ASP-makalah Audit Aset Tetap

14
Makalah Audit terhadap Aktiva tetap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal atas investasi yang telah ditanamkan dan dapat mempertahankan kelancaran usaha dalam jangka waktu yang panjang. Salah satu investasi tersebut adalah aktiva yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan yaitu aktiva yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Untuk mencapainya diperlukan pengelolaan yang efektif dalam penggunaan, pemeliharaan maupun pencatatan akuntansinya. Bersama dengan berlalunya waktu nilai ekonomis suatu aktiva tetap tersebut harus dapat dibebankan secara tetap dan salah satu caranya adalah dengan menentukan metode penyusutan. Untuk itu perlu diketahui apakah metode penyusutan yang telah diterapkan oleh perusahaan telah memperhatikan perubahan nilai aktiva tetap yang menurun yang disebabkan karena berlalunya waktu atau menurunnya manfaat yang diberikan aktiva tersebut. Aktiva tetap biasanya merupakan bagian investasi yang cukup besar dalam jumlah keseluruhan asset perusahaan. Besarnya investasi yang ditanamkan dalam aktiva tetap menjadikan aktiva tetap itu perlu mendapatkan perhatian yang serius. Tidak hanya pada penggunaan dan operasinya saja tetapi juga dalam akuntansinya yang biasanya mencakup perolehan aktiva tetap, penghentian atau pelepasan aktiva tetap, serta penyajian dan pengungkapannya dalam laporan keuangan. Oleh karena itu, perlunya untuk mengetahui serta memahami secara rinci tentang aktiva tetap baik aktiva tetap berwujud maupun tidak berwujud. Dengan cara demikian kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat di dalam aktiva tetap sebuah perusahaan. Namun untuk mendapatkan rincian yang baik terhadap aktiva tetap, diperlukan pengendalian terhadap aktiva berupa pengujian substantif. Maka dari itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang Audit terhadap Siklus Pengeluaran: Pengujian Substantif terhadap Aktiva Tetap. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dari penulisan makalah ini sebagai berikut : · Apakah yang dimaksud dengan aktiva tetap dan bagaimana penggolongan aktiva tetap? · Apa saja transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap?

description

makalah

Transcript of ASP-makalah Audit Aset Tetap

Makalah Audit terhadap Aktiva tetap

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Secara umum tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang optimal atas investasi yang telah ditanamkan dan dapat mempertahankan kelancaran usaha dalam jangka waktu yang panjang. Salah satu investasi tersebut adalah aktiva yang digunakan dalam kegiatan normal perusahaan yaitu aktiva yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun. Untuk mencapainya diperlukan pengelolaan yang efektif dalam penggunaan, pemeliharaan maupun pencatatan akuntansinya.

Bersama dengan berlalunya waktu nilai ekonomis suatu aktiva tetap tersebut harus dapat dibebankan secara tetap dan salah satu caranya adalah dengan menentukan metode penyusutan. Untuk itu perlu diketahui apakah metode penyusutan yang telah diterapkan oleh perusahaan telah memperhatikan perubahan nilai aktiva tetap yang menurun yang disebabkan karena berlalunya waktu atau menurunnya manfaat yang diberikan aktiva tersebut.

Aktiva tetap biasanya merupakan bagian investasi yang cukup besar dalam jumlah keseluruhan asset perusahaan. Besarnya investasi yang ditanamkan dalam aktiva tetap menjadikan aktiva tetap itu perlu mendapatkan perhatian yang serius. Tidak hanya pada penggunaan dan operasinya saja tetapi juga dalam akuntansinya yang biasanya mencakup perolehan aktiva tetap, penghentian atau pelepasan aktiva tetap, serta penyajian dan pengungkapannya dalam laporan keuangan.

Oleh karena itu, perlunya untuk mengetahui serta memahami secara rinci tentang aktiva tetap baik aktiva tetap berwujud maupun tidak berwujud. Dengan cara demikian kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat di dalam aktiva tetap sebuah perusahaan. Namun untuk mendapatkan rincian yang baik terhadap aktiva tetap, diperlukan pengendalian terhadap aktiva berupa pengujian substantif. Maka dari itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang Audit terhadap Siklus Pengeluaran: Pengujian Substantif terhadap Aktiva Tetap.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan dari penulisan makalah ini sebagai berikut :

Apakah yang dimaksud dengan aktiva tetap dan bagaimana penggolongan aktiva tetap?

Apa saja transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap?

Apa perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar?

Apa perbedaan pengujian substantif aktiva tetap dengan aktiva lancar?

Bagaimana pengujian substantif terhadap aktiva tetap dalam audit yang pertama kalinya?

Bagaimana Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) penyajian aktiva tetap?

Apa saja tujuan pengujian substantif aktiva tetap?

Bagaimana prosedur audit aktiva tetap?

1.3. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui dan memahami pengertian dan penggolongan aktiva tetap.

Untuk mengetahui dan memahami bentuk transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap.

Untuk mengetahui dan memahami perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar.

Untuk mengetahui dan memahami perbedaan pengujian substantif aktiva tetap dengan aktiva lancar.

Untuk mengetahui dan memahami pengujian substantif terhadap aktiva tetap dalam audit yang pertama kalinya.

Untuk mengetahui dan memahami Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) penyajian aktiva tetap.

Untuk mengetahui dan memahami tujuan pengujian substantif aktiva tetap.

Untuk mengetahui dan memahami prosedur audit aktiva tetap.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Aktiva Tetap

2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap

Aktiva tetap ialah aktiva tetap berwujud yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka panjang, dimiliki perusahaan untuk menjalankan operasi guna menunjang perusahaan dalam mencapai tujuan dan dimiliki perusahaan tidak untuk dijual kembali agar diperoleh laba atas penjualan tersebut.

Menurut Zaki Baridwan (1992, hal 271) menjelaskan : Aktiva tetap berwujud yang sifatnya relatif permanen (menunjukkan sifat bahwa aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama) yang digunakan dalam kegiatan perusahaan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2002, Nomor 16.2 Paragraf 05) Aktiva tetap adalah aktiva tetap berwujud yang digunakan dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun terlebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan sifat-sifat tetap berwujud digunakan dalam operasional perusahaan, tidak untuk diperdagangkan, umur ekonomi lebih dari satu tahun yang sifatnya relatif tetap atau permanen dan berwujud fisik artinya dapat dilihat dan dirasakan dengan panca indera.

2.1.2. Penggolongan Aktiva Tetap

Aktiva tetap yang dimiliki perusahaan banyak jenisnya, untuk tujuan akuntansi maka perlu penggolongan aktiva tetap sesuai dengan kebutuhan dan fungsi masing-masing.

Menurut Harahap (2002:22) : Penggolongan aktiva tetap dibagi menjadi berbagai sudut, antara lain :

1. Sudut Substansi, aktiva tetap dapat dibagi:

a. Tangible Assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan peralatan.

b. Intangible Assets atau aktiva yang tidak berwujud seperti HGU, GB, Goodwill-Pattens, Copyright, Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain.

2. Sudut Disusutkan atau Tidak:

a. Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang dapat disusutkan seperti bangunan, peralatan, mesin, inventaris, dan lain-lain.

b. Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan seperti tanah.

3. Berdasarkan jenis dapat dibagi sebagai berikut:

a. Lahan

Lahan adalah bidang tanah terhampar baik yang merupakan tempat bangunan maupun yang masih kosong. Dalam akuntansi apabila ada lahan yang didirikan bangunan di atasnya harus dipisahkan pencatatannya dari lahan itu sendiri.

b. Bangunan Gedung

Gedung adalah bangunan yang terdiri di atas bumi ini baik di atas tanah/ air. Pencatatannya harus terpisah dari lahan yang menjadi lokasi gedung itu.

c. Mesin

Mesin termasuk peralatan-peralatan yang menjadi bagian dari mesin yang bersangkutan.

d. Kendaraan

Semua jenis kendaraan seperti alat pengangkutan, truk, traktor, mobil, kendaraan roda dua, dan lain-lain.

e. Perabot

Dalam jenis ini termasuk perabot kantor, perabot laboraturium, perabot pabrik yang merupakan isi dari suatu bangunan.

f. Peralatan

Peralatan yang dianggap merupakan alat-alat besar yang digunakan dalam perusahaan seperti inventaris kantor, inventaris pabrik, inventaris laboraturium, inventaris gudang, dan lain-lain.

g. Prasarana

Di Indonesia merupakan kebiasaan bahwa perusahaan membuat klasifikasi khusus prasarana seperti jalan, jembatan, roil, pagar, dan lain-lain.

Menurut Harnanto (2002:314) : Penggolongan aktiva tetap di bagi menjadi tiga kelompok atau bagian yaitu :

1. Aktiva tetap berwujud yang umur atau masa kegunaannya tidak terbatas. Termasuk dalam kelompok ini adalah tanah yang dipakai sebagai tempat kedudukan bangunan pabrik, bangunan gedung, dan bangunan kantor.

2. Aktiva berwujud yang umur atau masa kegunaannya terbatas, dan dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaan telah berakhir. Termasuk dalam kelompok ini adalah bangunan, mesin dan alat pabrik, mebel dan perlengkapan kantor, dan kendaraan.

3. Aktiva tetap yang umur dan masa kegunaannya terbatas, dan tidak dapat diganti dengan aktiva sejenis apabila masa kegunaannya telah habis. Termasuk dalam kelompok ini adalah sumber alam, seperti tambang.

2.2. Transaksi yang Bersangkutan dengan Aktiva Tetap

Transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap sebagai berikut:

Aktiva Tetap

Pemerolehan

Pengeluaran Modal

Revaluasi

Pertukaran

Penghentian Pemakaian

Penjualan

Pertukaran

Depresiasi Akumulasian Aktiva Tetap

Penghentian Pemakaian

Penjualan

Pertukaran

Depresiasi

Jurnal-jurnal transaksi yang menyangkut perubahan aktiva tetap dan akun depresiasi akumulasian yang bersangkutan adalah sebagai berikut:

Transaksi pemerolehan aktiva tetap.

Aktiva Tetap xx

Kas xx

Transaksi pengeluaran modal (capital expenditure).

Aktiva Tetap xx

Kas xx

Transaksi depresiasi aktiva tetap.

Biaya Depresiasi xx

Depresiasi Akumulasian Aktiva tetap xx

Transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap.

Depresiasi Akumulasian Aktiva Tetap xx

Rugi Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap xx

Aktiva Tetap xx

Transaksi reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.

Biaya Reparasi dan Pemeliharaan Aktiva Tetap xx

Kas xx

Sediaan Suku Cadang xx

Gaji dan Upah xx

Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan xx

Contoh soal:

1. Pembelian Aktiva tetap secara tunai dalam kondisi yang normal (Pembelian 1 (satu) jenis aktiva tetap Pada tanggal 1 februari 2013 PT Kali jaya yang bergerak dalam bidang Peternakan ayam Membeli sebuah mobil angkut yang akan difungsikan untuk pemasaran ayam dan telur ayam seharga Rp. 40.000.000, Berdasarkan transaksi ini buatlah jurnal umum yang disusun oleh PT Kali Jaya!

2. Pembelian Aktiva Tetap secara tunai dimana aktiva yang dibeli lebih dari satu jenis tetapi dibeli dalam satu harga. Seorang usahawan membeli gedung di atas sebidang tanah yang luasnya 200 m sedangkan luas gedung 60 m dengan harga Rp 240.000.000. Berdasarkan info pasar harga tanah per 1 meter adalah Rp 1000.000 dan menurut tipe gedung harga per meter Rp 1.200.000. Diminta, buatlah perhitungan Harga Perolehan aktiva tetap yang dibeli dan susunlah jurnal pembelian aktiva tetap tersebut!

3. Pembelian Aktiva tetap dengan angsuran dimana harga Tunai aktiva tetap yang dibeli diketahui. Aktiva tetap dengan jenis kendaraan dengan harga tunai Rp 50.000.000 dibeli secara mengangsur selama 60 kali bulanan dengan uang muka Rp 5000.000 dan bunga 12% per tahun. Diminta; Perhitungan dan jurnal-jurnal yang diperlukan atas pembelian aktiva tetap tersebut!

4. Cara perolehan aktiva tetap dengan cara pertukaran dimana aktiva tetap yang ditukar berbeda jenis. Aktiva tetap mesin yang harga perolehannya Rp 20.000.000 sudah disusutkan sebesar Rp 5000.000 ditukarkan dengan aktiva tetap kendaraan yang harga perolehannya Rp 25.000.000 belum ada penyusutan (Kendaraan Baru). Apabila Aktiva tetap mesin diakui (harga pasar) nilainya sebesar Rp 16.000.000, maka buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan atas pertukaran aktiva tetap tersebut!

5. Cara Perolehan Aktiva tetap dengan cara pertukaran dimana aktiva yang ditukarkan sejenis. Perusahaan Pak Subkhan ingin menukar mesin lamanya dengan mesin baru. Harga perolehan mesin lama $ 4000 dengan penyusutan $3200 dan harga pasar mesin tersebut $1.100. Mesin baru yang diinginkan pak Subkhan mempunyai harga perolehan $5000. Berdasarkan data tersebut buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan

Pembahasan soal 1 Dalam soal 1 terjadi pembelian aktiva tetap secara tunai dalam bentuk sebuah mobil angkut dengan harga Rp 40.000.000, pada kondisi ini tidak ada perhitungan yang diperlukan karena harga perolehan mobil telah diketahui sehingga tinggal menyusun jurnal pembelian mobil tersebut. Jurnal yang disusun PT Kali jaya adalah sebagai berikut:

Mobil.............Rp 40.000.000

Kas ...............Rp 40.000.000

Pembahasan Soal 2 Dalam soal 2 terjadi pembelian aktiva tetap secara tunai dengan satu harga tetapi aktiva tetap yang dibeli lebih dari satu jenis aktiva tetap yaitu aktiva tetap tanah dan gedung. Berdasarkan transaksi ini maka harus diketahui terlebih dahulu harga perolehan Tanah dan harga perolehan gedung. Perhitungan untuk mengetahui harga perolehan tanah dan gedung yang dibeli tersebut adalah sebagai berikut: Mencari Harga Pasar Relatif

Tanah => 200 m x Rp 1000.000 = Rp 200.000.000

Gedung=> 60 m x Rp 1200.000 = Rp 72.000.000 +

Harga Pasar Relatif...................... = Rp 272.000.000

Mencari Harga Perolehan Harga Perolehan Tanah dicari dengan cara sebagai berikut: (200.000.000/272.000.000) x 240.000.000 = Rp 176.470.588

Harga Perolehan Gedung dicari dengan cara sebagai berikut:

(72.000.000/272.000.000) x 240.000.000 = Rp 63.529.412

Jurnal yang dibuat atas pembelian aktiva tetap

Tanah .............Rp 176.470.588

Gedung............Rp 63.529.412

Kas ....................Rp 240.000.000

Pembahasan Soal 3 Dalam soal 3 terjadi pembelian aktiva tetap dengan angsuran, dimana harga tunai aktiva tetap tersebut diketahui yaitu Rp 50.000.000. Perhitungan yang diperlukan adalah sebagai berikut: Mencari utang pokok pinjaman

Harga Tunai => Rp 50.000.000

Uang Muka => Rp 5.000.000 -

Utang Pokok Pinjaman => Rp 45.000.000

Mencari Bunga Pinjaman Lama angsuran 60 kali bulanan sama dengan 5 tahun,

sedangkan bunga 12% per tahun sehingga besar bunga dalam persen =>12% x 5 tahun = 60%

Bunga dalam rupiah => 60% x 45.000.000 = Rp 27.000.000

Mencari angsuran yang dibayarkan setiap bulan

Besarnya utang total = utang pokok + utang bunga

= 45.0000.0000+27.000.000

= Rp 72.000.000

Angsuran utang pokok perbulan => 45.000.000 : 60 = Rp 750.000

Angsuran utang bunga perbulan => 27.000.000 : 60 = Rp 450.000

Jadi Besarnya kas yang dibayarkan setiap bulan untuk membayar angsuran adalah sebagai berikut:

=> Angsuran utang poko per bulan + Angsuran utang bunga perbulan

=> Rp 750.000 + Rp 450.000 = Rp 1.200.000,

atau dapat juga dihitung dengan cara berikut ini:

= Total Utang : Lama angsuran = 72.000.000 : 60 = Rp 1.200.000.

Jurnal yang disusun saat pembelian

Aktiva tetap Kendaraan........................Rp 50.000.000

Beban Bunga ditetapkan dimuka..........Rp 27.000.000

Utang .................................................................Rp 72.000.000

Kas .....................................................................Rp 5.000.000

Jurnal saat pembayaran angsuran;

Utang .................Rp 1.200.000

Kas ......................Rp 1.200.000

Beban Bunga angsuran kendaraan ............Rp 450.000

Beban Bunga ditetapkan dimuka ..............Rp 450.000

Pembahasan soal 4 Dalam soal 4 terjadi transaksi pertukaran aktiva tetap berbeda jenis yaitu aktiva tetap mesin lama akan ditukarkan dengan aktiva tetap kendaraan baru. Perhitungan untuk menentukan laba rugi atas adanya pertukaran

Nilai buku (nilai sekarang) mesin => Harga perolehan - Penyusutan

=> Rp 20.000.000 - Rp 5000.000 = Rp 15.000.000

Harga Pasar Mesin ................................................... = Rp 16.000.000

Laba Pertukaran => Rp 16.000.000 - Rp 15.000.000 = Rp 1.000.000

Terjadi laba dalam pertukaran karena harga pasar lebih besar dari nilai buku.

Perhitungan untuk menentukan kas yang harus dibayar untuk pertukaran aktiva tetap

Harga Pasar mesin Rp 16.000.000 sedangkan harga kendaraan (baru) yang diinginkan Rp 25.000.000 Sehingga jika ingin menukarkan mesin dengan kendaraan harus menambah uang sebesar Rp 9000.000 Note;kendaraan masih baru sehingga harga perolehan = harga pasar.

Jurnal yang disusun atas pertukaran aktiva tetap

Kendaraan ................................Rp 25.000.000

Akml. Penyusutan Mesin .........Rp 5.000.000

Mesin........................................................Rp 20.000.000

Laba Pertukaran Aktiva...........................Rp 1.000.000 Kas...........................................................Rp 9.000.000

Catatan: Tujuan Jurnal diatas adalah memunculkan akun kendaraan dan menghapus akun mesin.

Pembahasan Soal 5 Dalam soal 5 terjadi pertukaran aktiva tetap dimana aktiva tetap yang ditukar masih satu jenis, yaitu pertukaran aktiva tetap mesin lama akan ditukarkan dengan mesin baru.

Perhitungan menentuka laba-rugi perhitungan

Nilai Buku mesin lama => $4000 -$3200 = $ 800

Harga Pasar Mesin Lama => .......................= $ 1.100

Laba Pertukaran => $1100 - $ 800 = $ 300

Karena dalam pertukaran aktiva tetap satu jenis tidak mengakui adanya laba pertukaran maka laba pertukaran diperlakukan sebagai pengurang

Harga perolehan mesin baru, jadi harga perolehan mesin baru $5000 - $300 = $4700

Perhitungan menentukan besarnya kas yang dibayarkan untuk pertukaran aktiva tetap

Harga pasar mesin lama $ 1.100 sedangkan harga mesin baru $ 5000 sehingga kas yang dibayar untuk menukar mesin lama dengan mesin baru adalah $5000 - $1100 = $ 3900

Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut

Mesin baru .......................................$ 4700

Akml Penyusutan mesin lama ..........$ 3200

Mesin lama ......................................$ 4000

Kas....................................................$ 3900

2.3. Perbedaan Karakteristik Aktiva Tetap dengan Aktiva Lancar

1. Aktiva tetap mempunyai saldo yang cukup besar dalam neraca, transaksi perubahan relatif sedikit namun umumnya menyangkut jumlah yang besar;

2. Kesalahan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap mempunyai pengaruh kecil terhadap perhitungan laba rugi, sedangkan kesalahan pisah batas transaksi yang besangkutan dengan aktiva lancar mempunyai pengaruh yang besar terhadap perhitungan laba rugi;

3. Aktiva tetap disajikan di neraca berdasarkan harga perolehan dikurang depresiasi akumulasi penyusutan sama dengan nilai buku.

2.4. Perbedaan Pengujian Substantif terhadap Aktiva Tetap dengan Aktiva Lancar

1. Frekuensi transaksi yang menyangkut aktiva tetap relatif sedikit maka jumlah waktu yang diperlukan untuk pengujian subtsantif terhadap aktiva tetap relatif sedikit bila dibandingkan dengan aktiva lancar;

2. Ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap sedikit pengaruhnya terhadap perhitungan laba rugi maka auditor tidak mengarahkan perhatiannya terhadap masalah ketelitian pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap pada akhir tahun, sedang dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor memusatkn perhatian terhadap aktiva lancar tersebut;

3. Pengujian substantif terhadap aktiva tetap dititik beratkan pada vrifikasi mutasi aktiva tetap yang terjadi dalam tahun yang di audit;

4. Verifikasi saldo aktiva tetap pada tanggal neraca tidak mendapat perhatian auditor karena aktiva tetap disajikan pada cost-nya bukan nilai pada tanggal neraca seperti halnya dengan aktiva lancar.

2.5. Pengujian Substantif terhadap Aktiva tetap dalam Audit yang Pertama Kalinya

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam audit terhadap aktiva tetap pada audit pertama kalinya:

a) Apakah laporan keuangan tahun sebelumnya telah di audit oleh auditor independen lain?

b) Apakah klien menyelenggarakan catatan rinci untuk aktiva tetapnya?

c) Apakah klien mengarsipkan dokumen-dokumen yang mendukung transaksi yang bersangkutan dengan perolehannya dan mutasi aktiva tetap sampai dengan saat diaudit yang pertama dilaksanakan?

2.6. Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Aktiva Tetap di Neraca

1) Dasar penilaian aktiva tetap harus dicantumkan dalam neraca;

2) Aktiva tetap dijaminkan harys dicantumkan dalam laporan keuangan;

3) Jumlah depresiasi akumulasi dan biaya-biaya depresiasi untuk tahun ini harus ditunjukan dalam laporan keuangan;

4) Metode yang digunakan dalam perhitungan depresiasi golongan besar aktiva tetap harus diungkapkan dalam laporan keuangan;

5) Aktiva tetap harus dipecah kedalam golongan yang terpisah jika jumlahnya material;

6) Aktiva tetap yang telah habis depresiasi atau nilai bukunya namun masih digunakan untuk operasional perusahaan, jika jumlahnya material harus dijelaskan.

2.7. Tujuan Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiva Tetap

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang dengan aktiva tetap;

2. Membuktikan keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap yang dicantumkan di neraca;

3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca;

4. Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di neraca;

5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.

Untuk hal tersebut maka auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo aktiva tetap yang dicantumkan didalam neraca dengan aktiva tetap yang bersangkutan di dalam buku besar dan selanjutnya ditelusuri ke jurnal pengeluaran kas, jurnal umum dan buku pembantu aktiva tetap.

2.8. Prosedur Audit Aktiva Tetap

Prosedur audit pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap:

1. Prosedur audit awal

Auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi aktiva tetap yang di cantumkan di neraca dengan catatan akuntansi pendukungnya. Rekonsiliasi ini perlu dilakukan agar auditor memperoleh suatu keyakinan yang memadai bahwa informasi aktiva tetap yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang dapat dipercaya oleh karena itu auditor melakukan 6 prosedur audit sebagai berikut yang akan diuji lebih lanjut:

1) Usut saldo aktiva tetap yang tecantum di dalam neraca ke saldo akun aktiva tetap bersangkutan di buku besar;

2) Hitung kembali saldo aktiva tetap di buku besar;

3) Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam aktiva tetap serta hitung akumulasi penyusutan aktiva tetap tersebut;

4) Usut saldo akun aktiva tetap ke kertas kerja tahun lalu;

5) Usut posting pendebetan dan pengkreditan ke dalam jurnal yang bersangkutan;

6) Lakukan rekonsiliasi akun kontrol terhadap aktiva tetap dalam buku besar ke buku pembantu aktiva tetap.

2. Prosedur analitik

Prosedur analitik antara lain:

1) Hitung rasio:

a. Tingkat perputaran aktiva tetap

b. Laba bersih dengan aktiva tetap

c. Aktiva tetap ke modal saham

d. Biaya reparasi dan pemeliharaan dengan aktiva tetap

2) Lakukan analisis hasil prosedur analitik dengan harapan dari dasarkan pada data masa lalu baik data anggaran maupun data realisasi.

3. Prosedur pengujian terhadap transaksi rinci

1) Periksa tambahan aktiva tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut;

2) Periksa berkurangnya aktiva tetap ke dokumen yang mendukung timbulnya transaksi tersebut;

3) Lakukan pemeriksaan pisah batas (cut off) transaksi aktiva tetap;

4) Lakukan review terhadap akun biasa maintanance maupun biaya reparasi.

4. Prosedur pengujian terhadap saldo akun rinci

1) Lakukan inspeksi atau peninjauan terjadap aktiva tetap;

a. Lakukan inspeksi terhadap tambahan aktiva tetap

b. Lakukan penyelidikan dan sesuaikan jika terjadinya perbedaan

c. Periksa dokumen yang mendukung pembayaran dan pembelian aktiva tetap setelah tanggal neraca

2) Periksa bukti hak kepemilikan aktiva tetap dan kontrak yang mendukung penggunaan aktiva tetap tersebut;

3) Lakukan review terhadap penyusutan aktiva tetap.

5. Prosedur verifikasi penyajian dan pengungkapan

Bandingkan penyajian aktiva tetap dengna prinsip aktiva yang diterima umum:

1) Periksa klasifikasi aktiva tetap di neraca;

2) Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan aktiva tetap.

BAB III

PENUTUP

3.1. Simpulan

1. Aktiva Tetap merupakan aset suatu perusahaan yang berwujud, yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dalam jangka waktu lebih dari satu periode.

2. Dari sudut substansi, aktiva tetap dapat dibagi menjadi:

a. Tangible Assets atau aktiva berwujud seperti lahan, mesin, gedung, dan peralatan.

b. Intangible Assets atau aktiva yang tidak berwujud seperti HGU, GB, Goodwill-Pattens, Copyright, Hak Cipta, Franchise, dan lain-lain.

Dari sudut disusutkan atau Tidak dapat dibagi menjadi:

a. Depreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang dapat disusutkan seperti bangunan, peralatan, mesin, inventaris, dan lain-lain.

b. Undepreciated Plant Assets yaitu aktiva tetap yang tidak disusutkan seperti tanah.

Berdasarkan jenis dapat dibagi menjadi:

a. Tanah yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi, misalnya sebagai lapangan, halaman, tempat parkir dan lain sebagainya;

b. Bangunan, baik bangunan kantor, toko maupun bangunan untuk pabrik;

c. Mesin;

d. Inventaris;

e. Kendaraan dan perlengkapan atau alat-alat lainnya.

3. Tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap:

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang dengan aktiva tetap;

2. Membuktikan keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap yang dicantumkan di neraca;

3. Membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca;

4. Membuktikan kewajaran penilaian aktiva tetap yang dicantumkan di neraca;

5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.

4. Prosedur audit terhadap aktiva tetap terdiri dari:

1. Prosedur audit awal;

2. Pengujian analitik;

3. Pengujian terhadap transaksi rinci;

4. Pengujian terhadap saldo akun rinci;

5. Verifikasi penyajian dan pengungkapan.

3.2. Saran

1. Mahasiswa dan masyarakat luas harus lebih memahami bagaimana ketentuan-ketentuan mengenai aktiva tetap agar tidak terjadi kesalahan pada pemahaman terhadap aktiva tetap.

2. Auditor harus mengaudit sesuai dengan prosedur audit agar tidak terjadi kesalahan dalam pengauditan.

3. Akuntan harus memahami dengan baik bagaimana pencatatan aktiva tetap yang baik dan benar agar tidak terjadi salah pencatatan dalam transaksi keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi Keenam. Salemba Empat: Jakarta

Arens, Alvin A., James K. Loebbecke. 1995. Auditing: Suatu Pendekatan Terpadu. Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta

Reeve, James M., Carl S. Warren. 2009. Pengantar Akuntansi. Salemba Empat: Jakarta

Guy, Dan. M., Wayne Alderman, Alan J. Winters. 2002. Auditing. Edisi kelima (Alih Bahasa Sugiyarto). Erlangga: Jakarta

Kieso, Donald E., Jweygandt Jerry, Dwarfield Terry. 2007. Akuntansi Intermediate. Edisi Kedua Belas. Erlangga: Jakarta

Pengujian Substantif Aktiva Tetap. http://magussudrajat.blogspot.com/2010/11/audit- siklus-pengeluaran-pengujian_24.html. Diakses pada Minggu, 10 November 2013 pukul 14.41.

Aktiva Tetap. http://yadi3bjm.wordpress.com/2008/04/23/aktiva-tetap/. Diakses pada Minggu, 10 November 2013 pukul 15.08.