Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

29
Prijambodo, ST.,MT ASPEK HUKUM DALAM ADMINISTRASI PROYEK  SEBUAH PENGANTAR  

Transcript of Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

Page 1: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 1/29

Prijambodo,

ST.,MT

ASPEK HUKUM DALAM

ADMINISTRASI PROYEK 

SEBUAH PENGANTAR 

Page 2: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 2/29

1. Pendahuluan

Page 3: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 3/29

Page 4: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 4/29

b. Dasar terbentuknya fungsi hukum 

1. Hukum merupakan norma yang paling bungsu dalam

masyarakat.

2. Sebagai norma yang tertua adalah norma agama.

3. Norma selanjutnya adalah norma kesusilaan dan norma sopan

santun.

4. Ketiga norma tersebut dirasakan belum dapat memenuhituntutan masyarakat jika terjadi suatu pelanggaran.

5. Sebagai upaya terakhir, terciptalah norma hukum yang

diharapkan akan dapat menjadi senjata pamungkas.

6. Dengan demikian dasar terbentuknya atau raison d’etre, Hukum

adalah disebabkan oleh adanya konflik kepentingan dalammasyarakat.

7. Lebih lanjut dapat pula dikatakan bahwa fungsi pokok hukum

adalah menjaga dan memulihkan keseimbangan dalam

masyarakat (restutio in integrum 

Page 5: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 5/29

c. Isi, sifat dan bentuk norma hukum

Pada dasarnya hukum berisi tiga macam hal, yaitu

perintah, larangan dan perkenan

Sedangkan sifat dan norma hukum dapat dibedakan

menjadi dua yaitu imperatif  (dalam perijinan) dan

fakultatip ( dalam kontrak ). Pada akhirnya bentuk norma

hukum dapat dibedakan menjadi dua yaitu tertulis dan

tidak tertulis.

d. Subyek Hukum 

Subyek hukum adalah segala seuatu yang dapat

menyandang hak dan kewajiban. Jadi wujud subyekhukum dapat berupa manusia mapun bukan manusia.

Subyek hukum yang berupa manusia, dalam hukum

disebut orang . sedangkan yang bukan manusia sering

disebut sebagai badan hukum. 

Page 6: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 6/29

e. Sumber Hukum

Dalam praktek dikenal enam macam sumber hukum yang

konfensional, yaitu :

1. Undang-undang

2. Kebiasaan (misal jam kerja mulai jam 08 sd 16.00 

shg menjadi kebiasaan)

3. Yurisprudensi (Putusan-putusan Hakim atau Pengadilanyang telah berkekuatan hukum tetap)

4. Perjanjian internasional munculnya konvensi jenewa

5. Doktrin pendapat para ahli hukum, sarjana hukum,

Doktor hukum dll6. Perjanjian

Page 7: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 7/29

f. Sistem Hukum

1. hukum nglo s xon t u common l w  sistem yuri), kebiasaan

dan yurisprudensi merupakan sumber hukum yang utama.hukum diproduksi, terutama, oleh hakim melalui putusan

pengadilan ( judge-mode law ). Dalam hal ini didasarkan atas

suatu asumsi bahwa hukum harus dapat merefleksikan secara

langsung tuntutan masyarakat yang tertanam dalam kebiasaan.

Oleh karena itu suatu yurisprudensi akan dijadikan dasar bagiputusan selanjutnya (the binding force of prcedent ).

2. sistem kontinent l , hukum terutama dihasilkan melalui saluran

lembaga legislatip.

Hal ini didasarkan suatu asumsi bahwa lembaga tersebut cukup

representatip dalam menyalurkan tuntutan masyarakat. produkdari lembaga legislatip tersebut dikenal dengan istilah undang-

undang. suatu putusan harus didasarkan, terutama atas

peraturan perundangan yang berlaku.

Page 8: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 8/29

Hierarki peraturan perundang-undang di Indonesia sesuai

Undang-undang RI No. 12 tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan perundang-undangan adalah :

1. Undang-undang Dasar negara republik Indonesia tahun 1945

2. Ketetapan Majelis permusyawaratan Rakyat

3. Undang-undang/Peraturan pemerintah Pengganti Undang-

undang

4. Peraturan pemerintah

5. Peraturan Presiden

6. Peraturan daerah Provinsi

7. Peraturan daerah Kabupaten/kota.

Page 9: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 9/29

1. Jika terdapat konflik antara UU yang bersifat umum

dengan UU yang bersifat khusus maka dipakailah

adagium lex specialis derogat legi generali. 2. Jika ternyata konflik tersebut terjadi antara UU

dengan peraturan lain yang berada dibawahnya maka

diterapkan adagium lex superior derogat legi inferiori. 

3. Sedangkan untuk konflik antara UU yang lama

dengan UU yang baru maka diterapkan adagium lex

 posteriori derogat legi priori. 

Page 10: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 10/29

2. Tata Hukum

Indonesia 

Page 11: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 11/29

a. Klasifikasi Hukum 

Penggolongan hukum di Indonesia pada dasrnya

menganut konsep Ulpianus . Pertama-tama hukum

berdasrkan sifatnya dibedakan menjadi dua yaitu Hukum

Publik dan Hukum privat. Kemudian yang tergolong 

hukum tata negara, hukum administrasi, hukum pidana

dan hukum acara. Sedang yang tergolong hukum privatadalah hukum perdata, hukum adat dan hukum islam.

Page 12: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 12/29

b. Sejarah Hukum Indonesia 

1). Periode Kolonialisme 

Periode kolonialisme terbagi ke dalam tiga tahapan besar,

yakni: periode VOC, Liberal Belanda dan Politik etis hinggapenjajahan Jepang.

a). Periode VOC 

Pada masa pendudukan VOC, sistem hukum yang diterapkan bertujuan

untuk:

1) Kepentingan ekspolitasi ekonomi demi mengatasi krisis ekonomi di

negeri Belanda;

2) Pendisiplinan rakyat pribumi dengan cara yang otoriter; dan

3) Perlindungan terhadap pegawai VOC, sanak-kerabatnya, dan para

pendatang Eropa.

Hukum Belanda diberlakukan terhadap orang-orang Belanda atauEropa. Sedangkan bagi pribumi, yang berlaku adalah hukum-hukum

yang dibentuk oleh tiap-tiap komunitas secara mandiri.

Tata pemerintahan dan politik pada zaman itu telah meminggirkan hak-

hak dasar rakyat di nusantara dan menjadikan penderitaan yang

mendalam terhadap rakyat pribumi di masa itu.

Page 13: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 13/29

b). Periode liberal Belanda 

Pada 1854 di Hindia Belanda diterbitkan

Regeringsreglement (selanjutnya disebut RR 1854) atau

Peraturan tentang Tata Pemerintahan (di Hindia Belanda)

yang tujuan utamanya melindungi kepentingan kepentingan

usaha-usaha swasta di negeri jajahan dan untuk pertama

kalinya mengatur perlindungan hukum terhadap kaumpribumi dari kesewenang-wenangan pemerintahan jajahan.

Hal ini dapat ditemukan dalam (Regeringsreglement) RR

1854 yang mengatur tentang pembatasan terhadap

eksekutif (terutama Residen) dan kepolisian, dan jaminan

terhadap proses peradilan yang bebas.

Page 14: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 14/29

c. Periode Politik Etis Sampai Kolonialisme Jepang 

Kebijakan Politik Etis dikeluarkan pada awal abad 20. Di

antara kebijakan-kebijakan awal politik etis yang berkaitan

langsung dengan pembaharuan hukum adalah:

1) Pendidikan untuk anak-anak pribumi, termasuk

pendidikan lanjutan hukum;

2) Pembentukan Volksraad, lembaga perwakilan untukkaum pribumi;

3) Penataan organisasi pemerintahan, khususnya dari segi

efisiensi;

4) Penataan lembaga peradilan, khususnya dalam hal

profesionalitas;

5) Pembentukan peraturan perundang-undangan yang

berorientasi pada kepastian hukum.

Page 15: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 15/29

a). Periode Revolusi Fisik 

Pembaruan hukum yang sangat berpengaruh di masa

awal ini adalah pembaruan di dalam bidang peradilan,yang bertujuan dekolonisasi dan nasionalisasi:

1) Meneruskan unfikasi badan-badan peradilan dengan

melakukan penyederhanaan;

2) Mengurangi dan membatasi peran badan-badanpengadilan adat dan swapraja, kecuali badan-badan

pengadilan agama yang bahkan dikuatkan dengan

pendirian Mahkamah Islam Tinggi.

2). Periode Revolusi Fisik Sampai Demokrasi Liberal 

Page 16: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 16/29

b). Periode Demokrasi Liberal 

UUDS 1950 yang telah mengakui hak asasi manusia.Namun pada masa ini pembaharuan hukum dan tata

peradilan tidak banyak terjadi, yang ada adalah

dilema untuk mempertahankan hukum dan peradilan

adat atau mengkodifikasi dan mengunifikasinyamenjadi hukum nasional yang peka terhadap

perkembangan ekonomi dan tata hubungan

internasional. Kemudian yang berjalan hanyalah

unifikasi peradilan dengan menghapuskan seluruh

badan-badan dan mekanisme pengadilan atau

penyelesaian sengketa di luar pengadilan negara,

yang ditetapkan melalui UU No. 9/1950 tentang

Mahkamah Agung dan UU Darurat No. 1/1951

tentang Susunan dan Kekuasaan Pengadilan.

Page 17: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 17/29

3). Periode Demokrasi Terpimpin Sampai Orde Baru 

a). Periode Demokrasi Terpimpin 

Langkah-langkah pemerintahan Demokrasi Terpimpin yang

dianggap sangat berpengaruh dalam dinamika hukum danperadilan adalah:

Menghapuskan doktrin pemisahan kekuasaan dan

mendudukan MA dan badan-badan pengadilan di bawah

lembaga eksekutif;Mengganti lambang hukum “dewi keadilan” menjadi

“ pohon beringin” yang berarti pengayoman;

Memberikan peluang kepada eksekutif untuk

melakukan campur tangan secara langsung atas proses

peradilan berdasarkan UU No.19/1964 dan UU

No.13/1965;

Menyatakan bahwa hukum perdata pada masa kolonial

tidak berlaku kecuali sebagai rujukan, sehingga hakim

mesti mengembangkan putusan-putusan yang lebih

Page 18: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 18/29

b). Periode Orde Baru 

Perkembangan dan dinamika hukum dan tata peradilan di

bawah Orde Baru justru diawali oleh penyingkiran hukum

dalam proses politik dan pemerintahan. Di bidang

perundang-undangan, rezim Orde Baru ?membekukan?

pelaksanaan UU Pokok Agraria, dan pada saat yang sama

membentuk beberapa undang-undang yang memudahkan

modal asing berinvestasi di Indonesia; di antaranya adalahUU Penanaman Modal Asing, UU Kehutanan, dan UU

Pertambangan.

Selain itu, orde baru juga melakukan:

1) Penundukan lembaga-lembaga hukum di bawaheksekutif;

2) Pengendalian sistem pendidikan dan penghancuran

pemikiran kritis, termasuk dalam pemikiran hukum;

Singkatnya, pada masa orde baru tak ada perkembangan

yang baik dalam hukum Nasional.

Page 19: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 19/29

4). Periode Pasca Orde Baru 1998 Sekarang) 

Sejak pucuk eksekutif di pegang Presiden Habibie hingga sekarang, sudah

terjadi empat kali amandemen UUD RI. Di arah perundang-undangan dan

kelembagaan negara, beberapa pembaruan formal yang mengemukaadalah:

1) Pembaruan sistem politik dan ketetanegaraan;

2) Pembaruan sistem hukum dan hak asasi manusia; dan

3) Pembaruan sistem ekonomi.

Penyakit lama orde baru, yaitu KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) masih

kokoh mengakar pada masa pasca orde baru, bahkan kian luas

 jangkauannya. Selain itu, kemampuan perangkat hukum pun dinilai belum

memadai untuk dapat menjerat para pelaku semacam itu. Aparat penegak

hukum seperti polisi, jaksa, dan hakim (kini ditambah advokat) dilihat

masih belum mampu mengartikulasikan tuntutan permbaruan hukum, hal

ini dapat dilihat dari ketidakmampuan Kejaksaan Agung meneruskanproses peradilan mantan Presiden Soeharto, peradilan pelanggaran HAM,

serta peradilan para konglomerat hitam. Sisi baiknya, pemberdayaan

rakyat untuk menuntut hak-haknya dan mengembangkan sumber daya

hukumnya secara mandiri, semakin gencar dan luas dilaksanakan.

Walaupun begitu, pembaruan hukum tetap terasa lambat dan masih taktentu arahnya.

Page 20: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 20/29

c. Lingkungan Peradilan di Indonesia 

Berdasarkan UU No. 48 tahun 2009 tentnag

Kekuasaan Kehakiman, di Indonesia dikenal empat

lingkungan peradilan, yaitu :

1) Peradilan Umum

2) Peradilan Agama

3) Peradilan Militer4) Peradilan Tata Usaha negara

Dalam tiap-tiap lingkungan peradilan dapat dibagi

menjdi dua tingkat, yaitu tingkat dua ( terdiri dari

PN, PA, Mahmil, PTUN) dan tingkat satu terdiri dariPT, PTA, Mahmilti dan PTTUN). Seluruh lingkungan

peradilan tersebut akhirnya bermuara pada

mahkamah Agung.

Page 21: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 21/29

Page 22: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 22/29

a. Sejarah dan Pengertian Hukum Konstruksi 

Hingga saat ini Construction and engineering law   masih

diterjemahkan dalam beberapa versi, seperti hukum

bangunan, hukum konstruksi, aspek hukum dalam

administrasi proyek, administrasi kontrak konstruksi, atau

aspek hukum dalam bidang konstruksi. Walaupun demikian

apapun istilah atau sebutannya, semua merujuk pada suatumakna yang sama, yaitu “ keseluruhan peraturan yang

mengatur kegiatan dalam proyek konstruksi, mulai dari

tahap perencanaan hingga sampai dengan tahap

penyelesaian dan di manfaatkan oleh pengguna atau

pemakai”. 

Page 23: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 23/29

Hukum konstruksi pertama-tama, berdasarkan bukti sejarah,

muncul pada jaman hukum hammurabi , kira-kira abad 19

SM. Adapun mulai dikenal secara embrional pada saat

penjajahan Belanda melalui Burgerlijk Wetbook. Dalammasyarakat tradisional indonesia sendiri tidak diketahui

secara jelas apakah bidang hukum tersebut juga dikenal

pada sebelum penjajahan Belanda, karena pembangunan

pada masa itu biasanya dilakukan secara gotong royong.Seperti halnya di luar negeri, di Indonesia, hukum dalam

bidang konstruksi baru menjadi bidang kajian tersendiri

sejak dekade 70-an. Sebelumnya hukum konstruksi hanya

dibicarakan aspek kontraknya saja sebagai bagian dari

hukum perdata. Pengakuan terhadap eksistensi hukum

konstruksi disebabkan oleh perkembangan yang demikian

pesat dalam dunia konstruksi pada umumnya. Hal ini jelas

menimbulkan kebutuhan hukum baru yang tidak hanya

berkait dengan hukum perdata tapi juga dengan hukum-

Page 24: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 24/29

Para praktisi dalam bidang konstruksi sendiri, dewasaini

telah memberikan tempat dan perhatian secara khusus

terhadap hukum konstruksi. Hal ini disebabkan oleh

adanya suatu kebutuhan hukum dalam melindungi

aktivitas mereka. Dengan demikian seorang Project

manager  ataupun Construction Manager  juga dituntut

untuk minimal memahami aspek hukum dalam bidang

konstruksi.

Page 25: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 25/29

b. Aspek Hukum dalam bidang konstruksi 

Bidang konstruksi terkait dengan semua cabang ilmu

hukum. Hanya saja secara pokok dapat dikatakan ada

beberapa hukum yang bersifat sektoral, yang berkaitan erat

dengan bidang konstruksi, yaitu :

1) Hukum Perjanjian

2) Hukum Perijinan3) Hukum pertanahan

4) Hukum lingkungan

5) Hukum jaminan

6) Hukum pertanggungan

7) Hukum ketenagakerjan

Dari beberap bidang hukum tersebut, dapat dikatakan

bahwa proporsi keterkaitan yang terbesar adalah dengan

hukum perjanjian.

Page 26: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 26/29

c. Pengaturan perjanjian dalam bidang konstruksi 

Secara umum dapat dikatakan bahwa pengaturan

tentang perjanjian/kontrak konstruksi selama ini hanyadiatur oleh buku III KUHP Perdata, melalui pasal-pasal

tentang aturan umum hukum perjanjian dan pasal-pasal

tentang perjanjian pemborongan bangunan.

Pasal-pasal tentang aturan umum hukum perjanjian, padaintinya, berbicara tentang syarat-syarat yang harus

dipenuhi oleh perjanjian/kontrak. Pasal-pasal tersebut

sama sekali tidak mengatur hak dan kewajiban yang

timbul dari suatu perjanjian pemborongan/kontrak

konstruksi. Sedaang pasal-pasal tentang perjanjian

pemborongan pada dasarnya membicarakan hak dan

kewajiban para pihak dalam perjanjian pemborongan.

Page 27: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 27/29

Selain pengaturan yang terdapat dalam KUH Perdata, kontrak

konstruksi dapat pula tunduk pada AV 1941 ( Algemene

Voorwarden voor de uitvoering bij aanneming van openbare

werken in Indonesia), Standar Nasional Indonesia Analisa

Biaya Konstruksi (ABK) untuk proyek-proyek pemerintah, serta

peraturan lain Perpres 54 th 2010 dan Perpres 70 th 2012

yang berkaitan dengan tender.

Pola kontrak pada saat ini tidak hanya menggunakan pola

kontrak tradisional saja, tapi juga menggunakan pola kontrak

yang modern. Pola kontrak tradisional hanya melibatkan

Principal (pengguna jasa), kontraktor, arsitek dan konsultan(penyedia jasa). Sedang pola kontrak konstruksi modern tidak

hanya melibatkan para pihak di atas, namun juga melibatkan

manajer proyek, manajer konstruksi, ahli hukum konstruksi.

Page 28: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 28/29

Selain itu makin berkembangnya paket-paket proyek

konstruksi selain design and build contract, Design Bid Build,

Design Build, Turn Key, Engineering Procurement

Construction, Engineering Procurement Construction and

Management, Engineering Procurement Construction and

Facility Management  dan lain-lain, telah menunjukkan

bahwa bidang konstruksi di Indonesia telah memasuki era

kontrak konstruksi modern.

Perjanjian pemborongan bangunan versi KUH Perdata dan

AV 1941, pada prinsipnya, hanya mencakup pola kontrak

konstruksi yang tradisional saja. Sebagai akibatnya, hal-hal

baru yang bersifat spesifik dalm kontrak-kontrak konstruksi

modern di Indonesia pengaturannya diserahkan oleh para

pihak. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

kontrak konstruksi modern belum memiliki pengaturan

yang jelas.

Page 29: Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

8/10/2019 Aspek Hukum Dalam Administrasi Proyek-pertemuan 1

http://slidepdf.com/reader/full/aspek-hukum-dalam-administrasi-proyek-pertemuan-1 29/29