SiSlognaSimplementasi
10reGULASi
RPX GROUPsiaP bUka 500 oUtlet
Iwww.ASPERINDO.OR.IDMedia Informasi & Komunikasi Asperindo
MAJALAH ASPERINFO
CONTENTS
SALAM SEJAHTERA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kenikmatan hidup sehingga kita bisa menjalankan aktivitas sehari-hari, terutama berbuat kebajikan di muka bumi ini.
Pembaca yang budiman. Bersyukur kepada Tuhan, bahwa pada awal tahun 2013, tepatnya bulan Januari 2013, ASPERINDO berhasil menerbitkan kembali Majalah AsperInfo. Harapan kami, terbitnya AsperInfo, sebagai media informasi dan komu-nikasi ASPERINDO ini bermanfaat bagi para anggota ASPER-INDO khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.
Edisi perdana Majalah AsperInfo, mencoba membahas secara lebih mendalam terkait rencana pemberlakuan pasar bebas dalam hal ini liberalisasi logsitik tingkat ASEAN. Salah satu tu-juannya adalah agar para stakeholder dan para pelaku logistik memahami tantangan yang akan datang, karena para pemain asing di bidang logistik akan bebas masuk ke Indonesia.
Pembaca yang budiman, selain itu, redaksi juga mengangkat tema regulasi yang berkaitan dengan implementasi Sislognas.
Pada edisi perdana ini kami tampilkan sosok Harsha E Joesoef sebagai figur executive yang pernah menjadi Duta Besar Slova-kia. Kiprahnya di negeri Slovakia telah mengantarkan Harsha mendapatkan berbagai penghargaan.
Pembaca yang budiman. Semoga kehadiran majalah ini, dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca dan bisa mengambil ilmu dari apa yang kami paparkan. Semoga.
REDAKSI
EDITORIAL
Dewan Penasehat:M. KadrialSyarifuddin
Pemimpin Redaksi:Jimmi Krismiardhi
Redaktur Pelaksana:Fathurroji
Tim Redaksi:Ivan Rene Subhan Ramdhan Muhajir
Desain & Layout:Rahman Jampang
Marketing Iklan:Ratih Hartini Yuri Nadia
Alamat Redaksi:SEKRETARIAT DPP ASPERINDORuko Grand Bintaro Blok A5Jl. Bintaro Permai RayaKel. Bintaro, Kec. PesanggrahanJakarta Selatan
Tel : (021)7351627 7351628 / 7351629 7351630Fax : (021) 7343191
Email : [email protected] : www.asperindo.or.id
PENGUMUMAN
Redaksi menerima tulisan dan foto kegiatan anggota Asperindo yang ada di Jakarta maupun di Daerah melalui email. Atau bisa mengun-dang Tim Redaksi untuk meliput acaranya.
Di banding negara lain, sistem logistik negeri ini masih jauh
dari harapan yang seharusnya. Padahal potensi negeri dengan model kepulauan dan penduduk yang jumlahnya sekitar 245 juta orang menjadi pasar yang potensial untuk pengembangan bisnis di jasa logistik. Tak heran, jika Indonesia menjadi target pasar negara-negara Asean di bidang logistik.
Berdasarkan survei Indeks Kin-erja Logistik oleh Bank Dunia tahun 2010 posisi Indonesia berada pada peringkat ke-75 dari 155 negara yang disurvei. Sedangkan tahun 2012, posisi Indonesia membaik yaitu menjadi peringkat ke-59.
Kendati demikian, Indonesia masih di bawah kinerja beberapa negara ASEAN seperti Singapura (peringkat ke-2), Malaysia (peringkat ke-29), Thailand (peringkat ke-35), Philipina (peringkat ke-44) dan Viet-nam (peringkat ke-53). Terpuruknya Indonesia karena tingginya biaya logistik yang bisa mencapai 27% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Liberalisasi logistik Asean yang akan dimulai tahun 2013 ini, menjadi tantangan negeri kepu-lauan ini untuk segera menyiapkan perangkat, agar perusahaan logistik lokal mampu bersaing dengan perusahaan logistik asing. Bila tidak, maka pengusaha nasional hanya akan menjadi penonton, sedangkan pihak asing yang akan mengeruk untungnya.
Dalam konteks Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), logistik
masuk dalam komponen bidang jasa, yang kesepakatannya ditanda-tangani negara-negara Asean sejak tahun 1995 di Bangkok, Thailand. Di mana, liberalisasi logistik mencakup antara lain jasa kargo, pergudangan, agen transportasi, jasa kurir, dan jasa pengepakan barang.
Untuk mampu bersaing dengan para pemain asing, maka pemerin-tah harus melakukan pembenahan terkait dengan regulasi, infrastruktur, teknologi informasi. Begitu juga para pelaku usaha, juga harus membena-hi perusahaannya sehingga ketika pihak asing masuk, para pebisnis lokal siap bersaing dengan mereka.
Untuk itu, pemerintah telah mengeluarkan Cetak Biru Pengem-bangan Sistem Logistik Nasional yangtertuang dalam Peraturan Oresiden Nomor 26 tahun 2012, di mana fungsinya sebagai acuan bagi pemangku jabatan dalam rangka penyusunan kebijakan dan rencana kerja yang terkait dengan pengem-bangan Sistem Logistik Nasional di bidang masing-masing, yang dituangkan dalam dokumen rencana strategis sebagai bagian dari doku-men perencanaan pembangunan.
Salah satu pertimbangan diterbitkannya Cetak Biru ini adalah karena tingginya biaya logistik nasional, yang mencapai 27% dari Produk Domestik Buto (PDB) yang disebabkan antara lain belum me-madainya kualitas pelayanan yang ditandai dengan rendahnya tingkat penyediaan infrastruktur, banyaknya biaya transaksi yang tumpang tindih, masih lambatnya operasional
pelayanan di bandara/pelabuhan, belum ter integrasinya dokumen pengiriman antar moda transportasi dan terbatasnya jaringan pelayanan penyedia jasa logistik nasional.
Asperindo sebagai wadah perusahaan jasa pengiriman ekspres, pos, dan logistik di Indonesia yang memiliki anggota 160 perusahaan di seluruh Indonesia, merasa terpanggil dan bertanggung jawab untuk mem-berikan motivasi, masukan positif dalam menata kesiapan anggotanya menyambut liberalisasi logistik Asean tahun 2013.
Asperindo akan terus memberi-kan informasi dan mencari solusi yang tepat untuk mempertahankan pemain lokal agar bisa tetap eksis dan tidak tergerus oleh pemain asing. Karenanya, Asperindo terus memberikan masukan dan melaku-kan mediasi ke pemerintah untuk menghasilkan kebijakan yang tepat dan peningkatan kwalitas anggotan-ya dengan menghadirkan Asperindo Training Centre (ATC)
Kita semua tidak ingin, adanya liberalisasi logistik ini justru menjadi pintu gerbang tumbangnya peru-sahaan lokal karena tak mampu bersaing dengan asing. Liberalisasi logistik ini, selain menjadi tantangan bagi pelaku bisnis, juga membuka peluang yang lebih luas untuk kita mengembangkan bisnis logistik ke mancanegara. Sekarang, bola ada di tangan kita semua, kita akan terus bertanding dengan pemain asing dan kita pengusaha nasional harus menjadi tuan rumah di Negara kita tercinta ini.
FOOTNOTE
SISLOGNAS
M KADRIALKETUA UMUM ASPERINDO
Antisipasi Liberalisasi LOGIStIk
3www.ASPERINDO.OR.IDMedia Informasi & Komunikasi Asperindo
MAJALAH ASPERINFO
4eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
delapan sektor, yaitu Jasa Angkutan Udara dan Laut, Jasa Bisnis, Jasa Konstruksi, Jasa Telekomunikasi, Jasa Pariwisata, Jasa Keuangan, Jasa Kesehatan dan Jasa Logistik.
Untuk jasa logistik, nampaknya akan menjadi tantangan besar bagi negeri ini karena pangsa pasar lokal yang sangat besar akan menjadi bancakan pemain asing, bila pemain lokal dengan segala infrastrukturnya serta jaringannya belum siap.
Dibanding negara ASEAN lainnya, potensi bisnis logistik di In-donesia dinilai paling tinggi. Sebagai negara kepulauan, maka kebutuhan logistik menjadi sangat tinggi. Ditambah dengan jumlah populasi 235 juta jiwa, yang sebagian besar membutuhkan jasa logistik. Tak heran, jika Indonesia jadi negara paling seksi sehingga banyak dilirik
negara ASEAN lainnya, untuk dijadi-kan target pasar.
Bank Dunia mengumumkan logistics performance index (LPI) In-donesia tahun 2012 naik peringkat, dari posisi 75 di tahun 2010 ke po-sisi 59. Berdasarkan survei tersebut, peningkatan skor tertinggi terjadi pada indikator kompetensi jasa logistik (naik 0,38 poin), sementara terendah terjadi pada pembenahan infrastruktur (nol). Namun demikian, masih banyak PR yang harus dibenahi untuk bertarung bebas dengan pemain asing di tahun 2013 ini. Lalu bagaimana kesiapan Indonesia menghadapi liberalisasi logistik ini?
Menurut Edy Putra Irawady, Deputi bidang Industri dan Per-dagangan Kementerian Koordi-nasi Perekonomian, keuntungan pemberlakuan liberalisasi logistik bagi Indoensia adalah penerapan insurance dan freight (IF) dalam transaksi perdagangan.
Edy menegaskan, selama ini ekspor Indonesia menggunakan FOB dan impor CIF, artinya IF akan dinikmati oleh pihak lain. Penerapan
HOT ISSUE
Selamat datang 2013 Liberalisasi Logistik
Tahun 2013 menjadi gerbang awal menu ju pasar bebas, terutama liberalisasi logistik Asean. Melihat infrastruktur yang ada dan regulasinya, siapkah Indonesia di pasar bebas logistik?
Tertanggal 15 Desember 1995 lalu, negara-negara ASEAN telah menyepa-kati dan mengesahkan
ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS), tepatnya di Bangkok, Thailand. Tujuannya, dalam upaya meningkatkan ker-jasama ekonomi melalui liberalisasi perdagangan dibidang jasa. Salah satunya, bidang logistik.
Tonggak sejarah dunia logistik tercetus waktu itu. Meski untuk Indonesia itu menjadi tanda tanya besar, siapkah Indonesia meng-hadapi liberalisasi logistik? Yang pasti, liberalisasi logistik ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi negeri kepulauan ini.
Dalam kesepakatan itu, negara-negara ASEAN menyepakati kerangka AFAS yang mencakup
5www.ASPERINDO.OR.ID
Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
Indonesia mencapai 24 persen dari total produk domestik bruto (PDB) atau senilai Rp 1.820 triliun per tahun. Biaya tersebut terbagi dalam biaya penyimpanan sebesar Rp 546 triliun, biaya transportasi Rp 1.092 triliun, dan biaya administrasi sebesar Rp 182 triliun.
Menghadapi liberalisasi jasa logistik Asean 2013, Edy mengata-kan, pemerintah berupaya mengem-bangkan sistem logistik nasional dengan mempercepat pemban-gunan pelabuhan dan bandara, membangun dry port serta pusat distribusi di kawasan Indonesia Timur.
“Kamar Dagang dan Industri In-donesia (Kadin) sudah menginisiasi 78 rencana investasi sektor logistik dengan skema pendanaan swasta murni untuk mendukung sistem logistik nasional,” ujarnya.
Edy mengatakan, saat ini pen-anganan logistik di Indonesia ber-dasarkan biaya menempati urutan ke-59 di dunia atau merosot tajam dari sebelumnya di posisi ke-43. Biaya logistik diharapkan bisa turun
Bagi negara ASEAN lainnya, Indonesia ada-
lah pasar empuk bagi industri
logistik.
IF dalam pengangkutan ekspor-im-por akan menambah nilai transaksi perdagangan nasional. “Liberali-asasi jasa logistik merupakan salah satu sektor prioritas dalam Asean Economic Community 2015. Untuk sektor jasa logistik Asean akan dikoordinasikan oleh Vietnam,” ungkapnya.
Dengan liberalisasi jasa logistik ini, tambah Edy, maka pelaku jasa logistik negara ASEAN bisa leluasa beroperasi di Indonesia. ”Nantinya jasa angkutan truk dari Vietnam bisa dengan mudah masuk ke Bojonegoro. Untuk bisa bersaing, daya saing industri logistik harus dibenahi, khususnya kualitas SDM dan infrastruktur,” katanya.
Liberalisasi logistik ini meli-puti liberalisasi di bidang kargo, pergudangan, agen transportasi, jasa kurir, dan jasa pengepakan barang. ”Bagi negara ASEAN lain-nya, Indonesia adalah pasar empuk bagi industri logistik. Tipikal negara kepulauan dengan luas daratan me-madai membuat kebutuhan logistik sangat tinggi,” ujarnya.
Adanya liberalisasi jasa logistik ini diharapkan dapat memangkas beban logistik terhadap biaya produksi industri nasional yang masih terbilang tinggi. Edy mema-parkan, selama ini beban logistik terhadap cost produksi itu 14,24%, “Sangat signifikan,“ tegasnya.
Kamar Dagang dan Industri Indonesia merilis biaya logistik di
satu persen tiap tahun. Untuk mere-alisasikan hal tersebut, pemerintah terus membenahi infrastruktur.
Sementara itu Menteri Kordina-tor Perekonomian Hatta Rajasa menegaskan pemerintah akan segera menerapkan agenda sistem logistik nasional, yang menarget-kan penurunan logistik hingga 50 persen pada 2014 mendatang.
Menurutnya, saat ini biaya produksi yang berada di an-gka 14,08 persen cukup menjadi penghambat laju pertumbuhan perekonomian. “Dalam sistem logistik nasional kita, sampai 2014
mendatang cost logistik akan di cut dari 14,08 persen menjadi sembilan persen saja dari total produksi,” katanya sebagaimana dilansir okezone.com.
Untuk merealisasikan target penurunan biaya logistik itu, pemerintah telah menyusun tiga langkah strategis, yaitu menghilang-kan hambatan terstruktur seperti peraturan daerah, pembangunan infrastruktur dan penghapusan tarif-tarif yang tidak diatur, seperti pungli yang kini masih menjadi
IstIMewa
6eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
persoalan utama distribusi barang maupun aktifitas perdagangan.
Hatta menegaskan, dalam ke-hidupan bisnis yang baik, kecepatan dalam proses administrasi pere-konomian seperti perijinan usaha menjadi salah satu kriteria penting. Banyak pemerintah daerah yang masih berorientasi bahwa retribusi merupakan pendapatan. Padahal, di sisi lain, akan menghilangkan penda-patan karena penurunan daya saing dengan daerah lainnya.
“Pemerintah daerah harus pan-dai-pandai dalam pembuatan Perda. Jangan hanya berorientasi pada pendapatan instan semata, karena bisa berbahaya untuk kehidupan ekonomi daerah secara menyeluruh,” pungkasnya.
Terkait siap tidaknya Indonesia bertarung di kancah pasar bebas, terutama bidang logistik, menurut Dr Nofrisel SE MM Sekretaris Kelom-pok Kerja Tim Ahli Sistem Logistik Nasional, siap atau tidak siap harus
di hadapi. Secara keseluruhan, sebenarnya pemain logistik kita siap. Era kompetisinya memang semakin ketat, “Bahasa bisnisnya kalau tidak mempersipkan diri pasti akan kalah,” katanya.
HOT ISSUE
Nofrisel berharap kepada AS-PERINDO dan asosiasi lainnya untuk menyiapkan diri dengan sebaik-bai-knya. Persiapan paling baik adalah memperbaiki SDM dan IT.
Kalau tidak menyiapkan diri baik SDM dan IT pasti terlambat dan tenggelam. Selain itu, mempelajari aturan yang berkaitan de1ngan logistik, serta menganalisa portfolio baik customer dan kompetisi di Indonesia.
Pria yang menjadi Anggota Dewan Pembina ASPERINDO ini ber-harap apa yang sudah durumuskan dalam Sislognas dijalankan bersama. “Sekarang kita punya Perpres 26 tahun 2012 tentang pengembangan Sislognas sampai sudah ada rencana aksi. Tinggal kita melaksanakan den-gan baik dan benar,” terangnya.
FATHURROJI
Pemerintah dae-rah harus pandai-
pandai dalam pembuatan Perda.
Jangan hanya berorientasi pada pendapatan instan semata, karena bisa
berbahaya untuk kehidupan ekono-mi daerah secara
menyeluruh.
7www.ASPERINDO.OR.ID
Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
Tak bisa dipungkiri, Cina menjadi negara yang cukup brilian dalam berbisnis. Tak heran, bila
banyak barang-barang dari Cina membanjiri pasar di Indonesia den-gan harga jauh lebih murah, dengan varian produk yang lengkap. Nam-paknya, Indonesia perlu belajar dari negeri Panda ini di bidang logistik.
Duta Besar RI untuk Cina dan Mongolia, Imron Cotan menegaskan Indonesia harus mencontoh sistem logistik nasional Cina untuk menin-gkatkan produktivitas nasional den-gan biaya yang efektif dan efisien.
“Infrastruktur dan sistem logistik nasional yang baik, sudah menjadi sebuah keharusan untuk dapat meningkatkan produktivitas nasional sebagai bagian dari modal untuk bersaing secara kompetitif di pasar global,” katanya sebagaimana dilan-sir republika.co.id.
Imron mengatakan, strategi pengembangan intra dan in-terkonektivitas infrastruktur darat, laut, udara di dalam negeri dan ke luar negeri Cina cukup baik. “Cina memiliki jalan tol terpanjang di dunia kedua setelah Amerika Serikat dengan panjang sekitar 65.065 kilometer. Dan sejak tahun kemarin panjang jalan tol itu bertambah menjadi sekitar 76.114 kilometer,” ungkapnya.
Selain jalan tol, Cina juga memiliki panjang jalur kereta sekitar
100.000 kilometer yang meng-hubungkan seluruh provinsi yang ada di Cina, dan akan ditingkatkan menjadi 170.000 pada tahun 2030.
Cina, kini jalur kereta cepat sepanjang 8.358 kilometer yang merupakan terpanjang di dunia, serta akan dibangun pula jalur yang menghubungkan hingga Tibet, Rusia serta beberapa negara ASEAN.
“Dengan infrastruktur yang ter-bangun baik, tercapai sistem logistik nasional yang baik pula. Sehingga arus barang, manusia dan jasa dapat berjalan baik, meningkatkan produktivitas nasional dengan biaya yang efektif dan efisien, sehingga harga barang pun menjadi murah dengan kualitas terjaga,” paparnya.
Sementara itu menurut Net-preeya Kate Choomchaiyo, Direktur Logistik Perdagangan Departemen Promosi Perdagangan, Kementerian Perdagangan Thailand, sebagaima-na dilansir Harian Bisnis Indonesia mengatakan persoalan logistik Thailand berbeda dengan Indone-sia yang terkendala infrastruktur sehingga beban biayanya tinggi.
Dengan kondisi itu, masalah di kedua negara tak bisa dipetakan sama. Indonesia, menurutnya, punya kelemahan infrastruktur jalan darat dari pelabuhan ke gudang. Im-basnya, biaya logistik jadi selangit.
Kate menilai Indonesia punya keunggulan adanya keterhubungan antarpulau yang membaik. “Kalau
kami kebalikannya dari Indone-sia. Sarana infrastruktur kami, yaitu jalan tol, jalan darat, dan truk cukup kuat demikian juga pada penerbangan,”paparnya.
Menurut Kate, beban logistik di Thailand dua tahun lalu 18% dari PDB. Dengan pertumbuhan industri yang cukup baik, beban biaya diharapkan berkurang menjadi 15% terhadap GDP dan beberapa tahun mendatang bisa menjadi hanya 10% dari PDB.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat statistik terakhir biaya logistik di Indonesia termasuk yang tertinggi di Asean yakni sebesar 25%-30% dari PDB. Padahal idealnya tidak melebihi 15% dari PDB.
Kate menjelaskan, untuk mengurangi beban logistik tersebut, ia akan mengimplementasikan menyelenggarakan program latihan bagi perusahaan eksportir hingga perusahaan importir agar mengeta-hui layanan logistik secara baik dan sistem manajemennya.
Selain itu, tutur Kate, pemerin-tah juga akan menggandeng seluruh kampus di Thailand guna mencetak tenaga yang ahli di industri ini. “Soal SDM bisa menjadi masalah ke depan jika tidak dipersiapkan karena bisnis ini makin tumbuh dengan segala tingkat kerumitannya,” ungkapnya.
FATHURROJI
Ke cina dan thailandIstIMewa
8eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
Kekuatan logistik negara ini ditentukan sejauh mana kesiapan para pelaku logistik
dan kepedulian pemerintah di negeri ini. Bila kuda-kuda yang dipasang lemah, maka tinggal men-
unggu tumbangnya. Sebaliknya, bila kuat maka para pelaku logistik lokal akan mampu bersaing dengan pemain asing.
Salah satu langkah untuk meny-iapkan negeri ini dalam menghadapi perdagangan bebas, utamanya bidang logistik, telah diterbitkan Per-pres Nomor 26 tahun 2012 tentang Sistem Logistik Nasional (Sislognas).
Untuk mengetahui poin-poin penting dari Sislognas ini, wartawan Majalah AsperInfo, Fathurroji dan Muhajir bertandang ke kantor Dr No-frisel SE MM, Pakar/ Doktor dibidang logistik, Sekretaris Kelompok Kerja Tim Ahli Sistem Logistik Nasional yang juga adalah anggota Dewan Pembina ASPERINDO. Berikut peti-kan wawancaranya.
Bagaimana logistik Indo-nesia menghadapi pasar
bebas 2013?Di Sislognas
sudah dirumuskan cetak biru guna membantu mem-
persiapkan sektor logis-tik nasional untuk siap berdaya saing. Men-gapa de-mikian ka-
rena kita melihat
bahwa logistik itu ternyata kalau diamati
terlihat dua perspektif, yaitu pelaku dan ne-
gara. Dalam beberapa aspek ternyata tidak bisa semata-
mata mengandalkan pelaku. Banyak aspek-aspek yang harus dibenahi dan dicampurtangani oleh negara. Karena kalau mengandalkan pelaku saja sangat terbatas. Apalagi orien-tasi mereka rata-rata profit.
Lalu apa yang harus disiapkan untuk menghadapi liberalisasi logistik ini?
Dalam konteks ini setidaknya ada enam aspek yang menjadi kritikal faktor untuk kita benahi ke depan. Pertama, bahwa Indonesia sampai sekarang belum memiliki komoditi unggulan. Selama ini, komoditi apapun dengan cara yang sama, dengan sistemnya sama dan berjalan natural. Tapi kalau melihat di beberapa negara, misalnya Thai-land, di sana logistik berbasis agro. Seluruh kebijakan logistik nasional yang terkait agro di-create oleh pemerintah mulai dari produk apa yang akan dikembangkan, infrastruk-tur untuk mengembangkan produk, dan intensif bagi para pelaku indus-tri sehingga berkembang. Kedua, infrastruktur ini tidak mungkin men-gandalkan pelaku sehingga harus menjadi domain pemerintah.
Terkait infrastruktur, mana yang lebih utama darat, laut, atau udara?
Bagi sektor logistik nasional termasuk para pelaku, infrastruktur yang mereka inginkan adalah yang mampu memperlancar arus barang dengan biaya seefisien mungkin. Oleh karena itu perspektif dari industri logistik entah itu pelaku dan penyedia jasa logistik adalah selama mereka membangun infrastruktur yang mengarah pada efisiensi biaya dan kelancaran barang mereka akan support. Jangan dengan in-frastruktur itu biaya semakin mahal sehingga barang semakin lama
indoneSia haruS PecahKan 6 maSalah
liberaliSaSi logiStiK
INTERVIEW
8 EDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
IstIMewa
9www.ASPERINDO.OR.ID
Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
sampainya. Karena logistik itu butuh kepastian dan bisa berimbas pada harga-harga.
Secara praktik dan teori in-frastruktur, yang paling murah ada-lah laut, lalu kereta api dan udara. Kalau bicara efisien maka infrastruk-tur yang harus dibangun adalah dua yang pertama yaitu laut dan kereta api. Oleh karena itu perhatian kita atas Sislognas adalah mem-bangun transportasi berbasis laut. Dengan kondisi pulau yang banyak, bagaimana bisa berjalan kalau kapal dan pelabuhannya tidak ada. Berarti itu perlu dibangun infrastrukturnya.
Bagaimana regulasi tentang logistik?Ketiga, regulasi karena logistik
itu melibatkan multi kementerian, institusi dan lain-lain. Contoh anda ingin menjadi penyedia jasa gudang maka izinnya ke Kementerian Perdagangan. Ingin mendirikan jasa pengiriman ekspres izinnya ke Dep-kominfo, ingin menjadi transporter atau EMKL atau forwarding perlu ke Perhubungan. Regulasi ini silahkan berjalan dan ada regulasi yang har-monis sehingga tidak menghambat arus barang. Keempat adalah infor-mation dan komunikasi teknologi.
Teknologi seperti apa? Teknologi yang bisa memperce-
pat arus barang seperti pelabuhan dan bandara dan sebagainya. Yang tidak kalah penting atau kelima adalah SDM. Karena selama ini SDM sangat terbatas.
Apakah perguruan tinggi yang mem-buka jurusan logistik masih terbatas?
Secara nasional belum banyak, perguruan tinggi baru bisa dihitung dengan jari, mungkin kalau di S1 sangat kecil tapi kalau di S2 sudah banyak karena konsentrasi. S2 lebih otoritas dimiliki perguruan tnggi sendiri sedangkan kalau jurusan itu yang menentukan adalah Mendik-bud. Jadi ini salah satu challenge di bidang pendidikan yang kita hadapi adalah membangun lembaga pen-
didikan atau kampus yang fokus di bidang logistik. Selain itu, Indonesia belum punya sertifikat di bidang lo-gistik, BNSP bulum punya sertifikasi profesi di bidang logistik. Sekarang kita yang mendorong supaya itu berdiri, mudah-mudahan di perten-gahan tahun 2013 sudah banyak berdiri. Asosiasi Logistik Indonesia tahun ini sudah ada sertifikasinya.
Apa poin terakhir yang harus dibenahi?
Keenam adalah pelaku penyedia jasa logistik. Industri logistk di Indonesia kuenya sangat besar, tapi yang menguasai pasar tidak ada yang dominan. Kalau yang menguasai pasar menurut peneli-tian ITB sekitar 27%. Bila seluruh perusahaan BUMN di bidang logistik dikumpulkan paling hanya 50 triliun, sedangkan logistik swasta paling hanya 1 triliun.
Lain misalnya dengan industri tepung terigu paling dikuasai 3-5 perusahan besar demikian juga gula. Kalau logistik katakan ada perusa-haan X menguasai sampai 20 triliun, dia belum mendominasi pasar. Karena karakter itu, maka challenge kita adalah menyiapkan perusahaan logistik yang world class. Pemerintah diharapkan bisa menggiring kesana apakah itu perusahan negara atau swasta.
Mengapa Indonesia terkesan lambat menyiapkan logistik?
Karena belum kepikiran mung-kin. Jadi kita memang boleh dikata-kan sangat terlambat, untungnya kita punya market sendiri, mungkin negara lain melihat keluar karena pasar dalam negeri mereka lambat. Dengan cara menyiapkan 6 aspek tadi, kita berharap bisa menghadapi liberalisasi. Welcome to liberalization karena itu keniscayaan
Apa yang harus disiapkan oleh pelaku logistik lokal?
Kita berharap pelaku bisa mempersiapkan diri sedemikian rupa
setidaknya dengan dua hal pokok yaitu penyiapan SDM dan sistem operasi dan teknologi yang bagus. Kalau infrastruktur itu domain pemerintah tapi kalau dua hal ini tidak dimiliki maka kita akan kalah.
Apakah kita siap untuk perang di liberalisasi logsitik?
Era kompetisinya memang semakin ketat, bahasa bisnisnya kalau tidak mempersipkan diri pasti akan kalah.
Dari pengamatan bapak, apakah logistik Indonesi sudah siap ?
Saya bukan menggunakan ba-hasa diplomasi, kita siap atau tidak siap memang harus di hadapi. Se-cara keseluruhan, sebenarnya untuk pemain logistik kita siap saja, karena pemain domestik ini, logistik ini ada integritas sistemnya. Tidak ada satu perusahaan logistik manapun yang mengirim barang dari Jakarta ke daerah tanpa kerja sama. Mereka butuh partnership termasuk jaringan global. Masalahnya bagaimana kita bisa menggarap pasar besar di negeri sendiri itu yang perlu kita persiapkan karena pemain asing juga berdatangan.
Apa harapan untuk pelaku logistik?Kalau melihat dari sisi kue
besarnya logistik kita optimis bahwa kue ini cukup banyak. Kedua saya berharap baik kepada ASPERINDO dan asosiasi lain untuk meny-iapkan diri dengan sebaik-baiknya. Persiapan paling baik saya rekomen-dasikan SDM dan IT. Kalau tidak me-nyiapkan diri baik SDM atau IT dan tidak ada investasi pasti terlambat dan tenggelam. Selain itu mempela-jari aturan yang berkaitan dengan logistik. Melakukan analisa portfolio baik customer dan kompetisi di Indonesia. Saya berharap Sislognas ini bisa dilaksanakan bersama. Kata orang logistik, harus bisa mewujud-kan kedaulatan logistik bagi seluruh rakyat Indonesia.
10eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
Sangat mendesak
gan dalam menjamin pergerakan komoditi tersebut dapat berjalan dengan lancar dan efesien.
Terlebih lagi rencana pemerintah dalam pembangunan berbagai in-frastruktur perekonomian diantara-nya pembangunan pelabuhan laut internasional, perluasan jalan kereta api, perbaikan bandara, pembangu-nan Kawasan Ekonomi Khusus, pem-bangunan jalan dan jembatan serta beberapa pembangunan infrastruk-tur lainnya merupakan aspek-aspek yang secara langsung berkorelasi dengan sektor logistik nasional.
“Logistik ini ingin mengkonek-sikan kekuatan ekonomi nasional
REGULASI
SiSlognaSimplementasi
Peraturan Presiden No 26 tahun 2012 ten-tang Cetak Biru Sis-tem Logistik Nasional
(Sislognas) akhirnya rampung pada 5 Maret 2012. Sislognas ini akan memperkuat program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pemban-gunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Sislognas dan MP3EI layaknya dua sisi mata uang yang tak bisa dipisahkan. Keduanya saling mem-berikan sinergi positif bagi pemban-gunan ekonomi. MP3EI mengiden-tifikasi potensi kekuatan ekonomi dan komoditi andalan nasional, sedangkan Sislognas berkepentin-
Perpres No 26 tentang Sislognas bukan hanya untuk dibaca, tapi diimplementasikan dalam bentuk program yang kongkrit. Karena itu, implementasinya sangat urgen bagi pelaku logistik.
10 Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
EDISI 01 / JANUARI 2013
membuka isolasi pedesaan, meng-hilangkan distaritas dan mening-katkan peran jasa logistik nasional,” kata Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawadi, di Jakarta.
Terbitnya Perpres Sislognas ini sangat ditunggu semua pihak. Karena sektor logistik semakin hari semakin diyakini memiliki nilai strate gis dan bahkan telah menjadi salah satu faktor penentu bagi pem-bangunan daya saing bangsa ini. “Kita akan mendukung cita-cita un-tuk mengkoneksikan, menghubung-kan Indonesia yang berdasarkan maritim ini,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan, Distribusi dan Logistik Natsir Mansyur mengatakan
11www.ASPERINDO.OR.ID
Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
bahwa implementasi Sislognas ini perlu dipercepat. “Berbagai program yang sudah ditetapkan, sesuai den-gan Pepres 26/2012 tentang sistem logistik nasional (Sislognas). Pepres sebagai payung hukumnya ini perlu secepatnya diimplementasikan, karena waktu berjalan terus. Jangan sampai kita kehilangan waktu, nanti pada saat pemberlakuan AEC (ASEAN Economic Community) 2015 baru kita panik,” ujarnya dalam siaran persnya.
Natsir menjelaskan, banyak program yang dilakukan untuk menurunkan cost logistik nasional. Misalnya revitalisasi angkutan penunjang logistik barang, pangan, pembangunan BBM Logistik diperlu-asan Pelindo II dan daerah lain. Lalu ada revitalisasi kapal petra menjadi kapal motor untuk melayani sea short shipping route (SSS)/alur jarak pendek dan program lainnya.
“Itu merupakan keterlibatan pengusaha logistik Kadin dalam mendukung Sislognas ini, hanya saja implementasi program yang lainnya juga harus segera diimplementasi-kan,” jelasnya.
Sistem operasi logistik yang kompetitif merupakan kunci sukses dalam ekonomi global. Apalagi
dalam perdagangan yang kom-petitif, sistem tersebut menjadi penentu utama daya saing yang membutuhkan pengiriman cepat.
Secara sederhana, keberhasilan dalam perdagangan global dapat tercapai bila sebuah perusahaan memiliki kemampuan untuk berger-ak melewati lintas batas dengan cepat, andal, dan murah.
Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta mengata-kan rencana aksi Sislognas berdasar pada enam kunci yakni komoditas penggerak utama, pelaku dan penyedia jasa logistik, infrastruktur transportasi, teknologi informasi dan komunikasi, manajemen SDM dan regulasi/kebijakan.
“Keberhasilan implementasi Sislognas akan berdampak pada efisiensi di bidang logistik yang pada gilirannya akan memperbaiki daya saing ekonomi dan sekaligus kesejahteraan masyarakat,” kata Menegristek pada acara Internation-al Logistics Seminar and Workshop 2012 di Jakarta.
Menegristek berharap keberhasi-lan dan implementasi Sislognas akan berdampak pada efisiensi di bidang logistik sehingga dapat memperbaiki daya saing ekonomi dan kesejahter-
Menurut catatan Kadin Indo-nesia, ada delapan poin yang
diharapkan oleh Kadin Indonesia untuk dapat diproses dan ditindak-lanjuti mengenai permasalahan Sislognas. Yaitu:1. 25 pelabuhan laut yang meru-
pakan pintu gerbang utama perdagangan harus dibenahi, termasuk pengembangan pelabuhan udara di setiap provinsi Indonesia dan terminal kargo di stasiun kereta api.
2. Perlu penyelarasan atau har-monisasi yang berhubungan dengan operasional angkatan laut, darat, dan udara.
3. Perlu dicegah terjadinya sta-gnasi terhadap pergerakan arus barang.
4. Perlu dilaksanakan penerapan pelaksanaan 24 jam/hari di seluruh pelabuhan nasional.
5. Penerapan secara penuh National Single Window (NSW) terutama Cargo Release System.
6. Harus ada percepatan pemban-gunan pelabuhan Tanjung Priok, North Kalibaru dalam rangka menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015.
7. Perlu percepatan penyelesaian Jakarta Outer Ring Road (JORR) dari daerah industri ke Priok.
8. Perlu dibentuk Dewan Logistik Nasional sebagai instrumen yang memantau dan mengawa-si pergerakan arus barang baik angkutan laut, darat, dan udara.
8 Persoalan sislognas
IstIMewa
aan masyarakat.“Kelemahan kita adalah in-
frastruktur dan kesiapan teknologi sehingga kemudian di MP3EI, kita ingin meningkatkan SDM dan Iptek supaya signifikan pengaruhnya. Hal ini dilakukan supaya nanti logistik juga bisa ikut melonjak naik,” imbuh Menegristek.
FATHURROJI
12eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
Diantara Duta Besar RI angka-tan tahun 2009, Amb. Harsha
E Joesoef , MSc berhasil meraih penghargaan cukup banyak dari pemerintah, akreditasi antara lain dari Presiden Slovakia, Menteri Perekonomian, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Universitas Pertanian dll . Namun itu semua tidak menjadi tujuan utamanya ka-
rena yang lebih diutamakan adalah tujuan jangka panjang negara untuk membawa sumber kemakmuran bagi Indonesia.
Nada bicaranya halus nan santun. Tidak hanya mengusai persoalan bisnis dan wirausaha, pendiri RPX Group ini juga mengua-sai perkembangan ekonomi, politik, sosial, seni, budaya dan penerangan media. Karakter ini semakin melekat setelah dirinya berhasil mendirikan
perusahaan di bidang jasa pengiriman
logistik dan menjadi Duta Besar RI di Slova-kia.
Kemam-puan Harsha dalam
membangun bisnis ternyata
tidak hanya berdampak pada
perusahaan-ya tapi
juga bagi negara. Pasalnya, pria yang ,mendapat Master of Science, University of Texas, El Paso, Amerika tahun 1982 ini didaulat pemerintah mengemban amanah sebagai Duta Besar RI di Slovakia tahun 2009.
Bagi Harsha, tugas ini untuk mempersembahkan sesuatu bagi bangsa dan negara. “Saya senang bisa sharing knowledge dan pay back kepada negara sesuai kemampuan saya. Untuk itu saya lakukan tugas itu dengan baik,” ujarnya kepada Asperinfo saat ditemui di kantornya yang megah.
Menurut pria penerima peng-hargaan Satyalencana Pembangu-nan dari Presiden RI tahun 2006 ini, tugas utama yang harus ia wujudkan adalah membangun hubungan jangka panjang antara Indonesia dan Slovakia dengan menambah sumber-
sumber kemakmuran bagi rakyat Indonesia. Apalagi hubungan kedua negara selama ini relatif baik dan tidak ada konflik.
Di bidang bisnis, kedua negara sudah menjalin hubungan dengan adanya beberapa merek dagang
dari Slovakia seperti sepatu Bata yang konon berasal dari kata Bacca. Produk ban motor
Matador dan merek pisau cukur Tatra yang semuanya berasal dari
Slovakia. “Jadi sebetulnya sejak tahun 1945 sudah banyak hubun-
EXECUTIVE
Jadi dUbes negara
Amb. Harsha E Joesoef, MSc
DUBES LOGISTIK
12 Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
EDISI 01 / JANUARI 2013
13www.ASPERINDO.OR.ID
Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
gannya. Dulu bahkan ada merek motor Java,” papar lelaki kelahiran Jakarta, 30 Januari 1959.
Hubungan ini tidak ditindak lanjuti dengan baik sehingga produk dari Slovakia tergeser dari negara lain. Hubungan yang mulai luntur itu dipertemukan kembali dalam sebuah program pertemuan antar pelaku bisnis kedua negara yang sempat dilaksanakan sebanyak enam kali selama beliau menjabat menjadi Duta Besar. Program ini mendapat sambutan baik dari pemerintah Slovakia sehingga presiden Republik Slovakia, Y M Ivan Gasparovic datang ke Indonesia untuk melakukan ker-jasama bilateral di 9 sektor dengan nilai lebih dari 1 miliar dolar.
Kerjasama yang dilakukan tahun 2011 ini antara lain bidang pembangkit tenaga listrik di dua tempat, salah satunya di Batam, rencana pembangunan pabrik semen, pabrik ban dan energi terbarukan lainnya, di dunia perda-gangan, investasi, perbankan serta media massa, termasuk pertanian. “Saat ini kita masih impor 100 % gandum dari luar. Insya Allah 2014 pemerintah bisa memulai program gandum nasional bekerja sama dengan Slovakia,” paparnya.
Bagi pemerintah Indonesia, kerja sama dengan pemerintah Slovakia sangat menguntungkan karena Slovakia termasuk negara bagian di Eropa yang memiliki tiga keistime-waan. Pertama, Slovakia menjadi anggota Euro Union (EU) yang terdiri dari 27 negara. Kedua, Slovakia juga grup Schengen yaitu negara dengan visa bersama 22 negara Eropa lain-nya. Ketiga, Slovakia juga masuk ke dalam negara Euro zone yaitu negara yang menggunakan mata uang Euro.
Dengan tiga kelebihan ini, Slovakia memiliki potensi kestabilan perekonomian negara dan pelaku usahanya. Kestabilan moneter ini sangat penting bagi Indonesia untuk mengurangi resiko kerugian investasi dan menjadi pintu masuk Indonesia ke wilayah Eropa Timur melalui Slovakia. “Slovakia is not only
Slovakia but all 27 member countries of EU.. Barang-barang yang masuk ke Eropa pada umumnya bisa melalui Slovakia,” paparnya.
Kesuksesan Harsha menjalankan tugas negara tidak hanya menghasil-kan hubungan bilateral dan menda-tangkan investasi asing, tapi juga berhasil meningkatkan pendapatan perdagangan Indonesia. Diakui Har-sha bahwa sebelum menjadi dubes di Slovakia, neraca perdagangan-nya rendah di kisaran USD 50 juta. Setelah menerima tugas tahun 2009, neraca perdagangan Indonesia ke Slovakia terus naik. “Saya sampaikan kepada presiden pokoknya minimum dilipat gandakan.
Alhamdulillah itu tercapai dan ter-lampaui cukup jauh,” paparnya.
Selama bertugas, Harsha belajar dari sistem logistik di negeri tersebut. Negara-negara Eropa memberlaku-kan sistem zona euro, schangen, dan visa bersama untuk mendukung perdagangan mereka sehingga tidak ada tarif biaya barang masuk dan keluar. “Pelajaran di sini bahwa otonomi daerah ini belajar dari EU, jangan mentarifkan barang dari Sumsel ke Sumbar atau dari Bandung ke Jakarta. Ini pemikiran yang keliru karena akan mematikan barang sendiri,” ujarnya.
Pemberlakuan tarif barang yang keluar masuk daerah, akibat kebijakan otonomi daerah, hal ini menjadikan produk dalam negeri
lebih mahal dan memiliki daya saing yang lemah dibanding produk lain. “Dengan otonomi daerah ini biaya logistik terbesar di dunia adalah negara Indonesia,” paparnya.
Maka konsep logistik di Indone-sia harus dibangun dengan tiga fak-tor yaitu memperbaiki konektifitas di dalam pulau. Misalnya dari Tanjung Priuk ke Tanjung Perak, apakah akan melalui jalur laut, kereta api atau tol darat. Kedua konektifitas antar pulau ke pulau misalnya dari Jawa, Suma-tra, Kalimantan, dan Papua yang semestinya sudah terjadwal secara regular. Ketiga adalah konektifitas internasional yaitu membangun perusahaan logistik dengan jaringan kelas dunia.
Indonesia cukup baik dalam bidang logistik tapi perlu memper-siapkan diri bersaing di pasar bebas. Hal yang perlu dibenahi adalah infrastruktur, kepastian hukum dan Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk menghadapi persaingan bisnis yang tidak bisa dianggap remeh ini. RPX berupaya mempertahankan diri sebagai leader dalam bidang logistik dengan meningkatkan pelayanan melalui teknologi dan more outlet.
Ia berharap, pemerintah tidak mengulang kesalahan dalam me-nentukan peraturan dan kebijakan
terkait logistik. Paling tidak peraturan itu harus berimbang sesuai pasarnya, misalnya Indonesia dengan pasar jumlah penduduk sekitar 250 juta, harus ada kompensasi lain jika dibanding dengan Singapura yang jumlah penduduknya sekitar 5 juta.
“Apa yang salah di dunia perban-kan jangan terulang di dunia logistik. Kita tahu lembaga perbankan sangat liberal dimana Malaysia boleh membuka di Indonesia sementara kita tidak boleh membuka di sana,” pungkasnya.
Setelah selesai bertugas menjadi duta negara, Harsha mencoba mem-fokuskan lagi untuk pengembangan RPX menjadi perusahaan jasa logistik yang terdepan. Terutama ketika menyiapkan suksesi selanjutnya. FATHURROJI & MUHAJIR
14eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang begitu pesat turut mendorong pertum-
buhan bisnis perusahaan jasa pen-giriman. Tak heran, jika omset 400 perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiri-man Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) mencapai Rp 60 triliun per tahun.
Menurut Ketua Umum ASPER-INDO M Kadrial, jumlah perusahaan jasa pengiriman saat ini mencapai 400 perusahaan. Jika setiap perusa-haan memiliki 1.000 tenaga kerja, maka jumlahnya mencapai 400.000 orang. ’’Angkanya tentu lebih besar, karena setiap perusahaan tidak sama ada yang besar dan kecil,”
munaS aSPerindoSoroti Sdm dan
interKoneKSikatanya saat memberikan sambutan di Munas ASPERINDO 2012 di Anyer 26-28 Maret, di Anyer, Banten.
Kontribusi lain perusahaan jasa pengiriman ekspres, terkait pemba-yaran pajak. Ia mengungkapkan, biaya pengiriman yang mencapai Rp 60 triliun per tahun memberikan laba kepada perusahaan, sehingga perusahaan memberi sumbangan pemasukan negara berupa Pajak Penghasilan (PPh).
Untuk meningkatkan layanan kepada konsumen, ASPERINDO akan membentuk Lembaga Ser-tifikasi Profesi (LSP). Tujuannya agar perusahaan yang tergabung dalam ASPERINDO memiliki standar pelayanan yang sama. Sehingga standarisasi keahlian sumber daya
NEWS
Asperindo, sebagai wadah perusahaan
jasa pengiriman ekspres, pos dan logistik
terus memberikan motivasi kepada anggota
nya. Agar bisnisnya berjalan lancar guna membangun pereko
nomian bangsa.
14 Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
EDISI 01 / JANUARI 2013
15www.ASPERINDO.OR.ID
Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
manusianya memenuhi standar. “Kita akan meminta BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Nasional) untuk dapat memberikan persetujuan atas terbentuknya LSP ASPERINDO,” lanjutnya.
Selain itu, tambah Kadrial yang kembali menjadi Ketua Umum ASPERINDO periode 2012-2016 ini, ASPERINDO juga akan melakukan interkoneksi antarperusahaan jasa pengiriman ekspres, yang tergabung dalam ASPERINDO, sehingga mem-beri pelayanan yang lebih mudah kepada konsumen.
ASPERINDO yang memiliki 29 DPW dan 11 DPD ini juga akan melakukan interkoneksi antar peru-sahaan jasa pengiriman di seluruh Indonesia. Dengan begitu, pelang-
gan tidak perlu khawatir barang kirimannya tidak sampai ke tujuan meskipun perusahaan yang dipakai tidak memiliki kantor perwakilan di tempat itu.
Standarisasi dan interkoneksi itu tidak serta merta akan menyeragam-kan tarif pengiriman barang dan dokumen. Pasalnya itu dilarang oleh Undang-Undang Persaingan Usaha.
Dalam aturan yang baru, kata Kadrial, nantinya pemerintah tidak akan mensubsidi sepenuhnya perusahaan jasa pengiriman yang mendapat tugas PSO (public service obligation) seperti PT Pos Indo-nesia. Biaya untuk PSO itu akan dibebankan kepada semua operator termasuk anggota ASPERINDO.
“Jadi nanti, subsidi PSO tidak
semua berasal dari APBN. Setiap perusahaan jasa pengiriman akan dimintai kontribusinya untuk men-subsidi perusahaan yang melaksana-kan PSO,” tegasnya.
Mengenai hasil Munas ke-8, ada penyempurnaan AD/ART organisasi berupa perubahan kepanjangan AS-PERINDO dari Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia menjadi Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia. ’’Perubahan ini dapat menjadi pintu masuk bergabungnya PT Pos Indonesia ke dalam ASPER-INDO,’’ ungkapnya
FATHURROJI
15www.ASPERINDO.OR.IDMedia Informasi & Komunikasi Asperindo
MAJALAH ASPERINFO
16eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
Disela-sela dunia logistik dihadap-kan pada liber-alisasi logistik
tahun 2013, justru para pemain lokal logistik dibuat repot dengan adanya aturan baru terkait Regulated Agent (RA). Pasalnya, lokasi RA yang jauh dari bandara, memperlambat proses pengiriman barang.
regulated agentmemPerlambat
Kiriman
Ketua Umum DPP Asosiasi Pe-rusahaan Jasa Pengiriman Ekspress, Pos dan Logistik Indonesia (ASPER-INDO) M Kadrial mengatakan, di Bandara Soekarno Hatta, proses pengiriman barang berlangsung lebih lama karena regulated agen beroperasi di luar bandara.
Dengan adanya regulated agent, pemeriksaan dilakukan di luar bandara, sehingga barang dari pe-rusahaan jasa ekspres harus dibawa ke gudang pemisahan barang dulu, baru ke bandara. “Padahal dulu ba-rang hanya dari gudang jasa ekspres baru ke bandara. Penerapan regu-lated agent di luar bandara justru memperlambat layanan,” katanya.
Kementerian Perhubungan di-minta untuk melakukan transparansi tarif kargo udara sehingga dapat mencari solusi besaran pemeriksaan keamanan kargo melalui RA yang dinilai kemahalan. Bahkan, Ombuds-
man RI mendesak Kementerian Perhubun-gan sebagai regulator menentukan tarif batas atas pemeriksaan kargo melalui perusahaan RA atau agent inspeksi.
Kepala Biro Hukum Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Israful Hayat men-gatakan perlu transparansi biaya kargo yang dibayarkan agen jasa pengiriman seperti ALFI dan ASPER-INDO kepada maskapai, dan berapa tarif yang harus dibayar pemilik barang kepada jasa pengiriman.
“Berapa sih agen jasa pengiri-man membayar surat muatan angkutan udara (SMU) kepada maskapai, ini yang harus dijelaskan,” kata Israful. Dengan transparansi besaran tarif ini, akan dapat ditentu-kan tarif yang ideal untuk pemerik-saan keamanan kargo udara melalui
perusahaan RA. Menurutnya, Kemenhub sebagai
regulator tidak dapat menentukan tarif RA karena bertentangan den-gan UU No.1/2009 tentang Pener-bangan. Pihaknya hanya mengatur soal komponen tarif jasa pemerik-saan pemeriksaan keamanan kargo dan pos dalam KP No.152/2012. Adapun komponen tarifnya tersebut yakni personil, operasional, perse-diaan, depresiasi dan amortisasi, margin paling tinggi 10% dari total biaya belanja, dan lainnya
. FATHURROJI
NEWS
IstIMewa
17www.ASPERINDO.OR.ID
Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
Persaingan dunia usa-ha tidak bisa dihindari antar perusahaan jasa pengiriman dan
logistik yang menjadi anggota Aso-siasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (ASPERINDO). Namun bukan berarti tidak bisa disatukan. Melalui acara tahunan yang diadakan tanggal 30 Maret 2013, ASPERINDO berharap tetap akan terjalin hubungan har-monis antar karyawan baik di pusat maupun wilayah.
Ketua panitia Sulistianto men-gatakan, acara ini sangat penting diadakan untuk menumbuhkan semangat kerja sama dan keakraban baik di tingkat pimpinan maupun karyawan. Acara yang diadakan di Bumi Perkemahan Ragunan ini akan dihadiri oleh beberapa kalangan mulai dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) ASPERINDO, ketua umum, Menteri Komunikasi dan Informasi bersama jajaran stafnya, Direk-
tur Jenderal PPI, Pemda DKI dan anggota ASPERINDO serta seluruh karyawannya. “Kita juga mengun-dang anggota ASPERINDO Wilayah Banten, Bandung dan sekitarnya,” tuturnya kepada AsperInfo.
Ada lebih dari 170 anggota ASPERINDO dengan jumlah peserta family gathering sekitar 5.000 orang. Mereka akan mengikuti berbagai kegiatan mulai dari perlombaan, musik, pameran dan bazaar serta sosialisasi beberapa kebijakan terkait jasa pengiriman dan logistik di Indo-nesia. “Dengan kegiatan ini diharap-kan seluruh karyawan dan keluarga merasakan kehadiran ASPERINDO,” paparnya.
Sulistianto melanjutkan, salah satu pesan penting yang disampai-kan dalam acara tersebut adalah sosialisasi UU No 38 tahun 2009 yang menjadi payung hukum pelak-sanaan pos dan pengiriman. “Kita sudah tidak ada bedanya dengan pelaku PT Pos Indonesia dan sudah
bersanding dengan kepentingan yang sama,” paparnya.
Dengan adanya payung hukum ini seluruh anggota ASPERINDO diminta untuk berbenah dan mem-persiapkan diri untuk berkompetisi di pasar bebas yang semakin ketat persaingan. Untuk menghadapinya ASPERINDO akan terus mengadakan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) baik kurir, customer service dan beberapa bidang lain.
Sulistianto menambahkan, dalam undang-undang dijelaskan bahwa perusahaan asing hanya dapat memiliki modal paling tinggi 49%. Mereka hanya dibolehkan ber-operasi sampai ibukota provinsi yang memiliki pelabuhan laut atau udara internasional. Pengiriman dalam negeri dilakukan oleh penyelenggara lokal dengan pelayanan prima dan nyaman. “Kita berharap SDM ang-gota ASPERINDO mampu bersaing sehingga bisa go internasional,” pungkasnya. FATHURROJI
family gatheringaSPerindo
maret 2013
18eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
SiaP cetaKSdm ProfeSional
Dalam rangka mening-katkan sumber daya manusia yang handal
dan profesional dalam hal pengiri-man ekspres, pos, dan logistik, maka ASPERINDO membuka lembaga training yang diberi nama ASPER-INDO Training Center (ATC).
Menurut Kepala Pendidikan ASPERINDO Farri Gaffar, ATC ini didi-rikan untuk menghadapi persaingan global yang sangat ketat, sehingga para pelaku harus menyiapkan SDM nya dengan lebih baik lagi, untuk itu ASPERINDO membuka kelas training para karyawan anggota ASPERINDO. “Selain itu, tujuannya untuk membendung tenaga kerja as-ing yang akan berdatangan seiring adanya pasar bebas,” katanya.
Adanya ATC ini, perusahaan anggota ASPERINDO akan semakin efektif dan efisien untuk meningkat-kan kemampuan karyawannya, ka-rena dalam satu kelas, peserta bisa saling berinteraksi dengan beberapa perusahaan anggota ASPERINDO yang sedang ditraining.
“Kelebihan dari training ini, para pengajarnya adalah para pakar
dan praktisi yang terjun langsung di bidangnya,” tegasnya.
ATC yang diresmikan pada tanggal 9 April di Rakernas tahun 2011 lalu bisa menjadi wadah untuk mencetak tenaga profesional di bidangnya. Kegiatan training yang kelasnya mulai dibuka Oktober 2011 lalu telah melahirkan SDM handal dan profesional. “Saat ini, sudah ada 6 angkatan Kurir Profesional Senior dan 2 angkatan Customer Service, dengan total peserta sebanyak 171 orang dari 49 perusahaan anggota Asperindo” terangnya.
Farri menambahkan, tahun 2013, ASPERINDO berencana akan lebih mengembangkan training di daerah-daerah. Saat ini telah terjalin kerjasama dengan ASPER-INDO wilayah Jawa Timur. Program pendidikan di bidang lainnya yang terkait (Basic Cargo, Danderous Goods, Kepabeanan dll) akan juga direalisasikan bekerjasama dengan para praktisi di bidangnya ataupun dengan lembaga pendidikan lain-nya.
Diawal tahun 2013 ATC juga akan segera membuka training Kurir
Profesional Yunior dimana dihara-pkan calon kurir dari perusahaan anggota dan para lulusan SMA yang ingin segera bekerja, dapat memanfaatkan program training ini. Program training ini telah menda-patkan ijin resmi dari Diknas.
“Ke depan, masyarakat yang ingin lebih memahami seputar pengiriman ekspres, pos dan logistik, bisa belajar di sini. Begitu juga yang ingin mendapatkan sertifikat dari BNSP,” tegasnya. FATHUR
ATC
NEWS
Untuk menambah semakin berkualitasnya lulusan dari ATC ini, ASPERINDO juga akan mendi-
rikan sebuah Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) ASPERINDO.
Team dari Asperindo sedang mempersiapkan pengajuan ke Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) agar program ini dapat segera disetujui.
ASPERINDO juga akan segera men-gusulkan ke pemerintah agar Standar Kompetensi Kerja Asperindo ini nantinya dapat ditingkatkatkan menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang pengiriman ekspres, pos dan logsitik.
19www.ASPERINDO.OR.ID
Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
RPX GROUPsiaP bUka 500 oUtlet
Dari kejauhan, gedung yang didominasi warna putih dan
biru itu terlihat kokoh dan menju-lang dengan ketinggian 17 lantai. Gedung yang berdiri di Jalan Ciputat Raya No 99, Jakarta Selatan ini adalah kantor pusat RPX Group yang didirikan oleh Amb. Harsha E Joesoef MSc.
RPX adalah perusahaan dalam bidang logistik yang berdiri sejak tahun 1985. Awalnya didirikan dengan nama PT Repex Perdana International yang menjadi mitra perusahaan logistik internasional asal Amerika Serikat FedEx. Sejak menjadi pemegang lisensi FedEx un-tuk Indonesia, RPX terus melakukan pengembangan bisnis.
Menurut Founder RPX Harsha E Joesoef, perusahaan ini awalnya, tahun 1985 ia mulai dengan membeli tiga kendaraan jenis L 300, dengan delapan sepeda motor, dan beberapa karyawan saja. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan, RPX melengkapi sarana penunjang seperti alat transportasi, informasi teknologi (IT) dan Sumber Daya Manusia (SDM) terlatih.
Hingga kini RPX masih menjadi leader dalam bidang logistik khu-susnya IT dan akan semakin lengkap jika ditambah sistem konektifitas
antar pulau. Maka tahun depan RPX menargetkan penambahan jumlah outlet di daerah-daerah hingga 500 outlet. “Saya berharap agar cost logistik di Indonesia lebih turun dan Indonesia mampu bersaing dan menarik bagi investor,” paparnya.
Sementara itu, untuk membuka ratusan outlet, RPX Group telah me-nyiapkan dana investasi sebesar US$ 50 juta selama lima tahun. Dana itu akan dipergunakan untuk memper-luas jaringan, menambah armada dan memperkuat sistem IT).
Vice President Sales and Market-ing RPX Group, Andry Adiwinarso, mengatakan, RPX akan memperluas jaringan operasional ke seluruh kabupaten di Indonesia. “Kami me-nargetkan bisa terlaksana tiga atau empat tahun ke depan,” katanya.
Sementara di bidang operasion-al, M Kadrial, Vice Presiden Opera-tion & Customer Service RPX Group akan terus melakukan investasi di bidang teknologi informasi, penam-bahan station untuk menunjang strategi bisnis RPX di pasar ini.
“Inovasi di bidang teknologi ditujukan menciptakan customer automation yang menghubungkan sistem TI pelanggan dengan RPX, se-hingga lebih memudahkan pelang-gan dalam bertransaksi dengan RPX baik proses booking, pelacakan kiriman hingga pembayaran jasa.”
Penggunaan teknologi informasi menjadi salah satu cara menurunkan cost logistik. Sistem ini memungkin-kan pelanggan bagaimana mulai order tanpa telepon atau order via website . ”Pelanggan juga bisa men-dapatkan report dengan website. Ini ikut tekan biaya,” ungkapnya.
Selain itu, RPX Warehouse, yang merupakan sub-unit bisnis RPX Group, memperluas gudang transit (transit warehouse). Terletak di pergudangan Lini I, Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, fasili-tas ini memiliki luas bangunan 3.000 m² dan mampu menampung 3.500 ton barang.
Dengan bertambahnya fasilitas gudang transit ini, secara keseluru-han RPX Warehouse dapat menan-gani 11.500 ton barang. Fasilitas ini terdiri dari ruang khusus ekspor dan impor untuk barang, baik interna-sional maupun domestik, serta rush handling area. FATHUR
COMPANY
20eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia
(ASPERINDO) wilayah Jawa Tengah mulai menunjukkan eksistensinya dengan dilantiknya pengurus baru organisasi periode 2012-2016. Pelantikan pengurus baru ini meru-pakan rangkaian acara Musyawarah Wilayah (Muswil) yang berlangsung pada tanggal 27 September 2012.
Ada empat nama yang memeri-ahkan pemilihan ketua ASPERINDO Jawa Tengah yang berlangsung di Hotel Ciputra, Semarang ini. Diantaranya Tony Winarno, Ranudin, Yopie Mayahi dan Edy Gunawan. Dari hasil pemilihan tersebut Tony Winarno memperoleh 21 suara, Ra-nudin memperoleh 12 suara, Yopie Mayahi memperoleh 0 suara dan Edy Gunawan memperoleh 1 suara dari suara sah.
Maka Muswil menetapkan Tony Winarno sebagai Ketua ASPERINDO
Jateng periode 2012 – 2016 guna meneruskan program kerja yang su-dah ada. Hasil pemilihan ini ditindak lanjuti oleh pengurus baru dengan membentuk struktur organisasi dan menyusun pengurus lengkap masa bhakti 2012-2016.
Tony menjelaskan, setelah membentuk susunan organisasi dan program kerja, ASPERINDO Jawa Tengah akan mengadakan Fam-ily Gathering untuk menyambut ulang tahun ASPERINDO pada 3 Maret 2013. Salah satu acaranya adalah konvoi 37 perusahaan jasa pengiriman anggota ASPERINDO Jateng dari Semarang menuju Bandengan. “Selain untuk mer-ayakan ulang tahun ASPERINDO acara ini juga untuk mem-pererat silaturahim
antar anggota,” paparnya.Menurut Toni, ASPERINDO
Jateng tidak menutup mata bahwa saat ini industri jasa pengiriman tengah menghadapi pasar bebas. Untuk itu ASPERINDO menyiapkan diri dengan mendorong pelayanan prima serta melakukan edukasi kepada seluruh anggotanya yang berjumlah 37 perusahaan.
Setiap perusahaan diharuskan melaksanakan UU No 38 tahun 2009 yang menjelaskan standar pelayanan prima dengan mem-berikan kepastian waktu, biaya dan prosedur. Selain itu juga dibutuhkan regulasi yang jelas, infrastruktur dan jaringan bisnis (networking). “Kita tinggal menjalankan prosedur dan
mUswil asPerindo Jawa tengaH
melangKah menuJuPerSaingan global
REGIONAL NEWS
21www.ASPERINDO.OR.ID
Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
Rencana pembangunan jalan tol dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD)
hingga Lampung disambut positif oleh Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) Sumatra Utara. Ketua ASPERINDO Wilayah Sumut Eka Tarigan mengatakan, pe-nyedia jasa pengiriman khususnya di wilayah Sumatra Utara semakin dibantu dengan rencana pemban-gunan jalan tol yang diprakarsai pemerintah daerah dan PT Jasa Marga ini.
Menurut Eka, jika sebelumnya perjalanan pengiriman paket barang membutuhkan waktu kurang lebih 3
“Peningkatan arus kargo bisa naik sekitar 10 persen dibandingkan hari biasa,” tambahnya.
Menu-rutnya, menjel-ang akhir tahun dan awal tahun
ini para pedagang di Sumut mem-buat stok barang yang lebih besar untuk mendapatkan untung. “Pada hari normal rata-rata angkutan kargo dari Jakarta-Medan sekitar 50 ton per hari. Sejak awal November, ada peningkatan sekitar 10 persen,” paparnya.
Pembangunan jalan tol ini jelas akan semakin menambah gairah masyarakat untuk melakukan berbagai macam aktivitas mulai dari bisnis, ekonomi, sosial, kebudayaan dan rekreasi karena banyak juga warga yang memanfaatkan waktu liburan untuk bertemu keluarga dan refresing. MUHAJIR
hari sampai 4 hari, dengan adanya jalan tol ini akan menjadi 2 hari saja. Bahkan infrastruktur darat ini akan membantu pengiriman paket barang yang sebelumnya didominasi oleh angkutan pesawat. “Yang untung memang jalur darat karena selama ini banyak jalan yang rusak, macet di beberapa titik, tanah longsor dan lain-lain,” ujarnya.
Eka memprediksi arus kargo atau pengangkutan barang ke Sumatra Utara menjelang natal dan tahun baru akan semakin banyak karena meningkatnya kebutuhan masyarakat. Beberapa barang yang banyak masuk adalah pakaian, tas, dan asesoris natal dan tahun baru.
aSPerindo SumutSambut Pembangunan tol
mentaati peraturan yang sudah ada dari pemerintah, serta menunggu Peraturan Pemerintah yang sedang dirancang,” paparnya.
Menurut Toni, Jawa Tengah akan menjadi salah satu daerah yang
diminati para pemilik modal untuk membuka usaha karena faktor nilai Upah Minimum Provinsi (UMP) yang masih dibawah daerah lain yaitu sekitar 1,2 juta. Faktor lain yang menuntut kualitas pelayanan jasa pengiriman harus ditingkatkan adalah
daya beli dan konsumsi masyarakat dalam negeri yang cukup tinggi sehingga memacu perusahaan jasa pengiriman berkompetisi di dalam negeri. “Harapan saya ASPERINDO
bisa mempersiapkan diri dalam berkompetisi di dalam negeri untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan kualitas pelay-anan prima,” pungkasnya.
MUHAJIR
22eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
mengirim barang di mUsim HUJan
Curah hujan yang sering kali terjadi beberapa hari ini, mengakibatkan terjadinya
banjir di beberapa wilayah di Indo-nesia. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan jasa pengiriman untuk memberikan pe-layanan dengan aman dan selamat.
Namun bagi pengguna jasa pengiriman tetap harus waspada ketika akan mengirim barang ke luar kota atau ke daerah, sehingga tidak basah atau rusak akibat terkena air hujan. Berikut adalah tips mengirim
barang di waktu musim hujan.
1. Pilihlah Perusahaan Jasa cargo atau jasa pengiriman yang memiliki izin dari Pemerintah.
2. Pilihlah Perusahaan Jasa cargo atau jasa pengiriman Barang yang memberikan jaminan ketepatan waktu dan penggan-tian jika terjadi kerusakan.
3. Pilihlah Perusahaan Jasa cargo atau jasa pengiriman yang sesuai dengan layanan yang dibutuhkan.
4. Gunakan packing yang aman dan tahan air (di cover dengan plastik).
5. Ketahui situasi di daerah tujuan apakah terjadi banjir atau tidak.
6. Tetap sampaikan kepada petu-gas pengirim untuk menjaga barang dari air dan sejenis-nya.
7. Pilih perusahaan jasa cargo/pengiriman yang bisa memberi-kan status keberadaan barang secara berkala.
Pengirimanbarang berHarga
Tidak mudah memindahkan barang dari satu tempat ke tempat yang diingin-kan. Apalagi barang tersebut sangat
istimewa dan berharga sehingga perlu men-jaga agar tidak rusak atau bahkan berpindah tangan.
Untuk itu perlu tenaga pengantar khusus atau mempercayakan kepada perusahaan jasa pengiriman atau cargo. Nah, sebelum men-girimkan barang berharga tersebut kita perlu memperhatikan beberapa tips berikut.1. Pastikan bahwa Packing yang digunakan
cukup aman untuk melakukan pengiriman
(tidak mudah rusak).2. Berilah label khusus agar pengantar
berhati-hati dalam memperlakukan barang tersebut.
3. Pilihlah perusahaan jasa pengirim yang memberikan tambahan asuransi untuk jaminan kerugian apabila nilai kiriman melebihi jaminan dari perusahaan jasa pengirim.
4. Tulis nama dan alamat tujuan dengan rapi dan jelas usahakan dilengkapi dengan nomor telephone.
TIPS
23www.ASPERINDO.OR.ID
Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
Maraknya berbagai paket pengiriman yang berisi narkoba, ganja bahkan senjata api dan peledak bom menunjukkan bahwa jasa pengiriman menjadi
incaran para pengedar untuk menggunakan jasa pengiriman demi meraup keuntungan. Untuk itu diperlukan kewaspadaan dari para petugas jasa pengiriman untuk mencegah upaya penyelundupan barang-barang illegal dan melaporkannya kepada pihak kea-manan.
Ada beberapa tips yang bisa dilakukan untuk mencegah hal tersebut diantaranya ;
1. Periksa identitas barang, identitas pengirim dan tujuan pen-giriman secara teliti dan lengkap.
2. Upayakan semua paket pengiriman diperiksa menggunakan metal detector dan alat X-Ray.
3. Periksa packing mulai dari bentuk, ukuran, warna, bau dan suara yang bisa terlihat dari luar.
4. Jika isi paket mencurigakan jauhkan dari jangkauan umum.5. Jika perlu paket pengiriman bisa dibuka di depan si pengirim.6. Segera melakukan koordinasi dengan petugas keamanan atau
kepolisian jika kiriman mencurigakan.
menCegaH Pengiriman barang terlarang
IstIMewa
24eDISI 01 / JANUARI 2013Media Informasi & Komunikasi AsperindoMAJALAH ASPERINFO
Perubahan adalah sebuah keniscayaan ketika kita harus mempersiapkan
diri untuk memasuki dunia pasar global. Hadirnya pasar bebas ini menuntut persiapan yang matang dengan terus meningkatkan kualitas, kreatifitas dan inovasi. Sebagai Aso-siasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos dan Logistik Indonesia (ASPERINDO) yang membawahi perusahaan jasa pengiriman di seluruh Indonesia, peranan edukasi, sosialisasi dan kemitraan menjadi keharusan.
Betapa tidak, Indonesia saat ini adalah salah satu negara dengan pertumbu-han ekonomi yang relatif baik dan positif. Hal ini yang menjadikan Indonesia sebagai primadona bagi beberapa pe-rusahaan logistik internasional untuk mengembangkan bisnis dan berinvestasi di Indonesia.
Mencermati posisi Indonesia yang berada di peringkat 59 dari 155 negara yang disurvei oleh Bank Dunia (LPI : Logistics Perfor-mance Index), Pemerintah kemudian menerbitkan Perpres No. 26 tahun 2010 tentang Cetak Biru Pengem-bangan Sistem Logistik Nasional (Blue Print Sislognas). Salah satu sasaran intinya adalah menurunkan biaya logistik nasional yang ditahun 2010 masih mencapai 27 % dari PDB (Produk Domestik Bruto).
Disisi lain, latar belakang dari terbitnya Perpres No. 26 Tahun 2012 tentang Sislognas ini juga didorong
oleh faktor yang menunjukkan tingginya biaya logistik nasional yang antara lain disebabkan masih adanya pungutan tidak resmi dan biaya transaksi yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi.
Jika dianalisa lebih mendalam, pencapaian dari sasaran Perpres ini juga dipengaruhi tiga unsur pokok. Pertama, adanya dukungan infrastruktur yang dapat men-dorong lancarnya flow of goods. Kedua, tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang profesional dan mempunyai kemampuan daya saing yang tinggi. Ketiga, dukungan
berbagai regulasi yang dapat turut menekan terjadinya ekonomi biaya tinggi.
Tidak mudah untuk mencapai ketiga unsur pokok diatas, karena dari sisi regulasi misalnya, disamping adanya regulasi yang “berseberan-gan” antara yang satu dengan yang lain, ada juga regulasi yang bukan-nya menekan biaya ekonomi namun sebaliknya, bahkan menaikkan atau menyebabkan terjadinya ekonomi biaya tinggi.
Berbagai tantangan ini tentunya
harus dihadapi bersama-sama sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menjadi kon-tribusi bagi bangsa. Salah satunya adalah melalui media masa sebagai pusat informasi yang sekaligus men-jadi jembatan komunikasi antara anggota ASPERINDO, stakeholder, pemerintah dan masyarakat umum.
Majalah AsperInfo hadir diten-gah-tengah kita dalam rangka mem-berikan berbagai informasi aktual dan tajam demi sebuah perubahan yang lebih baik sehingga bisa mem-persiapkan diri memasuki persain-gan di pasar bebas dan memberikan
kontribusi kepada negara. Kini, melalui pengelolaan
yang fokus dan lebih profe-sional, Majalah AsperInfo tampil dengan wajah dan warna yang lebih attractive. Majalah AsperInfo terbit dalam bentuk media yang mencerdaskan sebagai referensi utama informasi kelogistikan di Indonesia.
Majalah AsperInfo akan menyajikan berita-berita internal dan eksternal yang masih segar, baik yang sedang maupun yang akan terjadi dimasa mendatang. Hot issue yang diangkat pada edisi ini adalah persiapan dunia logistik nasional dalam memasuki persaingan pasar global. Semoga dengan hadirnya majalah ini bisa menambah refer-ensi dalam bidang logistik dan men-jadi kontribusi positif bagi kemajuan dunia logistik di Indonesia. Selamat membaca.
SYARIFUDDINDirektur Eksekutif Asperindo
OPINI
siap masuk Pasar global
NO
D
PW/D
PD
PIC
/ A
LAM
AT S
EKRE
TARI
AT
TELP
/FA
X/H
P/EM
AIL
.
1 D
PW J
AW
A B
ARA
T B
inta
ng I
raw
an S
arpi
ngi
Tel
p. (0
22) 7
0362
209
Jl.
Cip
edes
Ten
gah
No.
196
F
ax.
(022
) 200
5676
Ban
dung
401
62
Hp.
0
813
2038
484
8
Em
ail :
asp
erin
doja
bar@
y7m
ail.c
om
And
y W
ijaya
nto
Tel
p. (0
21) 5
5453
352
DPW
BA
NTE
N
Ruk
o Pe
rmat
a N
iaga
III
No.
15
Fax
. (0
21) 5
5453
35
T
aman
Roy
al I
II, T
anah
Tin
ggi
Hp.
9
4005
000/
0878
7800
0800
Tan
gera
ng 1
5119
E
mai
l : a
ndy_
w98
@ya
hoo.
com
3
DPW
JA
WA
TEN
GA
H
Dea
sy A
riyan
i T
elp.
(024
) 761
3800
, 762
5503
, 762
8800
P
T. R
epex
Per
dana
Int
’l F
ax.
(024
) 760
7307
Jl.
RE. M
arta
dina
ta 1
68
Hp.
0
812
286
1631
(Dea
sy A
riyan
i)
T
awan
gmas
, Sem
aran
g 50
144
Em
ail :
dar
iyan
i@rp
xhol
ding
.com
4
DPW
YO
GYA
KART
A
Mar
sudi
T
elp.
(027
4) 4
1429
2
P
T. T
iki J
NE
Fax
. (0
274)
385
629
Jl.
Soro
gene
n N
o. 1
96
Hp.
0
811
266
096/
0817
0425
566
Yog
yaka
rta
Em
ail :
mar
sudi
165@
yaho
o.co
.id
5 D
PW J
AW
A T
IMU
R S
uwan
di
Tel
p. (0
31)
9117
9719
PT.
Pan
dusi
wi S
ento
sa
Fax
. (03
1) 8
6833
59
P
erka
ntor
an P
ondo
k Ca
ndra
TC
28
Hp.
081
2312
0386
Ray
a W
adun
gsar
i, W
aru
- Sid
oarj
o
Em
ail :
asp
erin
do_j
atim
@ya
hoo.
com
6
DPW
BA
LI
IB
G A
rsan
a M
anua
ba
Tel
p. (0
361)
862
6333
PT.
Pla
tini
um
Fax
.
J
l. Im
am B
onjo
l Per
toko
an A
lpa
Bet
a A
20
Hp.
0
8123
8923
89
D
enpa
sar -
Bal
i 801
19
Em
ail :
bag
us.a
rsan
a@gm
ail.c
om
7 D
PW N
USA
TEN
GG
ARA
BA
RAT
Agu
s Sa
lim H
arah
ap
Tel
p. 0
370
– 66
8600
0
P
T. G
arda
Lin
tas
Sara
na
Fax
. 037
0 - 6
3287
3
J
l. Sr
iwija
ya N
o. 2
4 Lt
. II,
Cak
rane
gara
H
p. 0
8123
7012
60
M
atar
am -
NTB
E
mai
l : s
iu_m
atar
am@
telk
om.n
et.id
8
DPW
NA
NG
ROE
AC
EH
Abd
ul A
zis
Tel
p. (0
651)
492
07
DA
RUSS
ALA
M
PT.
Hid
up B
ersa
udar
a (P
rone
x)
Fax
. (0
651)
492
07
J
l. Te
uku
Um
ar N
o. 9
4 H
p.
081
3 70
99 3
666
Ban
da A
ceh
Em
ail :
opx
_nad
@ya
hoo.
co.id
9
DPW
SU
MAT
ERA
UTA
RA
M. E
ka T
arig
an
Tel
p. (0
61) 4
5299
81
PT.
Pan
du S
iwi S
ento
sa
Fax
. (0
61) 4
5164
54
J
l. B
rigje
nd K
atam
so N
o. 3
01 A
H
p.
085
2623
1151
6
M
edan
E
mai
l : a
sper
indo
.sum
ut@
yaho
o.co
m
10
DPW
SU
MAT
ERA
BA
RAT
Arie
f Ru
sdi R
usli
Tel
p. (0
751)
891
992,
288
54, 2
4864
PT.
Tik
i JN
E F
ax.
(075
1) 8
9199
3, 3
3765
Jl.
Pula
u Ka
ram
No.
143
H
p. 0
8788
0270
066
Pad
ang,
Sum
ater
a B
arat
E
mai
l : m
icha
el.ru
sli@
jne.
co.id
11
D
PW S
UM
ATER
A S
ELAT
AN
R
izat
hont
owi
Tel
p. (0
711)
416
479
PT.
Car
aka
Yasa
F
ax. (
0711
) 411
755
Jl.
Abd
ul R
ozaq
No.
1 &
2
Hp.
081
7352
036
/ 081
1787
816
Pal
emba
ng
Em
ail :
riza
.thon
tow
i@ca
raka
grou
p.co
m
12
DPW
PA
NG
KAL
PIN
AN
G
Rid
wan
T
elp.
071
7 - 4
3861
0
(B
AB
EL)
PT.
PC
P Ca
rgo
Fax
.
J
l. Sy
aile
ndra
No.
23
Hp.
081
2737
3895
Pan
gkal
Pin
ang
Em
ail :
13
DPW
BEN
GKU
LU
Yul
yant
o Ep
endi
T
elp.
073
6 - 3
4932
9
T
IKIN
DO
F
ax.
0736
- 34
9329
Jl.
Mah
akam
Ray
a N
o. 1
6 H
p. 0
811
730
8599
Lin
gkar
Bar
at -
Ben
gkul
u E
mai
l :
14
D
PW R
IAU
H
ui M
andr
a (A
seng
) T
elp.
(076
1) 8
5399
3 F
ax.
(076
1) 8
5399
3
P
T. T
iki J
NE
Hp.
0
812
751
9582
Jl.
Sisi
ngam
anga
raja
No.
65
Em
ail :
jnep
ku@
indo
.net
.id
P
ekan
baru
- Ri
au
hui
man
dra.
asen
g@ya
hoo.
co.id
15
DPW
LA
MPU
NG
M
ursa
lin
Tel
p. (0
721)
240
026
PT.
Nus
anta
ra C
ard
Sem
esta
F
ax.
(072
1) 2
5260
2
J
l. H
ayam
Wur
uk N
o. 1
H
p.
081
3 79
28 2
808
Tan
jung
Agu
ng, B
anda
ra L
ampu
ng
Em
ail :
mur
salin
@pt
ncs.
co.id
16
D
PW J
AM
BI
Sop
iant
o, S
.Sos
T
elp.
085
2 - 6
6572
909
PT.
Yap
indo
Tra
nspo
rtam
a F
ax.
Jl.
Patt
imur
a 30
-31
Hp.
(D
epan
Hot
el K
atan
Jay
o), K
ota
Jam
bi
Em
ail :
17
D
PW B
ATA
M
Bap
ak S
idhi
Pra
seti
yono
SE
Tel
p. 0
778
- 469
172
Vic
ky M
andi
ri Ex
pres
s Co
urie
r F
ax.
Orc
hid
Park
Tow
n H
ouse
Blo
ck B
No.
2
Hp.
081
1773
357
Bat
am C
ente
r - B
atam
E
mai
l : a
sper
indo
bata
m@
yaho
o.co
m
18
DPW
KEP
ULA
UA
N R
IAU
B
p. S
alm
ayud
i T
elp.
(077
1) 3
1365
5
P
T. S
entr
a In
dolo
gis
Uta
ma
(Ind
olog
isti
k)
Fax
. (0
771)
233
89
J
l. B
inta
n N
o. 1
H
p. 0
8127
7696
25/0
8127
0076
80
T
anju
ng P
inan
g, R
iau
Em
ail :
sut
rijad
i@pc
p-in
done
sia.
com
19
D
PW K
ALI
MA
NTA
N S
ELAT
AN
A
chm
ad S
uhan
to
Tel
p. (0
511)
335
8348
PT.
Ker
ta G
aya
Pusa
ka
Fax
. (0
511)
335
8348
Jl.
Kam
boja
No.
10
Hp.
0
811
512
405
/ 051
1 - 7
5959
60
B
anja
rmas
in
Em
ail :
20
DPW
KA
LIM
AN
TAN
BA
RAT
Dia
n Ek
a M
ucha
iri
Tel
p. (0
561)
764
149
CV
. Dirg
anta
ra K
atul
isti
wa
Fax
. (0
561)
658
9596
Jl.
Ber
ingi
n N
o. 7
2 H
p. 0
8525
2555
777/
0852
5217
7707
Pon
tian
ak
Em
ail :
dpw
aspe
r_ka
lbar
@ya
hoo.
co.id
21
D
PW K
ALI
MA
NTA
N T
ENG
AH
C
hairu
l Ana
m
Tel
p. (0
536)
322
1056
PT.
Ker
ta G
aya
Pusa
ka
Fax
. (0
536)
324
2438
Jl.
Man
gga
No.
10/
45
Hp.
0
811
524
881
Pal
angk
aray
a 73
111
Em
ail :
22
DPW
SA
MA
RIN
DA
H
andr
y Se
tiaw
an
Tel
p. (0
541)
742
610
PT.
Cit
ra V
an T
itip
an K
ilat
Fax
. (0
541)
766
485
Ruk
o Pl
aza
Juan
da -
Loka
l A-6
H
p.
0811
555
830
Jl.
Ir. H
. Jua
nda,
Sam
arin
da
Em
ail :
23
DPW
BA
LIKP
APA
N
Suw
ondo
Yac
ub
Tel
p. (0
542)
702
3139
CV
. Int
ertr
ans
Meg
a Li
nes
Fax
. (0
542)
874
720
Jl.
Raja
Bak
ti V
No.
62
Hp.
08
11 5
36 1
26
B
alik
papa
n, K
alim
anta
n Ti
mur
E
mai
l : s
uwon
do_i
mlin
es@
yaho
o.co
.id
24
DPW
SU
LAW
ESI
UTA
RA
Roy
Tam
o T
elp.
021
-429
0033
5
R
uko
ITC
Cem
paka
Mas
Meg
a G
rosi
r F
ax. 0
21-4
2900
335
Jl.
Jend
. Sup
rapt
o B
lok
L 35
H
p. 0
8114
3322
9
J
akar
ta P
usat
E
mai
l :
25
D
PW S
ULA
WES
I TE
NG
AH
H
. Bak
rie A
bdul
lah
Tel
p. (0
451)
422
536
PT.
Cit
ra V
an T
itip
an K
ilat
Fax
. (0
451)
421
896
Jl.
Dip
oneg
oro
154
Hp.
08
13 4
102
8328
Pal
u, S
ulaw
esi T
enga
h E
mai
l :
26
D
PW S
ULA
WES
I SE
LATA
N
Bre
liant
afr
iant
o T
elp.
041
1-48
1324
3
P
T. R
PX /
Fede
x F
ax.
Jl.
Ban
dara
Lam
a no
. 16
H
p. 0
8121
1335
52 /
0813
179
6 22
77 (B
p. A
ndre
y)
M
anda
i – M
aros
- M
akas
sar
Em
ail :
baf
riant
o@rp
xhol
ding
.com
27
D
PW S
ULA
WES
I TE
NG
GA
RA
Fua
d A
. Tas
rief
Tel
p. (0
401)
329
007
PT.
Pan
du S
iwi S
ento
sa
Fax
. (0
401)
322
646
Jl.
May
jend
Sut
oyo
No.
18
Hp.
08
11 4
01 7
71
K
enda
ri, S
ulaw
esi T
engg
ara
Em
ail :
pss
kdi@
kend
ari.w
asan
tara
.net
.id
28
DPW
MA
LUKU
J
uliu
s Pa
tric
k La
kon
Tel
p. (0
911)
355
630
PT.
Ker
ta G
aya
Pusa
ka
Fax
. (0
911)
356
155
Jl.
PH. L
atum
aina
Sk
3/78
No.
27
B
Hp.
A
mbo
n, M
aluk
u E
mai
l :
29
DPW
GO
RON
TALO
B
ari F
ritz
Dok
u T
elp.
(043
5) 8
2402
6 / F
ax. (
0435
) 827
035
PT.
TIK
I JN
E H
p. 0
8124
3116
02
J
l. Ka
suar
i No.
80 G
oron
talo
961
14
Em
ail.
barid
oku@
gmai
l.com
da
Fta
r d
Pw a
sPer
ind
o s
elUr
UH in
do
nes
ia