ASKEP_KASUS
-
Upload
rola-mesrani-simbolon -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of ASKEP_KASUS
-
7/29/2019 ASKEP_KASUS
1/14
KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN Ny. A
DENGAN DIAGNOSA ASMA BRONKHIAL
DI RUMAH SAKIT UMUM P KOTA G
A. Uraian KasusNy. A usia 35 tahun, masuk rumah sakit dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari
yang lalu disertai batuk berdahak, berwarna putih agak kental dan sulit dikeluarkan.
Sesak nafas dirasakan hilang timbul sejak 5 tahun yang lalu. Sesak nafas dirasakan
bertambah berat pada malam hari, saat hawa dingin, dan bila klien terpapar dengan
debu serta bau-bauan yang menyengat. Sesak nafas dirasakan berkurang bila siang
hari dan juga bila klien tidur/berbaring dengan menambah bantal sebanyak 2-3 buah.
Sebelumnya pasien pernah menderita keluhan yang sama kemudian berobat ke rumah
sakit dan mendapatkan obat semprot yang dihisap melalui mulut untuk mengurangi
keluhan sesaknya. Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap obat dan pada
keluarga ada anggota keluarga yang menderita keluhan dan penyakit yang sama
(kakek dan anak laki-laki klien).
Pada pemeriksaan penunjang X-ray dada/thorax, didapatkan hasil paru dalam
batas normal. Bila sesak nafas terdengar suara mengi/wheezingdiseluruh lapang paru.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis dan pemeriksaan tanda
vital, yaitu: nadi (HR) 120x/menit, pernafasan (RR) 40x/menit, tekanan darah (BP)
120/90 mmHg, dan suhu (T) 37,3oC. Dari data didapatkan klien berusaha bernapas
dengan menggunakan asesoris pernapasan yaitu pernapasan cuping hidung dan
retraksi interkosta.
B. Pengkajian1. Anamnesa
a) Identitas KlienNama : Ny.A
Umur : 35 tahun
b) Alasan Masuk (Keluhan Utama)Klien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak nafas sejak 4 hari yang
lalu disertai batuk berdahak, berwarna putih agak kental dan sulit dikeluarkan.
-
7/29/2019 ASKEP_KASUS
2/14
c) Riwayat Penyakit DahuluKlien merasakan sesak nafas sudah sejak 5 tahun yang lalu, dimana sesak
nafas yang dirasakan hilang timbul. Sesak nafas dirasakan bertambah berat
pada malam hari, saat hawa dingin, dan bila klien terpapar dengan debu serta
bau-bauan yang menyengat. Sebelumnya pasien pernah menderita keluhan
yang sama kemudian berobat ke rumah sakit dan mendapatkan obat semprot
yang dihisap melalui mulut untuk mengurangi keluhan sesaknya.
d) Riwayat Penyakit KeluargaPada keluarga klien ada anggota keluarga yang menderita keluhan dan
penyakit yang sama (kakek dan anak laki-laki klien).
2. Pemeriksaan Fisika) Tingkat Kesadaran: Compos mentis
b) TTV:(1)BP : 120/90 mmHg(2)RR : 40 x/menit(3)HR : 120 x/menit(4)T : 37,3oC
3. Pemeriksaan PenunjangPada pemeriksaan penunjang X-ray dada/thorax, didapatkan hasil paru dalam
batas normal dan terdengarwheezingdiseluruh lapang paru.
C. Analisa DataNo
Data EtiologiMasalah
Keperawatan
1 DS:DO:
1. Tanda-tanda vitalBP=120/90 mmHgRR=40 x/menitHR=120 x/menitT=37,3oC
2. Klien tampak berusahabernapas denganmenggunakan asesorispernapasan yaitu pernapasancuping hidung dan retraksiinterkosta.
3. Saat klien sesak nafasterdengar suaramengi/wheezing.
Pencetus serangan
(alergen)
Reaksi antigen & antibodi
Dikeluarkannya substansi
vasoaktif (histamin, bradikinin,
& anafilaksin)
Kontraksi otot polos
Bronkospasme
Wheezing
Pola nafas tidak efektif
Pola nafastidak efektif
-
7/29/2019 ASKEP_KASUS
3/14
2 DS:1. Klien mengatakan dahak sulit
untuk dikeluarkan.
DO:
1. Tanda-tanda vitalBP=120/90 mmHg
RR=40 x/menitHR=120 x/menitT=37,3oC
2. Sesak nafas disertai batukberdahak, berwarna putih
agak kental.3. Klien tampak kesulitan dalam
mengeluarkan dahak.4. Saat klien sesak nafas
terdengar suara
mengi/wheezing.
Pencetus serangan
(alergen)
Reaksi antigen & antibodi
Dikeluarkannya substansi
vasoaktif (histamin, bradikinin,
& anafilaksin)
permeabilitas kapiler
Kontraksi otot polos Edema mukosa Hipersekresi
Obstruksi jalan nafas
Tidak efektifnya bersihan jalannafas
Tidakefektifnyabersihan jalannafas
D. Web of Caution (WOC)
Gambar 14. Web of Caution kasus asma
Pencetus serangan
(alergen)
Reaksi antigen & antibodi
Dikeluarkannya substansi vasoaktif
(histamin, bradikinin, & anafilatoksin)
Kontraksi otot polos
Bronchospasme
permeabilitas kapiler
Kontraksi otot polosEdema mukosaHipersekresi
Obstruksi jalan napas
Bersihan jalan napas
tidak efektif
Wheezing
Pola nafas tidak efektif
-
7/29/2019 ASKEP_KASUS
4/14
E. Asuhan KeperawatanNo
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan/Kriteria
HasilIntervensi Rasional
1 Pola nafas tidakefektif
berhubungandengan suplai
oksigen
berkurang
(bronkospasme)
Perbaikan polanafas dengan
kriteria hasilsebagai berikut:
1. Mempertahankan ventilasiadekuatdenganmenunjukanRR=16-20x/menit danirama napas
teratur.2. Tidak
mengalamisianosis atautanda hipoksialain.
3. Pasien dapatmelakukanpernafasandalam.
Kolaborasi
1. Berikanoksigentambahan.
Mandiri
2. Tinggikankepala danbantumengubahposisi.Berikanposisi semi
fowler.3. Ajarkan
pasienpernapasandalam.
1. Memaksimalkanbernapas dan
menurunkan kerjanapas.
2. Duduk tinggimemungkinkanekspansi paru danmemudahkanpernapasan.
3. Membantu pasienmemperpanjang waktuekspirasi sehingga
pasien akan bernapaslebih efektif danefisien.
2 Tidakefektifnya
bersihan jalan
nafasberhubungan
dengan
gangguan suplai
oksigen
(bronkospasme)
, penumpukan
sekret, sekret
kental.
Pencapaianbersihan jalan
napas dengan
kriteria hasilsebagai berikut:1. Mempertahank
an jalan napaspaten denganbunyi napasbersih ataujelas.
2. Menunjukanperilaku untukmemperbaikibersihan jalan
nafas misalnyabatuk efektifdanmengeluarkansekret.
Kolaborasi
1. Berikan obatsesuai
indikasibronkodilator.
Mandiri
2. Auskultasibunyi nafas,catat adanyabunyi nafas,ex: mengi
3. Kaji/pantaufrekuensipernafasan,
catat rasioinspirasi/ekspirasi.
. Catat adanyaderajatdispnea,ansietas,distresspernafasan,penggunaanobat bantu.
5. Tempatkanposisi yangnyaman
1. Merelaksasikan otothalus dan menurunkan
spasme jalan nafas,
mengi, dan produksimukosa.2. Beberapa derajat
spasme bronkus terjadidengan obstruksi jalannafas dan dapat/tidakdimanifestasikanadanya nafasadvertisius.
3. Tachipnea biasanyaada pada beberapaderajat dan dapat
ditemukan padapenerimaan atauselama stress/adanyaproses infeksi akut.
4. Disfungsi pernafasanadalah variable yangtergantung pada tahapproses akut yangmenimbulkanperawatan di rumahsakit.
5. Peninggian kepalatempat tidurmemudahkan fungsi
-
7/29/2019 ASKEP_KASUS
5/14
pada pasien,contoh:meninggikankepala
tempat tidur,duduk pada
sandaratempat tidur.
6. Pertahankanpolusilingkungan
minimum,contoh:debu, asapdll.
. Tingkatkanmasukan
cairansampaidengan 3000ml/ harisesuaitoleransi
jantungmemberikanair hangat.
pernafasan denganmenggunakangravitasi.
6. Pencetus tipe alergipernafasan dapatmentriger episode
akut.7. Hidrasi membantu
menurunkan
kekentalan sekret,penggunaan cairan
hangat dapatmenurunkankekentalan sekret,penggunaan cairanhangat dapat
menurunkan spasme
bronkus.
F. Penatalaksanaan Farmakologi dan Non Farmakologi1. Penatalaksanan Farmakologi
Belum terlalu lama, yakni baru sejak pertengahan tahun 1990-an mulai
mengental keyakinan di kalangan kedokteran bahwa asma yang tidak terkendali
dalam jangka panjang bisa menyebabkan kerusakan pada saluran pernapasan dan
paru-paru.
Cara menangani asma yang reaktif, yakni hanya pada saat datangnya serangan
sudah ketinggalan zaman. Hasil penelitian medis menunjukkan bahwa para
penderita asma yang terutama menggantungkan diri pada obat-obatan pelega
(reliever/bronkodilator) secara umum memiliki kondisi yang buruk dibandingkan
penderita asma umumnya. Selanjutnya prosentase keharusan kunjungan ke unit
gawat daruat (UGD), keharusan mengalami rawat inap, dan risiko kematiannya
karena asma juga lebih tinggi.
Hal ini membuktikan bahwa pasa asma ekstrinsik, penyebab asma yang
mereka derita adalah karena peradangan (inflamasi), dan bukan karena
bronkokonstriksi. Dengan demikian, dokter masa kini menggunakan obatperadangan sebagai senjata utama, sedang obat-obatan pelega sebagai
-
7/29/2019 ASKEP_KASUS
6/14
pendukung. Keyakinan ini sangat disokong oleh penemuan obat-obatan pencegah
peradangan saluran pernapasan, yang aman untuk digunakan dalam jangka
panjang.
Menurut AAAI (Amerika Academy of Allergy, Asthma & Immunology)
penggolongan obat asma (Hadibroto & Alam, 2006) adalah sebagai berikut:
a) Obat-obat anti peradangan (preventer)(1)Usaha pengendalian asma dalam jangka panjang(2)Golongan obat ini mencegah dan mengurangi peradangan,
pembengkakan saluran napas, dan produksi lendir
(3)Cara kerjanya adalah dengan mengurangi sensitivitas saluranpernapasan terhadap pemicu asma yang berupa alergen.
(4)Penggunaannya harus teratur dalam jangka panjang(5)Daya kerja lambat/gradual, biasanya mengambil waktu sekitar
dua minggu baru terlihat efektivitasnya ayang terukur.
Contoh obat anti peradangan adalah beclometasone [Becotide],
budesonide [Pulmicort], fluticasone [Flixotide], mometasone
[Asmanex], dan montelukast [Singulair] secara bertahap
mengurangi peradangan saluran napas dan (jika digunakan secara
teratur) akan mengontrol penyakit asma. Obat pencegah biasanya
tersedia dalam bentuk inhaler berwarna cokelat, putih, merah, atau
oranye, meskipun beberapa (misalnya montelukast) tersedia dalam
tablet.
b) Obat-obat pelega gejala berjangka panjangObat-obat pelega gejala berjangka panjang dalam nama generik
yang ada di pasaran adalah salmeterol hidroksi naftoat (salmeterol
xinafoate) dan teofilin (theophylline).
(1)SalmeterolObat ini adalah bronkodilator yang bekerja perlahan dimana
obat ini bekerja dengan mengendurkan oto-otot yang
mengelilingi saluran pernapasan. Obat ini paling efektif bila
dikombinasikan dengan suatu obat kortikosteroid hirup, dan
tidak dapat berfungsi sebagai pelega seketika dalam hal terjadi
serangan asma.
-
7/29/2019 ASKEP_KASUS
7/14
Obat ini umumnya bekerja setelah setengah jam dan daya
kerjanya bertahan hingga 12 jam. Obat ini disajikan dalam
bentuk obat hirup dosis terukut dan obat hirup bubuk kering.
Obat ini tidak dapat digunakan untuk anak-anak di bawah 12
tahun.
(2)TeofilinObat ini termasuk satu golongan dengan kafein (zat aktif
yang terdapat dalam secangkir kopi) dan termasuk
bronkodilator yang lama daya kerjanya. Efek samping obat ini
sama seperti kafein sehingga tidak dianturkan untuk pasien
hiperaktif.
(3)Albuterol Sulfat atau Salbutamol.Bronkolidarot yang paling populer dan disajikan dalam
bentuk obat hirup dosis terukur, obat hirup bubuk kering,
larutan untuk alat nebulizer, sirup, tablet biasa, tablet lepas-
tunda (extended-reliase). Bentuk hirup bekerja lebih karena
langsung menuju saluran pernapasan yang bermasalah,
ketimbang harus lewat lambung dulu. Efek samping obat ini
dapat menyebabkan stimulasi, jantung berdebar, dan pusing.
Merek yang paling populer adalah Ventolin dan Proventil
yang disajikan sebagai obat hirup dosis terukur. Proventil HFA
sebagai obat hirup bubuk kering. Ventolin terdaftar di
Indonesia dalam bentuk sediaan tablet, sirup, nebulizer, dan
spray. Merek lain adalah Ascolen.
c) Obat-obat pelega gejala asma (reliever/bronkodilator)Misalnya salbutamol [Ventolin], terbutaline [Bricanyl],
formoterol [Foradil, Oxis], dan salmeterol [Serevent] secara
cepat mengembalikan saluran napas yang menyempit yang terjadi
selama serangan asma ke kondisi semula. Obat pereda/pelega biasanya
tersedia dalam bentuk inhaler berwarna biru atau abu-abu.
d) Obat-obatan kortikosteroid oralKortikosteroid oral adalah obat yang ampuh untuk mengatasi
pembengkakan dan peradangan yang mencetuskan serangan asma.
Obat ini membutuhkan enam hingga delapan jam untuk bekerja,
-
7/29/2019 ASKEP_KASUS
8/14
sehingga makin cepat digunakan makin cepat pula daya kerja yang
dirasakan.
Malam hari termasuk waktu dimana serangan asma paling sering
terjadi, karena fungsi paru-paru berada pada titik yang paling rendah di
tengan malam. Dari hasil penelitian terbukti bahwa dosis
kortikosteroid oral yang diberikan di siang hari bisa membantu mereka
yang mengalami serangan asma untuk tidur pada malam harinya.
Di sisi lain, efek samping penggunaan kortikosteroid oral juga
cukup nyata, seperti perubahan suasana hati (mood changes),
meningkatnya selera makan, perubahan berat badan, dan gejala demam
yang ditekan. Akan tetapi, efek samping dari penggunaan
kortikosteroid ini tidak perlu dikhawatirkan jika penggunaannya hanya
dalam jangka pendek dan kadangkala saja.
(1)Prednison (Prednisone)Prednison adalah preparat kortikosteroid oral yang paling
umum digunakan. Obat ini disajikan dalam bentuk pil maupun
sirup.
(2)Prednisolon (Prednisolone)Prednisolon adalah kortikosteroid oral yang sangat mirip
prednisone, dengan kelebihan rasanya yang lebih bisa diterima
anak-anak. Dengan merek Prelone disajikan sebagai sirup 15
mg per 5 ml. Prediaped disajikan sebagai sirup 5 mg per 5 ml.
(3)Metilprednisolon (Methylprednisolone)Sangat mirip dengan prednisolon, tetapi harganya lebih
mahal. Biasanya digunakan di rumah sakit dengan cara
intravenuous.
(4)Deksametason (Dexamethasone)Dengan merek Decadron, satu dosis tunggalnya berdaya
kerja dua hingga tiga kali lebih lama dibandingkan preparat
kortikosteroid yang lain. Cocok untuk pasien anak-anak yang
sulit minum obat.
e) Alat-alat hirupAlat hirup dosis terukuratauMetered Dose Inhaler(MDI) disebut
juga inhaler atau puffer adalah alat yang paling banyak digunakan
-
7/29/2019 ASKEP_KASUS
9/14
untuk menghantar obat-obatan ke saluran pernapasan atau paru-paru
pemakainnya. Alat ini menyandang sebutan dosis terukur (metered-
dose) karena memang menghantar suatu jumlah obat yang
konsisten/terukur dengan setiap semprotan.
Sebagai hasil teknologi mutakhir, alat hirup dosis terukur kini bisa
digunakan oleh segala tingkatan usia, mulai dari balita hingga lansia.
Alat hirup dosis terukur memuat obat-obatan dan cairan tekan
(pressurized liquid), biasanya chlorofluorocerbous/CFC, yang
mengembang menjadi gas ketika melewati moncongnya. Cairan yang
sebutan populernya adalah propelan tersebut memecah obat-obatan
yang dikandung menjadi butiran-butiran atau kabut halus, dan
mendorongnya keluar dari moncong masuk ke saluran pernapasan atau
paru-paru pemakainya.
Berikut ini adalah cara menggunakan alat hirup dosis terukur
(Metered Dose Inhaler/MDI), yaitu:
1. Lepaskan tutup dari moncong alat hirup, dan kocok tabungnya;2. Embus atau buang napas Anda sewajarnya;3. Taruh moncong tabung di mulut Anda, dan dongakkan sedikit
kepala Anda ke belakang;
4. Mulai menarik napas, kemudian tekan tabung untuk melepassatu semprotan;
5. Teruskan menarik napas hingga paru-paru Anda rasanya penuh.f) Peak Flow Meter
Alat ini memegang peranan yang sangat penting dalam usaha dan
program pengendalian asma, terutama untuk mendeteksi gejala akan
datangnya serangan asma. Berpegang pada prinsip bahwa untuk
menatalaksana segala sesuatu dengan baik harus ada tolok ukurnya,
maka orangtua anak penderita asma, maupun anak-anak dan orang
dewasa penderita asma sendiri harus menguasai cara mengukur fungsi
paru-paru mereka. Tindakan selanjutnya kemudian adalah mengambil
langkah yang sesuai dengan hasil pengukuran tersebut.
Peak Flow Meter adalah alat sederhana yang bisa digunakan di
rumah, termasuk oleh anak-anak berumur lima tahun ke atas. Alat ini
mengukur kekuatan embusan napas pemakainya. Ada tiga hal yang
-
7/29/2019 ASKEP_KASUS
10/14
mempengaruhi kekuatan embusan napas seseorang, yaitu ukuran paru-
parunya, besar usahanya dalam mengembus; dan bukaan (lebar atau
sempitnya) saluran pernapasannya. Untuk menggunakannya, si
pemakai menarik napas dan mengisi paru-parunya sepenuh mungkin,
kemudian meniup ke dalam Peak Flow Meter secepatnya dengan
sekuat-kuatnya. Seseorang yang saluran pernapasannya menyempit,
tidak akan bisa meniup sekuat bila saluran pernapasannya terbuka
sempurna. Pertanda pertama dari datangnya serangan asma bisanya
terlihat dari menurunnya ukuran catatan Peak Flow Meter seseorang.
Ini bahkan sebelum muncul gejala-gejala yang lain seperti batuk, lendir
yang berlebihan, atau sesak napas.
Untuk mengetahui kondisi bukaan saluran pernapasan seseorang,
kita membandingkan hasil pengukuran sesaat dengan patokan ukuran
terbaik dari orang tersebut. Untuk memperoleh patokan terbaik
seseorang, lakukan pengukuran dengan Peak Flow Meterpada waktu
orang tersebut berada dalam kondisi asmanya terkendali dengan baik,
dan catat hasilnya.
Kondisi asma seseorang dianggap terkendali baik jika hasil
pengukuran sesaat ada dalam rentang 80-100% dari kondisi terbaiknya
(masuk zona hijau); antara 60-80% dari kondisi terbaik ia memasuki
zona kuning, yang berarti harus waspada karena terlihat tanda-tanda
akan datangnya serangan asma. Pengukuran di bawah 60% kondisi
terbaik memasuki zona merah, berarti bahaya, dan orang yang
bersangkutan harus segera ke dokter untuk menghindari keharusan
dirawat di UGD.
2. Penatalaksanan Non FarmakologiPenatalaksanaan secara non farmakologi dapat memanfaatkan tanaman-
tanaman herbal dalam penyembuhan berbagai penyakit pasien. Pengobatan yang
menggunakan tanaman herbal sebagai medianya biasa disebut sebagai pengobatan
secara tradisional atau pengobatan menggunakan ramuan herbal. Berikut ini
beberapa ramuan herbal yang dapat dimanfaatkan dalam penanganan asma, yaitu:
-
7/29/2019 ASKEP_KASUS
11/14
a) Resep 115 g kulit jeruk mandarin kering
(1)Cuci bersih semua bahan, iris-iris, rebus dengan 600 cc airhingga tersisa 200 cc, lalu saring.
(2)Minum selagi hangat.(3)Lakukan secara teratur 2 kali sehari (Wijayakusuma, 2008).
b) Resep 25 g adas
5 batang serai
20jari kayu manis20 g jahe merah
30 g pegagan segar (15 g keringi)
Gula aren secukupnya
(1)Cuci bersih semua bahan, rebus dengan 600 cc air hinggatersisa 200 cc, lalu saring.
(2)Minum selagi hangat.(3)Lakukan secara teratur 2 kali sehari (Wijayakusuma, 2008).
c) Resep 33 g bunga melati kering (10 g segar)
7 lembar daun jinten
(1)Cuci bersih, rebus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, lalusaring.
(2)Minum selagi hangat.(3)Lakukan secara teratur 2 kali sehari (Wijayakusuma, 2008).
d) Resep 4200 g lobak putih
3 siung bawang putih
30 g kencur
(1)Cuci bersih semua bahan, lalu jus atau blender dan saring.(2)Panaskan airnya dengan api kecil hingga mendidih. Minum
hangat-hangat.
(3)Lakukan secara teratur 2 kali sehari (Wijayakusuma, 2008).e) Resep 5 (pemakaian luar)
Jahe secukupnya, iris dengan ketebalan 3-5 mm
-
7/29/2019 ASKEP_KASUS
12/14
(1)Tempelkan jahe dengan menggunakan koyo hangat pada titikdazhui, yaitu ruas tulang paling menonjol yang terletak antara
ruas tulang belakang leher ketujuh dan ruas tulang belakang
dada yang pertama.
(2)Lakukan secara teratur 2 kali sehari (Wijayakusuma, 2008).f) Resep 6
6 buah biji cermai
8 butir bawang merah
8 butir buah lengkeng
4 potong akar kara
(1)Ditumbuk semua bahan dan direbus dengan 2 gelas air hinggasatu setengah gelas.
(2)Diminum satu hari 2 kali minum (Widjadja, 2009).Selain mengunakan ramuan herbal kita juga bisa menggunakan terapi. Salah
satu terapi yang dapat dilakukan adalah terapi pijat (Hartanti, 2003).
Gambar 15. Area dilakukan memijatan
-
7/29/2019 ASKEP_KASUS
13/14
G. Health Education (Pendidikan Kesehatan)Pendidikan bagi pasien adalah suatu bagian yang penting dalam usaha
meningkatkan cara penanganan asma. Dasar pemikirannya, asma adalah suatu
penyakit biasa yang bisa dikendalikan. Namun, asma juga penyakit yang bersifat
Variabel, dalam arti gejala-gejalanya bisa membaik dan memburuk dari waktu ke
waktu. Karena variabilitas ini, sering penanganannya harus ditinjau ulang dan diubah.
Untuk itu dibutuhkan komunikasi yang efektif antara sang pasien dengan dokternya
(Hadibroto & Alam, 2006). Dalam hal ini sebaiknya sang pasien mempunyai referensi
atau pengetahuan tentang:
1. Apakah asma itu, beserta faktor-faktor pemicunya, terutama yang menyangkutdirinya sendiri;
2. Seluk beluk pengobatan asma, dan kemungkinan akibat sampingan darimasing-masing obat;
3. Cara menggunakan alat-alat pengobatan asma secara benar;4. Tujuan pengobatan dan penatalaksanaan;5. Pengenalan tanda-tanda dan gejala awal datangnya serangan;6. Penulisan rencana tindakan (Action Plan);
Rencana tindakan adalah suatu rencana mengatasi kondisi asma yang
memburuk, dan rencana ini harus dimiliki oleh setiap penderita asma. Rencana
tindakan menyesuaikan dengan tingakat keparahan gejala, sehingga si
penderita punya pegangan dalam usaha mengendalikan asmanya (Hadibroto &
Alam, 2006). Lengkapnya rencana ini bisa:
a) Memberi pengarahan kapan waktunya untuk mengubah, meningkatkanatau mengurangi, dan menambah obat-obatan yang digunakan.
b) Memberitahukan apa yang harus dilakukan, juka kondisi sang pasientidak membaik.
c) Memberikan kesempaatan bagi penderita asma untuk segera dan lebihawal memulai penanganan, menghadapi gejala asma yang memburuk,
untuk mencegah serangan yang lebih gawat.
Memberi arahan akan kapan dan bagaimana usaha mengurangi
penggunaan obat-obatan hingga dosis seminimal mungkin, begitu asma sudah
terkendali.
7. Pengisian Buku Harian asma.
-
7/29/2019 ASKEP_KASUS
14/14
Buku harian asma adalah sarana yang sangat penting untuk mencatat
gejala-gejala asma, obat-obatan yang digunakan, dan catatan prestasi Peak
Flow Meter. Jika gejala-gejala semuanya tercatat, sang pasien akan lebih sadar
akan perubahan-perubahan yang mengindikasikan bahwa asmanya mulai lepas
kendali. Dengan demikian ia bisa menyesuaikan pengobatannya berdasarkan
Rencana Tindakan. Buku Harian asma digunakan bersama dengan Rencana
Tindakan, yang disiapkan di bawah pengawasan dan persetujuan dokter yang
merawat.
Gambar 16. Catatan harian asma