Askep Fraktur

64
ASUHAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN MUSKULOSKELETAL MUSKULOSKELETAL FRAKTUR” FRAKTUR”

Transcript of Askep Fraktur

Page 1: Askep Fraktur

ASUHAN KEPERAWATANASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN MUSKULOSKELETALMUSKULOSKELETAL

““FRAKTUR” FRAKTUR”

Page 2: Askep Fraktur

Anantomi & FisiologiAnantomi & FisiologiTULANGTULANG

Page 3: Askep Fraktur

TulangTulangTulang tersusun atas sel, matriks protein, dan

deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar—osteoblas, osteosit, dan osteoklas.

1. OsteoblastSel pembentuk tulangMemproduksi klagen tipe I dan berespon terhadap perubahan PTHTulang baru dibentuk oleh osteoblast yang membentuk osteoid dan mineral pad matriks tulang à bila proses ini selesai osteoblast menjadi osteocytes dan terperangkap dalam matriks tulang yg mengandung mineral

13/04/2313/04/23 anat_muskuloskeletal/2010anat_muskuloskeletal/2010 33

Page 4: Askep Fraktur

TulangTulangTulang tersusun atas sel, matriks

protein, dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar—osteoblas, osteosit, dan osteoklas.

2. OsteocytesBerfungsi memelihara kontent mineral dan elemen organik tulang

13/04/2313/04/23 anat_muskuloskeletal/2010anat_muskuloskeletal/2010 44

Page 5: Askep Fraktur

TulangTulangTulang tersusun atas sel, matriks

protein, dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar—osteoblas, osteosit, dan osteoklas.

3. OsteoclastMenyerap tulang selama pertumbuhan dan perbaikanPenyerapan tl. dengan cara mengeluarkan asam laktat dan kolagenase à menghancurkan mineral dan merusak kolagen

13/04/2313/04/23 anat_muskuloskeletal/2010anat_muskuloskeletal/2010 55

Page 6: Askep Fraktur

• Fungsi Tulang– 1)       Memberi kekuatan pada kerangka

tubuh.– 2)       Tempat mlekatnya otot.– 3)       Melindungi organ penting.– 4)       Tempat pembuatan sel darah.– 5)       Tempat penyimpanan garam mineral.

• (Ignatavicius, Donna D, 1993)

Page 7: Askep Fraktur

Definisi: • Adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang

umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, Arif, et al, 2000).

• Sedangkan menurut Linda Juall C. dalam buku Nursing Care Plans and Dokumentation menyebutkan bahwa Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.

• Pernyataan ini sama yang diterangkan dalam buku Luckman and Sorensen’s Medical Surgical Nursing.

Page 8: Askep Fraktur

EtiologiEtiologi::

• (Oswari E, 1993)– Kekerasan langsung– Kekerasan tidak langsung– Kekerasan akibat tarikan otot (jarang terjadi).

Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.

Page 9: Askep Fraktur

• Barbara (1996), • Benturan dan cedera (jatuh pada kecelakaan).• Fraktur patofisiologik.

• Patah oleh karena letih.

Page 10: Askep Fraktur

Jenis Fraktur:

•Berdasarkan sifat fraktur.– Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan

antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi.

– Fraktur Terbuka (Open/Compound), bila terdapat hubungan antara hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit.

Page 11: Askep Fraktur

• Berdasarkan komplit atau tidak komplit fraktur.– Fraktur Komplit, – Fraktur Inkomplit,

• Hair Line Fraktur (patah setindak rambut)• Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari

satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya.

• Green Stick Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang.

Page 12: Askep Fraktur

• Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma.

– Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.

– Fraktur Oblik: arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasi juga.

– Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi.

– Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain.

– Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang.

Page 13: Askep Fraktur

• Berdasarkan jumlah garis patah.

Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.

Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan.

Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama.

Page 14: Askep Fraktur

• Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.– Fraktur Undisplaced (tidak bergeser): garis patah

lengkap tetapi kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh.

– Fraktur Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang

• Dislokai ad longitudinam cum contractionum • Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk

sudut).• Dislokasi ad latus

Page 15: Askep Fraktur

klasifikasi Fraktur tertutup berdasarkan klasifikasi Fraktur tertutup berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma,keadaan jaringan lunak sekitar trauma,

• Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya.

• Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan.

• Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan pembengkakan.

• Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman sindroma kompartement.

Page 16: Askep Fraktur

Gambaran Klinis: Gambaran Klinis: Jumaidi (1995)Jumaidi (1995)

• Nyeri• Deformitas• Krepitasi• Bengkak• Peningkatan temperatur lokal• Pergerakan abnormal• Echymosis• Kehilangan fungsi• Kemungkinan lain.

Page 17: Askep Fraktur

Tahap Penyembuhan Tulang:Tahap Penyembuhan Tulang:

Hematom :• Dalam 24 jam mulai pembekuan darah dan haematom• Setelah 24 jam suplay darah ke ujung fraktur meningkat• Haematom ini mengelilingi fraktur dan tidak diabsorbsi selama

penyembuhan tapi berubah dan berkembang menjadi granulasi.

Proliferasi sel :• Sel-sel dari lapisan dalam periosteum berproliferasi pada sekitar

fraktur• Sel ini menjadi prekusor dari osteoblast, osteogenesis berlangsung

terus, lapisan fibrosa periosteum melebihi tulang.• Beberapa hari di periosteum meningkat dengan fase granulasi

membentuk collar di ujung fraktur.

Page 18: Askep Fraktur

Pembentukan callus :• Dalam 6-10 hari setelah fraktur, jaringan granulasi berubah dan

terbentuk callus.• Terbentuk kartilago dan matrik tulang berasal dari pembentukan

callus.• Callus menganyam massa tulang dan kartilago sehingga diameter

tulang melebihi normal.• Hal ini melindungi fragmen tulang tapi tidak memberikan kekuatan,

sementara itu terus meluas melebihi garis fraktur.

Ossification• Callus yang menetap menjadi tulang kaku karena adanya

penumpukan garam kalsium dan bersatu di ujung tulang.• Proses ossifikasi dimulai dari callus bagian luar, kemudian bagian

dalam dan berakhir pada bagian tengah• Proses ini terjadi selama 3-10 minggu.

Consolidasi dan Remodelling• Terbentuk tulang yang berasal dari callus dibentuk dari aktivitas

osteoblast dan osteoklast.

Page 19: Askep Fraktur

KOMPLIKASIKOMPLIKASI

Komplikasi Awal• Kerusakan Arteri• Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya

nadi, CRT menurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.

Kompartement Syndrom• Kompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi

karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. Ini disebabkan oleh edema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh darah. Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan embebatan yang terlalu kuat.

Page 20: Askep Fraktur

Komplikasi Dalam Waktu LamaDelayed Union• Delayed Union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai

dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. Ini disebabkan karena penurunan supai darah ke tulang.

Nonunion• Nonunion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan

memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9 bulan. Nonunion ditandai dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau pseudoarthrosis. Ini juga disebabkan karena aliran darah yang kurang.

Malunion• Malunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan

meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas). Malunion dilakukan dengan pembedahan dan remobilisasi yang baik.

(Black, J.M, et al, 1993)

Page 21: Askep Fraktur

Dampak MasalahDampak Masalah

Terhadap KlienBio • Peningkatan metabolisme karena digunakan untuk penyembuhan

tulang, terjadi perubahan asupan nutrisi melebihi kebutuhan biasanya terutama kalsium dan zat besi

Psiko• Klien akan merasakan cemas yang diakibatkan oleh rasa nyeri dari

fraktur, perubahan gaya hidup, kehilangan peran baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, dampak dari hospitalisasi rawat inap dan harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru serta tuakutnya terjadi kecacatan pada dirinya.

Sosio• Klien akan kehilangan perannya dalam keluarga dan dalam masyarakat

karena harus menjalani perawatan yang waktunya tidak akan sebentar dan juga perasaan akan ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan seperti kebutuhannya sendiri seperti biasanya.

Spiritual • Klien akan mengalami gangguan kebutuhan spiritual sesuai dengan

keyakinannya baik dalam jumlah ataupun dalam beribadah yang diakibatkan karena rasa nyeri dan ketidakmampuannya.

Page 22: Askep Fraktur

Terhadap Keluarga• Timbulnya kecemasan akan keadaan klien,

apakah nanti akan timbul kecacatan atau akan sembuh total.

• Koping yang tidak efektif • Ekonomi.• Masalah-masalah timbul sejak klien masuk

rumah sakit, timbul saat klien pulang dan tentunya keluarga harus bisa merawat, memenuhi kebutuhan klien.

• Hal ini tentunya menambah beban bagi keluarga dan bisa menimbulkan konflik dalam keluarga.

Page 23: Askep Fraktur

Penatalaksanaan:Penatalaksanaan:

Pengelolaan langsung • Pasang bidai sebelum memindahkan pasien

atau pertahankan gerakan diatas dan dibawah tulang yang fraktur sebelum transportasi.

• Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi oedem

• Kirim pasien untuk pertolongan emergensi.

Page 24: Askep Fraktur

• Pokok bahasan : fraktur• Sub pokok bahas : Perawatan Penderita

fraktur• Sasaran : Pasien atau keluarga

pasien• Waktu : 10.20-12.00 WIB• Hari/tanggal :jumat 14 september 2012• Tempat : RS NU Tuban• Penyaji : Mahasiswa Stikes NU

Tuban semester 4

D. SATUAN ACARA PENYULUHAN

D. SATUAN ACARA PENYULUHAN

Page 25: Askep Fraktur

Tujuan instruksionalTujuan instruksional• Tujuan Instruksional umum:

– Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang fraktur. Peserta penyuluhan dapat mengerti dan mengetahui tentang fraktur.

• Tujuan Instruksional khusus: Setelah mendapatkan penyuluhan 1 x

diharapkan peserta penyuluhan mampu :– Mendefinisikan pengertian tentang fraktur– Menjelaskan penyebab fraktur– Menyebutkan tanda dan gejala fraktur– Menjelasakan pencegahan fraktur

Page 26: Askep Fraktur

Media Media dan dan MetodeMetode

• Metode :– Ceramah.– Tanya jawab.

• Media :– Leaflet.– Laptop dan LCD

Page 27: Askep Fraktur

Jadwal kegiatanJadwal kegiatan No Kegiatan Respon klien waktu

1 Pendahuluan :-Menyampaikan salam-Memperkenalkan Diri-Menjelaskan tujuan

-membalas salam-memperhatikan

5 menit

2 Penyampaian materi : a.Menjelaskan dan menguraikan materi ttg :

-Mendefinisikan pengertian tentang fraktur- Menjelaskan penyebab fraktur- Menyebutkan tanda dan gejala fraktur- Menjelasakan pencegahan fraktur

b. Memberikan kesempatan pada peserta penyuluh untuk bertanya.

c. Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan yang berkaitan dengan materi.

10 menit

10 menit

3 Penutup :Tanya jawab (evaluasi)Menyimpulkan hasil materiMengakhiri kegiatanMengucapkan salam

-Menjawab salam 5 menit

Page 28: Askep Fraktur

Pengorganisasian dan Pengorganisasian dan Job DiscriptionJob Discription Pengorganisasian dan Job Discription 1. Pembimbing :

2. Moderator : Job Discription : Membuka dan menutup kegiatan

Membuat susunan acara dengan jelas Memimpin jalannya kegiatan

3. Penyaji : Job Discription : Menyampaikan materi penyuluhan dengan jelas 4. Observer : Job Discription : Membuat resume kegiatan Penyuluhan

5. Fasilitator : 1) 2) 3)

Job Discription : Membantu menyiapkan perlengkapan penyuluhan

Memotivasi audience untuk bertanya Membantu penyaji dalam menganggapi pertanyaan audience

Pengorganisasian dan Job Discription 1. Pembimbing :

2. Moderator : Job Discription : Membuka dan menutup kegiatan

Membuat susunan acara dengan jelas Memimpin jalannya kegiatan

3. Penyaji : Job Discription : Menyampaikan materi penyuluhan dengan jelas 4. Observer : Job Discription : Membuat resume kegiatan Penyuluhan

5. Fasilitator : 1) 2) 3)

Job Discription : Membantu menyiapkan perlengkapan penyuluhan

Memotivasi audience untuk bertanya Membantu penyaji dalam menganggapi pertanyaan audience

Page 29: Askep Fraktur

pengkajianpengkajianpengkajianpengkajianNama : Ny. xUmur : 48 thJenis kelamin : perempuanAlamat : panyuran, palang, tubanAgama : islam

Keluhan utama :nyeri pada paha kanan atasRPS : P :klien datang ke RS dg keluhan nyeri

pada paha kanan atas Q : sangat nyeri R :rasa sakit itu dirasakan pada daerah

paha S :skala nyeri 9

T : rasa itu dirasakan klien pada setiap waktu

RPD : -RPK : -

Page 30: Askep Fraktur
Page 31: Askep Fraktur
Page 32: Askep Fraktur
Page 33: Askep Fraktur

Data Etiologi masalah

DS : ny. x mengeluh

nyeri pada paha

kanan atas

DO :

o Skala nyeri 9

o Terjadi oedem

o parasetia

Tekanan/kekerasanlangsung/stres berulang

↓Kerusakan fragmentulang, cedera jar. lunak

Pembuluh darah

terputus

perdarahan

Hematom

Penekanan pada seabut

syaraf

Nyeri akut

Page 34: Askep Fraktur
Page 35: Askep Fraktur

Data Etiologi masalah

DS :

Rasa nyeri semakin

meningkat ketika

dibuat bergerak

DO :

X-ray didapatkan

terjadi pergeseran

tulang femur

Tekanan/kekerasanlangsung/stres berulang

↓Kerusakan fragmen

tulang, cedera jar. Lunak ↓

Pergeseran tulang ↓

Deformitas

↓Ekstremitas tdk dptberfungsi dg baik

Gangguan mobilitas

fisik

Page 36: Askep Fraktur

diagnosadiagnosa• 1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang,

gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress, ansietas2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dispnea, kelemahan/keletihan, ketidak edekuatan oksigenasi, ansietas, dan gangguan pola tidur.3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan oleh terdapat luka / ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik.4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan.5. Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respons inflamasi tertekan, prosedur invasif dan jalur penusukkan, luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan.6. Kurang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi.

• 1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress, ansietas2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dispnea, kelemahan/keletihan, ketidak edekuatan oksigenasi, ansietas, dan gangguan pola tidur.3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan oleh terdapat luka / ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik.4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan.5. Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respons inflamasi tertekan, prosedur invasif dan jalur penusukkan, luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan.6. Kurang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi.

Page 37: Askep Fraktur
Page 38: Askep Fraktur

Jam

Hari/tangg

al

Diagnosa intervensi rasional

08.00 wib

jumat14 sep 2012

. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress, ansietas

Tujuan : dalam 1x 24 jam nyeri dapat berkurang atau hilang.

Kriteria Hasil : - skala nyeri 4-6

. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga

Kaji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri

Jelaskan pada klien penyebab dari nyeri

Observasi tanda-tanda vital

hubungan yang baik membuat klien dan keluarga kooperatif

tingkat intensitas nyeri dan frekwensi menunjukkan skala nyeri

memberikan penjelasan akan menambah pengetahuan klien tentang nyeri.

untuk mengetahui perkembangan klien

Page 39: Askep Fraktur
Page 40: Askep Fraktur

Jam

Hari/tangg

al

Diagnosa intervensi rasional

08.00 wib

Jumat 14 sep 2012

Gangguan mobilitas fisik bd nyeri

Tujuan : pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.

Kriteria hasil :- penampilan yang seimbang..- melakukan pergerakkan dan perpindahan.- mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi,

Kaji kebutuhan akan pelayanan

kesehatan dan kebutuhan

akan peralatan

Tentukan tingkat motivasi

pasien dalam melakukan

aktivitas

Ajarkan dan pantau pasien

dalam hal penggunaan alat

bantu

Ajarkan dan dukung pasien

dalam latihan ROM aktif

dan pasif

mengidentifikasi masalah,

memudahkan intervensi

mempengaruhi penilaian

terhadap kemampuan

aktivitas apakah karena

ketidakmampuan ataukah

ketidakmauan

menilai batasan kemampuan

aktivitas optimal.

mempertahankan

/meningkatkan kekuatan dan

ketahanan otot

Page 41: Askep Fraktur

Implementasi 1Implementasi 1

Hari/tanggal

Nomer Diagno

sa

Jam implementasi TTD

Jumat, 14 september 2012

108.00-10.00 wib

melakukan pendekatan pada klien dan keluarga

mengkaji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri

menjelaskan pada klien penyebab dari nyeri

mengobservasi tanda-tanda vital

Page 42: Askep Fraktur

Implementasi 2Implementasi 2

Hari/tanggal

Nomer Diagno

sa

Jam implementasi TTD

Jumat 14 sep 2012 2

08.00-10.00 wib

mengkaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan

kebutuhan akan peralatan

menentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan

aktivitas

mengajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan

alat bantu

mengajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM

aktif dan pasif

Page 43: Askep Fraktur

Evaluasi 1Evaluasi 1

Hari/tanggal

Nomer Diagno

sa

evaluasi TTD

Jumat 14 september 2012

1S ; ny. X sudah tak merasa nyeri lagi

O;

oSkala nyeri 1-3

oTak terjadi oedem

oParasetia

A; masalah teratasiP; hentikan intervensi

Page 44: Askep Fraktur

Evaluasi 2Evaluasi 2

Hari/tanggal

Nomer Diagno

sa

evaluasi TTD

Jumat 14 september 2012

2S ; ny.xsudah tidak mengalami gangguan mobilitas fisik

O; TTV : S : 37C N : 84x/menit RR: 30x/menit

A; masalah teratasiP; hentikan intervensi

Page 45: Askep Fraktur

• Pantau daerah yang cedera dalam periode waktu yang pendek untuk sedini mungkin dapat melihat perubahan warna, pernapasan dan suhu.

• Memberikan toxoid tetanus bila patah tulang komplikata.

• Kompres dingin boleh dilaksanakan untuk menekan perdarahan, oedem dan nyeri.

• Obat penawar nyeri (aspirin dan narkotik).

Page 46: Askep Fraktur

Terapi sekunder pada pasien patah tulang.Terapi sekunder pada pasien patah tulang.

Fraktur simplika.• Reduksi normal.

– Manipulasi manual.

– Traksi.

– Reduksi terbuka.

• Immobilisasi.

1. Fiksasi eksternal : gips, bidai.

2. Traksi.

3. Fiksasi internal : paku, plat / sekrup, kawat.

4. Kombinasi dari tersebut diatas.

Page 47: Askep Fraktur

Fraktur komplikata.• Debridemen luka.• Memberikan toxoid tetanus.• Pembiakan jaringan.• Membungkus luka.• Pengobatan dengan Antibiotik.• Memantau gejala osteoporosis, tetanus,

gangren.• Menutup luka bila tidak ada gejala infeksi• Reduksi fraktur• Immobilisasi fraktur

Page 48: Askep Fraktur

Prinsip penatalaksaanan Prinsip penatalaksaanan konservatif dan operatifkonservatif dan operatif

• Cara konservatif:

• Anak-anak dan remaja, dimana masih ada pertumbuhan tulang panjang.

• Adanya infeksi atau diperkirakan dapat terjadi infeksi.

• Jenis fraktur tidak cocok untuk pemasangan fiksasi internal.

• Ada kontraindikasi untuk dilakukan operasi.

• Tindakkan dg Gips maupun Traksi

Page 49: Askep Fraktur

G I P SG I P S

• Gips yang ideal adalah dapat membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh.

• Penggunaan gips sesudah operasi lebih memungkinkan klien untuk mobilisasi dari pada pasien ditraksi.

INDIKASI• Immobilisasi dan penyangga fraktur• Stabilisasi dan istirahatkan• Koreksi deformitas• Mengurangi aktivitas pada pada daerah yang terinfeksi• Membuat cetakan tubuh orthotik

Page 50: Askep Fraktur

YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PEMASANGAN GIPSPEMASANGAN GIPS

• Gips yang pas tidak akan menyebabkan perlukaan• Gips patah tidak bisa digunakan• Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat

membahayakan klien.• Sebelum pemasangan perlu dicatat apabila ada lukaUntuk mencegah masalah pada gips :• Jangan merusak atau menekan gips• Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam

gips/menggaruk.• Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu

lama.

Page 51: Askep Fraktur

WINDOWSWINDOWS

Dilakukan untuk :• Memeriksa luka• Membuka jahitan• Memeriksa adanya penekanan• Membuang/mengangkat benda asing• mengurangi penekanan.

PEMBUKAAN

• Dibuat garis terlebih dahulu• Mata gergaji hanya memotong benda yang keras• Pemotongan dihentikan bila pasien merasa kepanasan• Selama pemotongan, mata gergaji ditekan dengan lembut• Pada saat memotong, anggota ekstremitas harus disangga.• Cuci dan keringkan, beri pelembab

Page 52: Askep Fraktur

Metode Pemasangan Metode Pemasangan traksi:traksi:

Traksi ManualTraksi Manual Tujuan : Perbaikan Tujuan : Perbaikan

dislokasi, Mengurangi dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan fraktur, Pada keadaan Emergency.Emergency.

Dilakukan dengan Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.menarik bagian tubuh.

TRAKSITRAKSI

Page 53: Askep Fraktur

Traksi Mekanik → Ada dua macam, yaitu : Traksi Kulit• Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur

yang lain, misalnya: otot. Traksi kulit terbatas • untuk 4 minggu dan beban < 5 kg.• Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi

untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.

Page 54: Askep Fraktur

Traksi SkeletalTraksi Skeletal

• Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction.

• Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.

Page 55: Askep Fraktur

KEGUNAAN PEMASANGAN TRAKSI

Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya :

• Mengurangi nyeri akibat spasme otot

• Memperbaiki dan mencegah deformitas

• Immobilisasi

• Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).

• Mengencangkan pada perlekatannya.

Page 56: Askep Fraktur

PRINSIP PEMASANGAN TRAKSIPRINSIP PEMASANGAN TRAKSI

• Tali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya tarik.

• Berat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan pemberat agar reduksi dapat dipertahankan.

• Pada tulang-tulang yang menonjol sebaiknya diberi lapisan khusus.

• Traksi dapat bergerak bebas melalui katrol.• Pemberat harus cukup tinggi di atas permukaan lantai.• Traksi yang dipasang harus baik dan terasa nyaman.

Page 57: Askep Fraktur

KEUNTUNGAN PEMAKAIAN TRAKSIKEUNTUNGAN PEMAKAIAN TRAKSI• Menurunkan nyeri spasme• Mengoreksi dan mencegah deformitas• Mengimobilisasi sendi yang sakit

KERUGIAN PEMAKAIAN TRAKSIPerawatan RS lebih lama• Mobilisasi terbatas• Penggunaan alat-alat lebih banyak.

BEBAN TRAKSI• Dewasa = 5 - 7 Kg• Anak = 1/13 x BB

Page 58: Askep Fraktur

MACAM - MACAM TRAKSIMACAM - MACAM TRAKSI

Traksi Panggul• Disempurnakan dengan pemasangan

sebuah ikat pinggang di atas untuk mengikat puncak iliaka.

Traksi Ekstension (Buck’s Extention)• Lebih sederhana dari traksi kulit dengan

menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot.

Page 59: Askep Fraktur

Traksi Cervikal Traksi Cervikal

• Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme.

• Traksi ini biasa dipasang dengan halter kepala.

Traksi Russell’s• Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan.

• untuk fraktur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah.

• Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.

Page 60: Askep Fraktur

Traksi khusus untuk anak-anakTraksi khusus untuk anak-anak

• Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman pen,

• Dipasang staples pada steinman pen. • Paha ditopang dengan thomas splint, sedang

tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment.

• Tarikan dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup.

• Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih secara aktif.

Page 61: Askep Fraktur

Cara operatifCara operatifDilakukan apabila:• Bila reposisi mengalami kegagalan.• Pada orang tua dan lemah (imobilisasi akibat

yang lebih buruk).• Fraktur multipel pada ekstrimitas bawah.• Fraktur patologik.• Penderita yang memerlukan imobilisasi cepat. • Pengobatan operatif: Reposisi & Fiksasi Atau yang lazim di sebut juga dengan tindakan

ORIF (“Open Reduction Internal Fixation”)

Page 62: Askep Fraktur

PlattingPlatting

• Adalah salah satu bentuk dari fiksasi internal menggunakan plat yang terletak sepanjang tulang dan berfungsi sebagai jembatan yang difiksasi dengan sekrup.

Page 63: Askep Fraktur

Keuntungan :– Tercapainya kestabilan dan perbaikan tulang

seanatomis mungkin yang sangat penting bila ada cedera vaskuler, saraf, dan lain-lain.

– Aliran darah ke tulang yang patah baik sehingga mempengaruhi proses penyembuhan tulang.

– Klien tidak akan tirah baring lama.– Kekakuan dan oedema dapat dihilangkan karena

bagian fraktur bisa segera digerakkan.

Kerugian :• Fiksasi interna berarti suatu anestesi,

pembedahan, dan jaringan parut.• Kemungkinan untuk infeksi jauh lebih besar.

Page 64: Askep Fraktur

NOW I CAN LIVE A MORE

LONGER THANSHE EXPECTED

put

Oh my God,

asyik !!

MATUR NUWUN