Asoy Geboy.doc

54
I. DEFINISI Menurut Singgih D. Gunarsa (1998:140), psikosis adalah gangguan jiwa yang meliputi keseluruhan kepribadian, sehingga penderita tidak bisa menyesuaikan diri dalam norma-norma hidup yang wajar dan berlaku umum. Menurut W.F. Maramis (2005:180), psikosis adalah gangguan jiwa dengan kehilangan rasa kenyataan (sense of reality). Kelainan seperti ini dapat diketahui berdasarkan gangguan- gangguan pada perasaan, pikiran, kemauan, motorik,dst. Sedemikian berat sehingga perilaku penderita tidak sesuai lagi dengan kenyataan. Perilaku penderita psikosis tidaj dapat dimengerti oleh orang normal sehingga orang awam menyebut penderita sebagai orang gila. Menurut Zakiah Daradjat (1993:56) menyatakan , seorang yanng diserang penyakit jiwa (psikosis), kepribadiannya terganggu, dan selanjutnya menyebabkan kurang mampu menyesuaikan diri dengan wajar dan tidak sanggup memahami problemnya. Seringkali orang sakit jiwa tidak merasa bahwa dirinya sakit, sebaliknya ia menganggap dirinya normal saja, bahkan lebih baik, lebih unggul, dan lebih penting dari orang lain. Dari tiga pendapat tersebut dapat diperoleh gambaran tentang psikosis yang intinya sebagai berikut :

description

a

Transcript of Asoy Geboy.doc

Page 1: Asoy Geboy.doc

I. DEFINISI

Menurut Singgih D. Gunarsa (1998:140), psikosis adalah gangguan jiwa yang meliputi

keseluruhan kepribadian, sehingga penderita tidak bisa menyesuaikan diri dalam norma-

norma hidup yang wajar dan berlaku umum.

Menurut W.F. Maramis (2005:180), psikosis adalah gangguan jiwa dengan kehilangan

rasa kenyataan (sense of reality). Kelainan seperti ini dapat diketahui berdasarkan

gangguan-gangguan pada perasaan, pikiran, kemauan, motorik,dst. Sedemikian berat

sehingga perilaku penderita tidak sesuai lagi dengan kenyataan. Perilaku penderita psikosis

tidaj dapat dimengerti oleh orang normal sehingga orang awam menyebut penderita

sebagai orang gila.

Menurut Zakiah Daradjat (1993:56) menyatakan , seorang yanng diserang penyakit

jiwa (psikosis), kepribadiannya terganggu, dan selanjutnya menyebabkan kurang mampu

menyesuaikan diri dengan wajar dan tidak sanggup memahami problemnya. Seringkali

orang sakit jiwa tidak merasa bahwa dirinya sakit, sebaliknya ia menganggap dirinya

normal saja, bahkan lebih baik, lebih unggul, dan lebih penting dari orang lain.

Dari tiga pendapat tersebut dapat diperoleh gambaran tentang psikosis yang intinya

sebagai berikut :

1. Psikosis merupakan gangguan jiwa yang berat, atau tepatnya penyakit jiwa, yang

terjadi pada semua aspek kepribadian.

2. Bahwa penderita psikosis tidak dapat lagi berhubungan dengan realitas, penderita

hidup dalam dunianya sendiri.

3. Psikosis tidak dirasakan keberadaannya oleh penderita. Penderita tidak menyadari

bahwa dirinya sakit.

II. KLASIFIKASI

Secara garis besar klasifikasi psikosa menurut Pedoman Penggolongan Diagnosis

Gangguan Jiwa (PPDGJ) (Maramis, 2005: 150-155) adalah sebagai berikut:

1. Psikosis Berhubungan dengan Sindroma Otak Organik

Page 2: Asoy Geboy.doc

Psikosis organik adalah penyakit jiwa yang disebabkan oleh faktor-faktor fisik atau

organik, yaitu pada fungsi jaringan otak, sehingga penderita mengalami inkompeten

secara sosial, tidak mampu bertanggung jawab dan gagal dalam menyesuaikan diri

terhadap realitas. Psikosis organik dibedakan menjadi beberapa jenis dengan sebutan

atau nama mengacu pada faktor penyebab terjadinya. Jenis psikosis yang tergolong

psikosis organik adalah sebagai berikut:

a. Dementia Paralytica

Psikosis yang terjadi akibat infeksi syphilis yang kemudian menyebabkan

kerusakan sel-sel otak.

b. Psikosis alkoholik

Terjadi karena fungsi jaringan otak terganggu atau rusak akibat terlalu banyak

minum minuman keras.

c. Psikosis berhubungan dengan trauma

Psikosis yang terjadi akibat luka atau trauma pada kepala karena terkena pukulan,

tertembak, kecelakaan, dst.

d. Psikosis obat-obatan

psikosis akibat obat-obat terlarang (kokain, sabu-sabu)

2. Psikosis Fungsional

Psikosis fungsional merupakan penyakit jiwa secara fungsional yang bersifat

nonorganik, yang ditandai dengan disintegrasi kepribadian dan ketidakmampuan

dalam melakukan penyesuaian sosial. Psikosis jenis ini dibedakan menjadi tiga, yaitu :

a. Psikosis mania-depresif

Psikosis mania-depresif merupakan kekalutan mental yang berat, yang berbentuk

gangguan emosi yang ekstrim, yaitu berubah-ubahnya kegembiraan yang berlebihan

(mania) menjadi kesedihan yang sangat mendalam (depresi) dan sebaliknya dan

seterusnya.

Gejala-gejala psikosis mania-depresif

a) Gejala-gejala mania antara lain:

euphoria (kegembiraan secara berlebihan

waham kebesaran;

hiperaktivitas;

Page 3: Asoy Geboy.doc

pikiran melayang.

b) Gejala-gejala depresif antara lain :

kecemasan;

pesimis;

hipoaktivitas;

insomnia;

anorexia.

Faktor penyebab psikosis mania-depresif

Psikosis mania-depresif disebabkan oleh faktor yang berhubungan

dengandua gejala utama penyakit ini, yaitu mania dan depresi. Aspek mania

terjadi akibat dari usaha untuk melupakan kesedihan dan kekecewaan hidup dalam

bentuk aktivitas-aktivitas yang sangat berlebihan. Sedangkan aspek depresinya

terjadi karena adanya penyesalan yang berlebihan.

b. Psikosis paranoid

Psikosis paranoid merupakan penyakit jiwa yang serius yang ditandai dengan banyak

delusi atau waham yang disistematisasikan dan ide-ide yang salah yang bersifat

menetap. Istilah paranoid dipergunakan pertama kali oleh Kahlbaum pada tahun 1863,

untuk menunjukkan suatu kecurigaan dan kebesaran yang berlebihan (W. F. Maramis,

2005 : 241).

Gejala-gejala psikosis paranoid

Sistem waham yang kaku, kukuh dan sistematis, terutama waham kejaran dan

kebesaran baik sendiri-sendiri maupun bercampur aduk

Pikirannya dikuasai ole hide-ide yang salah, kaku, dan paksaan..

Mudah timbul rasa curiga .

Faktor penyebab psikosis paranoid

Faktor-faktor yangdapat menyebabkan psikosis paranoid (Kartini Kartono, 1999 :

176), antara lain :

Kebiasaan berpikir yang salah;

Terlalu sensitif dan seringkali dihinggapi rasa curiga;

Adanya rasa percaya diri yang berlebihan (over confidence);

Adanya kompensasi terhadap kegagalan dan kompleks inferioritas.

c. Skizofrenia

Page 4: Asoy Geboy.doc

Menurut Ann Isaacs (2004: 151- 153)

1. Definisi

Skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang memengaruhi berbagai

area fungsi individu, termasuk berpikir dan berkomunikasi, menerima dan

menginterpretasikan realitas, merasakan dan menunjukkan emosi, dan

berperilaku dengan sikap yang dapat diterima secara sosial.

2. Kriteria DSM-IV

a) Gangguan berlangsung selama sedikitnya 6 bulan dan termasuk minimal 1

bulan gejala fase aktif yang melibatkan dua atau lebih hal-hal berikut :

waham, halusinasi, bicara tidak teratur, perilaku yang sangat kacau, dan

katatonik, gejala-gejala negatif (mis., afek datar, alogia, atau avolusi).

b) Kriteria lain

Terganggunya fungsi sosial dan okupasi

Gangguan skizoafektif dan gangguan mood dengan mengesampingkan

ciri-ciri psikotik.

Gangguan ini tidak disebabkan oleh efek fisiologik dari suatu zat atau

kondisi medis umum.

3. Gejala umum skizofrenia

a) Waham : keyakinan keliru yang sangat kuat, yang tidak dapat dikurangi

dengan menggunakan logika.

b) Asosiasi longgar : kurangnya hubungan yang logis antara pikiran dan

gagasan, yang dapat tercermin pada berbagai gejala.

c) Halusinasi : persepsi sensori yang keliru dan melibatkan panca indra.

d) Ilusi : Salah menginterpretasikan stimulus lingkungan

e) Depersonalisasi : individu merasa bahwa “dirinya” sudah berubah secara

mendasar.

f) Afek datar : tidak adanya respons emosional; afek juga dapat

digambarkan sebagai tumpul (respon datar) atau tidak tepat (kebalikan

dengan apa yang diharapkan dari suatu situasi).

g) Alogia : berkurangnya pola bicara atau miskin kata-kata.

h) Avolisi : kurangnya motivasi untuk melanjutkan aktivitas yang

berorientasi pada tujuan.

Page 5: Asoy Geboy.doc

4. Klasifikasi

Skizofrenia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yakni positif dan negatif.

Kebanyakan klien mengalami campuran kedua jenis gejala.

a) Gejala positif meliputi halusinasi, waham, asosiasi longgar, dan perilaku

yang tidak teratur atau aneh.

b) Gejala negatif meliputi emosi tertahan (afek datar), anhedonia, avolisi,

alogia, dan menarik diri.

5. Tipe Skizofrenia

Menurut Linda Carman Copel (2007 : 119), skizofrenia dibedakan ke dalam

beberapa tipe, antara lain :

Tabel 1. Tipe skizofrenia

Tipe Gejala Umum

Paranoid Pikiran dipenuhi dengan waham sistematik, yang paling

umum adalah dengan waham kebesaran atau waham kejar

Halusinasi pendengaran terfokus pada tema tunggal

sementara klien mempertahankan fungsi kognitif dan afek

yang serasi

Ansietas

Marah

Argumetatif

Hubungan interpersonal menguat

Berpotensi melakukan prilaku kekerasan pada diri sendiri

atau orang lain

Tak

terorganisasi

Perilaku kacau, menyebabkan gangguan yang berat dalam

aktivitas kehidupan sehari-hari

Kurang memiliki hubungan/pertalian

Kehilangan asosiasi

Bicara tidak teratur

Perilaku kacau, bingung, atau ganjil

Afek datar atau tidk sesuai

Gangguan kognitif

Katatonia Gangguan psikomotor, seperti stupor, negativisme,

Page 6: Asoy Geboy.doc

rigiditas, gairah, postur aneh

Mutisme

Ekolalia (pengulangan kata atau kalimat yang baru

diucapkan orang lain)

Ekopraksia (meniru gerakan orang lain)

Tak terinci Waham

Halusinasi

Tidak koheren

Perilaku tidak terorganisasi yang tidak dapat digolongkan

ke tipe lain

Residual Minimal mengalami satu episode skizofrenik dengan

gejala psikotik yang menonjol, diikuti oleh episode lain

tanpa gejala psikotik

Emosi tumpul

Menarik diri dari realita

Keyakinan aneh

Pengalaman persepsi tidak biasa

Perilaku eksentrik

Pemikiran tidak logis

Kehilangan asosiasi

6. Fase Skizofrenia

a) Fase Prodromal

Kemunduran dalam waktu lama (6 sampai 12 tahun) dalam tingkat fungsi

perawatan diri, sosial, waktu luang, pekerjaan, atau akademik

Timbul gejala positif dan negatif

Periode kebingungan pada klien dan keluarga

b) Fase aktif

Permulaan intervensi asuhan kesehatan, khususnya hospitalisasi

Pengenalan pemberian obat dan modalitas terapeutik lainnya

Page 7: Asoy Geboy.doc

Perawatan difokuskan pada rehabilitasi psikiatrik saat klien belajar untu\

k hidup dengan penyakit yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan

perilaku.

c) Fase residual

Pengalaman sehari-hari dengan penanganan gejala

Pengurangan dan penguatan gejala

Adaptasi

Linda Carman Copel (2007 : 118).

III. ETIOLOGI

Menurut Ann Isaacs (2004: 155-156), penyebab pasti dari skizofrenia masih

belum jelas. Banyak faktor yang berpengaruh untuk timbulnya gangguan skizofrenia

baik dari faktor predisposisi dan faktor presipitasi.

a) Faktor predisposisi

1) Biologis

Genetika

Meskipun genetika merupakan faktor risiko yang signifikan, belum ada

penanda genetika tunggal yang diidentifikasi. Kemungkinan melibatkan

berbagai gen.

Penelitian telah berfokus pada kromosom 6, 13, 18, dan 22. Risiko

terjangkit skizofrenia bila gangguan ini ada dalam adalah sebagai berikut:

- Satu orang tua yang terkena : risiko 12% sampai 15%

- Kedua orang tua terkena penyakit ini : risiko 35% sampai 39%

- Saudara sekandung yang terkena : risiko 8% sampai 10%

- Kembar dzigotik yang terkena : risiko 15%

- Kembar monozigotik yang terkena : risiko 50%

Abnormalitas perkembangan saraf

Penelitian menunjukkan bahwa malformasi janin minor yang terjadi pada

awal gestasi berperan dalam manifestasi akhir dari skizofrenia.

Faktor-faktor yang dapat memengaruhi perkembangan saraf dan

diidentifikasi sebagai risiko yang terus bertambah meliputi :

- Individu yang ibunya terserang influenza pada trimester kedua

- Individu yang mengalami trauma atau cedera pada waktu dilahirkan

Page 8: Asoy Geboy.doc

- Penganiayaan atau trauma di masa bayi atau masa kanak-kanak awal

Abnormalitas struktur otak

Pada beberapa subkelompok penderita skizofrenia, teknik pencitraan

otak (CT, MRI, PET) telah menunjukkan adanya abnormalitas pada struktur

otak yang meliputi :

- Pembesaran ventrikel; jaringan otak pasti lebih kecil dari normal

proses memburuknya/ berhentinya pertumbuhan jaringan otak

- Penurunan aliran darah kortikal, terutama di korteks prefontal

- Penurunan aktivitas metabolik di bagian-bagian otak-otak tertentu

- Atrofi serebri

Ketidakseimbangan neurokimia (neurotransmiter)

Dulu penelitian berfokus pada hipotesis dopamin, yang menyatakan bahwa

aktivitas dopamin yang berlebihan di bagian kortikal otak, berkaitan

dengan gejala positif dari skizofrenia.

Penelitian terbaru menunjukkan pentingnya neurotransmiter lain, termasuk

serotonin, norepinefrin, glautamat, dan GABA.

Homeostasis, atau hubungan antarneurotransmiter, mungkin lebih penting

dibanding jumlah relatif neurotransmiter tertentu.

Tempat reseptor untuk neurotransmiter tertentu juga penting. Perubahan

jumlah dan jenis reseptor dapat memengaruhi tingkat neurotransmiter.

Obat psikotropik dapat memengaruhi tempat reseptor dan neurotansmiter

itu sendiri.

2) Umur dan jenis kelamin

Skizofrenia mempunyai prevalensi yang hampir sama pada pria dan

wanita. Tetapi kedua jenis kelamin ini menunjukkan perbedaan permulaan dan

perjalanan penyakitnya. Laki-laki mempunyai permulaan skizofrenia yang

lebih cepat dapripada wanita. Umur puncak terjadinya skizofrenia pada laki-

laki antara 15- 25 tahun, sedang pada wanita 25-35 tahun.

3) Ahli teori

Teori perkembangan. Ahli teori seperti Freud, Sullivian, dan Erikson

mengemukakan bahwa kurangnya perhatian yang hangat dan penuh kasih

sayang di tahun-tahun awal kehidupan berperan dalam menyebabkan

Page 9: Asoy Geboy.doc

kurangnya identitas diri, salah interpretasi terhadap realitas, dan menarik diri

dari hubungan pada penderita skizofrenia.

Teori keluarga. Teori-teori yang berkaitan dengan peran keluarga dalam

munculnya skizofrenia belum divalidasi dengan penelitian. Bagian fungsi

keluarga yang diimplikasikan dalam peningkatan angka kekambuhan individu

dengan skizofrenia adalah sangat mengekspresikan emosi (high expressed

emotion). Keluarga dengan ciri ini dianggap terlalu ikut campur secara

emosional, kasar dan kritis.

b) Faktor presipitasi

1) Stresor psikososial

Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan

perubahan dalam hidup seseorang, sehingga orang itu terpaksa mengadakan

penyesuaian diri (adaptasi) untuk menanggulangi stesor (tekanan mental) yang timbul.

Namun tidak semua orang mampu menanggulangi sehingga timbul keluhan-keluhan

kejiwaan seperti skizofrenia.

Pada umumnya jenis stresor psikososial yang dimaksud dapat digolongkan

sebagai berikut :

Perkawinan; pertengkaran, perpisahan, perceraian, kematian salah satu

pasangan, ketidaksetiaan

Problem orangtua; tidak punya anak, kebanyakan anak, kenakalan anak, anak

sakit dan hubungan yang tidak baik antara mertua, ipar, besan, dsb.

Hubungan interpersonal (antar pribadi); konflik dengan kekasih, rekan kerja,

antara atasan dan bawahan.

Pekerjaan; di PHK, perusaan bangkrut, dll.

Lingkungan hidup; masalah perumahan, pindah tempat tinggal, penggusuran,

rawan kriminalitas

Keuangan; pendapatan jauh lebih rendah dari pengeluaran, terbelit hutang, soal

warisan, dsb.

Hukum; tuntutan hukum, pengadilan, penjara.

Perkembangan baik fisik, maupun mental; masa remaja, masa dewasa,

menopause, usia lanjut, dll. yang tidak dilampaui dengan baik.

Penyakit fisik atau cedera; jantung, kanker, kecelakaan, operasi, aborsi, dll.

Page 10: Asoy Geboy.doc

Keluarga; sikap orang tua yang tidak baik terhadap anak, penyiksaan,

penganiayaan terhadap anak.

Lain-lain; bencana alam, huru-hara, peperangan, kebakaran, perkosaan, hamil

di luar nikah, dll.

IV. ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

A. Identitas klien

Nama pasien :

Jenis kelamin :

Usia :

Tanggal masuk RS :

Alamat :

Status perkawinan :

Pendidikan :

Pekerjaan :

B. Alasan masuk RSJ :

C. Faktor predisposisi

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?

( ) ya, tahun___________ ( ) tidak

2. Pengobatan sebelumnya kemana

__________________________________________

3. Trauma

Usia Pelaku Korban

Saksi

Aniaya fisik _________ _________ __________ _________

Aniaya seksual _________ _________ __________ _________

Penolakan _________ _________ __________ _________

Kekerasan dalam keluarga_________ _________ __________ _________

Tindakan criminal _________ _________ __________ _________

Page 11: Asoy Geboy.doc

Jelaskan :

____________________________________________________________

____________________________________________________________

4. Adakah keluarga yang mengalami gangguan jiwa ? ( ) ya ( ) tidak

a. Hubungan keluarga :

________________________________________________

b. Gejala :

___________________________________________________________

c. Riwayat pengobatan :

________________________________________________

5. Adakah pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan ?

(perceraian/perpisahan/konflik,dsb)

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

D. Faktor presipitasi

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

_____________________________________________________________________

E. Persepsi klien dan harapan klien dan keluarga

1. Persepsi klien atas masalahnya

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

2. Persepsi keluarga atas masalahnya

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

3. Harapan klien sehubungan dengan pemecahan masalah

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

4. Harapan keluarga sehubungan dengan pemecahan masalah

Page 12: Asoy Geboy.doc

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

F. Koping dan harapan klien / keluarga

1. Koping klien terhadap masalah yang dihadapi

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

2. Koping keluarga terhadap masalah klien

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

G. Pemeriksaan fisik

1. TD ______ mmHg N _____ x/menit S _____ oC P ___ x/menit

2. Berat badan _________ kg Tinggi badan _________ cm

3. Keluhan fisik :

__________________________________________________________________

H. Keluarga

Genogram

1. Pola pengambilan keputusan

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

2. Persepsi peran dalam keluarga

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

3. Persepsi kemampuan keluarga

Page 13: Asoy Geboy.doc

__________________________________________________________________

__________________________________________________________________

I. Status mental

1. Interaksi selama wawancara

( ) bermusuhan ( ) defensive ( ) curiga

( ) tidak kooperatif ( ) mudah tersinggung

Jelaskan ;

____________________________________________________________

2. Persepsi : halusinasi

( ) pengecapan ( ) pendengaran ( ) perabaan ( ) penglihatan

( ) penciuman

Jelaskan :

__________________________________________________________________

3. Isi pikir

( ) obsesi ( ) depersonalisasi ( ) pikiran magis

( ) phobia ( ) ide yang terkait ( ) hipokondria

Waham

( ) agama ( ) nihilistik ( ) curiga ( ) kontrol pikir

( ) somatik ( ) sisip pikir ( ) kebesaran ( ) siar pikir

Jelaskan :

______________________________________________________

4. Arus pikir

( ) sirkumstansial ( ) flight of idea ( ) perseverasi

( ) tangensial ( ) blocking ( ) kehilangan asosiasi

5. Tingkat kesadaran

( ) bingung ( ) stupor ( ) disorientasi orang

( ) sedasi ( ) blocking ( ) disorientasi tempat

Jelaskan :

Page 14: Asoy Geboy.doc

____________________________________________________________

6. Memori

( ) gangguan daya ingat jangka panjang ( ) gangguan daya ingat saat ini

( ) gangguan daya ingat jangka pendek ( ) konfabulasi

Jelaskan :

____________________________________________________________

7. Tingkat konsentrasi dan berhitung

( ) mudah beralih ( ) tidak mampu berkonsentrasi

( ) tidak mampu berhitung

Jelaskan :

____________________________________________________________

8. Kemampuan penilaian

( ) gangguan ringan ( ) gangguan bermakna

Jelaskan :

____________________________________________________________

9. Daya tarik diri

( ) mengingkari penyakit yang diderita ( ) menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan :

____________________________________________________________

J. Kebutuhan perencanaan pulang

1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan

( ) makan ya __ tidak __ ( ) transportasi ya __ tidak ___

( ) keamanan ya __ tidak __ ( ) tempat tinggal ya __ tidak ___

( ) perawatan kesehatan ya __ tidak __ ( ) uang ya __ tidak ___

( ) pakaian ya __ tidak __

Jelaskan:

Page 15: Asoy Geboy.doc

____________________________________________________________

2. Kegiatan hidup sehari-hari

a. Perawatan diri

Bantuan Total Bantuan Minimal

( ) mandi ___________ ______________

( ) kebersihan ___________ ______________

( ) makan ___________ ______________

( ) BAK/BAB ___________ ______________

( ) ganti pakaian ___________ ______________

Jelaskan:

_________________________________________________________

b. Nutrisi

Apakah anda puas dengan pola makan anda : ( ) ya ( ) tidak

Apakah anda makan memisahkan diri :

( ) ya,

jelaskan _____________________________________________________

( ) tidak

Frekuensi makan sehari __ x sehari frekuensi kudapan sehari : __x sehari

Nafsu makan : ( ) meningkat ( ) menurun ( ) berlebihan ( ) sedikit-sedikit

Berat badan: ( ) meningkat ( ) menurun

Berat badan terendah : ___ kg Berat badan tertinggi : ___ kg

Jelaskan :

_________________________________________________________

c. Tidur

Apakah ada masalah tidur _____________________

Apakah merasa segar setelah bangun tidur _______________

Apakah ada kebiasaan tidur siang _____________

Lama tidur siang _______ jam

Apa yang menolong tidur _______________

Page 16: Asoy Geboy.doc

Tidur malam : __________ bangun jam : ________

Apakah ada gangguan tidur :

( ) sulit untuk tidur ( ) bangun terlalu pagi ( ) sonambulisme

( ) terbangun saat tidur ( ) gelisah saat tidur ( ) berbicara saat

tidur

Jelaskan :

_________________________________________________________

3. Kemampuan klien dalam :

Mengantisipasi kebutuhan sendiri ( ) ya ( ) tidak

Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri ( ) ya ( ) tidak

Mengatur penggunaan obat ( ) ya ( ) tidak

Melakukan pemeriksaan kesehatan ( ) ya ( ) tidak

Jelaskan :

____________________________________________________________

4. Klien memiliki sistem pendukung

Keluarga : ( ) ya ( ) tidak

Terapis : ( ) ya ( ) tidak

Teman sejawat : ( ) ya ( ) tidak

Kelompok sosial : ( ) ya ( ) tidak

Jelaskan :

____________________________________________________________

5. Apakah klien menikmati saat bekerja, kegiatan produktif atau hobi ?

( ) ya ( ) tidak

Jelaskan :

____________________________________________________________

K. Pemeriksaan penunjang

1. CT-Scan: dapat menunjukkan struktur abnormalitas otak pada beberapa kasus

seperti schizofrenik (misalnya atrofi lobus temporal), pembesaran ventrikel dengan

Page 17: Asoy Geboy.doc

rasio ventrikel-otak meningkat yang dapat dihubungkan dengan derajat yang dapat

dilihat

2. PET (Positron Emission Tomography) : mengukur aktivitas metabolik dari area

spesifik otak dan dapat menyatakan aktivitas metabolik yang rendah dari lobus

frontal. Terutama pada area prefrontal dari korteks serebral

3. MRI : memberi gambaran otak 3 dimensi, dapat memperlihatkan gambaran yang

lebih kecil dari lobus frontal rata-rata, atrofi lobus temporal (terutama hipokampus,

girus parahipokampus, dan girus temporal superior)

4. RCBF (Regional Cerebral Blood Flow) : memetakan aliran darah dan menyatakan

aktivitas pada daerah otak yang bervariasi

5. BEAM (Brain Electrical Activity Mapping) : menunjukkan respon gelombang

otak terhadap rangsangan yang bervariasi disertai dengan adanya respon yang

terhambat dan menurun, kadang-kadang dilobus temporal dan sistem limbic

6. ASI (Addiction Severity Index) : menentukan masalah-masalah ketergantungan

(ketergantungan zat), yang mungkin dikaitkan dengan penyakit mental, dan

mengindikasikan area pengobatan yang diperlukan

7. Skrining obat (termasuk alcohol) : mengidentifikasi jenis obat yang digunakan

8. Uji psikologis (misalnya MMPI) : menyatakan kerusakan pada satu area atau

lebih.

Catatan : tipe paranoid biasanya menunjukkan sedikit atau tidak adanya kerusakan

L. Penatalaksanaan

PENATALAKSANAAN PSIKOTIK AKUT

Pertama, kita harus dapat memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang

psikotik akut berikut hak dan kewajibannya

1. Informasi yang perlu untuk pasien dan keluarga

Untuk lebih memahami dan memperjelas isi dan metode pemberian informasi

yang akan disampaikan saudara dapat dibaca lebih lengkap pada modul VI B

tentang asuhan keperawatan pasien halusinasi, waham, isolasi sosial. Beberapa

informasi yang perlu disampaikan pada pasien dan keluarga antara lain tentang :

Page 18: Asoy Geboy.doc

Episode akut sering mempunyai prognosis yang baik, tetapi lama perjalanan

penyakit sukar diramalkan hanya dengan melihat dari satu episode akut saja

Agitasi yang membahayakan pasien, keluarga atau masyarakat, memerlukan

hospitalisasi atau pengawasan ketat di suatu tempat yang aman. Jika pasien

menolak pengobatan, mungkin diperlukan tindakan dengan bantuan perawat

kesehatan jiwa masyarakat dan perangkat desa serta keamanan setempat

2. Menjaga keamanan pasien dan individu yang merawatnya:

Keluarga atau teman harus mendampingi pasien

Kebutuhan dasar pasien terpenuhi (misalnya, makan, minum, eliminasi dan

kebersihan)

Hati-hati agar pasien tidak mengalami cedera

3. Konseling pasien dan keluarga

Bantu keluarga mengenal aspek hukum yang berkaitan dengan pengobatan

psikiatrik antara lain : hak pasien, kewajiban dan tanggung jawab keluarga

dalam pengobatan pasien

Dampingi pasien dan keluarga untuk mengurangi stress dan kontak dengan

stresor

Motivasi pasien agar melakukan aktivitas sehari-hari setelah gejala memba

4. Pengobatan

Program pengobatan untuk psikotik akut :

(1) Berikan obat antipsikotik untuk mengurangi gejala psikotik. Obat antipsikotik

berfungsi untuk menghambat reseptor dopamine subtipe D1 dan D2 atau jalur

serotonin dalam SSP. Obat-obat tersebut menghilangkan gejala positif, namun

efeknya terhadap gejala negatif lebih sedikit.

Haloperidol 1-5 mg PO, 1 sampai 3 kali sehari, Untuk psikosis akut. Juga

untuk anak-anak dengan problem perilaku yang berat yang bersifat

menyerang. Dipakai untuk menekan gejala-gejala putus obat akibat

Page 19: Asoy Geboy.doc

narkotik dan untuk skizofrenia yang tidak dapat diatasi dengan obat-obat

lain. Kemungkinan menimbulkan EPS. Mempunyai efek sedasi, hipotensi,

dan antikolinergik yang minimal.

Chlorpromazine 25 mg, 1 sampai 3 kali sehari, tingkatkan secara bertahap.

Efektif untuk psikosis akut. Efek samping sedasi kuat , dapat menimbulkan

hipotensi ortostatik.

Dosis harus diberikan serendah mungkin untuk mengurangi efek samping,

walaupun beberapa pasien mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi

(2) Obat antiansietas juga bisa digunakan bersama dengan neuroleptika untuk

mengendalikan agitasi akut (misalnya: lorazepam 1-2 mg, 1 sampai 3 kali

sehari)

(3) Lanjutkan obat antipsikotik selama sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah gejala

hilang.

(4) monitoring penggunaan antipsikosis pada klien.

Jika penggunaan obat-obatan antipsikosis tidak kuat meskipun sudah

diberikan lebih dari satu jenis, maka gunakan satu jenis obat dengan dosis

adekuat dengan durasi yang lebih lama.

a. Diagnosis ulang (dan diagnosis penyakit lain)

b. Hilangkan kemungkinan psikosis yang disebabkan oleh alkohol

c. Memastikan kepatuhan terhadap pengobatan, mempertimbangkan

depo atau long-acting antipsikotik injeksi dengan maksud untuk

meningkatkan kepatuhan.

d. Pertimbangkan untuk meningkatkan pengobatan saat ini atau beralih

ke obat lain

e. Pertimbangkan antipsikotik generasi kedua (kecuali clozapine), jika

biaya dan ketersediaan bukan kendala, sebagai alternatif untuk

haloperidol dan klorpromazin

Jika efek ekstrapiramidal muncul (seperti parkinson dan dystonia), maka

lakukan :

a. Mengurangi dosis antipsikotik

Page 20: Asoy Geboy.doc

b. Pertimbangkan untuk mengganti obat antipsikotik (misalnya dari

haloperidol ke klorpromazin)

c. Pertimbangkan obat antikolinergik untuk penggunaan jangka pendek

jika strategi-strategi ini gagal atau ekstrapiramidal efek samping yang

parah,akut, atau menonaktifkan. Obat antikolinergik :

Biperiden, harus dimulai pada 1 mg dua kali sehari, meningkat

menjadi 3-12 mg per hari, oral atau intravena. Efek samping termasuk

sedasi, kebingungan, dan gangguan memori, terutama pada orang tua.

Efek samping yang jarang berupa glaukoma sudut tertutup,

myasthenia gravis, gastrointestinal obstruksi.

Trihexyphenidyl (benzhexol), dapat digunakan sebagai alternatif

dengan dosis 4-12 mg per hari. Efek samping sama dengan biperiden.

(5) Penghentian obat antipsikosis pada kasus efek samping berat (demam,

rigiditas, dan hipertensi).

Untuk psikosis akut, pengobatan dilanjutkan sampai 12 bulan setelah

remisi penuh

Untuk psikosis kronik, pertimbangkan penghentian pengobatan jika pasien

sudah stabil dalam jangka waktu beberapa tahun, peningkatan resiko

kekambuhan perlu dipertimbangkan sebagai akibat efek dari pemutusan

pemakaian obat, selama itu pasien dan keluarga harus berkonsultasi.

Jika memungkinkan, rujuk ke spesialis setelah pemutusan pemakaian obat.

(6) Apabila saudara menemukan pasien gangguan jiwa di rumah dengan perilaku

di bawah ini, lakukan kolaborasi dengan tim untuk mengatasinya.

Kekakuan otot (Distonia atau spasme akut), bisa ditanggulangi dengan

suntikan benzodiazepine atau obat antiparkinson

Kegelisahan motorik berat (Akatisia), bisa ditanggulangi dengan

pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker

Gejala parkinson (tremor/gemetar, akinesia), bisa ditanggulangi dengan

obat antiparkinson oral (misalnya, trihexyphenidil 2 mg 3 kali sehari)

5. Rujukan

Tindakan rujukan diperlukan bila terjadi kondisi-kondisi yang tidak dapat diatasi

melalui tindakan yang sudah dilakukan sebelumnya khususnya pada :

Page 21: Asoy Geboy.doc

Kasus baru gangguan psikotik

Kasus dengan efek samping motorik yang berat atau timbulnya demam,

kekakuan, hipertensi, hentikan obat antipsikotik lalu rujuk

PENATALAKSANAAN PSIKOTIK KRONIK

Berikut ini akan diuraikan tentang penatalaksanaan pada pasien psikotik kronik secara

medik.

1. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga.

Tentang asuhan keperawatan pada pasien halusinasi, waham, isolasi sosial, defisit

perawatan diri. Beberapa informasi yang dapat saudara sampaikan pada pasien dan

keluarga antara lain :

Gejala penyakit jiwa (perilaku aneh dan agitasi)

Antisipasi kekambuhan

Penanganan psikosis akut

Pengobatan yang akan mengurangi gejala dan mencegah kekambuhan

Perlunya dukungan keluarga terhadap pengobatan dan rehabililtasi pasien

Perlunya organisasi kemasyarakatan sebagai dukungan yang berarti bagi

pasien dan keluarga

2. Konseling pasien dan keluarga

Beberapa topik yang dapat menjadi fokus konseling adalah :

Pengobatan dan dukungan keluarga terhadap pasien

Membantu pasien untuk berfungsi pada taraf yang optimal dalam pekerjaan

dan kegiatan sehari-hari

Kurangi stress dan kontak dengan stres

3. Pengobatan

Program pengobatan untuk psikotik kronik :

Page 22: Asoy Geboy.doc

(1) Antipsikotik yang mengurangi gejala psikotik :

• Haloperidol 2-5 mg; 1 – 3 kali sehari

• Chlorpromazine 100-200 mg ; 1 – 3 kali sehari

Dosis harus serendah mungkin; hanya untuk menghilangkan gejala, walaupun

beberapa pasien mungkin membutuhkan dosis yang lebih tinggi

(2) Obat anti psikotik diberikan sekurang-kurangnya 3 bulan sesudah episode

pertama penyakitnya dan lebih lama sesudah episode berikutnya

(3) Obat antipsikotik mempunyai efek jangka panjang yang disuntikkan jika

pasien gagal untuk minum obat oral

(4) Berikan terapi untuk mengatasi efek samping yang mungkin timbul :

Kekakuan otot (distonis dan spasme akut), yang dapat diatasi dengan obat

anti parkinson atau benzodiazepine yang disuntikkan

Kegelisahan motorik yang berat (Akatisia) yang dapat diatasi dengan

pengurangan dosis terapi atau pemberian beta-bloker

Obat anti Parkinson yang dapat mengatasi gejala parkinson (antara lain

trihexyphenidil 2 mg sampai 3 kali sehari, ekstrak belladonna 10-20 mg 3x

sehari, diphenhydramine 50 mg 3 x sehari)

4. Rujukan

Beberapa kriteria perlunya rujukan kasus adalah :

Semua kasus baru dengan gangguan psikotik

Depresi atau mania dengan gejala psikotik.

Perlu kepastian diagnosis dan terapi yang paling sesuai pada kasus kronis

Keluarga merasakan terbebani dengan kondisi pasien dan memerlukan

konsultasi dengan pelayanan masyarakat yang sesuai

Pertimbangkan konsultasi untuk kasus dengan efek samping motorik yang

berat

II. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan proses pikir

Page 23: Asoy Geboy.doc

2. Gangguan persepsi dan sensori : penglihatan, pendengaran

3. Hambatan komunikasi verbal

4. Ketidakefektifan koping individu

5. Ansietas

6. Harga diri rendah kronis

7. Isolasi sosial

8. Disfungsi seksual

9. Resiko membahayakan diri/orang lain

10. Defisit perawatan diri

III. Perencanaan

1. Gangguan proses pikir

Intervensi :

a. Kaji tingkat keparahan gangguan proses pikir klien, catat bentuk (dereistik,

autistic, simbolik, asosiasi konkret dan/atau kehilangan asosiasi, terhambat)

Rasional : identifikasi komunikasi/pikiran simbolik/primitive meningkatkan

pemahaman tentang proses pikir klien dan memungkinkan perencanaan intervensi

yang tepat

b. Menciptakan hubungan perawat-klien yang terapeutik

Rasional : menyediakan lingkungan emosi yang aman memungkinkan terjadinya

interaksi interpersonal dan menurunkan autisme

c. Gunakan komunikasi terapeutik untuk mengintervensi secara efektif

Rasional : komunikasi terapeutik akan menurunkan pikiran autistic karena bersifat

jelas, terbuka, konsisten, ringkas dan memerlukan partisipasi dari diri sendiri

d. Ekpresikan keinginan untuk memahami pikiran klien dengan mengklarifikasi apa

yang tidak jelas, pusatkan pada perasaan bukan isi, usahakan untuk mengerti

(tentang ketidakjelasan klien), mendengarkan dengan seksama, mengatur aliran

pikiran bila dibutuhkan

Rasional : klien sering tidak mampu mengorganisasikan pikiran (mudah

terdistraksi, tidak bisa berpegang pada konsep atau keutuhan) sehingga dengan

mendengar dan aktif mengidentifikasi pola pikir pasien akan mempermudah untuk

Page 24: Asoy Geboy.doc

memahami pasien dan juga keinginan untuk mengerti pasien dengan menunjukkan

ekspresi dan perhatian meningkatkan perasaan makna-diri klien.

e. Berikan pikiran yang sesuai dan buat batasan (terapi kognitif) jika klien mencoba

untuk berespon secara impulsive terhadap perubahan pikiran.

f. Pantau program pengobatan, observasi dampak dan efek samping dari pengobatan

Rasional : pencegahan efek samping dapat mencegah kerusakan permanen

g. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat seperti antipsikotik, obat anti-

parkinson

Rasional :

Pemberian obat seperto antipsikotik dapat mencegah kekambuhan pasien dan

mengurangi gejala psikotik yang dialami pasien

2. Gangguan persepsi dan sensori : penglihatan, pendengaran

a. Kaji adanya perubahan persepsi dan sensori klien, catat faktor penyebab/ peranan

(misalnya ketergantungan obat, demam, trauma, atau penyakit/kondisi organic

lain)

Rasional : mengkaji adanya perubahan persepsi dan sensori klien dan juga

penyebab digunakan agar kita tahu selanjutnya intervensi apa yang akan dilakukan

b. Sediakan waktu bersama klien, dengarkan dengan baik dan dukung setiap

perubahan yang klien lakukan

Rasional : dukungan/ penerimaan yang konsisten dapat mengurangi kecemasan

dan ketakutan serta mengajarkan klien untuk mengurangi persepsi yang terganggu

c. Beri lingkungan yang aman yang tidak berargumen atau mengejek pasien

Rasional : perubahan persepsi sangatlah menakutkan klien dan menunjukkan

adanya kehilangan control. Karena kurang pengertian, klien melihat perubahan

persepsi sebagai suatu kenyataan dan berargumen hanya mengarah ke pembelaan

diri dan perlawanan regresif klien

d. Orientasikan kenyataan dengan komunikasi secara efektif, kuatkan kenyataan

tentang perubahan persepsi klien, dan klarifikasi waktu, tempat, dan orang

Rasional : orientasi realitas membimbing klien untuk menginterpretasikan secara

tepat rangsangan dalam lingkungan pergaulan

Page 25: Asoy Geboy.doc

e. Buat batasan respon impulsif klien terhadap perubahan persepsi. Tetap bersama

klien dan berikan distraksi bila mungkin.

Rasional : klien yang mempersepsi lingkungan secara tidak tepat tidak memiliki

control internal untuk mencegah respon impulsif terhadap kesalahan persepsi.

Distraksi dapat juga mendukung klien untuk mengontrol respon terhadap

gangguan persepsi

f. Berikan control eksternal (ruangan yang sunyi, pengasingan, restrein), beri tahu

klien tujuan sentuhan, sesuai indikasi

Rasional : batasan eksternal dan control harus diberikan untuk melindungi klien

dan orang lain sampai klien dapat mengontrol secara internal dan mampu

menyangkal perubahan persepsi

3. Hambatan komunikasi verbal

a. Kaji tingkat keparahan hambatan verbal klien

Rasional : kerusakan/ hambatan komunikasi verbal klien dapat berdampak pada

kemampuan komunikasi klien untuk berinteraksi dengan petugas kesehatan dan

orang lain.

b. Tunjukkan sikap menyimak dalam hubungan perawat dengan klien

Rasional : memungkinkan perawat mendengar dengan cermat, mengobservasi

klien, dan mengantisipasi serta memperhatikan pola komunikasi klien yang

mungkin muncul

c. Akui kesulitan klien dalam berkomunikasi

Rasional : pengenalan kesulitan klien dalam mengekspresikan ide dan perasaan

menunjukkan empati, mengurangi kecemasan, dan memampukan klien untuk

berkonsentrasi dalam berkomunikasi

d. Beri lingkungan yang tidak mengancam/ aman untuk komunikasi klien

Rasional : situasi ketika seseorang merasa bebas untuk mengekspresikan diri tanpa

rasa takut dikritik, membantu memenuhi kebutuhan keamanan, rasa saling percaya

meningkat, memberikan jaminan toleransi, dan validasi komunikasi negative yang

sesuai

e. Terima penggunaan komunikasi alternatif, misalnya menggambar, menyanyi,

menari, atau pantomime.

Page 26: Asoy Geboy.doc

Rasional : meningkatkan perasaan aman klien, menyediakan ruang untuk

mengekspresikan kebutuhan

f. Hindari sanggahan atau persetujuan pada komunikasi yang tidak akurat,

sederhanakan pemberian pandangan realita dengan gaya tidak menghakimi

Rasional : sanggahan merupakn tindakan non terapeutik dan dapat menyebabkan

klien menjadi defensive. Persetujuan dengan ekspresi komunikasi klien yang tidak

akurat akan memicu kesalahpahaman terhadap realita

g. Gunakan komunikasi terapeutik saat berkomunikasi dengan klien seperti parafrase,

refleksi, klarifikasi.

Rasional :alur komunikasi klien (terlalu cepat/lambat) membutuhkan pengaturan.

Teknik ini dibimbing dengan orientasi terhadap realita, untuk itumeminimalkan

kesalahan interpretasi dan mempermudah komunikasi yang akurat

h. Gunakan pendekatan yang mendukung klien dengan mengkomunikasikan

keinginan untuk mengerti (minta klien untuk membantu anda, begitu pula

sebaliknya)

Rasional : pengenalan tentang pengalaman masa lalu klien menimbulkan

ketidakpercayaan, menimbulkan upaya mempertahankan jarak dengan pemberian

pesan yang samar dan tidak jelas

4. Ketidakefektifan koping individu

a. Kaji seberapa parah tingkat kerusakan koping klien

Rasional : memberi informasi tentang kemampuan koping aktual dan yang

dirasakan, bagian kehidupan yang berubah, tingkat ansietas, stress, tingkat

perkembangan fungsi, penggunaan mekanisme pertahanan, dan kemampuan

pemecahan masalah

b. Bantu klien untuk mengidentifikasi/ mendiskusikan pikiran, perasaan, dan persepsi

Rasional : klien mampu melihat bagaimana persepsi/pikiran/afek diproses dan

menguatkan realita dan keterampilan koping

c. Dorong klien untuk mengekspresikan kekhawatiran. Dukung menyusun tujuan

yang realistic dan belajar teknik pemecahan masalah yang tepat

Rasional : dalam hubungan saling dipercaya, klien dapat mulai belajar

keterampilan ini, tanpa takut merasa dihakimi

Page 27: Asoy Geboy.doc

d. Bantu klien mengidentifikasi pencetus yang menimbulkan koping tidak efektif,

jika mungkin

Rasional : pengetahuan tentang stressor yang telah dicetuskan memperburuk

kemampuan koping klien untuk mengenal dan menghadapi faktor-faktor ini

sebelum masalah terjadi

e. Bantu klien mengenali dan mengembangkan keterampilan koping efektif/tepat

Rasional : pemecahan masalah/perilaku koping ynag meningkat/fleksibel

mencegah dekompensasi (kenyataan yang terganggu, sistem delusi)

5. Ansietas

a. Kaji tingkat kecemasan klien, pertimbangkan keparahan, kebutuhan yang tidak

terpenuhi, kesalahan persepsi, mekanisme pertahanan yang dipakai saat ini, dan

keterampilan koping.

Rasional : ego pada pasien penyakit psikosa yang melemah menyebabkan

penurunan kemampuan untuk membedakan realita dan kehilangan kemampuan

untuk pemecahan masalah. Hal ini dapat meningkatkan perasaan tidak berdaya dan

timbulnya ansietas

b. Kaji derajat dan realita ketakutan yang saat ini dirasakan pasien

Rasional : pengalaman takut klien dapat menurunkan kemampuan koping dan

meningkatkan ketakutan/ansietas

c. Bina hubungan saling percaya, menerima, memperhatikan, dan mendukung pasien

Rasional : kepercayaan, yang sangat sulit bagi klien psikosa merupakan dasar

hubungan terapeutik antara perawat dengan pasien. Mutualitas pengalaman 1:1

memampukkan klien melewati rasa takut dan mengidentifikasi metode yang tepat

untuk pemecahan masalah dengan bermain peran dalam hubungan tersebut

d. Anjurkan klien untuk mengungkapkan rasa takutnya

Rasional : pengungkapan persepsi menakutkan (takut) mengurangi menarik diri

dan/atau potensi perilaku berbahaya (proyeksi impuls agresif)

e. Bantu klien untuk mengidentifikasi/mengkomunikasikan sumber ansietas dan are

kekhawatiran

Rasional :ansietas dapat timbul dari kesalahan mempersepsikan ancaman terhadap

diri sendiri, kebutuhan yang tidak terpenuhi, dan kehilangan yang dirasakan

Page 28: Asoy Geboy.doc

(control/pengakuan). Disintegrasi pikiran, persepsi, dan afek mungkin berkurang

seiring klien mengungkapkan perasaan ketakutannya

f. Pantau keefektifan/efek samping obat

Rasional : pencegahan efek samping obat dapat mengurangi pengalaman fisiologis

menakutkan yang dapat meningkatkan ansietas

g. Tunjukkan/dorong penggunaan strategi koping ansietas konstruktif, efektif

(misalnya teknik relaksasi, dan penghentian-pikiran, meditasi, dan latihan fisik).

Gunakan bermain-peran, penguatan positif.

Rasional : koping maladaptif diperiksa dengan penekanan pada hasil yang tidak

efektif. Mengurangi peningkatan sekunder dan memampukkan klien untuk belajar

membuat keputusan lebih adaptif/efektif, pemecahan masalah, dan keterampilan

koping.

h. Tetap bersama klien dan klarifikasikan realita yang ada

Rasional : membantu klien mencapai koping efektif. Kehadiran seorang individu

yang dapat dipercaya dapat membantu klien merasa terlindungi dari bahaya

eksternal, dan mempertahankan kontak dengan kenyataan

i. Libatkan klien dalam rencana pengobatan

Rasional : berpartisipasi dalam pengobatan meningkatkan perasaan control klien

dan memberikan kesempatan untuk latihan keterampilan pemecahan masalah

6. Harga diri rendah kronis

a. Kaji derajat gangguan konsep diri klien

Rasional : mendokumentasikan persepsi diri dan orang lain, tujuan klien,

perubahan/kehilangan yang bermakna memberi dasar penentuan kebutuhan terapi

dan evaluasi perkembangannya

b. Sediakan waktu bersama klien, dengarkan dengan penerimaan yang positif dan

menghormati dengan tidak menghakimi

Rasional : menyampaikan empati, penerimaan, dukungan dapat meningkatkan

harga diri klien. Identitas personal dikuatkan ketika klien mengenalinya bersama

perawat dan mengalami perhatian terapeutik dalam hubungan perawat-klien

c. Bantu klien untuk mengungkapkan kekhawatiran/perasaannya

Page 29: Asoy Geboy.doc

Rasional : harga diri diwujudkan dengan meningkatkan pengertian dan perasaan.

Pengertian dicapai saat klien mengatakan secara verbal /identifikasi perasaan

(misalnya rasa tidak berharga, penolakan, kesendirian)

d. Bantu klien mengidentifikasi bagaimana perasaan negative dapat menurunkan

harga diri

Rasional : perasaan negative dapat menimbulkan kecemasan berat dan/atau

kecurigaan. Kewaspadaan/persepsi tentang faktor-faktor penyebab dapat

membantu klien mengenali bagaimana perasaan negative menyebabkan

penyimpangan

e. Bantu klien untuk mengenali karakteristik positif yang terkait dengan diri klien

Rasional : mendiskusikan aspek positif harga diri, seperti keterampilan sosial,

kemampuan bekerja, pendidikan, bakat, penampilan, dapat menguatkan perasaan

layak/mampu klien

f. Anjurkan klien untuk berpartisipasi dalam program/aktivitas latihan yang tepat

Rasional : meningkatkan kemampuan untuk hubungan interpersonal (berdua 1:1

dan dalam kelompok kecil). Aktivitas yang menggunakan pancaindra

meningkatkan perasaan diri sendiri dan latihan fisik memicu rasa sejahtera positif

g. Beri penguatan positif untuk usaha/kemampuan klien

Rasional : umpan balik positif dapat meningkatkan harga diri, memberi dorongan,

dan mengembangkan rasa diri terarah

h. Tentukan tingkat penampilan peran saat ini dan catat faktor penyebab/kontribusi

yang mempengaruhinya

Rasional :faktor-faktor seperti pengetahuan yang tidak adekuat, konflik peran,

perubahan persepsi peran diri/orang lain, dan perubahan pola tanggung jawab yang

biasa dapat memengaruhi kemampuan fisik dan psikologis klien untuk penampilan

peran yang efektif

i. Bantu klien beradaptasi terhadap perubahan penampilan peran dengan bekerja

bersama klien/orang terdekat untuk mengembangkan strategi menangani gangguan

peran dan meningkatkan koping secara efektif

Rasional : tingkat akhir penampilan klien mungkin memengaruhi dipengaruhi oleh

sistem pendukung yaitu memperhatikan dan responsif

Page 30: Asoy Geboy.doc

j. Kaji identitas personal saat ini, dengan pertimbangkan jika klien menyatakan

keberadaan dirinya dan mengekspresikan perasaannya tentang ketidaksiapan

bertemu dengan orang lain/objek

Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individu dan intervensi yang tepat.

Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi diri menimbulkan masalah utama yang

dapat mengganggu interaksi seseorang dengan orang lain

k. Analisis adanya/keparahan faktor-faktor yang dapat mengganggu identitas pribadi

(misalnya paranoid, afek tumpul)

Rasional : batasan ego disintegrasi dapat menyebabkan kelemahan perasaan

tentang diri. Klien sering mengekspresikan ketakutan tentang munculnya faktor-

faktor dan karenanya kehilangan identitas personal

l. Kolaborasi dengan ahli kejiwaan untuk melakukan uji yang tepat (misalnya minta

klien untuk menggambar figure diri, Body Image Aberration, Physical Anhedonia

Scale)

Rasional : uji ini menunjukkan pandangan klien, konsep diri klien, dan korelasi

klien dengan berbagai macam variabel

m. Rujuk ke ahli terapi okupasi/terapi pergerakan/Outdoor Education Program, dan

lain-lain

Rasional : memberi aktivitas yang memberikan harga diri dan pencapaian selama

keterlibatan dengan program hospitalisasi parsial. Hospitalisasi parsial dapat

memfasilitasi transisi dari lingkungan rumah sakit ke komunitas

7. Isolasi sosial

a. Kaji derajat keparahan isolasi yang dialami klien dengan mendengarkan

pandangan klien tentang kesendiriannya.

Rasional : perasaan tidak percaya dapat mengarah kek kesulitan dalam membina

hubungan, dan klien dapat menarik diri dari kontak tertutup dengan orang lain

b. Sediakan waktu bersama klien, buat interaksi yang singkat tetapi yang

mengomunikasikan minat, kekhawatiran, dan perhatian

Rasional : membina hubungan trust dengan klien dengan kontak yang jujur,

singkat, konsisten dengan perawat dapat membantu klien membina kembali

interaksi penuh percaya dengan orang lain

Page 31: Asoy Geboy.doc

c. Rencanakan waktu yang tepat untuk aktivitas (dengan membatasi menarik diri,

menganekaragamkan rutinitas harian hanya yang ditoleransi)

Rasional : konsistensi dalam hubungan interpersonal 1:1 dan kesamaan lingkungan

dibutuhkan pada awal untuk memungkinkan klien menurunkan perilaku menarik

diri. Motivasi dirangsang dengan berbagi pengalaman.

d. Bantu klien berpartisipasi dalam aktivitas pengalih dan batasi/rencanakan situasi

intervensi dengan orang lain pada pertemuan kelompok/unit, dll.

Rasional : dengan toleransi hubungan interpersonal dan penguatan batasan ego,

klien dapat meningkatkan sosialisasi dan masuk ke situasi kelompok kecil.

Interaksi yang singkat dapat membantu klien merasa lebih nyaman diantara orang

lain dan memberikan kesempatan untuk mencoba keterampilan sosial baru

e. Identifikasi sistem pendukung yang tersedia untuk klien (misalnya keluarga,

teman, rekan sejawat)

Rasional : dukungan merupakan bagian penting dari rehabilitasi klien,

memberikan jaringan kerja untuk membimbing klien dalam pemulihan sosial

f. Kaji hubungan keluarga, pola komunikasi, pengetahuan tentang kondisi klien

Rasional : masalah dalam keluarga (keterampilan berhubungan/sosial yang kurang,

ekspresi emosi yang tinggi) dapat mengganggu perkembangan klien dan

menunjukkan perlunya terapi keluarga

g. Catat perasaan makna-diri klien dan keyakinan tentang identitas individu/peran

dalam pergaulan dan lingkungan

Rasional : ketika klien merasa dirinya lebih baik dan mempunyai makna, interaksi

keluarga dengan orang lain ditingkatkan.

8. Disfungsi seksual

a. Izinkan klien untuk menggambarkan persepsinya tentang fungsi

seksual/seksualitas

Rasional : ketika kekhawatiran dan persepsi sudah diungkapkan, ungkapan

tersebut memberikan kesempatan untuk memahami sudut pandang klien,

mengidentifikasikan kebutuhan individu, dan mengklarifikasi kesalahan konsep

b. Tentukan adanya/derajat faktor-faktor yang mengganggu fungsi

seksual/seksualitas

Page 32: Asoy Geboy.doc

Rasional : disintegrasi batsan ego dapat menyebabkan perilaku regresif (menarik

diri) yang mengganggu pembentukan usaha dan menciptakan konfusi identitas

gender. Pengobatan antipsikotik dapat menyebabkan perubahan endokrin

(amenore, laktasi pada wanita dan impoten, hambatan ejakulasi, ginekomastia

pada pria)

c. Beri informasi mengenai obat-obatan, indikasi, dosis dan juga efeksampingnya,

dan lakukan konseling/penyuluhan tentang pemecahan masalah

Rasional : kurang pengetahuan mungkin sebagai faktor yang memperberat difungsi

d. Anjurkan klien untuk mengidentifikasi/melaporkan setiap perubahan dalam fungsi

seksual/seksualitas

Rasional : intervensi pada suatu saat dapat mencegah disintegrasi batasan ego yang

akan dating dan efek samping pengobatan lebih lanjut

e. Lakukan konseling pada klien tentang pengaturan kehamilan, implikasi genetic

memiliki anak

Rasional : penyakit klien yang parah mengakibatkan kesulitan dalam berhubungan

dan tidak membuat pasangan atau orang tua menjadi lebih baik. Konseling eugenic

pra-nikah menjadi sangat penting

f. Identifikasi praktik “seks yang lebih aman” dan diskusikan resiko terkena Penyakit

Menular Seksual (PMS)

Rasional : kurangnya hambatan sosial (pasangan multipel, seks yang tidak aman)

menempatkan klien ini pada kemungkinan beresiko terkena penyakit menular

seksual, dan tingkat fungsi yang buruk dapat berakibat pada pengabaian

pengobatan

9. Resiko membahayakan diri/orang lain

a. Kaji adanya/derajat potensi membahayakan diri atau orang lain dengan

menggunakan skala 1-10. Tentukan keinginan untuk bunuh

diri/membunuh/indikasi kehilangan control perilaku (aktual atau dirasakan),

perilaku bermusuhan secara verbal/nonverbal, faktor resiko dan keterampilan

koping sebelumnya/sekarang.

Page 33: Asoy Geboy.doc

Rasional : kaji adanya atau derajat potensi membahayakan diri sendir atau orang

lain dijadikan sebagai sumber informasi dan dasar untuk melakukan tindakan

intervensi selanjutnya.

b. Berikan lingkungan yang tenang dan aman, jauhkan benda-benda tajam dan

berbahaya yang dapat digunakan untuk melukai dirinya atau orang lain, katakana

pada klien “anda aman”.

Rasional : mempertahankan rangsangan lingkungan dengan minimal dan

pemberian keyakinan membantu mencegah agitasi

c. Hati-hati dalam memberi tempat bersandar/memberi pelukan,dll

Sentuhan mungkin dapat diartikan sebagai bahasa tubuh yang agresif

d. Anjurkan pengungkapan perasaan dan tingkatkan cara ekspresi verbal yang

diterima misalnya berteriak diruangan, atau memaki bantal

Rasional : pengungkapan perasaan dapat mengurangi perlunya tindakan fisik

e. Bantu klien mengidentifikasi situasi yang dapat memicu ansietas/perilaku agresif

Rasional : memberi pemahaman hubungan antara ansietas berat dan situasi yang

mengakibatkan perasaan dekstruktif yang menimbulkan tindakan agresif

f. Gali implikasi dan konsekuensi penanganan situasi ini dengan agresi

Rasional : membantu klien menyadari kemungkinan dan pentingnya

mempertimbangkan situasi sebelum melakukan tindakan

g. Bantu klien mendefinisikan alternative perilaku agresif. Awalnya libatkan dalam

aktivitas fisik sendiri, bukan dalam kelompok. Pantau aktivitas kompetitif, lakukan

dalam kewaspadaan.

Rasional : mengajarkan klien untuk belajar menangani situasi dengan cara yang

dapat diterima orang lain dan lingkungannya. Pengungkapan yang tepat dapat

menghilangkan rasa permusuhan. Ansietas dan ketakutan dapat meningkat selama

aktivitas ketika klien merasa dirinya berkompetisi dengan orang lain dan dapat

memicu terjadinya perilaku yang membahayakan

h. Atur batasan, nyatakan dengan jelas, spesifik, sikap yang tegas terhadap apa yang

dapat/tidak dapat diterima. Gunakan tuntutan hanya bila situasi memerlukannya

Rasional : bersikap jelas dan tetap tenang meningkatkan kesempatan klien

bekerjasama dan mengurangi potensi kekerasan. Dengan memberlakukan batasan

yang sedikit tetapi penting akan meningkatkan kesempatan untuk mengobservasi

Page 34: Asoy Geboy.doc

i. Waspada terhadap tanda-tanda yang memunculkan perilaku kekerasan,

peningkatan aktivitas psikomotor, intensitas afek, pengungkapan pikiran delusi,

terutama ekspresi adanya ancaman, halusinasi ketakutan

Rasional : meningkatkan intervensi tepat waktu karena komuniksi terapeutik lebih

efektif sebelum perilaku menjadi berbahaya

j. Waspada terhadap respon diri sendiri pada perilaku klien (misalnya marah atau

takut)

Rasional : berespon secara defensive cenderung memperberat situasi.

k. Isolasi segera dengan cara tidak menghukum, dengan menggunakan bantuan

adekuat bila terjadi perilaku yang membahayakan. Pegang klien dan beritau klien

untuk MENGHENTIKAN perilakunya

Rasional : pemindahan klien ke lingkungan yang lebih tenang dapat mengurangi

rangsangan dan dapat membantu klien merasa lebih tenang. Sering memegang

klien da/atau berkata “berhenti” adalah cukup untuk membantu klien mendapatkan

kembali control atas dirinya

l. Kolaborasi untuk menempatkan dalam tempat isolasi, dan/atau gunakan restrain

sesuai petunjuk dan dokumentasikan alasan tindakan

Rasional : menempatkan dalam tempat isolasi atau menggunakan restrain

diperlukan sampai klien merasa mendapat pengendalian atas dirinya sendiri

m. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat sesuai indikasi

Rasional : digunakan untuk menurubkan gejala, mengurangi pikiran delusi, dan

bantu klien mencapai pengendalian diri

10. Defisit perawatan diri

a. Tentukan tingkat perawatan diri seperti makan, mandi/kebersihan,

berpakaian/berdandan, dan toileting

Rasional : mengidentifikasi potensi dan menetapkan derajat asuhan keperawatan

yang akan dilakukan

b. Kaji adanya/beratnya faktor yang memengaruhi kapasitas klien untuk merawat diri

(misalnya kemampuan kognitif/persepsi, disintegratif, status mobilisasi)

Rasional : gangguan pada area ini dapat mengubah kemampuan/kesiapan klien

untuk merawat diri

Page 35: Asoy Geboy.doc

c. Diskusikan penampilan/dandanan individu dan anjurkan untuk berpakaian dengan

pakaian warna terang dan atraktif. Beri umpan balik positif untuk usaha klien

Rasional : penampilan memengaruhi bagaimana klien dapat melihat dirinya.

Penampilan yang tidak rapih, tidak cocok, memperlihatkan perasaan layak diri

yang rendah, karena penampilan yang atraktif dan serasi memperlihatkan perasaan

positif klien dan juga orang lain

d. Tingkatkan aktivitas hidup sehari-hari klien sesuai kemampuan klien

Rasional : latihan fisik adekuat meningkatkan tonus otot, sehingga mengajarkan

pasien untuk mampu bergerak dan memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri

e. Kolaborasi dengan keluarga untuk membantu klien dalam pemenuhan kebutuhan

dasarnya dirumah

Rasional : melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan klien dapat

membentuk koping keluarga menjadi lebih baik