Askep Anak Dengan Diare

20
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE A. PENGERTIAN. Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja. Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus. Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair. Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus. B. PENYEBAB Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu: 1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:

Transcript of Askep Anak Dengan Diare

Page 1: Askep Anak Dengan Diare

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DIARE

A. PENGERTIAN.

Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi encer

lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.

Sedangkan menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan

terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.

Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana

terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena

frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu lebih

dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai

darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau

usus.

B. PENYEBAB

Menurut Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil (1998), ditinjau dari sudut

patofisiologi, penyebab diare akut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:

1. Diare sekresi (secretory diarrhoe), disebabkan oleh:

a) Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen seperti shigella, salmonela,

E. Coli, golongan vibrio, B. Cereus, clostridium perfarings, stapylococus

aureus, comperastaltik usus halus yang disebabkan bahan-bahan kimia

makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, terlalau asam),

gangguan psikis (ketakutan, gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan

sebagainya.

b) Defisiensi imum terutama SIGA (secretory imonol bulin A) yang

mengakibatkan terjadinya berlipat gandanya bakteri/flata usus dan jamur

terutama canalida.

2. Diare osmotik (osmotik diarrhoea) disebabkan oleh:

Page 2: Askep Anak Dengan Diare

a) malabsorpsi makanan: karbohidrat, lemak (LCT), protein, vitamin dan

mineral.

b) Kurang kalori protein.

c) Bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.

Sedangkan menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam

beberapa faktor yaitu:

1. Faktor infeksi

a) Infeksi enteral

Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi

bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo coxsackie). Adeno

virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris,

oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia,

trichomonas homunis) jamur (canida albicous).

b) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis

media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis

dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur

dibawah dua (2) tahun.

2. Faktor malaborsi

Malaborsi karbohidrat, lemak dan protein.

3. Faktor makanan

4. Faktor psikologis

C. PATOFISIOLOGI

Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik,

akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan

tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan

elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang

usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare

timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Page 3: Askep Anak Dengan Diare

Ketiga gangguan motalitas usus, terjadinya hiperperistaltik akan mengakibatkan

berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare

sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul

berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam

usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut

berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi

hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:

1. Kehilangan air (dehidrasi)

Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan

(input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare.

2. Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)

Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme

lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya

penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme

yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi

oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler

kedalam cairan intraseluler.

3. Hipoglikemia

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada

anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya

gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan

absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah

menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak.

4. Gangguan gizi

Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh:

- Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah

yang bertambah hebat.

- Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu

yang encer ini diberikan terlalu lama.

Page 4: Askep Anak Dengan Diare

- Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan

baik karena adanya hiperperistaltik.

5. Gangguan sirkulasi

Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya

perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat

mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi

klien akan meninggal.

D. MANIFESTASI KLINIS DIARE

1. Mula-mula anak/bayi cengeng gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu

makan berkurang.

2. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer, kadang disertai

wial dan wiata.

3. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.

4. Anus dan sekitarnya lecet karena seringnya difekasi dan tinja menjadi lebih asam

akibat banyaknya asam laktat.

5. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelas (elistitas kulit menurun),

ubun-ubun dan mata cekung membran mukosa kering dan disertai penurunan

berat badan.

6. Perubahan tanda-tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekan darah turun, denyut

jantung cepat, pasien sangat lemas, kesadaran menurun (apatis, samnolen, sopora

komatus) sebagai akibat hipovokanik.

7. Diuresis berkurang (oliguria sampai anuria).

8. Bila terjadi asidosis metabolik klien akan tampak pucat dan pernafasan cepat dan

dalam. (Kusmaul).

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan tinja

a) Makroskopis dan mikroskopis

b) PH dan kadar gula dalam tinja

c) Bila perlu diadakan uji bakteri

Page 5: Askep Anak Dengan Diare

2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan

menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.

4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat.

E. KOMPLIKASI

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).

2. Renjatan hipovolemik.

3. Hipokalemia (dengan gejala mekorismus, hiptoni otot, lemah, bradikardi,

perubahan pada elektro kardiagram).

4. Hipoglikemia.

5. Introleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena

kerusakan vili mukosa, usus halus.

6. Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.

7. Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga

mengalami kelaparan.

F. DERAJAT DEHIDRASI

Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan:

a. Kehilangan berat badan

1) Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2,5%.

2) Dehidrasi ringan bila terjadi penurunan berat badan 2,5-5%.

3) Dehidrasi berat bila terjadi penurunan berat badan 5-10%

b. Skor Mavrice King

Bagian tubuh

Yang diperiksa

Nilai untuk gejala yang ditemukan

0 1 2

Keadaan umum

Kekenyalan kulit

Mata

Ubun-ubun besar

Mulut

Sehat

Normal

Normal

Normal

Normal

Gelisah, cengeng

Apatis, ngantuk

Sedikit kurang

Sedikit cekung

Sedikit cekung

Kering

Mengigau, koma,

atau syok

Sangat kurang

Sangat cekung

Sangat cekung

Kering & sianosis

Page 6: Askep Anak Dengan Diare

Denyut nadi/mata Kuat <120 Sedang (120-140) Lemas >40

Keterangan

- Jika mendapat nilai 0-2 dehidrasi ringan

- Jika mendapat nilai 3-6 dehidrasi sedang

- Jika mendapat nilai 7-12 dehidrasi berat

c. Gejala klinis

Gejala klinisGejala klinis

Ringan Sedang Berat

Keadaan umum

Kesadaran

Rasa haus

Sirkulasi

Nadi

Respirasi

Pernapasan

Kulit

Uub

Baik (CM)

+

N (120)

Biasa

Agak cekung

Agak cekung

Biasa

Normal

Normal

Gelisah

++

Cepat

Agak cepat

Cekung

Cekung

Agak kurang

Oliguri

Agak kering

Apatis-koma

+++

Cepat sekali

Kusz maull

Cekung sekali

Cekung sekali

Kurang sekali

Anuri

Kering/asidosis

G. KEBUTUHAN CAIRAN ANAK

Tubuh dalam keadaan normal terdiri dari 60 % air dan 40 % zat padat seperti

protein, lemak dan mineral. Pada anak pemasukan dan pengeluaran harus seimbang,

bila terganmggu harus dilakukan koreksi mungkin dengan cairan parentral, secara

matematis keseimbangan cairan pada anak dapat di gambarkan sebagai berikut :

Umur Berat Badan Total/24 jam Kebutuhan

Page 7: Askep Anak Dengan Diare

Cairan/Kg BB/24

jam

3 hari

10 hari

3 bulan

6bulan

9 bulan

1 tahun

2 tahun

4 tahun

6 tahun

10 tahun

14 tahun

18 tahun

3.0

3.2

5.4

7.3

8.6

9.5

11.8

16.2

20.0

28.7

45.0

54.0

250-300

400-500

750-850

950-1100

1100-1250

1150-1300

1350-1500

1600-1800

1800-2000

2000-2500

2000-2700

2200-2700

80-100

125-150

140-160

130-155

125-165

120-135

115-125

100-1100

90-100

70-85

50-60

40-50

Whaley and Wong (1997), Haroen N.S, Suraatmaja dan P.O Asnil 1998), Suharyono,

Aswitha, Halimun (1998) dan Bagian Ilmu Kesehatan anak FK UI (1988),

menyatakan bahwa jumlah cairan yang hilang menurut derajat dehidrasi pada anak di

bawah 2 tahun adalah sebagai berikut :

Derajat Dehidrasi PWL NWL CWL Jumlah

Ringan

Sedang

Berat

50

75

125

100

100

100

25

25

25

175

200

250

Keterangan :

PWL : Previous Water loss (ml/kg BB)

NWL : Normal Water losses (ml/kg BB)

CWL : Concomitant Water losses (ml/kg BB)

Page 8: Askep Anak Dengan Diare

H. PATHWAYS

Faktor infeksi Faktor malabsorbsi Gangguan peristaltik

Endotoksin Tekanan osmotik ↑ Hiperperistaltik Hipoperistaltik

merusak mukosa

usus Pergeseran cairan Makanan tidak Pertumbuhan bakteri

dan elektrolit ke sempat diserap

lumen usus Endotoksin berlebih

Hipersekresi cairan

dan elektrolit

Isi lumen usus ↑

Rangsangan pengeluaran

Hiperperistaltik

Diare

Gangguan keseimbangan cairan Gangguan keseimbangan elektrolit

Kurang volume cairan (dehidrasi) Hiponatremia

Hipokalemia

Pusing, lemah, letih, sinkope, anoreksia, Penurunan klorida serum

mual, muntah, haus, oliguri, turgor kulit

Page 9: Askep Anak Dengan Diare

kurang, mukosa mulut kering, mata dan Hipotensi postural, kulit dingin, ubun-

ubun cekung, peningkatan suhu tremor

tubuh, penurunan berat badan kejang, peka rangsang, denyut jantung

cepat dan lemah

(Horne & Swearingen, 2001; Smeltzer & Bare, 2002

I. PENTALAKSANAAN

1. Medis

Dasar pengobatan diare adalah:

a. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah

pemberiannya.

1) Cairan per oral

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral

berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare

akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada

anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar natrium

50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan gula

garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak

mengandung NaCl dan sukrosa.

2) Cairan parentral

Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan

rincian sebagai berikut:

- Untuk anak umur 1 bl-2 tahun berat badan 3-10 kg

1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set

berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20

tetes).

7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset

berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20

tetes).

Page 10: Askep Anak Dengan Diare

16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit

- Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg

1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts

atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

- Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg

1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts

atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts

atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).

16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.

- Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg

Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam,

jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.

Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit (1

ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).

Untuk bayi berat badan lahir rendah

Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian

glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).

b. Pengobatan dietetik

Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat

badan kurang dari 7 kg, jenis makanan:

- Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak

jenuh

- Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim)

- Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya

susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai

sedang atau tak jenuh.

c. Obat-obatan

Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan

yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.

2. Keperawatan

Page 11: Askep Anak Dengan Diare

Masalah klien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadinya

gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko komplikasi, gangguan rasa

aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan orang tua mengenai proses penyakit.

Mengingat diare sebagian besar menular, maka perlu dilakukan penataan

lingkungan sehingga tidak terjadi penularan pada klien lain.

a. Data fokus

1) Hidrasi

- Turgor kulit

- Membran mukosa

- Asupan dan haluaran

2) Abdomen

- Nyeri

- Kekauan

- Bising usus

- Muntah-jumlah, frekuensi dan karakteristik

- Feses-jumlah, frekuensi, dan karakteristik

- Kram

- Tenesmus

b. Diagnosa keperawatan

- Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan

ketidakseimbangan antara intake dan out put.

- Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kontaminasi usus dengan

mikroorganisme.

- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan iritasi yang disebabkan

oleh peningkatan frekuensi BAB.

- Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua, tidak mengenal

lingkungan, prosedur yang dilaksanakan.

- Kecemasan keluarga berhubungan dengan krisis situasi atau kurangnya

pengetahuan.

c. Intervensi

1) Tingkatkan dan pantau keseimbangan cairan dan elektrolit

Page 12: Askep Anak Dengan Diare

- Pantau cairan IV

- Kaji asupan dan keluaran

- Kaji status hidrasi

- Pantau berat badan harian

- Pantau kemampuan anak untuk rehidrasi

- Melalui mulut

2) Cegah iritabilitas saluran gastro intestinal lebih lanjut

- Kaji kemampuan anak untuk mengkonsumsi melalui mulut (misalnya:

pertama diberi cairan rehidrasi oral, kemudian meningkat ke makanan

biasa yang mudah dicerna seperti: pisang, nasi, roti atau asi.

- Hindari memberikan susu produk.

- Konsultasikan dengan ahli gizi tentang pemilihan makanan.

3) Cegah iritasi dan kerusakan kulit

- Ganti popok dengan sering, kaji kondisi kulit setiap saat.

- Basuh perineum dengan sabun ringan dan air dan paparkan terhadap

udara.

- Berikan salep pelumas pada rektum dan perineum (feses yang bersifat

asam akan mengiritasi kulit).

4) Ikuti tindakan pencegahan umum atau enterik untuk mencegah penularan

infeksi (merujuk pada kebijakan dan prosedur institusi).

5) Penuhi kebutuhan perkembangan anak selama hospitalisasi.

- Sediakan mainan sesuai usia.

- Masukan rutinitas di rumah selama hospitalisasi.

- Dorong pengungkapan perasaan dengan cara-cara yang sesuai usia.

6) Berikan dukungan emosional keluarga.

- Dorong untuk mengekspresikan kekhawatirannya.

- Rujuk layanan sosial bila perlu.

- Beri kenyamanan fisik dan psikologis.

7) Rencana pemulangan.

- Ajarkan orang tua dan anak tentang higiene personal dan lingkungan.

- Kuatkan informasi tentang diet.

Page 13: Askep Anak Dengan Diare

- Beri informasi tentang tanda-tanda dehidrasi pada orang tua.

- Ajarkan orang tua tentang perjanjian pemeriksaan ulang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan

Pediatik, Jakarta, EGC

2. Sachasin Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatik. Alih bahasa :

Manulang R.F. Jakarta, EGC

4. Arjatmo T. 2001. Keadaan Gawat yang mengancam jiwa, Jakarta gaya baru