Asistensi Batuan Non Klastik

8
BAB III HASIL DESKRIPSI 3.1 Batuan Peraga No. BNK 003  Hari / Tanggal : Rabu, 9 Mei 2013 No.Urut : 1 Jenis Batuan : Batuan sedimen non klastik Deskripsi Megaskopis :  Warna : Merah Tanah  Struktur : Massif Deskripsi Komposisi : Mineral Silika Petrogenesa : Batuan yang bernomor BNK-003 ini adalah batuan jenis batuan sedimen non klastik. Batuan ini terbentuk akibat proses kimia, biokimia, biogenik, ataupun vulkanisme bawah laut. Batuan ini tak men galami proses transportasi karena tidak mengalami proses sedimentasi.

Transcript of Asistensi Batuan Non Klastik

7/16/2019 Asistensi Batuan Non Klastik

http://slidepdf.com/reader/full/asistensi-batuan-non-klastik 1/8

BAB III

HASIL DESKRIPSI

3.1 Batuan Peraga No. BNK 003 

Hari / Tanggal : Rabu, 9 Mei 2013

No.Urut : 1 

Jenis Batuan : Batuan sedimen non klastik 

Deskripsi Megaskopis :

  Warna : Merah Tanah

  Struktur : Massif 

Deskripsi Komposisi :

Mineral Silika

Petrogenesa :

Batuan yang bernomor BNK-003 ini adalah batuan jenis batuan sedimen

non klastik. Batuan ini terbentuk akibat proses kimia, biokimia, biogenik, ataupun

vulkanisme bawah laut. Batuan ini tak mengalami proses transportasi karena tidak 

mengalami proses sedimentasi.

7/16/2019 Asistensi Batuan Non Klastik

http://slidepdf.com/reader/full/asistensi-batuan-non-klastik 2/8

Foto Batuan :

Nama Batuan : Batu Rijang

3.2 Batuan Peraga No. 100

Hari / Tanggal : Rabu, 9 Mei 2013 

No.Urut : 2 

Jenis Batuan : Batuan sedimen non klastik 

Deskripsi Megaskopis :

  Warna : Hitam

  Struktur : Masif 

Deskripsi Komposisi :

Mineral Batubara

Petrogenesa :

7/16/2019 Asistensi Batuan Non Klastik

http://slidepdf.com/reader/full/asistensi-batuan-non-klastik 3/8

Batuan pada peraga nomor 100 ini terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang

sudah mati dan tertimbun dalam tanah selama ribuan tahun kemudian melapuk 

menjadi gambut, kemudian membentuk lignit dan antrasit akibat penimbunan

yang terus-menerus. Dengan terbentuknya endapan-endapan tumbuhan tersebut

maka terjadi proses biokimia dan setelah itu pembatubaraan.

Foto Batuan :

Nama Batuan : Batubara

3.3 Batuan Peraga No. 10

Hari / Tanggal : Rabu, 9 Mei 2013 

No.Urut : 3 

Jenis Batuan : Batuan sedimen non klastik 

Deskripsi Megaskopis :

  Warna : Putih

  Struktur : Non Struktur 

Deskripsi Komposisi :

7/16/2019 Asistensi Batuan Non Klastik

http://slidepdf.com/reader/full/asistensi-batuan-non-klastik 4/8

  Gipsum (CaSO4 . n H2O)

Petrogenesa :

Berdasarkan komposisi mineral penyusunnya batuan ini terbentuk 

akibat proses kimiawi berupa proses evaporasi yang kemudian diikuti oleh proses

 – proses lainnya yaitu berupa presipitasi dan deposisi.

Foto Batuan :

Nama Batuan : Gypsum

7/16/2019 Asistensi Batuan Non Klastik

http://slidepdf.com/reader/full/asistensi-batuan-non-klastik 5/8

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Batuan Peraga No. BSK-003

Pada peraga batuan nomor BSK-003 ini jika dideskripsi secara megaskopis

terlihat bahwa batuan ini memiliki warna merah dan memiliki struktur massif. Jika

dideskripsi dari keseluruhan, dapat diketahui bahwa batuan ini termasuk ke dalam

 jenis batuan sedimen non-klastik, dikarenakan batuan ini memiliki ciri yang khas

 berupa tekstur yang menandakan bahwa batuan ini mengalami proses transportasi. 

Setelah mendeskripsikan secara megaskopis, sekarang masuk kepada

 pendeskripsian komposisi dari batuan ini. Jika dites dengan menggunakan larutan

HCl dengan konsentrasi yang kecil, batuan ini tidak menunjukan adanya reaksi

 berupa mengeluarkan buih, dari hasil tes tersebut dapat disimpulkan bahwa

komposisi keseluruhan batuan ini adalah 100 % silikaan, oleh karena itu batuan ini

termasuk dalam kelompok batuan sedimen non-klastik yang bersifat silika. 

Proses pembentukan batuan ini dapat kita rekonstruksi genesa/cara terbentuk 

 batuan ini. Berdasarkan komposisi batuan yang terdiri dari 100 % silikaan, batuan ini

diperkirakan terbentuk di laut dalam akibat proses biokimia ataupun biogenik sebagai

hasil pengendapan kumpulan hewan  – hewan yang hidup di bawah laut yang bersifat

silikaan ataupun sebagai produk dari proses vulkanisme yang terjadi di bawah laut

(presipitasi anorganik dari silika yang dihasilkan dari magma dalam air). Untuk 

warna merah dari batuan ini kemungkinan terjadi karena adanya asosiasi saat dia

mengendap. Asosiasinya adalah dengan organime berupa organisme radiolaria.

7/16/2019 Asistensi Batuan Non Klastik

http://slidepdf.com/reader/full/asistensi-batuan-non-klastik 6/8

 

Gambar 5.2 Organisme Radiolaria

Pada batu ini terdapat nodul-nodul hitam dimana nodul-nodul ini merupakan

sisipan oksida besi yang mengendap bersamaan dengan batuan ini. Nodul ini disebut

dengan hematit dimana hemati adalah mineral yang mengandung Fe (besi). Dari

seluruh penjabaran di atas, berdasarkan komposisi batuan yang 100 % silikaan dapat

disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah batu rijang. 

4.2 Batuan Peraga No.100

Pada peraga batuan nomor BSK-003 ini jika dideskripsi secara megaskopis

terlihat bahwa batuan ini memiliki warna hitam dan memiliki struktur massif. Jika

dideskripsi dari keseluruhan, dapat diketahui bahwa batuan ini termasuk ke dalam

 jenis batuan sedimen non-klastik, dikarenakan batuan ini memiliki ciri yang khas

 berupa tekstur yang menandakan bahwa batuan ini mengalami proses transportasi.

Dari pendeskripsian berdasarkan tektur dan strukturnya, dapat diinterpretasikan

 batuan pada peraga ini adalah batubara.

Batubara adalah batuan sedimen karbon yang terdiri dari polimer karbon yang

sangat panjang. Batubara terdiri hampir seluruhnya dari karbon, tetapi kandungan

mineral lain seperti pirit, silikat mineral dan pengotor seperti sulfur dan fossil

tumbuhan. Batubara terbentuk dari endapan karbon organik karena dekomposisi

tumbuhan yang telah mati. Ketika tumbuhan mati, maka tumbuhan akan

7/16/2019 Asistensi Batuan Non Klastik

http://slidepdf.com/reader/full/asistensi-batuan-non-klastik 7/8

terdekomposisi membentuk humus yang kaya akan kandungan materi organik. Dari

materi humus ini dapat terbentuk batubara karena tertimbun oleh materi sedimen

yang menutup seperti shale, mud, dan clay. Timbunan materi sedimen ini

menyebabkan dekomposis lanju humus oleh bakteri. Materi-materi seperti pollen dan

resin umum dijumpai pada batubara karena materi inilah yang terakhir mengalami

dekomposis oleh bakteri. Seiring dengan bertambahnya buril dari materi sedimen

maka semakin besar oksigen yang hilang maka bakteri anaerob akan melajutkan

 proses dekomposisi biokimia.

Selama proses pembatubaran, materi organic yang dapat dihidrolisi oleh

 bakteri akan diubah menjadi karbondioksida, metana, ammonia, dan air yang

kemudian hilang karena kedalaman yang makin bertambah. Batubara biasanya

terbentuk pada iklim tropis dilingkungan rawa karena pertumbuhan tumbuhan di

iklim cepat dan laju dekomposisi materi organik berjalan lambat. Karena terdiri dari

materi karbon maka batubara berwarna hitam kelam. Batubara terbentuk dalam layer-

layer dan biasanya interbedded dengan shale, mudstone dan claystone.

4.3 Batuan Peraga No

Pada peraga batuan nomor 10 ini jika dilihat dari kenampakannya, batuan ini berjenis batuan sedimen non-klastik. Batuan ini berwarna putih keruh dan tidak 

memiliki struktur atau non-structure. Batuan ini juga tidak memiliki tekstur 

dikarenakan batuan yang termasuk jenis ini tidak mengalami transport sehingga tidak 

memiliki tekstur yang menampakan hasil dari proses transportnya. 

Komposisi yang dimiliki oleh batuan ini berupa mineral Gipsum (CaSO4 . n

H2O) sebagai akibat dari proses sedimentasi kimiawi yang berupa evaporasi,

sehingga batuan ini masuk kepada kelompok batuan sedimen evaporit. 

Proses pembentukkan batuan ini terjadi secara kimiawi, yaitu dengan proses

evaporasi, proses ini terjadi pada larutan yang mengandung unsur kimia tertentu yang

selanjutnya diikuti oleh proses presipitasi kemudian oleh proses deposisi. Batuan ini

 biasanya ditemukan pada daerah – daerah vulkanik, yaitu pada mata air panas, karena

7/16/2019 Asistensi Batuan Non Klastik

http://slidepdf.com/reader/full/asistensi-batuan-non-klastik 8/8

 pada daerah ini tingkat penguapannya cukup tinggi sehingga memungkinkan

terbentuknya batuan ini. 

Dari seluruh pendeskripsian dan penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan

 bahwa batuan ini bernama Gypsum.