Askep Fraktur
-
Upload
danas-berkarakter -
Category
Documents
-
view
89 -
download
5
Transcript of Askep Fraktur
ASUHAN KEPERAWATANASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN MUSKULOSKELETALMUSKULOSKELETAL
““FRAKTUR” FRAKTUR”
Anantomi & FisiologiAnantomi & FisiologiTULANGTULANG
TulangTulangTulang tersusun atas sel, matriks protein, dan
deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar—osteoblas, osteosit, dan osteoklas.
1. OsteoblastSel pembentuk tulangMemproduksi klagen tipe I dan berespon terhadap perubahan PTHTulang baru dibentuk oleh osteoblast yang membentuk osteoid dan mineral pad matriks tulang à bila proses ini selesai osteoblast menjadi osteocytes dan terperangkap dalam matriks tulang yg mengandung mineral
13/04/2313/04/23 anat_muskuloskeletal/2010anat_muskuloskeletal/2010 33
TulangTulangTulang tersusun atas sel, matriks
protein, dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar—osteoblas, osteosit, dan osteoklas.
2. OsteocytesBerfungsi memelihara kontent mineral dan elemen organik tulang
13/04/2313/04/23 anat_muskuloskeletal/2010anat_muskuloskeletal/2010 44
TulangTulangTulang tersusun atas sel, matriks
protein, dan deposit mineral. Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar—osteoblas, osteosit, dan osteoklas.
3. OsteoclastMenyerap tulang selama pertumbuhan dan perbaikanPenyerapan tl. dengan cara mengeluarkan asam laktat dan kolagenase à menghancurkan mineral dan merusak kolagen
13/04/2313/04/23 anat_muskuloskeletal/2010anat_muskuloskeletal/2010 55
• Fungsi Tulang– 1) Memberi kekuatan pada kerangka
tubuh.– 2) Tempat mlekatnya otot.– 3) Melindungi organ penting.– 4) Tempat pembuatan sel darah.– 5) Tempat penyimpanan garam mineral.
• (Ignatavicius, Donna D, 1993)
Definisi: • Adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang
umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Mansjoer, Arif, et al, 2000).
• Sedangkan menurut Linda Juall C. dalam buku Nursing Care Plans and Dokumentation menyebutkan bahwa Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap oleh tulang.
• Pernyataan ini sama yang diterangkan dalam buku Luckman and Sorensen’s Medical Surgical Nursing.
EtiologiEtiologi::
• (Oswari E, 1993)– Kekerasan langsung– Kekerasan tidak langsung– Kekerasan akibat tarikan otot (jarang terjadi).
Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.
• Barbara (1996), • Benturan dan cedera (jatuh pada kecelakaan).• Fraktur patofisiologik.
• Patah oleh karena letih.
Jenis Fraktur:
•Berdasarkan sifat fraktur.– Faktur Tertutup (Closed), bila tidak terdapat hubungan
antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi.
– Fraktur Terbuka (Open/Compound), bila terdapat hubungan antara hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan kulit.
• Berdasarkan komplit atau tidak komplit fraktur.– Fraktur Komplit, – Fraktur Inkomplit,
• Hair Line Fraktur (patah setindak rambut)• Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari
satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa di bawahnya.
• Green Stick Fraktur, mengenai satu korteks dengan angulasi korteks lainnya yang terjadi pada tulang panjang.
• Berdasarkan bentuk garis patah dan hubungannya dengan mekanisme trauma.
– Fraktur Transversal: fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
– Fraktur Oblik: arah garis patahnya membentuk sudut terhadap sumbu tulang dan meruakan akibat trauma angulasi juga.
– Fraktur Spiral: fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang disebabkan trauma rotasi.
– Fraktur Kompresi: fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang mendorong tulang ke arah permukaan lain.
– Fraktur Avulsi: fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi otot pada insersinya pada tulang.
• Berdasarkan jumlah garis patah.
Fraktur Komunitif: fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling berhubungan.
Fraktur Segmental: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak berhubungan.
Fraktur Multiple: fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada tulang yang sama.
• Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.– Fraktur Undisplaced (tidak bergeser): garis patah
lengkap tetapi kedua fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh.
– Fraktur Displaced (bergeser): terjadi pergeseran fragmen tulang
• Dislokai ad longitudinam cum contractionum • Dislokasi ad axim (pergeseran yang membentuk
sudut).• Dislokasi ad latus
klasifikasi Fraktur tertutup berdasarkan klasifikasi Fraktur tertutup berdasarkan keadaan jaringan lunak sekitar trauma,keadaan jaringan lunak sekitar trauma,
• Tingkat 0: fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera jaringan lunak sekitarnya.
• Tingkat 1: fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan jaringan subkutan.
• Tingkat 2: fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan lunak bagian dalam dan pembengkakan.
• Tingkat 3: cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang nyata dan ancaman sindroma kompartement.
Gambaran Klinis: Gambaran Klinis: Jumaidi (1995)Jumaidi (1995)
• Nyeri• Deformitas• Krepitasi• Bengkak• Peningkatan temperatur lokal• Pergerakan abnormal• Echymosis• Kehilangan fungsi• Kemungkinan lain.
Tahap Penyembuhan Tulang:Tahap Penyembuhan Tulang:
Hematom :• Dalam 24 jam mulai pembekuan darah dan haematom• Setelah 24 jam suplay darah ke ujung fraktur meningkat• Haematom ini mengelilingi fraktur dan tidak diabsorbsi selama
penyembuhan tapi berubah dan berkembang menjadi granulasi.
Proliferasi sel :• Sel-sel dari lapisan dalam periosteum berproliferasi pada sekitar
fraktur• Sel ini menjadi prekusor dari osteoblast, osteogenesis berlangsung
terus, lapisan fibrosa periosteum melebihi tulang.• Beberapa hari di periosteum meningkat dengan fase granulasi
membentuk collar di ujung fraktur.
Pembentukan callus :• Dalam 6-10 hari setelah fraktur, jaringan granulasi berubah dan
terbentuk callus.• Terbentuk kartilago dan matrik tulang berasal dari pembentukan
callus.• Callus menganyam massa tulang dan kartilago sehingga diameter
tulang melebihi normal.• Hal ini melindungi fragmen tulang tapi tidak memberikan kekuatan,
sementara itu terus meluas melebihi garis fraktur.
Ossification• Callus yang menetap menjadi tulang kaku karena adanya
penumpukan garam kalsium dan bersatu di ujung tulang.• Proses ossifikasi dimulai dari callus bagian luar, kemudian bagian
dalam dan berakhir pada bagian tengah• Proses ini terjadi selama 3-10 minggu.
Consolidasi dan Remodelling• Terbentuk tulang yang berasal dari callus dibentuk dari aktivitas
osteoblast dan osteoklast.
KOMPLIKASIKOMPLIKASI
Komplikasi Awal• Kerusakan Arteri• Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai dengan tidak adanya
nadi, CRT menurun, cyanosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstrimitas yang disebabkan oleh tindakan emergensi splinting, perubahan posisi pada yang sakit, tindakan reduksi, dan pembedahan.
Kompartement Syndrom• Kompartement Syndrom merupakan komplikasi serius yang terjadi
karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan parut. Ini disebabkan oleh edema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan pembuluh darah. Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan embebatan yang terlalu kuat.
Komplikasi Dalam Waktu LamaDelayed Union• Delayed Union merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi sesuai
dengan waktu yang dibutuhkan tulang untuk menyambung. Ini disebabkan karena penurunan supai darah ke tulang.
Nonunion• Nonunion merupakan kegagalan fraktur berkonsolidasi dan
memproduksi sambungan yang lengkap, kuat, dan stabil setelah 6-9 bulan. Nonunion ditandai dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang membentuk sendi palsu atau pseudoarthrosis. Ini juga disebabkan karena aliran darah yang kurang.
Malunion• Malunion merupakan penyembuhan tulang ditandai dengan
meningkatnya tingkat kekuatan dan perubahan bentuk (deformitas). Malunion dilakukan dengan pembedahan dan remobilisasi yang baik.
(Black, J.M, et al, 1993)
Dampak MasalahDampak Masalah
Terhadap KlienBio • Peningkatan metabolisme karena digunakan untuk penyembuhan
tulang, terjadi perubahan asupan nutrisi melebihi kebutuhan biasanya terutama kalsium dan zat besi
Psiko• Klien akan merasakan cemas yang diakibatkan oleh rasa nyeri dari
fraktur, perubahan gaya hidup, kehilangan peran baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat, dampak dari hospitalisasi rawat inap dan harus beradaptasi dengan lingkungan yang baru serta tuakutnya terjadi kecacatan pada dirinya.
Sosio• Klien akan kehilangan perannya dalam keluarga dan dalam masyarakat
karena harus menjalani perawatan yang waktunya tidak akan sebentar dan juga perasaan akan ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan seperti kebutuhannya sendiri seperti biasanya.
Spiritual • Klien akan mengalami gangguan kebutuhan spiritual sesuai dengan
keyakinannya baik dalam jumlah ataupun dalam beribadah yang diakibatkan karena rasa nyeri dan ketidakmampuannya.
Terhadap Keluarga• Timbulnya kecemasan akan keadaan klien,
apakah nanti akan timbul kecacatan atau akan sembuh total.
• Koping yang tidak efektif • Ekonomi.• Masalah-masalah timbul sejak klien masuk
rumah sakit, timbul saat klien pulang dan tentunya keluarga harus bisa merawat, memenuhi kebutuhan klien.
• Hal ini tentunya menambah beban bagi keluarga dan bisa menimbulkan konflik dalam keluarga.
Penatalaksanaan:Penatalaksanaan:
Pengelolaan langsung • Pasang bidai sebelum memindahkan pasien
atau pertahankan gerakan diatas dan dibawah tulang yang fraktur sebelum transportasi.
• Tinggikan ekstremitas untuk mengurangi oedem
• Kirim pasien untuk pertolongan emergensi.
• Pokok bahasan : fraktur• Sub pokok bahas : Perawatan Penderita
fraktur• Sasaran : Pasien atau keluarga
pasien• Waktu : 10.20-12.00 WIB• Hari/tanggal :jumat 14 september 2012• Tempat : RS NU Tuban• Penyaji : Mahasiswa Stikes NU
Tuban semester 4
D. SATUAN ACARA PENYULUHAN
D. SATUAN ACARA PENYULUHAN
Tujuan instruksionalTujuan instruksional• Tujuan Instruksional umum:
– Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang fraktur. Peserta penyuluhan dapat mengerti dan mengetahui tentang fraktur.
• Tujuan Instruksional khusus: Setelah mendapatkan penyuluhan 1 x
diharapkan peserta penyuluhan mampu :– Mendefinisikan pengertian tentang fraktur– Menjelaskan penyebab fraktur– Menyebutkan tanda dan gejala fraktur– Menjelasakan pencegahan fraktur
Media Media dan dan MetodeMetode
• Metode :– Ceramah.– Tanya jawab.
• Media :– Leaflet.– Laptop dan LCD
Jadwal kegiatanJadwal kegiatan No Kegiatan Respon klien waktu
1 Pendahuluan :-Menyampaikan salam-Memperkenalkan Diri-Menjelaskan tujuan
-membalas salam-memperhatikan
5 menit
2 Penyampaian materi : a.Menjelaskan dan menguraikan materi ttg :
-Mendefinisikan pengertian tentang fraktur- Menjelaskan penyebab fraktur- Menyebutkan tanda dan gejala fraktur- Menjelasakan pencegahan fraktur
b. Memberikan kesempatan pada peserta penyuluh untuk bertanya.
c. Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan yang berkaitan dengan materi.
10 menit
10 menit
3 Penutup :Tanya jawab (evaluasi)Menyimpulkan hasil materiMengakhiri kegiatanMengucapkan salam
-Menjawab salam 5 menit
Pengorganisasian dan Pengorganisasian dan Job DiscriptionJob Discription Pengorganisasian dan Job Discription 1. Pembimbing :
2. Moderator : Job Discription : Membuka dan menutup kegiatan
Membuat susunan acara dengan jelas Memimpin jalannya kegiatan
3. Penyaji : Job Discription : Menyampaikan materi penyuluhan dengan jelas 4. Observer : Job Discription : Membuat resume kegiatan Penyuluhan
5. Fasilitator : 1) 2) 3)
Job Discription : Membantu menyiapkan perlengkapan penyuluhan
Memotivasi audience untuk bertanya Membantu penyaji dalam menganggapi pertanyaan audience
Pengorganisasian dan Job Discription 1. Pembimbing :
2. Moderator : Job Discription : Membuka dan menutup kegiatan
Membuat susunan acara dengan jelas Memimpin jalannya kegiatan
3. Penyaji : Job Discription : Menyampaikan materi penyuluhan dengan jelas 4. Observer : Job Discription : Membuat resume kegiatan Penyuluhan
5. Fasilitator : 1) 2) 3)
Job Discription : Membantu menyiapkan perlengkapan penyuluhan
Memotivasi audience untuk bertanya Membantu penyaji dalam menganggapi pertanyaan audience
pengkajianpengkajianpengkajianpengkajianNama : Ny. xUmur : 48 thJenis kelamin : perempuanAlamat : panyuran, palang, tubanAgama : islam
Keluhan utama :nyeri pada paha kanan atasRPS : P :klien datang ke RS dg keluhan nyeri
pada paha kanan atas Q : sangat nyeri R :rasa sakit itu dirasakan pada daerah
paha S :skala nyeri 9
T : rasa itu dirasakan klien pada setiap waktu
RPD : -RPK : -
Data Etiologi masalah
DS : ny. x mengeluh
nyeri pada paha
kanan atas
DO :
o Skala nyeri 9
o Terjadi oedem
o parasetia
Tekanan/kekerasanlangsung/stres berulang
↓Kerusakan fragmentulang, cedera jar. lunak
↓
Pembuluh darah
terputus
↓
perdarahan
↓
Hematom
↓
Penekanan pada seabut
syaraf
Nyeri akut
Data Etiologi masalah
DS :
Rasa nyeri semakin
meningkat ketika
dibuat bergerak
DO :
X-ray didapatkan
terjadi pergeseran
tulang femur
Tekanan/kekerasanlangsung/stres berulang
↓Kerusakan fragmen
tulang, cedera jar. Lunak ↓
Pergeseran tulang ↓
Deformitas
↓Ekstremitas tdk dptberfungsi dg baik
Gangguan mobilitas
fisik
diagnosadiagnosa• 1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang,
gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress, ansietas2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dispnea, kelemahan/keletihan, ketidak edekuatan oksigenasi, ansietas, dan gangguan pola tidur.3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan oleh terdapat luka / ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik.4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan.5. Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respons inflamasi tertekan, prosedur invasif dan jalur penusukkan, luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan.6. Kurang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi.
•
• 1. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress, ansietas2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dispnea, kelemahan/keletihan, ketidak edekuatan oksigenasi, ansietas, dan gangguan pola tidur.3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi dan penurunan sensasi dibuktikan oleh terdapat luka / ulserasi, kelemahan, penurunan berat badan, turgor kulit buruk, terdapat jaringan nekrotik.4. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidak nyamanan, kerusakan muskuloskletal, terapi pembatasan aktivitas, dan penurunan kekuatan/tahanan.5. Risiko infeksi berhubungan dengan stasis cairan tubuh, respons inflamasi tertekan, prosedur invasif dan jalur penusukkan, luka/kerusakan kulit, insisi pembedahan.6. Kurang pengetahuan tantang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan keterbatasan kognitif, kurang terpajan/mengingat, salah interpretasi informasi.
•
Jam
Hari/tangg
al
Diagnosa intervensi rasional
08.00 wib
jumat14 sep 2012
. Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jaringan tulang, gerakan fragmen tulang, edema dan cedera pada jaringan, alat traksi/immobilisasi, stress, ansietas
Tujuan : dalam 1x 24 jam nyeri dapat berkurang atau hilang.
Kriteria Hasil : - skala nyeri 4-6
. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga
Kaji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri
Jelaskan pada klien penyebab dari nyeri
Observasi tanda-tanda vital
hubungan yang baik membuat klien dan keluarga kooperatif
tingkat intensitas nyeri dan frekwensi menunjukkan skala nyeri
memberikan penjelasan akan menambah pengetahuan klien tentang nyeri.
untuk mengetahui perkembangan klien
Jam
Hari/tangg
al
Diagnosa intervensi rasional
08.00 wib
Jumat 14 sep 2012
Gangguan mobilitas fisik bd nyeri
Tujuan : pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.
Kriteria hasil :- penampilan yang seimbang..- melakukan pergerakkan dan perpindahan.- mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi,
Kaji kebutuhan akan pelayanan
kesehatan dan kebutuhan
akan peralatan
Tentukan tingkat motivasi
pasien dalam melakukan
aktivitas
Ajarkan dan pantau pasien
dalam hal penggunaan alat
bantu
Ajarkan dan dukung pasien
dalam latihan ROM aktif
dan pasif
mengidentifikasi masalah,
memudahkan intervensi
mempengaruhi penilaian
terhadap kemampuan
aktivitas apakah karena
ketidakmampuan ataukah
ketidakmauan
menilai batasan kemampuan
aktivitas optimal.
mempertahankan
/meningkatkan kekuatan dan
ketahanan otot
Implementasi 1Implementasi 1
Hari/tanggal
Nomer Diagno
sa
Jam implementasi TTD
Jumat, 14 september 2012
108.00-10.00 wib
melakukan pendekatan pada klien dan keluarga
mengkaji tingkat intensitas dan frekwensi nyeri
menjelaskan pada klien penyebab dari nyeri
mengobservasi tanda-tanda vital
Implementasi 2Implementasi 2
Hari/tanggal
Nomer Diagno
sa
Jam implementasi TTD
Jumat 14 sep 2012 2
08.00-10.00 wib
mengkaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan
kebutuhan akan peralatan
menentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan
aktivitas
mengajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan
alat bantu
mengajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM
aktif dan pasif
Evaluasi 1Evaluasi 1
Hari/tanggal
Nomer Diagno
sa
evaluasi TTD
Jumat 14 september 2012
1S ; ny. X sudah tak merasa nyeri lagi
O;
oSkala nyeri 1-3
oTak terjadi oedem
oParasetia
A; masalah teratasiP; hentikan intervensi
Evaluasi 2Evaluasi 2
Hari/tanggal
Nomer Diagno
sa
evaluasi TTD
Jumat 14 september 2012
2S ; ny.xsudah tidak mengalami gangguan mobilitas fisik
O; TTV : S : 37C N : 84x/menit RR: 30x/menit
A; masalah teratasiP; hentikan intervensi
• Pantau daerah yang cedera dalam periode waktu yang pendek untuk sedini mungkin dapat melihat perubahan warna, pernapasan dan suhu.
• Memberikan toxoid tetanus bila patah tulang komplikata.
• Kompres dingin boleh dilaksanakan untuk menekan perdarahan, oedem dan nyeri.
• Obat penawar nyeri (aspirin dan narkotik).
Terapi sekunder pada pasien patah tulang.Terapi sekunder pada pasien patah tulang.
Fraktur simplika.• Reduksi normal.
– Manipulasi manual.
– Traksi.
– Reduksi terbuka.
• Immobilisasi.
1. Fiksasi eksternal : gips, bidai.
2. Traksi.
3. Fiksasi internal : paku, plat / sekrup, kawat.
4. Kombinasi dari tersebut diatas.
Fraktur komplikata.• Debridemen luka.• Memberikan toxoid tetanus.• Pembiakan jaringan.• Membungkus luka.• Pengobatan dengan Antibiotik.• Memantau gejala osteoporosis, tetanus,
gangren.• Menutup luka bila tidak ada gejala infeksi• Reduksi fraktur• Immobilisasi fraktur
Prinsip penatalaksaanan Prinsip penatalaksaanan konservatif dan operatifkonservatif dan operatif
• Cara konservatif:
• Anak-anak dan remaja, dimana masih ada pertumbuhan tulang panjang.
• Adanya infeksi atau diperkirakan dapat terjadi infeksi.
• Jenis fraktur tidak cocok untuk pemasangan fiksasi internal.
• Ada kontraindikasi untuk dilakukan operasi.
• Tindakkan dg Gips maupun Traksi
G I P SG I P S
• Gips yang ideal adalah dapat membungkus tubuh sesuai dengan bentuk tubuh.
• Penggunaan gips sesudah operasi lebih memungkinkan klien untuk mobilisasi dari pada pasien ditraksi.
INDIKASI• Immobilisasi dan penyangga fraktur• Stabilisasi dan istirahatkan• Koreksi deformitas• Mengurangi aktivitas pada pada daerah yang terinfeksi• Membuat cetakan tubuh orthotik
YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PEMASANGAN GIPSPEMASANGAN GIPS
• Gips yang pas tidak akan menyebabkan perlukaan• Gips patah tidak bisa digunakan• Gips yang terlalu kecil atau terlalu longgar sangat
membahayakan klien.• Sebelum pemasangan perlu dicatat apabila ada lukaUntuk mencegah masalah pada gips :• Jangan merusak atau menekan gips• Jangan pernah memasukkan benda asing ke dalam
gips/menggaruk.• Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu
lama.
WINDOWSWINDOWS
Dilakukan untuk :• Memeriksa luka• Membuka jahitan• Memeriksa adanya penekanan• Membuang/mengangkat benda asing• mengurangi penekanan.
PEMBUKAAN
• Dibuat garis terlebih dahulu• Mata gergaji hanya memotong benda yang keras• Pemotongan dihentikan bila pasien merasa kepanasan• Selama pemotongan, mata gergaji ditekan dengan lembut• Pada saat memotong, anggota ekstremitas harus disangga.• Cuci dan keringkan, beri pelembab
Metode Pemasangan Metode Pemasangan traksi:traksi:
Traksi ManualTraksi Manual Tujuan : Perbaikan Tujuan : Perbaikan
dislokasi, Mengurangi dislokasi, Mengurangi fraktur, Pada keadaan fraktur, Pada keadaan Emergency.Emergency.
Dilakukan dengan Dilakukan dengan menarik bagian tubuh.menarik bagian tubuh.
TRAKSITRAKSI
Traksi Mekanik → Ada dua macam, yaitu : Traksi Kulit• Dipasang pada dasar sistem skeletal untuk struktur
yang lain, misalnya: otot. Traksi kulit terbatas • untuk 4 minggu dan beban < 5 kg.• Untuk anak-anak waktu beban tersebut mencukupi
untuk dipakai sebagai fraksi definitif, bila tidak diteruskan dengan pemasangan gips.
Traksi SkeletalTraksi Skeletal
• Merupakan traksi definitif pada orang dewasa yang merupakan balanced traction.
• Dilakukan untuk menyempurnakan luka operasi dengan kawat metal atau penjepit melalui tulang/jaringan metal.
KEGUNAAN PEMASANGAN TRAKSI
Traksi yang dipasang pada leher, di tungkai, lengan atau panggul, kegunaannya :
• Mengurangi nyeri akibat spasme otot
• Memperbaiki dan mencegah deformitas
• Immobilisasi
• Difraksi penyakit (dengan penekanan untuk nyeri tulang sendi).
• Mengencangkan pada perlekatannya.
PRINSIP PEMASANGAN TRAKSIPRINSIP PEMASANGAN TRAKSI
• Tali utama dipasang di pin rangka sehingga menimbulkan gaya tarik.
• Berat ekstremitas dengan alat penyokong harus seimbang dengan pemberat agar reduksi dapat dipertahankan.
• Pada tulang-tulang yang menonjol sebaiknya diberi lapisan khusus.
• Traksi dapat bergerak bebas melalui katrol.• Pemberat harus cukup tinggi di atas permukaan lantai.• Traksi yang dipasang harus baik dan terasa nyaman.
KEUNTUNGAN PEMAKAIAN TRAKSIKEUNTUNGAN PEMAKAIAN TRAKSI• Menurunkan nyeri spasme• Mengoreksi dan mencegah deformitas• Mengimobilisasi sendi yang sakit
KERUGIAN PEMAKAIAN TRAKSIPerawatan RS lebih lama• Mobilisasi terbatas• Penggunaan alat-alat lebih banyak.
BEBAN TRAKSI• Dewasa = 5 - 7 Kg• Anak = 1/13 x BB
MACAM - MACAM TRAKSIMACAM - MACAM TRAKSI
Traksi Panggul• Disempurnakan dengan pemasangan
sebuah ikat pinggang di atas untuk mengikat puncak iliaka.
Traksi Ekstension (Buck’s Extention)• Lebih sederhana dari traksi kulit dengan
menekan lurus satu kaki ke dua kaki. Digunakan untuk immibilisasi tungkai lengan untuk waktu yang singkat atau untuk mengurangi spasme otot.
Traksi Cervikal Traksi Cervikal
• Digunakan untuk menahan kepala extensi pada keseleo, kejang dan spasme.
• Traksi ini biasa dipasang dengan halter kepala.
Traksi Russell’s• Traksi kulit untuk skeletal yang biasa digunakan.
• untuk fraktur batang femur. Kadang-kadang juga digunakan untuk terapi nyeri punggung bagian bawah.
• Traksi ini dibuat sebuah bagian depan dan atas untuk menekan kaki dengan pemasangan vertikal pada lutut secara horisontal pada tibia atau fibula.
Traksi khusus untuk anak-anakTraksi khusus untuk anak-anak
• Penderita tidur terlentang 1-2 jam, di bawah tuberositas tibia dibor dengan steinman pen,
• Dipasang staples pada steinman pen. • Paha ditopang dengan thomas splint, sedang
tungkai bawah ditopang atau Pearson attachment.
• Tarikan dipertahankan sampai 2 minggu atau lebih, sampai tulangnya membentuk callus yang cukup.
• Sementara itu otot-otot paha dapat dilatih secara aktif.
Cara operatifCara operatifDilakukan apabila:• Bila reposisi mengalami kegagalan.• Pada orang tua dan lemah (imobilisasi akibat
yang lebih buruk).• Fraktur multipel pada ekstrimitas bawah.• Fraktur patologik.• Penderita yang memerlukan imobilisasi cepat. • Pengobatan operatif: Reposisi & Fiksasi Atau yang lazim di sebut juga dengan tindakan
ORIF (“Open Reduction Internal Fixation”)
PlattingPlatting
• Adalah salah satu bentuk dari fiksasi internal menggunakan plat yang terletak sepanjang tulang dan berfungsi sebagai jembatan yang difiksasi dengan sekrup.
Keuntungan :– Tercapainya kestabilan dan perbaikan tulang
seanatomis mungkin yang sangat penting bila ada cedera vaskuler, saraf, dan lain-lain.
– Aliran darah ke tulang yang patah baik sehingga mempengaruhi proses penyembuhan tulang.
– Klien tidak akan tirah baring lama.– Kekakuan dan oedema dapat dihilangkan karena
bagian fraktur bisa segera digerakkan.
Kerugian :• Fiksasi interna berarti suatu anestesi,
pembedahan, dan jaringan parut.• Kemungkinan untuk infeksi jauh lebih besar.
NOW I CAN LIVE A MORE
LONGER THANSHE EXPECTED
put
Oh my God,
asyik !!
MATUR NUWUN