askep eklamsi

download askep eklamsi

of 12

Transcript of askep eklamsi

  • 8/8/2019 askep eklamsi

    1/12

    I. IDENTITAS

    Nama : Ny. Novikos Widowati

    Umur : 24 th

    Pendidikan : SLTA

    Pekerjaan : Pegawai swasta

    Agama : Islam

    Alamat : Kadipaten Kulon KP I/52, RT 19 RW 05 Kadipaten Kraton,

    Yogyakarta

    Tanggal masuk : 30 November 2008 jam 21.48 WIB

    II. ANAMNESIS

    Keluhan Utama :

    Kenceng-kenceng hendak melahirkan dan kedua kaki bengkak.

    Riwayat Penyakit Sekarang :

    Pasien datang sendiri dengan G1P0A0, 24 tahun, hamil 36 1/7

    minggu.

    Pasien merasakan kenceng-kenceng hendak melahirkan, kenceng-

    kenceng jarang. Hasil USG didapatkan janin gemelli.

    Riwayat Penyakit Dahulu :

    - Penyakit Asma, DM, Hipertensi, Epilepsi dan Jantung

    disangkal.

    Riwayat Penyakit Keluarga :

    - Riwayat Asma, Jantung, DM disangkal

    - Riwayat hipertensi dan gemelli : ayah pasien

  • 8/8/2019 askep eklamsi

    2/12

    Riwayat Haid :

    - Menarche 12 tahun - Haid tidak disertai rasa sakit

    - Lama haid 7 hari - HPHT : 20 Maret 2008

    - Siklus 28 hari - HPL : 27 Desember 2008

    Riwayat Perkawinan :

    Nikah 1x dengan suami sekarang 1 tahun.

    Riwayat Obstetri :

    NoKeadaan Kehamilan

    Persalinan & Nifas

    Umur

    Sekarang

    Keadaan

    Anak

    Penolong

    Persalinan

    1. Hamil ini

    Riwayat Ante Natal Care :

    - Pasien kontrol kehamilan di bidan dan dokter sebanyak 6-7 kali

    - Suntikan TT 2 X

    Riwayat KB :

    - Pasien tidak pernah KB sebelumnya

    III. PEMERIKSAAN FISIK

    Keadaan Umum : Baik

    Kesadaran : Compos Mentis

    Vital Sign : Tensi : 140/80 mm Hg

    Nadi : 72 x/menit

    Suhu : 36oC

    Resp. : 16 x/menit

    Berat Badan : 68 kg

    Tinggi Badan : 155 cm

    Kepala : Simetris, conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

    Thorax :

    Pulmo : Inspeksi : Retraksi (-), Ketinggalan gerak nafas (-)

  • 8/8/2019 askep eklamsi

    3/12

    Palpasi : Ketinggalan gerak nafas (-)

    Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru

    Auskultasi: SD : Vesikuler

    ST : Ronchi (-), Wheezing (-)

    Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tak tampak

    Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC IV

    Perkusi : Redup

    Auskultasi : S1&S

    2tunggal, reguler, bising (-),

    gallop (-)

    Abdomen : Inspeksi : Perut membesar,

    membujur, stria gravidarum (+)

    Palpasi : Hepar/Lien tak teraba

    Perkusi : Pekak alih (-)

    Auskultasi : Peristaltik baik

    Genitalia : Vulva, uretra dan vagina tenang, pengeluaran pervaginam

    belum ada.

    Ektremitas : Oedem kedua tungkai +/+, dan varices tidak ada.

    IV. PEMERIKSAAN OBSTETRI

    Inspeksi : Perut membuncit sesuai umur kehamilan, striae

    gravidarum (+)

    Palpasi : Letak janin preskep puka dan puki

    Auskultasi : DJJ +/+

    VT : Portio lunak, pembukaan 1 cm, KK (+), AK (-), LD (-)

    V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

    Hb : 13 g/dl (12-16 g/dl)

    AL : 12,8 x 103/ml (4,5-11,0 x 103/ml)

    Protein urin : +4

    VI. DIAGNOSIS

    G1PoA0, 24 tahun, hamil 36 1/7 minggu

  • 8/8/2019 askep eklamsi

    4/12

    Janin gemelli, hidup, intrauterine

    Inpartu kala I fase laten dengan Pre Eklamsia Berat

    VII. TERAPI

    - Infus RL + valium 1 amp

    - Nifedipine 10 mg

    - SM 6 gr

    - Observasi

    - Rencana SC frannenstiel tgl 1 Desember 2008

    VIII. JALANNYA OPERASI

    - Dinding perut dibuka, dibuat irisan frannenstiel

    - SBR dibuka bentuk semilunar, janin dilahirkan, anak I

    laki-laki 2000 gr 44 cm, anak II laki-laki 2200 gr 45 cm

    IX. FOLLOW UP

    Tanggal : 1 Desember 2008 jam 11.30

    Keluhan : Nyeri pada luka operasi (+)

    KU : Baik

    Vital Sign : Tensi : 140/90 mmHg

    Nadi : 88 x/menit

    Suhu : 36,8 oC

    Resp. : 20 x/menit

    Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

    Thorak : Tidak ada kelainan, ASI -/-

    Abd. : Peristaltik baik

    PPV : (+)

    Terapi : infus RL:NaCl:D5 = 1:1:2 + ketorolac 30 mg

    inj.Ceftiaxone 2x1 gr

  • 8/8/2019 askep eklamsi

    5/12

    inj.Alinamin F 2x1 gr

    metergin 1 amp/IV

    Tanggal : 2 Desember 2008 jam 07.00

    Keluhan : Nyeri pada luka operasi (+)

    KU : Baik

    Vital Sign : Tensi : 140/90 mmHg

    Nadi : 84 x/menit

    Suhu : 36,6oC

    Resp. : 20 x/menit

    Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

    Thorak : Tidak ada kelainan, ASI -/-

    Abd. : Peristaltik baik, TFU = 2 jari diatas pusat

    PPV : (+)

    Terapi : infus RL + ketorolac 30 mg

    inj.Ceftiaxone 2x1 gr

    inj.Alinamin F 2x1 gr

    Tanggal : 3 Desember 2008 jam 07.00

    Keluhan : Nyeri pada luka operasi (+)

    KU : Baik

    Vital Sign : Tensi : 130/90 mmHg

    Nadi : 84 x/menit

    Suhu : 36,6oC

    Resp. : 20 x/menit

    Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

    Thorak : Tidak ada kelainan, ASI -/-

    Abd. : Peristaltik baik

    PPV : (+)

    Terapi : clindamisin 3x1

    As.Mefenamat 3x1

  • 8/8/2019 askep eklamsi

    6/12

    Ferofort 2x1

    Infus aff

    Tanggal : 4 Desember 2008 jam 07.00

    Keluhan : Nyeri pada luka operasi (+) sedikit

    KU : Baik

    Vital Sign : Tensi : 130/90 mmHg

    Nadi : 84 x/menit

    Suhu : 36,6oC

    Resp. : 20 x/menit

    Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

    Thorak : Tidak ada kelainan, ASI +/+

    Abd. : Peristaltik baik

    PPV : (+)

    Terapi : clindamisin 3x1

    As.Mefenamat 3x1

    Ferofort 2x1

    PEMBAHASAN

  • 8/8/2019 askep eklamsi

    7/12

    I.1. Definisi

    Pre-eklamsi adalah penyakit yang ditandai dengan munculnya trias pre-

    eklamsi, yaitu hipertensi, edema, dan proteinuria, serta terjadi setelah umur

    kehamilan mencapai 20 minggu sampai dengan waktu segera setelah melahirkan.

    I.2. Patofisiologi

    Patologi pre-eklamsi dan eklamsi dapat diterangkan sebagai akibat adanya

    iskemia regio uteroplasenter, yang akan menyebabkan terjadinya resorbsi

    substansi trofoblastik ke dalam sirkulasi darah sistemik, sehingga akan

    menyebabkan pengeluaran renin dan angiotensin. Kemudian terjadi spasme

    pembuluh darah perifer dengan menimbulkan kompensasi hipertensi. Spasme

    pembuluh darah dapat menimbulkan kerusakan jaringan dalam bentuk kerusakan

    endotel pembuluh darah, nekrosis, edema, perubahan pada organ vital, trombosis,

    dan penimbunan fibrin. Melalui proses perubahan mikroskopis tersebut, akan

    timbul gejala-gejala klinis pre-eklamsi berat pada ibu hamil.

    I.3. Gejala dan Tanda Klinis

    Gejala dan tanda klinis berdasarkan klasifikasi pre-eklamsiadalah:

    1. Pre-eklamsi ringan (PER):

    a. Hipertensi dengan tekanan darah 140/90 mmHg atau kenaikan

    tekanan darah sistole dan diastole 30/15 mmHg

    b. Edema kaki, tangan atau muka, atau peningkatan berat badan 1

    kg/minggu

    c. Proteinuria 60/30 mmHg

    b. Proteinuria 5 gr/liter/24 jam atau menunjukkan hasil +++ sampai +

    +++ dalam pemeriksaan protein kualitatif

    c. Oliguria dengan jumlah urine < 400 cc/24 jam

  • 8/8/2019 askep eklamsi

    8/12

    d. Edema yang masif

    e. Edema paru dan dapat disertai dengan sianosis

    f. Keluhan subyektif yang lain, misalnya adalah nyeri kepala frontal,

    gangguan penglihatan, nyeri epigastrium, mual, dan hiper-refleksia

    I.4. Predisposisi

    Faktor predisposisi pre-eklamsi2 adalah:

    1. Nullipara dengan usia belasan

    2. Pasien dengan ANC (Ante Natal Care) yang tidak teratur dan nutrisi buruk

    3. Riwayat pre-eklamsi dan eklamsi dalam keluarga

    4. Riwayat penyakit vaskular sebelumnya, misalnya hipertensi

    5. Kehamilan-kehamilan dengan trofoblas yang berlebihan ditambah dengan

    vili khorion:

    a. Kehamilan ganda

    b. Mola hidatidosa

    c. Diabetes melitus

    d. Hidrops fetalis

    I.5. Penatalaksanaan

    Penanganan Pre-eklamsi Ringan 1,2

    1. Rawat Jalan

    a. Banyak istirahat (berbaring atau tidur miring).

    b. Diit cukup protein dan vitamin, rendah karbohidrat, lemak dan garam.

    c. Sedatif ringan : diazepam 3 x 2 mg atau luminal 3 x 30 mg selama 7 hari

    kalau pasien tidak bisa istirahat.

    d. Pemeriksaan laboratorium :

    - darah dan urin rutin

    - jumlah trombosit

    - uji faal hati dan ginjal

    e. Monitor keadaan janin : estriol, urin, amnioskopi, USG dan lainnya.

    f. Kontrol tiap minggu atau 2x/minggu.

  • 8/8/2019 askep eklamsi

    9/12

    2. Rawat Inap

    a. Dalam dua minggu rawat jalan tidak menunjukkan perubahan.

    b. Kenaikan berat badan 1 kg/minggu

    c. Timbul salah satu gejala preeklamsia berat

    Penanganan Pre-eklamsi Berat1

    1. Penderita dirawat di ruang yang tenang, tidur miring ke kiri.

    2. Diit cukup protein 100 mg/hari, kurangi garam sampai 0,5 gr/hari.

    3. Infus dekstrose 5 % yang tiap liternya diselingi infuse RL 60-125 ml/jam

    sebanyak 500 ml, jumlah cairan maksimum 1500 ml/hari. Jika tekanan

    osmotik plasma menurun diberikan larutan koloid.

    4. Magnesium Sulfat

    a. Dosis awal : 4 gr larutan 20 % IV dengan kecepatan maksimal 1 gr/menit,

    yang segera diikuti 8 gr IM larutan 40 % (20 ml) masing-masing 10 ml di

    pantat kiri dan kanan.

    b. Dosis pemeliharaan : 4 gr IM setiap 6 jam kemudian

    Syarat pemberian magnesium sulfat :

    - Refleks patella (+)

    - Respirasi 16 x/menit

    - Produksi urine minimal 100 ml/4 jam terakhir

    - Tersedia antidotum kalsium glukonat 10 %

    c. Pemberian magnesium sulfat dihentikan setelah 6 jam pasca persalinan

    5. Anti hipertensi

    Diberikan bila tekanan sistolik 180 mmHg atau diastolik 110 mmHg

    a. Hidralazin

    - 10 mg, 4-6 jam sesuai respon.

    - 5 mg IV, tunggu 5 menit, bila tidak ada respon ulangi 5 mg IV sampai

    dosis total 25 mg.

    b. Klonidin

    - Satu ampul (0,15 mg) dilarutkan dalam 9 ml aqua for injection atau

    NaCl fisiologi disuntikkan IV sebanyak 5 ml.

  • 8/8/2019 askep eklamsi

    10/12

    - Tunggu 5 menit, bila tekanan darah belum turun, ulangi sampai 4 x

    dalam 30 menit.

    - Bila tekanan darah turun, klonidin diberikan secara IM 3-4 jam

    sebanyak 0,15 mg.

    6. Diuretika

    Indikasi edema umum, edema paru, dan kegagalan jantung kongestif.

    Contoh : lasix 1 ampul IV

    7. Tindakan Obstetrik

    a. Konservatif : kehamilan dipertahankan, tunggu sampai persalinan spontan.

    b. Aktif :

    Indikasi bila terdapat satu atau lebih keadaan di bawah ini :

    - Umur kehamilan 37 minggu

    - Terdapat gejala impending eklamsia

    - Kegagalan terapi konservatif medikamontosa :

    6 jam setelah pengobatan medicinal terjadi kenaikan tekanan

    darah.

    Tidak terdapat perbaikan setelah 48 jam perawatan, dengan kriteria

    tekanan diastolik 100 mmHg dan indeks gestosis 6.

    - Terdapat tanda-tanda gawat janin.

    - Terdapat tanda IUGR yang kurang dari 10 persentil dari kurva normal

    - Terdapat HELLP syndrome.

    Cara terminasi kehamilan

    Belum dalam persalinan :

    - Induksi setelah 30 menit terapi medicinalis.

    - Seksio Caesar, bila :

    Terdapat kontraindikasi terhadap oksitosin

    Setelah 12 jam dalam induksi tidak masuk fase aktif

    Primigravida

    Sudah dalam persalinan :

    - Kala I laten Seksio Caesar

  • 8/8/2019 askep eklamsi

    11/12

    - Kala I aktif amniotomi, bila 6 jam amniotomi tidak terdapat

    pembukaan lengkap, lakukan Seksio Caesar.- Kala II ekstraksi vakum atau ekstraksi forceps.

    - Pemeriksaan fisik nulipara, hamil aterm, kepala belum masuk

    panggul, Osborn positif.

    - Pemeriksaan penunjang pelvimetri radiologik, USG.

    I.6. Komplikasi

    Komplikasi terberat dari pre-eklamsi adalah kematian ibu dan janin.Komplikasi di bawah ini biasanya terjadi pada pre-eklamsi berat dan eklamsi,

    antara lain adalah:

    1. Solusio plasenta

    Biasanya terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering

    terjadi pada pre-eklamsi

    2. Hipofibrinogenemia

    3. Hemolisis

    Penderita dengan pre-eklamsi berat kadang akan menunjukkan gejala

    klinis hemolisis yang dikenal dengan ikterus. Belum diketahui pasti

    apakah hal ini merupakan kerusakan sel-sel hepar atau destruksi sel-sel

    darah.

    4. Perdarahan otak

    Merupakan penyebab utama kematian maternal pada penderita eklamsi

    5. Kelainan mata

    Kehilangan penglihatan untuk sementara dapat berlangsung selama

    seminggu. Kadang-kadang dapat terjadi perdarahan pada retina, hal ini

    merupakan tanda gawat akan terjadi apopleksi serebri

    6. Edema paru-paru

    Dapat terjadi karena adanya payah jantung

    7. Nekrosis hepar

    Nekrosis periportal hepar pada pre-eklamsi dan eklamsi merupakan akibat

  • 8/8/2019 askep eklamsi

    12/12

    dari vasospasme arteriola sistemik

    8. Sindrom HELLP (Haemolysis, Elevated Liver enzymes, and Low Platelet)

    9. Kelainan ginjal

    Berupa endoteliosis glomerulus, yaitu pembengkakan sitoplasma sel

    endotel tubulus ginjal tanpa adanya kelainan struktur lainnya. Kelainan

    lain yang dapat timbul adalah anuria sampai dengan gagal ginjal

    10. Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra uterin

    11. Komplikasi-komplikasi lainnya

    Komplikasi-komplikasi yang lain dapat berupa pneumonia aspirasi dan

    DIC (Disseminated Intravascular Coagulation), lidah tergigit, trauma dan

    fraktur karena terjatuh yang didahului dengan kejang-kejang.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Saifuddin, AB (editor ketua). 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan

    Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.

    2. Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.