Aspek Hukum Tindakan Karantina Pertanian Di Indonesia

11
ASPEK HUKUM TINDAKAN KARANTINA PERTANIAN DI INDONESIA

Transcript of Aspek Hukum Tindakan Karantina Pertanian Di Indonesia

Page 1: Aspek Hukum Tindakan Karantina Pertanian Di Indonesia

ASPEK HUKUM

TINDAKAN KARANTINA PERTANIAN

DI INDONESIA

Page 2: Aspek Hukum Tindakan Karantina Pertanian Di Indonesia

I. Latar Belakang

Tanah Air Indonesia sebgai karunia Tuhan YME kayaakan sumber daya alam hayati berupa aneka ragamjenis hewan, ikan dan tumbuhan merupakan modaldasar pembangunan nasional yang sangat pentingdalam rangka peningkatantaraf hidup, kemakmuranserta kesejahteraan rakyat.Upaya mencegah masuk dan keluarnya ke dan dariwilayah RI, serta tersebarnya dari suatu area ke aralain di dalam wilayah negara RI hama penyakit hewankarantina (HPHK), hama dan penyakit ikan karantina(HPIK), dan organisme pengganggu tumbuhankarantina (OPTK) yang memiliki potensi merusakkelestarian sumber daya alam hayati, dilakukantindakan karantina.

Page 3: Aspek Hukum Tindakan Karantina Pertanian Di Indonesia

II. Pemetaan Kewenangan Pemerintah

1. Kewenangan dalam bidang Politik Luar Negeri, Pertahanan dan Keamanan, Peradilan, Moneter dan Fiskal, Agama, serta kewenangan bidang lain.(Pasal 10 ayat (3) UU No. 32 Tahun 2004 dan Pasal 2 ayat (1) PP No. 25 Tahun 2000)

2. Kewenangan bidang lain meliputi kebijakan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara, pembinaan dan pemberdayaan SDM, pendayagunaan SDA serta teknologi yang strategis, konservasi dan standardisasi nasional.(Pasal 10 ayat (5) UU No. 32 Tahun 2004 dan Pasal 2 ayat(2) PP No. 25 Tahun 2000)

3. Kewenangan bidang lain meliputi pengaturan eksport import, dan pelaksanaan perkarantinaan(Pasal 2 ayat (4) huruf k PP No. 25 Tahun 2000)

Page 4: Aspek Hukum Tindakan Karantina Pertanian Di Indonesia

4. Pelaksanaan kegiatan di pelabuhan umum terdiri dari instansi pemerintah, penyelenggara pelabuhan dan badan hukum Indonesia yang memberikan pelayanan jasa di pelabuhan yang berkaitan dengan kelancaran arus lalu lintas kapal, penumpang dan barang.Instansi pemerintah merupakan pemegang fungsi:a. Keselamatan pelayaran b. Bea dan Cukai c. Imigrasid. Karantinae. Keamanan dan KetertibanPenetapan UPT/Satker instansi Pemerintah Bea dan Cukai, Imigrasi dan Karantina, dilakukan sesuai dengan ketentuan. (Pasal 33 ayat (1) dan (2) PP Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, sebagai peraturan pelaksanaan dari UU No. 21 tahun 1992 tentang pelayaran)Pelaksanaan fungsi Karantina, melakukan penilikan atas orang, tumbuh-tumbuhan, hewan dan ikan yang berkaitan dengan kekarantinaan.(Pasal 34 ayat (1) huruf d PP No. 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan)

Page 5: Aspek Hukum Tindakan Karantina Pertanian Di Indonesia

Januari 2005 Bagian Hukum,Org.dan Humas - Barantan

5. Pelaksanaan kegiatan di Bandar Udara Umum terdiri dari : Pelaksanaan Fungsi Pemerintah, Penyelenggara Bandar Udara dan Badan Hukum Indonesia, yang memberikan pelayanan jasa kebandarudaraan berkaitan dengan lalu lintas pesawat udara, penumpang, kargo, dan pos.Pelaksanaan fungsi pemerintah merupakan pemegang fungsi :a. Keamanan dan keselamatan serta keselamatan penerbanganb. Bea dan Cukaic. Imigrasid. Keamanan dan ketertiban di bandar udarae. Karantina(Pasal 16 ayat (1) dan (2) PP No. 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan, sebagai peraturan pelaksanaan dari UU No. 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan)Ketentuan lebih lanjut mengenai koordinasi pelaksanaan kegiatan di bandar udara umum diatur dengan Keputusan Menteri.(Pasal 17 ayat (5) PP No. 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan)

Page 6: Aspek Hukum Tindakan Karantina Pertanian Di Indonesia

Januari 2005 Bagian Hukum,Org.dan Humas - Barantan

6. Peranan Ditjen Bea dan Cukai dalam pengawasan barang larangan dan pembatasan, untuk kepentingan pengawasan terhadap pelaksanaan ketentuan, larangan dan pembatasan, instansi teknis yang menetapkan peraturan larangan dan/atau pembatasan atas impor dan ekspor barang tertentu wajib memberitahukan kepada Menteri Keuangan. (Pasal 53 ayat (1) UU No. 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan)

7. Sesuai dengan Pasal 2 ayat (4) huruf k PP No. 25 Tahun 2000, fungsi Perkarantinaan (Hewan, Ikan dan Tumbuhan) yang selama ini dilaksanakan adalah fungsi Pemerintah Pusat yang tidak diserahkan kepada Pemerintah Daerah, baik dalam rangka desentralisasi maupun dekonsentrasi.(Surat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara kepada Menteri Pertanian dan Kehutanan No. 49 /M.PAN/10/2000 tanggal 11 Oktober 2000 perihal Anggaran Belanja Rutin)

Page 7: Aspek Hukum Tindakan Karantina Pertanian Di Indonesia

8. Fasilitas yang dipersyaratkan untuk pelaksanaan tindakan-tindakan kesehatan masyarakat, bantuan medis darurat, serta karantina hewan dan tumbuhan.

Rekomendasi, negara anggota bekerja sama dengan penguasa bandara, harus menjamin penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat termasuk karantina manusia, hewan dan tumbuhan di bandara-bandara internasional.

Rekomendasi, bandara-bandara internasional hendaknya memiliki fasilitas yang memadai untuk penyelenggaraan tindakan-tindakan kesehatan masyarakat, serta karantina hewan dan tumbuhan yang dapat dikenakan terhadap pesawat udara, awak pesawat udara, penumpang, bagasi, kargo, dan barang pos.

(Standar dan Rekomendasi Internasional “ Fasilitasi” Aneks 9 Konvensi Penerbangan Sipil Internasional Edisi Ke-9 Juli 1990, Bab VI huruf c)

Page 8: Aspek Hukum Tindakan Karantina Pertanian Di Indonesia

III. Dasar Hukum Karantina Pertanian

1. Undang Undang RI Nomor 16 Tahun 1992 Tanggal 8 Juni 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. ( LN-RI Tahun 1992 Nomor 56, Tambahan LN Nomor 3482);

2. Undang Undang RI Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tanggal 23 Mei 1997. ( LN-RI Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan LN Nomor 3687);

3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 1997, tentang Jenis dan Penyetoran PNBP tanggal 7 Juli 1997. (LN-RI Tahun 1997 Nomor 57 Tambahan LN Nomor 3694);

4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 52 Tahun 1998 tanggal 20 April 1998 tentang Perubahan atas PP Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran PNBP (LN-RI Tahun 1998 Nomor 85, Tambahan LN Nomor 3760);

5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 73 Tahun 1999 tanggal 10 Agustus 1999 tentang Tata Cara Penggunaan PNBP yang Bersumber dari Kegiatan Tertentu (LN-RI Tahun 1999 Nomor 136, Tambahan LN Nomor 3871);

Page 9: Aspek Hukum Tindakan Karantina Pertanian Di Indonesia

6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 82 Tahun 2000 Tanggal 19 September 2000 tentang Karantina Hewan (LN-RI Tahun 2000 Nomor 161, Tambahan LN Nomor 4002);

7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 14 Tahun 2002 Tanggal 23 April 2000 tentang Karantina Tumbuhan (LN-RI Tahun 2002 Nomor 35, Tambahan LN Nomor 4196);

8. Peraturan Pemerintah RI Nomor 15 Tahun 2002 Tanggal 23 April 2000 tentang Karantina Ikan (LN-RI Tahun 2002 Nomor36, Tambahan LN Nomor 4197);

9. Berbagai Kepmentan tentang Perkarantinaan dalam kaitanperlindungan budidaya, dan pengamanan sumber daya, meliputikeputusan yang menyangkut : Karantina TumbuhanDomestik;Syarat dan Tindakan Karantina Hewan; Syarat danTindakan Karantina Tumbuhan ; Syarat dan Tindakan KarantinaIkan Hidup; Penetapan Jenis Penyakit Karantina Hewan, Ikandan Tumbuhan; Penetapan Tempat-tempat Pemasukan / Pengeluaran Hewan, Ikan dan Tumbuhan;

10. Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanan dalam berbagaimateri muatan sebagai Petunjuk pelaksanaan dan Teknis.

Page 10: Aspek Hukum Tindakan Karantina Pertanian Di Indonesia

Materi muatan hukum Karantina Pertanian (Karantina Hewan,Ikan, dan Tumbuhan) berazaskan kelestarian sumber daya alam hayati hewan, ikan, dan tumbuhan, ruang lingkup pengaturannya meliputi :

a. Persyaratan karantina;b. Tindakan karantina;c. Kawasan Karantina;d. Jenis-jenis hama dan penyakit, organisme pengganggu, dan

media pembawa;e. Tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran.

Tugas Pokok dan Fungsi Penyelenggaraan Karantina Pertanian adalah:

1. Mencegah masuknya HPHK,HPIK, dan OPTK dari luar negeri ke dalam wilayah RI;

2. Mencegah tersebarnya HPHK, HPIK, dan OPTK dari suatu area ke area lain di dalam wilayah RI;

3. Mencegah keluarnya HPHK dari wilayah RI;4. Mencegah keluarnya HPIK, dan OPTK tertentu dari wilayah RI

apabila negara tujuan menghendaki.

Page 11: Aspek Hukum Tindakan Karantina Pertanian Di Indonesia

Terima Kasih