Askeb Pada Plasenta Previa
-
Upload
rullz-dslombokxlallu-rastaman -
Category
Documents
-
view
305 -
download
1
description
Transcript of Askeb Pada Plasenta Previa
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdarahan pada kehamilan harus dianggap sebagai kelainan yang berbahaya.
Perdarahan antepartum biasanya dibatasi pada perdarahan jalan lahir setelah kehamilan
22 minggu, walaupun patologi yang sama dapat pula terjadi pada kehamilan sebelum 22
minggu. Perdarahan setelah kehamilan 22 minggu biasanya lebih banyak dan lebih
berbahaya daripada sebelum kehamilan 22 minggu, oleh karena itu memerlukan
penanganan yang berbeda. Perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber
pada kelainan plasenta.
( Hanifah Wiknjosastro, 363, 2005 ).
Perdarahan antepartum yang bersumber pada kelainan plasenta yang secara klinis
biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa dan solusio
plasenta. Oleh karena itu klasifikasi klinis perdarahan antepartum di bagi sebagai
berikut : plasenta previa, solusio plasenta, perdarahan antepartum yang belum jelas
sumbernya.
Placenta previa merupakan salah satu penyebab utama perdarahan antepartum
pada trimester ketiga. Placenta previa adalah placenta yang letaknya abnormal, yaitu
pada segmen bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian/seluruh pembukaan jalan
lahir pada kehamilan 28 minggu/lebih. Placenta previa terjadi pada kira-kira 1 diantara
200 persalinan. Pada umumnya penderita mengalami perdarahn pada triwulan ketiga,
atau setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan antepartum tanpa rasa nyeri merupakan
tanda khas plasenta previa, apalagi kalau disertai tanda-tanda lainnya seperti bagian
terbawah janin belum masuk PAP.
Pengawasan ANC sebagai cara untuk mengetahui atau menanggulangi kasus-
kasus dengan perdarahan antepartum memegang peranan yang terbatas. Walaupun
demikian beberapa pemeriksaan dan perhatian yang biasa dilakukan pada pengawasan
ANC dapat mengurangi kesulitan yang mungkin terjadi. Pengawasan dan perhatian
yang dimaksud adalah penentuan golongan darah, pengobatan anemia dalam kehamilan,
seleksi ibu untuk bersalin dirumah sakit, memperhatikan kemungkinan terjadinya
plasenta previa, dan mencegah serta mengobati penyakit hypertensi menahun dan pre-
eklamsi.
( Hanifah Wikndosastro, 365, 2005 )
1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa Mampu, mengerti, memahami dan dapat membuat serta
melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien plasenta previa
1.2.2 Tujuan khusus
1) Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien dengan plasenta
previa
2) Mahasiswa mampu menentukan diagnosa pada pasien dengan plasenta
previa
3) Mahasiswa mampu membuat rencana tindakan sesuai dengan prioritas
masalah yang telah Mengidentifikasi kebutuhan segera
4) Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan yang telah di buat
5) Mahasiswa mampu melakukan evaluasi dari asuhan yang telah diberikan
6) Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan
1.3 Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang poli KIA Rumah Sakit Muhammadiyah
Gresik Tanggal 6 – 17 juli 2009
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Pelaksanaan
1.4 Sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep dasar KB suntik 3 bulan
2.2 Konsep dasar asuhan kebidanan akseptor KB suntik 3 bulan.
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PEMBAHASAN
2
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
BAB VI DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Plasenta Previa
2.1.1 Pengertian
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen
bawah rahim sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir,
pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atsas uterus
( Hanifah Wiknjosastro, 2005: 365 )
Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir
( prae:depan vias : jalan ), jadi yang dimaksud adalah plasenta yang implantasinya
tidak normal letaknya rendah sekali hingga menutupi seluruh atau sebagian ostium
internum.
2.1.2 Klasifikasi
3
Klasifikasi plasenta previa tidak didasarkan pada keadaan anatomic Beberapa
klasifikasi placenta previa :
a. plasenta previa totalis ( sentralis )
seluruh ostium internum tertutup oleh plasenta
b. Plasenta previa lateralis
Hanya sebagian ostium tertutup oleh plasenta
c. Plasenta previa marginalis
Hanya sebagian dari ostium tertutup oleh plasenta
Penenentuan tergantung pada besarnya pembukaan, misalnya placenta previa
marginalis pada pembukaan 2 cm dapat menjadi plasenta previa lateralis pada
pembukaan 5 cm, begitu pula plasenta previa totalis pada pembukaan 3cm, dapat
menjadi lateralis pada pembukaan 6 cm.
2.1.3 Etiologi
Mengapa plasenta tumbuh di SBR belum diketahui penyebabnya. Bahwa sanya
vaskularisasi yang berkurang atau perubahan atrovfi pada desidua akibat persalinan
yang lampau dapat menyebabkan plasenta previa, tidaklah selalu benar karena tidak
nyata dengan jelas bahwa plasenta previa didapati untuk sebagian besar pada
penderita dengan paritas tinggi
Memang dapat dimengerti bahwa apabila aliran darah ke plasenta tidak cukup
atau di perlukan lebih banyak seperti pada kehamilan kembar, plasenta yang letaknya
normal sekalipun akan memperluas permukanya sehingga mendekati atau menutupi
sama sekali pembukaan jalan lahir.
Plasenta previa mungkin terjadi kalau keadaan endometrium kurang baik
misalnya karena atrofi endometrium, keadaan ini misalnya terdapat pada :
Multipara terutama kalau jarak kehamilan pendek
Pada mioma uteri
Curettage yang berulang
Keadaan endometrium yang kurang baik menyebabkan plasenta harus tumbuh menjadi
luas untuk mencukupi kebutuhan janin karena luasnya, mendekati atau menutup
ostium internum. Plasenta previa disebabkan implantasi telur yang rendah.
( Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD Bandung, 1984 :
113 )
2.1.4 Tanda dan Gejala
4
Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri berwarna merah segar
dikarenakan pergerakan antara plasenta dan dinding rahim.
Kepala anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada kutub bawah rahim, kepala
tidak dapat mendekati PAP, sering dijumpai kelainan letak janin.
Perdarahan pertama ( first bleeding ) biasanya tidak banyak dan tidak fatal, kecuali
bila dilakukan periksa dalam sebelumnya.
Janin biasanya masih baik.
( Bagian Obstetri dan Ginekolofi FK UNPAD Bandung, 1984 : 113-114 )
2.1.5 Keluhan dan Penanganan
Semua pasien dengan pedarahan pervaginam pada kehamilan trimester tiga dirawat di
rumah sakit tanpa periksa dalam. Bila pasien dalam keadaan syok karena perdarahn
yang banyak harus segera di perbaiki keadaan umum dengan pemberian infuse atau
tranfussi darah. Selanjutnya penanganan plasenta previa bergantung pada :
Keadaan umum pasien dan kadar Hb
Jumlah perdarahan yang terjadi
Umur kehamilan dan taksiran BB janin
Jenis plasenta previa
Paritas dan kemajuan persalinan
( Bag Ostetri dan Ginek FK UNPAD Bandung , 1984 : 116-117
Penaganan ekspektif
Keriteria :
Umur kehamilan < 37 minggu
Perdarahan sedikit
Belum ada tanda-tanda persalinan
Ku baik kadar Hb 8 gr % atau lebih
Rencana penanganan :
Istirahat baring mutlak
Infuse D 5% dan elektrolit
Spasmolitik, tokolitik, plasentotrofik, reboransia
Periksa Hb, HCT, COT, golda
Pemeriksaan USG
Awasi perdarahn dan TTV
Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien dan tunggu
sampai kehamilan 37 minggu selanjutnya penaganan secara aktif.
5
( Wiknjosastro, 2005 : 365 )
2.1.6 Tanda dan Bahaya
kemungkinan infeksi nifas besar karena luka plasenta lebih dekat pada ostium.
Bahayanya untuk ibu biasanya
Perdarahan yang hebat
Infeksi – sepsis
Emboli udara ( jarang )
Bahaya untuk anak :
Hypoksi
Perdarahan serta syok
Terjadi fetal distress dan IUFD.
2.1.7 Langkah-Langkah Manajemen Kebidanan Varney
2.1.7.1 Pengkajian Data
Merupakan langkah awal dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil.
Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data dari hasil anamnesa dan
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang lainnya. Data yang dikumpulkan
berupa data subyektif dan data obyektif.
2.1.7.2 Data Subyektif
Merupakan tanya jawab antara klien dengan petugas kesehatan sehingga dapat
mengetahui keluhan dan masalah yang dirasakan klien.
1) Identitas biodata
a. Nama ibu dan suami
Dikaji untuk mengetahui identitas pasien.
b. Usia
Dikaji karena semakin tua usia ibu ( > 35 th ) atau terlalu muda ( <
20 th ) mempunyai resiko perdarahan lebih banyak dan organ
reproduksi belum atau tidak mencapai titik maksimal dalam
menjalankan fungsi fungsionalnya.
c. Suku bangsa
Untuk mengetahui asal daerah dan juga adat kebiasaan.
6
d. Agama
Untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan
kesehatan klien dengan diketahuinya agama klien akan memudahkan
bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan
kebidanan.
e. Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektualnya, tingkat pendidikan
seseorang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang.
f. Pekerjaan
Menggambarkan keadaan sosial ekonomi sehingga ikut menentukan
intervensi yang disesuaikan dengan kemampuan klien secara
ekonomi.
g. Alamat
Dikaji untuk mempermudah mengetahui alamat klien jika keadaan
mendesak dan untuk mempermudah kunjungan rumah pasien.
h. No. Telepon
Dikaji untuk mengetahui keadaan pasien dan untuk mengingatkan
kontrol klien.
2) Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien saat ini atau yang mnyebabkan klien datang ke
Rumah Sakit atau Puskesmas setempat.
3) Riwayat obstetri
a.Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui menarche, siklusnya teratur atau tidak, lamanya berapa
hari, sifat darahnya bagaimana, apa sering dismenorrhoe/tidak, banyaknya
dalam yang dikeluarkan dalan sehari ( banyaknya pembalut ) dan kapan
Haid Pertama Haid Terakhir ( HPHT ).
b.Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui dan menentukan diagnosa kehamilan dan keluhan
sebagai dasar pemberian pelayanan kesehatan dalam kebidanan dan
pengobatan.
7
c.Riwayat kehamilan persalinan dan nifas yang lalu
Hamil
ke
Kawin
ke
Usia
khmln
Jns
prslnan
Tmpt
prsaln
kompliksipenlng
bayi nifas
ibu bayi
Pb/bb
jns
Umur
lk/pr
keadan lctsi
Pertanyaan ini sangat mempengaruhi diagnosa kehamilan dan pimpinan
persalinan karena persalinan yang lampau adalah hasil ujian-ujian dari
segala faktor yang mempengaruhi persalinan.
d.Riwayat kesehatan yang lalu
Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita klien baik yang kronis
maupun yang menular, seperti : jantung, ginjal, TBC, Diabetes Mellitus,
Hipertensi, dan lain-lain.
e.Riwayat kesehatan keluarga
Apakah terdapat faktor penyakit keturunan ( asma, alergi, DM, dll ) dan
faktor gameli dan bila dalam keluarga terdapat penyakit tersebut maka dapat
dilakukan tindakan preventif dan kuratif jika diperlukan.
f.Riwayat KB
Untuk mengetahui pernah ikut KB atau tidak, metodenya dan alasan
memakai metode tersebut.
g.Keadaan psikososial
Segi psikososial tidak akan pernah lepas dari fisik, karena memang saling
berpengaruh dengan mengetahui budaya sebagai dasar untuk memberikan
KIE.
h.Pola perilaku
i. Nutrisi
Untuk mengetahui kualitas dan kuantitas makanan dari klien.
ii Eliminasi
Bagaimana BAB dan BAKnya, teratur atau tidak.
iii Kebersihan ( personal hygiene )
Kebersihan diri sangat penting apalagi daerah genetalia karena
kemungkinan masuknya kuman yang mudah.
iv Aktivitas
8
Pada ibu hamil biasanya cepat lelah. Oleh karena itu, aktivitas boleh
dilakukan asalkan tidak berlebihan.
v Istirahat dan tidur
Ibu hamil sangat memerlukan tidur dan istirahat yang cukup karena
sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
vi Aktivitas seksual
Hubungan seksual selama hamil tidak diperbolehkan pada ibu dengan
riwayat abortus. Namun, beberapa wanita kehilangan gairah
seksualnya selama hamil.
vii Pola kebiasaan
Merokok : menyebabkan bayi BBLR
Alkohol : bayi bisa menderita fetal alkohol syndrom.
Narkoba : bayi dapat lahir dengan withdrawal syndrom.
Obat-obatan dan jamu-jamuan : bayi cacat lahir.
Binatang peliharaan : kemungkinan infeksi toxoplasma.
2.7.1.3 Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum biasanya menggunakan alat pemeriksaan baik alat ukuran
timbang atau lainnya. Pemeriksaan ini mencakup sebagai berikut :
1.Keadaan umum klien, seperti : kesadarnnya bagaimana.
2. Mengukur tinggi badan
Ibu hamil yang tinggi badannya < 145 cm, terlebih pada kehamilan pertama
tergolong resiko tinggi karena kemungkinan besar memiliki panggul sempit.
Pengukuran tinggi badan cukup 1 kaliyaitu pada pemeriksaan pertama.
3. Mengukur berat badan
Pengukuran BB pada ibu hamil perlu dikontrol secara teratur paling tidak
setiap kali kunjungan pemeriksaan kehamilan pada Trimester, biasanya belum
menunjukkan peningkatan bahkan kadang-kadang menuru selama Trimester II
dan III. Pertambahan BB dari ½ kg/minggu. Pertambahan BB > ½ kg/minggu
pada Trimester III harus diwaspadai kemungkinan bayi besar dan adanya
preekslamsi hingga akhir kehamilan. Pertambahan BB yang normal sekitar 9-
13,5 kg.
4. Mengukur tekanan darah
9
Tekanan darah harus diukur setiap kali pemeriksaan kehamilan. Adanya
kenaikan sistolik > 30 mmHg dan kenaikan distolik > 15 mmHg atau tekanan
darah > 140/90 mmHg harus diwaspadai karena hal tersebut merupakan
keadaan ibu dari gejala preeklslamsia.
5. Menghitung nadi, normalnya : 70-90 x/menit.
6. Menghitung pernafasan, normalnya : 16-20 x/menit.
7. Mengukur suhu, normalnya : 36-37°C.
b) Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
Periksa pandang dimulai semenjak bertemu denga pasien yang diperhatikan
bagaimana sikap tubuh, keadaan punggung dan cara berjalannya. Pemeriksaan
dilakukan berurutan dari rambut hingga kaki.
a. Rambut dan kulit kepala
Dikaji untuk mengetahui kebersihan diri.
b. Muka
Terdapat oedema pada muka/tidak, pucat/tidak, apakah terdapat cloasma
gravidarum.
c. Mata
Dikaji untuk mengetahui bengkak/tidak dan jika itu terjadi maka harus
waspada preeklamsia. Bentuk mata simestris atau tidak, perhatikan
conjungtiva pucat/tidak dan sklera mata ikterus/tidak.
d. Hidung
Dikaji untuk mengetahui apakah ada gangguan jalan nafas/tidak.
e. Mulut
Dengan mengkaji mulut dan gigi akan dapat mengetahui keadaan kebersihan
dari klien.
f. Leher
Dikaji untuk mengetahui apakah ada kelainan-kelainan pada leher klien,
misal : apakah ada pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena jugularis
yang terdapat pada penderita penyakit jantung.
g. Payudara
Dikaji untuk mempersiapkan laktasi klien dan untuk mengetahui kelainan-
kelainan pada payudara, seperti : apakah ada benjolan pada payudara, puting
10
susu menonjol/masuk ke dalam, apakah ada hyperpigmentasi pada areola,
apakah keluar cairan/kolustrum, dll.
h. Perut
Banyak perut membesar ke depan/samping ( pada asites, misal : membesar
kesamping ), Keadaan pusat, seperti : pigmentasi dari linea alba, Apakah
kelihatan gerakan anak/kontraksi rahim, adakah strie gravidarum/bekas luka.
i. Genetalia luar
Keadaan vulva dan anus merupakan suatu pemeriksaan untuk mengetahui
keadaan jalan lahir.
j. Ekstremitas atas dan bawah
Dikaji untuk mengetahui oedema karena merupakan gejala preekslamsia.
2) Palpasi
a. Leopold I
Dilakukan untuk menentukan umur kehamilan dan bagian janin yang berada
di fundus.
b. Leopold II
Dilakukan untuk menentukan letak punggung janin pada letak membujur
atau letak lintang.
c. Leopold III
Dilakukan untuk mengetahui bagian terendah janin dan apakah sudah masuk
PAP atau belum.
d. Leopold IV
Dilakukan ntuk mengetahui apakah bagian terendah janin sudah masuk PAP
atau belum dan seberapa masuknya ( divergen, konvergen atau sejajar ).
3) Auskultasi
pemeriksaan yang dilakukan dengan mendengar pemeriksaan tersebut.
Dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada/tidaknya denyut jantung janin
( DJJ ), frekuensi dan keteraturannya dengan kesimpulan pemeriksa yang
digunakan untuk mengkaji kesejahteraan janin. Selain itu, untuk menentukan
adanya kehamilan dan letak janin dengan denyut jantung janin normal adalah
120-160 x/menit.
11
4) Perkusi
Dilakukan untuk mengetahui apakah klien menderita kekurangan Vitamin B1
apa tidak yang dilakukan pada patela kanan dan kiri.
2.7.1.4 Interpretasi Data
Identifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhan ibu hamil, melakukan identifikasi
yang benar terhadap masalah atau diagnosa berdasarkan interpretasi data yang
telah dikumpulkan.
a.Diagnosa wanita hamil normal
GPAPAH, umur kehamilan, tunggal, hidup, intra uterin, letak kepala, punggung
kanan/kiri, keadaan umum ibu dan janin baik, keadaan jalan lahir normal.
b.Masalah
Masalah yang dialami ibu saat ini.
c.Kebutuhan
Menyangkut pemenuhan kebutuhan ibu untuk menyelesaikan masalah yang
terjadi.
2.7.1.5 Identifikasi diagnosa potensial dan masalah potensial
Merupakan uraian tentang kondisi pasien serta masalah-masalah yang akan yang
akan terjadi sebagai deteksi dini untuk mencegah terjadinya komplikasi.
2.7.1.6 Identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi
Merupakan uraian tentang tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
yang terjadi pada ibu jika terdapat komplikasi baik secara mandiri atau kolaborasi.
2.7.1.7 Intervensi
Merupakan uraian tentang tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah
yang dihadapi oleh ibu.
2.7.1.8 Implementasi
Implementasi yang komprehensif merupakan pengeluaran dan perwujudan serta
rencana yang telah disusun pada tahap-tahap perenanaan.
2.7.1.9 Evaluasi
Merupakan seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur
pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan kriteria. Dalam evaluasi
menggunakan format SOAP, yaitu :
S : Data Subyektif
Data dari klien yang didapat setelah implementasi.
12
O : Data Obyektif
Hasil pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan diagnosis dan pendukung lain
juga catatan medis lain.
A : Assement
Analisa dari interpretasi data terkumpul dan dibuat kesimpulan yang
mencakup : diagnosa, antisipasi diagnosa dan masalah potensial dan
perlunya tindakan segera.
P : Planning ( perencanaan )
Gambaran pendokumentasian dari tindakan
( implementasi ) evaluasi yang didalamnya termasuk asuhan mandiri,
kolaborasi, dan konseling.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “S” GII PI00I/UK 32 MINGGU
DENGAN PLASENTA PREVIA
DI RUANG POLI KIA RS MUHAMMADIYAH GRESIK
3.1 PENGUMPULAN DATA
Tanggal :06 juli 2009 Jam : 18.50WIB
13
3.1.1 Identitas ( Biodata )
Nama : Ny. “S” Nama Suami : Tn. “S”
Umur : 33 th Umur : 38 th
Suku/kebangsaan : Jw/Indonesia Suku/kebangsaan: Jw/Indo
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Desa lowayu Alamat : Desa lowayu
Telepon : - Telepon : -
3.1.2 Anamnesa ( Data Subyektif )
1) Alasan kunjungan ini
karena ada keluhan
2) Keluhan utama
ibu mengatakan keluar darah segar
3) Riwayat keluhan utama:
Ibu mengatakan hamil kedua umur kehamilan 8bulan mengeluh keluar darah segar
sejak tadi pagi tapi tidak sakit perut
4) Riwayat menstruasi
Menarche : 13 th, teratur
Siklus : 28 hari, lamanya : 7 hari
Banyaknya : ganti softek 2x/hari, warna : merah
Dismenorrhe : tidak pernah
5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Hami
l ke
Kawin
ke
Usia
khmln
Jns
prslnan
Tmpt
prsaln
kompliksipenlng
bayi nifas
ibu bayi
Pb/bb
jns
Umur
lk/pr
kea
dan
lcts
i
1 1 9bl Spt b bps tdk tdk bidn 49/3,2 Pr/10th bai
k
2th
6) Riwayat kehamilan ini
a. Hari Pertama Haid Terakhir : 18-11-2008
Tafsiran persalinan : 25-08-2009
14
1. Keluhan – keluhan pada :
Trimester I : Mual muntah biasa
Trimester II : -
Trimester III : Hanya saat ini
Pergerakan anak pertama kali :
Ibu mengatakan pada usia kehamilan 20 minggu.
2. Bila pergerakan anak sudah terasa, pergerakan anak 24 jam terakhir:
Ibu mengatakan sering merasakan pergerakan bayi.
3. Bila > 20x dalam 24 jam, dengan frekuensi :
Ibu mengatakan pergerakannya bayi sering, >15x, hampir tiap jam
b. Pola/kebutuhan sehari-hari ( sebelum dan selama hamil )
1. Diet atau makan
Sebelum hamil :
Ibu mengatakan makan 3x/hari dengan porsi sedang ( nasi, lauk, sayur,
kadang-kadang buah ) dan minum ± 6-7 gelas/hari (air putih atau teh)
Selama hamil :
Ibu mengatakan makan 3x/hari dengan porsi sedang ( nasi, lauk, sayur,
kadang-kadang buah ) dan minum ± 6-7 gelas/hari (air putih dan susu).
2. Pola eliminasi
Sebelum hamil :
Ibu mengatakan BAK 3-4x/hari warna kuning jernih, bau khas, tidak sakit
dan BAB 1x/hari warna kuning, konsistensi lunak, bau khas, tidak nyeri.
Selama hamil :
Ibu mengatakan BAK 7-8x/hari warna kuning jernih, bau khas, tidak sakit
dan BAB 1x/hari warna kuning, konsistensi lunak, bau khas, tidak nyeri.
3. Personal Hygiene
Sebelum hamil :
ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari,
mencuci rambut 2-3x/minggu
Selama hamil :
ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju 2x/hari,
mencuci rambut 2-3x/minggu.
4. Aktivitas sehari-hari
Sebelum hamil :
15
Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah sendiri seperti
membersihkan rumah,memasak, dll.
Selam hamil :
Ibu mengatakan tetap mengerjakan pekerjaan rumah tetapi hanya yang
ringan – ringan saja dan jika capek berhenti atau istirahat.
5. Pola istirahat dan tidur
Sebelum hamil :
Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam/hari mulai jam 13.00-14.00 WIB dan
tidur malam selama ± 6 jam mulai 22.00-04.00 WIB
Selama hamil :
Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam/hari mulai jam 13.00-15.00 WIB dan
tidur malam hari selama ± 7 jam mulai dari 21.00 -05.00 WIB.
6. Seksualitas
Sebelum hamil :
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual minimal 3x dalam
seminggu
Selam hamil :
Ibu mengatakan pada saat hamil melakukan hubungan sek 1x pada
kehamilan 6 minggu.
7. Pekerjaan
Sebelum Hamil:
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga sendiri.
Selama hamil :
Ibu mengatakan mengurangi aktifitasnya
c. Pengetahuan/kebutuhan
1. Antisipasi terhadap bahaya : sudah
ibu mengatakan sudah mengerti tanda bahaya, menurut ibu tanda bahaya
adalah ada perdarahan dari vagina, muntah-muntah yang
terlalu/berlebihan, demam, kejang, keluar air ketuban sebelum waktunya,
sakit kepala dan kakinya bengkak, dan gerakan janin tidak ada.
2. Perawatan payudara: sudah
Ibu mengatakan sudah mengerti cara merawat payudara yaitu dengan
membersihkan payudara menggunakan kapas dan air hangat yaitu pada
usia kehamilan 9 bulan (> 37 minggu)
16
3. Persiapan pemberian Asi: sudah
Ibu mengatakan siap memberi ASI Eksklusif selama 6 bulan dan sudah
mengerti kelebihan dan mamfaat ASI. menurut ibu kelebihan dan mamfaat
ASI adalah untuk kekebalan bayi, menghemat biaya, dapat menunda haid
dan kehamilan
4. Antisipasi rujukan : sudah
Ibu mengatakan sudah mempersiapkan diri baik fisik maupun mental serta
biaya bila harus di rujuk
5. Donor darah : sudah
Ibu mengatakan sudah memilih 2 orang yang akan menjadi pendonor yaitu
: ibu klien dan kakak laki-laki klien.
6. Transportasi : sudah
Ibu mengatakan sudah mempersiapkan mobil yaitu mobil sewaan.
7. Penandaan : sudah
Ibu mengatakan sudah menempelkan penandaan di depan rumahnya yaitu
di depan pintu.
8. TT (tetanus Toxoid) : sudah
Ibu mengatakan sudah mendapatkan suntik TT lengkap
9. Pakaian dan alas kaki : sudah
Ibu mengatakan sudah mengetahui pakaian yang baik digunakan yaitu
pakaian yang longgar dan tidak ketat. Ibu juga sudah mengerti tidak boleh
menggunakan alas kaki yang berhak karena akan membahayakan
kehamilannya
10. Persiapan jadi orang tua dan sibling : sudah
Ibu mengatakan sudah siap menjadi orang tua untuk bayinya
11. Penanganan keluhan : sudah
Ibu mengatakan belum mengerti cara mengatasi keluhannya seperti tidak
banyak bergerak dan bayak istirahat
12. Obat-obatan (vitamin dll) : sudah
Ibu mengatakan hanya minum obat yang diberikan oleh bidan ( Fe dan
Kalsium, dll ).
13. Persiapan kelahiran (Tabulin dll) : sudah
Ibu mengatakan sudah mempersiapkan tabungan untuk kelahiran bayinya
nanti.
d. Riwayat penyakit sistemik yang diderita
17
Ibu mengatakan tidak pernah menderita atau mempunyai penyakit kronis,
seperti : jantung, ginjal, asma bronchiale, TBC,paru, hepatitis, dll.
e. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa di dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menurun, seperti : hipertensi, DM, jantung dan kelainan darah, dll.
f. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan bahwa selama ini ikut suntik KB 3 bulan.
g. Riwayat sosial
Perkawinan ke-1
Kehamilan ini :
Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan dan diharapkan.
Perasaan tentang kehamilan ini :
Ibu mengatakan merasa senang dengan kehamilannya
Status perkawinan : sah
kawin : 1 kali
Kawin umur 26 tahun dengan suami umur 30 tahun lamanya 10 th
h. Riwayat psikis
Ibu mengatakan sangat gelisah dan khawatir
3.1.3 Pemeriksaan Fisik ( Data Obyektif )
1. Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital
TD :120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 36,5 c
BB : 50 kg sebelum hamil : -
Lila : 23 cm
TB :150 cm
3. Kepala
Rambut : kebersihan : baik
Warna : hitam
Benjolan : tidak ada
18
Rontok : tidak rontok
Ketombe : tidak berketombe
Lain-lain : tidak ada.
4. Muka
Oedema : tidak oedema
Pucat : tidak pucat
Ikterus : tidak ikterus
5. Mata
Canjungtiva : merah muda tidak anemis
Sclera mata : tidak ikterus
6. Hidung
Polip : tidak ada polip
Keluaran cairan : tidak ada cairan
7. Mulut
Pucat : tidak pucat caries : tidak ada caries
Biru : tidak biru kebersihan : bersih
Iktesus : tidak ikterus sariawan : tidak ada sariawan
Kering : tidak kering
8. Leher
Pembesaran vena jugulasis : tidak ada
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
Massa : tidak ada
Kebersihan : bersih
9. Ketiak
Pembesaran kelenjar limpha : tidak ada
Kebersihan : bersih
10. Dada : simestris
Ronchi : tidak ada
Wheezing : tidak ada
11. Mammae
Benjolan : tidak ada
Strie : tidak ada
Aerola : ada hiperpigmentasi
Kebersihan : bersih
Putting susu : menonjol
19
12. Ekstremitas
Oedema tangan dan kaki (ka/ki) : tidak ada
Oedema tibia kaki ( ka/ki ) : tidak ada
Betis merah / lembek/ kering (ka/ki ) : tidak ada
Varises tungkai( ka/kai ) : tidak ada
Reflek potela ( ka/ki ) : +/+
13. abdomen/ pemeriksaan khusus kebidanan
d. infeksi
Bekas luka : tidak ada
Pembesaran perut : sesuai dg uk
Bentuk perut : bulat
Oedema : tidak ada
Strie : lifida Linea : linea nigra dan alba
e. palpasi
Palpasi utesus
Leopold I : TFU tengah pusat px ( 30 cm ) teraba kepala
Leopold II : Teraba keras memanjang seperti papan di sebelah kanan ibu
( puka ), terba bagian kecil sebelah kiri
Leopold II : Teraba lunak, bulat, tidak melenting (bokong)letsu
Leopold IV :
TBBJ : ( 30-12 ) x 155 = 2790
f. Auskultasi
Djj : 136 x/menit
g. pemeriksaan punggul ( tidak dilakukan )
UPL : distantia spinasum :
Distantia cristaqum :
Boudelouqe :
Distantia teberum :
Lingkar punggul :
14. Genetalia
Vulva dan vagina
Kebersihan : bersih
Keluaran : sedikit darah segar
Massa : tidak ada
20
Flour albus : tidak ada
Bau : tidak bau
Gatal : tidak gatal
Pembesaran kelenjar bostholiri : tidak ada
Candiloma : tidak ada
Luka : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Nyeri : tidak ada
Perineum : tidak ada bekas luka
d. pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin : 10 gram%
Reduksi : tidak dilakukan
Golongan darah : tidak dilakukan
Albumin : tidak dilakukan
Pemeriksaan USG :janin tunggal/ Hidup, letsu, BPU 7-6 cm 31=32 plasenta
: SBR depan- OUI 11 ketuban cukup
Pemeriksaan NST : tidak dilakukan
3.2 INTERPRETASI DATA
Diagnosa : G11P1001 / UK 32 minggu / T / H / IU / letsu / Kesan panggul normal / KU ibu
dan janin baik / Dengan plasenta previa
DS : ibu mengatakan kamil ke-1 dengan umur kehamilan 32 minggu, ibu mengeluh
tadi pagi keluar darah segar, tapi tidak sakit perut
DO : Kesadaran : composmentis
TD :120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 18 x/menit
Suhu : 36,5 C
BB : 50kg
Lila : 23 cm
TB :150 cm
TFU :tgh px-pusat ( 30 cm )
Oedema : tidak ada
DJJ : 140 x/menit
21
Letak janin : let su
USG : Janin tunggal /H /IU / let su BPU 7-6 cm 31=32 mg plasenta
SBR depan OUI/11 ketuban cukup
Masalah :Gangguan psikis ( cemas/gelisah )
DS : -
DO : Ibu tampak gelisah
Kebutuhan : - Perbaiki KU ibu
- Menghentikan perdarahan
- Penyuluhan tentang seks,penanganan keluhan
- Konseling tentang keadaan ibu
- Support untuk ibu
3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadi syok bila perdarahan semakin banyak, sehinnga menyebabkan kematian
pada ibu
Menyebabkan Fetal Distress ( IUFD )
3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
3.5 MERENCANAKAN ASUHAN YANG MENYELURUH
a.Tujuan
Setelah diadakan asuhan kebidanan 15 menit, ibu mengerti denan keadaanya saat ini.
Keriteria Hasil
- Ibu memahami dan dapat mengulang kembali yang disampaikan petugas
- Ibu kooperatif dengan nasehat petugas
- Ibu melahirkan sampai aterm ( tgl 25-8-2009 )
- TTV normal
b.Intervensi
1.Lakukan pendekatan terapeutik pada pasien.
R/ dengan komunikasi dapat terjalin kerjasama dan kepercayaan pasien terhadap
bidan.
22
2.Jelaskan keadaan ibu saat ini.
R/ Dengan penjelasan petugas ibu menjadi kooperatif
3.Berikan penyuluhan tentang hubungan seks, cara menangani keluhan
R/ Agar ibu mengerti dan memahami tentang pengetahuan yang belum ibu pahami
4.Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
R/ Gizi yang cukup mempengaruhi tumbuh kembang janin dan ku ibu
5.Berikan obat sesuai dengan resep dokter
R/ Untuk menghentikan perdarahan dan memperbaiki keadaan ibu
6.Berikan support untuk ibu
R/ Agar ibu merasa tenang dan tidak gelisah
3.6 PELAKSANAAN
Tanggal : 6 Juli 2009 jam : 19.00 WIB
1. Melakukan pendekatan terapeutik pada pasien dengan komunikasi yang efektif dan
bahasa tubuh yang baik
2. Menjelaskan keadaan ibu saat ini
3. Memberikan penyuluhan tentang hubungan sek
- menganjurkan ibu untuk tidak melakukan hubungan seks dulu
Memberi penyuluhan cara mengatasi keluhannya
- menganjurkan ibu untuk istirahat tirah baring
- menganjurkan ibu untuk tidak banyak bergerak
4. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
5. Memberikan obat sesuai dengan resep dokter
6. Memberikan support untuk ibu
3.6 EVALUASI
Tanggal : 6 juli 2009 Jam : 19.15 WIB
S : Ibu mengatakan sudah memahami tentang kondisinya saat ini
O : Ibu tampak tenang dan dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan petugas
kesehatan
Pemeriksaan USG : Janin tunggal/ H / IU / letsu BPU 7-6 cm 31=32 mg plasenta
SBR depan, ketuban cukup
A : G2 P1001 / UK 32 mg / T /H /IU / Letsu / KU ibu dan janin baik / Kesan panggul
baik / dengan plasenta previa .
23
Ibu sudah mendapatkan obat dan dapat menjelaskan kembali penjelasan yang
diberikan petugas, intervensi berhasil sebagian.
P : Anjurkan ibu untuk mengikuti advice dokter
Anjurkan ibu istirahat yang cukup
Anjurkan ibu untuk kembali kontrol
Anjurkan ibu untuk kontrol jika terjadi perdarahan lagi
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini, penulis akan menguraikan kesenjangan dan persamaan
antara landasan teori dan tinjauan kasus. Adapun pembahasan meliputi pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses asuhan kebidanan. Dalam hal ini
diperlukan kecermatan untuk mengenal masalah klien yang keberhasilannya sangat
tergantung pada ketelitian dan kecermatan. Pengumpulan data pada identitas klien telah sesuai
antara teori dan tinjauan kasus dituliskan nama dalam bentuk inisial. Hal itu dimaksudkan
untuk menjaga kerahasiaan klien.
Pada landasan teori terdapat banyak keluhan namun dalam tinjauan kasus hanya
didapatkan beberapa keluhan, tidak semua keluhan muncul dalam kehamilan. Hal ini
dikarenakan faktor penyebab timbulnya masalah dari perubahan fisiologis dan psikologis
selama kehamilan. Selama tubuh masih bisa mencegah dengan cara penanganan yang tepat
maka masalah itu akan hilang dengan sendirinya.
Dalam menyusun perencanaan pada tinjauan kasus tetap mengacu pada landasan teori
dan disesuaikan dengan keadaan klien, selalu memperhatikan situasi, kondisi tempat
pelayanan, sarana pelayanan klien dan kemampuan keluarga baik material maupun non
material.
Pada pelaksanaan tindakan dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
Semua masalah yang ada pada tinjauan kasus dapat teratasi dan tujuan dapat tercapai sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Hal ini karena adanya kerjasama yang baik antara petugas,
klien dan keluarga.
24
28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Placenta previa adalah placenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga dapat menutupi sebagian/seluruh pembukaan jalan lahir. Pada keadaan
normal placenta terletak diatas uterus. Klasifikasi placenta previa didasarkan atas terabanya
jaringan placenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu disebut placenta previa
totalis apabila seluruh pembukaan tertutup jaringan placenta. Placenta previa parsialis
apabila sebagian pembukaan tertutup oleh jaringan placenta, dan placenta previa marginalis
apabila pinggir placenta berada tepat pada pinggir uterus, akan tetapi belum sampai
menutupi pembukaan jalan lahir disebut placenta letak rendah.
5.2 Saran
Bagi tenaga kesehatan
Dengan adanya kemungkinan komplikasi pada plasenta, diharapkan bagi tenaga
kesehatan khususnya bidan segera melakukan tindakan komprehensif pada klien dengan
placenta previa. Penatalaksanaan yang cepat dan tepat akan menurunkan AKI dan AKB.
Bagi klien
Untuk segera ke sarana kesehatan terdekat apabila ditemukan salah satu tanda-tanda
placenta previa.
25
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Aeskulapius.
Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Edisi 2, Jakarta: EGC.
Saifuddin, Abdu Bari, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta: YBP-Sp.
Wiknjosastro, Hanifa, 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta: YBP-SP.
26