asistensi ke 2.docx
-
Upload
anggitaindh -
Category
Documents
-
view
53 -
download
2
Transcript of asistensi ke 2.docx
Proposal Penelitian Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal
Masjid Raya Bani Umar, Bintaro
PENGANTAR
Dalam ilmu arsitektur dikenal paling sedikit empat macam kenyamanan:
kenyamanan ruang, kenyamanan penglihatan, kenyamanan pendengaran dan
kenyamanan termis. kenyamanan adalah bagian dari salah satu sasaran karya
arsitektur. Kenyamanan terdiri atas kenyamanan psikis dan kenyamanan fisik.
Kenyamanan psikis yaitu kenyamanan kejiwaan (rasa aman, tenang, gembira, dll)
yang terukur secara subyektif (kualitatif). Sedangkan kenyamanan fisik dapat terukur
secara obyektif (kuantitatif)
Oleh karena itu, suatu bangunan yang baik adalah bangunan yang telah
direncanakan selain dari segi keindahan dan fungsinya, perlu diperhatikan juga
kenyamanan untuk para penggunanya agar merasa aman, dan nyaman. Seiring
kemajuan teknologi, dalam mengusahakan lingkungan menjadi lebih nyaman secara
termal, salah satu caranya adalah dengan memasang mesin penyejuk yang biasa
dikenal dengan air conditioner
Masjid merupakan bangunan ibadah yang dapat kita jumpai hampir pada semua
tempat di Indonesia. Bentuk dan ukurannya beragam, mulai dari yang kecil sampai
yang paling besar, dari yang sederhana sampai yang mewah, dari yang tradisional
sampai yang modern, dari yang kuno sampai yang terbaru
Dikarenakan Masjid adalah tempat ibadah yang sering sekali digunakan, maka perlu
peninjauan apakah Masjid tersebut sudah dalam keadaan nyaman dalam kondisi
termal sesuai dengan konsep bukaan yang diterapkan.
.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | i
Proposal Penelitian Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal
Masjid Raya Bani Umar, Bintaro
BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latarbelakang
Dalam ilmu arsitektur dikenal paling sedikit empat macam kenyamanan:
kenyamanan ruang, kenyamanan penglihatan, kenyamanan pendengaran dan
kenyamanan termis. Dalam kenyamanan termis, manusia merasakan sensasi panas
atau dingin sebagai wujud respon dari sensor perasa pada kulit terhadap stimuli
suhu di sekitarnya. Sensor perasa berperan menyampaikan rangsangan rasa
kepada otak, dimana otak akan memberikan perintah kepada bagian-bagian tubuh
tertentu agar melakukan antisipasi guna mempertahankan suhu tubuh agar tetap
berada pada sekitar 37o C. Hal ini diperlukan organ tubuh agar dapat menjalankan
fungsinya secara baik. (Karyono, 2001)
Indonesia merupakan daerah yang beriklim tropis lembab, dengan memiliki
spesifikasi intensitas radiasi matahari yang kuat, temperatur udara yang relatif tinggi,
kelembaban udara yang tinggi, serta keadaan langit yang selalu berawan dimana
faktor-faktor ini selalu terjadi hampir sepanjang tahun. batas-batas kenyamanan
untuk kondisi khatulistiwa adalah pada kisaran suhu udara 22,5ºC - 29ºC dengan
kelembaban udara 20 – 50%. Selanjutnya dijelaskan bahwa nilai kenyamanan
tersebut harus dipertimbangkan dengan kemungkinan kombinasi antara radiasi
panas, suhu udara, kelembaban udara dan kecepatan udara (Lippsmeir, 1994).
Rilatupa (2008) mengemukakan bahwa kenyamanan adalah bagian dari salah satu
sasaran karya arsitektur. Kenyamanan terdiri atas kenyamanan psikis dan
kenyamanan fisik. Kenyamanan psikis yaitu kenyamanan kejiwaan (rasa aman,
tenang, gembira, dll) yang terukur secara subyektif (kualitatif). Sedangkan
kenyamanan fisik dapat terukur secara obyektif (kuantitatif); yang meliputi
kenyamanan spasial, visual, auditorial dan termal . Oleh karena itu, suatu bangunan
yang baik adalah bangunan yang telah direncanakan selain dari segi keindahan dan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 1
Proposal Penelitian Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal
Masjid Raya Bani Umar, Bintaro
fungsinya, perlu diperhatikan juga kenyamanan untuk para penggunanya agar
merasa aman, dan nyaman.
Arah bangunan yang menghadap atau membelakangi sinar matahari berpengaruh
terhadap kenyamanan, selain itu letak maupun jumlah ventilasi yang terkait dengan
pertukaran udara juga berpengaruh terhadap kenyamanan. (Susanti dan Aulia,
2013). Seiring kemajuan teknologi, dalam mengusahakan lingkungan menjadi lebih
nyaman secara termal, salah satu caranya adalah dengan memasang mesin
penyejuk yang biasa dikenal dengan air conditioner (Satwiko, 2008).
Masjid merupakan bangunan ibadah yang dapat kita jumpai hampir pada semua
tempat di Indonesia. Bentuk dan ukurannya beragam, mulai dari yang kecil sampai
yang paling besar, dari yang sederhana sampai yang mewah, dari yang tradisional
sampai yang modern, dari yang kuno sampai yang terbaru (Prasetyo, 2003).
Dikarenakan Masjid adalah tempat ibadah yang sering sekali digunakan, maka perlu
peninjauan apakah Masjid tersebut sudah dalam keadaan nyaman dalam kondisi
termal sesuai dengan konsep bukaan yang diterapkan.
1.2. Pernyataan Masalah
Latar belakang yang telah dikemukakan di atas, pernyataan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar pengaruh bukaan terhadap kenyamanan termal Masjid Raya
Bani Umar bagi pengunjung?
2. Berapa suhu nyaman dan rentang suhu di dalam ruang Masjid Raya Bani
Umar?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bukaan terhadap kenyamanan
termal Masjid Raya Bani Umar bagi pengunjung.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 2
Proposal Penelitian Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal
Masjid Raya Bani Umar, Bintaro
2. Mengetahui suhu nyaman dan rentang suhu di dalam Masjid Raya Bani Umar
ini.
1.4. Manfaat Penulisan
Sebagai penambah wawasan untuk kenyamanan termal pada bangunan kepada
para perancang bangunan bahwa bangunan yang baik itu tidak hanya dilihat dari
estetikanya dan fungsinya namun hal yang juga penting yang perlu diperhatikan
adalah kenyamanan pengguna dan perencanaan yang matang dari bangunan
tersebut.
1.5. Sistimatika Penulisan
Secara garis besar penulisan penelitian ini terbagi ke dalam lima bab, yaitu:
pendahuluan, landasan teori, metodologi penelitian, pengumpulan dan pengolahan
data, analisis, dan kesimpulan.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian mengapa penelitian ini
dilakukan dan perumusan masalah untuk mengetahui tujuan yang ingin dicapai di
akhir penelitian ini. Setelah itu menjelaskan tentang sistematika penulisan yang
menjadi gambaran awal proses penelitian ini dimulai.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu
mengenai teori kenyamanan termal, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kenyamanan termal, pengukuran tingkat kenyamanan termal,penelitian kenyamanan
termal di indonesia, dan suhu nyaman yang direkomendasikan di Indonesia yang
digunakan sebagai dasar untuk penyelesaian masalah dan analisis yang dilakukan.
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
Bab ini menjelaskan letak lokasi studi dan subyek yang akan dituju untuk penelitian
yang dilakukan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 3
Proposal Penelitian Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal
Masjid Raya Bani Umar, Bintaro
BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian dari awal
sampai akhir danbagaimana data di peroleh.
BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan data kuisioner dan data pengukuran kenyamanan termal dari
mahasiswa di ruang kelas perkuliahan yang dikumpulkan, pengolahan data yang
dilakukan dan analisis terhadap hasil penelitian yang dilakukan untuk melihat
kesesuaian hasil yang didapatkan dengan tujuan yang ditetapkan.
BAB VI : KESIMPULAN
Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari permasalahan penelitian yang
dilakukan dan pembuatan saran dari permasalahan yang ada dari hasil penelitian
yang telah dilakukan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 4
Proposal Penelitian Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal
Masjid Raya Bani Umar, Bintaro
BAB III: METODE
3.1. Pendekatan
Metode penelitian yang akan saya gunakan pada penelitian ini adalah berdasarkan
kesimpulan dari beberapa jurnal terkait, yang kurang lebih beberapa jurnal terkait
tersebut sama dengan judul yang saya pakai, tetapi tempat studi kasus yang
berbeda. Beberapa jurnal terkait tersebut adalah:
1) Pengaruh bukaan terhadap Kenyamanan thermal pada Bagunan Publik di
daerah Tropis (Studi Kasus : Masjid Raya Al-Mashun Medan), Amin, M. dkk.
2) Pengaruh Bukaan Pada Bangunan Museum Bank Mandiri Terhadap
Kenyamanan Termal Pengunjung Museum, Sulistiawan, J.G. (2014).
3) Kenyamanan Thermal Pada Masjid Al Irsyad Kotabaru Parahyangan Jawa
Barat, Puspitorini, H.D. (2013).
Tujuan penelitian Jurnal Amin, M. dkk dan Jurnal Sulistiawan, J.G. (2014) adalah
sama-sama untuk mengetahui sejauh mana pengaruh bukaan terhadap kenyamanan
termal pada saat pengukuran langsung di lapangan dengan sensasi thermal yang
dirasakan oleh para pengguna bangunan & mengetahui suhu nyaman dan rentang
suhu pada bangunan yang diteliti. Sedangkan Jurnal Puspitorini, H.D. (2013)
bertujuan untuk mengetahui bagaimana bangunan dengan arsitektur yang unik
tersebut dapat beradaptasi dengan iklim di daerah tropis lembab, sehingga para
pengguna bangunan dapat merasakan kenyamanan pada saat berada pada
bangunan tersebut.
Metode yang digunakan pada Jurnal Amin, M. dkk adalah dengan metode
pengukuran lapangan (field measurement) dengan mendapatkan semua data dari
sumber data primer. Pengukuran lapangan dilakukan pada bulan dengan
bertemperatur tinggi. Selain itu, disebarkan kuisioner pada modul-modul yang telah
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 5
Proposal Penelitian Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal
Masjid Raya Bani Umar, Bintaro
ditentukan. Jurnal , Sulistiawan, J.G. (2014) menggunakan metode yang hampir
sama dengan metode yang digunakan Jurnal Amin, M. dkk yaitu pengukuran
langsung dan pembagian kuisioner. Tetapi, pada Jurnal Sulistiawan, J.G. (2014)
hanya beberapa titik saja yang di ukur karena, beberapa ruangan sudah memakai
AC. Sedangkan pada Jurnal Puspitorini, H.D. (2013) menggunakan metode
penelitian kuantitatif, yaitu suatu penelitian mengenai masalah sosial atau
kemanusiaan, yang didasarkan pada pengujian suatu teori dan terdiri dari beberapa
variabel, diukur dengan angka yang kemudian dimasukkan ke dalam prosedur
statistik. Metode yang digunakan sama dengan Jurnal Amin, M. dkk dan Jurnal
Sulistiawan, J.G. (2014). tetapi Jurnal Puspitorini, H.D. (2013) menambahkan
metode wawancara pada penelitiannya.
Hasil yang didapatkan pada Jurnal Amin, M. dkk adalah sebanyak 92% responden
merasakan nyaman pada saat shalat dzuhur, dan sebanyak 8% menyatakan kondisi
tidak nyaman. Sedangkan berdasarkan perhitungan Thermal Comfort Index
Calculator dihasilkan bahwa semua titik yang diukur di dalam ruang masjid
menunjukkan kondisi tidak nyaman (100%). Hal ini menyatakan bahwa orang-orang
di daerah tropis lebih dapat menerima keadaan yang lebih panas dikarenakan orang-
orang di daerah tropis telah beradaptasi dengan keadaan iklim di lingkungannya.
Hasil dari jurnal B adalah sebanyak lebih dari 80,5% rata-rata pengunjung
menyatakan ruangan pada museum bank mandiri adalah diatas sensasi netral
(hangat, panas, panas sekali) dibandingkan dibawah sensasi netral (sejuk, dingin,
dingin sekali). Bukaan pada bangunan museum Bank Mandiri tidak mempengaruhi
kenyamanan termal pengunjung museum Bank Mandiri dikarenakan hasil
pengukuran dengan software Thermal Comfort Estimator memiliki nilai PMV dan nilai
PPD sangat kecil perbandingannya pengukuran menggunakan bukaan dengan
pengukuran tidak menggunakan bukaan. Sedangkan hasil dari Jurnal 3 kesimpulan
dari wawancara yang di lakukan adalah Sebagian besar pengunjung merasakan
kondisi netral pada area masjid dan sekitarnya, tetapi ada pula kondisi-kondisi
dimana pengunjung merasakan keadaan tidak nyaman yang disebabkan oleh
pergerakan udara yang cukup besar, khususnya pada area mihrab.
Kesimpulan dari ketiga Jurnal tersebut adalah, bukaan memiliki pengaruh penting
pada sebuah bangunan. Bukaan yang cukup dapat memberikan kenyamanan termal
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 6
Proposal Penelitian Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal
Masjid Raya Bani Umar, Bintaro
pada suatu ruangan. Minimnya bukaan dapat menyebabkan ruangan menjadi panas.
Sedangkan, terlalu banyak nya bukaan bukan berarti memberikan efek nyaman pada
ruangan, dikarenakan pergerakan pada suatu ruangan menjadi terlalu besar. White
(1975) mengemukakan bahwa jarak penghijauan ke bangunan di harapkan 9 meter
agar pergerakan angin di dalam bangunan lebih maksimal. Ketiga jurnal tersebut
memiliki tujuan yang sama untuk mengetahui apakah bukaan berpengaruh pada
kenyamanan termal, metode sama-sama menggunakan metode kuisioner, dan
pengukuran langsung. Pendekatan korelasi dengan metode kuisioner yang dipakai
karena sangat cocok dengan penelitian ini yang mengukur pengaruh bukaan Masjid
Raya Bani Umar terhadap kenyamanan termal pengunjung, karena untuk mengukur
penelitian ini membutuhkan pengunjung masjid sebagai responden untuk merasakan
kenyamanan di dalam bangunan masjid ini terkait dengan kenyamanan termal.
1.2. Lokasi Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Masjid Raya Bani Umar, Jl. Graha Bintaro, Pd. Aren,
Tangerang Selatan, Banten.
Gambar 1. Foto Udara Masjid Raya Bani Umar
Sumber: Google Maps
Batas Wilayah :
Timur : Indomaret
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 7
Proposal Penelitian Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal
Masjid Raya Bani Umar, Bintaro
Barat : Pemukiman Warga
Utara : Jalan Graha Bintaro
Selatan : Pemukiman Warga
Gambar 2. Masjid Raya Bani Umar
Sumber: Data Pribadi
Gambar 3. Suasana Masjid Al-Muhsinin
Sumber: Google Image
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 8
Proposal Penelitian Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal
Masjid Raya Bani Umar, Bintaro
Gambar 4. Bukaan Masjid Al-Muhsinin
Sumber: Data Pribadi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 9
Proposal Penelitian Pengaruh Bukaan Terhadap Kenyamanan Termal
Masjid Raya Bani Umar, Bintaro
1.3. Kuisioner
Gambar 5. Kuisioner
Sumber: Data Pribadi
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana | 10