Askep Sistem Pendengaran

4
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENDENGARAN Oleh : Abdul Cholik, S.KM. A. PENGKAJIAN a. Riwayat Keperawatan dan Kesehatan Riwayat keperawatan meliputi informasi mengenai kesehatan secara umum, perkembangan, sosial ekonomi dan keadaan psikologi pasien. 1. Riwayat Kesehatan Teknik yang dipergunakan adalah wawancara dan observasi. Wawancara dimulai dengan menanyakan hal yang khusus kemudian hal yang umum. Informasi khusus mengenai keluhan atau masalah yang dihadapi pasien dengan menanyakan : Kapan keluhan mulai dirasakan ? Apakah terjadi secara mendadak atau pelan-pelan ? Bagaimana awal mulanya ? Tindakan apa yang dipergunakan untuk menghilangkan keluhan ? Selanjutnya ditanyakan sistem yang menyertai keluhan: nyeri telinga (otalgia), pusing kepala terasa berputar-putar (vertigo), mual, muntah, keluar cairan dari liang telinga (otorrhoe), demam, telinga berdenging (tinnitus), pendengaran berkurang, perasaan penuh dalam telinga. Observasi yang menimbulkan masalah pendengaran adalah keluar cairan keruh dan berbau dari liang telinga (otorhoe); telinga buntu karena adanya benda asing : serumen, kemasukan air, serangga dll. 2. Riwayat Psikososial Dalam mengkaji riwayat psikososial, hal-hal yang perlu diketahui adalah : Perubahan kepribadian dan sikap : ketidaktertarian, kurang perhatian dan kegagalan, merasa terasing, acuh-tak acuh, kurang percaya diri. Kemampuan berkomunikasi : tak mampu membuat keputusan, merasa curiga, kecendrungan untuk mendominasi pembicaraan, pembicaraan tidak jelas (deteriorisasi wicara). Kepekaan terhadap lingkungan : merasa kesepian, ketidakbahagiaan, menarik diri dari sosial. Kemampuan untuk melindungi diri sendiri : keamanan diri, kelelahan, merasa takut mencari pertolongan medis.

description

HFF

Transcript of Askep Sistem Pendengaran

Page 1: Askep Sistem Pendengaran

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENDENGARAN

Oleh : Abdul Cholik, S.KM.

A. PENGKAJIAN

a. Riwayat Keperawatan dan KesehatanRiwayat keperawatan meliputi informasi mengenai kesehatan secara umum, perkembangan, sosial ekonomi dan keadaan psikologi pasien.

1. Riwayat KesehatanTeknik yang dipergunakan adalah wawancara dan observasi. Wawancara dimulai dengan menanyakan hal yang khusus kemudian hal yang umum. Informasi khusus mengenai keluhan atau masalah yang dihadapi pasien dengan menanyakan : Kapan keluhan mulai dirasakan ? Apakah terjadi secara mendadak atau pelan-pelan ? Bagaimana awal mulanya ? Tindakan apa yang dipergunakan untuk menghilangkan keluhan ?Selanjutnya ditanyakan sistem yang menyertai keluhan: nyeri telinga (otalgia), pusing kepala terasa berputar-putar (vertigo), mual, muntah, keluar cairan dari liang telinga (otorrhoe), demam, telinga berdenging (tinnitus), pendengaran berkurang, perasaan penuh dalam telinga.Observasi yang menimbulkan masalah pendengaran adalah keluar cairan keruh dan berbau dari liang telinga (otorhoe); telinga buntu karena adanya benda asing : serumen, kemasukan air, serangga dll.

2. Riwayat PsikososialDalam mengkaji riwayat psikososial, hal-hal yang perlu diketahui adalah : Perubahan kepribadian dan sikap : ketidaktertarian, kurang perhatian dan

kegagalan, merasa terasing, acuh-tak acuh, kurang percaya diri. Kemampuan berkomunikasi : tak mampu membuat keputusan, merasa curiga,

kecendrungan untuk mendominasi pembicaraan, pembicaraan tidak jelas (deteriorisasi wicara).

Kepekaan terhadap lingkungan : merasa kesepian, ketidakbahagiaan, menarik diri dari sosial.

Kemampuan untuk melindungi diri sendiri : keamanan diri, kelelahan, merasa takut mencari pertolongan medis.

b. Pemeriksaan FisikTelinga luar diperiksa dengan inspeksi dan palpasi langsung, sementara membrana timpani diinspeksi dengan menggunakan otoskop pneumatik.1. Inspeksi

Bentuk telinga : posisi normal, simetris, dan ukurannya deformitas (perubahan bentuk)

Aurikula dan jaringan sekitarnya : lesi, cairan (otorhoe: warna, bau), gerakan (normal tidak menimbulkan nyeri), kebersihan.

Kulit telinga : bersisik (menunjukkan dermatitis sebore), eritema Kanalis Auditorius Externa : cairan, inflamasi, benda asing, serumen Membrana Timpani : warna mutiara keabuan, terletak oblik pada dasar

kanalis, perforasi (pecah/berlubang)? Ketajaman Auditorius : tes bicara (tes konversasi, tes suara bisik), tes dengan

garpu tala, tes dengan audiometer.

2. Palpasi

Page 2: Askep Sistem Pendengaran

Bertujuan untuk mengetahui adanya rasa sakit, nyeri tekan, massa pada telinga.

c. Pengkajian Diagnostik1. Audiometric screening test2. Tympanometri3. Uji fungsi vestibulum4. Kalori test

B. DIAGNOSA KEPERAWATANPasien dengan masalah gangguan sistem pendengaran kemungkinan diagnosa keperawatan aktual maupun potensial antara lain :1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) yang berhubungan dengan adanya infeksi,

terputusnya jaringan akibat luka operasi2. Ansietas (cemas) yang berhubungan dengan prosedur pembedahan, potensial

kehilangan pendengaran dan potensial kehilangan gerakan fasial.3. Gangguan persepsi sensori auditorius yang berhubungan dengan kelainan

telinga, pembedahan telinga.4. Resiko terhadap trauma yang berhubungan dengan kesulitan keseimbangan atau

vertigo.5. Gangguan persepsi sensori yang berhubungan dengan kerusakan nervus fasialis

(VII) dan saraf korda timpani.6. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan pembedahan telinga, insisi,

dan tempat graft.7. Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit dan prosedur pembedahan yang

berhubungan dengan kurangnya informasi.

C. PERENCANAAN

a. Tujuan1. Rasa nyaman (nyeri) teratasi2. Ansietas (cemas) dapat teratasi3. Gangguan persepsi sensori dapat diatasi4. Trauma tidak terjadi5. Perbaikan integritas kulit6. Pengetahuan dan informasi terpenuhi

b. Kriteria Hasil1. Gangguan rasa nyaman (nyeri)

Tidak memperlihatkan mengernyitkan wajah, mengeluh dan menangis Mau meminum obat analgetik bila diperlukan

2. Ansietas (cemas) Mengungkapkan dan memperlihatkan pengurangan stres, ketegangan dan

peka rangsangan Memberi tahu perawat bahwa ia dapat menerima hasil pembedahan dan

menyesuaikan kemungkinan gangguan pendengaran3. Gangguan persepsi sensori

Menerima hasil pembedahan Tidak terjadi gangguan nervus fasialis (VII)

4. Trauma (cedera) Melaporkan bahwa tidak terjadi vertigo atau gangguan keseimbangan Tidak mengalami cedera atau jatuh Menyesuaikan dengan lingkungan untuk menghindari jatuh

Page 3: Askep Sistem Pendengaran

5. Integritas kulit Menyusun cara mencegah kerusakan integritas kulit Kerusakan integritas kulit tidak terjadi

6. Pengetahuan dan Informasi Pasien memahami informasi yang disampaikan Pasien dapat diajak berkomunikasi

D. INTERVENSI

1. Berikan penjelasan pada pasien tentang keadaan penyakitnya yang mempengaruhi rasa nyeri dan gangguan pendengaran, terapi dan perawatan.

2. Kaji kwalitas, kwantitas, lokasi nyeri.3. Observasi tanda-tanda vital tiap 2-4 jam.4. Berbicara dengan pasien dengan suara yang jelas dan pelan.5. Usahakan posisi berhadapan bila berbicara dengan pasien dengan menggunakan

mimik/gerakan tubuh yang jelas.6. Motivasi pasien agar lebih memperhatikan gerakan mulut lawan bicara.7. Lakukan komunikasi dengan bahasa tulisan bila keadaan pasien tidak

memungkinkan untuk diajak berbicara secara lisan.8. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan :

Analgetik ( Novalgin ) Antiemetik ( Primperan , Tomit ) Antibiotika ( Otolin , Otozambon ) Antivertigo ( Mertigo )