Aspek Hukum Manajemen Konstruksi Pert 4

8
ASPEK HUKUM MANAJEMEN KONSTRUKSI (TENTANG HUKUM PERIZINAN) 1. Pengertian izinan Menurut Prtof Bagirmanan dan Prof. Mr. J.B.J.M. ten Berge: izin adalah suatu persetujuan dari penguasa berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk memperuraikan tindakan atau perbuatan tertentu yang secara umum dilarang. Menurut Prof. Mr. Van Der Pot ; Izin adalah keputusan yang memperkenankan dilakukannya perbuatan yang pada prinsipnya tidak dilarang oleh pembuat peraturan. Menurut Prof Prajudi Atmosudirdjo : izin adalah suatu penetapan yang merupakan dispensasi pada suatu larangan oleh undang-undang. Pada umumnya pasal undang-undang yang bersangkutan berbunyi , “Dilarang tanpa ijin....(melakukan).... dan seterusnya. Selanjutnya larangan tersebut diikuti dengan perincian syarata-syarat, kriteria dan sebagainya yang perlu dipenuhi oleh pemohon untuk memperoleh dispensasi dari larangan, disertai dengan penetapan prosedur san petunjuk pelaksanaan (juklak) kepada pejabat-pejabat administrasi yang bersangkutan. 2. Tujuan Sistem Perjijinan Melalui izin, pemerintah terlibat dalam kegiatan warga negara. Dalam hal ini pemerintah mengarahkan warganya melalui instrumen yuridis berupa izin. Setelah izin diproses masih dilakukan pengawasan, pengendalian, pemegang izin diwajibkan menyampaikan laporan secara berkala kepada yang memberi izin. Izin dapat dimaksudkan untuk mencapai berbagai tujuan tertentu seperti : 2.1. Keinginan Mengarahkan Aktivitas-aktivitas tertentu. Misalnya pada izin mendirikan bangunan (IMB atau IMBB), permohonan harus memenuhi persyaratan tertentu dan rekomendasi dari instansi terkait, misalnya kalau bangunan itu didirikan dekat sungat maka diperlukan rekomendasi dari instansi yang berwenang dalam pengawasan dan pengelolaan sungai dsb. 2.2. Mencegah bahaya terhadap lingkungan Dalam pasal 3 UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ditentukan bahwa setiap orang berkewajiban menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup serta menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia; Sebelum melakukan kegiatan tertentu misalnya pembangunan bandara, jalan, gedung dsb. Yang mempunyai dampak lingkungan, maka pelaku usaha diwajibkan

description

Aspek Hukum Manajemen Konstruksi

Transcript of Aspek Hukum Manajemen Konstruksi Pert 4

Page 1: Aspek Hukum Manajemen Konstruksi Pert 4

ASPEK HUKUM MANAJEMEN KONSTRUKSI

(TENTANG HUKUM PERIZINAN)

1. Pengertian izinan

Menurut Prtof Bagirmanan dan Prof. Mr. J.B.J.M. ten Berge: izin adalah suatu

persetujuan dari penguasa berdasarkan peraturan perundang-undangan untuk

memperuraikan tindakan atau perbuatan tertentu yang secara umum dilarang.

Menurut Prof. Mr. Van Der Pot ; Izin adalah keputusan yang memperkenankan

dilakukannya perbuatan yang pada prinsipnya tidak dilarang oleh pembuat

peraturan.

Menurut Prof Prajudi Atmosudirdjo : izin adalah suatu penetapan yang

merupakan dispensasi pada suatu larangan oleh undang-undang.

Pada umumnya pasal undang-undang yang bersangkutan berbunyi , “Dilarang

tanpa ijin....(melakukan).... dan seterusnya. Selanjutnya larangan tersebut diikuti

dengan perincian syarata-syarat, kriteria dan sebagainya yang perlu dipenuhi

oleh pemohon untuk memperoleh dispensasi dari larangan, disertai dengan

penetapan prosedur san petunjuk pelaksanaan (juklak) kepada pejabat-pejabat

administrasi yang bersangkutan.

2. Tujuan Sistem Perjijinan

Melalui izin, pemerintah terlibat dalam kegiatan warga negara. Dalam hal ini pemerintah

mengarahkan warganya melalui instrumen yuridis berupa izin. Setelah izin diproses

masih dilakukan pengawasan, pengendalian, pemegang izin diwajibkan menyampaikan

laporan secara berkala kepada yang memberi izin. Izin dapat dimaksudkan untuk

mencapai berbagai tujuan tertentu seperti :

2.1. Keinginan Mengarahkan Aktivitas-aktivitas tertentu.

Misalnya pada izin mendirikan bangunan (IMB atau IMBB), permohonan harus

memenuhi persyaratan tertentu dan rekomendasi dari instansi terkait, misalnya

kalau bangunan itu didirikan dekat sungat maka diperlukan rekomendasi dari

instansi yang berwenang dalam pengawasan dan pengelolaan sungai dsb.

2.2. Mencegah bahaya terhadap lingkungan

Dalam pasal 3 UU Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup ditentukan bahwa setiap orang berkewajiban menjaga kelestarian

fungsi lingkungan hidup serta menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas

lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia;

Sebelum melakukan kegiatan tertentu misalnya pembangunan bandara, jalan,

gedung dsb. Yang mempunyai dampak lingkungan, maka pelaku usaha diwajibkan

Page 2: Aspek Hukum Manajemen Konstruksi Pert 4

terlebih dahulu untuk membuat AMDAL, UKL/UPL atau SPPL dan dipantau setiap

periode tertentu.

2.3. Keinginan melindungi obyek-obyek tertentu

Pemerintah mempunyai kepentingan agar obyek-obyek tertentu yang berguna bagi

masyarakat tetap terjaga dan terlindungi. Misalnya benda cagar budaya diperlukan

untuk keperluan pendidikan dan Ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu pemerintah

memandang bahwa benda tersebut perlu dikelola, dipelihara dan sekaligus

dilindungi agar kelestarian terjaga. Sesuai dengan UU No 11 tahun 2010 tentang

cagar budaya, maka setiap orang dilarang :

a. mengalihkan kepemilikan Cagar Budaya (ps 17)

b. melakukan pencarian Cagar Budaya atau yang diduga Cagar Budaya dengan

penggalian, penyelaman, dan/atau pengangkatan di darat dan/atau di air

(psl 26)

c. memindahkan, memisahkan Cagar Budaya (pas 67)

d. Pemugaran Bangunan Cagar Budaya dan Struktur Cagar Budaya (ps 77)

e. mengubah fungsi ruang Situs Cagar Budaya dan/atau Kawasan Cagar

Budaya (ps 81)

f. memanfaatkan Cagar Budaya peringkat nasional, peringkat provinsi, atau

peringkat kabupaten/kota, baik seluruh maupun bagian-bagiannya, dengan

cara perbanyakan, kecuali dengan izin Menteri, gubernur, atau bupati/wali

kota sesuai dengan tingkatannya (ps 93)

Apa yang terurai terurai tersebut memperlihatkan bahwa izin menjadi instrumen

yang digunakan pemerintah untuk tujuan perlindungan

2.4. Membagi benda-benda yang sedikit

Adakalanya kegiatan masyarakat yang berkaitan dengan sumber daya jumlahnya

sangat terbatas, misalnya air bawah tanah, maka pengambilan dan pemanfaatan air

bawah tanah perlu Surat Izin Pertambangan Daerah-Pertambangan rakyat (SIPD-

PR).

2.5. Pengarahan dengan Menyeleksi orang-orang dan aktivitas-aktivitas

Izin dapat ditujukan untuk pengarahan dengan menyeleksi orang dan aktivitas-

aktivitas tertentu yang dilakukan oleh warga masyarakat. Misalnya SIM, untuk

memperoleh SIM seseorang harus melalui serangkaian proses pengujian, baik teori

dan praktek.

2.6. Tujuan tertentu

Misalnya Izin cuti tahunan, cuti hamil dsb bagi pegawau negeri atau pegawai

swasta

Page 3: Aspek Hukum Manajemen Konstruksi Pert 4

3. Aspek Yuridis Sistem Perizinan

Menurut Spelt dan ten Berge dalam bukunya Pengantar hukum perizinan pada sistem

izin terdiri atas larangan, persetujuan yang merupakan dasar perkecualian (Izin), dan

ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan izin.

3.1. Larangan

Larangan dan wewenang suatu organ pemerintahan dilakukan dengan memberikan

izin harus ditetapkan dalam suatu pe raturan perundangan. Hal ini timbul dari azas

legalitas dalam hukum demokratis, yaitu pemerintah memiliki kewenangan yang

diatur dalam undang-undang. Larangan itu merupakan sesuatu yang membebani

masyarakat, oleh karena itu pembebanan tersebut mesti mendapat persetujuan

masyarakat yakni yang diwakili oleh DPR/DPRD.

3.2. Persetujuan Yang Merupakan Dasar Perkecualian (Izin),

Izin muncul kalau norma larangan unum dikaitkan dengan norma umum, yang

memberikan adalah organ pemerintah yang mempunyai kewenangan untuk

menggantikan larangan itu dengan persetujuan dalam suatu bentuk tertentu.

Keputusan yang memberikan adalah suatu Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN).

Keputusan ini adalah keputusan sepihak dari suatu organ pemerintah yang

diberikan atas dasar kwewnangan ketatanegaraan.

3.3. Ketentuan-Ketentuan Yang Berhubungan Dengan Izin.

Ketentuan-ketentuan adalah syarat-syarat yang menjadi dasar bagi organ pemerin-

tahan dalam memberikan izin. Pemerintah sebagai pihak yang berkuaasa memiliki

kewenangan untuk memaksa warga, dapat pula melarang suatu hal agar tidak

dilakukan oleh warganya. Dalam hal-hal tertentu ada kemungkinan sesuatu yang

secara umum dilarang kemudian diperbolehkan oleh penguasa. Selain larangan dan

izin, seringkali ada persyaratan-persyaratan tertentu.

4. Fungsi Izin

Mengarahkan/ mengendalikan aktivitas tertentu isi keputusan harus jelas

Mencegah bahaya HO

Melindungi obyek tertentu menyangkut IMBB

Mengatur orang dan/atau aktivitas tertentu

5. Bentuk dan isi Izin

Bentuk : Tertulis (tergantung peraturan yang mendasarinya)

Isi : Keputusan pasti

Uraian dan akibat hukum jelas (kepastian hukum)

Page 4: Aspek Hukum Manajemen Konstruksi Pert 4

Penetapan hak dan kewajiban restribusi

Keputusan yang menyangkut tindakan yaang segera berakhir masalah

berlakunya/batasan waktu

Pemberiaan dan penolakan izin

6. Wewenang menerbitkan izin

Sifat Wewenang : publik (wewenang ketatanegaraan dan wewenang

administrasi/tindakan hukum tata usaha negara

Sifatnya sepihak tapi tidak sewenang-wenang

Macam Wewenang

Wewenang terikat

Wewenang bebas pertimbangan normatif (Asas-asas Umum Pemerintahan

yang baik / AUPB

a. Azas perlakuan baik

b. Asas pemeriksaan yang teliti

c. Acara pengambilan keputusan yang teliti izin lokasi ada rapat koordinasi

d. Pembentukan keputusan yang baik dalam arti terutama masalah isi, akibatnya

yang jelas dsb.

e. Pemberian alasan yang mendukung izin IMBB, bila ditolak alasannya harus jelas

f. Persamaan hak jangan dibedakan

g. Kepercayaan

h. Penimbangan kepentingan dengan patut dan adil

7. Sifat keputusan Perizinan

a. Izin sebagai KTUN bebas dan KTUN terikat dengan perundang-undangan

berbentuk tertulis

Suatu keputusan dikatakan sebagai keputusan bebas apabila lahir dari kewenangan

bebas yang dimiliki oleh organ pemerintah, yaitu menggunakan kewenangannya

dapat keputusan secara mandiri. Misalnya, dalam Perda Kabupaten tertera

ketentuan : “Bupati dapat menerbitkan IMBB, bila .......”

Kata dapat dalam Perda tersebut menyebabkan adanya ruang kebebasan bagi

bupati uuntuk mengeluarkan IMBB atau tidak mengeluarkan IMBB.

Suatu keputusan dikatakan sebagai keputusan terikat bila organ pemerintah yang

mengeluarkan keputusan itu tinggal melaksanakan saja apa yang dimuat dalamm

peraturan yang mendasari dikeluarkan kepurusan tersebut. Misalnya, ditentukan

bahwa “ yang diberikan SIM A dan SIM B mereka yang telah berusia minimal 17

tahun” , pihak kepolisian tidak dapat mengmbil keputusan selain dari yang telah

ditentukan.

Page 5: Aspek Hukum Manajemen Konstruksi Pert 4

b. Izin sebagai KTUN menguntungkan melihat posisi para pihak mengambil

posisi gugatan

c. Izin sebagai KTUN kilat dan KTUN langgeng menyangkut masa berlaku dan isi

keputusan

d. Izin sebagai KTUN “Zakelijk” dan “ Persoonlijk” kualitas benda dan kualitas dari

personil contoh sertifikat Hak Atas Tanah

e. Izin sebagai KTUN konstitutif melindungi hak kewajiban para pihak

8. Macam-macam Izin

Kegiatan yang mempunyai dampak lingkungan

Wewenang penerbitan izin

Izin terikat

Izin bebas

Sifat KTUN (lihat angka 7 diatas

Hirarkhi pemerintahan

Izin Pusat

Izin tingkat I Izin Gubernur

Izin tingkat II Izin bupati walikota

9. Prosedur penerbitan Izin

Izin sebagai instrumen yuridis preventif dengan figur KTUN harus dibuat dalam

prosedur yang berlandaskan :

a. Azas negara hukum

b. Azas demokrasi

c. Azas instrumental

Efesiensi

Efektifitas

Bentuknya nya antara lain :

Sarana keberatan

Dengar pendapat

Komisi pertimbangan

Angket

Pertimbangan LSM

Hak bicara komisi pertimbangan

Dsb

10. Pencabutan izin sebagai sanksi

Sifat hukum :

Wewenang pencabutan izin merupakan wewenang yang melekat pada pemberi

izin.

Page 6: Aspek Hukum Manajemen Konstruksi Pert 4

Asas umum pencabutan izin

Pencabutan izin bertumpu pada 2 (dua) landasan utama :

Tergantung sifat wewenang penerbitan daan pencabutan izin

Tergantung sifat obyek izin

Alasan pencabutan izin

Pemegang izin tidak memenuhi kewajiban y ang ditetapkan dalam izin

(berlaku surut sejak terjadi pelanggaran)

Pemegang izin memberikan informasi yang tidak benar sewaktu

mengajukan permohonan (berlaku surut sejak semula)

Komulasi sanksi

Komulasi sanksi eksternal sanksi dapat diterapkan bersama hukum yang

lain

Komulasi sanksi internal lebih dari 2 sanksi yang lain diikuti bersama-

sama

11. Aspek hukum Administrasi dari IMB dan HO

a. IMB

Sifat KTUN IMB

Merupakan KTUN kilat

Konsekwensi yuridis (pencabutan dan pengalihan IMB)

Pemutuhan IMBB

Tindakan legalitas batas pelanggaran

Wewenang temporer

Jangka waktu dibatasi

Penegakan hukum

Penerapan sanksi administrasi berupa pencabutan IMBB / berupa paksaan

nyat, seperti bongkar paksa diatur khusus

Persyaratan IMB (Contoh)

1. Persyaratan

a. IMB Baru

Mengajukan permohonan ditujukan kepada Bupati Gianyar melalui Kantor BPPT

sesuai dengan jenis usaha yang diperlukan, masing-masing rangkap 4 ( empat )

dilampiri :

1) Foto copy KTP

2) Status Kepemilikan Tanah

3) Gambar antara lain :

a) Peta lokasi

b) Site Plan/ gambar situasi dan tata letak bangunan

c) Denah Bangunan tampak Depan

d) Tampak Samping

Page 7: Aspek Hukum Manajemen Konstruksi Pert 4

e) Potongan melintang

f) Potongan memanjang

4) Gambar Bangunan untuk bertingkat :

a) Gambar Kontruksi

b) Perhitungan Kontruksi

c) Pembesian

d) Rencana Anggaran Biaya ( RAB )

5) Gambar Bangunan yang di tanda tangani pemilik bangunan /pemohon IMB

6) Surat Pernyataan Penyanding

7) Izin Prinsip dari Bupati Gianyar

8) Izin lokasi dari Bupati Gianyar

9) RAB dan RKS

10) Rekomendasi Lingkungan (AMDAL, UKL / UPL, SPPL )

11) Copy bukti pelunasan Pajak terakhir ( PBB )

12) Melampirkan surat pernyataan menanggung resiko kontruksi bangunan

bermaterai Rp.6000,-

13) Surat Kuasa Pengurusan Izin

2. Jangka waktu

Jangka waktu penerbitan ijin selama 14 hari kerja, terhitung sejak segala

persyaratan administrasi, teknis dan materialnya terpenuhi.

3. Biaya

Biaya retribusi Ijin sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

4. Mekanisme.

Ketentuan, mekanisme dan persyaratan pengurusan Ijin serta penyediaan

blangko permohonan Ijin, sesuai dengan ketentuan dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b. Izin HO (Hinder Ordonantie) izin gangguan

Sifat khas izin HO tidak sebagai izin mandiri

Selalu dikaitkan dengan usaha tertentu

Izin Usaha Industri

Izin prinsip

Izin Lokasi

Izin

Page 8: Aspek Hukum Manajemen Konstruksi Pert 4

12. Izin prinsip dan Izin Lokasi

a. IZIN PRINSIP

DASAR HUKUM

Peraturan Kepala BKPM No. 12 Tahun 2009, Tentang Pedoman Dan Tata Cara

Permohonan Penanaman Modal

Izin Prinsip adalah : adalah izin untuk memulai kegiatan penanaman modal di

bidang usaha yang dapat memperoleh fasilitas fiskal dan dalam pelaksanaan

penanaman modalnya memerlukan fasilitas fiskal.

PROSEDUR PENGAJUAN

1) Permintaan Persetujuan Prinsip diajukan langsung oleh pemohon kepada

Bupati melalui Kepala KPPT dengan mengisi formulir yang telah disediakan.

2) Penelitian berkas permohonan (kelengkapan persyaratan pengajuan).

3) Pemrosesan Persetujuan Prinsip.

4) Penandatanganan Surat Persetujuan Prinsip oleh Bupati Rembang.

5) Pemohon dipanggil di KPPT untuk menerima Persetujuan Prinsip.

b. IZIN LOKASI

DASAR HUKUM

Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertahanan Nasional Nomor 2

Tahun 1999 Tentang Izin Lokasi

Izin Lokasi adalah : izin yang diberikan kepada perusahaan untuk memperoleh

tanah yang diperlukan dalam rangka penanaman modal yang berlaku pula sebagai

izin pemindahan hak, dan untuk menggunakan tanah tersebut guna keperluan

usaha penanaman modalnya.

PROSEDUR PENGAJUAN

1) Permintaan Ijin Lokasi diajukan langsung oleh pemohon kepada Bupati melalui

Kepala KPPT dengan mengisi formulir yang telah disediakan.

2) Penelitian berkas permohonan (kelengkapan persyaratan pengajuan).

3) KPPT mengajukan pertimbangan teknis pertanahan kepada Kepala Kantor

Pertanahan Kabupaten Rembang

4) Pemrosesan Ijin Lokasi.

5) Penandatanganan Surat Ijin Lokasi oleh Bupati.

6) Pemohon dipanggil di KPPT untuk menerima Ijin Lokasi.