ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

44
iv ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN MATAHARI Oleh : DIETA PUSPITA SARI NIM: 232011174 LAPORAN MAGANG Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS: EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI: AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Transcript of ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

Page 1: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

iv

ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI

PT SEMBILAN MATAHARI

Oleh :

DIETA PUSPITA SARI

NIM: 232011174

LAPORAN MAGANG

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS: EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI: AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …
Page 3: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …
Page 4: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …
Page 5: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …
Page 6: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

v

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena laporan

magang telah selesai dengan baik. Penulis menyadari bahwa penyelesaian laporan ini dapat

berjalan dengan baik karena dukungan oleh berbagai pihak, maka dari itu penulis ingin

menyempaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Keluarga tercinta yaitu bapak, mama, kakak, dan adik-adik yang telah memberi

dukungan penuh selama proses pembuatan dari awal hingga selesainya laporan

ini.

2. Ibu Gusti Tanggulungan, SE., M.Ak. selaku wali studi sekaligus yang telah

membimbing penulis dari awal hingga selesainya laporan magang ini.

3. Bapak Hari Sunarto, SE,M.Com,Ph.D, selaku dekan Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

4. Bapak Usil Sis Sucahyo, SE, MBA, selaku kepala program studi akuntansi

5. David A.A Pesudo, SE., M.Ak yang telah memberikan saran dan masukan, serta

seluruh dosen yang telah memberikan ilmu kepada saya selama kegiatan belakar

mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana.

6. Pak Adi, Pak Soni, Pak Fathony, Pak Adri, Kang Ale, Kang Ali, Teh Iin, Teh

Anisya, Teh Kikoy, dan semua rekan yang telah membantu saya selama

melaksanankan magang di PT Sembilan Matahari yang tak bisa saya sebut satu-

persatu.

7. Radian Kanugroho yang telah mendukung, memberi semangat, menemani saat

sulit dalam setiap proses dari awal hingga selesainya laporan ini.

8. Teman-teman roompik, Kak Okta, Kak Dian, Kak Tika, Kak Jess. Teman-teman

seperjuangan, Airin, Devi, Sani, Devira, dan semua teman-teman seagkatan 2011

yang tidak bisa saya sebut satu-persatu.

9. Keluarga besar Finger Kine Klub yang telah banyak memberikan pelajaran dan

pengalaman bagi saya selama berkuliah, berkarya dan berorganisasi.

10. KFC Cabang Salatiga yang telah memberikan pelayanan terbaik dan menjadi

tempat yang nyaman untuk menyelesaikan laporan ini.

11. Temen-teman atau pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu saya

sampaikan terma kasih atas segala dukungannya.

Page 7: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

vi

MOTTO

“Jika kau tidak memperjuangkan apa yang kau inginkan, jangan pernah

menangisinya.” - NN

Page 8: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

vii

ABSTRACT

Production house company has a different business characteristics with other businesses, production

house is a combination of types of manufacturing businesses are wrapped with services.

Characteristics of the different activities make tax aspects that arise in the production house is also

different from other businesses. But the players in this industry still lay on taxation. So, to determine

the taxation aspects of the production cycle production house to do the process of acquiring data

through internships at PT Sembilan Matahari in which there are interviews, observation and

participation. From the analysis of the data obtained, identified on the taxation aspects of the

production cycle PT Sembilan Matahari is Stamp Duty, Income Tax Article 4 Paragraph (2) as the

implementation of the Regulation No. 46 Year 2013 on Income Tax, article 21, article 22, article 23,

and VAT. However, in practice, found an error in the calculation of income tax over 21 permanent

employees and crediting of VAT that cause errors in the deposit and reporting elements. In addition,

there was no process count, deposit and report on labor income tax 21 Income tax 23 off and on

rental equipment and production equipment. While the implementation of the Regulation No. 46 Year

2013, PT Sembilan Matahari does not have the Income Tax Exemption Certificate 22 despite having

activities related to government agencies.

Keywords: Production House, aspects of taxation.

Page 9: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

viii

SARIPATI

Rumah produksi memiliki karateristik bisnis yang berbeda dengan usaha lain, rumah produksi

merupakan kombinasi antara jenis usaha manufaktur yang dibalut dengan jasa. Karateristik aktivitas

yang berbeda membuat aspek perpajakan yang timbul dalam rumah produksi juga berbeda dengan

bisnis lain. Namun pemain dalam industri ini masih awam mengenai perpajakan. Sehingga, untuk

mengetahui aspek perpajakan pada siklus produksi rumah produksi dilakukan proses perolehan data

melalui kegiatan magang di PT Sembilan Matahari yang didalamnya terdapat wawancara, observasi

dan partisipasi. Dari hasil analisis data yang diperoleh, teridentifikasi aspek perpajakan pada siklus

produksi PT Sembilan Matahari adalah Bea Materai, PPh Pasal 4 Ayat (2) sebagai pelaksanaan PP No

46 Tahun 2013 atas PPh Badan, PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, dan PPN. Namun pada

praktiknya, ditemukan kesalahan dalam penghitungan PPh 21 atas karyawan tetap dan pengkreditan

PPN yang menimbulkan kesalahan dalam unsur setor dan pelaporannya. Selain itu, tidak ditemukan

proses hitung, setor dan lapor PPh 21 atas tenaga kerja lepas dan PPh 23 atas sewa peralatan dan

perlengkapan produksi. Sedangkan atas pelaksanaan PP No 46 Tahun 2013, PT Sembilan Matahari

tidak memilki Surat Keterangan Bebas PPh 22 meskipun memiliki aktivitas yang berkaitan dengan

instansi pemerintah.

Kata Kunci : Rumah Produksi, Aspek Pajak.

Page 10: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah

menyertai selama proses awal hingga akhir selesainya laporan magang ini dengan baik.

Penulis telah menyelesaikan kegiatan magang dan menyusun laporan magangyang

berjudul Aspek Perpajakan pada Siklus Produksi PT Sembilan Matahari sebagai salah satu

syarat untuk mencapai gelar sarjana ekonomi pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Kristen Satya Wacana.

Aspek Perpajakan pada siklus produksi rumah produksi menarik untuk diulas karena

realitanya masih banyak pemain dalam industri kreatf ataupun rumah produksi masih awam

tentang perpajakan. Oleh karena itu, dengan melakukan magang kerja pada PT Sembilan

Matahari diharapkan hasil laporan berupa identifikasi aspek perpajakan pada rumah produksi

pada umumnnya dan PT Sembilan Matahari secara khususnya dapat memberikan tambahan

pengetahuan bagi pembaca mengenai aspek perpajakan yang terdapat pada siklus produksi

rumah produksi, dan juga memberikan masukan bagi pengelolaan perpajakan pada rumah

produksi secara umum dan PT Sembilan Matahari secara khususnya.

Penulis menyadari masih memiliki kekurangan dalam penulisan laporan ini, sehingga

penulis mengharapkan adanya masukan kritik dan saran yang dapat menjadikan laporan ini

menjadi lebih baik. Penulis juga mengharapkan dapat memberikan manfaat bagi pembaca

agar dapat memberikan pengetahuan dari hasil magang ini.

Salatiga, 4 Mei 2015

Penulis

Page 11: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................. i

Pernyataan Keaslian Skripsi.............................................................................................. ii

Halaman Persetujuan/Pengesahan................................................................................ iii

Ucapan Terimakasih.......................................................................................................... iv

Halaman Motto.................................................................................................................. v

Abstract............................................................................................................................. vi

Saripati.............................................................................................................................. vii

Kata Pengantar.................................................................................................................. viii

Daftar Isi............................................................................................................................ ix

Daftar Tabel....................................................................................................................... xi

Daftar Lampiran................................................................................................................ xii

PENDAHULUAN............................................................................................................. 1

TINJAUAN LITERATUR

Pengertian Rumah Produksi....................................................................................... 2

Tahapan Produksi Rumah Produksi........................................................................... 2

Aspek Perpajakan Rumah Produksi........................................................................... 5

METODA MAGANG DAN PELAPORAN..................................................................... 8

PEMBAHASAN

Profil PT Sembilan Matahari..................................................................................... 9

Aktivitas Terkait Pajak pada Siklus Produksi PT Sembilan Matahari....................... 10

Aspek Perpajakan pada Siklus Produksi PT Sembilan Matahari............................... 14

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan.................................................................................................................... 20

Page 12: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

xi

Saran........................................................................................................................... 21

Daftar Pustaka................................................................................................................... 22

Lampiran-Lampiran.......................................................................................................... 23

Page 13: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Aktivitas Idea & Script Development dan Jenis Pajak yang Terkait

Tabel 2 Aktivitas Preproduction dan Jenis Pajak yang Terkait

Tabel 3 Aktivitas Production dan Jenis Pajak yang Terkait

Tabel 4 Aktivitas Post Production dan Jenis Pajak yang Terkait

Page 14: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SOP Production PT Sembilan Matahari

Lampiran 2 Aspek Perpajakan pada Siklus Produksi PT Sembilan Matahari

Lampiran 3 Kegiatan Magang

Lampiran 4 Surat Keterangan Magang

Page 15: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

1

PENDAHULUAN

Berdasar Undang-undang Nomor 33 Tahun 2009 Rumah Produksi merupakan sebuah

usaha perfilman yang adalah penyelenggara berbagai hal yang berhubungan dengan film

yang langsung berhubungan dengan film dan bersifat komersial. Pada tahun 1980-an sampai

dengan tahun 2000-an usaha rumah produksi menjamur karena jumlah stasiun televisi

semakin bertambah sedangkan mereka tak mampu untuk memproduksi sendiri seluruh

program acaranya. Sehingga, rumah produksi menjadi salah satu usaha yang dicari oleh

stasiun televisi (Ayuningtyas, 2008: 39). Wahyudi (1992) mengatakan bahwa tugas utama

rumah produksi adalah memproduksi dan menyiarkan informasi audio atau informasi

audiovisual gerak dalam bentuk film, kaset audio, dan kaset audiovisual. Seiring

berkembangnya teknologi, industri rumah produksi di Indonesia semakin berkembang

mengikuti teknologi multimedia.

Berdasar karateristik siklus produksinya, rumah produksi merupakan kombinasi

antara jenis usaha manufaktur dan jasa pembuatan video. Hal ini membuat rumah produksi

memiliki aktivitas siklus bisnis yang berbeda dengan jenis usaha lain. Karateristik aktivitas

yang berbeda tersebut membuat aspek perpajakan yang timbul dalam rumah produksi juga

berbeda dengan bisnis lain. Namun studi tentang rumah produksi terkait aspek perpajakan

masih jarang dijumpai. Fenomena yang terjadi adalah banyak pemain dalam industri kreatif

ataupun rumah produksi yang masih awam tentang perpajakan, hal ini juga menjadi

pendukung untuk dapat menganalisis dan mengulas aspek perpajakan dalam siklus produksi

pada rumah produksi.

PT Sembilan Matahari merupakan sebuah rumah produksi yang berdiri di Bandung,

Jawa Barat yang kegiatannya membuat film,video mapping, 3D holographic, dan corporate

video. Sampai saat ini PT Sembilan Matahari telah mengikuti berbagai macam festival baik

didalam maupun diluar negeri sebagai bentuk eksistensinya dalam industri rumah produksi

dalam skala nasional maupun internasional. PT Sembilan Matahari memiliki karateristik

pelanggan yang beragam, tak hanya berasal dari konsumen umum namun juga berasal dari

instansi pemerintah. Sehingga PT Sembilan Matahari diduga memiliki aspek perpajakan yang

cukup lengkap dari segi siklus produksinya dan mampu mewakili rumah produksi lainnya.

Untuk mengetahui mengenai aspek perpajakan yang terdapat pada siklus produksi di PT

Sembilan Matahari, maka akan dilakukan analisis dan penelitian dalam bentuk magang kerja

yang akan memperhatikan setiap aspek perpajakan yang terdapat dalam setiap siklus produksi

PT Sembilan Matahari. Mulai dari mengidentifikasi aktivitas terkait perpajakan pada siklus

Page 16: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

2

produksi, melakukan perhitungan pajak yang timbul selama proses produksi, menghitung

pajak penghasilan atas karyawan dan badan, serta menyiapkan pelaporan pajak berupa SPT

Masa atas setiap aspek pajak yang terdapat pada siklus produksi PT Sembilan Matahari.

Laporan identifikasi aspek perpajakan pada rumah produksi diharapkan dapat

memberikan tambahan pengetahuan bagi pembaca mengenai aspek perpajakan yang terdapat

pada siklus produksi rumah produksi, dan juga memberikan masukan bagi pengelolaan

perpajakan pada rumah produksi secara umum dan PT Sembilan Matahari secara khususnya.

TINJAUAN LITERATUR

Pengertian Rumah Produksi

Rumah produksi adalah wadah usah/lembaga yang mencari, mengumpulkan,

menyeleksi, dan mengolah informasi untuk dijadikan informasi audio visual gerak/ statis

dengan cara elektris. Output dari rumah produksi adalah informasi yang dimasukkan ke

dalam film, kaset audio,dan kaset audio visual. Rumah produksi memproduksi informasi

audiovisual gerak/ statis ke dalam film, kaset audio dan kaset audiovisual dan menjualnya

kepada khalayak, termasuk kepada publishing house (Wahyudi, 1992:57). Rumah produksi

merupakan salah satu jenis usaha dalam ekonomi kreatif. Sedangkan menurut Kementrian

Perdagangan Indonesia ekonomi kreatif adalah industri yang berasal dari pemenfaatan

kreativitas, ketrampilan, serta bakat idividu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan

pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreatif dan daya cipta individu

tersebut.

Menurut Ayunigtyas (2008) produk dari rumah produksi secara umum terdiri dari

Program dan Non Program. Produk yang berjenis program adalah produk yang berbentuk

film yang berisikan cerita maupun non cerita dan materi fisiknya bisa berupa video maupun

celluloid, antara lain serial film, sinetron, dokumenter, reality show, dan kuis. Sedangkan

produk berjenis non program diantaranya adalah iklan, company profile, dan video klip.

Tahapan Produksi di Rumah Produksi

Dalam proses produksi di rumah produksi, secara garis besar terdiri atas beberapa

tahapan. Dalam skala rumah produksi di Hollywood, menurut Grillo (2006) sebuah rumah

produksi memiliki 5 tahapan:

Page 17: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

3

1. Tahap Development

Menurut Grillo (2006: 233), pada tahap development ini seorang kepala rumah

produksi bermitra dengan tim kreatif pada proyek multitipe dan berfikir kritis bagi

kesuksesan finansial rumah produksi. Ketika proyek sedang dalam pengembangan dan

dekat dengan praproduksi, kepala produksi membaca skenario dan berbagi pikiran

dengan koordinator dari tiap divisi film. Kemudian dilakukanlah perundingan tentang

lokasi syuting, besarnya biaya, lama waktu persiapan produksi, jumlah shoot

(pengambilan gambar), penetapan tanggal rilis, alternative sutradara, produser kreatif

dan pelaksana, serta pemain.

Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah jenis dan genre film, jumlah dan

jarak tiap lokasi, ketersediaan lokasi atau pembuatan lokasi, biaya dan ketersediaan

peralatan serta set dressing, urutan kerja produksi, penyutingan, jumlah artis, figuran

serta pemeran pengganti dalam setiap adegan, physical effect, efek visual, musik

(termasuk perizinan), unit kerja dan kompleksitas pascaproduksi.

2. Praproduksi

Praproduksi merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses produksi,

dimana para kepala dari tiap divisi film berkumpul dan mempersiapkan segala

kebutuhan dan keperluan selama produksi. Tahapan praproduksi terdiri dari 28 langkah

yang terdiri dari 5 fokus kerja.

Pertama, produser eksekutif berkumpul bersama dengan sutradara dan produser

kreatif serta pelaksana untuk membicarakan output dari tahapan development yang

sudah selesai dirancang. Kemudian pembicaraan meluas dengan melibatkan pihak-

pihak terkait dalam tahap produksi hingga pasca produksi, dan juga ahli-ahli khusus

sebagai penasihat proyek. Pertemuan tersebut menghasilkan jadwal pelaksanaan

syuting, pengadeganan, perubahan skrip, anggaran produksi, perlatan, kesepakatan

kerja dengan pihak pekerja dan terkait. Kedua, sutradara dan para produser mencari

lokasi dan mempekerjakan pekerja, pemain, pemeran pengganti, serta figuran melalui

wawancara terbuka maupun tertutup. Ketiga, produser dan sutradara melakukan

pertemuan dengan pihak-pihak terkait perijinan ke komisi film dan pejabat setempat.

Membuat kesepakatan dengan kru, pemilik rental peralatan, pihak penyedia akomodasi

transportasi, dan pihak terkait lain. Keempat, adalah penandatanganan kontrak.

Kemudian dilaksanakan rapat rutin dengan seluruh kru. Terakhir, aktivitas persiapan

Page 18: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

4

produksi semakin terlihat dengan dimulainya membangun kantor, survey lokasi, latihan

pemain, uji kostum, make-up, penataan rambut, dan peralatan, rapat rutin produksi, dan

membuat ruang editing serta keperluan pasca produksi yang lain. Pada hari terakhir

rapat rutin praproduksi para pemain dan kru mendapat call sheet, yaitu jadwal

keterangan rinci pelaksanaan syuting.

3. Produksi

Produksi adalah proses dimana komponen materi film dibuat. Tahapan

produksi merupakan tahap pelaksanaan atas perencanaan yang telah dibuat pada tahap

praproduksi. Tahap produksi terdiri atas 14 langkah. Langkah-langkah tersebut berisi

panduan dalam melaksanakan proses produksi yang terdiri dari 3 fokus pekerjaan, yaitu

menjalankan, mengawasi, mengevaluasi.

Pertama, menjalankan setiap tugas masing-masing berdasarkan call sheet. Kru

dan pemain menjalankan jadwal syuting, asisten sutradara, sutradara, dan produser

membuat penyesuaian jadwal syuting jika call sheet tidak dapat terlaksana, produser

dan tim melakukan publikasi sebagai langkah marketing, serta menangani akomodasi

dan transportasi pemain dan pekerja. Pekerjaan kedua adalah mengawasi. Mengawasi

setiap proses produksi yang sedang, sudah, dan akan berjalan, memantau perubahan

skrip, mengawasi visual efek yang berkaitan pada proses editing di tahap pasca

produksi, dan mengawasi anggaran atas biaya harian dan mingguan selama tahap

produksi. Pekerjaan ketiga adalah mengevaluasi. Hasil dari memantau proses produksi

dibicarakan dalam rapat produksi harian untuk menganalisis dan menyelesaikan

persoalan atas kinerja, hasil dan anggaran keuangan produksi. Pada akhir tahap ini,

biasanya akan diadakan Warp Party sebagai perayaan dan ucapan terimakasih kepada

seluruh kru dan pemain atas kerja dan usaha mereka selama tahap produksi.

4. Pasca Produksi

Di tahapan ini, materi film dirakit dan diedit oleh editor yang telah ditunjuk

dan direkrut di tahap praproduksi. Pada tahapan ini, baik gambar, suara maupun efek

diolah menjadi sebuah produk film yang utuh. Terdapat 25 langkah dalam tahap pasca

produksi ini. 25 langkah itu terdiri dari 3 fokus kerja.

Pertama, setelah tahap produksi selesai maka seluruh perlengkapan dan

peralatan dikembalikan, kantor produksi, lokasi, kostum, dan set dressing dibongkar.

Page 19: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

5

Produser melakukan pengecekan dan pembayaran tagihan serta melakukan transfer data

materi film hasil tahap produksi ke pihak pelaksana editing. Pada fokus kerja kedua

dimulailah proses editing dari penambahan efek suara ataupun visual, review sutradara

dan produser, hingga film selesai dan dilakukan uji penayangan. Setelah itu, film akan

dibawa ke pihak sensor dan dilakukan penyensoran. Fokus kerja ketiga, membuat dan

mengadakan rencana distribuasi, pembuatan poster, premier film, jumpa pers,

pengumuman tanggal rilis dan segala macam bentuk publikasi lain. Setelah perijinan,

persyaratan, serta penyensoran selesai, maka film dapat dirilis dan dijual atau

didistribusikan ke pihak lain.

5. Tahap Penjualan dan Distribusi

Tahap penjualan dan distribusi ini merupakan tahapan akhir dimana film

dirilis ke bioskop, konsumen media (DVD, VCD, VHS, Blu-ray), download dari

penyedia, ataupun diserahkan kepada klien. Di Dindonesia rumah produksi terkadang

menyerahkan/ menjual proses tahapan ini kepada pihak distributor atau lembaga lain

yang bergerak di bidang sales dan distribusi, namun ada juga yang memilih

mengelolanya sendiri. Distributor film biasanya merilis sebuah film dengan launching

party, pers release, wawancara dengan pers, pemutaran pers preview, pemutaran film

festival, dan berbagai cara lain.

Aspek Perpajakan pada Rumah Produksi

Berdasar sistem pemungutan pajak, rumah produksi sebagai sebuah badan bisnis

selain sebagai pelaku self assessment system, juga sebagai pihak ketiga dalam withholding

assessment system. Dalam menjalankan self assessment system, rumah produksi diberi

kewenangan untuk menghitung, melaporkan, serta menyetor sendiri kewajiban pajaknya dan

fiskus bertugas sebagai pengawas. Sedangkan dalam tugasnya sebagai pihak ketiga dalam

withholding assessment system, rumah produksi bertugas memotong/ memungut dan

menyetorkan kewajiban pajak tertentu atas wajib pajak yang berkaitan dengan bisnisnya.

1. Rumah Produksi Sebagai Pelaku Self Assessment System

Rumah produksi bertugas untuk menghitung, melaporkan, dan menyetor

kewajiban pajaknya. Dasar pengenaan pajak penghasilan badan adalah laba bersih

menurut aturan fiskal. Laba bersih menurut aturan fiskal adalah laba bersih yang diakui

berdasarkan peraturan perundang-undangan pajak. Untuk mengetahui besarnya sisa

Page 20: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

6

pajak yang harus disetor lagi atau kelebihan penyetoran pajak pada tahun pajak

tersebut, maka besar nilai pajak terutang dikurangkan dengan jumlah kredit pajak yang

telah disetorkan, yaitu PPh 22, PPh 23, PPh 24, dan PPh 25, PPh 26. Maka, akan

didapatlah nilai pajak PPh 28/29 atas kurang bayar atau lebih bayar. Di setiap akhir

masa pajak, rumah produksi wajib melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak

dalam bentuk SPT Masa dan SPT tahunan. SPT Masa disampaikan paling lambat 20

hari setelah akhir masa pajak. Sedangkan SPT Tahunan untuk badan maksimal 4 bulan

setelah masa pajak, namun dapat mengajukan perpanjangan maksimal 2 bulan apabila

wajib pajak mengajukan SPT beserta perhitungan pajak sementara. SPT dapat

disampaikan ke KPP/ KP4 secara langsung, atau melalui Kantor Pos secara tercatat.

Jika penyampaian SPT terlambat, maka rumah produksi dikenai sanksi denda sesuai

dengan ketentuan berlaku. Penyetoran angsuran pajak atau PPh 25 dapat melalui

Kantor Pos atau Bank yang sudah ditunjuk oleh Dirjen Pajak. Jika terjadi kurang bayar

atau muncul PPh 29, maka pajak terutang yang belum dibayarkan harus dilunasi

sebelum penyampaian SPT Tahunan PPh. Jika yang terjadi adalah lebih bayar atau

muncul PPh 28, maka kelebihan bayar tersebut dapat direstitusi atau dikreditkan

kembali pada tahun pajak berikutnya.

Namun dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima

atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu, jika rumah

produksi memiliki peredaran bruto dalam satu tahun pajak tidak lebih dari Rp 4,8

Milyar (PMK197/PMK.03/2013) maka atas pajak penghasilan badannya dikenai tarif

1%. PP Nomor 46 Tahun 2013 ini termasuk dalam PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat

final, sehingga pada akhir tahun pajak nilainya tidak dapat dijadikan sebagai kredit

pajak. Penyetoran untuk PP Nomor 46 Tahun 2013 dilakukan paling lambat tanggal 15

bulan berikutnya dengan menggunakan Surat Setor Pajak (SSP) dan tidak perlu

melaporkan dalam bentuk SPT masa karena nomor validasi NTPN dianggap sama

dengan tanggal validasi NTPN dalam SPT. Wajib pajak hanya cukup melaporkan STP

Tahunan PPh pada kelompok penghasilan yang dikenai pajak final dan/atau bersifat

final.

Page 21: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

7

2. Rumah Produksi dalam Withholding Assessment System

Rumah produksi sebagai pihak ketiga ataupun subjek atas pemungutan PPh

pasal 21, PPh pasal 23, PPN dan PPnBM. Sebagai pelaku bisnis yang memberikan

penghasilan kepada para pekerjanya, rumah produksi wajib memungut PPh 21 atas

karyawan dan tenaga kerjanya. Pekerja di rumah produksi terdiri atas pegawai tetap

yang biasanya bekerja di bagian kantor yang digaji tiap bulannya, dan juga tenaga kerja

lepas yang direkrut sebagai kru atau pemain jika akan dilaksanakan sebuah produksi.

Pada umumnya tenaga kerja lepas tersebut diberi upah harian atau borongan, sesuai

dengan kontrak kerja. Berdasar peraturan PPh 21 dengan PTKP tahun 2013,

perhitungan PPh pasal 21 dibagi menjadi 5 macam yaitu: PPh pasal 21 untuk pegawai

tetap dan penerima pensiun berkala, PPh pasal 21 untuk pegawai tidak tetap atau tenaga

kerja lepas, PPh pasal 21 bagi anggota dewan pengawas atau dewan komisaris yang

tidak merangkap sebagai pegawai tetap, PPh pasal 21 bagi orang pribadi yang berstatus

sebagai bukan pegawai, PPh pasal 21 bagi peserta kegiatan.

Ketika rumah produksi melakukan sewa misalnya peralatan untuk

produksinya, rumah produksi juga wajib memungut pajak penghasilan atas pasal 23

sebagai pihak ketiga. PPh pasal 23 yang dipungut rumah produksi selain atas

pembayaran sewa, juga pembayaran lain berupa deviden, bunga, royalty, dan jasa.

Rumah produksi sebagai badan yang bergerak dalam produksi yang memberikan jasa

manajemen, maka atas setiap penghasilan rumah produksi akan dipungut PPh pasal 23

sebagai subjek pajak penghasilan. Jika penghasilan yang diperoleh olah rumah produksi

berasal dari instansi pemeritahan, maka atas penghasilan tersebut rumah produksi juga

dipotong PPh 22 sebagai subjek pajak penghasilan.

Selain sebagai pemungut PPh pasal 21, pasal 22 dan pasal 23, rumah produksi

yang memiliki peredaran bruto atau omzet melebihi Rp 4.800.000.000,00 setahun

(PMK 197/PMK.03/2013) atau memilih untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena

Pajak wajib memungut PPN. Jika barang atau jasa yang diserahkan tergolong mewah

dari pembeli atau pemakai jasanya, maka atas penyerahan tersebut dikenai juga pajak

PPnBM. PPN adalah pajak yang dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang berkaitan

dengan transaksi penyerahan barang atau jasa kena pajak di dalam daerah pabean yang

dilakukan oleh wajib pajak badan maupun orang pribadi. Berdasar output dari rumah

produksi maka atas setiap penyerahan film, kaset video, dan hasil produksi lainnya,

rumah produksi wajib memungut pajak PPN atas barang/jasa kena pajak tersebut

Page 22: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

8

seperti yang diatur dalam UU Nomer 42 Tahun 2009 Pajak Pertambahan Nilai Barang

dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Jika barang yang diserahkan

tergolong Barang Mewah berdasar Peraturan Mentri Keuangan tentang jenis barang

yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah, maka penyerahan atas barang

tersebut dikenai juga Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif paling rendah

10% dan paling tinggi 200% berdasar Peraturan Pemerintah. Dasar Pengenaan Pajak

atas PPN dan PPnBM adalah sebesar nominal uang pengganti atas penyerahan barang

atau jasa kena pajak.

Sebagai pihak yang memungut PPN dan PPnBM, rumah Produksi juga dapat

menjadi subjek yang dipungut PPN dan PPnBM oleh pihak lain. Sehingga dalam suatu

masa pajak, rumah produksi selain melakukan penyerahan yang terutang pajak juga

wajib melakukan penyerahan yang tidak terutang pajak. Apabila Pajak Masukan untuk

penyerahan yang terutang pajak tidak dapat diketahui dengan pasti, jumlah Pajak

Masukan yang dapat dikreditkan untuk mengetahui jumlah penyerahan yang terutang

pajak dengan menggunakan pedoman yang diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

Selain sebagai pihak ketiga dalam sistem pemungutan withholding tax, rumah

produksi juga bisa berlaku sebagai subjek pajak yang pemungutannya dipungut oleh

pihak lain/ pihak ketiga. Jika rumah produksi menerapkan PP Nomor 46 Tahun 2013,

maka atas pemungutan pajak tersebut dapat dikenakan bebas bayar jika rumah produksi

dapat menunjukkan Surat Keterangan Bebas atas PPh tersebut yang telah dilegalisir

oleh KPP tercatat. Sedangkan tanggung jawab rumah produksi sebagai orang ketiga

tetap berlangsung kecuali subjek pajaknya mempu menunjukkan Surat Keterangan

Bebas atas PPh tersebut.

METODA MAGANG & PELAPORAN

Pelaporan magang ini meliputi hasil kajian atas aktivitas pada siklus produksi PT

Sembilan Matahari untuk menggambarkan aspek perpajakan yang terdapat pada siklus

produksi perusahaan. PT Sembilan Matahari beralamatkan di Jalan Muararajeun No. 26,

Bandung, Jawa Barat dengan surat izin usaha nomor 510/1-4918-BPPT. Kegiatan magang

kerja untuk mendapatkan data dilakukan selama Mei – Juli 2014 (Lihat Lampiran 3). Dalam

magang kerja tersebut dilakukan aktivitas wawancara dengan kepala bagian keuangan,

pegawai administrasi, dan production manager untuk mengetahui setiap aktivitas pada siklus

Page 23: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

9

produksi perusahaan, observasi dan partisipasi untuk mengetahui praktek perpajak

perusahaan.

Dari hasil wawancara diperoleh alur aktivitas siklus produksi pada perusahaan, dan

dari aktivitas observasi dan partisipasi diperoleh data berupa jenis pajak yang disetorkan dan

terhutang atas perusahaan dan unsur-usurnya berupa subjek pajak, objek pajak, tarif dan dasar

pengenaan pajak, perhitungan, dan pelaporan. Dari hasil data yang diperoleh tersebut

kemudian dilakukanlah analisis untuk mengetahui aspek perpajakan apa saja yang seharusnya

ada pada siklus produksi perusahaan. Langkah analisis data adalah sebagai berikut:

1. Menghitung pajak withholding tax (PPh 21, PPh 22, PPh 23, PPN dan PPnBM)

2. Menghitung pajak self assessment system (PPh Badan)

3. Membuat dan melaporkan SPT Masa untuk withholding tax

4. Mengidentifikasi aspek perpajakan yang terdapat pada setiap aktivitas produksi

PT Sembilan Matahari

PEMBAHASAN

Profil PT Sembilan Matahari

PT. Sembilan Matahari dibentuk pada tahun 2005 secara organisasi dan pada tahun

2007 resmi menjadi sebuah badan usaha Perseroan Terbatas oleh M. Adi Panuntun dan M.

Budi Sasono. Berdasar klasifikasi baku lapangan usaha Indonesia 2005 PT. Sembilan

Matahari masuk dalam kelompok KLU 92112, dengan aktivitas usaha pembuatan dan

pendistribusian film dan video untuk pertunjukan yang dikelola oleh swasta termasuk editing,

cutting, dubbing, titling film atas dasar balas jasa juga usaha pembuatan film utuk televisi dan

jasa pengiriman film dan agen pembukuan film. PT Sembilan Matahari sebagai sebuah rumah

produksi melakukan tugas utamanya untuk memproduksi informasi audio atau informasi

gerak dalam bentuk produk baik program maupun non program yang hasilnya akan dijual

kepada pihak broadcasting house atau diserahkan kepada pihak pemesan. Atas seluruh

aktivitas bisnisnya, PT Sembilan Matahari dibantu oleh 27 karyawan tetap dan tenaga kerja

lepas yang dikontrak berdasar tingkat kebutuhan projek.

Berdasar surat keterangan terdaftar nomor: PEM-01143/WPJ.09/KP.0203/2013, PT

Sembilan Matahari resmi terdaftar sebagai Wajib Pajak wilayah DJP Jawa Barat I KPP

Pratama Bandung Cibeunying pada tanggal 12 Juni 2013 dengan NPWP 02.567.804.6-

423.000. Dalam surat keterangan terdaftar tersebut, PT Sembilan Matahari diklasifikasikan

sebagai badan dengan jenis usaha nomor 46100 – Perdagangan Besar atas Dasar Balas Jasa

Page 24: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

10

(FEE) atau Kontrak dengan kewajiban pajak PPh Pasal 4 (2), PPh 21, PPh 25, dan PPh 29.

Namun, PT Sembilan Matahari pada tahun 2103 memiliki peredaran bruto sebesar Rp 4,3

Milyar sehingga atas pajak penghasilan badannya perusahaan menerapkan PP Nomor 46

Tahun 2013.

Aktivitas Terkait Pajak pada Siklus Produksi PT Sembilan Matahari

PT Sembilan Matahari memiliki 2 departemen jika berdasar jenis proyeknya, yaitu

Film dan Video Mapping yang dipimpin oleh masing-masing seorang Produser Manejemen.

Produser Manajemen ini bertanggung jawab untuk mengatur seluruh proses produksi dari

praproduksi, produksi, pasca produksi. Selain itu, Produser Managemen bertugas untuk

menegosiasikan harga sebuah projek dengan para klien dalam proses project development.

Dalam menentukan nilai harga sebuah projek, produser manajemen berkomunikasi dengan

Kepala Kreatif.

Secara garis besar siklus aktivitas produksi di PT Sembilan Matahari dibagi menjadi 4

tahapan, yaitu Idea & Script Development, Preproduction, Production, Post Production.

1. Idea & Script Development

Idea & Script Development adalah tahapan dimana sebuah ide inti

dikembangkan oleh kepala kreatif dan timnya menjadi sebuah naskah untuk keperluan

pitching kepada klien. Setelah ide inti dikembangkan, maka dilakukan negosiasi harga

dengan klien. Negosiasi harga dilakukan menawarkan harga dengan menggunakan

Service/Purchase Order. Setelah terjadi persetujuan dilakukanlah penandatanganan

kontrak kerjasama. Dalam perusahaan, surat kontrak kerjasama, surat penugasan kerja,

atau surat sejenis lainnya jarang digunakan. Perusahaan biasa menggunakan

Service/Purchase Order sebagai sebuah bukti kesepakatan dan kerjasama dengan pihak

klien. Setelah service/purchase order diterima bagian keuangan untuk diarsipkan,

perusahaan akan mengirimkan invoice secara elektronik kepada klien atas pembayaran

termin I senilai 30% dari nilai service/purchase order. Dokumen invoice tersebut akan

dikirimkan kepada pihak klien setelah perusahaan menerima pembayaran, sebagai bukti

pembayaran yang telah dilakukan. Dengan diterbitkannya dokumen invoice ini, maka

proses praproduksi dapat dimulai. Namun jika klien adalah instransi pemerintahan,

biasanya pembayaran hanya akan dilakukan 1 kali pada saat penyerahan hasil produksi.

Berdasar analisis terhadap aktivitas-aktivitas diatas, maka atas tahapan idea &

script development perusahaan memiliki aspek perpajakan berupa bea materai atas

Page 25: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

11

pembuatan dokumen berupa surat kontrak dan invoice sebagai bukti pembayaran, PPN,

PP No 46, PPh 23 atas pelunasan termin I, dan PPh 21 atas pembayaran gaji pegawai

tetap. Jenis pajak terkait pada setiap aktivitas tersebut adalah seperti berikut.

Tabel 1

Aktivitas Idea & Script Development dan Jenis Pajak yang TerkaitError! Not a

valid link.

2. Preproduction

Preproduction adalah tahapan yang berisi persiapan-persiapan sebelum

produksi dilakukan. Pada tahapan ini hanya peawai tetap saja yang bekerja. Lamanya

proses praproduksi disesuaikan dengan project schedule yang telah dibuat oleh

produser manajemen dengan klien dan disepakati oleh seluruh anggota tim produksi.

Pada perusahaan Project schedule sendiri telah masuk dalam SOP perusahaan (Lihat

Lampiran 1).

Tim produksi dapat berasal dari internal anggota tim produksi atau melakukan

perekrutan anggota di luar tim produksi perusahaan dengan cara project contract.

Penandatanganan kontrak dan perjanjian kerja dengan tim di luar tim produksi

perusahaan, dilakukan sebelum proses produksi dilaksanakan dengan diketahui oleh

produser dan keuangan. Panjangnya waktu perjanjian dan kontrak kerja disesuaikan

dengan kebutuhan tim produksi untuk mengerjakan sebuah proyek.

Pada praproduksi ini, juga dilakukan proses research/ survey lokasi yang akan

digunakan untuk produksi yang dilakukan untuk pengembangan script. Pada proses

research/ survey ini, dilakukan juga permohonan ijin/ sewa penggunaan lokasi untuk

proses produksi. Proses persiapan lain yang juga sangat penting adalah terkait

peralatan, akomodasi dan transportasi yang digunakan pada saat produksi. Perusahaan

memiliki standart equipment yang digunakan untuk menjaga kualitas hasil produksi

yang telah disepakati. Jika ada peralatan yang tidak dimiliki oleh perusahaan, maka

peralatan itu akan disewa dari tempat penyewaan yang sudah dipercaya. Pada masa ini,

seluruh peralatan dan perlengkapan produksi hanya disiapkan atau dipesan pada pihak

penyedia, namun pembayaran dan faktur biasanya akan dilakukan dan diserahkan

setelah produksi dilakukan.

Setelah semua persiapan sudah matang dan siap untuk dilanjutkan ke tahap

produksi, bagian keuangan akan kembali mengirim invoice sebagai penagihan

pembayaran termin II sebesar 50% dari nilai service/ purchase order dalam bentuk

Page 26: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

12

elektronik kepada klien. Dokumen invoice termin II akan dikirim setelah bagian

keuangan menerima pembayaran dari pihak klien, sebagai bukti pembayaran.

Maka atas hasil analisis aktivitas-aktivitas pada tahap preproduction diatas,

jenis pajak yang terhutang dalam tahap ini adalah bea materai atas pembuatan dokumen

berupa surat kontrak dan invoice termin II sebagai bukti pembayaran, PPN, PP Nomor

46, dan PPh 23 atas pelunasan termin II dan pemesanan sewa peralatan dan

perlengkapan, dan PPh 21 atas pembayaran gaji pegawai tetap.

Tabel 2

Aktivitas Preproduction dan Jenis Pajak yang TerkaitError! Not a valid link.

3. Production

Proses produksi pada perusahaan biasanya baru akan dimulai jika bagian

keuangan telah menerima pembayaran termin II. Dalam proses produksi, seluruh tim

produksi baik yang berstatus pegawai tetap maupun non pegawai tetap bekerja sesuai

dengan tanggung jawab dan jobdesc masing-masing. Pada setiap akhir tahap

production, akan dilakukan production preview yang dipimpin oleh produser untuk

melihat hasil produksi yang sudah dilakukan selama 1 hari. Hasil dari production

preview tersebut kemudian dirangkum menjadi laporan produksi harian beserta segala

proses administrasi yang dilakukan baik pembayaran pegawai, sewa peralatan yang

sudah dipesan pada preproduction, dan untuk kepentingan produksi lainnya. Di akhir

produksi, laporan produksi ini akan disusun oleh production manager untuk dibuat

laporan produksi secara komprehensif.

Berdasar analisis aktivitas yang dilakukan pada tahapan production, maka

jenis pajak yang terhutang adalah PPh 21 atas pembayaran gaji dan upah, dan PPh 23

atas pembayaran sewa peralatan dan perlengkapan produksi.

Tabel 3

Aktivitas Production dan Jenis Pajak yang TerkaitError! Not a valid link.

4. Post Production

Tahapan ini akan lebih berkaitan dengan bagian studio/ lab. Setelah dicapai

hasil yang memuaskan pihak klien, maka video siap untuk final rendering/ mastering.

Pada PT Sembilan Matahari materi musik yang digunakan adalah buatan sendiri atau

menggunakan materi musik yang bersifat non lisensi, sehingga tidak diperlukan adanya

perijinan terkait suara dan efeknya. Untuk sensoring, PT Sembilan Matahari tidak

Page 27: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

13

pernah memasukkan produk mereka ke pihak sensor karena seluruh materi mereka

dirasa sudah memenuhi standar badan sensoring.

Hasil yang diterima oleh klien adalah berupa keping DVD yang telah melalui

proses convert file. Setelah produk diterima oleh klien, selesailah tanggung jawab

perusahaan kepada klien. Bagian keuangan kemudian mengirim invoice termin III atau

invoice kepada pihak klien yang berasal dari instansi pemerintah secara elektronik

sebagai bentuk penagihan pelunasan. Setelah bagian keuangan menerima pembayaran

maka dokumen invoice baru dikirim sebagai tanda bukti pelunasan.

Pada tahapan post production segala kegiatan administrasi dalam siklus

produksi juga akan diselesaikan, salah satunya adalah membayar semua upah dan gaji.

Berdasar aktivitas-aktivitas tersebut, maka dalam tahap post production ini, terdapat

beberapa jenis pajak yang terhutang, antara lain bea materai atas dokumen berupa

invoice termin III sebagai bukti pelunasan, PPN, PP Nomor 46, dan PPh 23 atas

pelunasan temin III, PPh 22 jika pelunasan termin III diperoleh dari bendaharawan

pemerintah, dan PPh 21 atas pembayaran gaji dan upah pegawai.

Tabel 4

Aktivitas Post Production dan Jenis Pajak yang TerkaitError! Not a valid link.

Aspek Perpajakan pada Siklus Produksi PT Sembilan Matahari

Berdasar aktivitas yang terdapat pada siklus produksi PT Sembilan Matahari, maka

terdapat 6 jenis pajak yang terhutang baik perusahaan sebagai subjek pajak maupun pihak

ketiga dalam skema pengungutan pajak withholding tax, maupun self assessment system. PT

Sembilan Matahari dalam skema pemungutan self assessment system terhutang atas PPh

Pasal 4 ayat (2) sebagai penerapan PP Nomor 46 Tahun 2013, dan Bea Materai atas dokumen

yang dikeluarkan kepada pihak eksternal. Sedangkan dalam skema pemungutan pajak

withholding tax, PT Sembilan Matahari sebagai pihak ketiga memiliki kewajiban pajak atas

PPh 21 atas penghasilan dan upah pegawai, PPh 23 atas penyewaan peralatan produksi, dan

PPN. Selain itu, PT Sembilan Matahari terhutang atas pajak PPh 23 atas pemberian jasa, dan

PPh 22 atas transaksi dengan bendaharawan pemerintah.

1. Bea Materai

Bea Materai merupakan salah satu aspek perpajakan yang berkaitan dengan

sistem administrasi perusahaan. Dalam rangka memenuhi dokumen administrasi

dengan pihak lain yaitu klien sebagai pihak pelanggan dan tenaga kerja lepas sebagai

pegawai upahan, maka perusahaan membuat surat perjanjian kontrak yang berisi

Page 28: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

14

tanggungjawab dan kewajiban masing-masinng pihak. Atas dokumen tersebut, pihak

perusahaan sebagai pengguna dokumen tersebut dikenai bea materai sebesar Rp

6.000,00. Namun, dalam praktiknya perusahaan tidak selalu membuat surat perjanjian

kontrak atas kerjasama yang dilakukan dengan pihak bersangkutan. Dalam kacamata

perpajakan hal ini tidak menjadi masalah, namun dari kacamata bisnis hal ini

merupakan salah satu kelemahan pengendalian dalam perusahaan karena jika terjadi

keadaan yang bersifat perdata berhubungan dengan kerjasama dengan klien atau tenaga

kerja lepas maka perusahaan tidak memiliki alat bukti kuat yang dapat dijadikan

pembuktian dalam persidangan.

Dokumen administrasi lain yang dikenai bea materai adalah invoice. PT

Sembilan Matahari menggunakan invoice elektronik dalam penagihan, dan dokumen

invoice baru akan dikirim ke pihak klien setelah pembayaran diterima oleh bagian

keuangan sebagai bukti pembayaran. Sehingga, PT Sembilan Matahari selalu

membubuhi materai atas invoice yang dikirim ke pihak klien sesuai dengan aturan PP

Nomor 24 Tahun 2000 (Lihat Lampiran 2 no. 1).

Tabel 5

Kesesuaian Praktik Bea Materai di PT Sembilan MatahariError! Not a valid link.

2. PPh Pasal 4 Ayat (2)

Dalam pencatatan keuangannya PT Sembilan Matahari menggunakan metode

cash basis, dan pada tahun 2013 perusahaan mencatat peredara brutonya sebesar Rp 4,3

Milyar. Oleh karena itu maka setiap terdapat aktivitas perusahaan memperoleh

pembayaran atas termin baik termin I, II, dan III terdapat unsur PPh pasal 4 ayat (2)

yang terhutang sebagai implementasi PP Nomor 46 Tahun 2013 atas PPh Badan

perusahaan.

Praktik pada PT Sembilan Matahari atas PPh pasal 4 ayat (2) ini sudah

berjalan sesuai dengan peraturan perpajakan yang ada. Pada awal bulan sebelum

tanggal 10, PT Sembilan Matahari megakumulasikan semua nilai pembayaran termin

yang diperoleh pada bulan sebelumnya melalui arsip invoice keluar bermaterai yang

telah dikirim ke klien sebagai bukti pembayaran. Kemudian total nilai tersebut menjadi

peredaran bruto yang menjadi dasar pengenaan pajak PPh Pasal 4 ayat (2) yang

dibayarkan dalam 1 Surat Setor Pajak (Lihat Lampiran 2 no. 2).

Tabel 6

Page 29: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

15

Kesesuaian Praktik PPh Pasal 4 Ayat (2) di PT Sembilan MatahariError! Not a

valid link.

3. PPh 21

PT Sembilan Matahari memiliki 2 jenis tenaga kerja berdasar kontrak

kerjanya, yaitu pegawai tetap dan tenaga kerja lepas. Pegawai tetap adalah seluruh

tenaga kerja yang biasanya memiliki masa kontrak kerja selama 1 tahun, sedangkan

tenaga kerja lepas adalah tenaga kerja yang dikontrak hanya ketika dibutuhkan pada

sebuah proyek dengan masa kerja selama proyek tersebut berlangsung.

Pegawai tetap memperoleh gaji setiap akhir bulan secara langsung ditransfer

ke rekening para pegawai tanpa dipotong PPh pasal 21. Hal ini karena PT Sembilan

Matahari meggunakan metode net dengan menanggung PPh pasal 21 dan Jamsostek

pegawai tetap. Maka, setiap pegawai tetap PT Sembilan Matahari diwajibkan memiliki

NPWP supaya nilai PPh 21 yang ditanggung oleh perusahaan efisien. Nilai PPh pasal

21 dikenai tarif proporsional sesuai Pasal 17 dari penghasilan kena pajak setiap

pegawai. Namun, pada prakteknya perusahaan salah dalam menghitung nilai

penghasilan kena pajak. Nilai Jamsostek yang memiliki unsur Jaminan Kecelakaan,

Jaminan Kematian, dan Jaminan Hari Tua secara langsung dikurangkan dari nilai

penghasilan bruto pegawai. Seharusnya, jamsostek ditambahkan sebagai penghasilan

dimasukkan dalam nilai penghasilan bruto pegawai seperti terlihat pada lampiran 2.

Dengan terjadinya salah hitung ini, maka nilai penghasilan kena pajak menjadi terlalu

rendah untuk beberapa pegawai yang mendapat tunjangan Jamsostek (Lihat Lampiran 2

no. 3).

Pembayaran upah untuk tenaga kerja lepas biasanya dibayarkan secara tunai

setelah tanggungjawab pekerjaan telah diselesaikan. Nilai upah tenaga kerja lepas

biasanya dihitung dalam harga borongan atau harian dengan dibayar sekaligus. Jika

nilai upah yang diberikan kepada tenaga kerja lepas lebih besar dari Penghasilan Tidak

Kena Pajak (PTKP) harian sebesar Rp 200.000,00, maka seharusnya atas upah yang

diberikan dikenai pemotongan PPh pasal 21. Namun, pada prakteknya PT Sembilan

Matahari sama sekali tidak memotong upah tenaga kerja lepas dengan PPh 21

meskipun upah yang diberikan melebihi PTKP harian. Hal ini terjadi karena perusahaan

memahami bahwa PPh pasal 21 hanya dikenai atas penghasilan pegawai tetap saja

(Lihat Lampiran 2 no. 3).

Tabel 7

Page 30: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

16

Kesesuaian Praktik PPh Pasal 21 di PT Sembilan MatahariError! Not a valid link.

4. PPh 22

PT Sembilan Matahari juga menangani proyek yang berasal dari instansi

pemerintah. Dalam proyek dengan instansi pemerintah, biasanya pembayaran hanya

dilakukan 1 kali pada saat penyerahan barang. Maka, pada tahapan post production

bagian keuangan baru akan membuat invoice dan menerima pembayaran dari

bendaharawan pemerintah. Atas aktivitas ini jika PT Sembilan Matahari menggunakan

peraturan PPh Umum, maka PT Sembilan Matahari dikenai pajak penghasilan pasal 22

atas pembelian barang oleh bendaharawan pemerintah. Nilai PPh 22 ini adalah sebesar

1.5% dari nilai kontrak tidak termasuk PPN.

Namun, PT Sembilan Matahari menerapkan PP Nomor 46 Tahun 2013.

Dengan diterapkannya PP Nomor 46 Tahun 2013 ini, maka PT Sembilan Matahari

dapat mengajukan bebas pemungutan PPh 22 oleh bendaharawan pemerintah dengan

menunjukkan Surat Keterangan Bebas PPh 22 yang telah dilegalisir.

Pada praktiknya perusahaan tidak mengetahui adanya unsur PPh 22 atas

aktivitas mereka. Faktur pajak sebagai bukti pemotongan juga tidak mereka peroleh, hal

ini menjadi salah satu alasan PT Sembilan Matahari tidak membuat Surat Keterangan

Bebas PPh 22 (Lihat Lampiran 2 no. 4).

Tabel 8

Kesesuaian Praktik PPh Pasal 22 di PT Sembilan MatahariError! Not a valid link.

5. PPh 23

Proyek yang dikerjakan oleh PT Sembilan Matahari merupakan proyek yang

didalamnya terdapat unsur jasa teknik atau jasa manajeman sesuai dengan kesapakatan

kerja yang ada. Sehingga jika PT Sembilan Matahari menerapkan peraturan PPh

Umum, atas penghasilan yang diberikan oleh klien dalam pembayaran setiap termin

dipotong Pajak Penghasilan pasal 23 sebesar 2% dari nilai kontrak. Namun PT

Sembilan Matahari menerapkan PP Nomor 46 Tahun 2013, sehingga perusahaan dapat

mengajukan bebas bayar dengan menunjukkan Surat Keterangan Bebas PPh 23 yang

telah dilegalisir. Pada praktiknya, atas aktivitas ini PT Sembilan Matahari telah

Page 31: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

17

melaksanaakan sesuai dengan peraturan perundangan berdasar PP Nomor 46 Tahun

2013 dengan nomor SKB PPh 23 KET-00094/POTPUT-PP46/WPJ.09/KP.0203/2014.

Selain sebagai subjek pajak PPh 23, PT Sembilan Matahari juga menjadi pihak

ketiga dalam skema pemungutan PPh 23 yang dipotong atas penghasilan pihak lain dari

pembayaran sewa peralatan dan perlengkapan produksi. Pada praktiknya, PT Sembilan

Matahari tidak pernah memotong PPh pasal 23 atas pembayaran sewa peralatan dan

perlengkapan selama produksi. Hal ini disebabkan karena perusahaan kurang

memahami bahwa ada aspek pajak PPh 23 atas penghasilan sewa (Lihat Lampiran 2 no.

5).

Tabel 9

Kesesuaian Praktik PPh Pasal 23 di PT Sembilan MatahariError! Not a valid link.

6. PPN

PT Sembilan Matahari dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dengan

nomor pengukuhan PEM-03187/WPJ.09/KP.0203/2013 pada tanggal 18 November

2013 oleh Dirjen Pajak. Meskipun peredaran bruto PT Sembilan Matahari pada tahun

2013 hanya sebesar Rp 4,3 Milyar, namun PT Sembilan Matahari memilih untuk tetap

menjadi Pengusaha Kena Pajak. Menurut kepala bagian keuangan, akan lebih

menyusahkan ketika harus mengajukan penghapusan PKP tahun ini, kemudian

membuat pengajuan lagi sebagai PKP di tahun depan dibandingkan dengan tetap

menyetor dan melaporkan PPN setiap bulannya. Selain itu dengan pertimbangan bahwa

unsur PPN yang dimiliki perusahaan hanyalah PPN Keluaran yang ditanggung oleh

pihak klien, yang artinya baik sebagai PKP maupun non-PKP perusahaan tidak

mengalami kerugian secara materi.

Semua penyerahan barang video mapping dan film yang diproduksi oleh PT

Sembilan Matahari merupakan objek PPN keluaran, sehingga perusahaan sebagai pihak

ketiga dalam pemungutan PPN wajib memugut PPN dari klien mereka. Sedangkan

aktivitas produksi yang dilakukan oleh PT Sembian Matahari, perusahaan tidak

mengakui adanya unsur PPN masukan. Nilai PPN yang seharusnya disetorkan oleh

perusahaan adalah sebesar PPN keluaran dikurangi PPN masukan, namun karena PT

Sembilan Matahari tidak mengkreditkan PPN masukannya namun diperlakukan sebagai

biaya usaha. Oleh karena itu, nilai PPN yang PT Sembilan Matahari setorkan adalah

sebesar PPN keluaran tanpa dikreditkan dengan PPN masukan. Dengan tidak mengakui

Page 32: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

18

nilai PPN masukan, perusahaan mengalami kerugian sebesar nilai PPN masukan yang

seharusnya dapat dikreditkan atas nilai PPN yang disetorkan setiap periode masanya.

Praktek penyetoran dan pelaporan yang terjadi pada PT Sembilan Matahari

sudah sesuai dengan peraturan perpajakan. Setiap tanggal 15 dan 30 perusahaan selalu

menyetorkan dan melaporkan SPT Masa PPN 1111 secara online ke KPP Pratama

Cibeunying (Lihat Lampiran 2 no. 6).

Tabel 9

Kesesuaian Praktik PPN di PT Sembilan MatahariError! Not a valid link.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil analisis sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek

perpajakan yang terdapat pada siklus produksi PT Sembilan Matahari adalah Bea Materai,

PPh Pasal 4 Ayat (2) sebagai pelaksanaan atas PP Nomor 46 tahun 2013 atas PPh badan, PPh

21, PPh 22, PPh 23, dan PPN. Bea Materai terhutang atas aktivitas membuat surat kontrak

kerjasama dengan pihak luar dan membuat dokumen invoice. PPh Pasal 4 Ayat (2) atas

adanya aktivitas penerimaan pembayaran oleh klien. PPh 21 atas aktivitas membayar gaji dan

upah pegawai. PPh 22 atas aktivitas penyerahan hasil produksi pada instansi pemerintah. PPh

23 atas aktivitas menerima pembayaran dari klien karena memberikan jasa manajemen dan

membayar sewa peralatan dan perlengkapan produksi. PPN atas aktivitas menerima

pembayaran atas penjualan video kepada klien.

Namun pada praktiknya ditemukan PT Sembilan Matahari kurang memperhatikan

aspek perpajakan atas aktivitas membayar gaji pegawai tetap pada unsur perhitungan pajak.

PT Sembilan Matahari selama ini juga kurang memperhatikan bahwa atas aktivitas

membayar upah tenaga kerja lepas terhutang PPh 21, penyerahan hasil produksi pada instansi

pemerintah terhutang PPh 22, dan membayar sewa peralatan dan perlengkapan produksi

terhutang PPh 23. Hasil penelitian ini kiranya dapat memberikan gambaran umum pada

pengelolaan aspek perpajakan atas siklus produksi pada rumah produksi secara umum dan PT

Sembilan Matahari khususnya.

Saran

PT Sembilan Matahari sebaiknya lebih memperhatikan lagi setiap aspek perpajakan

dengan melihat setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan dan memperbaiki praktik

perpajakan yang sudah ada, antara lain:

Page 33: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

19

1. PT Sembilan Matahari sebaiknya memotong PPh Pasal 21 atas tenaga kerja lepas,

dan memperbaiki penghitungan pajak PPh 21 atas karyawan tetap

2. PT Sembilan Matahari lebih pro aktif dalam transaksi dengan instansi pemerintah

terkait administrasi PPh 22 dan membuat Surat Keterangan Bebas PPh 22 jika

menerapkan PP No 46 Tahun 2013

3. PT Sembilan Matahari sebaiknya memotong PPh 23 atas sewa peralatan dan

perlengkapan produksi untuk melaksanakan perannya sebagai pihak ketiga dalam

withholding assessment system

4. PT Sembilan Matahari sebaiknya melakukan pengakuan atas PPN masukan, sehingga

pengkreditan PPN dapat diefektifkan dan dapat mengefisiensikan nilai beban pajak

perusahaan.

Selain itu PT Sembilan Matahari juga dapat memperdalam dan memperbaharui

wawasan perpajakan dengan sering berkomunikasi dengan pihak KPP atau mengikuti

seminar, pelatihan, atau penyuluhan yang diselenggarakan oleh KPP.

DAFTAR PUSTAKA

Ayuningtyas, Rr. Nurina. 2008. “Penentuan Pajak Pertambahan Nilai Paket Program Acara di

Televisi”. Skripsi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Jakarta.

Grillo, Michael. 2006. “Production Management”. In Squire Jason E. (Ed). The Movie Business

Book. International 3th Edition, pp 232-243.

Pangestu, DR. Mari Elka. 2008. “Pengembangan Industri Kreatif Menuju Visi Ekonomi Kreatif

Indonesia 2025: Rencana Pengembangan 14 Subsektor Industri Kreatif Indonesia (2009-

2015). Departemen Perdagangan Republuk Indonesia. Jakarta, Indonesia.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor: 197/PMK.03/2013 tentang Batasan

Pengusaha Kecil Pajak Pertambahan Nilai.

Surat Edaran Dierktur Jendral Pajak Nomor SE-66/PJ/2010 tentang Penegasan atas pelaksanaan

Pasal 31E ayat (1) UU Nomor 36 Tahun 2008.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2009 tentang Perfilman.

Page 34: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

20

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang

dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas

Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran

Bruto Tertentu.

Wahyudi,J.B. 1992. Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, Jakarta: Gramedia.

Page 35: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

Lampiran 1: SOP Produksi PT Sembilan Matahari

Stage Stage Description Person in Charge Work Duration

Idea & Script Development

Research/Survey Producer, Script Writer 2-3 days

Collecting Data Script writer, Client 2-3 days

Creative Briefing Producer/Director 1 day

Writing Script Outline Script writer 3-5 days

Treatment Script writer 2-3 days

Writing Script (Draft) Script writer 3-5 days

Writing Script (Final) Script writer 3-5 days

Presentation Director, script writer 1 day

Storyboard Director, Storyboard Artist 3-5 days

PreProduction Casting Casting Director, Director, Producer 1-3 days

Recce UPM, Director, DOP 1-3 days

Asset Collect Animator 2-5 days

Compositing&Animating Animator 5-7 days

Coloring Asset Animator 5-7 days

Production Shooting All Crew 1-3 days

Production Preview Director, Producer, 1-2 days

Post Production Collecting footage & data Producer, Video Editor 1-2 days

Offline Editing Director, Video Editor 3-7 days

Voice over recording Director, Narrator 1 day

Music scoring Director, Music director 3-7 days

Animation/motion graphics Animator / motion designer 7-10 days

Preview 1 Producer, Director, Client 1 day

Final Cut Director, Video Editor 3-5 days

Online Editing Video Editor 3-5 days

Coloring Video Editor 3-5 days

Preview 2 Producer, Director, Client 1 day

Finalizing Video Editor 2-3 days

Rendering master Video Editor 1-3 days

DVD authoring Video Editor 1 days

Page 36: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

Lampiran 2 : Tabel Aspek Perpajakan pada Siklus Produksi PT Sembilan Matahari

No Jenis

Pajak

PT Sembilan Matahari

dalam Skema

Pemungutan

Aktivitas

Aspek Perpajakan

Unsur

Pajak

Normatif PT Sembilan Matahari

1 Bea

Materai

Self Assessmet System Membuat

surat kontrak

kerjasama

dengan klien

dan tenaga

kerja lepas

Subjek PT Sembilan Matahari PT Sembilan Matahari

Objek Surat Kontrak Surat Kontrak

Tarif Rp

6.000

Rp

6.000 DPP

Perhitungan

Pelaporan Bea materai tidak perlu dilaporkan

dalam bentuk SPT ke KPP

Bea materai tidak dilaporkan

dalam SPT, hanya dicatat dalam

pembukuan perusahaan sebagai

biaya administrasi

Keterangan PT Sembilan Matahari jarang membuat surat kontrak kerjasama baik

dengan klien maupun tenaga kerja lepas

Membuat

invoice

termin I, II,

dan III

Subjek PT Sembilan Matahari PT Sembilan Matahari

Objek Invoice Invoice

Tarif - Jika nilai invoice ≥ Rp 1.000.000,

maka bea materai terutang adalah Rp

6.000

- Jika nilai invoice termin ≥ Rp

1.000.000, maka bea materai

terutang adalah Rp 6.000

DPP - Jika nilai invoice termin ≤ Rp

1.000.000, maka bea meterai terutang

adalah Rp 3.000

- Jika nilai invoice termin ≤ Rp

1.000.000, maka bea meterai

terutang adalah Rp 3.000 Perhitungan

Pelaporan Bea materai tidak perlu dilaporkan

dalam bentuk SPT ke KPP

Bea materai tidak dilaporkan

dalam SPT, hanya dicatat dalam

pembukuan perusahaan sebagai

biaya administrasi

Keterangan PT Sembilan Matahari menggunakan invoice sebagai alat bukti

pembayaran, sehingga atas dokumen invoice dikenai bea materai sesuai

besar nilai pembayaran dalam invoice

2 PPh Pasal 4 Self Assessmet System Menerima Subjek PT Sembilan Matahari PT Sembilan Matahari

Page 37: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

Lampiran 2 : Tabel Aspek Perpajakan pada Siklus Produksi PT Sembilan Matahari

ayat (2) [PP

Nomor 46

Tahun

2013]

pembayaran

termin I, II,

dan III

Objek Peredaran bruto Penjualan Video

Tarif 1% (Final) 1% (Final)

DPP Omzet Nilai invoice

Perhitungan PPh Pasal 46 (final) = 1% x Jumlah

omzet

PPh Pasal 46 (final) = 1% x Nilai

invoice

Pelaporan Penyetoran dan pelaporan PPh pasal 4

ayat (2) paling lambat tanggal 15

bulan berikutnya dengan

menggunakan SSP. Jika SSP sudah

divalidasi NTPN, maka subjek pajak

dianggap telah menyampaikan SPT

Masa sesuai dengan tanggal validasi

NTPN

Penyetoran dan pelaporan PPh

pasal 4 ayat (2) paling lambat

tanggal 15 bulan berikutnya

dengan menggunakan SSP. Jika

SSP sudah divalidasi NTPN, maka

subjek pajak dianggap telah

menyampaikan SPT Masa sesuai

dengan tanggal validasi NTPN

Keterangan PT Sembilan Matahari pada tahun 2013 memiliki peredaran bruto dibawah

Rp 4,8 Milyar sehingga menerapkan PP Nomor 46 Tahun 2013 atas pajak

penghasilannya. PT Sembilan Matahari melakukan penyetoran dengan

mengakumulasikan seluruh PPh pasal 4 ayat (2) dalam 1 Surat Setor Pajak.

3 PPh 21 Withholding Tax (Pihak

ke-3)

Membayar

gaji pegawai

tetap

Subjek Pegawai Tetap Pegawai Tetap

Objek Penghasilan Penghasilan

Tarif 5%, 15%, 25%, 30%, denda = 2%

(non-NPWP)

5%, denda = 2% (non-NPWP)

DPP Penghasilan Kena Pajak Penghasilan Kena Pajak

Perhitungan Gaji xx Gaji

a

Jamsostek xx Pengurangan:

Penghasilan Bruto a Biaya Jabatan (5% x a)

yy

Pengurangan: Jamsostek

yy

Biaya Jabatan (5% x a) yy Total Pengurangan

Page 38: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

Lampiran 2 : Tabel Aspek Perpajakan pada Siklus Produksi PT Sembilan Matahari

b

Total Pengurangan b Penghasilan Neto Sebulan

(a-b)

Penghasilan Neto Sebulan (a-

b)

Penghasilan Neto Setahun

12(a-b)

Penghasilan Neto Setahun 12(a-

b)

Penghasilan Tidak Kena Pajak:

Penghasilan Tidak Kena Pajak: WP OP 24.300.000

WP OP 24.300.000 Kawin 2.025.000

Kawin 2.025.000 Tanggungan (max 3)

@2.025.000

Tanggungan (max 3) @ 2.025.000 Total PTKP c

Total PTKP c PKP Setahun 12(a-b) -

c

PKP Setahun 12(a-b) - c PPh Terutang 5% x 12(a-b)

- c

PPh Terutang (tarif) x 12(a-b) -

c

PPh Pasal 21 per bulan =

PPh Pasal 21 per bulan = [5% x 12(a-b)-c] / 12

[5% x 12(a-b)-c] / 12

Pelaporan Pemotongan PPh 21 dilaporkan dalam

SPT PPh 21 1721 - A1 max tanggal

10 masa pajak berikutnya ke KPP

tercatat

PT Sembilan Matahari

melaporkan pemotongan PPh 21

dalam SPT PPh 21 1721 - A1

setiap max tanggal 10 bulan pajak

berikutnya ke KPP

Keterangan Tarif yang digunakan di PT Sembilan Matahari adalah 5%, karena semua

penghasilan kena pajak pegawai tidak ada yang melebihi Rp 50 juta dalam

setahun. Seluruh PPh pasal 21 dan Jamsostek pegawai tetap ditanggung

oleh perusahaan.

Withholding Tax (Pihak

ke-3)

Membayar

upah tenaga

Subjek Pegawai tidak tetap Tidak ada

Objek Penghasilan

Page 39: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

Lampiran 2 : Tabel Aspek Perpajakan pada Siklus Produksi PT Sembilan Matahari

kerja lepas Tarif 5%, 15%, 25%, 30%, denda = 2%

(non-NPWP)

DPP Penghasilan kena pajak

Perhitungan - Dalam hal upah/uang saku harian

atau rata-rata upah/uang saku harian

belum melebihi Rp200.000,00, dan

jumlah kumulatif yang diterima atau

diperoleh dalam bulan kalender yang

bersangkutan belum melebihi

Rp2.025.000,00, maka tidak ada PPh

Pasal 21 yang harus dipotong (PER-

31/PJ/2012)

- Jika upah borongan:

upah borongan

XX

upah borongan sehari

(XX/ jmlh hari kerja) a

upah sehari diatas 200ribu

(a - 200.000) b

upah borongan terutang pajak

(jmlh hari kerja x b) c

PPh Pasal 21 = 5% x c

Pelaporan Pemotongan PPh 21 dilaporkan dalam

SPT PPh 21 1721 - A1 max tanggal

10 masa pajak berikutnya ke KPP

tercatat

Keterangan Pembayaran upah tenaga kerja lepas biasa dibayarkan secara tunai. Nilai

upah yang diberikan dihitung secara borongan atau harian dengan dibayar

sekaligus. Namun, PT Sembilan Matahari tidak memotong PPh 21

meskipun upah yang diberikan melebihi PTKP harian.

Page 40: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

Lampiran 2 : Tabel Aspek Perpajakan pada Siklus Produksi PT Sembilan Matahari

4 PPh 22 Withholding Tax (Subjek

Pajak)

Penyerahan

hasil

produksi

Subjek PT Sembilan Matahari PT Sembilan Matahari

Objek Pembelian video Pembelian video

Tarif 1,5% 1,5%

DPP Nilai kontrak non PPN Nilai kontrak non PPN

Perhitungan - PPh 22 = 1,5% x (nilai kontrak -

PPN)

PT Sembilan Matahari memiliki

peredaran bruto dibawah Rp 4,6

Milyar, sehingga dapat

mendapatkan pembebasan

pemotongan PPh 22 dengan

menunjukkan Surat Keterangan

Bebas PPh 22 yang telah

dilegalisir oleh KPP

- Jika subjek pajak dapat

menunjukkan Surat Keterangan Bebas

PPh 22 yang telaah dilegalisir, maka

mendapatkan bebas potong

Pelaporan Faktur pajak PPh 22 disimpan dan

dapat digunakan sebagai kredit pajak

pada akhir masa pajak

Keterangan PT Sembilan Matahari tidak memperoleh faktur pajak PPh 22 dari

bendaharawan pemerintah. Selain itu, perusahaan juga tidak mengetahui

bahwa ada pemotongan PPh 22 oleh bendaharawan pemerintah sehingga

perusahaan tidak membuat SKB PPh 22.

5 PPh 23 Withholding Tax (Subjek

Pajak)

Menerima

pembayaran

termin I, II,

dan III

Subjek PT Sembilan Matahari PT Sembilan Matahari

Objek Pemberian jasa Pemberian jasa manajemen

Tarif 2% 2%

DPP nilai invoice Nilai invoice

Perhitungan - PT Sembilan Matahari memiliki

peredaran bruto dibawah Rp 4,6

Milyar, sehingga dapat mendapatkan

pembebasan pemotongan PPh 23

dengan menunjukkan Surat

Keterangan Bebas PPh 23 yang telah

dilegalisir oleh KPP

PT Sembilan Matahari memiliki

peredaran bruto dibawah Rp 4,6

Milyar, sehingga dapat

mendapatkan pembebasan

pemotongan PPh 23 dengan

menunjukkan Surat Keterangan

Bebas PPh 23 yang telah

Page 41: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

Lampiran 2 : Tabel Aspek Perpajakan pada Siklus Produksi PT Sembilan Matahari

- Jika tidak dapat menunjukkan SKB,

maka berlaku perhitungan = 2% x

nilai invoice

dilegalisir oleh KPP

Pelaporan Faktur pajak PPh 23 disimpan dan

dapat digunakan sebagai kredit pajak

pada akhir masa pajak dalam SPT PPh

Tahunan

Keterangan PT Sembilan Matahari memiliki SKB PPh 23 dengan nomor XXX

Withholding Tax (Pihak

ke-3)

Membayar

sewa

peralatan dan

perlengkapan

produksi

Subjek Pemberi sewa peralatan produksi

Tidak ada

Objek sewa peralatan

Tarif 2%, 4% (non NPWP)

DPP harga sewa peralatan

Perhitungan - tarif x harga sewa peralatan

- Jika pemberi sewa menggunakan PP

Nomor 46, maka pemberi sewa cukup

menunjukkan Surat Keterangan Bebas

PPh 23.

Pelaporan Menyampaikan SPT Masa PPh 23 ke

KPP sebelum tanggal 20 bulan

berikutnya.

Keterangan PT Sembilan Matahari tidak pernah memotong PPh 23 atas sewa peralatan

dan perlengkapan produksi

6 PPN Withholding Tax (Pihak

ke-3)

Menerima

pembayaran

termin I, II,

dan III

Subjek Klien Klien

Objek Penjualan Video Penjualan Video

Tarif 10% 10%

DPP Nilai invoice Nilai invoice

Perhitungan PPN = 10% x Nilai invoice PPN = 10% x Nilai invoice

Page 42: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

Lampiran 2 : Tabel Aspek Perpajakan pada Siklus Produksi PT Sembilan Matahari

Pelaporan SPT PPN 1111 max tanggal 30 masa

pajak berikutnya

PT Sembilan Matahari

melaporkan SPT PPN 1111

online, dan dilaporkan ke KPP

Cibeunying antara tanggal 25-30

masa pajak berikutnya

Keterangan

Withholding Tax (hanya

sebagai pelapor)

Menerima

pembayaran

dari

bendaharawa

n pemerintah

Subjek Instansi pemerintah Instansi pemerintah

Objek Penjualan Video Penjualan Video

Tarif 10% 10%

DPP Nilai kontrak Nilai kontrak

Perhitungan PPN = 10% x Nilai kontrak PPN = 10% x Nilai kontrak

Pelaporan SPT PPN 1111 max tanggal 30 masa

pajak berikutnya

PT Sembilan Matahari

melaporkan SPT PPN 1111

online, dan dilaporkan ke KPP

Cibeunying antara tanggal 25-30

masa pajak berikutnya

Keterangan PT Sembilan Matahari hanya sebagai pelapor, karena PPN akan dipungut

oleh bendaharawan pemerintah

Page 43: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

Lampiran 3: Kegiatan Magang

No Tanggal Kegiatan Magang Sumber Data Data yang Diperoleh

1 2 Mei 2014

– 4 Mei

2014

Mengenal dan mempelajari

aspek perpajakan yang

terdapat pada PT Sembilan

Matahari

- Arsip-arsip dan data

perpajakan tahun-

tahun sebelumya

- Wawancara dengan

kepala bagian

keuangan

- Jenis-jenis pajak

yang terdapat pada

perusahaan

- Aspek perpajakan

secara umum pada

perusahaan

2 5 Mei 2014

– 9 Mei

2014

Menghitung, menyetorkan,

dan melaporkan PPh pasal

21

- Data Personalia

- Data Jamsostek

- Praktik pelaksanaan

PPh pasal 21 pada

perusahaan

3 10 Mei

2014 – 16

Mei 2014

Menghitung, menyetorkan,

dan melaporkan PPh badan

(PP Nomor 46 Tahun 2013)

- Arsip invoice keluar - Praktik pelaksanaan

PPh Badan pada

perusahaan

4 17 Mei

2014 – 23

Mei 2014

Menghitung, menyetorkan,

dan melaporkan PPN

- Arsip invoice keluar

- Faktur pajak PPN

- Praktik pelaksanaan

PPN pada

perusahaan

5 24 Mei

2014 – 30

Mei 2014

Membuat Surat Keterangan

Bebas PPh pasal 23

- SPT Tahunan 2013

- Wawancara AR KPP

- Praktik dan implikasi

PPh 23 pada

perusahaan

6 1 Juni 2014

– 6 Juni

2014

Menghitung, menyetorkan,

dan melaporkan PPh pasal

21

- Data Personalia

- Data Jamsostek

- Praktik pelaksanaan

PPh pasal 21 pada

perusahaan

7 7 Juni 2014

– 13 Juni

2014

Menghitung, menyetorkan,

dan melaporkan PPh badan

(PP Nomor 46 Tahun 2013)

- Arsip invoice keluar - Praktik pelaksanaan

PPh Badan pada

perusahaan

8 14 Juni

2014 – 20

Juni 2014

Menghitung, menyetorkan,

dan melaporkan PPN

- Arsip invoice keluar

- Faktur pajak PPN

- Praktik pelaksanaan

PPN pada

perusahaan

9 21 Juni

2014 – 27

Juni 2014

Memahami siklus dan

aktivitas produksi pada

perusahaan

- Wawancara kepala

dan asisten

production manager

setiap divisi

- Aktivitas dalam

siklus produksi pada

perusahaan

10 28 Juni

2014 – 4

Juli 2014

Menghitung, menyetorkan,

dan melaporkan PPh pasal

21

- Data Personalia

- Data Jamsostek

- Praktik pelaksanaan

PPh pasal 21 pada

perusahaan

11 5 Juli 2014

– 11 Juli

Menghitung, menyetorkan,

dan melaporkan PPh badan

- Arsip invoice keluar - Praktik pelaksanaan

PPh Badan pada

Page 44: ASPEK PERPAJAKAN PADA SIKLUS PRODUKSI PT SEMBILAN …

Lampiran 3: Kegiatan Magang

2014 (PP Nomor 46 Tahun 2013) perusahaan

12 12 Juli

2014 – 18

Juli 2014

Menghitung, menyetorkan,

dan melaporkan PPN

- Arsip invoice keluar

- Faktur pajak PPN

- Praktik pelaksanaan

PPN pada

perusahaan

13 19 Juli

2014 – 25

Juli 2014

Menganalisis aspek

perpajakan berdasar pada

aktivitas siklus produksi

- Hasil wawancara

dengan kepala dan

asisten production

manager

- Aspek perpajakan

yang seharusnya

terdapat pada

perusahaan

14 26 Juli

2014

Memahami penyebab tidak

adanya beberapa aspek

pajak pada perusahaan

- Wawancara pada

kepala bagian

keuangan

- Praktik pelaksanaan

perpajakan yang ada

pada perusahaan

- Penyebab

ketidaksesuaian yang

terjadi pada aspek

perpajakan

perusahaan