ASKEP PERKEMBANGAN SEKOLAH

94
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan keluarga merupakan salah satu teknik yang dilakukan perawat untuk mengetahui keadaan keluarga tersebut baik yang sehat maupun sakit yang berada dalam satu rumah. Keluarga adalah sekumpulan orang yang berikatan dengan tali perkawinan yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak – anaknya baik anak kandung maupun adopsi. Keluarga mempunyai fungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari secara Bio – Psiko – Sosio – kultur – spritual dan juga memenuhi fungsi reproduksi untuk menuruskan kelangsungan menambah SDM. Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian, karena anak merupakan individu tersendiri yang tumbuh Asuhan Keperawatan Keluarga pada Perkembangan Sekolah Stase Komunitas dan Keluarga Program Profesi Ners VII STIKes Indramayu Febi Azizul Fikri R.09.01.012 ©2014

description

askep

Transcript of ASKEP PERKEMBANGAN SEKOLAH

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKeperawatan keluarga merupakan salah satu teknik yang dilakukan perawat untuk mengetahui keadaan keluarga tersebut baik yang sehat maupun sakit yang berada dalam satu rumah. Keluarga adalah sekumpulan orang yang berikatan dengan tali perkawinan yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak anaknya baik anak kandung maupun adopsi.

Keluarga mempunyai fungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari hari secara Bio Psiko Sosio kultur spritual dan juga memenuhi fungsi reproduksi untuk menuruskan kelangsungan menambah SDM.

Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian, karena anak merupakan individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak dapat diulang setelah usianya bertambah.

Menurut UU No. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak, yang dimaksud anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah kawin (menikah). Saat ini yang disebut anak bukan lagi yang berumur 21 tahun, tetapi berumur 18 tahun seperti yang ditulis Hurlock (1980), maka dewasa dini dimulai umur 18 tahun.

Meskipun demikian, anak masih dikelompokkan lagi menjadi tiga sesuai dengan kelompok usia, yaitu ; usia 2 5 tahun disebut usia prasekolah, usia 6 12 tahun disebut usia sekolah, usia 13 18 tahun disebut usia remaja.

Dalam ilmu kesehatan ada beberapa tahap perkembangan keluarga, salah satunya adalah Keluarga dengan tahap perkembangan anak usia Sekolah, tahap ini dimulai sejak anak berusia 6 12 Tahun, dalam tahap ini orang tua mempunyai tugas untuk menghadapi pisah dengan anaknya dan melepaskan anaknya karena anak usia sekolah ini akan lebih senang bergaul dan bermain dengan teman sebaya. Pada tahap ini juga keluarga mempunyai tahap perkembangan untuk mengajarkan anaknya untuk bersosialisasi dan meningkatkan prestasi anak.

Asuhan keperawatan yang dilakukan pada tahap ini adalah perawat memberikan perawatan dan melakukan pengkajian langsung dengan keluarga, apakah keluarga sudah memenuhi tugas perkembangan anak pada usia ini atau belum, serta mejelaskan kepada keluarga tugas perkembangan anak usia sekolah, selain itu perawat juga melakukan pengkajian disekitar lingkungannnya, apakah tempat keluarga yang ditempati keluarga layak untuk ditempati atau tidak, serta melakukan perawatan dan memberi solusi kepada keluarga untuk mencegah terjadinya penyakit

B. Tujuan Penulisan1. Tujuan Umum

Secara umum makalah ini dibuat untuk mempelajari lebih dalam tentang asuhan keperawatan keluarga terhadap anak usia sekolah. Disamping itu, penulisan juga bertujuan untuk memenuhi tugas yang bertujuan untuk menerapkan konsep materi keperawatan keluarga.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan ini adalah untuk mengetahui :

a. Pengertian keluarga

b. Tugas keluarga dibidang kesehatan

c. Pengertian anak usia sekolah

d. Ciri fisik anak sekolah

e. Ciri social anak sekolah

f. Ciri emosiaonal anak sekolah

g. Ciri kognitif anak sekolah

C. Batasan Masalah

Masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu asuhan keperawatan keluarga pada An. Dkeluarga Tn. Sterhadap anak usia sekolah.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS MODEL KEPERAWATAN

A. Konsep Keluarga

1. Definisi Keluarga

Menurut Bailon dan Maglaya (1989), keluarga adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi sama lain di dalam peranannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.

Menurut Fiedman (1998), keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang terikat dalam perkawinan, ada hubungan darah, atau adopsi dan tinggal dalam satu rumah.

Menurut Hall (dalam Doane, 2005), juga menawarkan definisi dari keluarga, yaitu secara legal (hubungan darah, adopsi, pernikahan), secara biologis (genetik, jaringan biologis diantara orang-orang), secara sosiologis (kumpulan orang-orang dengan ikatan emosional yang kuat).

2. Struktur Keluarga

a. Struktur peran keluarga

Peran formal dan informal

b. Nilai atau norma keluarga

Norma yang diyakini oleh keluarga yang berhubungan dengan kesehatan

c. Pola komunikasi keluarga

Bagaimana komunikasi orang tua - anak, ayah ibu, dan anggota lain

d. Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan mempengaruhi dan mengendalikan orang lain. 3. Tipe Keluarga (Secara tradisional)

Delapan tipe keluarga menurut Frieman ( 1986 ) :

a. Nuclear Family

Keluarga terdiri dari orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungan dan tinggal alam satu rumah terpisah dari sanak keluarga lainnya.

b. Extended Family

Keluarga yang terdiri dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lainnya. (kakek, nenek, paman, bibi)c. Single Parent Family

Keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung padanya.

d. Nuclear Dyatd.

Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.

e. Recontituened atau Blended Family

Keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan dan masing-masing membawa anak dari hasil perkawinan terdahulu.

f. Tree Generation Family

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu kakek, nenek, bapak,ibu, anak dalam satu rumah.

g. Single Adult Living Alone

Keluarga yang terdiri dari seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.

h. Midle Age Atau Ederly Coople

Keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri usia pertengahan.

4. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga menurut Friedman adalah:

a. Fungsi afektif Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan ganbaran dirinya yang positif, peranan yang dimiliki dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.b. Fungsi sosialisasi Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi social dan melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melakukan sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin norma keluarga, prilaku melalui interaksi dalam keluarga. Selanjutnya individu maupun keluarga berperan didalam masyarakat.c. Fungsi perawatan kesehatanFungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian, perlindungan dan asuhan Kesehatan / keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yang mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu.d. Fungsi reproduksiFungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.e. Fungsi ekonomi.Fungsi Ekonomi, Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan, pakaian, perumahan dan lain-lain. ( Zaidin Ali, 1999 ).5. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tahap-tahap siklus kehidupan keluarga inti dengan dua orang tua (diadaptasi dari Carter and Goldrick, 1988 dan Duvall and Miller, 1985 ) :

a. Tahap I : keluarga pemula

Tugas-tugas perkembangan :

1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan

2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis

3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)

b. Tahap II : keluarga sedang mengasuh anak

Tugas-tugas perkembangan :

1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintegrasikan bayi baru ke dalam keluarga)

2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota keluarga.

3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-peran orangtua dan kakek dan nenek.

c. Tahap III : Keluarga dengan anak usia prasekolah

Tugas-tugas perkembangannya :

1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan.

2) Mensosialisasikan anak.

3) Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi kebutuhan anak-anak yang lain.

4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga ( hubungan perkawinan dan hubungan orang tua dan anak) dan diluar keluarga ( keluarga besar dan komunitas ).

d. Tahap IV : keluarga dengan anak sekolah

Tugas-tugas perkembangannya :

1) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.

2) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan

3) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

e. Tahap V : keluarga dengan anak remaja

Tugas-tugas perkembangannya :

1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri

2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan

3) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.

f. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda

Tugas-tugas perkembangannya :

1) Mempertahankan siklus keluarga dengan memasukan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak.

2) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali hubungan perkawinan.

3) Membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami maupun istri.

g. Tahap VII : Orangtua Usia Pertengahan

Tugas-tugas perkembangannya :

1) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan

2) Mempertahankan hubungan-hubungan yang memuaskan dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak.

3) Memperkokoh hubungan perkawinan.

h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia

Tugas-tugas perkembangannya :

1) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan

2) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun.

3) Mempertahankan hubungan perkawinan

4) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.

5) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi

6) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelahaan dan integrasi hidup).6. Lima Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan

Lima tugas keluarga dalam bidang Kesehatan menurut Friedman, (1981) adalah :

a. Mengenal gangguan perkembangan Kesehatan setiap anggotanyab. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.c. Memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu muda.d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-lembaga Kesehatan yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas Kesehatan yang ada.7. Konsep Dasar keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah

Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota maksimum dan hubungan keluarga diakhir tahap ini ( Duval, 1977 ). Pada masa ini merupakan tahun-tahun yang sibuk. Kini anak-anak mempunyai keinginan dan kegiatan-kegiatan masing-masing, disamping kegiatan-kegiatan wajib dari sekolah dan dalam hidup, serta kegiatan-kegiatan orangtua sendiri. Setiap orang menjalani tugas-tugas perkembangannya sendiri-sendiri, sama seperti keluarga berupaya memenuhi tugas-tugas dan perkembangannya sendiri.

Menurut Erikson (1950)orangtua berjuang dengan tuntutan ganda yaitu berupaya mencari kepuasan dalam mengasuh generasi berikutnya (tugas perkembangan generativitas) dan memperhatikan perkembangan mereka sendiri, sementara anak-anak usia sekolah bekerja untuk mengembangkan sense of industrykapasitas untuk menikmati pekerjaan dan mencoba mengangkis perasaan rendah hati.

Tugas orangtua pada tahap ini adalah untuk belajar menghadapi pisah dengan atau lebih sederhana membiarkan anak pergi. Lama kelamaan hubungan dengan teman sebaya dan kegiatan-kegiatan di luar rumah akan memainkan peranan yang lebih besar dalam kehidupan anak usia sekolah. Tahun-tahun ini dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan keluarga, tapi ada juga kekuatan-kekuatan yang secara perlahanmendorong anak tersebut pisah dari keluarga sebagai persiapan menuju masa remaja. Orangtua yang mempunyai perhatian di luar anak mereka akan merasa lebih mudah membuat perpisahan yang perlahan lahan. Akan tetapi, dalam contoh contoh dimana peran ibu merupakan central dan satu satu nya peran yang signifikan dalam kehidupan wanita, maka proses pisah ini merupakan sesuatu yang menyakitkan dan dipertahankan mati-matian.

Selama tahap ini orang tua merasakan tekanan yang luar biasa dari komunitas diluar rumah melalui sistem sekolah dan berbagai asosiasi di luar keluarga yang mengharuskan anak anak mereka menyesuaikan diri dengan standar standar komunitas bagi anak. Hal ini cendrung mempengaruhi keluarga keluarga kelas menengah untuk kelas menengah menekan nilai nilai tradisional pencapaian dan produktivitas, dan menyebabkan sejumlah keluarga dari kelas pekerja dan banyak keluarga miskin meras tersingkir dari dan konflik dengan sekolah dan / atau nilai nilai komunitas.

Kecacatan pada anak anak akan ketahuan selama periode kehidupan anak. Para perawat sekolah dan guru akan mendeteksi banyak defek penglihatan, pendengaran, wicara, selain sulit belajar gangguan tingkah laku, dan perawatan gigi yang tidak adekuat, penganiayaan anak , penyalahgunaan zat, dan penyakut penyakit menular (Edelman dan Mandle, 186). Bekerja dengan keluarga dengan peran sebagai konselor dan pendidik dalam bidang kesehatan, selain untuk memulai rujukan yang layak untuk skrining lanjutan, membutuhkan energi yang sangat banyak dari seorang perawat sekolah. Ia juga bertindak sebagai narasumber bagi guru sekolah, memungkinkan guru mampu menangani kebutuhan-kebutuhan kesehatan individu atau yang telah lazim dari siswa-siswa secara efektif.

Ada banyak keadaan cacat yang terdeteksi selama tahun-tahun sekolah, termasuk epilepsi, serebral palsi, reterdasi mental, kanker, kondisi ortopedik. Fungsi utama perawat kesehatan disini disamping fungsi rujukan, mengajar, dan memberikan konseling kepada orangtua mengenai kondisi tersebut akan membantu keluarga melakukan koping sehingga pengaruh yang merugikan dari cacat tersebut pada keluarga dapat diminimalkan.

Bagi anak-anak dengan masalah tingkah laku, perawat keluarga di sekolah, klinik, kantor dokter, dan lembaga-lembaga komunitas harus mengupayakan keterlibatan orangtua secara aktif. Memulai rujukan untuk konseling/terapi keluarga sering amat bermanfaat dalam membantu keluarga agar sadar akan masalah-masalah keluarga yang mungkin mempengaruhi anak usia sekolah secara merugikan. Jika orangtua dapat menata kembali masalah tingkah laku anak sebagai sebuah masalah keluarga dan berupaya mencari resolusi dengan fokus baru tersebut, akan tercapai lebih banyak fungsi-fungsi keluarga dan tingkah laku anak yang sehat (Bradt, 19888).Tabel :Tahap Siklus Kehidupan Keluarga ini dengan Dua Orangtua, dan Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga dengan Anak Usia Sekolah.

Tahap Siklus Kehidupan KeluargaTugas-Tugas Perkembangan Keluarga

Keluarga dengan anak usia sekolah1. Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat.

2. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

3. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

Sumber : Carter & McGoldrick (1988), Duvall & Miller (1985)

8. Tugas-tugas perkembangan keluarga dengan anak sekolah

Salah satu tugas orangtua yang sangat penting dalam mensosialisasikan anak pada saat ini meliputi meningkatkan prestasi anak di sekolah.Tugas keluarga yang signifikan lainnya adalah mempertahankan hubungan perkawinan yang bahagia. Sekali lagi dilaporkan bahwa kebahagiaan perkawinan selama tahap ini menurun. Dua buah penelitian yang besar menguatkan observasi ini ( Burr, 1970 : Rollins dan Feldman, 1970). Meningkatkan komunikasi yang terbuka dan mendukung hubungan suami istri merupakan hal yang vital dalam bekerja dengan keluarga dalam anak usia sekolah.B. Anak Usia Sekolah

1. Anak Usia SekolahAnak usia sekolah dapat disebut sebagai akhir masa kanak-kanak sejak usia 6 tahun atau masuk sekolah dasar kelas satu, ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. Akhir masa kanak-kanak memiliki beberapa ciri:1) Label yang digunakan oleh orangtuaa. Usia yang menyulitkan, yaitu suatu masa ketika anak tidak mau lagi menuruti perintah dan ketika anak lebih dipengaruhi oleh teman sebaya dari pada oleh orangtua dan anggota keluarga lain.b. Usia tidak rapi, yaitu suatu masa ketika anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan.c. Usia bertengkar, yaitu suatu masa ketika banyak terjadi pertengkaran antar-keluarga dan suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga.2) Label yang digunakan pendidik/gurua. Usia sekolah dasar, yaitu suatu masa ketika anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan mempelajari berbagai keterampilan penting tertentu baik kurikuler maupun ekstrakurikuler.b. Periode kritis dalam berprestasi, yaitu suatu masa ketika anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses, yang cenderung menetap sampai dewasa.3) Label yang digunakan oleh ahli psikologia. Usia berkelompok, yaitu suatu masa ketika perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok.b. Usia penyesuaian diri, yaitu suatu masa ketika anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui oleh kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku.c. Usia kreatif, yaitu suatu masa ketika akan ditentukan apakah anak akan menjadi konformis (pencipta karya baru) atau tidak.d. Usia bermain, yaitu suatu masa ketika besarnya keinginan bermain karena luasnya (adanya) minat dan kegiatan untuk bermain.2. Perkembangan Akhir Masa Kanak-KanakTugas perkembangan akhir masa kanak-kanak menurut Havigrust:a. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-permainan yang umum.b. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang sedang tumbuh.c. Belajar menyesuaikan diri dengan teman-temannya.d. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.e. Mengembangkan keterampilan dasar untuk membaca, menulis, dan berhitung.f. Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari.g. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tingkatan nilai.h. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga.i. Mencapai kebebasan pribadi.3. Perkembangan Usia Sekolaha. Perkembangan BiologisSaat umur sampai 12 tahun, pertumbuhan rata rata 5 cm per tahun untuk tinggi badan dan meningkat 2 3 kg per tahun untuk berat badan. Selama usia tersebut, anak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak laki laki cenderung gemuk. Pada usia ini, pembentukan jaringan lemak lebih cepat perkembangannya dari pada otot.

b. Perkembangan PsikososialMenurut Freud, perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase laten, yaitu ketika anak berada dalam fase oidipus yang terjadi pada masa prasekolah dan mencintai seseorang. Dalam tahap ini, anak cenderung membina hubungan yang erat atau akrab dengan teman sebaya, juga banyak bertanya tentang gambar seks yang dilihat dan dieksploitasi sendiri melalui media.Menurut Erikson, perkembangan psikososialnya berada dalam tahap industri vs inferior. Dalam tahap ini, anak mampu melakukan atau menguasai keterampilan yang bersifat teknologi dan sosial, memiliki keinginan untuk mandiri, dan berupaya menyelesaikan tugas. Inilah yang merupakan tahap industri. Bila tugas tersebut tidak dapat dilakukan, anak akan menjadi inferior. c. TemperamenSifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan faktor terpenting dalam perilakunya pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan anak mudah bereaksi terhadap situasi yang baru. Pada usia ini, sifat temperamental sering muncul sehingga peran orang tua dan guru sangat besar untuk mengendalikannya.

d. Perkembangan KognitifMenurut Plaget, usia ini berada dalam tahap operasional konkret, yaitu anak mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama periode ini kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat dan memiliki kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman yang dijumpainya.

e. Perkembangan MoralMasa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikategorikan oleh Kohlberg berada dalam tahap konvensional. Pada tahap ini, anak mulai belajar tentang peraturan-peraturan yang berlaku, menerima peraturan, dan merasa bersalah bila tidak sesuai dengan aturan yang telah diterimanya.

f. Perkembangan SpiritualAnak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkret atau nyata daripada belajar tentang God. Mereka mulai tertarik terhadap surga dan neraka sehingga cenderung melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut bila masuk neraka.

g. Perkembangan BahasaPada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari berbagai pelajaran di sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan pengucapan mengalami penurunan karena selama mencari pengalaman anak telah mendengar pengucapan yang benar sehingga mampu mengucapkannya dengan benar.

h. Perkembangan SosialAkhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yang ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.

i. Perkembangan SeksualMasa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-teman terlebih guru dan pelajaran di sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan penampilan, pakaian, dan bahkan gerak-gerik sesuai dengan peran seksnya. Kecenderungan pada usia ini, anak mengembangkan minat-minat yang sesuai dengan dirinya. Disini, peran orang tua sangat penting untuk mempersiapkan anak menjelang pubertas.

j. Perkembangan Konsep DiriPerkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan orang tua, saudara, dan sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-anak membentuk konsep diri ideal, seperti dalam tokoh-tokoh sejarah, cerita khayal, sandiwara, film, tokoh nasional atau dunia yang dikagumi, untuk membangun ego ideal yang menurut Van den Daele berfungsi sebagai standar perilaku umum yang diinternalisasi.4. BermainBermain dianggap sangat penting untuk perkembangan fisik dan fisiologis karena selama bermain anak mengembangkan berbagai keterampilan sosial sehingga memungkinkannya untuk menikmati keanggotaan kelompok dalam masyarakat anak-anak.Bentuk permainan yang sering diminati pada usia ini:a. Bermain konstruktif: membuat sesuatu hanya untuk bersenang-senang saja tanpa memikirkan manfaatnya, seperti menggambar, melukis, dan membentuk sesuatu.b. Menjelajah: ingin bermain jauh dari lingkungan rumah.c. Mengumpulkan: benda-benda yang menarik perhatian dan minatnya, membawa benda ke rumah, menyimpan dalam laci, dan tidak memperlihatkan koleksinya dalam laci.d. Permainan dan olahraga: cenderung ingin memainkan permainan anak besar (bola basket dan sepak bola) dan senang pada permainan yang bersaing.e. Hiburan: anak ingin meluangkan waktu rumah untuk membaca, mendengar radio, menonton, atau melamun.Pada tahap ini tugas perkembangan keluarga yaitu: mensosialisasikan anak dengan lingkungannya, termasuk keberhasilan dalam belajar dan kebutuhan berkelompok dengan teman sebayanya, mempertahankan hubungan perkawinan yang harmonis, dan memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluarga (Friedman, 1998).5. Masalah Anak Usia SekolahMasalah masalah yang sering terjadi pada anak usia sekolah meliputi bahaya fisik dan psikologis.1) Bahaya Fisika. PenyakitPenyakit infeksi pada usia sekolah jarang sekali terjadi dengan adanya kekebalan yang didapat dari imunisasi yang pernah didapatkan semasa bayi dan diulang pada kelas satu atau enam, tetapi berbahaya adalah penyakit palsu atau khayal untuk menghindarkan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Penyakit yang sering ditemui adalah penyakit yang berhubugan dengan keberhasilan diri anak.b. KegemukanKegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada kelenjar, tetapi akibat banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi. Bahaya kegemukan yang mungkin dapat terjadi: anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain sehingga kehilangan kesempatan untuk mencapai keterampilan yang penting untuk keberhasilan sosial, dan teman-temannya sering mengganggu dan mengejek dengan sebutan-sebutan gendut atau sebutan lain sehingga anak merasa rendah diri.c. KecelakaanKecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan keterampilan tertentu. Maskipun tidak meninggalkan bekas fisik, kecelakaan yang dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya bagi psikologisnya sehingga anak merasa takut terhadap kegiatan fisik. Bila hal ini terjadi dapat berkembang menjadi rasa malu yang mempengaruhi hubungan sosial.d. KecanggunganPada masa ini anak mulai membandingkan kemampuannya dengan teman sebaya. Bila muncul perasaan tidak mampu dapat menjadi dasar untuk rendah diri.e. KesederhanaanKesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada saat apapun. Orang yang lebih dewasa memandangnya sebagai perilaku yang kurang menarik sehingga anak menafsirkan sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri anak.2) Bahaya Psikologisa. Bahaya dalam berbicaraAda empat bahaya dalam berbicara yang umum terdapat pada anak usia sekolah: kosakata yang kurang dari rata-rata menghambat tugas-tugas di sekolah dan menghambat komunikasi dengan orang lain, kesalahan dalam berbicara, seperti salah ucap dan kesalahan tata bahasa, cacat dalam bicara seperti gagap atau pilar, akan membuat anak menjadi sadar diri sehingga anak hanya berbicara bila perlu, anak yang mempunyai kesulitan berbicara dalam bahasa yang digunakan di lingkungan sekolah akan terhalang dalam usaha untuk berkomunikasi dan mudah merasa bahwa ia berbeda dan pembicaraan yang bersifat egosentris, yang mengkritik dan merendahkan orang lain, dan yang bersifat membual akan ditentang oleh temannya.b. Bahaya emosiAnak akan dianggap tidak matang baik oleh teman-teman sebaya maupun orang dewasa, bila ia masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang kurang menyenangkan, seperti marah yang meledak-ledak, dan juga bila emosi yang buruk seperti marah dan cemburu masih sangat kuat sehingga kurang disenangi orang lain.c. Bahaya bermainAnak yang kurang memiliki dukungan sosial akan merasa kekurangan kesempatan untuk mempelajari permainan dan olahraga yang penting untuk menjadi anggota kelompok. Anak yang dilarang berkhayal karena membuang waktu atau dilarang melakukan kegiatan kreatif dan bermain akan mengembangkan kebiasaan penurut yang kaku.d. Bahaya dalam konsep diriAnak yang mempunyai konsep diri yang ideal biasanya merasa tidak puas pada perlakuan orang lain. Bila konsep sosialnya didasarkan pada berbagai stereotip, ia cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif dalam memperlakukan orang lain. Karena konsepnya berbobot emosi maka itu cenderung menetap dan terus memberikan pengaruh buruk pada penyesuaian sosial anak.e. Bahaya moralAda enam bahaya umumnya dikaitkan dengan perkembangan sikap moral dan perilaku anak-anak: Perkembangan kode moral berdasarkan konsep teman-teman atau berdasarkan konsep-konsep media masa tentang benar dan salah yang tidak sesuai dengan kode orang dewasa. Tidak berhasil mengembangkan suara hati sebagai pengawas dalam terhadap perilaku. Disiplin yang tidak konsisten membuat anak tidak yakin akan apa yang sebaiknya dilakukan. Hukuman fisik merupakan contoh agresivitas anak. Menganggap dukungan teman terhadap perilaku yang salah begitu memuaskan sehingga perilaku menjadi kebiasaan. Tidak sabar terhadap perbuatan orang lain yang salah.

f. Bahaya yang menyangkut minatAda dua bahaya yang umum dihubungkan dengan minat masa kanak-kanak: pertama, tidak berminat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman-teman sebaya, dan kedua, mengembangkan sikap yang kurang baik terhadap minat yang dapat bernilai bagi dirinya, seperti kesehatan atau sekolah.

g. Bahaya dalam penggolongan peran seksAda dua bahaya yang umum dalam penggolongan peran seks: kegagalan untuk mempelajari organ seks, dan ketidakmampuan untuk melakukan peran seks yang disetujui. Bahaya yang pertama cenderung berkembang bila anak dibesarkan oleh keluarga ketika orang tuanya melakukan peran seks yang berbeda dengan orang tua teman-temannya. Bahaya yang kedua berkembang bilamana anak perempuan dan laki-laki diharapkan melakukan peran-peran tradisional.

h. Bahaya dalam perkembangan kepribadianAda dua bahaya yang serius dalam perkembangan kepribadian periode ini. Pertama, perkembangan konsep diri yang buruk yang mengakibatkan penolakan diri, dan kedua, egosentrisme yang merupakan lanjutan dari awal masa kanak-kanak. Egosentrisme merupakan hal yang serius karena memberikan rasa penting diri yang palsu.

i. Bahaya hubungan keluargaPertentangan dengan anggota-anggota keluarga mengakibatkan dua hal: melemahkan ikatan keluarga dan menimbulkan kebiasaan pola penyesuaian yang buruk, serta masalah-masalah yang dibawa keluar rumah.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.S DAN Ny.A DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA SEKOLAH

A. PENGKAJIAN

1. INDENTITAS UMUM KELUARGA

a. INDENTITAS KEPALA KELUARGA

Nama

: Tn. S

Umur

: 32 tahun

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Pendidikan: SD

Perkerjaan: Nelayan

Alamat: RT/RW. 01/02 Desa Pabean Udik Kec/Kab. Indramayu2. KOMPOSISI KELUARGA

NoNamaL/PUmurHub. KlgPerkerjaanPendidikan

1Tn. SL32suamiNelayanSD

2Ny. AP29IstriIRTSD

3An. DP10AnakPelajarSD

4An. DP6AnakPelajarTK

3. GENOGRAM

Keterangan Gambar :

= Laki laki

= Cerai / Pisah

=Perempuan

= Menikah

= Garis Keturunan

= meninggal

= tinggal serumah

= Klien

4. TYPE KELUARGAJenis Type Keluarga : keluarga Nuclear FamilyMasalah Yang terjadi dengan type tersebut : keluarga saat ini belum bisa sepenuhnya mengajarkan anak bagaimana cara bersosialisai dengan lingkungan dan membantu anak menyelesaikan tugas sekolahnya5. SUKU BANGSAa. Asal Suku Bangsa : Tn. S dan Ny. A sama-sama berasal dari suku jawa. Mereka bisa menerima kebiasaan mereka satu sama lain dan mempunyai kebiasaan yang hampir sama jadi tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok untuk memicu perselisihan.b. Budaya Yang berhubungan dengan KesehatanKetika sakit keluarga percaya tidak boleh untuk potong kuku.6. AGAMA DAN KEPERCAYAAN YANG MEMEPENGARUHI KESEHATANAgama Tn. S dan Ny. A adalah Islam, Tn. S dan Ny. A selalu berusaha untuk memenuhi shalat 5 waktu dan mereka selalu berjamaah di rumah dengan anak mereka An. D, yang sebelumnya sudah di masukkan ke TPA untuk belajar agama, seperti sholat dan baca tulis Al-Quran, kecuali jika Tn. S sedang kerja, mereka melakukan shalat sendiri sendiri.7. STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGAa. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Tn. S

b. Penghasilan : Rp. 1.000.000,00 Rp 3.000.000,00 / bulanc. Upaya lain : tidak adad. Harta benda yang dimiliki ( perabotan transportasi, dll ) : motor 1 buah.e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : kebutuhan setiap bulannya sekitar 1 juta, sudah termasuk untuk kebutuhan makan sehari hari, dan kebutuhan kedua anaknya.8. AKTIVITAS REKREASI KELUARGAKeluarga kadang kadang berekreasi setahun sekali jika keluarga kumpul. Dengan mengunjungi tempat tempat wisata.

9. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGAa. Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga Tn. S dan Ny. A memiliki satu orang anak berumur 10 tahun SD kelas 5, jadi keluarga Tn. S dan Ny. A berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Saat ini keluarga Tn. S dan Ny. A sebagai keluarga yang memiliki dua anak yang masih sekolah belum tahu bagaimana cara yang tepat dalam mengajarkan anak bergaul, karena Ny. A selalu khawatir jika anaknya ingin bermain diluar rumah, dan Ny. A serta Tn. S, juga jarang sekali memiliki waktu untuk membantu anak dalam mengerjakan PR dari sekolah, karena kurangnya pengetahuan ibu serta bapak yang bekerja sebagai nelayan.c. Riwayat kesehatan keluarga inti1) Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Tn. S dan Ny. A serta An. D tidak ada yang menderita penyakit berat, hanya kadang terkena batuk, flu, atau pusing kepala biasa.2) Riwayat penyakit keturunanMenurut pengakuan keluarga, tidak pernah mengalami sakit berat yang memerlukan perawatan di Rumah Sakit ataupun perawatan di rumah yang lama. Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. S tidak ada yang memilki penyakit kronis maupun penyakit keturunan.3) Riwayat kesehatan masing masing anggota keluarga

NoNamaBBUmurKeadaan kesehatanImunisasi ( Bcg/polio

/DPT/HB/campakMasalah kesehatanTindakan yang telah dilakukan

1Tn. S60kg32Tn. S mengatakan bahwa biasanya dia merasa lelah setelah berkerja sebagai nelayan.

lengkap-Berobat Kebidan / Puskesmas

2

Ny. A

55 kg

29Ny. A kadang merasa sangat lelah jika setelah membereskan pekerjaan rumah.Lengkap-Berobat Kebidan / Puskesmas

3An. D35kg10Ny. A mengatatakan anaknya jarang sakit, kalaupun sakit hanya seperti batuk, flu, panas namun tidak seringLengkap-Berobat Kebidan / Puskesmas

4An. D20 kg6Ny. A mengatatakan anaknya jarang sakit, kalaupun sakit hanya seperti batuk, flu, panas namun tidak seringLengkapBerobat Kebidan / Puskesmas

4) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : Menurut Ny. A jika dirinya sakit dan keluarga sakit, mereka langsung berobat ke bidan, selain tempat praktek bidan yang tidak jauh, juga jarak puskesmas yang tidak jauh.5) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya : Tn. S : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelah saja.

Ny. A : Menurutnya selama ini dirinya jarang sakit dan hanya lelahAn. D : jarang sakit, kalau pun sakit hanya batuk, flu, panas biasa namun tidak sering.An. D : jarang sakit, kalau pun sakit hanya batuk, flu, panas biasa namun tidak sering.

10. PENGKAJIAN LINGKUNGANa. Karakteristik rumah1) Luas rumah : 6 x 7 meter2) Type rumah : permanen3) Kepemilikan : pribadi4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan : 2 buah kamar tidurVentilasi / jendela : Ada 4 ventilasi yang terdapat di dalam rumah5) Pemanfaatan ruangan : Ruang tamu/ ruang tv, dapur, wc/toilet, 2 Kamar tidur.6) Septic tank : ada, letak dibelakang rumah berjarak 1,5 meter dari rumah7) Sumber air minum : air galon yang dibeli dari toko penyedia minuman isi ulang8) Kamar Mandi/ WC : memiliki satu buah kamar mandi yang bersatu dengan WC, dengan kloset jongkok.9) Sampah limbah RT : dibuang ditempat pembuangan sampah depan rumah.

10) Kebersihan lingkungan : Keadaan kebersihan lingkungan selalu terjaga karena setiap bulannya masyarakat selalu mengadakan gotong royong untuk membersihkan lingkungan11) Keadaan didalam rumah : Rumah Keluarga Ny. A dan Tn. S tinggal dirumah sendiri. Rumah yang mereka tempati merupakan rumah permanen dengan status kepemilikan milik pribadi Tn. S. Luas rumah kurang lebih 42 m2. Lantai rumah menggunakan keramik. Rumah memiliki ventilasi tetapi jarang dibuka. Pada ruangan dalam rumah seperti kamar, dapur, ruang tamu cukup terang karena jendela jendelanya dibuka setiap hari. Penerangan di malam hari menggunakan listrik. Secara umum ventilasi dan pencahayaan di dalam rumah cukup akibat ventilasi yang dimanfaatkan secara optimal. Secara umum kebersihan rumah baik, hanya penataan perabotan rumah yang kurang teratur terutama untuk bagian dalam rumah dan dapur. 12) Keadaan diluar rumah : Tidak memiliki pekarangan. Kebersihan di depan rumah secara umum baik. Keluarga memanfaatkan air sumur untuk sumber air mandi dan mencuci. Keluarga memiliki kamar mandi dengan saluran pembuangan ke selokan yang mengalir diparit. Keluarga juga telah memiliki jamban jenis leher angsa yang dipergunakan setiap hari dengan septic tank di ujung rumah dengan jarak lebih dari 10 m dari sumur gali. Kebersihan kamar mandi dan jamban cukup. Dalam pengelolaan sampah rumah tangga keluarganya memiliki tempat penampungan berupa tong sampah terdapat di pekarangan samping rumah dan jika sudah penuh biasanya di angkut oleh petugas dinas kebersihan. Secara umum kebersihan rumah cukup.b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW1) Kebiasaan : setiap bulan biasanya mengadakan arisan RT dan pengajian setiap seminggu sekali.2) Aturan/kesepakatan : apabila ada kerabat atau teman yang menginap harus lapor RT / RW3) Budaya : Dilingkungan budaya yang mayoritas adalah jawa.4) Mobilitas geografis keluarga :Menurut Ny. A selama ini keluarganya sering mengunjungi sanak saudara.5) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Menurut Ny. A dalam keluarganya ataupun keluarga suaminya tidak terdapat perkumpulan atau pertemuan-pertemuan khusus dan biasanya berkumpul hanya di waktu-waktu tertentu seperti lebaran. 6) System pendukung keluarga : Saat ini dalam keluarga tidak terdapat anggota keluarga yang sakit, Kedua anak sebagai penyemangat jika merasa lelah bekerja. Hubungan satu anggota keluarga dengan yang lainnya cukup baik dan sudah terbiasa saling tolong menolong.

11. STRUKTUR KELUARGAa. Pola/cara komunikasi keluarga : Menurut Ny. A dalam keluarganya berkomunikasi biasa menggunakan bahasa jawa, dan kedua anaknya juga terbiasa dengan bahasa jawa.

b. Struktur kekuatan keluarga : Dalam pengambilan keputusan keluarga Tn. S dan Ny. A selalu memutuskan secara bersama sama atau musyawarah. Kedua anaknya jarang diikut sertakan jika memang itu menyangkut masalah keluarga, karena kedua anaknya dianggap masih terlalu kecil. Perbedaan perbedaan pendapat yang ada selalu bisa di atasi jika mereka bermusyawarah.

c. Struktur peran ( peran masng masing anggota keluarga ) :Dalam keluarga Ny. A, Tn. S sebagai kepala keluarga berkewajiban mencari nafkah untuk keluarga, Ny. A sebagai isteri yang harus menyiapkan semua keperluan suaminya dan anaknya di rumah. An. D sebagai seorang anak yang saat ini tugasnya hanya belajar. Serta An. D sebagai seorang anak yang saat ini tugasnya hanya belajar.

d. Nilai dan norma keluarga : Sebagai bagian dari masyarakat jawa dan beragama islam keluarga memiliki nilai nilai dan norma yang dianut seperti sopan santun terhadap orang tua, suami terhadap isteri. Selama ini dirinya anak dan suaminya jarang berkumpul dan makan bersama karena Tn. S bekerja sebagai nelayan dan tidak tentu pulangnya kapan.12. FUNGSI KELUARGAa. Fungsi Afektif : Tn. S dan Ny A, juga kedua anaknya, belum bisa melakukan peran mereka masing masing secara sempurna, Tn. S dan Ny. A belum bisa membagi waktu untuk peran sebagai orang tua anak usia sekolah.b. Fungsi sosialisasi : Hubungan antara dirinya dengan suaminya serta anaknya sampai sejauh ini baik serta kedua anaknya tidak terlalu aktif dan terlihat takut jika bermain bersama teman temannya.c. Fungsi perawatan kesehatan1) Menurut keluarga, masalah kesehatan apa yang sedang dihadapi keluarga (pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap masalah) : Menurut Ny. A keluarga jarang terkena sakit yang parah, hanya masalah batuk, flu serta panas biasa dan kelelahan saja yang biasa dialami keluarga.2) Apa yang dilakukan keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yang sedang dialami : Sejauh ini keluarga hanya membawa anggota keluarga yang sakit ke bidan ataupun puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan / lelah.3) Kemana keluarga meminta pertolongan apabila ada anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan : ke tempat praktek bidan dan puskesmas.

4) Tindakan apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan : Menurut keluarga makan teratur dan istirahat yang cukup banyak membantu dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.d. Fungsi reproduksi1) Perencanaan jumlah anak : keluarga belum berencana untuk memiliki satu anak lagi2) Keterangan lain : Saat ini Ny. A tidak menggunakan alat kontrasepsi.e. Fungsi ekonomiNy. Amengatakan penghasilan dari suaminya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan keluarga Tn. S dan kebutuhan kedua anaknya.13. STRESS DAN KOPING KELUARGAa. Stressor jangka pendek : Menurut Ny. A dirinya tidak tahu dari pihak suaminya apakah sedang mengalami beban pikiran atau tidak, tetapi dari dirinya yang jadi stressor adalah takut kalau kalau kedua anaknya salah pergaulan dan kedua anaknya juga sering mengatakan susah mengerjakan tugas sekolah, dan tidak bisa menyelesaikannyab. Stessor jangka panjangNy. A mengatakan takut jika masalah ini berlarut larut akan membuat anak mereka merasa tidak disayang oleh kedua orang tuanya.c. Respons keluarga terhadap stressor : jika terdapat masalah selalu diselesaikan dengan diskusid. Strategi koping : Untuk menghadapi stressor Ny. A lebih banyak bertanya pada guru An. D bagaimana perkembangan anaknya.14. KEADAAAN GIZI KELUARGA

Pemenuhan gizi : biasanya Ny. A selalu memasak sayur dan lauk pauk serta menyukai makanan yang pedas, dan ayam goreng kesukaan kedua anaknya.15. HARAPAN KELUARGAa. Terhadap masalah kesehatanKeluarga berharap anggota keluarga tidak ada yang sakit dan selalu dalam keadaan sehat.b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Dengan adanya petugas kesehatan yang datang ke rumahnya keluarga mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan kepada masyarakat dengan penyuluhan penyuluhan seperti saat ini diharapkan dapat membantu dirinya mempersiapkan bagaimana sebenarnya untuk mendidik anaknya agar bisa bersosialisasi dengan lingkungan.B. PEMERIKSAAN FISIK

NoPemeriksaan FisikNama Anggota Keluarga

Tn. SNy. AAn. DAn. D

1KeadaanUmumBB

TB60 kg

165 cm55kg

155 cm35 kg

135 cm20 kg

110 cm

2Kepala :Rambut

Mata

Hidung

Mulut

Telinga

- Ikal, hitam, dan bersih

- Konjungtiva an anemis, sclera an ikterik, penglihatan baik

- sinusitis (-), polip (-), penciuman baik

- mulut bersih, mukosa lembab, lidah bersih, gigi cukup.

- Pendengaran baik, serumen (-)- Lurus, hitam, halus dan bersih

- Konjungtiva an anemis, sclera an ikterik, penglihatan baik

- sinusitis (-),polip (-), penciuman baik

- mulut bersih, mukosa lembab, lidah bersih, gigi cukup.

- Pendengaran baik, serumen (-)- Lurus, hitam, halus dan bersih

- Konjungtiva an anemis, sclera an ikterik, penglihatan baik

- sinusitis (-),polip (-), penciuman baik

- mulut bersih,

mukosa lembab, lidah bersih, gigi cukup.

Pendengaran baik, serumen (-)Lurus, hitam, halus dan bersih

Konjungtiva an anemis, sclera an ikterik, penglihatan baik

- sinusitis (-), polip (-), penciuman baik

mulut bersih,

mukosa lembab, lidah bersih, gigi cukup.

Pendengaran baik, serumen (-)

3Leher JVP

Kelenjar TiroidTidak ada pembesaran vena jugularis

Tidak ada pembengkakanTidak ada pembesaran vena jugularis

Tidak ada pembengkakanTidak ada pembesaran vena jugularis

Tidak ada pembengkakanTidak ada pembesaran vena jugularis

Tidak ada pembengkakan

4DadaMamae Inspeksi Palpasi

Paru Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Jantung Inspeksi

Palpasi Perkusi AuskultasiTidak ada pembengkakan, simetris antara kiri dan kanan

Tidak ada pembengkakan

Saat bernafas tidak menggunakan otot bantuan pernafasan.

Tidak ada bengkak, lesi (-)

Tidak ada penimbunan cairan

Bunyi nafas vesikuler, RR 20 x/MenitTidak terdapat palpitasi, ictus cordis tidak terlihat.

Heart Rate 84 x/menit, capillary refill selama 2 detik

Perkusi jantung terdengar pekak.

Tekanan darah 120/70 mmHg, bunyi jantung S1 di ics 2 dan S2 di ics 4 dengan irama reguler, tidak terdapat bunyi jantung tambahan seperti murmur, gallop.Tidak ada pembengkakan, simetris antara kiri dan kanan

Tidak ada pembengkakan

Saat bernafas tidak menggunakan otot bantuan pernafasan.

Tidak ada bengkak, lesi (-)

Tidak ada penimbunan cairanBunyi nafas vesikuler, RR 18 x/MenitTidak terdapat palpitasi, ictus cordis tidak terlihat

Heart Rate 80 x/menit, capillary refill selama 2 detikPerkusi jantung terdengar pekak.Tekanan darah 120/80 mmHg, bunyi jantung S1 di ics 2 dan S2 di ics 4 dengan irama reguler, tidak terdapat bunyi jantung tambahan seperti murmur, gallop.-Tidak ada pembengkakan, simetris antara kiri dan kanan

Tidak ada pembengkakan

Saat bernafas tidak menggunakan otot bantuan pernafasan.

Tidak ada bengkak, lesi (-)

Tidak ada penimbunan cairanBunyi nafas vesikuler, RR 22 x/Menit Tidak terdapat palpitasi, ictus cordis tidak terlihat.

Heart Rate 110 x/menit, capillary refill selama 2 detik

Perkusi jantung terdengar pekak.Tekanan darah 110/70 mmHg, bunyi jantung S1 di ics 2 dan S2 di ics 4 dengan irama reguler, tidak terdapat bunyi jantung tambahan seperti murmur, gallop.Tidak ada pembengkakan, simetris antara kiri dan kanan

Tidak ada pembengkakan

Saat bernafas tidak menggunakan otot bantuan pernafasan.

Tidak ada bengkak, lesi (-)

Tidak ada penimbunan cairan

Bunyi nafas vesikuler, RR 24 x/Menit

Tidak terdapat palpitasi, ictus cordis tidak terlihat

Heart Rate 125 x/menit, capillary refill selama 2 detik

Perkusi jantung terdengar pekak.

Tekanan darah 100/70 mmHg, bunyi jantung S1 di ics 2 dan S2 di ics 4 dengan irama reguler, tidak terdapat bunyi jantung tambahan seperti murmur, gallop.

5Abdomen Inspeksi Palpasi Auskultasi PerkusiSimetris, warna normal,asites (-)

- Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

- Bising usus (+)

- Organ pada abdomen normalSimetris, warna normal,asites (-)

- Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

- Bising usus (+)

- Organ pada abdomen normalSimetris, warna normal, asites (-)Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

- Bising usus (+)

- Organ pada abdomen normalSimetris, warna normal, asites (-)

Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan

Bising usus (+)

Organ pada abdomen normal

6Genetalia----

7Eksremitas atas dan bawah Inspeksi

Berfungsi dengan baik

-Berfungsi dengan baik

-Berfungsi dengan baik

-Berfungsi dengan baik

C. ANALISA DATA

NODATAPROBLEMETIOLOGI

1. 12. Ds :An. D mengatakan bahwa tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru sekolah.Ny. A mengatakan tidak pernah menemani anak belajar.Do :

Ny. A tampak menyesal saat dilakukan pengkajian.

Ketidakberdayaan mengerjakantugas sekolah.Disfungsi tugas perkembangan keluarga pada anak usia sekolah.

2Ds :

Ny. A mengatakan tidak tahu apa-apa saja tugas yang harus dipenuhi untuk keluarganya.

Do :

Saat dilakukan pengkajian ibu klien tampak bingung ketika ditanya peran apa yang dilakukannya.Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah

Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah

D. SKORING MASALAH

1. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah berhubungan dengan disfungsi tugas perkembangan keluarga pada anak usia sekolah.KRITERIASKORHasil SkoringBOBOTPembenaran

SIFAT MASALAH :

Ancaman kesehatan2

2/3 x 1 = 2/3

1Sifat masalah ini termasuk situasi mengancam kesehatan, karena jika dibiarkan terus menerus anak akan merasa bahwa dia gagal dan tidak seperti teman sebayanya

KEMUNGKINAN MASALAH DAPAT DIUBAH :

Dengan Mudah

o

22/2 x 2 = 2

2Karena orang tua sangat menyesal dengan perbuatan mereka

POTENSIAL MASALAH DAPAT DICEGAH :

Tinggi

3

3/3 x 1 = 1

1Karena orang tua disini seharusnya lebih banyak berinteraksi dengan anak

MENONJOLNYA MASALAH :

Ada masalah, tapi tidak perlu segera ditangani1

1/2 x1 = 1/2

1Masalh memang perlu ditangani. tapi sifat masalah ini tidak gawat, dan bisa diselesaikan secara bertahap.

Total Nilai2/3 + 2+1+1/2 = 4,1

2. Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.

KRITERIASKORHasil SkoringBOBOTPembenaran

SIFAT MASALAH :

Ancaman kesehatan

O22/3 x 1 = 2/3

1Sifat masalah ini termasuk situasi mengancam kesehatan, karena jika dibiarkan terus menerus perkembangan keluarga akan terhambat.

KEMUNGKINAN MASALAH DAPAT DIUBAH :

Dengan Mudah

o

22/2 x 2 = 2

2Latar belakang pendidikan Tn. S dan Ny. A adalah SD, sehingga memudahkan untuk menerima informasi dan penjelasan.

POTENSIAL MASALAH DAPAT DICEGAH :

Tinggi

o

33/3 x 1 = 1

1Karena Tn A dan Ny. B sering mengunjungi orang tua dan keluarga yang sudah berpengalaman memiliki anak sehingga keluarga dapat bertanya apa yang seharusnya dilakukan.

MENONJOLNYA MASALAH :

Ada masalah, tapi tidak perlu segera ditangani

o1

1 /2 x 1 = 1/2

1Masalah memang perlu ditangani. tapi sifat masalah ini tidak gawat, dan bisa diselesaikan secara bertahap.

Total Nilai2/3 + 2+1+1/2 = 4,1

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA PRIORITASDx 1 :Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga Tn. S dengan anak usia sekolah b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.

RENCANA TINDAKANNoDx keperawatanIntervensi Keperawatan

Tujuan dan kriteria hasilTindakan keperawatanRasional

1Kurang pengetahuan tentang tugas perkembangan keluarga Tn. S dengan anak usia sekolah b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.

Ds :An. D mengatakan bahwa tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru sekolah.Ny. A mengatakan tidak pernah menemani anak belajar

Do :Ny. A tampak menyesal saat dilakukan pengkajian

Keluarga memahami tentang tugas perkembangan keluarga anak usia sekolah dengan kriteria hasil :keluarga mengetahui tugas perkembangan pada usia sekolah.

a. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolahb. Jelaskan tentang tugas perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah

a. untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan keluarga dalam menjalankan perannya masing-masing.b. agar keluarga lebih mengetahui tentang tugas perkembangannya masing-masing

Dx 2 :Ketidakberdayaan An C mengerjakan tugas sekolah pada keluarga Tn A denagn tahap perkembangn keluarga usia sekolaha b.d disfungsi tugas perkembangan keluarga pada anak usia sekolah.

RENCANA TINDAKANNoDx keperawatanIntervensi Keperawatan

Tujuan dan kriteria hasilTindakan keperawatanRasional

1Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah b.d kurangya interaksi interpersonal ditandai dengan

Ds :

An.D mengatakan bahwa tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru sekolah.Ny.A mengatakan tidak pernah menemani anak belajarDo :Ny.A tampak menyesal saat dilakukan pengkajianPerilaku kesehatan ancaman berkurang dengan kriteria hasil :Anak bisa mengerjakan tugas sekolah.Orang tua ada waktu untuk menemani anak belajar.a. Kaji apa penyebab terjadinya masalah.b. diskusikan kepada keluarga apa yang menjadi kendala utama yang dirasakan keluarga hingga permasalahan munculc. bantu keluarga dengan mendiskusian kepada keluarga cara cara untuk memanajemen waktu agar kebutuhan akan perhatian tercukupia. Agar perawat dapat menetapkan intervensi yang tepat atas masalah

b. menggali lebih dalam permasalahanc. Membantu mengatasi masalah keluarga

F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASINo

DxImplementasiEvaluasi

1a. Kaji tingkat pengetahuan keluarga dan tentang tugas perkembangan keluarga dengan tingkat usia sekolah

b. Diskusikan dengan keluarga tentang tugas perkembangan keluarga

c. Minta keluarga untuk menjelaskan kembali informasi yang telah disampaikan S :

Keluarga mengatakan belum mengetahui kalau ada tugas keluarga untuk anak usia sekolah

Keluarga tampak serius Pengetahuan keluarga tentang tugas keluarga tidak ada. Merencanakan untuk mendiskusikan tentang tugas perkembangan keluarga Keluarga mengatakan bahwa selama ini banyak sekali tugas keluarga yang belum terpenuhi

O:Keluarga tampak antusias A:Pengetahuan keluarga tentang tugas perkembangan keluarga meningkat

P:Rencanakan pertemuan berikutnya untuk evaluasi

A: Masalah teratasi

Keluarga mampu mengulangi informasi yang telah disampaikan oleh perawat pada pertemuan sebelumnya, dan berencana untuk konsultasi dengan baik dengan perawat maupun keluarga untuk menjalankan tugasnya.

Pengetahuan keluarga tentang tugas perkembangan keluarga meningkat

P : Intervensi dipertahankan

2a. Kaji apa penyebab terjadinya masalah

b. Mengajarkan cara memanajemen waktu

c. Dampingi keluarga saat mendampingi anak belajar dirumahS : Keluarga mengatakan hal itu terjadi karena keluarga tidak mampu untuk membagi waktu, dan tidak memikirkan hal itu bisa menjadi berbahaya

O:O : Keluarga tampak menyesal, Ny. A menangis

A:Keluarga mengambil keputusan untuk berubah

P:kontrak untuk mendiskusikan kepada keluarga, bagaimana cara untuk memanajemen waktuA :Keluarga Ny. A merasa terbantu, dan mendapatkan gambaran untuk mengatasi masalah Keluarga antusiaskeluarga akan melakukan cara untuk memanjemen waktuP: evaluasi

S: merasa senang karena bisa membatu anak mengerjakan tugas sekolah

Tampak puaskeluarga akan selalu mendampingi anak belajar dirumahhentikan tindakan

BAB IVPENUTUPA. KesimpulanKeluarga merupakan suatu perkumpulan orang yang terdiri dari suami, istri dan anak-anaknya baik anak kandung maupun adopsi, Keluarga juga merupakan pusat perkembangan anak untuk dapat berkembang dengan baik atau tidak, keluarga yang baik dapat mendukung anak dapat berkembangan baik pula.Keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah mempunyai tugas perkembangan, yaitu : mensosialisasikan anak untuk dapat meningkatkan prestasi sekolahnya, meningkatkan kominikasi terbuka agar anak mau bercerita tentang pengalaman yang dialaminya, selain itu orang tua juga harus bisa melepaskan anak-anaknya utuk bisa bergaul dan bermain dengan teman sebayanya.Pada tahap ini anak sering sekali tidak berada dirumah mereka lebih senang untuk bermain dengan teman-temannya, sehingga orang tua berpisah dengan anaknya untuk sementara waktu. Penerapan proses keperawan keluarga memerlukan keterampilan yang baik dalam berkomunikasi, skill keperawatan dan pemilihan pertanyaan yang tepat sehingga proses keperawatan dapat diterapkan dengan baik. B. Saran1. Dalam melakukan pengkajian diharapkan mahasiswa dapat menyimpulkan apakah keluarga sudah mampu memenuhi tugas perkembangan anak usia sekolah atau belum.2. Mahasiswa adalah seoarang calon perawat yang salah satu kliennya adalah keluarga, maka diharapkan mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan tidak melangkahi profesionalitas berkerja dan selalu menghormati privasi yang klien miliki3. Dalam melakukan pengkajian, perawat harus membina trust terlebih dahulu untuk melakukan rencana asuhan keperawatan.

Asuhan Keperawatan Keluarga pada Perkembangan SekolahStase Komunitas dan Keluarga Program Profesi Ners VII STIKes Indramayu

Febi Azizul Fikri R.09.01.012 2014