askep sensori persepsi

download askep sensori persepsi

of 13

Transcript of askep sensori persepsi

  • 8/13/2019 askep sensori persepsi

    1/13

    A. KONSEP DASAR PENYAKIT GANGGUAN KELOPAK MATA (BLEFARITIS)

    1. DefinisiBlefaritis adalah radang pada kelopak mata, sering mengenai bagian kelopak mata dan tepi

    kelopak mata. Pada beberapa kasus disertai tukak atau tidak pada tepi kelopak mata, biasanya

    melibatkan folikel dan kelenjar rambut.

    Blefaritis adalah inflamasi kronik batas kelopak mata. Dapat disebabkan yang paling umum

    oleh seborea (nonulseratif), atau infeksi stapilokokus (ulseratif), atau keduanya. (Keperawatan

    Medikal Bedah vol.3).

    2. EpidemiologiPada 5% dari total jumlah penyakit mata yang dilaporkan pada rumah sakit (sekitar 2-5%

    berasal dari konsultasi pasien yang punya kaitan dengan penyakit mata). Insidensi blefaritis

    menurut WHO : Blefaritis staphylococcal sering terjadi pada wanita pada usia rata-rata 42 tahun

    dan biasanya disertai dengan mata kering pada 50% kasus, blefaritis seboroik umumnya terjadi

    pada pria dan wanita pada rata-rata usia 50 tahun dan disertai mata kering pada 33% kasus,

    sedangkan pada blefaritis meibom juga umum terjadi pada pria dan wanita pada usia rata-rata 50

    tahun, dan disertai syndrom mata kering sekitar 20-40%.

    3. EtiologiBerdasarkan penyebabnya blefaritis dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

    a. Blefaritis Ulseratif

    Penyebabnya adalah staphylococcus aureus, staphylococcus epidermidis.

    b. Blefaritis Non-Ulseratif

    Penyebabnya adalah kelainan metabolisme dan jamur pitirusponem ovale.

    Secara umum :

  • 8/13/2019 askep sensori persepsi

    2/13

    a. Infeksi/alergi yang biasanya berjalan kronik/akibat disfungsi kelenjar meibom.Contoh : Debu, asap, bahan kimia, iritatif/bahan kosmetik.

    b.

    Infeksi bakteri stafilokok, streptococcus alpha/beta hemolyticus, pnemokok,psedomonas, demodex folliculorum, hingga pityrosporum ovale.

    c. Infeksi oleh virus disebabkan herpes zoster, herpes simplex, vaksinia dan sebagainya.

    d. Jamur dapat menyebabkan superfisial (sistemik).

    4. Faktor predisposisiSebenarnya yang mempengaruhi untuk terjadinya blefaritis, khususnya Staphylococcus Aureus,

    Staphylococcus epidermidis, ada faktor lainnya yaitu :

    - Kesehatan yang buruk

    - Malnutrisi

    - Hygiene yang buruk

    5. pathway

    DOWNLOAD

    6. Klasifikasi

    a. Blefaritis Ulseratif

    Blefaritis ulseratif adalah infeksi yang terjadi pada kelopak mata. Penyebabnya

    Staphylococcus aureus atau staphylococcus epidermidis. Pada kasus ini bulu mata rontok dan

    tidak dapat diganti oleh yang baru karena ada destruksi folikel rambut. Pada pangkal rambut

    terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada bulu mata. Jika sisik dilepas tampak ulkus-

    ulkus kecil di tepian palpebra. Palpebra merah. Apabila menetap akan menyebabkan distorsi

    permanen dari folikel-folikel rambut dan akhirnya akan terjadi pertumbuhan bulu mata yang

    mengarah ke dalam atau kearah bola mata (trikiasis) yang akan menyebabkan ulserasi kornea.

    Infeksi ini juga dapat timbul karena kesehatan atau kebersihan yang buruk dan malnutrisi.

    http://www.4shared.com/file/GWbb5Ytx/Pathway_G_kelopak_mata.htmlhttp://www.4shared.com/file/GWbb5Ytx/Pathway_G_kelopak_mata.htmlhttp://www.4shared.com/file/GWbb5Ytx/Pathway_G_kelopak_mata.html
  • 8/13/2019 askep sensori persepsi

    3/13

    b. Blefaritis Seboreik

    Blefaritis seboreik adalah inflamasi kelenjar kulit di daerah bulu mata atau kelenjar bulu

    mata. Penyebabnya adalah kelainan metabolisme dan jamur pitirusporum ovale. Pada kasus ini

    bulu mata cepat jatuh tetapi dapat diganti yang baru karena tidak ada destruksi folikel rambut.

    Pada pangkal bulu mata tidak tampak krusta tetapi didapatkan skuama, tidak terjadi ulserasi dan

    tepian palpebra tidak begitu merah . Seborea/ ketombe di kepala, alis, mata atau telinga

    seringkali menyertai blefaritis seboreik . Kodisi dapat diperberat dengan menggosok atau

    mengucek palpebra.

    7. Gejala Klinis

    a. Blefaritis Ulseratif:

    - Pada kasus blefaritis ini bulu mata rontok dan tidak dapat diganti oleh yang baru sehingga

    menyebabkan pasien fotofobi.

    - Iritasi, rasa terbakar dan gatal pada tepi kelopak mata

    - Pada pangkal rambut terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada bulu mata. Jika sisik

    dilepas tampak ulkus-ulkus kecil di tepian palpebra

    - Palpebra merah.

    -

    Terjadi pertumbuhan bulu mata yang mengarah ke dalam atau kearah bola mata (trikiasis) yang

    akan menyebabkan ulserasi kornea.

    b. Blefaritis Seboreik

    - Bulu mata cepat rontok tetapi masih dapat diganti dengan yang baru

    - Iritasi, rasa terbakar dan gatal pada tepi kelopak mata

    - Tidak ditemukan krusta tetapi terdapat skuama pada pangkal bulu mata, kepala, alis, telinga

    - Tidak terjadi ulserasi

    -

    Tepian palpebra tidak begitu merah

    8. Pemeriksaan fisik

    Difokuskan pada pemeriksaan kelopak mata

    Inspeksi :

  • 8/13/2019 askep sensori persepsi

    4/13

    - Pada kasus blefaritis ini diinspeksi bulu mata rontok sehingga menyebabkan pasien fotofobi

    - Pada pangkal rambut terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning pada bulu mata atau

    terdapat skuama.

    - Jika sisik dilepas tampak ulkus-ulkus kecil di tepian palpebra

    - Palpebra merah atau tidak terlalu merah.

    - Terjadi pertumbuhan bulu mata yang mengarah ke dalam atau kearah bola mata (trikiasis) yang

    akan menyebabkan ulserasi kornea.

    Palpasi:

    - Terdapat penebalan palpebra, nyeri tekan daerah palpebra (kelopak mata)

    9. Pemeriksaan penunjang

    Dilakukan pemeriksaan mikrobiologi untuk mengetahui penyebabnya:

    a. Uji Laboratorium

    b. Radiografi

    - Fluorescein Angiografi

    - Computed Tomografi

    - Pemeriksaan dengan slit lamp

    10. Prognosis

    Bisa menyebabkan komplikasi dan terjadi kekambuhan. Namun, blefaritis tidak

    menyebabkan kerusakan pandangan dan penglihatan.

    11. Penatalaksanaan

    Pengobatan tergantung dari jenis blefaritisnya, namun kunci dari semua jenis blefaritis

    adalah menjaga kebersihan kelopak mata dan menghindarkan dari kerak. Sangat dianjurkan

    untuk mengurangi dan menghentikan penggunaan bedak atau kosmetik saat dalam penyembuhan

    blefaritis, karena jika kosmetik tetap digunakan maka akan sulit untuk menjaga kelopak mata

    tetap bersih.

    Terapi meliputi pembersihan secara cermat setiap hari batas tepi kelopak mata (palpebra)

    menggunakan aplikator berujung kapas, shampo noniritatif seperti shampoo bayi tidak pedih

    dimata, air dan gosokan lembut. Dapat diberikan kompres air hangat pada kedua mata.

  • 8/13/2019 askep sensori persepsi

    5/13

  • 8/13/2019 askep sensori persepsi

    6/13

    Adalah pembengkakan yang terjadi pada kelopak mata. Ini bisa terjadi ketika salah satu

    kelenjar meibom meradang da menyebabkan blefaritis. Kista umumnya tapa rasa sakit, kecuali

    jika disertai dengan infeksi, yang memerlukan antibiotik. Penggunaan kompres hangat untuk

    kista bisa membuat kista mengecil, akan tetapi kista itu sering menghilang dengan sendirinya.

    Jika kista tetap ada, ini dapat dihilangkan dengan bedah sederhana dengan anastesi lokal.

    d. Bintil pada kelopak mataBintil pada kelopak mata ini merupakan benjolan yang nyeri yang terbentuk di luar kelopak

    mata. Ini disebabkan karena infeksi bakteri pada folikel bulu mata (yang berlokasi di dasar bulu

    mata). Pada kasus ringan bisa disembuhkan dengan kompres hangat pada daerah sekitar bintil.

    Namun, pada kasus yang berat perlu diberikan antibiotik salep dan tablet.

    B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

    1. Pengkajian

    a. Data Subjektif

    - Pasien mengeluh ada rasa terbakar dan gatal pada tepi kelopak mata yang mengalami iritasi

    - Nyeri (ringan sampai berat) pada kelopak mata

    - Lakrimasi (mata selalu berair)

    - Sensitif terhadap cahaya (fotofobia)

    - Gelisah akibat gatal-gatal/nyeri

    - Penderita merasa ada sesuatu di matanya

    - Malu dan kurang percaya diri akibat efek dari penyakitnya (bulu mata rotok dan tidak terganti)

    - Pandangan mata kabur

    b. Data objektif

    - Kemerahan pada palpebra

    - Kelopak mata dapat menjadi rapat ketika tidur

    - Pada kelopak mata terdapat ulkus kecil-kecil di tepian palpebra

  • 8/13/2019 askep sensori persepsi

    7/13

    - Bulu mata rontok

    - Iritasi pada tepi kelopak mata

    - Pada pangkal bulu mata terdapat sisik kering (krusta) berwarna kuning atau terdapat skuama

    - Terjadi pertumbuhan bulu mata yang mengarah ke dalam atau kearah bola mata (trikiasis) yang

    akan menyebabkan ulserasi kornea.

    - Lakrimasi

    2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

    a. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) b.d agen injuri biologis (iritasi dan fotofobia sekunder akibat

    peradangan di margo papebra ) d/d rasa terbakar dan gatal pada palpebra, sensitive terhadap

    cahaya.

    b. Kerusakan integritas kulit b.d proses inflamasi kelenjar kulit di daerah bulu mata

    d/d pelepasan lapisan tanduk di kulit dan di daerah bulu mata, ulkus kecil di tepian palpebra.

    c. Gangguan citra tubuh b.d perubahan kondisi fisik : bulu mata rontok dan tidak diganti dg yang

    baru, adanya krusta berwarna kuning , adanya skuama pada palpebra d/d klien malu tidak

    percaya diri

    d. Ansietas b.d penyakit yang diderita d/d klien tampak cemas dan selalu bertanya tentang

    penyakitnya

    e. Kurang pengetahuan (tentang penyakit dan penatalaksanaannya) yang b.d kurang paparan

    informasi d/d pasien tidak mengerti kondisinya, menggosok-gosok mata

    3. Intervensi Keperawatan

    NO Dx. KeperawatanTujuan dan

    kriteria hasil

    Intervensi Rasional

    1. Gangguan rasa

    nyaman (nyeri) b.d

    agen injuri biologis

    (iritasi dan fotofobia

    Setelah

    dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    Observasi karakteristik

    nyeri klien (PQRST)

    Kompres daerah mata

    Mengetahui karakteristik

    nyeri memudahan

    intervensi selanjutnya

    Kompres menggunakan air

  • 8/13/2019 askep sensori persepsi

    8/13

    sekunder akibat

    peradangan di

    margo papebra )

    selama 3x24

    jam diharapkan

    nyeri dapat

    ditoleransi

    Dengan KH

    klien:

    Melaporkan

    nyeri berkurang

    secara verbal

    Skala nyeri

    menurun (skala

    nyeri 0-4 pada

    skala nyeri 0-10

    )

    Mampu

    beristirahat

    dengan air hangat

    Berikan dan ajarkan klien

    teknik relaksasi atau teknik

    distraksi

    Kolaborasi pemberian

    analgetik

    hangat dapat mengurangi

    rasa nyeri

    Teknik relaksasi akan

    membantu mengurangi

    nyeri yang dirasakan klien

    dan teknik distraksi akan

    membantu mengalihkan

    perhatian sehingga nyeri

    berkurang.

    Analgetik dapat

    menghilangkan nyeri

    2. Kerusakan integritaskulit b.d proses

    inflamasi kelenjar

    kulit di daerah bulu

    mata

    Setelahdilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 3x24

    jam diharapkan

    terjadi

    perbaikan

    integritas kulit/

    penyembuhan

    luka dengan

    KH:

    Skuama/sisik

    Bersihkan daerah palpebrasecara teratur dan setiap

    hari

    Gunakan teknik aseptic,

    pasien atau perawat

    mengangkat krusta, skuama

    Kompres tepi kelopak

    mata dengan air hangat 3

    kali atau sesuai kebutuhan

    Kolaborasi pemberian

    antibiotika dan steroid

    Pembersihan secaracermat setiap hari akan

    menjaga kebersihan

    palpebra sehingga luka

    cepat sembuh

    Teknik aseptic akan

    mencegah iritasi yang

    lebih berat/ kontak dengan

    bakteri.

    Kompres membersihkan

    tepi kelopak mata dari

    krusta /skuama

    Mencegah terjadinya

  • 8/13/2019 askep sensori persepsi

    9/13

    berkurang

    Gatal

    berkurang

    sampai hilang

    Kondisi ulkus

    membaik

    topical untuk kasus yang

    disebabkan oleh infeksi

    bakteri.

    infeksi lebih lanjut dan

    mengurangi peradangan

    3. Gangguan citra

    tubuh b.d perubahan

    kondisi fisik : bulu

    mata rontok dan

    tidak diganti dg

    yang baru, adanya

    krusta berwarna

    kuning, adanya

    skuama pada

    palpebra

    Setelah

    dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 3x24

    jam diharapkan

    pasien tidak

    merasa malu

    dan dapat

    menyesuaikandiri dengan

    keadaan

    fisiknya dengan

    KH:

    Menunjukkan

    penerimaan

    terhadap

    kondisi diri

    Secara aktif

    berpartisipasi

    dalam program

    terapi

    Jalin hubungan terapeutik

    antara perawat dengan

    pasien

    Dorong pasien untuk

    mengekspresikan perasaan

    Identifikasi masalah peran

    pasien saat ini

    Dorong pasien untuk

    mengargai hidup sendiri

    dengan cara lebih sehat

    dengan membuat keputusan

    sendiri dan menerima diri

    sebagai diri sendiri saat ini.

    Dengan hubungan

    terapiutik, pasien akan

    merasa dihargai dan lebih

    terbuka

    Dengan bercerita akan

    dapat mengurangi beban

    perasaan klien.

    Untuk mengetahui

    permasalahan klien.

    Membantu meningkatkanrasa percaya diri klien

  • 8/13/2019 askep sensori persepsi

    10/13

    4. Ansietas b.d

    penyakit yang

    diderita

    Setelah

    dilakukan

    tindakan

    keperawatan

    selama 2x24

    jam diharapkan

    ansietas klien

    berkurang dan

    dapat

    beradaptasi

    terhadap

    penyakitnya

    dengan KH:

    Melaporkan

    cemas

    berkurang

    sampai hilangMelaporkan

    pengetahuan

    yang cukup

    terhadap

    penyakitnya

    Klien

    menerima

    penyakit yang

    dialami

    Observasi tingkah laku

    yang menunjukkan tingkat

    ansietas

    Tinggal bersama pasien,

    mempertahankan sikap

    yang tenang. Mengakui

    atau menjawab

    kekhawatirannya

    Berikan informasi yang

    akurat dan jujur tentang

    penyakitnya dan beri tahubahwa pengawasan dan

    pengobatan dapat

    mencegah gangguan

    penglihatan

    Dorong klien untuk

    mengakui masalah dan

    mengekspresikan

    perasaannya.

    Ansietas ringan dapat

    ditunjukkan dengan peka

    rangsang dan insomnia.

    Ansietas berat yang

    berkembang kedalam

    keadaan panik dapat

    menimbulkan perasaan

    terancam,

    ketidakmampuan untuk

    berbicara dan bergerak.

    Menegaskan pada pasien

    atau orang terdekat bahwa

    walaupun perasaan pasien

    diluar kontrol

    lingkungannya tetap aman

    Memberikan informasi

    yang akurat yang dapatmenurunkan kesalahan

    interpretasi yang dapat

    berperan pada reaksi

    ansietas

    . Dengan bercerita dan

    mengekspresikan

    perasaanya klien akan

    merasa lebih tenang

    5. Kurang pengetahuan

    (tentang penyakit

    Setelah

    dilakukan

    Tekankan dan beri tahu

    klien tetang penting nya

    Blefaritis dapat timbul

    karena penurunan status

  • 8/13/2019 askep sensori persepsi

    11/13

    dan

    penatalaksanaannya)

    yang b.d kurang

    paparan informasi

    tindakan

    keperawatan

    selama 2x24

    jam diharapkan

    klien mendapat

    informasi yang

    cukup tentang

    penyakit dan

    penatalaksanaan

    penyakitnya

    dengan KH:

    Mengetahui

    dan mampu

    menyebutkan

    kembali

    tindakan yang

    harus dilakukan

    untuk

    meningkatkankeadaan umum

    perbaikan keadaan umum,

    meliputi kebersihan

    perorangan terutama mata

    dan peningkatan gizi.

    Anjurkan klien untuk tidak

    mengerjakan pekerjaan

    dekat terlalu lama atau

    mengucek mata.

    Anjurkan klien untuk tidak

    merokok.

    Beri tahu klien bahwa

    pengobatan harus

    dilakukan secara teratur

    dan tuntas.

    kesehatan dan malnutrisi.

    Akomodasi mata yang

    berlebihan akan

    memperberat kondisi

    penyakitnya dan

    mengucek mata akan

    memperberat keadaan

    blefaritis

    Pemajanan asap pada

    mata akan memperhebat

    iritasi pada mata.

    Pengobatan yang tidak

    memadai akan membuat

    blefaritis dan menjadi

    menahun serta

    menimbulkan berbagaimacam komplikasi dan

    kerusakan kornea karena

    timbulnya trikiasis

  • 8/13/2019 askep sensori persepsi

    12/13

    4. Implementasi

    Implementasi sesuai dengan intervensi

    5. Evaluasi

    Dx. 1 Nyeri klien dapat ditoleransi

    - Klien melaporkan nyeri berkurang secara verbal

    - Skala nyeri menurun (skala nyeri 0-4 pada skala nyeri 1-10 )

    - Klien mampu beristirahat

    Dx. 2 Terjadi perbaikan integritas kulit/ penyembuhan luka

    - Skuama/sisik berkurang

    - Gatal berkurang sampai hilang

    - Kondisi ulkus membaik

    Dx. 3 Pasien tidak merasa malu dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan fisiknya

    - Menunjukkan penerimaan terhadap kondisi diri

    - Secara aktif berpartisipasi dalam program terapi

    Dx. 4 Ansietas klien berkurang dan dapat beradaptasi terhadap penyakitnya

    - Melaporkan cemas berkurang sampai hilang

    - Melaporkan pengetahuan yang cukup terhadap penyakitnya

    - Klien menerima penyakit yang dialami

    Dx.5 Klien mendapat informasi yang cukup tentang penyakit dan penatalaksanaan penyakitnya- Mengetahui dan mampu menyebutkan kembali tindakan yang harus dilakukan untuk

    meningkatkan keadaan umum.

  • 8/13/2019 askep sensori persepsi

    13/13

    DAFTAR PUSTAKA

    Istiqomah, dkk. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Mata. EGC; Jakarta.

    Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. EGC : Jakarta

    Carpenito, Lynda Juall. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, edisi 6. Jakarta: Penerbit

    buku kedokteran, EGC