askep-napza

10
 1 APLIKASI TEORI DAN MODEL C om muni ty a s P artner  DALAM ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA REMAJA DENGAN RISIKO PENYALAHGUNAAN NAPZA (Oleh : Ahmad Iftah Edy Nur Rofiq.,S.Kep .,Ns.) Proses keperawatan adalah metode yang efisien dalam mengorganisasikan proses  pikiran untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah . Proses keperawatan terdiri d ari pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Proses keperawatan merupakan satu siklus yang tidak ter putus antara tahapannya. 1. Pengkajian Pengkajian adanya streesor (Bio    psiko    sosial    spiritual dan kultural) yang menembus garis pertahanan komunitas merupakan langkah pertama yang dilakukan  perawat. Garis pertahanan fleksibel disebut juga  Buffer Zone , garis ini sangat dinamis terhadap stresor  , stimulus dapat menembus garis pertahanan i ni sampai mey entuh garis pertahanan normal walaupun sementara ( Jangka pendek). Komunitas tidak merasakan adanya stimulus atau stressor atau komunitas dalam keadaan sehat. Walaupun komunitas tidak merasakan ada masalah. Stresor dapat berupa adanya warga baru dalam komunitas, warga baru dari budaya berbeda berisiko mempengaruhi komunitas. Pembangunan pusat hiburan didekat komunitas merupakan ancaman bagi generasi muda, karena sering digunakan tempat transaksi  NAPZA. G ari s p e r ta hana n norm al  menunjukan komunitas tetap dalam keadaan sehat. Karakteristik komunitas dengan garis pertahanan normal yang baik ditunjukan oleh rendahnya pen gguna NAPZA, kekerasan pada remaja kurang, ekonomi men engah, umumnya rem aja sekolah dan bagi y ang tidak sekol ah sudah beke rja tetap, remaja dengan kemampuan koping yang adaptif dan cendrung membuat pemecahan masalah jangka panjang. streesor bisa saja berada digaris pertahanan normal ini . Stresor bisa saja mulai mengancam komunitas, akan tetapi komunitas belum

Transcript of askep-napza

5/13/2018 askep-napza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-napza-55a754ea99b38 1/10

1

APLIKASI TEORI DAN MODEL

“Community as Partner” DALAM ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

PADA REMAJA DENGAN RISIKO PENYALAHGUNAAN NAPZA

(Oleh : Ahmad Iftah Edy Nur Rofiq.,S.Kep.,Ns.)

Proses keperawatan adalah metode yang efisien dalam mengorganisasikan proses

pikiran untuk membuat keputusan dan memecahkan masalah . Proses keperawatan

terdiri dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Proses keperawatan

merupakan satu siklus yang tidak terputus antara tahapannya.

1.  Pengkajian

Pengkajian adanya streesor (Bio  – psiko  – sosial –  spiritual dan kultural) yang

menembus garis pertahanan komunitas merupakan langkah pertama yang dilakukan

perawat.

Garis pertahanan fleksibel  disebut juga   Buffer Zone , garis ini sangat dinamis

terhadap stresor  , stimulus dapat menembus garis pertahanan ini sampai meyentuh

garis pertahanan normal walaupun sementara ( Jangka pendek). Komunitas tidak 

merasakan adanya stimulus atau stressor atau komunitas dalam keadaan sehat.

Walaupun komunitas tidak merasakan ada masalah. Stresor dapat berupa adanya

warga baru dalam komunitas, warga baru dari budaya berbeda berisiko

mempengaruhi komunitas. Pembangunan pusat hiburan didekat komunitas

merupakan ancaman bagi generasi muda, karena sering digunakan tempat transaksi

NAPZA.

Garis pertahanan normal  menunjukan komunitas tetap dalam keadaan sehat.

Karakteristik komunitas dengan garis pertahanan normal yang baik ditunjukan oleh

rendahnya pengguna NAPZA, kekerasan pada remaja kurang, ekonomi menengah,

umumnya remaja sekolah dan bagi yang tidak sekolah sudah bekerja tetap, remaja

dengan kemampuan koping yang adaptif dan cendrung membuat pemecahan

masalah jangka panjang. streesor bisa saja berada digaris pertahanan normal ini .

Stresor bisa saja mulai mengancam komunitas, akan tetapi komunitas belum

5/13/2018 askep-napza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-napza-55a754ea99b38 2/10

2

merasakannya, misal sebagian kecil masyarakat mulai terpapar dengan rokok,

minuman keras. Tidak ada sarana olah raga, kegiatan ekstrakurikuler tidak ada,

kegiatan keagamaan dan organisasi kepemudaan tidak jalan, warung menjual

rokok, minuman keras secara bebas. Kondisi ini menunjukan ada ancaman terhadap

komunitas. Pengkajian terhadap koping dan strategi pemecahan masalah pada

remaja sangat penting dalam memperkuat garis pertahanan normal ini.

Garis pertahanan resisten merupakan garis pertahanan yang terbentuk dari

mekanisme internal dalam melawan streesor. Mekanisme internal komunitas dalam

memperkuat garis pertahanan resisten dapat berupa membuka klinik untuk 

diagnosa dan pengobatan penyakit, mengadakan program rekreasional untuk 

generasi muda. Adanya remaja yang pengguna NAPZA dan dalam tahap

penyembuhan dan rehabilitasi.

Kekuatan streesor berpotensi untuk tidak menyeimbangkan system. kemampuan

menghadapi ancaman tergantung dukungan 8 elemen (Sub. Sistem) dan

kemampuan core (Komunitas) menghadapinya. Stressor  yang menyerang

komunitas dapat berupa streesor biologis, psikologis, social , spriritual dan kultural.

Pengkajian komunitas meliputi core , 8 elemen susb. system dan sejauh mana

streesor dapat menembus ketiga garis pertahanan yang ada. Berikut dijelaskan

 pengkajian komunitas dengan model “Community as Partner” pada remaja dengan

risiko penyalahgunaan NAPZA :

a.  Inti komunitas (Core)

Pengkajian meliputi sejarah komunitas (lama tinggal, adakah perubahan areakomunitas). Demografi (penduduk terbanyak, jumlah remaja, apakah remaja

banyak tinggal sendirian atau berkelompok / kos / asrama ?, apakah type

keluarga, apakah angka perceraian tinggi ?). Etnis, dapat dilihat dari berbagai

indikator (Restoran etnis apa yang banyak di komunitas, festival etnis tertentu,

adakah perbedaan budaya yang menyolok), apakah etnis remaja tertentu suka

kumpul-kumpul sambil minum alkohol ? . Nilai / kepercayaan seperti tempat

ibadah, persentase pemeluk agama tertentu, apakah homogen, adakah konflik 

5/13/2018 askep-napza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-napza-55a754ea99b38 3/10

3

agama. Remaja juga memanfaatkan fasilitas agama tersebut ? Perbedaan

budaya, agama , keyakinan dapat menjadi streesor bagi komunitas (Streesor

internal).

b.  Sub. Sistem (8 elemen)

1). Lingkungan fisik, Apakah remaja tinggal didaerah yang padat, apakah

banyak warung yang menjual rokok dan minuman keras?, apakah tersedia

sarana olah raga, adakah tempat ibadah

2).  Kesehatan dan pelayanan sosial, meliputi ; data remaja yang

ketergantungan obat, HIV / AIDS, hepatitis, remaja yang gangguan mental,

adakah fasilitas kesehatan yang khusus melayani remaja seperti rumah sakit

ketergantungan obat, Puskesmas yang peduli kesehatan remaja (Konseling

remaja) , praktik swasta kesehatan remaja, agency home care, pelayanan

emergensi, rumah rawatan, pelayanan social seperti rehabilitasi pengguna obat-

oabatan, klinik kesehatan mental. Apakah adanya didalam komunitas atau

diluar komunitas, jam pelayanan dan keterjangkauan harga.

3). Ekonomi ; apakah keluarga remaja termasuk golongan ekonomi menengah

keatas atau keluarga miskin, remaja tinggal dikawasan industri, pekerjaan

remaja yang putus sekolah, jumlah remaja yang menganggur , jenis pekerjaan

remaja, kebiasaan remaja mengikuti trend dan perkembangan dunia .

4). Transportasi dan keamanan, meliputi ; Bagaimana remaja berpergian,

  jenis angkutan pribadi dan publik yang digunakan remaja , tempat jalan kakibagi anak sekolah, apakah remaja nyaman dengan transportasi yang ada.

Adakah pelayanan perlindungan bagi remaja (polisi), jenis kenakalan remaja

yang ada, apakah remaja merasa aman berada dikomunitas termasuk disekolah

dan lingkungan kerjannya, apakah sering terjadi tawuran ? apakah sering

penangkapan pengguna dan penegdar NAPZA ?

5/13/2018 askep-napza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-napza-55a754ea99b38 4/10

4

5). Politik dan pemerintahan, meliputi ; bagaimana keterlibatan remaja dalam

politik lokal, adakah organisasi keremajaan dikomunitas dan apakah organisasi

tersebut berperan dalam mengambil kebijakan tentang kesehatan remaja ?,

apakah pemerintahan lokal mendukung kegiatan remaja ? .

6). Komunikasi, meliputi ;  adakah tempat remaja berkumpul untuk bertukar

informasi ?, apakah remaja memanfaatkan fasilitas Koran, TV/ Radio, bentuk 

komunikasi formal dan informal yang ada, dari siapa remaja memperoleh

informasi tentang NAPZA ?, apakah informasi yang diterima benar ? . Apakah

tokoh masyarakat mendengarkan pendapat remaja ?,

7). Pendidikan, meliputi ; Perlu dikaji adakah sekolah bagi remaja

dikomunitas, bagaimana kondisinya, ada perpustakaan ?, reputasi sekolah, apa

isu utama pendidikan dikomunitas, angka drop out  siswa, adakah kegiatan

ekstrakurikuler, pelayanan kesehatan disekolah dan program perawatan

kesehatan sekolah di dikomunitas ?.

8). Rekreasi, meliputi ; dimana remaja biasa bermain ?, tempat rekreasi utama,

siapa yang banyak menggunakannya, fasilitas apa yang ada dilokasi rekreasi ?.

c.  Persepsi terhadap adanya ancaman (Stressor)

Perlu dikaji bagaimana persepsi remaja terhadap kondisi komunitas itu sendiri,

apakah remaja merasa ada masalah, merasa ada ancaman, masalah apa yang

dirasakan. Tanyakan pada beberapa warga untuk mendapatkan gambaran umum

kondisi remaja dan persepsi remaja adanya ancaman / stimulus baik dari dalammaupun luar komunitas. termasuk apakah itu stressor biologis (HIV /AIDS,

ketergantungan zat, hepatitis), psikologis (gangguan mental, koping yang mal

adaptif), sosial (kesenjangan ekonomi, pengangguran, banyak pusat hiburan)

spiritual (Minat terhadap kegiatan keagamaan sangat kurang, kepeduliah tokoh

agama kurang) dan kultural (Budaya tertentu yang membolehkan minum

alkohol / mabuk-mabukan).

5/13/2018 askep-napza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-napza-55a754ea99b38 5/10

5

Persepsi remaja perlu dibandingkan dengan persepsi perawat, perawat perlu

membuat pernyataan umum tentang kondisi remaja, apakah ada ancaman pada

remaja di komunitas ?, apakah ancaman itu sudah berada pada garis pertahanan

normal, garis pertahanan resisten atau masih disekitar garis pertahanan

fleksibel. Perawat perlu mengkaji apakah jenis streesor yang ada dalam

komunitas.

2.  Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan komunitas merupakan pernyataan kondisi kesehatan

komunitas baik aktual, adanya ancaman kesehatan (Risiko) dan adanya

kemungkinan kearah perbaikan (Potensial). Diagnosa keperawatan komunitas yang

mungkin muncul pada remaja dengan risiko penyalahgunaan NAPZA antara lain ;

1). Risiko peningkatan penyalahgunaan NAPZA pada remaja berhubungan kurang

kondusifnya lingkungan remaja (Keluarga, masyarakat, teman sebaya , sekolah dan

kerja) ; 2). Kurang efektifnya koping remaja berhubungan dengan pengetahuan dan

sikap yang salah terhadap NAPZA ; 3). Kurang efektifnya komunikasi remaja

dengan orang tua berhubungan pengetahuan orang tua yang masih rendah terhadap

tumbuh-kembang dan perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja ; 4).Risiko

peningkatan perilaku kekerasan pada remaja berhubungan dengan peningkatan

penyalahgunaan NAPZA pada remaja ; dan 5). Risiko terjadinya penularan HIV / 

AIDS pada remaja berhubungan peningkatan penggunaan jarum suntik secara

bersama pada pengguna NAPZA.

3.  Perencanaan dan Implementasi

Intervensi keperawatan difokuskan kepada pencegahan primer, sekunder dantertier. Jika streesor memasuki garis pertahanan fkexibel, maka perawat melakukan

prevensi primer, jika streesor masuk kegaris pertahanan normal, maka intervensi

keperawatan terfokus kepada pencegahan sekunder dan jika stressor sudah

memasuki garis pertahanan resisten maka perawat melakukan prenvesi tertier.

Tujuan prevensi primer mengurangi insiden penyalahgunaan NAPZA dalam

populasi dengan mengurangi faktor risiko serta memperkuat komunitas (Remaja)

5/13/2018 askep-napza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-napza-55a754ea99b38 6/10

6

menghadapi risiko tersebut. Peran perawat sebagai pendidik lebih menonjol dalam

prevensi primer ini. Upaya prevensi sekunder melalui deteksi dini penyalahgunaan

NAPZA pada remaja. Peran perawat yang menonjol adalah penemu kasus dan

pemberi pelayanan. Perawat aktif menemukan kasus penyalahgunaan NAPZA dan

melakukan upaya pelayanan dalam mengurangi perilaku tersebut.

Upaya prevensi tertier, diarahkan untuk mengurangi dampak atau akibat

ketergantungan pada NAPZA. Upaya rehabilitasi lebih menjadi fokus pencegahan

tertier. Peran perawat utama pada fase ini adalah sebagai advocator agar klien

mendapat perlindungan dan mendapat pelayanan yang sesuai serta memadai ,

pemberi pelayanan (Provider) untuk memaksimalkan fungsi yang masih mampu

dilakukan klien. Diharapkan remaja dapat beradaptasi kembali dengan lingkungan

dan perawat beserta sosial support lainnya (orang tua, teman, tokoh masyarakat dan

guru) tetap memantau perilaku remaja agar tidak kembali mencoba menggunakan

NAPZA (McMurray, 2003 ; Anderson & McFarlane, 2000).

Masyarakat dituntut menciptakan lingkungan yang mendukung untuk kesehatan

remaja. Jika ditemui adanya kondisi yang sangat mendukung terjadinya

penyalahgunaan NAPZA seperti bebasnya pusat hiburan mengedarkan NAPZA

maka perlu kebijakan oleh pemerintah setempat. Pendekatan promotif dan preventif 

ini perlu dengan menggunakan pendekatan sistem, karena jika berjalan sendiri-

sendiri hasilnya tidak akan memuaskan (McMurray , 2003).

Implementasi dilakukan bersama masyarakat , dengan mengacu kepada

perencanaan yang telah disusun bersama masyarakat. Perlu upaya peningkatanharga diri remaja, komunikasi yang efektif dalam keluarga, latihan mengatakan

tidak pada NAPZA. Serta berbagai implementasi lainnya.

4.  Evaluasi

Evaluasi pada keperawatan komunitas dilakukan secara terus-menerus. Perubahan

perilaku komunitas tidak dapat dilihat dalam jangka waktu singkat, akan tetapi

tahapan perubahan perilaku dapat dilihat dari perubahan pengetahuan, psikomotor

5/13/2018 askep-napza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-napza-55a754ea99b38 7/10

7

dan sikap. Minimal dibutuhkan waktu 12 minggu untuk merubah perilaku

masyarakat. Perubahan yang lebih besar membutuhkan waktu 6 bulan, satu tahun

bahkan lebih. Evaluasi dilakukan bersama-sama masyarakat. Apakah terjadi

penurunan pengguna NAPZA ?, apakah kekerasan masih sering terjadi dan

bagaimana insiden AIDS / HIV dalam komunitas remaja.

5/13/2018 askep-napza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-napza-55a754ea99b38 8/10

8

DAFTAR PUSTAKA

Anderson,E and McFarlane, J. (2000). Community AS Partner (Theory and Practice in Nursing) : Lippincott.

Asbanu. (2000). Mengapa Remaja Menggunakan NAPZA (Riset kualitatif) : Tidak 

dipublikasikan.

Depkes RI. (2003). Kemitraan Menuju Indonesia Sehat 2010. Jakarta.

-------------.(2001a). Buku Pedoman Tentang Masalah Medis Yang Terjadi Ditempat 

 Rehabilitasi Pada Pasien Ketergantungan NAPZA , Jakarta.

-------------(2001b). Buku Pedoman Praktis Bagi Petugas Puskesmas Mengenai

Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya (NAPZA).Jakarta.

-------------(2001c). Informasi Penanggulangan NAPZA Secara terpadu (Pedoman Bagi

keluarga). Jakarta.

-------------(2002). Pedoman Kemitraan : Promosi Kesehatan dengan Lembaga Swadaya

 Masyarakat . Jakarta

Green,W.L (1980). Health Education Planing, A Diagnostik Approah. California : Mafiel

Publishing Company

Hamid,A. (1999). Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pada Anak dan Remaja. Jakarta :

Widya Medika

Helvie, C. (1998). Advanced Practice Nursing in The Community. Virginia : SAGE

Publications.

Hurlock,E. (1994). Psikologi Perkembangan Anak . Jakarta : Penerbit Erlangga

Hurlock,E. (1999). Perkembangan Anak . Jakarta : Penerbit Erlangga

Irwanto (1991). Psikologi Umum. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Kozier,B .at all (2004). Fundamentals of Nursing (Conceps, Process and Practice). New

Jersey : Pearson Prentice Hall.

96 % masyarakat Jakarta Tahu Bahaya Narkoba (2004) hhtp : // Tempointeraktif. comdiperoleh 8 Maret 2005).

5/13/2018 askep-napza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-napza-55a754ea99b38 9/10

9

Mcmurray,A. (2003). Community Health and Wellness. Toronto : Mosby

M. Friedman, M. (1998). Family Nursing (Research, Theory & Practice). California :

Connecticut.

Mohamad.K (1998). Kontradiksi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta : Pustaka Sinar

Harapan

Notoatmodjo,S..(2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nusaindah. (2005)Komunikasi Orang Tua-Anak Mencegah Penyalahgunaan Alkohol Dan

Obat-obatan, hhtp : // Nusa Indah Tripod.com, Diperoleh tanggal 8 Maret 2005

Nusaindah. (2005)Pengobatan Narkoba : // Nusa Indah Tripod.com, Diperoleh tanggal 8Maret 2005

Pemda DKI.(2001). Penanggulangan Terpadu Penyalahgunaan Narkoba Berbasis

 Masyarakat di DKI Jakarta. Jakarta

Purwanto (2001). Mengenal dan Mencegah Bahaya Narkotik . Bandung : CV.Pionir Jaya

Rasmun (2001), Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi Dengan keluarga,

Jakarta. Sagung Seto

Riyanto (2002). Analisis Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap Perilaku Sehat Siswa

SLTP Negeri Wilayah Jakarta Timur Dalam Konteks Keperawatan Komunitas

Tahun 2002 (Tesis). Jakarta : Tidak dipublikasikan.

Sudarsono. (2004). Kenakalan Remaja. Jakarta : Rineka Cipta

Stuart,G. W & Laraia,M.T (1998). Principles and Practice of Psichiatric Nursing : Mosby

Tempo Interaktif (2004). 97 Persen Masyarakat Jakarta Tahu Bahaya Narkoba. hhtp : // 

Tempointeraktif. Com.diperoleh 8 Maret 2005.

Willis, S. . (2001). Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan edisi 36 : Konseling Terpadu

Pemulihan Pecandu Narkoba . Jakarta : Depdiknas.

Wong, D. L (1999). Nursing Care of Infant and Children. USA : Mosby

Kohlberg, L. (1980). Stage and sequence: the cognitive developmental approach to

socialization. Avery Publishing Group Inc.

5/13/2018 askep-napza - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/askep-napza-55a754ea99b38 10/10

10

Tugas praktikum :

1.  Kelas dibagi Tiga kelompok (Tugas Sipen).2.  Identifikasi minimal 3 masalah kesehatan atau issue yang berkaitan dengan

kelompok khusus yang ada di komunitas :

a.  Usia Sekolahb.  Kelompok Penyakit Menular

c.  Lansia

3.  Buatlah lingkup pengkajian sesuai dengan model “Community as Partner” 

4.  Buat diagnosa kep. Komunitas (2 buah) dan perencanaan (Pencegahan primer,

sekunder dan tertier).

5.  Buat satu rancangan untuk promosi kesehatan (Satpel, materi dan Media).

6.  Dikerjakan dikampus, tulis tangan dulu, dikumpul Kamis / 12 Nopember 2011.