Aspek Pendidikan Agama Dalam Surat Luqman

182
ASPEK PENDIDIKAN AGAMA DALAM SURAT LUQMAN AYAT 12 . 19 DAN APLIKASI METODE MAUIZHAH skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) Oleh: Bima Fard Wicaksono 28.1.1.6849 PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT STUDI ISLAM DARUSSALAM

Transcript of Aspek Pendidikan Agama Dalam Surat Luqman

ASPEK PENDIDIKAN AGAMA DALAM SURAT LUQMANAYAT 12 . 19 DAN APLIKASI METODE MAUIZHAHskripsiDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat MemperolehGelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)Oleh:Bima Fard Wicaksono28.1.1.6849PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAHINSTITUT STUDI ISLAM DARUSSALAMPONDOK MODERN GONTOR1431 / 2010KATA PENGANTARSegala puji hanya milik Allah swt, Tuhan pencipta dan pemelihara semesta alam.Shalawat dan salamsemoga senantiasa Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad saw,keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga HariPembalasan.Salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) di semuaperguruantinggi termasukdi UniversitasIslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakartaadalahmembuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Dalam rangka itulah penulismembuat skripsi ini dengan judul .ASPEK PENDIDIKAN AGAMA DALAMSURAT LUQMAN AYAT 12 . 19 DAN APLIKASI METODE MAUIZHAH..Selamapembuatanskripsi ini, tidaksedikitkesulitandanhambatanyang dialamioleh penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan bahan-bahan(data)maupunpembiayaandansebagainya. Namun, denganhidayahdan inayah Allahswtdan berkatkerja penulisdisertaidorongandan bantuandari berbagai pihak, makasegalakesulitandanhambatanitudapat diatasi dengansebaik-baiknya sehingga skripsiini dapat diselesaikan pada waktunya. Oleh karena itu, seyogyanyalah penulismenyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga dan penghargaan yangsetinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan atasterselesaikannyaskripsi ini ; terutamakepadaBapakProf. Dr. H. Salman Harun selakuvdosenpembimbingskripsi yangtelahmemberikannasehat, masukandan bimbinganyang sangat berharga bagi penulis. Terima kasih ini juga penulis sampaikan kepada :1. Dekan, Pembantu Dekan dan seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik danmemberikan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berharga kepada penulis.2. Ketua dan Sekretaris serta staf jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.3. Bapak Bahris SalimM.Ag selaku dosen penasehat akademik jurusan PendidikanAgama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif HidayatullahJakarta.4. Pimpinan dan staf perpustakaan yang telah memberikan fasilitas untukmengadakan studi kepustakaan. Baik itu Perpustakaan Utama (PU),Perpustakaan FITK, dan terutama Perpustakaan Iman Jama' & Bapak Bajuri sertapara stafnya.5. Bapak dan Ema tercinta yang telah merawat, mendidik dan mencurahkan segalakasih sayangnya kepada penulis selama hayat. Semoga Allahswt mengampunisegaladosanyadanmelimpahkanrahmat, karuniadanridho-Nyakepada beliauberdua.6. Adik-adik tercinta ; Iroh, Lisa, Habib dan Arif serta semua keluarga yang penuliscintai, yang telah memberi semangat dan dorongan kepada penulis.7. Rekan-rekanseperjuangandi PAI angkatan2002khususnyakelas.B. , terutamateman-temantercintaku;Ummi, Miaow, Ida, KiadanNurul sertasegenap pihakyang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya di sini. Terima kasih atasvisegala bantuan dan dorongan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsiini.Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah SWT dan dibalas-Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin.Mudah-mudahanpulaskripsi ini bermanfaat, khusunyabagi penulis, dan bagipara pembaca yang budiman pada umumnya.Jakarta, Februari 2007Penulis1BAB IPENDAHULUANA. Alasan Pemilihan JudulAl-Qur.an sebagai pedoman hidup umat Islam, memuat semua segi kehidupan.Begitu banyak hal tercakup dalam ayat-ayatnya, baik yang tersurat maupun tersirat, darikehidupan manusia sampai mencakup ke berbagai bidang Ilmu Pengetahuan. Berbagaimacam ilmu ada dalam kandungan al-Qur.an, di antara ilmu-ilmutersebut adalahSosiologi, Antropologi, Biologi, Sejarah, Botani, Humaniora, Seksologi, Astronomi danPsikologi, adalah sebagian kecil Ilmu yang disinggung dalamal-Qur.an. Bahkan al-Qur.an adalah .Sumber Ilmu Pengetahuan.Bidang pendidikan, yang merupakan salah satu faktor fundamental dalamkehidupan manusia, telah menjadi salah satu bidang yang tercakup dalam kandunganayat-ayat suci al-Qur.an. Bahkan menjadi kandungannya yang utama, sebab perjalanankehidupanmanusiadi mukabumi adalahuntaianmatarantai pendidikan yangberkesinambungandanNabi telahdiutusTuhanuntukmenjadi guru-guru (subyekpendidikan) yang mengenalkan umat manusia kepada Tuhan.Secara garis besar banyak ayat-ayat al-Qur.an yang memuat tuntunan bagi umatmanusiadalamusahanyauntukmelahirkangenerasi penerusyanglebih baik. Hal-halseperti peningkatan iman dan taqwa, pengembangan wawasan keagamaan, dan tuntunanuntuk membentuk manusia seutuhnya adalah hal yang dicapai lewat pendidikan.2Ada tiga argument yang menjadi alasan penulis mengambil "ASPEKPENDIDIKAN AGAMA DALAM SURAT LUKMAN AYAT 12 . 19 DANAPLIKASI METODEMAUIZHAH"sebagai judul skripsi ini. Adapuntiga argumentitu adalah sebagai berikut :1. Rasa beragama adalah fitrah manusia, dan pada diri setiap anak yangdilahirkan ke dunia telah membawa potensi beragama yang benar, bertauhid kepadaAllah sesuaidengan perjanjiannya dengan Tuhan ketika dia masih di alam azali,sebagaimana firman Allah SWT : ( . ( f f `. ( ( ` ``. ` . `Artinya :.DaningatlahketikaTuhanmumengeluarkanketurunananak-anakAdam darisulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya) berfirman :"BukankanAkuini Tuhanmu?. Merekamenjawab:"Betul (EngkauTuhan kami), kamimenjadi saksi". (kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidakmengatakan: "Sesungguhnya kami(BaniAdam)adalah orang-orang yang lengahterhadap ini (keesaan Tuhan)" atau agar kamu tidak mengatakan : "Sesungguhnyaorang-orang tua kami telah mempersekutukan Tuhan sejak dahulu, sedang kami ini3adalahanak-anakketurunanyangdatangsesudahmereka. Makaapakah Engkau akanmembinasakan kami karenaperbuatanorang-orangyangsesatdahulu?".dan demikiankami jelaskan ayat-ayat itu agar mereka kembali (kepada kebenaran).. (QS.Al-A.raf :172-174)Kedua ayat di atas menunjukkan bahwa sebelum manusia lahir, terlebihdahulu ia diminta kesaksian untuk mengakui keesaan Tuhan dan ia menerima kesaksianitu, sehingga ketika lahir ke dunia ia telah beragama yangbenar dan bertauhid kepadaAllah.Pada ayat yang lain Allah menjelaskan bahwa manusia itu dilahirkanmembawafitrah, olehkarenaituiadiperintahkanuntuktetapmengikuti agama yangfitrah, yaitu agama Islam. Sebagaimana firman-Nya : . ` ` `. ` fArtinya :.Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Alllah) ; (tetaplahatas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak adaperubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus ; tetapi kebanyakan manusiatidak mengetahui". (Q.S. Ar-Ruum : 30)Ayat tersebut memberikan pengertian bahwa manusia lahir telah membawafitrah, bahkan dikatakan bahwa diatas fitrah itulah manusia diciptakan. Ayat inibersesuaian dengan hadis Rasulullah SAW :4 Artinya :.Dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW telah bersabda : "Tidaklahanak yang dilahirkan itu, kecuali telah membawa fitrah beragama (perasaan percayakepada Allah), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikan dia Yahudi,Nasrani danMajusi..(H.R. Bukhari)1Dalil-dalil diatas menunjukkan bahwa setiap anak Adam ketika berada didalam kandungan telah melakukan kesaksian atau janji setia atas keesaan Allah yangmenjadikandialahir sebagai manusiatauhidataufitrah. Namundalam perkembanganpribadi anak tersebut selanjutnyaakanterbentuk melalui pengaruhdari lingkungansekitarnya, dalam dunia pendidikan hal ini sejalan dengan teori konvergensi yangdikemukakan oleh William Stern, bahwa perkembangan anak akan dipengaruhi olehfaktor bakat dan faktor lingkungan.Menurut Sartain, (Ahli Psikologi Amerika), yang dimaksud denganlingkungan (environment) meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-caratertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau lifeprocess.21Zainuddin Hamidy, dkk.,Terjamah Shahih Bukhari jilid II, (Jakarta : Wijaya, 1992), Cet. Ke-XIII, h. 892M. NgalimPurwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : Remaja Rosdakarya,1994), h. 595Meskipun lingkungan tidak bertanggung jawab terhadap kedewasaan anakdidik, namun merupakan faktor yang sangat menentukan yaitu pengaruhnya yang sangatbesarterhadapanakdidik, sebabbagaimanapunanaktinggal dalamsatu lingkungan,yang disadari atau tidak pasti akan mempengaruhi anak.Dilihat dari segi anak didik, tampak bahwa anak secara tetap hidup dalamlingkungan masyarakat tertentu tempat ia mengalami pendidikan. Menurut Ki HajarDewantara lingkungan-lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, lingkungansekolah dan lingkungan organisasi pemuda (masyarakat), yang disebut dengan Tri PusatPendidikan, yaitu tiga pusat pendidikan yang secara bertahap dan terpadu mengembansuatu tanggung jawab pendidikan bagi generasi mudanya.3Dengan demikian, potensi fitrah tersebut pada perkembangan selanjutnyaakan berkembang sesuai dengan pendidikan yang diterimanya, dan sesuai pula denganpengaruh dari lingkungannya. Dengan kata lain, lingkungan pendidikan dapat berfungsiuntukmemperkuat fitrahyangtelahadadanjugadapat berfungsi untuk melemahkanfitrah tersebut. Maka agar anak tetap beragama benar sesuai dengan fitrahnya, dan untukmemperkuat fitrah yang telah ada tersebut, maka proses pendidikan yang harusdilakukan oleh Tri Pusat Pendidikan sangat tepat bila mengambil rujukannya dari dalamAl-Qur'ansurat Lukmanayat 12sampai denganayat19, merujukkepada firman AllahSWT: .` ' `3Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. 3, h. 33& 376 `Artinya :"Alif Lam Mim. Inilah ayat-ayat Al-Qur'an yang mengandung hikmah, menjadipetunjuk dan rahmat bagi orang yang berbuat kebaikan." (Q.S Luqman : 1 .3)Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan agama sangatlah penting agardapat mengarahkan fitrah tersebut ke arah yang benar, bahkan dapat mengembangkandanmemperkuatfitrah, sehinggamerekadapatmengabdi danberibadah sesuai denganajaran Islam. Tanpa adanya pendidikan agama dari satu generasi berikutnya, maka orangakan jauh dari agama.yang benar.2. Al-Qur'an adalah sumber yang pertama dan utama dalam pengambilanrujukanyangmemuat peraturanhidupbagi setiaporangyangberiman, termasuk didalamnya masalah pendidikan. Kemudian akan diikuti oleh As-Sunnah sebagai sumberyang kedua berfungsi sebagai penjelas Al-Qur'an. Hal ini sesuai dengan apa yangdifirmankan Allah SWT dalam Al-Qur'an : ` ` Artinya :"Katakanlah : "Taatilah Allah dan Rasul-Nya, jika kamu berpaling, sungguhAllah tidak menyukai orang-orang yang kafir". (Q.S. Ali Imran : 32)7Dan juga firman Allah SWT dalam Al-Qur'an yang ditujukan kepada orangorangyang beriman : ( ` ( ` ( . Artinya :.Hai orang-orangyangberiman, TaatilahAllahdantaatilahRosul-Nyadan UlilAmri diantara kamu. Kemudian jika kau berlainan pendapat tentang sesuatu,makakembalikaniakepadaAllah(Al-Qur'an)danRasul (Sunnahnya), jikakamu benar-benarberiman kepada hari kemudian.. (Q.S. An-Nisa : 59)Begitu pula yang terdapat dalam hadits: Artinya :.Dari Kasir bin Abdillah dari Bapaknya dari kakeknya sesungguhnyaRasulullahSAWtelahbersabda: "Akutinggalkanuntukmuduaperkara,tidak akan8tersesat kamu selama berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur'an)dan Sunnah Nabi-Nya (Al-Hadis)." (H.R. Ibnu Abdil Baar)4Taat kepada Allah dalamayat-ayat diatas berarti dalamhal apa saja termasukdalamhal pendidikan, karenaitudalammenerapkanpendidikanagama hendaknyamengikuti apa yang ditunjukkan oleh Allah SWT melalui kitab suci-Nya yaitu Al-Qur'an.Sedangkan yang dimaksudkan dengan taat kepada Rasul-Nya dalam hal iniberarti perintah untuk menjadikan Rasulullah Muhammad SAWsebagai teladan yangideal dalam upaya merealisasikan nilai-nilai yang ada di dalam Al-Qur'an.Dengan demikian merupakan suatu keharusan untuk menjadikan Al-Qur'andan Sunnah sebagai pedoman dalam melaksanakan pendidikan agama.Walaupun Al-Qur'an dan As-Sunnah telah begitu tegas mewajibkan untukmengikuti keduanya, namun menurut pengamatan sementara dari penulis, masih ada sajayang belum menjadikan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai pedoman dalam mendidikagama. Hal tersebut disebabkan oleh ketidaktahuan mereka dalam memahami Al-Qur'andan As-Sunnah tersebut, sehingga mereka merasa cukup dengan apa yang ada padamereka dan mengambil pedoman-pedoman selain Al-Qur'an dan As-Sunnah tanpakhawatir mengalami kegagalan dan kesesatan di dalam kehidupannya.3. Sebagai individu, manusia merupakan kesatuan antara jiwa dan raga. Didalam jiwa manusia terdapat pembawaan-pembawaan yang dapat terpengaruh, baik olehkata-kata yang tertulis maupun yang terdengar, yang membawanya ke arah yang benaratauyangsalah. Kata-katatersebut dapatmembukajalankedalamjiwa secara langsung4KH. MunawarChalil, Kembali kepadaAl-Qur'andanAs-Sunnah, (Jakarta: Bulan Bintang,1973), Cet. Ke-4, h. 679melalui pikiran dan perasaan, sehingga membuat pikiran dan perasaan goyah, dansampai padaperenungansecaramendalam(tafakkur) sertapenghayatan yangmelahirkan perbuatan-perbuatan yang dilakukan secara sadar.Pembawaan seperti itu merupakan potensi yang perlu dikembangkan kearah yang positif. Salah satu cara yang dapat mengembangkannya melalui pendidikanadalah dengan menggunakan sarana yang ada pada diri manusia itu sendiri, yaknipendengaran, penglihatan, dan hati. Allah SWT berfirman : `. `.. Dan Dia memberikan kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamubersyukur.. (QS. An-Nahl : 78)Dalam mendidik jiwa manusia, ajaran Islam senantiasa menyesuaikandenganpotensi yangadapadadirinya. SalahsatuajaranAl-Qur.anyang berkenaandengan cara mendidik adalah melalui nasihat-nasihat yang baik yang dapat menyentuhperasaanmuridyangdisebut.mauizhah., metodeyangdapat menyentuh hati,mengarahkan manusia kepada ide yang dikehendaki melalui nasihat-nasihat yangdibarengi dengan keteladanan atau panutan, yang dalam hal ini Rasulullah SAW.Diantara ayat Al-Qur.anyangmelandasi penggunaanmetode mauizhah, antara lain ` .Dan kami akan memberi kamu taufik kepada jalan yang mudah. Oleh sebab itu,berilah peringatan, karena peringatan itu akan bermanfaat. (QS. Al-A'laa : 8-9)Selain itu disebutkan dalam ayat lain :10 ( ` ` .Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian .kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shaleh, dan nasihat-menasihatisupayamenaati kebenaran, dannasihat-menasihati supayaselalusabar.(QS. Al-.Asr :1-3)Ayat tersebut mengisyaratkan agar setiap Mukmin saling nasihat-menasihati,baik dalamkebenaran maupun dalamkesabaran, karena nasihat akan memberikandampakyangpositif, baikbagi yangmemberi maupunyangdiberi. Salah satu contohbagaimana Al-Qur.an mendidik manusia melalui nasihat, dapat diperhatikan dalambeberapa ayat dari surat Luqman ayat 13 . 19 yang merupakan bagian dari pembahasanskripsi ini.Dengan kata lain mauizhah yang terdapat dalam surat Luqman sangat relevanuntuk diaplikasikan karenadalamayattersebutdapatditemukan gagasan pokok berupaketerbukaan, kasih sayang, keseimbangan, dan integritas yang memberikan implikasiterhadap tindakan praktis pendidikan.5Oleh sebab itu, mauizhah dalam Al-Qur.an dapat diangkat sebagaisebuah metode pendidikan. Dan karena alasan-alasan tersebut diatas, maka penulisberkeinginan membahas aplikasi metode mauizhah tersebut.5Drs. Syahidin M. Pd.,Metode Pendidikan Qur.ani;Teori dan Aplikasi, (Jakarta : Misaka Galiza,1999), Cet. 2, h. 10211B. Pembatasan dan Perumusan MasalahKarena luasnya makna Pendidikan Agama dan luasnya tafsir Al-Qur'ansertauntukkejelasanyangakandibahas, makaperlubagi penulisuntuk membatasi danmerumuskan masalah-masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini.1. Pembatasan MasalahAdapun pembatasan masalahnya adalah sebagai berikut :a. Aspek pendidikan agama yang dimaksud penulis adalah aspek pendidikan agamaIslam yang terdapat dalam surat Luqman ayat 12 sampai dengan ayat 19 yangdiambil dari materi ayat 12 . 19 surat Luqman.b. Adapunmengenai metodeyangdibahasdalamskripsi ini, karenaada kaitannyadengan pembahasan Surat Luqman ayat 12 . 19, maka yang dimaksud di siniadalah metode mauizhah dalam surat Luqman ayat 12 . 19.2. Perumusan MasalahAdapun perumusan masalahnya adalah sebagai berikut :a. Adakahdalamsurat Lukman ayat 12. 19aspek pendidikan agama tentang ;1. Dasar Pendidikan Agama2. Tujuan Pendidikan Agama3. Proses Pendidikan Agama dan4. Hasil yang dicapai dalam Pendidikan Agamab. Bagaimana aplikasi metode mauizhah yang terdapat dalam surat Luqman ayat 12sampai dengan ayat 19 ?12C. Tujuan dan Manfaat Penelitian1. Tujuan PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :a. Untuk mengetahui aspek pendidikan agama yang terdapat dalam suratLuqman ayat 12 sampai dengan ayat 19b. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi metode mauizhah dalam suratLuqman ayat 12 sampai dengan ayat 192. Manfaat PenelitianAdapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut :a. Hasil penelitianini dapat dijadikansumbanganberarti sebagai bahan untukmengembangkan teori dalam Khazanah Ilmu Pengetahuanb. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan acuan bagi para pendidik dalammendidik anak didik, baik itu para orang tua dalam mendidik anaknya, ataupara guru di sekolah dan pendidik lainnya di lingkungan non formal. Selainitu juga dapat dijadikan acuan bagi para anak dalam memperlakukan keduaorang tuanya dan berakhlak baik kepada sesamanya.D. Metodologi PenelitianPembahasan skripsi ini menggunakan metode penelitian kepustakaan(library research) denganmempelajari danmemahami kitab-kitabtafsir, kitab-kitabhadis, kitab-kitab lain yang relevan dengan pembahasan, majalah-majalah, paper danpendapat para pakar yang ada kaitannya dengan permasalahan yang penulis bahas.13Sedangkan dalam penyusunannya secara teknis, penulis semuanya berpedoman padabuku"PedomanPenulisanSkripsi, Tesis, danDisertasi", yangdi terbitkan oleh JakartaPress 2002.Selanjutnya penulis mempersiapkan bahan-bahan yang akan dibahas daribuku-buku dan kitab-kitab yang relevan dengan masalah yang akan dibahas, baik yangsifatnya Primer maupun yang sifatnya sekunder. Sumber-sumber yang sifatnya primerialah buku-buku atau kitab-kitab yang membahas tentang pendidikan, baik pendidikansecaraumummaupunpendidikanAgama. Adapunsumber-sumber yang sifatnyasekunder ialah buku-buku atau kitab-kitab yang tidak secara khusus membahas tentangpendidikan namun ada kaitannya dengan pembahasan.E. Sistematika Penulisan.Skripsi ini terdiri dari lima bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab.Dan pembahasan ini disusun secara sistematis, sehingga kaitan antara yang satu denganyang lainnya tidak terputus. Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut :BAB I Pendahuluan.Dalam bab ini dibahas alasan pemilihan judul, pembatasan danperumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologipenelitian, dan sistematika penulisan.BAB II Pengertian, Tujuan dan Prinsip Pendidikan Agama.14Bab ini membahas hal-hal yang berkenaan dengan Pendidikan Agamayang memuat tentang pengertian pendidikan agama, tujuan pendidikanagama, prinsip-prinsip pendidikan agama yang mempunyai 3 prinsipyaitu menyeluruh (Asy-Syumul), kesatuan, dan perkembangan (Attathawwur),serta Al-Qur.an sebagai sumber pendidikan AgamaBAB III Tafsir Surat Luqman Ayat 12 . 19Bab ini membahas hal-hal yang berkenaan dengan tafsir surat yang akandibahas yang memuat tentang Teks Ayat dan Terjemahnya, Sekilastentang sosok Luqman sebagai Tokoh Pendidikan Agama, Tafsir SuratLuqman ayat 12 . 19 dan Nilai-nilai Pendidikan Agama dalam SuratLukman ayat 12 sampai dengan ayat 19.BAB IV Aplikasi Metode Mauizhah Dalam Surat Luqman Ayat 12 . 19Bab ini membahas hal-hal yang berkenaan dengan variabel ketiga yaitumetode mauizhah yang memuat tentang Pengertian Mauizhah, PengertianMetode Mauizhah, Tujuan dan Keistimewaan Metode Mauizhah sertaBentuk Mauizhah, Efektifitas Nasihat dan Aplikasi Metode Mauizhahdalam surat Luqman ayat 12 . 19BAB V Penutup.Bab ini memuat tentang kesimpulan dari pembahasan pokok dalamskripsi ini dan saran-saran yang disampaikan penulis kepada pihak-pihakyang terkait dengan pendidikan, baik itu di lingkungan formal, informalmaupun non formal.15BAB IIPENGERTIAN, TUJUAN DAN PRINSIP PENDIDIKAN AGAMAA. Pengertian Pendidikan AgamaKata pendidikan agama merupakan dua rangkaian kata yang terdiri dari katapendidikan dan agama. Sebelum penulis menjelaskan mengenai pendidikan agama,terlebih dahulu akan penulis jelaskan mengenai pengertian pendidikan, kemudianpengertian agama dan selanjutnya pengertian pendidikan agama yang merupakanpenggabungan dari kata pendidikan dan kata agama.Dalam bahasa Indonesia, kata pendidikan terdiri dari kata didik yangmendapat awalanpendanakhiranan. Katatersebut sebagaimanayang dijelaskan dalamkamus Bahasa Indonesia adalah suatu perbuatan (hal, cara dan sebagainya) mendidik.Katapendidikanseringdigunakanuntukmenerjemahkankataeducatioan dalam bahasaInggris. Dari segi bahasa, kata education tersebut berasal dari bahasa Latin, yaitu exyang berarti keluar, dan ducere duc yang berarti mengatur, memimpin danmengarahkan. Dengan demikian secara kebahasaan pendidikan berarti mengumpulkan,menyampaikan informasi dan menyalurkan bakat, dan pada dasarnya pengertianpendidikan ini terkait dengan konsep penyampaian informasi dan pengembangan bakatyang tersembunyi.11W.J.S. Poerdarminta,Kamus UmumBahasa Indonesia, (Jakarta :Balai Pustaka, 1991), Cet. XII,h. 25016Masih dalam pengertian etimologi atau kebahasaan, dijumpai pula kata al-Tarbiyah()dalambahasaArab. Kataini seringdigunakanoleh para ahlipendidikan Iskamuntuk menerjemahkan kata pendidikan dalambahasa Indonesia.SebuahbukukaranganMuhammadAthiyahal-Abrasyi yangberjudulal-Tarbiyah al-Islamiyah misalnya, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Prof. H. Bustami A.Ghani dan Johar Bahry (pakar di bidang bahasa Arab) menjadi .Dasar-dasar PokokPendidikan Islam.. Demikian pula buku yang berjudulMin al-Ushul al-Tarbiyah Fi al-Islam, karangan Abdul Fattah Jalal diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi.Dasar-dasarPendidikanIslam..Begitupulanama Kementriandi beberapa NegaraArabyangmengurusi bidangpendidikan(Wizaratal-Tarbiyah). Salahsatu namaFakultas yang terdapat di Universitas IslamNegeri Syarif Hidayatullah Jakarta yangmenyiapkan guru-guru adalah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Kenyataan inimenunjukkanpengaruhyangluasdari penggunaanistilahTarbiyahuntuk kegiatanpendidikan. Abdurrahman al-Nahlawi, misalnya lebih cenderung menggunakan katatarbiyahuntukkatapendidikan. Ialebihlanjut mengatakanbahwakata tarbiyah berasaldari tiga kata kerja, yaitu :Yangpertamaadalahkata( ) rabaa, ( )yarbuuyangberarti bertambahdan bertumbuh, karena pendidikan mengandung misi untuk menambah bekalpengetahuan kepada anak didik dan menumbuhkan potensi yang dimilikinya. Hal inisejalandenganfirmanAllahSWTyangterdapatdalamal-Qur.ansuratar-Ruum ayat 39yang berbunyi sebagai berikut:17 .Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah padahartamanusia, makaribaini tidakmenambahpadasisi Allah.. (Q.SAr-Ruum : 39)Kedua dari kata ( ) rabiya, ( )yarba yang berarti menjadi besar,karenapendidikanjugamengandungmisi untukmembesarkanjiwadan memperluaswawasan seseorang.Ketiga adalah dari kata ( ) rabba, ( )yarubbu yang berartimemperbaiki, menguasai urusan, menuntun,mengatur, mengasuh, mendidik, melatih,membina, bertanggung jawab, menjaga, dan memelihara.2Menurut Penulis, kata yang ketiga dari kata kerja kurang tepat untuk asal katakarenakata lebihditekankankepadaprosespenciptaan alam (penciptaansecara fisik), padahal tarbiyah yang dimaksudkan oleh kata kerja pertama( )dan kedua ( )mengacu kepada mendidik secara fisik dan non fisik. Muhammad Fuad .Abd al-Baqy dalam bukunya al-Mu.jam al-Mufahras liAlfadz al-Qur.an al-Karim telah menginformasikan bahwa di dalam al-Qur.an katatarbiyah dengan berbagai kata yang serumpun dengannya diulang sebanyak lebih dari872 kali. Kata tersebut berakar pada katarabb. Kata ini sebagaimana dijelaskan olehRaghib al-Ashfahany, yang dikutip oleh Abuddin Nata, bahwa pada mulanya al-Tarbiyah yaitu Insya.al-syai halan fa halun ila hadd al tamam yang artinya2AbdurrahmanAn-Nahlawi, sebagaimanadikutipolehAhmadTafsirdalam bukunya IlmuPendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1994), Cet. 2, h. 2918mengembangkan atau menumbuhkan sesuatu setahap demi setahap sampai pada batasyang sempurna.3Dengan merujuk pada kajian di atas maka dapat disimpulkan bahwa lafadzal-Tarbiyah mempunyai unsur-unsur pokok sebagai berikut :1. Memelihara fitrah anak dan memantapkannya dengan penuh perhatian2. Menumbuhkan aneka ragam bakat anak3. Mengarahkan fitrah dan bakat anak menuju yang lebih baik dan sempurna4. melakukan semua proses tersebut secara bertahap.Selain kata tarbiyah, terdapat juga kata ( ) Ta.lim. Istilah Ta.lim inimemberi pengertiansebagai suatuproses pemberianIlmupengetahuan, pengertian,pemahaman dan tanggung jawab. Kata Ta.lim juga banyak digunakan dalammenyatakanpendidikan, seperti kitabyangdikarangolehal-Zarnuji, yaitu Ta.lim al-Muta.allim Thariq al-Ta.allum, seminar tentang pendidikan Islam mengambil namaMu.tamar al-Ta.limiyat al-Islamiyah, salah satu Kementrian yang terdapat di SaudiArabia menggunakan namaWizarat al-Ta.limal-.Ali. Hal ini setidaknya memberikanpengakuanterhadappenggunaankatata.limuntukmenjelaskanmakna. Dalam al-Qur.an dapat ditemukan penggunaan kata Ta.lim ini, salah satunya adalah : .Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) seluruhnyakemudian mengemukakan kepada Malaikat.. (QS. Al-Baqarah : 31).3AbuddinNata, Filsafat PendidikanIslam, (Jakarta: Logos WacanaIlmu, 1997), h. 619Abdul Fatah Jalal berpendapat bahwa istilah yang lebih komprehensif untukmewakili istilah pendidikan adalah istilah ta.lim, menurutnya istilah ini justru lebihuniversal dibandingdenganproses tarbiyah. Untuk ini Jalal mengajukan alasan, bahwata.lim berhubungan dengan bekal ilmu pengetahuan. Pengetahuan ini dalam Islamdinilai sesuatu yang memiliki kedudukan yang tinggi. Hal ini misalnya dapat dijelaskanmelalui kasusNabi Adamyangdiberikanpengajaran(ta.lim) olehTuhan, dengan sebabini, para malaikat bersujud (menghormati) Nabi Adam (lihat Q.S. Al-Baqarah : 30-34)4Syed Muhammad Naquib al-Attas menawarkan sebuah istilah yangdianggapnya dapat menggambarkan dan menjelaskan pengertian pendidikan dalamkeseluruhanessensinya. Istilahyangdimaksudkannyaituadalah( Ta.dib.Menurutnya istilah yang paling tepat untuk menunjukkan pendidikan Islam adalahta.dib. Konsep ini didasarkan pada Hadis Nabi : .Tuhan telah mendidikku, Maka ia sempurnakan pendidikanku..Lebih lanjut ia ungkapkan bahwa penggunaan istilah tarbiyah terlalu luasuntukmengungkaphakikat danoperasionalisasi pendidikanIslam. Sebab kata tarbiyahyang memiliki arti pengasuhan, pemeliharaan, dan kasih sayang tidak hanya digunakanuntuk manusia, akan tetapi juga digunakan untuk melatih dan memelihara binatang ataumakhlukAllahlainnya. Padahal sasaranpendidikanadalahmanusia. Oleh karenanya,penggunaan istilah tarbiyah tidak memiliki akar yang kuat dalam khazanah BahasaArab. Timbulnyaistilahini dalamduniaIslammerupakanterjemahandari bahasa Latin4Ibid., h. 820.educate. atau Bahasa Inggris .education.. Kedua kata tersebut dalam batasanpendidikan Barat lebih banyak menekankan aspek fisik dan material, sementarapendidikanIslam, penekanannyatidakhanyaaspektersebut, akantetapi juga pada aspekpsikis dan immaterial. Dengan demikian, istilah ta.dib merupakan term yang paling tepatdalamkhazanah Bahasa Arab karena mengandung arti Ilmu, kearifan, keadilan,kebijaksanaan, pengajaran, danpengasuhanyangbaik, sehinggamakna tarbiyah danta.lim sudah tercakup dalam ta.dib.5Al-Attas juga berpendapat bahwa istilah tarbiyah tidak berkaitan dengan intihakikat pendidikan sebagai .menanamkan ilmu pengetahuan dan intelektualitas sertaakhlakmulia.. Istilahtarbiyahlebihmenunjukkonotasi sebagai pekerjaan yang bersifatsekuler, mengingat konsep bawaan yang terkandung dalam istilah tersebut berhubungandenganpertumbuhandanperkembangansertakematanganmaterial dan fisik saja.6Menurut penulis Al-Attas pada selanjutnya malah menimbulkanpermasalahan baru, karena ta.dib yang diusungnya itu mengandung arti .civilization.(mencerdaskan budaya), sehingga ia lebih mengacu kepada pembinaan rohani saja.Semua istilah di atas (tarbiyah, ta.lim dan ta.dib) pada dasarnya sama, yaitumenerangkan kata pendidikan. Ketiganya sama-sama mempunyai hubungan takterpisahkan dengan .proses memelihara, mengasuh dan mendewasakan anak.. Namunketiganya berangkat dari sudut pandang dan titik perhatian yang berbeda.5DR. H. Samsul Nizar, M.A.,FilsafatPendidikanIslam;PendidikanHistoris,Teoritis danPraktis, (Jakarta : Ciputat Pers, 2002), Cet. 1, h. 30-316H. Tajab, et. al.,Dasar-dasarKependidikanIslam(SuatuPengantarIlmu Pendidikan Islam),(Surabaya : Karya Aditama, 1996), h. 1921Istilah Tarbiyah mengandung konsep yang berpandangan bahwa prosespemeliharaan,pengasuhan, dan pendewasaan anak itu adalah bagian dari prosesRububiyah Allah kepada manusia. Titik pusat perhatian Tarbiyah adalah pada .usahamenumbuhkembangkan segenap potensi pembawaan dan kelengkapan dasar anak secarabertahap dan berangsur-angsur sampai sempurna.. Istilah ta.lim mengandung pandanganbahwa proses pemeliharaan, pengasuhan dan pendewasaan anak itu adalah .usahamewariskan segala pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan dari generasi tua kepadagenerasi mudanya.. Dan lebih menekankan pada usaha menanamkan Ilmu pengetahuanyang berguna bagi kehidupan anak. Adapun istilah Ta.dib didalamnya terkandungkonsep yang berpandangan bahwa hakekat dari pendewasaan, pemeliharaan danpengasuhan anak adalah menjadikan (melatih dan membiasakan diri) anak agarberperilaku yang baik dan beradab sopan santun sesuai dengan yang berlaku dalammasyarakatnya.7Dengan demikian Ta.dib mengesankan proses pembinaan terhadap sikapmental dan akhlak dalamkehidupan. Jadi sasarannya adalah hati dan tingkah laku.Ta.limmengesankan proses pemberian bekal ilmu pengetahuan atau pengajaran yanghanya terbatas pada penyampaian serta pemberian ilmu pengetahuan dan informasi.Sedangkan Tarbiyah maknanya lebih luas dariTa.dib dan Ta.lim.8 Dengan kata lain,bahwaTa.limdanta.dibsebenarnyaadalahbagiandari Tarbiyah, tetapi Ta.lim dan7H. Tajab,Dasar-dasar Kependidikan Islam (Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan Islam),(Surabaya : Karya Aditama, 1996), h. 198 Asnelly Ilyas, Mendambakan Anak Shaleh, (Bandung : Al-Bayan, 1995), Cet. 1, h. 2122Ta.dib yang dikehendaki adalah dalam pengertiannya sebagai proses pembelajaran danpelatihan.9Pada akhirnya penulis berkesimpulan bahwa tarbiyah mengesankan prosespembinaan dan pengarahan serta bimbingan dalam rangka menumbuhkembangkanpotensi yang telah ada secara bertahap, istilah ta.lim mengesankan proses pemberianbekal pengetahuan, sedangkan istilah ta.dib mengesankan proses pembinaan terhadapsikap moral dan etika dalam kehidupan. Namun ketiga istilah ini sebenarnya mempunyaihubungan yang tak terpisahkan dengan .proses memelihara, mengasuh dan mendidik..Terlepas dari perdebatan makna dari ketiga term di atas, Dalam buku IlmuPendidikan yang ditulis oleh Drs. Sudirman, dkk. Disebutkan bahwa asal-usul istilahpendidikan adalah sebagai berikut :Istilah pendidikan adalah terjemahan dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie.Paedagogieasal katanyaadalahpaisyangartinya.anak. danagainyang terjemahannyaadalah .membimbing.. Dengan demikian maka paedagogie berarti .bimbingan yangdiberikankapadaanak.. Orangyangmemberikanbimbingankepadaanak disebutpaedagog.10Berikut ini adalah pengertian pendidikan secara terminologi atau istilahmenurut para ahli pendidikan antara lain :Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa :Pendidikanialah: prosespengubahansikapdantingkahlakuseseoranng ataukelompok orang dalamusaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran danpelatihan.119 H. Tajab, Op. Cit., h. 2010 Sudirman, et al.,Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1991), Cet. 5, h. 411TimPenyusun, Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikandan Kebudayaan,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : BalaiPustaka, 1994)edisi kedua, h. 23223Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 tentang SistemPendidkan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1 dikemukakan :Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melaluibimbingan, pengajaran, danataulatihanbagi peranannyadi masayang akan datang.Drs. Sudirman, dkk., mengemukakan bahwa Pendidikan berarti usaha yangdijalankanoleh seseorangatausekelompok oranguntuk mempengaruhi orang lain agarmenjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalamarti mental.12Ahmad D. Marimba mengajukan defenisi sebagai berikut : Pendidikanadalahbimbinganataupimpinansecarasadar olehsi pendidikterhadap perkembanganjasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama .13Berdasarkan kenyataan yang terkandung dalam pengertian pendidikan yangtelahdikemukakanolehparaahli di atas, makadapat penulissimpulkan bahwapendidikanituadalahusahasadar dari orangdewasauntukmenyiapkan peserta didikmelalui prosesbimbingan, pengasuhan, pengajarandanpelatihansecara teratur dansistematis ke arah kedewasaan untuk peranannya di masa yang akan dating.Yang selanjutnya kata yang kedua adalah kata agama. Agama dalam artilaterleknya adalah peraturan atau tata cara. Sedangkan pengertian agama secara12 Sudirman, et. al., Op. Cit., h. 513AhmadD. Marimba,PengantarFilsafatPendidikanIslam, (Bandung:al-Ma.arif, 1981), Cet.VIII, h. 1924terminologinya telah dikemukakan oleh EB. Tailor dengan kalimat yang singkat bahwa:.agama adalah kepercayaan terhadap kekuatan gaib..14Dalam redaksi yang berbeda JG. Frazer mengartikannya sebagai berikut:.Agamaadalahsuatupenyerahandiri kepadakekuatanyanglebihtinggi daripadamanusia yang dipercayai mengatur dan mengendalikan jalannya alam dan kehidupanumat manusia..15Harun Nasution merunut pengertian agama berdasarkan asal kata, yaitu al-Din, religi (relegere, religare)danagama. Al-Din(Semit) berarti undang-undang atauhukum. Kemudian dalam bahasa Arab, kata ini mengandung arti menguasai,menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan dari kata religi (Latin) ataurelegereberarti mengumpulkandanmembaca. Kemudianreligareberarti mengikat.Adapun kata agama terdiri dari a = tidak ; gam = pergi) mengandung arti tidak pergi,tetap di tempat atau diwarisi turun temurun.Bertitik tolak dari pengertian kata-kata tersebut Jalaluddin dalam bukunyaPsikologi Agama mengutip pendapat Harun Nasution yang mengatakan agamaintisarinyaadalahikatan. Karenaituagamamengandungarti ikatanyang harus dipegangdandipatuhi manusia. ikatandimaksudberasal dari suatukekuatangaib yang tak dapatditangkapdenganpancaindera, namunmempunyai pengaruhyangbesar sekali terhadapkehidupan manusia sehari-hari.1614 H.M. Arifin, M.Ed., Belajar Memahami Agama-agama Besar, (Jakarta : CV. Sera Jaya, 1981),Cet. 1, h. 315 Ibid., h. 416 Jalaluddin,Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada), 1996, Cet. 1, h. 1225Pengertian agama seperti yang tersebut diatas nampak terlalu umum.Pengetian agama yang menurut sementara para ahli dianggap sebagai definisi yangpaling lengkap adalah sebagai berikut : .Agama ialah suatu peraturan Ilahi yang menuntun (mendorong) jiwaseseorang yang berakal memegang peraturan Ilahi itu dengan kehendaknya(pilihannya) sendiri untuk ( mencapai) kebaikan hidup di dunia dan kebahagiaan diakhirat..17Menurut penulis definisi inilah yang paling tepat. Pengertian ini melengkapibeberapa pengertian agama sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. Di dalampengertian terakhirinisecaraeksplisitditegaskan bahwa agamaditujukan bagi manusia,karena manusialah yangdianugerahi akal. Akal yangmurni dan belum dipengaruhi olehsuatu faham akan mudah menerima peraturan-peraturan Ilahi, yang menuntun manusiake arah kesentosaan dan kesejahteraan hidup serta membimbing manusia ke arahkeselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.Berdasarkan dari kedua pengertian kata pendidikan dan agama diatas, makaakandikemukanpengertian pendidikanagama. Pendidikan agama yang dimaksudkanpenulis adalah pendidikan agama Islam. Bagi umat Islam, agama merupakan dasarutama dalammendidik anak-anaknya melalui sarana-sarana pendidikan. Karena denganmenanamkam nilai-nilai agama akan sangat membantu terbentuknya sikap dan17 K.H.M. Taib Thahir Abd. Mu'in, Ilmu Kalam, (Jakarta :Wijaya, 1997), h. 12126kepribadian anak kelak pada masa dewasa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwapendidikan Islam adalah usaha yang diarahkan kepada pembentukan kepribadian anakyangsesuai denganajaran-ajaranIslamatausuatuupayadenganajaran Islam, memikir,memutuskandanberbuatberdasarkannilai-nilai Islam, sertabertanggung jawab sesuaidengan nilai-nilai Islam.18Selanjutnya penulis akan mengemukakan beberapa pengertian pendidikanagama (Islam) yang banyak ditulis oleh pakar-pakar pendidikan, khususnya pendidikanIslam.Menurut Dra. Zuhairini, dkk., pendidikan agama berarti usaha-usaha secarasistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya mereka hidup sesuaidengan ajaran Islam.Menurut Drs. Ahmad D. Marimba pendidikan Islam yaitu bimbingan jasmanidanrohani berdasarkanhukum-hukumagamaIslammenujuterbentuknya kepribadianutama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain seringkali beliaumenyatakankepribadianutamadenganistilahkepribadianmuslim, yaitu kepribadianyang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuatberdasarkannilai-nilai Islam, danbertanggungjawabsesuai dengannilai-nilai Islam.19Hasil Seminar Pendidikan Islam se-Indonesia tanggal 7 sampai dengan 11Mei 1960 di Cipayung Bogor : .Pendidikan Islam adalah bimbingan terhadap18Zuhairini, .et. al.,FilsafatPendidikanIslam, ( Jakarta: Bumi Aksara), 1995, Cet. 2, h. 15219Drs. H. Djamaluddin, Drs. Abdullah Aly,Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung : PustakaSetia, 1998), h. 927pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islamdengan hikmah mengarahkan,mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam..20Prof. Dr. Moh. Athiyah al-Abrasyi dalam bukunya .Dasar-dasar PokokpendidikanIslam. sebagaimana yangdikutipolehZuhairini menegaskan bahwapendidikan agama adalah untuk mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasafadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi,mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur..21Menurut Moh. Al-Thoumy al-Syaibani yang dikutip oleh Prof. Dr. ArmaiArief, MA., dalam bukunya .Reformulasi Pendidikan Islam. disebutkan bahwaPendidikan Islamadalah .Usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupanpribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dengan alam sekitarnyamelalui prosespendidikan.. Jadi, prosespendidikanmerupakanrangkaian usahamembimbing dan mengarahkan potensi hidup manusia bverupa kemampuankemampuandasar dan kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan dalamkehidupan pribadinya sebagai makhluk individu dansocial, serta dalam hubungannyadengan alam sekitar dimana dia hidup. Proses tersebut senantiasa berada di dalam nilainilaiIslami.22Dengan demikian pendidikan Islam terlihat pada kejelasan konsepnyatentangpembentukankepribadian utama menurut ukuran-ukuranajaran agama Islam.20 Ibid., h. 1121 Zuhairini,. et. al., Op. Cit., h. 15522 Prof. Dr. Armai Arief, MA,Reformulasi Pendidikan Islam,( Jakarta : CRSD Press, 2005), Cet.1, h. 186-18728Dengan kalimat yang singkat Dr. Zakiah Daradjat, dkk., memperjelaskanpengertian pendidikan Islam, yaitu : .Pendidikan Islam itu adalah pembentukankepribadian muslim..23Setelah dikemukakan beberapa pengertian pendidikan Islam oleh beberapapakar, maka penulis berkesimpulan bahwa pendidikan Islam itu mengandung unsurunsurpokok sebagai berikut :1. kegiatannyadilakukansecarasengaja, terencanadansistematisyang harus dilaluisecara bertahap2. adanya bimbingan jasmani dan rohani peserta didik3. berdasarkan hukum-hukum agama Islam, karena itu tujuan pendidikannyapembentukankepribadianmuslimdi manaiamemilih, memutuskandan berbuatberdasarkan nilai-nilai Islam.4. apa yang diberikan kepada anak didik itu sedapat mungkin dapat mendorong tugasdan perannya di masyarakat, baik sebagai makhluk pribadi maupun sebagaimakhluk sosial, serta dalam hubungannya dengan alam sekitar di mana ia hidup.B. Tujuan Pendidikan AgamaTujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah usaha dan kegiatanselesai. Maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan kegiatan yang berprosesmelalui tahap-tahapdantingkatan-tingkatan, tujuannyapunbertahapdan bertingkat.23ZakiahDaradjat, et. al., IlmuPendidikanIslam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), Cet. 2, h. 2529Tahapandantingkatantujuanpendidikantersebut akanbermuarapada tujuanakhir(ultimate aims of education), yaitu tujuan ideal yang diharapkan terbentuk danpribadi manusia yang diinginkan.Dengan demikian jika berbicara tentang tujuan akhir pendidikan Islam,berarti berbicara tentang nilai-nilai ideal yang bercorak Islami. Hal ini mengandungmakna bahwa tujuan Pendidikan Islamtidak lain adalah tujuan yang merealisasi idealitasIslam. Sedang idealitas Islam itusendiriadalahmengandung nilai perilaku manusia yangdidasari ataudijiwai olehimandantakwakepadaAllahsebagai sumber kekuatan yangmutlak dan harus ditaati.Dalam Kongres se-Dunia ke II tentang Pendidikan Islam tahun 1980 diIslamabad, menyatakan bahwa :Tujuan Pendidikan Islam adalah untuk mencapai keseimbanganpertumbuhankepribadianmanusia(pesertadidik)secaramenyeluruhdan seimbangyang dilakukan melaluilatihan jiwa, akal pikiran (intelektual), dirimanusia yangrasional; perasaan dan indera. Karena itu pendidikan hendaknya mencakuppengembangan seluruh aspek fitrah peserta didik;aspek spiritual,intelektual, imajinasi,fisik, ilmiah dan bahasa, baik secara individual maupun kolektif; dan mendorong semuaaspek tersebut ke arah kebaikan dan kesempurnaan. Tujuan akhir pendidikan MuslimterletakpadaperwujudanketundukanyangsempurnakepadaAllah, baik secarapribadi, komunitas, maupun seluruh umat manusia.24Oleh karena itu, tujuan pendidikan Islam, menurut Ashraf, adalah penyerahandirisecara mutlak kepada Allah. Bahkan lebih tandas lagi, Quraish Shihab, seorangmufassirkenamaanIndonesia, meyatakanbahwatujuanpendidikanIslam adalah24 DR. H. Samsul Nizar, M.A., Filsafat Pendidikan Islam; Pendidikan Historis,Teoritis dan Praktis,(Jakarta : Ciputat Pers, 2002), Cet. 1, h. 3830membina manusia supaya menjadi khalifah di muka bumi untuk membangun duniasesuaikonsep taqwa. Untuk bisa tunduk kepada aturan Allah itu, manusia harus berilmudanberakhlak. Manusia(pesertadidik) harusmenjadikannilai-nilai moral sebagaipijakan pemanfaatan ilmunya.25Tujuanpendidikanpadadasarnyamerupakanperubahanyangdiinginkan dandiusahakan oleh proses pendidikan atau usaha pendidikan, baik pada dataran tingkahlaku individu dalam kehidupan pribadinya maupun kehidupan bermasyarakat serta alamsekitar.Selanjutnya, menurut Hasan Langgulung, berbicara tentang tujuanpendidikan tidak dapat tidak mengajak kita berbicara tentang tujuan hidup. Sebabpendidikanbertujuanuntukmemeliharakehidupanmanusia. Tujuanhidup inimenurutnya tercermin dalamayat 162 Surat al-An.amyang artinya : .Katakanlah :Sesungguhnya Shalatku, dan ibadahku seluruh hidup dan matiku semuanya hanya untukAllah Tuhan seluruh alam.26Dra. Zuhairini, dkk., dalam bukunya Metodik Khusus Pendidikan AgamamenyebutkanbahwatujuanumumPendidikanAgamaialahmembimbing anak agarmerekamenjadi orangMuslimsejati, berimanteguh, beramal sholehdan berakhlakmulia serta berguna bagi masyarakat, Agama dan Negara.Tujuan pendidikan Agama tersebut adalah merupakan tujuan yang hendakdicapai olehsetiaporangyangmelaksanakanpendidikanagama. Karena dalam25 DR. Abdurrahman Mas.ud, et . al.,Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustakapelajar, 2001), Cet. 1, h. 6526 Drs. H. Abuddin Nata,Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997), Cet. 1,h. 49-5031mendidikagamayangperluditanamkanterlebihdahuluadalahkeimanan yang teguh,sebab dengan adanya keimanan yang teguh itu, maka akan menghasilkan ketaatanmenjalankan kewajiban agama.Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Adz-Dzariyat ayat 56 yangberbunyi : .Aku tidak menjadikan jin dan manusia kecuali agar mereka itu beribadatkepada-Ku..Disamping beribadat kepada Allah, maka setiap Muslim di dunia ini harusmempunyai cita-cita untuk dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur.an surat Al-Baqarah ayat 201 : .Diantara mereka ada yang berkata, Ya Tuhan kami berikanlah kepada kamikebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa api neraka..Tujuan umum pendidikan Agama tersebut dengan sendirinya tidak akandapat dicapai dalamwaktusekaligus, tetapi membutuhkanproses atau membutuhkanwaktu yang panjang dengan tahap-tahap tertentu.27Akhirnya, meskipun banyak dijumpai rumusan-rumusan dari beberapapemikirIslamtentangtujuanPendidikanIslam, penulismenemukansuatu aspek27Dra. Zuhairini, dkk., Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya : Usaha Nasional, 1983),Cet. VIII, h. 45-4632prinsipil yang sama yaitu menghendaki terwujudnya nilai-nilai Islami dalam pribadianak didik dalam bentuk keimanan, keislaman dan ketakwaan.Jika dilihat tujuan Pendidikan Islam yang dinyatakan dalam kongres se-Dunia II tentang Pendidikan Islam tahun 1980 seperti yang dikutip sebelumnya, terlihatbahwa tujuan Pendidikan Islam itu bersifat duniawi dan ukhrawi, karena yangditumbuhkembangkan adalah aspek fisik dan non fisik. Begitu pula dalam al-Qur.anterdapat materi qauliyah yaitu ayat yang berbicara mengenai aqidah, syariat dan akhlakjugaterdapat materikauniyyah yaitu ayat yangberbicara mengenaiihwal penciptaanalamserta fenomena alamseperti, kosmis, kosmogoni, kosmografi dan kosmologi. Danjika tujuan pendidikan Islam dikaitkan dengan materi qauliyah yang berbicara mengenaiaqidah, syariat danakhlak, makanasehat Luqmanyangterdapat dalam surat Luqmanayat12sampai dengan19ini telahmewakilinya. Karenalingkupmaupun urutan ketigamateri pokok pendidikan agama ini digambarkan oleh surat Luqman ayat 12-19. Adapunurutan ketiga materi tersebut adalah :1. Ilmu Tauhid yang membahas tentangAqidahyang bersifat I.tiqadi, mengajarkankeesaan Allah, Esa sebagai Tuhan yang mencipta, mangatur dan meniadakan alamini.2. IlmuFiqihyangmembahastentangSyariahyangberhubungandengan amal lahirdalam rangka mentaati semua peraturan dan hukum tuhan, guna mengatur hubunganantara manusia dengan Tuhan, dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupanmanusia.3. Ilmu Akhlak adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurna bagi keduaamal diatas dan yang mengajarkan tentang tata cara pergaulan hidup manusia.33Hal ini sesuai dengan inti ajaran pokok Islam sebagaimana yangdikemukakan oleh Zuhairini dkk., bahwa : Inti pokok ajaran Islam itu meliputi :1. Masalah keimanan (aqidah)2. Masalah Keislaman (syariah)3. Masalah Ikhsan (akhlak)Rumusan inti pokok ajaran Islam ini berdasarkan hadits yang diriwayatkanoleh Muslim dari Umar r.a : . ! , , , , . ! .Dari Umar r.a beliau berkata : .Pada suatu hari dikala kami sedang dudukbersama Rasulullah SAW, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang berpakaian sangatputih sekali dan rambutnya sangat rapi, tetapi tidak terlihat tanda-tanda ia seorangmusafir dan tidak seorang pun yang mengenalnya. Lantas ia duduk berhadapan denganNabi sambil mengadu lututnya dengan lutut Nabi dan meletakkan tangannya dipaha34beliau, lalu katanya : .Hai Muhammad ceritakan kepadaku tentang islam !.Nabimenyebutkan :.Islamialah bahwa engkau mengakui bahwasanya tiada Tuhan selainAllahdanMuhammadutusanAllah, engkaumengerjakanshalat, engkau membayarzakat, engkau puasa di bulan ramadhan dan engkau lakukan haji ke Baitullah jikaengkau mampu.. Laki-laki itu berkata : Engkau benar. Dan kami heran, dia yangbertanya dan dia pula yang membenarkan. Lantas ia berkata lagi : .ceritakan kepadakutentangIman!. Nabi menyebutkan: .Imanialahkamuyakindanpercaya kepada Allah,malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir dantaqdir baik dan taqdirburuk.. Ia menyahut : Engkau benar. Dia berkata lagi : .ceritakan kepadaku tentangIhsan!. Nabi menyebutkan : .Ihsan ialah engkau sembah Allah seakan-akan engkaumelihat-Nya dan jika engkau tidak melihatnya kamu yakin Dia melihatmu..(H.R.Muslim)28C. Prinsip Pendidikan AgamaBila kita mengamati sedalam-dalamnya tentang bagaimana Tuhan mendidikalamini, maka nampaklah oleh kita bahwa Allah sebagai Yang Maha Pendidik(Murabby Al-A.dham) dengan qadrat dan iradat-Nya telah mempolakan suatu suprasistemdalamsuatusistemmekanismeyangbergerakdalamsuatupola keseimbangandan keserasian antara sub-sub sistem dari kehidupan alam ini.Sebenarnya Allah yang maha kuasa atas ciptaan-Nya itu, bila menghendakisesuatu itu terjadi, maka dengan qodrat dan iradat-Nya sesuatu akan terjadi, tanpamenggunakansistemapapun. Akantetapi sebagai maha pendidik Allah rupanyamenghendaki bahwa segala sesuatu yang menyangkut kehidupan di alam ini berjalandalam suatu sistem dimana suatu proses kehidupan terjadi secara alami. Hal demikian28TerjemahShahihMuslimJilidI, PenerjemahMa'mur Daud, (Malaysia: Klang Book Centre,1995), Cet. 2, h. 235menjadi contoh bagi makhluk-Nya dalam usaha mengembangkan kehidupan secarawajardanmanusiawi ataualami sesuai dengangaris(khittah)ysngtelah diletakkanAllah sebagai dasarnya.Sebagai misal, mengapa Allah Yang Maha Kuasa tidak secara langsung sajamenjadikan makhluknya baik atau jahat, pandai atau bodoh,bahagia atau celaka, sehatatau sakit (jasmaniah atau rohaniah), tumbuh dan berkembang atau lemah dan punahsama sekali. Melainkan Allah menjadikannya melalui sistem dimana terjadi berbagaimacam proses yang pada dasarnya terletak pada suatu mekanisme sebab dan akibat.DanmengapaAllahperlumenciptakanplanet-planet dalamsuatusistem tatasuryayangberjalandi ataskhittahyangteraturdankonstandalampola keseimbangandan keserasian. Mengapa Allah menciptakan wadah dunia ini sebagai suatu sisteminstitusi dimana didalamnya umat manusia dididik untuk mampu mengembangkandirinyasertamampuberinteraksi daninteraksi denganduniasekitarnya bahkanbersahabat dengan dunia sekitar itu.Itu semua membuktikan betapa Tuhan ingin menunjukkan bahwa segalasesuatuyanghidupdi alamini tidakterjadi secarainsidental akantetapi harus melaluiproses dalamsuatu sistemyang bekerja secara mekanis yang dapat dicontoh dan ditiruoleh hamba-Nya, khususnya manusia di dunia ini.Bila manusia pandai-pandai mengikuti dan berjalan menurut sistem tersebutmaka segala ikhtiar manusia akan berakhir pada tujuan yang dicita-citakan; Sungguhbenar untuk direnungkan apa yang difirmankan Allah, bahwa :36 .Sesungguhnya di dalam kejadian lengit dan bumi terdapat tanda-tanda(kebesaranAllah) bagi orang-orangyangberakal. MerekaitumengingatAllah disaatberdiri dan duduk dan di waktu berbaring serta memikir-mikir tentang kejadian langitdan bumi (seraya) mengucapkan :wahai Tuhanku, kau tidak menciptakan inisemuadengan sia-sia, maha suci Kau maka jauhkanlahkami dari siksaan apineraka..(AliImran : 190-191)Allah Maha Pencipta dan Maha Kuasa atas segala-galanya, akan tetapi jugaMaha Pendidik terhadap hamba-hamba-Nya. Dia adalah .Rabbul A.lamin.Pendidik atassekalian alam ini. Para malaikat, para Rasul dan Nabi-nabi serta para Wali-wali sampaikepadaparaUlamadiciptakanoleh-Nyasebagai penyambungkalamIlahi dan sekaligussebagai pembantu Allah dalamproses mendidik manusia agar menjadi hamba yangberiman, bertakwa dan taat kepada perintah-Nya.29Dengan dasar pemikiran tersebut di atas yang perlu digaris bawahi adalah,bahwakeberhasilandalammendidikmanusiaakantercapai denganbaik sesuai tujuanyang dicita-citakan apabila manusia tersebut dididik sesuai dengan tuntunan Allah,karena Allah adalah Pendidik Alam Semesta (Rabbul A.lamin) dan Allah juga adalahPendidikmanusia(Rabbinnas). Sedangkanpararasul danparanabi, para wali, para29H.MArifin M.Ed.,Ilmu Pendidikan Islam; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis BerdasarkanPendekatan Interdisipliner, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), Cet. 5, h. 48-4937ulamadanparapendidiklainnyamerupakankhalifahAllahyangmenjadi mediatorterhadap pendidikan bagi hamba-Nya.Dari konsep rububiyah Allah terhadap alam semesta (termasuk manusia)itulahpendidikan Islamtersebutsebenarnyabersumber. Dengandemikian bagaimanakonsepdanprinsip-prinsipdasarpendidikanIslamyangsebenarnya(yang bersumberpada ajaran Islam yang sebenarnya) akan dapat dianalisis dan dikembangkan darigambarandanpenjelasantentangprosesrububiyahAllahterhadapalam semesta danmanusia tersebut.30 Di antara beberapa prinsip tersebut ialah :a. Prinsip menyeluruh (holistik atau ( )31Yaitu prinsip (asas) yang menempatkan semua jenis ciptaan Allah di alam initersusun dari bagian-bagian yang bermakna dalamsuatu keseluruhan. Segala yangmaujudini harus dilihat sebagai sistemkebulatanyangbermakna bagi manusia,sehingga tak ada bagian satupun dalam sistem ini dipandang tak bermakna atautidak diperlukan.Dengan berpegang pada asas ini, maka dalam dunia kependidikan diperlukansuatu model (pattern) sistem yang menyeluruh baik dalam pelembagaanpendidikan yang berjenjang dan bervariasi maupun dalampenerapan metodependidikan sehingga terlahirlah sistem .Satu untuk semuanya. (One for allsystem).Kemudian prinsip menyeluruh ini meliputi segala aktivitas biologis perorangandanmasyarakat. Hal itumeliputi segalahubunganmanusiadenganAllah yang30 H. Tadjab. Op. Cit., h. 1831H.M Arifin M.Ed., Op. Cit., h. 5138disebut ibadah (hablum minallah) dan hubungan manusia dengan makhluk lainnyayang disebut dengan muamalah (hablum minallah).b. Prinsip Kesatuan (Integritas)32Adalah suatu asas (prinsip) yang memandang bahwa segala yang diciptakan Allahdalam kehidupan alam ini baik makhluk manusia maupun tumbuh-tumbuhansenantiasa berada dalam suatu sistem integral di mana antara satu bagian denganbagian lain saling berhubungan yang bersifat menggerakkan dan salingmemperkokoh sebagai satu kesatuan hidup yang bermakna. Bagian-bagian yangbekerja secara mekanistis dalam fungsinya masing-masing itu tidak terlepas antarasatu dari yang lainnya, oleh karena apabila terlepas antara satu dari yang lain,kecuali akan menghilangkan makna, juga akan mengakibatkan sistem kehidupanalamiahnya kehilangan keseimbangannya.Dalampendidikan Islam, konsep ini dirujukkan kepada kodrat manusia sebagaimakhluk Allah yangmemiliki dimensi fisik danruhani yangkualitasnya sangatditentukan oleh adanya keseimbangan-keseimbangan. Keseimbangan manusiadapat dilihat pula dari peran yang seyogyanya dilakukan dalam kedudukannyasebagai .abd (hamba) Allah, pengabdi yang tunduk dan patuh pada ketentuan danperintah Allah, sekaligus sebagai khalifah (wakil) Allah yang memiliki kebebasandan tanggung jawab memakmurkan dan memberi manfaat kepada siapa pun dimukabumi. Keduaperanini mewujudkanmanusiayangsempurna(insan kamil)yang menjadi tujuan pendidikan.32Ibid., h. 5139c. Prinsip Perkembangan atau ( )33Yaitu prinsip (asas) yang menetapkan pandangan bahwa Allah dalam menciptakanalam dan isinya berproses melalui tahap demi tahap menuju ke arahkesempurnaanya, baik alam makro (alam raya) maupun alam mikro (alammanusia).Dalamsistemadministrasi kependidikan, misalnyadapat dibentuk suatu sistemkelembagaan kependidikan yang berjenjang dari tingkat pradasar, dasar,menengah dan perguruan tinggi, yang menggambarkan model dari prosesperkembangan kemampuan menusia setingkat demi setingkat, ke arah titiktertinggi kemampuan perkembangannya.Ketiga prinsip (asas) tersebut, akan lebih sempurna lagi bilamana ditambahdenganasaske-4, yaituasasPendidikansepanjanghayatatauLifeLong Educationsesuai dengan pandangan Islam yang dinyatakan oleh Nabi : .Tuntutlah ilmu sejak mulai di ayunan sampai liang lahad..Pernyataan ini sangat relevan dengan konsep al-Qur.an tentang keharusanmenuntut ilmudanmemperolehpendidikansepanjanghayat. Pendidikan seumur hidupinitentunya tidak terlaksana melalui jalur-jalur formal, tetapi juga informal dan nonformal. Atau dengan kata lain, pendidikan yang berlangsung seumur hidup menjaditanggung jawab bersama, keluarga, masyarakat dan pemerintah.33 Ibid., h. 5240Kesemua prinsip di atas adalah prinsip materi pendidikan (prinsippengajaran). Dalamarti padaprosespengajaranmateri-materi pendidikan agama, parapendidik harus berpegang pada prinsip-prinsip tersebut.C. Al-Qur.an sebagai Sumber Pendidikan AgamaSebagai aktivitas yang bergerak dalam bidang pendidikan pembinannkepribadian, tentunyapendidikanIslammemerlukanlandasankerjauntuk memberi arahbagi programnya. Sebab dengan adanya dasar juga berfungsi sebagai sumber semuaperaturan yang akan diciptakan sebagai pegangan langkah pelaksanaan dan sebagai jalurlangkah yang menentukan arah usaha tersebut.Drs. Ahmad D. Marimba dalam bukunya .Pengantar Filsafat PendidikanIslam. mengatakanbahwa: .Sumber kebenarandalamIslamadalahal-Qur.an. Inilahsumber nilai-nilai Islam yang tidak dapat diragukan lagi.Al-Qur.an secara harfiyah berasal dari fi.il madhi --, yangartinya : membaca (kitab). Dan al-Qur.an adalah masdarnya Secara istilah,Abdurrahman mengutip pendapat Dr. Subhi ash-Shalih, al-Qur'an adalah : bahwa Al-Qur.an adalah kalam yang mukjizat yang diturunkan kepada NabiSAW, yang tertulis di dalam mushaf-mushaf yang dinukilkan secara mutawatir dan41membacanya adalah ibadah. Pengertian yang demikian ini merupakan kesepakatandiantara ulama .ushul, fiqh dan ulama Arab.34Sedangkan Menurut Abdul Wahab Khalaf yang dikutip oleh AbdurrahmanMas'ud, Al-Qur.an adalah : kalam Allah yang diturunkan melalui Malaikat Jibril kepada hatiRasulullah Muhammad bin Abdillah dengan lafadz-lafadznya berbahasa Arab danmaknanya yang terang benar agar menjadi hujjah (dalil,bukti) bagiRasulullah karenaia adalahutusanAllahdanmenjadi Undang-undangbagi manusia agar merekamendapat petunjukAl-Qur.anyangdimulai denganSurat al-Fatihahdan diakhiridenganSuratan-Nas, yangsampai kepadakitasecaramutawatir.(AbdulWahabkhalaf, tth., : 23)Dari kedua pengertian al-Qur.an menurut kedua pakar tersebut, maka dapatdisimpulkanbahwapengertianAl-Qur.anadalahkalamataufirmanAllah SWT yangmukjizat yangditurunkanlengkapdenganredaksinyakepadaRasulullah MuhammadSAWuntukdisampaikanjugakepadamanusiaagar dijadikanhujjahdan petunjuk yangdiawali denganSurat Al-Fatihahdandiakhiri denganSurat An-Nas, yang sampai kepadakita secara mutawatir dan membacanya adalah ibadah.34Abdurrahman Mas.ud., Op. Cit., h. 3542Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur.an itu terdiri dari dua prinsip besar,yaituyangberhubungandenganmasalahkeimananyangdisebut dengan Aqidah danyangberhubungandenganamal yangdisebutSyariah. Istilah-istilahyang biasadigunakan dalam membicarakan ilmu tentang syariah ini ialah : (a) Ibadah untukperbuatan yang langsung berhubungan dengan Allah, (b) muamalah untuk perbuatanyang berhubungan selain dengan Allah, dan (c) akhlak untuk tindakan yang menyangkutetika dan budi pekerti dalam pergaulan.Pendidikan, karena termasuk ke dalam usaha atau tindakan untuk membentukmanusia, termasukkedalamruanglingkupmuamalah. Pendidikansangat penting karenaiaikutmenentukancorakdanbentukamal dankehidupanmanusia, baik pribadi maupunmasyarakat.35Sementara itu Dra. Zuhairini dkk., mengemukakan bahwa : .Dasarpelaksanaan pendidikan Islam terutama adalah Al-Quran dan Al-Hadits.. Hal tersebutberdasarkan Al-Qur.an surat Asy-Syura, ayat 52 yang menyebutkan : .( ( . ( ( ` ` ( ( . ' ` (.Dan kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur.an) dengan perintah kami.Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah al-Kitab(Al-Qur.an) dan tidak pula35ZakiahDarajat,. et. al. ,IlmuPendidikanIslam, (Jakarta, Bumi Aksara, 1991), h. 1843mengetahui apakah iman itu, tetapi kami menjadikan Al-Qur.an itu cahaya yang kamiberi petunjukdengansiapayangKami kehendaki diantarahamba-hamba Kami. Dansesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang benar..(Asy-Syura : 52)Dengan demikian jika sampai pada hari ini ada manusia yang tidakmenjadikan Al-Qur.an sebagai sumber pendidikan agamanya, maka itu adalah salahbesar. Karena Allah telah menurunkan Al-Qur.an sebagai cahaya dan petunjuk bagiumat manusia. Begitu pula Al-Qur.an sebagai kitab undang-undang, hujjah, danpetunjuk selayaknya kalau didalamnya mengandung banyak hal yang menyangkutsegenap kehidupan manusia. Sebagaimana firman Allah :` ` . ` ' ``..Dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad) Al-Kitab (Al-Qur.an) untukmenjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orangorangyang berserah diri. (QS. An-Nahl : 89)Untuk mendukung pendapatnya bahwa hadits juga sebagai dasar pelaksanaanpendidikanagama, Dra. Zuhairini dkk., mengutiphaditsyangdiambil dari Kitab IhyaUlumuddin karya Imam al-Ghazaly yang artinya adalah sebagai berikut :.Sesungguhnya orang mukmin yang paling dicintai oleh Allah ialah orangyangsenantiasategaktaat kepada-Nyadanmemberikannasihat kepada hamba-Nya,sempurna akal pikirannya, serta menasihati pula akan dirinya sendiri,menaruhperhatian serta mengamalkan ajaran-Nya selama hayatnya, maka beruntung danmemperoleh kemenangan ia. (Al-Ghazali, Ihya. Ulumuddin hal. 90).44Dari ayat Al-Qur.an dan Hadits Nabi diatas dapat diambil titik relevansinyadengan atau sebagai dasar pendidikan agama, mengingat :1. bahwa al-Quran diturunkan kepada umat manusia untuk memberipetunjuk ke arah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk kearah jalan yang diridhoi Allah SWT2. Menurut Hadits Nabi, bahwa diantara sifat orang mukmin ialah salingmenasihati untuk mengamalkanajaranAllah, yangdapat diformulasikan sebagai usahaatau dalam bentuk pendidikan Islam.3. Al-Qur.an dan Hadits tersebut menerangkan bahwa Nabi adalah benarbenarpemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, sehingga beliau memerintahkan kepadaumatnyaagarsalingmemberi petunjuk, memberi bimbingan, penyuluhan, danpendidikan Islam.36Sebagai bukti bahwa Al-Qur.an adalah sumber pendidikan agama terlihatdari lingkupmaupunurutanketigamateri pokokpendidikanagamayang telahdisinggungsebelumnyasebenarnya telahdicontohkan olehLuqmanketika mendidikputeranya sebagaimana digambarkan dalam Al-Qur.an surat Luqman ayat 13 . 19 yangakan penulis bahas berikut ini.36 Zuhairini, .et . al, Op. Cit., h. 1534545BAB IIITAFSIR SURAT LUQMAN AYAT 12 . 19 DAN HUBUNGANNYADENGAN MATERI PENDIDIKAN AGAMAA. Teks Ayat dan Terjemahnya ' ( ( ' ` ` ( `( ` ` ` . ` ` . ( i ( ` ( ` . ( ` ` ' `. ( . ` ( . ` ( . ( 46 ( . ( ` ( ` ` ( . ( 'Artinya :.Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu :.Bersyukurlah kepada Allah, Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah),makasesungguhnyaiabersyukuruntukdirinyasendiri, danbarangsiapa yang tidakbersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji..Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya di waktu ia memberipelajaran kepadanya : .Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,sesungguhnyamempersekutukan(Allah)ituadalahbenar-benar kezaliman yangbesar..Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua ibubapaknya, ibunya telah mengandungnya dalamkeadaan lemah yang bertambahtambah,dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersukurlah kepada-Ku dankepada kedua ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatuyang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikutikeduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orangyang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakankepada mu apa yang telah kamu kerjakan.(Luqman berkata): .Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan)ebesarbiji sawi danberadadalambatuataulangit ataudi dalambumi,niscayaAllah akan mendatangkannya (membalasnya). Sesungguhya Allah Maha Halus lagiMaha Mengetahui.47Hai Anakku, dirikanlahshalat dansuruhlah(manusia) mengerjakanyang baikdan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apayangmenimpakamu. Sesungguhnyayangdemikianitutermasukhal-halyangdiwajibkan (oleh Allah)Danjanganlahkamumemalingkanmukadari manusia(karenasombong)danjanganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah itutidak menyukai orang-orangyangsombonglagi membangga-banggakan diri.Dan sederhanakanlah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.Sesungguhnya seburuk-buruknya suara ialah suara keledai.. (QS. Luqman : 12 .19)B. Sekilas Tentang Sosok Luqman al-Hakim Sebagai Tokoh Pendidikan AgamaLuqman yang disebut oleh surah ini adalah seorang tokoh yangdiperselisihkan identitasnya. Orang Arab mengenal dua tokoh yang bernamaLuqman. Pertama,LuqmanIbn.Ad.Tokohini merekaagungkankarena wibawa,kepemimpinan, ilmu,kefasihan dan kepandaiannya. Ia kerap kalidijadikan sebagaipemisalan dan perumpamaan. Tokoh kedua adalah Luqman al-Hakim yang terkenaldengan kata-kata bijak dan perumpamaan-perumpamannya. Agaknya dialah yangdimaksud oleh surat ini.1 Dalam tafsir Ibnu Katsir bahkan disebutkan nama lengkap1M. QuraishShihab,Tafsir al-Misbah; Pesan, KesandanKeserasianAl-Qur.an, (Jakarta :Lentera Hati, 2002), h. 12548Luqman adalah Luqman bin Anqa' bin Sadun menurut kisah yang dikemukakan olehAs-Suhaili.2Al-Baghdadi mengemukakan bahwa Luqman bukan dari kalangan Arab,tetapi seorang .ajami, yaitu anak Ba.ura dari keturunan Azar (orang tua NabiIbrahim), anak saudara perempuan Nabi Ayyub, atau anak bibi nabi Ayyub. Banyakperbedaan pendapat tentang asal-usul Luqman tersebut. Ada yang mengatakanbahwa ia seorang bangsa Negro Sudan, Mesir Hulu atau Habsyi yang warna kulitnyaitam, hidup selama seribi tahun dan berjumpa dengan Nabi Dawud sehingga NabiDawudbanyakmenimbailmudarinya. Adayangberpendapat bahwadia seorangNabi, danadapulayangmembantahpendapat itudenganmengatakan bahwa diahanyalah seorang ahli hikmah.3Para ulama salaf pun berikhtilaf mengenai Luqman apakah dia seorang Nabiatau hamba Allah yang shaleh tanpa menerima kenabian. Mengenai hal ini ada 2pendapat. Mayoritas ulamaberpendapat bahwadiaadalahhambaAllah yang shalehtanpamenerimakenabian. Menurut IbnuAbbas, Luqmanadalahseorang hambaberkebangsaanHabsyi yangberprofesi sebagai tukangkayu. Sementara Jabir binAbdillah mengidentifikasi Luqman sebagai orang bertubuh pendek dan berhidungpesek. SedangkanSaid bin Musayyab mengatakan bahwa Luqman berasal dari kota2M. NasibAr-Rifai, Kemudahandari Allah; Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, (Jakarta: Gema InsaniPress, 1999)Cet. , 7893 Al-Baghdadi sebagaimana dikutip oleh Armai Arief dalam bukunya Reformulasi PendidikanIslam, (Jakarta : CRSD Press, 2005), Cet. 1, h. 18249Sudan, memiliki kekuatan, dan mendapat hikmah dari Allah, namun dia tidakmenerima kenabian.4Tentang pekerjaannya juga diperselisihkan, ada yang mengatakan sebagaiqadhi kaum Bani Israil, ada yang mengatakan sebagai tukang jahit, ada yangmengatakan sebagai penggembala ternak, atau sebagi tukang kayu. Namun semua itutidak penting, dan mungkin saja kesemua pekerjaan itu pernah dilakukannya,mengingat usianya yang mencapai 1000 tahun.Menurut Al-Baghdadi dalam kitabnya Ruh Ma.ani fi Tafsir al-Qur.an al-.Azim wa al-sab.u al-Maatsani dan menurut Al-Zuhaili dalam Tafsir al-Munir fial-.Aqidah wa al- Syariah wa al-Manhaj-nya Luqman juga mempunyai seorang anakyangjuga diperselisihkanoleh para ulama.Adayang mengatakan Tsaran, Masykam,An.am, Asykam dan atau Matan. Anak dan isterinya pada mulanya kafir. Tapi iaselalu berusaha memberi pendidikan dan pengajaran kepada anak dan isterinyasampai keduanya beriman dan menerima ajaran tauhid yang diajarkan Luqman.5Dan Menurut Hamka dalam Tafsir al-Azhar menegaskan bahwa di dalammencari intisari al-Qur.an tidaklah penting bagi kita mengetahui dari mana asal-usulLuqman. Al-Qur.an pun tidaklah menonjolkan asal-usul. Yang penting adalah dasardasarhikmah yang diwasiatkannya kepada puteranya yang mendapat kemuliandemikian tinggi. Sampai dicatat menjadi ayat-ayat dari Al-Qur.an, disebutkan4M. NasibAr-Rifai,Kemudahandari Allah; RingkasanTafsirIbnuKatsir, (Jakarta : GemaInsani Press, 1999), Cet. 15Lihat Al Baghdadi dalam kitabnya Ruh Ma.ani fi Tafsir al-Qur.an al-.Azim wa al-sab.u al-Maatsani Juz XIdanAl-Zuhaili dalamTafsir al-Munir fi al-.Aqidahwaal- Syariah wa al-Manhaj, JuzXXI, sebagaimana dikutipolehArmai Arief. DalambukunyaReformulasiPendidikan Islam halaman 18350namanya 2 kali, yaitu pada ayat 12 dan 13 dalam surat 31, yang diberi nama dengannamanya ; Luqman.6Penulis memegang pendapat yang mengatakan bahwa Luqman adalahseorangahli hikmah, bukanseorangNabi, karenayangdiajarkankepada anaknyabukanlah wahyu, melainkan hikmah yang telah dianugerahkan Allah dan hal inisesuai dengan Hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a : .Dari Ibnu Abbas r.a berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda :.LuqmanbukanlahseorangNabi, tapi beliauadalahseoranghambayang banyakberfikir secara bersih dan penuh keyakinan sehingga ia mencintai Allah dan Allahpun mencintainya, maka dilimpahkan kepadanya Al-Hikmah.. (H.R. Al-Qurthuby)Jelaslah bahwa Luqman adalah seorang ahli hikmah, kata-katanya merupakanpelajaran dan nasehat, diamnya adalah berpikir, dan isyarat-isyaratnya merupakanperingatan. Dia bukan seorang Nabi melainkan seorang yang bijaksana, yang Allahtelahmemberikankebijaksanaandi dalamlisandanhatinya, dimanaia berbicara danmengajarkan kebijaksanaan itu kepada manusia. Dalamal-Qur.an pun diungkapkanbahwa dia dianugerahi berupa .hikmah. oleh Allah SWT. Banyak perkataannyayangmengandunghikmah, sebagaimana dapat dilihat perkataannya itu ketika ia6 Dr. Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz XXI, (Jakarta : Pustaka Panji Mas, 1988), Cet. , h. 11451berkata kepada anak laki-lakinya. Tafsir al-Maraghi mengemukakan empatperkataan Luqman tersebut antara lain :1. Hai anakku, sesungguhnya dunia itu adalah laut yang dalam, dansesungguhnya telah banyak manusia yang tenggelam ke dalamnya. Makajadikanlah perahumu di dunia ini bertaqwa kepada Allah SWT, muatannyaiman dan layarnya bertawakkal kepada Allah. Barangkali saja kamu dapatselamat (tidak tenggelam ke dalamnya), akan tetapi aku yakin kamu akanselamat.2. Barang siapa yang dapat menasehati dirinya sendiri, niscaya ia akanmendapat pemeliharaan dari Allah. Dan barang siapa yang dapatmenyadarkan orang-orang lain akan dirinya sendiri, niscaya Allah akanmenambah kemuliaan baginya karena hal tersebut. Hina dalam rangka taatkepasa Allah lebih baik daripada membanggakan diri dalam kemaksiatan.3. Hai anakku, janganlah kamu bersikap terlalu manis, karena engkau pastiditelan, dan jangan kamu bersikap terlalu pahit karena engkau pasti akandimuntahkan4. Hai anakku, jika kamu hendak menjadikan seseorang sebagai teman(saudaramu), maka butalah dia marah kepadamu sebelum itu, maka apabila iabersikap pemaaf terhadap dirimu di kala marah, maka persaudarakanlah ia.Dan apabila ia tidak mau memaafkanmu maka hati-hatilah terhadap dirinya.7Banyak sekali perkataan Luqman yang dimuat sumber-sumber lain yangsangat berpengaruh, perkataannya itu antara lain :7Al-Maraghi, Op. Cit., h. 146521. Jika kamu sedang shalat, maka jagalah hatimu, jika kamu sedang makan,maka jagalah tenggorokanmu, jika kamu di rumah orang lain, maka jagalahpandanganmu, dan jika kamu berada diantara manusia, maka jagalahlisanmu.2. Ingatlahduahal danlupakanlahduahal ; adapunduahal yangperlu kamuingat adalah Allah dan kematian, sedangkan dua hal yang perlu kamulupakan adalah kebaikanmu kepada orang lain dan kejelekan orang lainterhadapmu.83. Jika sejak kanak-kanak kamu didik dirimu, maka masa dewasa kelak kamuakan memperoleh manfaatnya.4. Jauhilah kemalasan, gunakanlah sebagian umrmu untuk pendidikan danjanganlah berdiskusi dan berdebat dengan orang-orang yang keras kepala.5. Janganlah mendebat fuqaha. Janganlah berkawam dengan orang fasik.Janganlah orang fasik kamu jadikan sahabat. Janganlah duduk bersamaorang-orang yang tertuduh.6. Takutlah hanya kepada Allah dan berharaplah hanya kepada-Nya. Jadikanlahtakut dan harapmu kepada Alllah dalam hatimu adalah skesatuan.7. Janganlahkamubersandar dancintakepadadunia. Pandanglahdunia sebagaisebuah jembatan.8. Ketahuilah bahwa pada hari kiamat, mereka akan bertanya kepada mutentang empat hal, 1. Masa mudamu. Dengan cara apa kamu melewatinya? 2.Umurmu, dengan kegiatan apa kamu menghabiskannya? 3. 4. Hartabendamu. Dari mana kamu memperolehnya ? Dimanakah kamu belanjakan ?9. Janganlah memandangi apa yang ada di tangan orang (milik orang lain) danbersikaplah dengan akhlak yang baik terhadap semua orang.10. Janganlah banyak bermusyawarah dengan orang-orang seperjalanan (sesamamusafir), bagikan bekal perjalananmu kepada mereka.8 M. Ali Ash-Shabuny, Cahaya al-Qur.an, (Jakarta : Pustaka al-Kautsar, 2002), Cet., h. 3885311. Jika mereka mengajakmu bermusyawarah, beritahukanlah rasa kasihmudengan tulus kepada mereka. Bantulah mereka jika mereka memohonbantuan dan pinjaman kepadamu. Dengarkanlah perkataan orang yangusianya lebih tua darimu.12. Kerjakanlahshalat di awal waktudantunaikanlahshalat berjamaah walauberada dalam kondisi tersulit.913.Wahai ananda, butirkatayangberisihikmahdapat menjadikanorang miskindimuliakan seperti raja.14. Wahai ananda, sering-seringlah menghadiri jenazah dan kurangilahmenghadiri kenduri, karena orang yang sering menghadiri jenazah akanmengingatkannya kepada kehidupan akhirat, sementara orang yang seringmenghadiri kenduri akan menumbuhkan cintanya yang berlebihan terhadapdunia yang fana ini.1015. Jangan direpotkan dunia, kecuali sekedar untuk memenuhi sisa umurmu.16. Sembahlah Tuhanmu menurut keperluanmu kepada-Nya17. Beramallah untuk akhirat sesuai kehendakmu untuk tinggal di sana.18. Berusahalahmenghindarkandirimu dari bakaranapi nerakaselama engkaubelum yakin akan selamat darinya.19. Sesuaikan keberanianmu dalam berbuat durhaka dengan kemampuankesabaranmu menerima azab (siksa) Allah.20.Jika engkau mendurhakai Allah, maka carilah tempat sehingga engkau tidakdilihat oleh Allah dan Malaikat-Nya.21. Hai anakku, sesungguhnyaemas itu dicoba dengan api, Dan hamba yangshaleh iti dicoba dengan bencana. Maka apabila Allah mengasihani suatukaum, niscaya dicoba-Nya mereka. Siapa yang rela, niscaya Allah pun rela.Dan siapa yang marah, niscaya Allah pun marah.9 Mohsen Qaraati, Seri Tafsir Untuk Anak Muda ; Surah Luqman, (Jakarta : al-Huda, 2005), Cet ,h. 39-4110Armai Arief., Op. Cit., h. 1835422. Hai anakku, juallah duniamu dengan akhiratmu, niscaya engkau akanberuntung dari keduanya! Dan janganlah engkau jual akhiratmu denganduniamu, niscaya engkau akan merugi dari keduanya !23. Hai anakku, tiga perkara kebaikan pada manusia, yaitu ; 1. bermusyawarahkepada orang yang memberi nasehat, 2. bermuka manis dan lemah lembutkepada musuh dan orang yang dengki, 3. menyatakan kasih kepada semuaorang.24.Haianakku, Orang yang tertipu adalah orang yang berpegang dengan tigaperkara, yaitu ; 1. orang-orang yang membenarkan terhadap sesuatu yangtidak dilihatnya, 2. orang yang suka kepada orang yang tidak mempercayaidirinya, 3. orang-orang yang tamak terhadapapa yang tidak diperoleh dirinyasendiri.25. Hai anakku, Takutlah kalian kepada sifat dengki, sifat dengki itu akanmembinasakan agama, melemahkan kemauan dan sesudahnya adalahpenyesalan.26. Seorang mukmin yang memperhatikan akibat, niscaya aman daripenyesalan.11Demikianbanyaknyakata-katahikmahyangdiucapkanolehLuqman, dan kata-katatersebutpenuhdenganajaran-ajaranagama, terutamakata-katanyayang terdapat11MahyuddinIbrahim,Nasehat 125UlamaBesar, (Jakarta: Darul Ulum, 1993), Cet. IV, h. 231-23555dalam al-Qur.an surat Luqman ayat 12 . 19 yang akan penulis bahas pada pasal-pasalselanjutnya dalam skripsi ini.Tafsir Surat Luqman Ayat 12 - 19Ayat 12Dalam Tafsir Misbah mengutip pendapat Ibn .Asyur disebutkan bahwa : Katadan pada awal ayat 12, itu berhubungan dengan ayat 6 sebelumnya, yaitu, .Dandiantara manusia ada yang membeli ucapan yang melengahkan.. Ia berfungsimenghubungkan kisah an-Nadhr bin al-Harits itu dan kisah Luqman di sini, atasdasar persamaan keduanya dalam daya tarikkeajaiban dan keanehannya. Yangpertama keanehan dalamkesesatan, dan yang kedua dalamperolehan dalam hidayahdan hikmah.12Pangkal ayat ini memberi indikasi bahwa Allah SWT menganugerahi hikmahkepada Luqman, sehingga Luqman bebas dari bahaya kesesatan yang nyata.Terdapat beberapa penafsiran tentangmaksudhikmahtersebut, seperti kemampuanberpikir, pemahaman yang sempurna dan kesederhanaan. Ada yang memberi maknadengan akal pikiran, faham, ucapan yang benar, mengetahui segala hal danmelaksanakan kebaikan, sehingga sesuai diantara amal dan ilmu yang dimiliki.Inilah hikmah atau karunia yang telah diperoleh Luqman, sehingga ia mampumengerjakan sesuatu amal dengan tuntutan ilmunya sendiri.1312Quraish Shihab, Op. Cit., h. 12113Armai Arief, Op. Cit., h. 19156Imam Ja.far Shadiq as berkata, .Luqman tidak memperoleh hikmah lantaranharta, ketampanan dan keluarga, tetapi dia adalah seorang yang bertaqwa, jenius,pemaludanpenyayang. Jikaduaorangsalingberseterudanbermusuhan, makaLuqman selalu menemukan jalan keluar bagi mereka. Luqman banyak berdiskusidengan kaumberilmu. Luqman orang yang berperang melawan hawa nafsunya.Keilmuwan Luqman sangatlah luas. Ia hidup sezaman dengan Nabi Ayyub.Meskipun Allah SWT tidak menurunkan kitabsamawi kepadanya, tetapi Luqmanmendapatkansesuatuyangsebandingdengankitabsamawi, yaituAllah mengajarkanhikmah kepadanya.14Hikmah dalam al-Qur.an ialah pengetahuan yang disertai dengan berbagairahasia dan manfaat hukum, sehingga dapat mendorong seseorang untukmengamalkan sesuaipetunjuk. Selanjutnya Ibnu Umar mengatakan bahwa Al-Qur.an adalah kumpulah hikmah.15Quraish Shihab dalam tafsir Misbahnya mengatakan bahwa para ulamamengajukananekaketerangantentangmaknahikmah. Antaralainyang dikutip daripendapat al-Biqa.i bahwahikmahberarti.Mengetahui yangpalingutama darisegala sesuatu, baik pengetahuan, maupun perbuatan..Ia adalah ilmu amaliah danamal ilmiah. Ia adalah ilmu yang didukung oleh amal, dan amal yang tepat didukungoleh ilmu..16 Seorang yang ahlidalam melakukan sesuatu dinamaihakim, Hikmahjugadiartikansebagai sesuatuyangbiladigunakan/ diperhatikanakan menghalangi14Mohsen Qaraati, Op. Cit., h. 3815Drs. Hadi Mutamam,Hikmah dalamal-Qur.an, (Yogyakarta : Madani Pustaka Hikmah, 2001),Cet. 1, h. 4416Quraish Shihab, Op. Cit., h. 12157terjadinya mudharat atau kesulitan yang lebih besar dan atau mendatangkankemaslahatan dan kemudahan yang lebih besar. Makna ini ditarik dari kata hakamah,yang berarti kendali. Karena kendali menghalangi hewan/kendaraan mengarah kearah yang tidak diinginkan atau menjadi liar. Memilih perbuatan yang terbaik dansesuai adalah perwujudan dari hikmah. Memillih yang terbaik dan sesuai dari dua halyang buruk pun, dinamaihikmahdan pelakunya dinamaihakim (bijaksana).17Quraish Shihab mengatakan bahwa Imam al-Ghazali memahami kata hikmahdalamarti pengetahuantentangsesuatuyangpalingutama. ilmuyang paling utamadan wujud yang paling agung . yakni Allah SWT. Jika demikian menurut al-Ghazali, Allah adalah Hakim yang sebenarnya. Karena Dia-lah yang mengetahuiilmuyangpalingabadi. Zatsertasifat-nyatidaktergambardalambenak, tidak jugamengalami perubahan. Hanya Dia juga yang mengetahui wujud yang paling mulia,karena hanya Dia yang mengenal hakikat, zat, sifat dan perbuatan-Nya. Jika Allahtelah menganugerahkan hikmah kepada seseorang, maka yang dianugerahi telahmemperoleh kebaikan yang banyak. sebagaimana firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 269 : ( .. f ..Dan barang siapa yang diberi hikmah, sungguh telah diberi kebajikanyang banyak...( al-Baqarah ayat 269 )17Quraish Shihab, Op. Cit., h. 12158Firman-Nya : ( ) an usykur lillah adalah hikmah itu sendiri yangdianugerahkan kepada Luqman. Kata syukur terambil dari kata syakara yangmaknanya berkisar antara lain pada pujian atas kebaikan, serta penuhnya sesuatu.Syukur didefinisikan oleh sementara ulama dengan memfungsikan anugerah yangditerima sesuai dengan tujuan penganugerahannya. Ia adalah menggunakan nikmatsebagaimana yang dikehendaki oleh penganugerahnya, sehingga penggunaannya itumengarah sekaligus menunjuk penganugerah.18Menurut Sayyid Quthub dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur.an menyebutkan artihikmah yaitu kelapangan dan kelurusan tujuan, menempatkan segala sesuatu padaproporsinya dengan penuh kesadaran dan pengertian. Orang yang dianugerahihikmah telah dianugerahi kesederhanaan dan kelurusan. Karena itu, ia tidak berbuatjahat dan tidak melampaui batas. Ia telah diberi pengetahuan tentang sebab-sebabdan tujuan, karenanya ia tidak tersesat di dalam mengukur dan menentukan urusan.Ia juga telah diberi pandangan batin yang cemerlang dan membimbingnya kepadakemaslahatan yang tepat baik berupa gerakan maupun perbuatan.19Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Misbahnya, Ia mengatakan bahwaSayyidQuthubmenulis: .Hikmah, kandungandankonsekuensinyaadalah syukur,karena dengan bersyukur seperti dikemukakan diatas, seseorang mengenal Allah danmengenal anugerah-Nya. Denganmengenal Allahseseorangakankagum dan patuhkepada-Nya, dandenganmengenal danmengetahui fungsi anugerah-Nya, seseorangakan memiliki pengetahuan yang benar, lalu atas dorongan kesyukuran itu, ia akan18Ibid., h. 12219Sayyid Quthub,Tafsir Fi Zhilalil Qur.an; di bawah Naungan al-Qur.an, jilid 9, (Jakarta :Gema Insani Press, 2004), Cet. 1, h. 36759melakukan amal yang sesuai dengan pengetahuannya, sehingga amal yang lahiradalah amal yang tepat pula.20Hamka pun mengutip pendapat Ar-razi yangmenerangkan dalamtafsirnya bahwa hikmah itu ialah .sesuai diantara perbuatandengan pengetahuan..21Selanjutnya disebutkan : ( ) Dan barang siapabersyukur kepadaAllah, makasesungguhnyamanfaat dari syukurnyaitu kembalikepada dirinya sendiri. Karena sesungguhnya Allah akan melimpahkan kepadanyapahalayangberlimpahsebagai balasandari-Nyadanakanmenambahkan nikmatkepadanya. Seperti firman Allah dalam ayat lainnya : . f i..Barang siapa yang mensyukuri nikmat-Ku, maka akan kutambahkan danbarang siapa yang ingkar maka sesungguhnya azab-Ku itu amat pedih.. (QS.Ibrahim : 7)Dengan demikian atas rasa syukurnya itu, Allah kelak akanmenyelamatkannyadari azab, sebagaimanatelahdiungkapkandi dalam ayat lain :` ` ( ..Dan barang siapa yang beramal shaleh, maka untuk diri merekasendirilah, mereka menyiapkan (tempat yangmenyenangkan).. (QS. Ar-Ruum : 44)20Quraish Shihab, Op. Cit., h. 122-12321Hamka, Op. Cit., h. 12760Lanjutan redaksi ayat 12 surat Luqman ( )mengandung pengertian Dan barang siapa yang kafir kepada nikmat-nikmat Allahyangtelahdiberikankepadanya, makadiasendirilahyangmenanggung akibat burukkekafirannya itu, karena sesungguhnya Allah akan menyiksa dia karenakekafirannya terhadap nikmat-nikmat-Nya itu. Dan Allah Maha Kaya dari rasasyukurnya, karenakesyukurannyaitutidakakanmenambahkanapa-apa bagikekuasaan-Nya, sebagaimana kekafirannya pun tidak akan mengurangi apa-apa bagikerajaan-Nya. Dan Dia-lah Yang Maha terpuji dalam segala suasana, apakah hambakafir atau bersyukur.22Menurut Quraish Shihab, Ia menjelaskan bahwa Kata ( )Ghaniyyun/Maha Kaya terambildariakar kata yang terdiridarihuruf-huruf ( )ghain, ( )nun dan ( )ya yang maknanya berkisar pada dua hal, yaitukecukupan, baik yang menyangkut harta maupun selainnya. Dan yang kedua adalahsuara. Ia mengatakan dalam tafsirnya bahwa Menurut Imam al-Ghazali, Allah yangbersifatGhaniyyadalah .Dia yang tidak mempunyai hubungan dengan selain-Nya,tidak dalam Zat-Nya tidak pula dalam sifat-Nya, bahkan Dia Maha Suci dalamsegala macamhubungan ketergantungan..Yang sebenar-benarnya .kaya. adalahyang tidak butuh kepada sesuatu. Allah menyatakan dirinya dalam dua ayat yaknisurat al-Imran ayat 97 dan surat al-Ankabut ayat 29 bahwa .Dia tidak butuh kepadaseluruh alam raya.. Sedangkan manusia betapapun kayanya, maka dia tetap butuh,22Al-Maraghi, Op. Cit., h. 14761paling tidak kebutuhan kepada yang memberinya kekayaan. Dan yang memberikekayaan adalah Allah SWT.Kata ( ) Hamid/Maha terpuji, terambil dari akar kata yang terdiri darihuruf-huruf ( )ha.( )mim dan ( )dal, yang maknanya adalah antonim tercela.Kata hamd/pujian digunakan untuk memuji yang Anda peroleh maupun yangdiperoleh selain Anda. Berbeda dengan kata syukur yang digunakan dalam konteksnikmat yang Anda peroleh saja. Jika demikian, saat Anda berkata AllahHamid/Maha Terpuji, maka ini adalah pujian kepada-Nya, baik Anda menerimanikmat, maupun orang lain yang menerimanya. Sedang bila Anda mensyukuri-Nya,makaitukarenaAndamerasakanadanyaanugerahyangAndaperoleh. Demikianpenjelasan Quraish Shihab dalam Tafsir Misbahnya. Oleh karena itu menurutnya adatiga unsur perbuatan yang harus dipenuhi oleh pelaku agar apa yang dilakukannyadapatterpuji.Pertama, perbuatannyaindah/baik.Kedua, dilakukansecara sadar, danketiga, tidak atas dasar terpaksa/dipaksaKata Ghaniyy yang merupakan sifat Allah pada umumnya . di dalam al-Qur.andirangkaikan dengan kataHamid.Ini untukmengisyaratkanbahwa bukansaja pada sifat-Nya yang terpuji, tetapi juga jenis dan kadar bantuan/anugerahkekayaan-Nya. Itu pun terpuji karena tepatnya anugerah itu dengan kemaslahatanyangdiberi. Di sisi lain, pujianyangdisampaikanolehsiapapun, tidak dibutuhkan-Nya, karena Dia Maha Kaya, tidak membutuhkan suatu apapun.23Ayat 1323Ibid., h. 123-12462Setelah ayat 12 yang menguraikan hikmah yang dianugerahkan kepadaLuqman yang intinya adalah kesyukuran kepada Allah, dan yang tercermin padapengenalan terhadap-Nya dan anugerah-Nya, kini melalui ayat 13 dilukiskanpengamalan hikmah itu oleh Luqman, serta pelestariannya kepada anaknya. ( Ini pun mencerminkan kesyukuran beliau atas anugerah itu. KepadaNabi MuhammadSAWatausiapasaja, diperintahkanuntukmerenungkan anugerahAllah kepada Luqman itu dan mengingat serta mengingatkan orang lain.24 Karena iturefleksi dari rasa syukur Luqman tersebut ialah mendidik anaknya denganmenyuruhnya bertauhid kepada Allah dan melarangnya mempersekutukan-Nyakarena sesuangguhnya itu benar-benar kezaliman yang besar dan termasuk dosabesar pula.Kata ( ) bunayya adalah patron yang menggambarkan kemungilan.Asalnya adalah ( )ibny, dari kata ( )ibnyakni anak lelaki. Pemungilantersebut mengisyaratkan kasih sayang. Darisinikita dapat berkata bahwa ayat diatasmemberi isyarat bahwa mendidik hendaknya didasari oleh rasa kasih sayangterhadap peserta didik.Kata ( ) ya.izhuhu terambil dari kata ( ) wa.zh yaitu nasihatmenyangkut berbagai kebajikan dengan cara yang menyentuh hati. Ada juga yangmengartikannya sebagai ucapan yang mengandung peringatan dan ancaman.Penyebutankataini sesudahkatadiaberkatauntukmemberi gambaran tentangbagaimana perkataan itu beliau sampaikan, yakni tidak membentak, tetapi penuh24Ibid., h. 12563kasih sayang sebagaimana dipahami dari panggilan mesranya kepada anak. Kata inijugamengisyaratkanbahwanasihat itudilakukannyadari saat kesaat, sebagaimanadari bentuk kata kerja masa kini dan datang pada kata ( ) ya.izhuhu.Luqman memulai nasihatnya dengan menekankan perlunya menghindarisyirik/mempersekutukan Allah. ( . Larangan ini sekaligus mengandungpengajarantentangwujuddankeesaanTuhan. Bahwaredaksi pesannya berbentuklarangan, jangan mempersekutukan Allah untuk menekan perlunya meninggalkansesuatu yang buruk sebelummelaksanakan yang baik. Seperti bunyi ungkapan : .At-Takhliyahmuqaddamun.alaat-Tahliyah.(menyingkirkankeburukanlebih utamadaripada menyandang perhiasan).25Luqman menjelaskan kepada anaknya bahwa perbuatan syirik itu merupakankezaliman yang besar. ( . Pernyataan Luqman tentang hakikatini diperkuat dengandua tekananYangpertamadenganmengawalinya denganlarangan berbuat syirik dan alasannya. Dan, yang kedua dengan huruf inna.(sesungguhnya) dan hurufla (benar-benar).26 Syirik dinamakan perbuatan yangzalim, karenaperbuatansyirikituberarti meletakkansesuatubukanpada tempatnya.Daniadikatakandosabesar, karenaperbuatanituberarti menyamakan kedudukanTuhanyanghanyadari Dia-lahsegalanikmat. YaituAllahSWTdengan sesuatuyang tidak memiliki nikmat apapun, yaitu berhala-hala.25Ibid., h. 12726Sayyid Quthub, Op. Cit., h. 17364Adapun Imam Bukhari telah meriwayatkan sebuah Hadits yang bersumberdari Ibnu Mas.ud. Ibnu Mas.ud telah menceritakan, bahwa ketika turun ayat 82 darisurat al-An.am yang berbunyi : ( ` ` ( . (.Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman merekadengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan.Mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.. (QS. Al-An.am : 82)Maka hal itu dirasakan sangat berat oleh para sahabat, mereka datangmenghadapRasulullahSAWserayaberkata: Wahai Rasulullah, .Siapakah diantarakita yang tidak mencampuradukkan imannya dengan perbuatan zalim (dosa)?. MakaRasulullahSAWmenjawab, .Sesungguhnya pengertianzalimitu tidaklah demikian,Tidakkah kalian pernah mendengar perkataan Luqman, yakni wasiat LuqmanulHakim kepada anaknya yakni ayat ke 13 yang berbunyi : ` `Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukanlah Allah. Sesungguhnyamempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar..2727 Al-Maraghi, Op. Cit., h. 15365Dengan demikian pengertian zalim bu