askepnya meningokel

18
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian a. Anamnesa : 1. Identitas bayi 2. Identitas ibu 3. Riwayat kehamilan ibu kadar alfa-fetoprotein dalam serum ibu dan cairan amnion ditemukan meningkat pada usia 16-18 minggu 4. Riwayat Keluarga. Anak sebelumnya menderita spina bifida b. Pemeriksaan Fisik. Observasi adanya manifestasi mielomeningokel 1. Kantong yang dapat dilihat 2. Gangguan sensori biasanya disfungsi motorik paralel Di bawah vertebra lumbal kedua Flaksid, paralis parsial arefleksik pada ekstremitas bawah

description

sd

Transcript of askepnya meningokel

Page 1: askepnya meningokel

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a. Anamnesa :

1. Identitas bayi

2. Identitas ibu

3. Riwayat kehamilan ibu

kadar alfa-fetoprotein dalam serum ibu dan cairan amnion

ditemukan meningkat pada usia 16-18 minggu

4. Riwayat Keluarga.

Anak sebelumnya menderita spina bifida

b. Pemeriksaan Fisik.

Observasi adanya manifestasi mielomeningokel

1. Kantong yang dapat dilihat

2. Gangguan sensori biasanya disfungsi motorik paralel

Di bawah vertebra lumbal kedua

Flaksid, paralis parsial arefleksik pada ekstremitas bawah

Berbagai derajat defisit sensori

Inkontenensia

Kurang kontrol defikasi

Prolapsus rektal (kadang-kadang)

Di bawah vertebra sakrum ketiga

Tidak ada kerusakan motorik

Page 2: askepnya meningokel

Dapat berupa anestesia sadel dengan paralis sfingter kandung

kemih dan sfingter anus

3. Lakukan atau bantu dengan pemeriksaan neurologis untuk menentukan

tingkat kerusakan motorik dan sensorik

4. Inspeksi mielomeningokel untuk adanya perubahan pada penampilan,

sebagai contoh, abrasi, robekan, tanda-tanda infeksi

5. Observasi adanya tanda-tanda hidrosefalus

6. Observasi adanya tanda-tanda alergi lateks

7. Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian.

Radiologi

Tomografi

B. Diagnosa

1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya organisme infektif.

2. Resiko tinggi Injury berhubungan dengan lesi spinal

3. Resiko tinggi Injury berhubungan dengan kerusakan sirkulasi cairan

serebrospinal

4. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan pemajanan berulang pada

produk lateks dan alergi lateks

5. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuatan dan

ketahanan sekunder akibat peningkatan tekanan intrakranial

6. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perubahan emosi

pada semua anggota keluarga yang berkaitan dengan pengobatan atau

sakitnya anggota keluarga

7. Resiko tinggi penatalaksanaan program terapeautik tidak efektif

berhubungan dengan ketidaktahuan tentang pengobatan atau teknik

Page 3: askepnya meningokel

8. Risiko hambatan kedekatan orang tua-bayi berhubungan dengan

hambatan untuk menggendong sekunder akibat pemantauan pada

perawatan intensif

9. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan imobilitas

sekunder akibat reposisi tidak efektif

10. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

C. Intervensi

1. Diagnosa : Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya organisme

infektif. Sasaran: Pasien mengalami penurunan risiko terhadap infeksi

system saraf pusat

Intervensi keperawatan/rasional

Posisikan bayi untuk mencegah kontaminasi urin dan feses

Bersihkan mielomeningokel dengan cermat menggunakan salin

normal steril bila bagian ini menjadi kotor atau terkontaminasi

Berikan balutan steril dan lembab dengan larutan steril sesuai

instruksi (salin normal, antibiotik) untuk mencegah pengeringan

kantong

Berikan antibiotik sesuai resep

Pantau dengan cermat tanda-tanda infeksi (peningkatan suhu, peka

rangsang, latergi, kaku kuduk) untuk mencegah keterlambatan

pengobatan dalam pengobatan

Berikan perawatan serupa untuk sisi operatif pada paskaoperasi

Hasil yang di harapkan

kantong meningeal tetap bersih, utuh, dan tidak menunjukkan

bukti-bukti infeksi

Page 4: askepnya meningokel

2. Diagnosa: Resiko tinggi injuri berhubungan dengan lesi spinal

Sasaran: pasien tidak mengalami trauma pada sisi bedah/lesi spinal

Intervensi keperawatan/rasional

Rawat bayi dengan cermat untuk mencegah kerusakan pada

kantong meningeal atau sisi pembedahan

Gunakan alat pelindung di sekitar kantong missal; selimut plastic

bedah, potong sesuai ukuran dan sesuai ukuran dan tempelkan

dibawah kantong di samping sacrum dan selimuti dengan longgar

untuk memberikan lapisan pelindung

Modifikasi aktifitas keperawatan rutin (misal; member makan,

merapikan tempat tidur, aktifitas kenyamanan) untuk mencegah

trauma

Hasil yang diharapkan

Kantong meningeal tetap utuh

Sisi pembedahan sembuh tanpa trauma

3. Diagnosa Risiko tinggi injuri berhubungan dengan kerusakan sirkulasi

cairan serebrospinl

Sasaran: pasien tidak mengalami tekanan intrakranial

Intervensi keperawatan/rasional

Ukur lingkaran oksifitoprontal setiap hari untuk mendeteksi

peningkatan tekanan intracranial dan terjadinya hidrosefalus

Observasi adanya tanda-tanda peningkatan intracranial, yang

menunjukkan terjadinya hidrosefalus.

o Peka rangsang

Page 5: askepnya meningokel

o Latergi

Bayi

Menangis bila diangakat atau digendon: diam bila tetap

berbaring

Peningkatan lingkar oksipitofrontal

Peregangan sutura

Perubahan tingkat kesadaran

Anak

Sakit kepala (khusus di pagi hari)

Apatis

Konfusi

Hasil yang diharapkan

Bukti tekanan intracranial dan hidosefalus terdeteksi dini, dan

intervensi yang tepat diimplementasikan

4. Diognosa: Resiko Tinggi cidera berhubungan dengan pemajanan berulang

pada produk lateks dan alergi lateks

Sasaran pasien: pasien mengalami pemajanan minimum pada lateks

Intervensi keperawatan/rasional

Identifikasi anak dengan alergi lateks

Jaga agar lingkungan bebas lateks untuk menurunkan pemajanan

Ajari anggota keluarga dan pemberi perawatan lain (mis., pekerja

perawatan sehari, guru) tentang hal-hal berikut:

Risiko alergi lateks dan hal-hal yang harus dihindari untuk

menurunkan pemajanan

Tanda-tanda alergi (dari gatal-gatal, ruam, dan mengi pada

anafilaktik) untuk mendeteksi reaksi dengan cepat

Page 6: askepnya meningokel

Tindakan kedaruratan, termasuk penggunaan kit anafilaktik dan

memanggil pelayanan medis darurat, untuk mencegah

keterlambatan tindakan

Hasil yang diharapkan

Anak tidak mengalami reaksi alergi terhadap lateks

5. Diagnose: kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kekuatan dan

ketahanan sekunder akibat peningkatan tekanan intrakranial

Sasaran pasien : pasien tidak mengalami deformitas ekstremitas bawah

dan panggul atau resiko pasien terhadap hal tersebut minimal

Intervensi keperawatan/rasional

Lakukan latihan rentang gerak pasif untuk mencegah kontraktur;

jangan memaksakan suatu titik tahanan untuk mencegah trauma

Lakukan peregangan otot bila diindikasikan untuk mencegah

kontraktur

Pertahankan panggul pada abduksi ringan sampai sedang untuk

mencegah dislokasi, jaga agar kaki tetap berada pada posisi netral

untuk mencegah kontraktur

Gunakan gulungan popok, bantalan, bantal pasir kecil, atau alat

yang dirancang khusus untuk mempertahankan posisi yang

diinginkan

Hasil yang diharapkan

Ekstremitas mempertahankan fleksibelitasnya

Panggul dan ekstremitas bawah dipertahankan pada artikulasi dan

kesejajaran yang benar

Page 7: askepnya meningokel

6. Diagnose: Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perubahan

emosi pada semua anggota keluarga yang berkaitan dengan pengobatan

atau sakitnya anggota keluarga

Tujuan

Anggota keluarga mempertahankan sistem fungsi dukungan mutual satu

sama lain

Intervensi keperawatan/rasional

Beri dukungan emosional kepada orang tua

Bantu keluarga dalam menghadapi kekhawatirannya terhadap

situasi

Ciptakan lingkungan rumah sakit yang bersifat pribadi dan

mendukung untuk keluarga

Libatkan anggota keluarga dalam perawatan anggota keluarganya

yang sakit bila memungkinkan (member makan, memandikan,

memakai baju, ambulasi)

Bantu anggota keluarga mengubah harapan anggota keluarga yang

sakit dengan sikap realistis

Kriteria hasil

Ansietas keluarga berkurang yang berhubungan dengan ketakutan

karena ketidaktahuan, ketakutan karena kehilangan control emosi.

7. Diagnose: Resiko tinggi penatalaksanaan program terapiutik tidak efektif

berhubungan dengan ketidaktahuan tentang pengobatan atau teknik dan

ketidakcukupan pengetahuan.

Tujuan

Keluarga mengungkapkan maksud untuk melakukan perilaku kesehatan

yang diperlukan atau keinginan untuk pulih dari penyakit dan pencegahan

kekambuhan atau komplikasi

Page 8: askepnya meningokel

Intervensi keperawatan/rasional

Dapatkan jalan masuk ke dalam system keluarga, jangan

mengambil alih

Hindari kesan memaksa

Dengarkan untuk mengetahui kesesuaian antara kekhawatiran,

hindari memberi harapan

Upayakan untuk mengetahui kesesuaian antara kebutuhan yang

diungkapkan dengan layanan yang diberikan perawat

Gali dengan orang tua tentang penatalaksanaan masalah yang telah

berhasil pada masa lalu untuk meningkatkan percaya diri

Kumpulkan ekspresi tentang perasaan, keperhatinan, dan

pertanyaan dari individu dan keluarga untuk mengetahui tingkat

pengetahuan keluarga

Beri dorongan keluarga untuk mencari informasi dan membuat

keputusan berdasarkan informasi untuk meningkatkan sikap positif

dan partisipasi aktif keluarga

Kriteria hasil

Ansietas keluarga berkurang yang berhubungan dengan ketakutan

karena ketidaktahuan, ketakutan karena kehilangan kontrol

Anggota keluarga dapat menggambarkan proses penyakit,

penyebab dan factor penunjang pada gejala, dan regimen untuk

penyakit atau control gejala

8. Diagnose : Resiko hambatan kedekatan orang tua-bayi berhubungan

dengan hambatan untuk menggendong sekunder akibat pemantauan pada

perawatan intensif

Tujuan

Page 9: askepnya meningokel

Mendemonstrasikan peningkatan perilaku kedekatan, seperti

menggendong bayi dengan dekat, tersenyum dan bicara pada bayi, dan

mencari kontak mata dengan bayi

Intervensi keperawatan/rasional

Izinkan orang tua untuk melihat dan menyentuh bayi sebelum

dipindahkan

Anjurkan kunjungan dini untuk ibu bila mungkin, buat hubungan

telefon yang sering dengan pemberi perawatan bayi bila kunjungan

tidak memungkinkan

Kriteria hasil

Orang tua mulai mengungkapkan perasaan positif mengenai bayi

9. Diagnose : Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kerusakan

imobilitas sekunder akibat reposisi tidak efektif

Tujuan

Individu menunjukkan integritas kulit bebas dekubitus

Intervensi keperawatan/rasional

Ubah posisi individu untuk berbalik atau mengangkat berat

badannya setiap 30 menit sampai 2 jam untuk penurunan takanan

pada kulit

Instruksikan keluarga tentang teknik spesifik yang digunakan

dirumah untuk mencegah dekubitus

Kriteria hasil

Individu bebas dari dekubitus

10. Diagnose: Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake adekuat

Tujuan

Page 10: askepnya meningokel

Membantu terpenuhinya kebutuhan nutrisi

Intervensi keperawatan/rasional

Beri dosis sedikit tetapi sering

Pasang infus

Kolaborasi dengan ahli gizi

Kriteria hasil

Dapat mempertahankan berat badan dalam batas normal normal

D. Implementasi

1. Minimalkan resiko infeksi pada sebelum dan sesudah operasi

2. Jaga pasien tidak mengalami trauma pada sisi bedah/lesi spinal

3. Deteksi dini tanda-tanda peningkatan tekanan intra cranial

4. Minimalkan pemajanan lateks

5. Pertahankan asupan nutrisi dan cairan

6. Pantau adanya tanda dan gejala infeksi

7. Lakukan perawatan luka operasi: gunakan teknik steril ketika

mangganti dan menguatkan balutan

8. Ajarkan pada orang tua tentang pelaksanaan pelatihan jangka panjang

9. Beri informasi pada orang tua tentang teknik-teknik yang

memfasilitasi mobilitas dan kemandirian

10. Beri pendidikan pada orang tua tentang pertumbuhan dan

perkembangan normal serta penyimpangan-penyimpangannya dari

normal

Evaluasi

1. Apakah anak terhidrasi dengan baik dan mempertahankan berat badannya

2. Apakah anak bebas dari infeksi

Page 11: askepnya meningokel

3. Apakah Anak dan orang tua menunjukkan kemampuan untuk

melaksanakan perawatan jangka panjang di rumah dan bebas dari

komplikasi.

Page 12: askepnya meningokel

BAB IV

Penutup

A. Kesimpulan

Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan

struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasiI konsepsi sel telur.

Kelainan kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus,

lahir mati atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-

bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan kongenital

yang cukup berat.

Meningokel merupakan kelainan kongenital SSP yang paling

sering terjadi. Biasanya terletak di garis tengah. Meningokel biasanya

terdapat di daerah servikal atau daerah torakal sebelah atas. Kantong hanya

berisi selaput otak, sedangkan korda tetap dalam korda spinalis (dalam

durameter tidak terdapat saraf). Tidak terdapat gangguan sensorik dan

motorik. Bayi akan menjadi normal sesudah operasi.

B. Saran

Deteksi dini dan pencegahan pada awal kehamilan dianjurkan

untuk semua ibu yang telah melahirkan anak dengan gangguan ini dan dan

pemeriksaan ditawarkan bagi semua wanita hamil.

Page 13: askepnya meningokel

DAFTAR PUSTAKA

1. Cecila L. Betz & Linda A. Sowden.2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3.

EGC: Jakarta.

2. Diane M. Fraser. Dkk. 2009. Myles Buku Ajar Kebidanan. EGC:

Jakarta.

3. Elizabet J. Corwin. 2000. Buku saku patofisiologi. EGC: Jakarta

4. J.C.E. Underwood. 1999. Patologi Umum Dan Sistematik. Vol 2. EGC:

Jakarta

5. Linda Juall Carpenito-moyet. 2006. Buku saku diagnosis keperawatan

Edisi 10. EGC: Jakarta

6. Marliynn E. Doengoes, Dkk. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan

Edisi 3. EGC: Jakarta