Aspek Psikologi Individu Dan Kesiapan Asisten Untuk Berkerja Yang Berpengaruh Pada Kesiapan Pasien...

49
TUGAS PSIKOLOGI DAN KOMUNIKASI ASPEK PSIKOLOGI INDIVIDU DAN KESIAPAN ASISTEN UNTUK BERKERJA YANG BERPENGARUH PADA KESIAPAN PASIEN UNTUK DATANG KE DOKTER GIGI Penyusun: Willy Bernadi 160121140005 Pembimbing: Prof. Dr. Suryana Soemantri, Drs., MSIE PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL

description

Aspek Psikologi Individu Dan Kesiapan Asisten Untuk Berkerja Yang Berpengaruh Pada Kesiapan Pasien Untuk Datang Ke Dokter Gigi

Transcript of Aspek Psikologi Individu Dan Kesiapan Asisten Untuk Berkerja Yang Berpengaruh Pada Kesiapan Pasien...

TUGAS PSIKOLOGI DAN KOMUNIKASI

ASPEK PSIKOLOGI INDIVIDU DAN KESIAPAN ASISTEN UNTUK BERKERJA YANG BERPENGARUH PADA KESIAPAN PASIEN UNTUK DATANG KE DOKTER GIGI Penyusun:Willy Bernadi160121140005Pembimbing:

Prof. Dr. Suryana Soemantri, Drs., MSIE

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS

BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2015 PENDAHULUANMenurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: Psych yang berarti jiwa dan -logia yang artinya ilmu, sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa.Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu filosofi yang diprakarsai sejak zaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu ilmu untuk kekuatan hidup (levens beginsel). Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari gejala - gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu tiap - tiap makhluk hidup mempunyai jiwa. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika.

Psikologi dapat dibagi berdasarkan kegunaannya :

1) Psikologi Teoritis

Ialah ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan untuk gejala itu sendiri. Penelitian secara teoritis akan mempunyai nilai praktis dan hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan praktis pula. Psikologi ini berkembang menjadi psikologi praktis

2) Psikologi Praktis

Ialah ilmu jiwa yang memplajari segala sesuatu tentang jiwa seseorang untuk digunakan dalam praktek.

Adapun yang termasuk dalam kategori psikologi praktis antara lain ialah :

Psikologi Teknik, yaitu psikologi yang diterapkan dibidang teknologi industri, perusahaan-perusahaan perdagangan serta macam-macam profesi.

Psikologi Pacdagogis, yaitu psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktifis-aktifis manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan.

Psikologi Pastoral, yaitu psikologi yang mempelajari cara memimpin pengikut sesuatu agama serta menyaksikan pengikutnya kepada ajaran-ajaran agamanya.

Psikologi Kriminal, yaitu psikologi yang diterapkan pada proses pengadilan.

Psikologi Medis (kesehatan), yaitu psikologi yang diterapkan di bidang kedokteran, guna mempercepat kesembuhan para pasien.Dalam makalah ini akan membahas tentang aspek psikologi individu yang berpengaruh pada kesiapan pasien untuk datang ke dokter gigi dan kesiapan asisten untuk berkerja

TINJAUAN PUSTAKA Psikologi umum yaitu ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia dewasa yang normal dan beradap. Menurut Kartini Kartono, psikologi umum mempelajari tingkah laku manusia budaya yang normal dan dewasa pada umumnya, dengan melihat manusianya sebagai individu yang kurang lebih terisolasi, artinya hasil dari penelitian dan eksperimen yang diperoleh dari laboratorium dan ruang studi, serta tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

Menurut Drs. Agus Sujanto, psikologi umum adalah ilmu jiwa yang menyelidiki gejala jiwa seorang dewasa yang sudah beradap dan normal keadaan jiwanya pada umumnya. Pada intinya mempelajari sifat-sifat manusia pada umumnya, artinya persamaan-persamaannya dari manusia dewasa yang normal dan beradap.Psikologi khusus yaitu ilmu jiwa yang mempelajari sifat-sifat khusus dari gejala-gejala kejiwaan manusia. Psikologi khusus dikelompakkan sebagai berikut a) Psikologi perkembanganb) Psikologi abnormalc) Psikologi kelompokd) Psikologi watak dan type-typee) Psikologi kelompok dalam situasi khususf) Psikologi hewang) Parapsikologi

a. Psikologi perkembangan atau psikologi genetis

Ilmu ini mempelajari psyche jiwa dan perkembangan kehidupan psikis manusia normal. Ini dilakukan menurut dua jalan, yaitu

Perkembangan dari kehidupan individual

Perkembangan kehidupan manusia pada umumnya

b. Psikologi abnormal atau psikologi dari kelompok manusia yang tidak normalJenis psikologi abnormal yaitu :

Psikologi kriminal, yaitu psikologi yang mempelajari tingkah laku menyeleweng dari norma-norma umum serta hukum.

Psikopatologi, yaitu psikologi yang mempelajari gejala kejiwaan yang sakit dan pola tingkah laku yang menyimpang dari pola-pola normal sebagai akibat dari faktor keturunan.

Patologi sosial, yaitu cabang psikologi yang mempelajari gangguan-gangguan kejiwaan dan tingkah laku yang menyimpang sebagai akibat dari faktor millieu, lingkungan sosial dan budaya

c. Psikologi kelompoJenis psikologi kelompok yaitu :

Psikologi yang mempelajari kelompok-kelompok sosial tertentu.

Psikologi yang mempelajari kelompok-kelompok biologis

Psikologi yang mempelajari kelompok-kelompok historis dan ethnologis

d. Psikologi watak dan type-type, yang termasuk dari psikologi ini adalah; ajaran temperamen, karakterologi, dan teori kepribadian.

e. Psikologi kelompok dalam situasi khusus, dikelompokkan menjadi; psikologi perang, psikologi masa damai, dan psikologi masa.

f. Psikologi hewan, yaitu psikologi yang mempelajari tingkah laku dan peri kehidupan hewan.

g. Parapsikologi, yaitu psikologi yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan yang ada di luar bidang psikologi biasa atau psikologi umum.Objek dari parapsikologi ialah :

Gejala occult, mempelajari roh-roh dan hal yang gaib.

Neccomanti, yaitu mengadakan ramalan-ramalan dan tanya jawab dengan jalan memanggil roh-roh orang yang telah meninggal dunia.

Spiritisme, yaitu kepercayaan atas adanya dunia roh di alam Barzah dari roh-roh dan keajaiban yang diperlihatkan oleh roh-roh.

Telepati, yaitu kesatuan roh atau tunggal roh serta tunggal rasa antara beberapa individu dalam suatu jarak ruang tanpa memakai alat-alat indriawi yang dapat diamati.

Clairvoyance, yaitu kemampuan mengetahui kejadian-kejadian tertentu sebelum peristiwa tersebut benar-benar berlangsung.

Telekinese, yaitu mengenal bergeraknya benda-benda tertentu disebabkan oleh kekuatan-kekuatan gaib.PEMBAGIAN BERDASARKAN KEGUNAAN NYA

1) Psikologi Teoritis

Ialah ilmu jiwa yang mempelajari gejala-gejala kejiwaan untuk gejala itu sendiri. Penelitian secara teoritis akan mempunyai nilai praktis dan hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan praktis pula. Psikologi ini berkembang menjadi psikologi praktis

2) Psikologi Praktis

Ialah ilmu jiwa yang memplajari segala sesuatu tentang jiwa seseorang untuk digunakan dalam praktek.

Adapun yang termasuk dalam kategori psikologi praktis antara lain ialah :

Psikologi Teknik, yaitu psikologi yang diterapkan dibidang teknologi industri, perusahaan-perusahaan perdagangan serta macam-macam profesi.

Psikologi Pacdagogis, yaitu psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktifis-aktifis manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan.

Psikologi Pastoral, yaitu psikologi yang mempelajari cara memimpin pengikut sesuatu agama serta menyaksikan pengikutnya kepada ajaran-ajaran agamanya.

Psikologi Kriminal, yaitu psikologi yang diterapkan pada proses pengadilan.

Psikologi Medis (kesehatan), yaitu psikologi yang diterapkan di bidang kedokteran, guna mempercepat kesembuhan para pasien.

Psikologi kesehatan adalah aspek-aspek ilmu psikologi yang bermanfaat ketika digunakan di dalam dunia kesehatan. Psikologi dan kesehatan adalah bidang yang saling berkaitan satu sama lain, terlebih sama-sama melibatkan manusia. Psikologi kesehatan adalah bidang di dalam psikologi yang menjelaskan tentang peran psikologi terhadap seseorang untuk berupaya agar tetap sehat, mengapa mereka menjadi sakit, dan bagaimana mereka merespon ketika mereka mendapatkan sakit (Taylor, 1995). Sebagai contoh, seorang dokter harus bisa mengendalikan psikis pasiennya dan bukan hanya sebagai orang yang dibayar dan harus memberi resep obat..

Ketika pasien mempunyai sakit parah, maka sebagai dokter yang baik, ia harus dapat membangkitkan semangat dan motivasi pasien untuk dapat sembuh dari penyakitnya. Lebih dari itu, dokter juga harus mengetahui bagaimana keadaan mental pasien berkaitan dengan kesehatannnya.

Sesuai dengan Matarazzo, psikologi kesehatan adalah adalah suatu agregat dari specific educational, dan kontribusi scientific professional, dari disiplin psikologi, untuk memajukan atau memelihara kesehatan, termasuk juga didalamnya penanganan penyakit dan aspek-aspek lain yang terkait dengannya.

Psikologi kesehatan dipandang sebagai pengetahuan psikis dan sosial yang dapat digunakan dan bermanfaat untuk mengurangi stress psikis yang disebabkan oleh penyakit. Psikologi kesehatan dapat dimanfaatkan untuk berbagai situasi dan kondisi.Psikologi kesehatan dipandang sebagai pengetahuan psikis dan sosial yang dapat digunakan dan bermanfaat untuk mengurangi stress psikis yang disebabkan oleh penyakit. Psikologi kesehatan dapat dimanfaatkan untuk berbagai situasi dan kondisi.Psikologi kesehatan juga belajar mengenai aspek psikologi tentang perawatan dan pencegahan terhadap penyakit. Psikologi kesehatan juga berfokus pada penyebab suatu penyakit yang menjelaskan hubungan antara kesehatan, penyakit dan disfungsi lainnya. Psikologi kesehatan tertarik pada tingka laku dan faktor sosial yang menyebabkan munculnya suatu penyakit dan disfungsi lainnya. Psikologi kesehatan saat ini banyak diabaikan oleh masyarakat, padahal hal ini juga memiliki peranan penting dalam kehidupan kita. Banyak sekali orang yang sangat mementingkan kesehatan tubuhnya, terkadang para wanita berusaha selalu tampil sehat dan cantik untuk menarik perhatian seseorang tanpa menyadari tak hanya kesehatan tubuh saja yang harus mereka fikirkan melainkan pksikologi kesehatan. Dalam kehidupan kita tentu saja hanya memikirkan kesehatan tubuh yang dapat kita lihat, namun psikologi juga sangat berpengauh terhadap kehidupan seseorang.

Psikologi kesehatan pada tubuh kita mempengaruhi kehidupan kita terutama mempengaruhi jalan pemikiran kita, seseoang yang memiliki fisik yang sehat belum tentu memiliki pemikiran yang sehat begitu sebaliknya orang yang memiliki kesehatan psikology belum tentu memiliki kesehatan fisik. Oleh sebab itu keduanya salaing berkaitan dan memiliki peran penting masing masing. Jika anda ingin memiliki keduanya tentu saja anda harus berusaha membuat kedua nya mnjadi sehat.

Menciptakan kesehatan pada tubuh tentu saja lebih muda dari pada kita menciptakan kesehatan psikologi pada diri kita karena untuk menciptakan kesehatan pada tubuh anda hanya diminta untuk menerapkan pola hidup sehat yang tentu saja dapat anda lakukan. Contohnya untuk menciptakan kesehatan tubuh mungkin anda diharuskan menjaga pola makan dan menjaga kesehatan tentu saja hal itu dapat anda lakukan. Namun untuk menciptakan psikologi kesehatan anda harus menahan diri anda dari perbuatan perbuatan buruk, dan harus selalu berfikir positi sehingga anda akan mendapatkan kesehatan psikologi yang baik.

Kesehatan pskologi itu dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, apakah orang tersebut akan menjadi seseorang yang memiliki norma yang baik atau tidak, karena kesehatan pksikologi timbul dari diri kita sendiri maka hal ini sangat sulit untuk di ubah. Jika anda memiliki kesehatan tubuh dan kesehatan pksikologi maka bersyukurlah anda karena anda tentu saja dapat membuat hidup anda menjadi berarti tentunya dengan melakukan halhal yang positif dan anda juga dapat berfikir dengan jernih betapa pentingnya sebuah kesehatan untuk diri kita sendiri.Dewasa ini, kesehatan merupakan hal yang sangat berharga. Pasalnya, dalam keadaan sehat, seseorang dapat menyelesaikan dan melaksanakan sesuatunya dengan baik. Konsep sehat itu sendiri tidak secara langsung memberikan definisi pada lawan keadaannya, yaitu sakit. Berlawanan dengan orang sehat, orang yang sakit tidak akan melaksanakan sesuatunya dengan maksimal.

Namun demikian, suatu proses sehat-sakit bukanlah sesuatu yang dapat terjadi secara spontan. Seseorang yang sehat akan merasakan atau menunjukkan gejala tertentu yang menunjukkan orang itu sakit. Hal ini membutuhkan proses dimana ada disiplin ilmu tersendiri untuk mengkajinya. Ilmu itu tak lain adalah ilmu kedokteran yang menyangkut masalah sehat-sakit, hubungan dokter, perawat dan pasien, pengobatan, perawatan medis dan masalah-masalah lain yang menyangkut dengan kesehatan. Beberapa manfaat psikologi pendidikan adalah sebagai berikut :

Ketika pasien menunjukkan tingkah laku yang berbeda karena sakitnya, misal depresi atau frustrasi, atau dalam tingkat ringan seperti kekurangan motivasi untuk sembuh.

Memprediksi tingkah laku pasien ketika ia melalui tingkatan penyakit tertentu. Langkah ini sebagai bentuk pencegahan dini terhadap timbulnya masalah-masalah psikis.

Mengumpulkan data tentang sikap dan pemikiran pasien ketika sakit di masa lalu.

Mengevaluasi peran psikologi dalam perawatan pasien.

Psikologi kesehatan juga digunakan untuk memberikan contoh bagaimana seharusnya berpikir dan bertingkah laku kepada orang yang sakit begitu luas aspek yang dibahas dalam ilmu ini. Terdapat beberapa ilmu psikologi kesehatan dasar yang harus dilakukan untuk menghindari penyakit. Hal terpenting yang harus dilakukan adalah melakukan hal-hal baik secara disiplin. Pada makalah ini akan membahas masalah psikologi pada bidang kedokteran gigi.Seorang dokter gigi harus mempunyai pengetahuan tentang psikologi individu pasien dan asistennya karena masalah psikologis pun berkaitan dengan praktek kedokteran gigi. Profesi dokter gigi selalu terkait dengan psikologis perawat dan seorang pasien. Dikarenakan hampir setiap tindakan dokter gigi selalu berhubungan dengan psikologis pasien seperti tingkat kecemasan dan kesiapan pasien. Berbagai permasalahan psikologi ini berkembang di masyarakat dan mennjadi sangat beragam.

Salah satu hal yang menjadi permasalahan adalah perlunya psikologi individu dari dokter gigi, perawat dan pasien yang seringkali menjadikan pasien memiliki kedekatan psikologis setiap akan ke dokter gigi. Sehingga pasien akan merasakan kenyamanan dan hilangnya kecemasan dan serta rasa takut untuk berkonsultasi ke dokter gigi. Untuk itu ada beberapa cara dan teori di bidang psikologi untuk mengatasi permasalahan tersebut, penulis mencoba mengkaji teori-teori psikologi yang berhubungan dengan praktek dokter gigi.

Permasalahan yang dapat dirumuskan yaitu cara psikologi apa yang dapat digunakan dalam praktek dokter gigi sehingga dapat menciptakan suasana hubungan psikologis yang baik antar dokter, perawat dan pasien diliihat dari aspek tiap individuDengan tujuan untuk mengetahui teori-teori psikologi yang dapat digunakan didalam praktek dokter gigi dan cara menciptakan hubungan psikologis yang baik antara dokter, perawat dan pasien. PEMBAHASAN

Kedokteran (bahasa Inggris: medicine) adalah suatu ilmu, dan seni yang mempelajari tentang penyakit, dan cara-cara penyembuhannya. Ilmu kedokteran adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia, dan mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan pada penyakit, dan cedera. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia, dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan dari pengetahuan tersebut.Ilmu kedokteran umumnya dianggap memiliki berbagai cabang spesialis, dari pediatri (ilmu kesehatan anak), ginekologi (ilmu penyakit pada wanita), neurologi (ilmu penyakit saraf), kedokteran gigi, hingga melingkupi bidang lainnya seperti kedokteran olahraga, dan kesehatan masyarakat.Praktek kedokteran gigi mengkombinasikan sains, dan seni. Sains, dan teknologi adalah bukti dasar atas berbagai masalah klinis dalam masyarakat. Seni kedokteran gigi adalah penerapan gabungan antara ilmu kedokteran gigi, intuisi, dan keputusan medis untuk menentukan diagnosis yang tepat, dan perencanaan perawatan untuk masing-masing pasien serta merawat pasien sesuai dengan apa yang diperlukan olehnya.

Pusat dari praktik kedokteran gigi adalah hubungan relasi antara pasien, dan dokter yang dibangun ketika seseorang mencari dokter untuk mengatasi masalah kesehatan yang dideritanya.

Hubungan relasi antara dokter gigi, perawat dan pasien di bahas dalam ilmu psikologi. Yang salah satu nya psikologi medis (kesehatan). Ada beberapa teknik dan aspek dalam psikologi yang dapat digunakan dalam kedokteran gigi, seperti pada tindakan pencabutan gigi anak, pendekatan psikologis yang biasa digunakan dokter gigi dalam penetalaksanaan tingkah laku pasien anak sebagai berikut :a. Tell show do

Tell show do adalah menceritakan mengenai perawatan yang akan dilakukan,memeperluhatkan padanya beberapa bagian perawatan,bagaimna itu dikerjakan dan kemudian mengerjakannya.tehnik ini digunakan secara rutin dalam memperkenalkan anak pada perawatan profilaksis yang selalu dipilih sebagai prosedur operatif pertama.contohnya pada anak diceritakan bahwa gigi-giginya disikat,tunjukan sikat khusus tersebut dan bagaimana sikat berputar dalam hand piece,kemudian gigi-giginya disikat.pada tahap tell shoe do perlu ditambahkan pujian karena tingkah laku yang baik selama perawatan awal ini harus segera diberi penguatan dana juga selama perawatan selanjutnya.Untuk perawatan apapun yang dilakukan penting untuk mengikuti tahap-tahap tell show do.penjelasan tidak perlu panjang lebar,karena hal ini cenderung membingungkan anak dan mungkin membangkitkan kecemasan,penjelasan harus sederhana dan sambil lalu.demikian pula demontrasi harus diberikan dengan singkat dan sebenarnya sehingga perawatan yang sesungguhnya dapat dilakukan tanpa ditunda lagi.

Sepanjang prosedur ini dokter gigi harus berusaha membuat anak relaks,dan memberi pujian atas tingkah laku anak yang tepat dan kooperatif.sayangnya pada penelitian yang mengevaluasi pendekatan ini tidak terdapat cukup bukti bahwa metode ini efektif bagi anak yang cemas.barangkalli metode ini akan berhasil bila dilakukan pada anak yang mempunyai kecemasan yang rendah.(Howitt dan stricker,1965)

b. ModelingAdalah tehnik lain yang digunakan oleh ahli psikologi dalam menghilangkan rasa takut. Tehnik ini dapat diterapkan pada berbagai situasi perawatan gigi tetapi penggunaanya paling sering digunakan pada anak yang cemas terhadap pemeriksaan mulut pada kursi perawatan gigi.Orang tua atau anak lain sebaiknya diminta bertindak sebagai model perannya.Model peran didasari olah ide bahwa orang belajar banyak dari lingkungannya dengan mengamati konsekuensi tingkah laku orang lain.misalnya anak-anak yang cemas atau takut tersebut diminta mengamati anak lain yang sedang dirawat,yang dipuji dan diberi hadiah karena bertingkah laku kooperatif sampai rasa takut dan cemas anak tersebut berkurang dan kalau bisa sampai hilang.selain menggunakan model peran dokter gigi juga dapat menggunakan model film yaitu dimana dokter gigi menunujukkan gambar film tentang perawatan gigi yang dipertontonkan pada pasien anak yang cemas atau takut tadi.

c. Penguatan

Penguatan dapat diartikan sebagai pengukuhan pola tingkah laku,yang akan meningkatakan kemungkinan tingkah laku tersebut terjadi lagi dikemudian hari.ahli psikologi yang menganut teori social perkembangan anak percaya bahwa tingkah laku anak merupakan pencerminan respons terhadap penghargaan dan hukuman dari lingkungannya,bentuk hadiah yang penting (merupakan factor motivasi yang sangat penting untuk perubahan tingkah laku).oleh karena itu tingkah laku yang baik pada perawatan gigi harus diberi penghargaan.penghargaan ini merupakan pengakuan dari dokter untuk memperkuat tingkah laku yang baik sehingga pada perawatan anak selanjutnya dapat lebih mudah.contohnya apabila pasien kooperati anak dapat diberikan hadiah pada tahap akhir perawatan sebagai bentuk penghargaan.tetapi juga dihindari penguatan pada tingkah laku yang buruk.apabila ada anak tidak mau bekerja sama dalam perawatan,maka sebgai dokter harus hentikan perawatan sementara waktu dan kembalikan dahulu pasien pada orang tuanya.selain bentu hadiah,pengakuan dokter ini juga dapat diperlihatkan melaui kata-kata,senyuman serta anggukan.

d. Desensitisasi

Desensitisasi adalah salah satu tehnik yang paling sering digunakan oleh para ahli psikologi untuk melawan rasa takut.tehnik ini meliputi 3 tahapan yaitu:

Melatih pasien untuk relaks

Membangun hirarki stimulus

Memperkenalkan tiap stimulus dalam hirarki untuk membuat relaks pasien,dimana stimulus ini diberikan dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi hingga rasa takut pada pasien hilang.

Untuk melakukan tehnik ini diperlukan suatu seri kunjungan pendahuluan untuk mengajarkan pasien agar dapat relaks.misalnya dengan mengenalkan alat serta memberi pertanyaan kepada pasien pada dala keadaan yang bagaimana pasien merasakan takut.setelah itu pasien disuruh membayangkan hal-hal yang tidak membuat takut sementara dokter mendemonstrasikan dan menjelaskan dengan cara-cara yang tidak membuat takut anak dalam melakukan perawatan.tehnik juga kadang dilakukan dengan tehnik hypnosis(suatu keadaan pikiran dimana anjuran-anjuran tidak hanya akan lebih mudah diterima daripada dalam keadaan terjaga tetapi juga akan bekerja lebih baik daripada yang mungkin terjadi pada keadaan norma atau dapat pula diartikan sebagai suatu keadaan tertentu dari pikiran yang biasanya dilakukan oleh satu orang pada orang lain.)e. Distraksi (pengalihan perhatian)

Pada pendekatan ini tujuannya adalah untuk mangalihkan perhatian pasien dari situasi perawatan gigi ke situasi lain.bila pasien memikirkan sesuatu yang lain dari perawatan gigi kecenderungan menjadi cemas akan berkurang.ini berarti bahwa semakin jauh perhatian dialihkan semakin efektif dalam melakukan perawatan.

Relaksasi dan pengalihan perhatian sama-sama efektif dalam mengurangi ketidaknyamanan pada pasien yang cemas.pengalihan perhatian umumnya lebih efektif dalam mengurangi kecemasan pada pasien pria sedangkan relaksasi lebih baik bagi pasien wanita.

Contoh pemeberian relaksasi ini antara lain dengan meminta pasien untuk mendengarkan kaset relaksasi selama perawatan dengan menggunakan headphone.selain itu pengalihan perhatian juga dapat dilakukan dengan dokter menyuruh pasien untuk memainkan video game atau menonton film selama perawatan.

f. Hand-over mouth

Tehnik hand over mouth biasanya dianggap sebagai tehnik yang ekstrem dalam menangani anak yang tidak kooperatif.

Tehnik ini dilakukan dengan cara menahan anak yang melawan dengan pelan tetapi kuat pada kursi perawatan gigi.biasanya dengan meletakkan tangan atau handuk diatas mulutnya untuk menahan perlawanannya dan berbicara dengan perlahan tetapi jelas ke dalam telinganya.dan apabila anak tersebut menaggapainya dengan kooperatif maka anak tersebut dilepaskan dari perlawnan dokter sembari memberikan pujian.

Tehnik ini biasa diguanakn pada anak yang terlalu dimanjakan oleh keduaorangtuanyandan memiliki perangai yang menjengkelkan serta tidak takut dan tidak mempan dengan pendekatan psikologis yang halus.

Walaupun tehnik ini diperbolehkan,tetapi sebagai seorang dokter gigi sebaiknya dapat menghindarinya,apalagi dipergunakan pada anak yang takut dan memiliki sensitivasi yang kuat.

g. Persiapan informasi

Metode lain yang mencangkup mempersiapkan anak-anak beserta orang tuanya untuk kunjungan pertama cukup suskses.tehnik ini dapat dilakukan dengan dokter memberikan booklet kepada anak-anak untuk dibaca.pada kunjungan pertama tidak ada perawatan atau pemeriksaan yang ada hanya perkenalan terhadap dokter,perawat,serta lingkungan praktik.persiapan ini akan memberiakan perilaku yang lebih kooperatif pada [pasien yang diberi perkenalan.selain itu perkenalan juga dapat dilakuakan dengan menonton video prosedur perawatan guna memperkenalkan dan memberi kenyamanan pada

h. Komunikasi non verbal

Interaksi yang dilakukan oleh praktisi kesehatan gigi ( dokter gigi ) untuk mendukung jalannya perawatan dengan membuat pasien ( anak ) merasa nyaman berada di tempat perawatan .Hal ini bisa dilakukan dengan membuat area perawatan sedemikian rupa sehingga anak merasa nyaman dan siap untuk menerima perawatan.komunikasi ini dapat diperlihatkan dengan dokter dan stafnya yang bersifat ramah serta murah senyum.

i. Kontrol suara.

Masa pertumbuhan anak membuat anak sensitive dengan lingkungannya , terutama pada suara. Dokter gigi harus bisa membuat anak merasa nyaman dan dapat diajak kerjasama selama perawatan yaitu dengan memperhatikan intonasi kita saat berinteraksi dengan anak.suara dokter harus lembut,tegas serta tidak membuat anak merasa dibentak melainkan kita harus berbicara selayaknya anak yang nyaman berbicara dengan keluarga maupun dengan teman sebayanya.

j. Sedasi

Sebagian besar anak yang diberi metode-metode pendekatan psikologis diatas akan menjadi pasien yang relaks dan kooperatif yang siap menerima prosedur operatif dan sebagian lagi masih menunjukkan sikap yang tidak kooperatif.jika rasa takut tetap berlangsung walaupun telah dilakukan kunjungan pendahuluan dengan hati-hati mungkin dengan bantuan sedasi dapat membantu.

Perlu ditekankan bahwa sedasi dimaksudkan untuk menghilangkan kecemasan dan harus ditekankan pula bahwa pasien yang telah dilakukan sedasi tetap memiliki kesadaran dan memepunyai reflex pelindung yang normal misalnya batuk.

sedasi dapat diberikan melaui cara-cara berikut:

Oral

Banyak obat-obatan dan kombinasinya yang telah digunakan untuk sedasi anak yang cemas seperti macam-macam barbiturate,kloral hidrat ,hydroxyzine, neprobamate, promethazine,dan diazepam(wright 1975,Bennet,1978).

Sebelum memberikan resep sedative,dokter gigi harus dipercaya anak.sedatif harus dijelaskan sebagai sesuatu yang akan membuat dia merasa relaks sehingga perawtan dapat dilakukan tanpa rasa khawatir.kerjasama dari orang tua atau pendamping juga perlu karena paling mudah bila mereka yang memberikan sedative.karena obat ini biasanya dapat menimbulkan rasa kantuk,sebaiknya anak tidak masuk sekolah sebelum kunjungan kedokter gigi.

Intramuscular

Keuntungan cara tehnik ini adalah kerjanya lebih cepat dan pengaruhnya juga lebih cepat disbanding cara sedative oral.sedangkan kerugiaanya adalah bagi anak yang nerves dan tidak koopertif akan merasakan bahwa prosedur tersebut tidak menyenangkan.

Berbagai obat-obatan yang biasa digunakan adalah:promethazine HCl dan petidine.promethazine adalah anti histamine yang mempunyai sifat sedative dan antimetik.sedangkan petidine adalah analgetika.dosis injeksi untuk intramuscular adalah petidine 1,5 mg/kg berat badan dan promethazine 0,75 mg/kg.

Intravena

Keuntungan pemberian secra intravena dibandingkan cara yang oral dan intramuscular adalah bahwa obat yang diinjeksikan mermepunyai efek yang sangat cepat dan sedasi ini biasanya diberikan secra bertahap hingga tingkat sedasi yang diinginkan.

Sedasi ini merupakan campuran dari pentobarbiturat,pethidine,dan hyoscine.dan baru kemudian diazepam atau midazolam yang menjadi pilihan untuk sedasi intravena ini.diazepam merupakan sedasi yang efektif,dimna obat ini dapat merelaksasikan otot dan amnesia serta efek sedasinya dapat hilang secara perlahansedangkan midazolam lebih efekstif karena obat ini selain dapat merelaksasikan otat dan amnesia sepoerti diazepam,obat ini juga efek sedasinya lebih cepat hilang dibandingkan dengan menggunakan diazepam.

Pasien yang melakukan sedasi intravena ini harus koopertif walupun anak tersebut cemas.selain itu juga ada kapercayaan dan keyakinan pada pasien untuk menerima perawatan dan injeksi tersebut.

Inhalasi

Penggunaan sedasi inhalasi dengan oksida nitrogen dan oksigen makin popular pada saat-sat ini.

Pasien yang mengalami sedasi dapat berkomunikasi secara bebas dengan dokter gigi dan relaks rasa takut telah dikurangi dan dihilangkan.ambang rasa sakit ditingkatkan sehingga anak tidak takut.kadang pasien juga mengalami kantuk yang ringan,euphoria,sensasi menyenangkan.

Konsentrasi yang diberikan kepada pasien didasarkan pada observasi respons si pasien.tetapi menurut Edmund dan rosend 1977 sedasi yang efektif adalah dengan konsentrasi tetap 25%oksida nitrogen.Selain itu seorang dokter gigi harus mampu berkomunikasi dengnan pasien. Dalam psikologi terdapat beberapa komponen yang terlibat dalam proses komunikasi.

Proses komunikasi bisa terjadi dalam diri seorang individu, dengan orang lain, dan kumpulan-kumpulan manusia dalam proses sosial. Berdasarkan pendapat tersebut, Burgon & Huffiner (2002) membuat klasifikasi tiga jenis komunikasi, yaitu:

1. Komunikasi Intrapersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi di dalam diri individu (internal). Contohnya adalah kegiatan merenung, berpikir, berdialog dengan diri sendiri, baik dalam keadaan sadar atau tidak.2. Komunikasi Interpersonal, yaitu proses komunikasi yang terjadi antara satu individu dan individu lain sehingga memerlukan tanggapan (feedback) dari orang lain. Contohnya, perbincangan dengan keluarga, pasangan, teman, rekan kerja, dan orang lain. 3. Komunikasi Massa, yaitu proses komunikasi yang dilakukan kepada sekumpulan manusia dimana di dalamnya terdapat proses social, baik melalui media massa atau langsung, dan bersifat satu arah (one way communication). Contohnya, adalah kegiatan komunikasi (penyebaran informasi) yang terjadi di hadapan sekumpulan massa, melalui televise, radio, media internet, media cetak dan lain-lain.

Untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar pribadi (interpersonal communication) antara dokter gigi, perawat dan pasien, dokter gigi harus lebih berinisiatif, karena dokterlah yang dituntut untuk menciptakan suasana yang mendukung dengan teori yang diterapkan harus bersifat sederhana, mudah digunakan dan efektif. Teori yang digunakan harus mampu memberikan keleluasaan bagi pasien untuk memberikan keluhan dan berbagai perasaan yang mungkin menjadi uneg-uneg mereka. Sehingga dokter dapat memahami aspek psikis dari pasiennya.

Terdapat beberapa cara untuk dapat melakukan komunikasi efektif. Salah satu komunikasi efektif yaitu teori dari DeVito. Untuk dapat menciptakan komunikasi antar personal, terdapat syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

Positiveness (sikap positif)

Dokter menunjukkan sikap positif pada pesan yang disampaikan oleh pasien. Seorang dokter tidak boleh selalu menyanggah apapun yang disampaikan pasiennya. Dengan demikian pasien akan lebih berani menyampaikan pesannya, bukan kemudian menyimpannya dalam hati bahkan mengadukan kepada orang lain.

Empathy (sikap mendukung)

Dari hasil pengamatan kepada para pasien, diketahui bahwa hampier semua pasien yang harus ditangani atau diobati oleh dokter memiliki rasa takut yang besar. Yang terutama adalah ketakutan pada rasa sakit yang ditimbulkam oleh alat-alat yang digunakan. Rasa takut itu sudah mulai muncul hanya dengan melihat alat-alat yang sudah disiapkan. Seorang dokter gigi diharapkan menyadari dan peduli pada perasaan ini dan menunjukkan pada pasien bahwa ia perduli.

Supportiveness (sikap mendukung)

Ketika seorang pasien nampak ragu untuk memutuskan sebuah pilihan tindakan, dokter diharapkan memberikan dukungan agar keraguan itu berkurang atau bahkan hilang, sehingga pasien menjadi percaya diri dan berani saat memilih keputusan itu.

Equality (keseimbangan antar pelaku komunikasi)

Yang dimaksud dengan kesamaan/ kesetaraan adalah bahwa diantara dokter gigi dan pasien tidak boleh ada kedudukan yang sangat berbeda seperti misalnya dokter yang menguasai semua keadaan dan pasien yang tidak berdaya. Walaupun dalam relasi ini dokter diakui lebih tahu dan lebih bisa, dia tidak boleh lalu memperlakukan pasiennya hanya sebagai objek yang tidak tahu apa-apa dan tidak boleh berpendapat atau bahkan bertanya. Jika memungkinkan, pasien sebaiknya merasa bahwa dokter giginya adalah teman, bukan orang asing yang tidak boleh ditanyai apapun.

Openess (sikap dan keinginan untuk terbuka)

The question remains, How can you develop such a healthy dentist-patient relationship? the key word is trust. Trust is what a good dentist-patient relationship is built on. The best way to establish trus between yo and your dentist is to have a good communications. Dengan menciptakan suasana yang santai di ruang praktek, keakraban dapat dibangun dan diharapkan pasien maumenyampaikan apa yang dikhawatirkannya, tindakan apa yang sebenarnya diinginkan dilakukan oleh dokternya. Dengan keterbukaan komunikasi ini maka akan terbangun kepercayaan dari pasien terhadap dokternya.

Salah satu elemen yang akan membawa hubungan psikis ini dengan baik adalah komunikasi antara dokter gigi dan pasien. Dengan menempatkan penanganan pasien lebih dulu, dokter gigi akan memeriksa si pasien, mendiskusikan semua opsi yang berhubungan dengan perawatan,membuat rekomendasi perawatan dan menjelaskan hasil yang berhubungan dengan penanganan yang potensial. Dilain pihak, pasien, ingin mengetahui tentang penanganan padanya dan akibat perawatan jangka panjang atau jangka pendek, berapa biaya yang harus dikeluarkan, apa yang akan atau tidak akan tercakup dalam perawatan gigi dan setiap tanggung jawab pembayaran yang harus ditanggung pasien.

Namun, buruknya kualitas komunikasi antara dokter, perawat dan pasien tidak bisa lagi dibiarkan atau tidak diperdulikan oleh dokter gigi yang diharapkan dapat mengambil inisiatif sebagai pihak yang berkompeten dalam hubungan dokter, perawat dan pasien. Ini berarti bahwa dokter yang harus belajar lebih dahulu untuk mampu berkomunikasi secara efektif, sesibuk apapun sang dokter dalam menjalankan profesinya.

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Psikologi medis (kesehatan) merupakan salah satu bagian dari psikologi praktis yang digunakan dalam praktek kedokteran dan kedokteran gigi. Psikologi kesehatan adalah aspek-aspek ilmu psikologi yang bermanfaat ketika digunakan di dalam dunia kesehatan. Merupakan bidang yang saling berkaitan satu sama lain, terlebih sama-sama melibatkan manusia, menjelaskan tentang peran psikologi terhadap seseorang untuk berupaya agar tetap sehat, mengapa mereka menjadi sakit, dan bagaimana mereka merespon ketika mereka mendapatkan sakit (Taylor, 1995). Teori psikologi yang dapat digunakan dalam praktek dokter gigi adalah dengan menciptakan interaksi yang baik antara dokter dan perawat maupun dokter dengan pasien. Beberapa teknik dan aspek dalam kedokteran gigi, yaitu :1. Tell show do2. Modeling3. Penguatan

4. Desensitasi

5. Distraksi

6. Hand Over mouth

7. Persiapan informasi8. Komunikasi non verbal

9. Kontrol suara

10. Sedasi

Selain itu seorang dokter gigi harus mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan pasien, terutama komunikasi efektif. Salah satu komunikasi efektif yaitu teori dari DeVito. Untuk dapat menciptakan komunikasi antar personal, terdapat syarat yang harus dipenuhi, yaitu: positiveness, empathy, supportiveness, equality, dan openness yang dapat ditunjang dengan memperhatikan aspek suasana yang ekspresif dan bahasa yang komunikatif.

SARANBerdasarkan pembahasan dan pemaparan diatas seorang dokter gigi disarankan utuk :

1 Dokter gigi harus lebih memahami aspek-aspek psikologis terutama aspek psikologi kesehatan yang berhubungan antara dokter gigi, perawat dan pasien. Seorang dokter mampu menerapkan aspek-aspek tersebut kepada perawatnya yang kemudian diterapkan ketika menghadapi seorang pasien. Sehingga apabila semua aspek tersebut dipenuhi maka tindakan pelayanan kesehatan gigi terhadap pasien dapat berjalan lancar dengan hasil yang sesuai dengan harapan pasien sesuai dengan indikasi dan terapinya. Dan perlu diperhatikan juga bahwa di dalam diri dokter gigi harus benar-benar tertanam bahwa hubungan komunikasi dengan perawat dan pasien adalah hal yang mutlak harus diperhatikan. Mengingat profesi dokter adalah bersifat sosial. 2 Dokter gigi mampu berkomunikasi yang efektif yaitu positiveness, empathy, supportiveness, equality, dan openness, sehingga seorang dokter dan pasien dapat mendiskusikan tindakan apa yang tepat dan sesuai indikasi tanpa ada keraguan dari pasien.DAFTAR PUSTAKA

AHIMA e-HIM Work Group on the Legal Health Record. (2005). "Update: Guidelines for Defining the Legal Health Record for Disclosure Purposes.". Journal of AHIMA 78 (8): 64AG.

Coulehan JL, Block MR (2005). The Medical Interview: Mastering Skills for Clinical Practice (ed. 5th ed.). F. A. Davis. ISBN 0-8036-1246-X.Rahmadiana, M. 2009. Health Psychology.

Definition of "Psychology" (Halaman Index APA) Irwanto, Drs. 2002. Psikologi Umum. Prehallindo, Jakarta

Jalaluddin Rakhmat, M.Sc, Drs. 2000. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya, PT. Bandung

Rahman Shaleh, Abdul. Psikologi. Kencana Prenada Media Group. Taylor, S.E. 1995. Health Psychology edisi 3. New York: McGraw-Hill

W sarwono, sarlito. (2012), pengantar psikologi umum. Jakarta:rajawali pers.Walgito, Bimo. 2010. "Pengantar psikologi Umum". Yogyakarta: Andi http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/sejarah-psikologi.http://www.psikologizone.com/kritik-psikologi-masihkah-relevan/06511107320