Ashwat.docx
-
Upload
farhah-el-farhah -
Category
Documents
-
view
162 -
download
11
description
Transcript of Ashwat.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan salah satu rumpun Bahasa Semit, yaitu bahasa yang dipakai
oleh bangsa yang tinggal di sekitar Tigris atau Aufrat yaitu di daratan Jazirah Arab (Timur
Tengah) dan daratan Syiria. Seperti bahasa Siryani, Finisia, Assyiria, Babilonia, Ibrania dan
Arabia. 1 Bahasa-bahasa yang masih hidup dalam rumpun ini adalah bahasa Ibrani, bahasa
Amhari dan bahasa lainnya yang digunakan di Ethopia. Arus dialek Aremia sebagian di
gunakan di Syiria, Iraq dan Maltese. Sedangkan bahasa yang sudah punah dari kelompok ini
adalah Ibrani Bible termasuk juga Akkadia.
Karekteristik bahasa Semit setiap kata memiliki memiliki dasar kata yang sebagian
besar terdiri dari tiga konsonan, perubahan kata, Derivasi dan Infleksi di peroleh dengan cara:
1. Perubahan intern kata.
2. Afiksasi (Proses penambahan afiks pada akar kata atau dasar).
Sebagaimana contoh, kata �م� ل Yang س� artinya selamat dari kata ini diperoleh
kata �م� ل yangس� artinya memberikan �م� ل س�� Tunduk أ , patuh. �م� ل �س� ت �س� ,Tunduk إ
patuh dan menyerah م� ال� damai س� �م� ل .orang muslim م�س�
Perubahan kata-kata seperti pada contoh di atas merupakan proses morfologis dalam
bahasa Arab, namum proses perubahan tersebut itu dapat di analisis melalui Derivasi Infleksi
dan perubahan makna.
Seharusnya perubahan, baik dari segi bentuk maupun dari segi makna dibicarakan
dalam bidang morfofonologi. Dengan alasan jika memperhatikan morfofonologi maka dapat
mengetahui bahwa bidang ilmu ini membahas tentang morfologi dan fonologi. Yang mana
kedua ilmu ini memiliki hubungan yang sangat erat dan susah untuk dipisahkan.
Fonologi merupakan merupakan studi bunyi bahasa yang di tinjau dari fungsinya.
Adapun studi bunyi bahasa dari sudut dan segi wujudnya di sebut fonetik.2
1 Yunus Ali Muhdar, Sejarah Kesusutraan Arab (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1983), h. 12.
2 Jhoko Kentjono, Tata Bunyi Bahasa Bagi Guru Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Pengembangan Penataran
Guru Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984), h. 3
Bahasa Arab juga memiliki ilmu bunyi yang disebut dengan ‘ilmu al-aswāt. Linguis
Arab bernama Ibnu Jinni memberikan batasan bahasa yang erat kaitannya dengan bunyi
sebagai unsur hakiki yaitu :
\Huwa ’aswātun yu’abbiru bihā kullu qawmin ‘an agridihim
‘Bunyi-bunyi yang digunakan oleh setiap kelompok masyarakat untuk mengekspresikan
keinginan mereka’.
Ucapan sebuah fonem dapat berbeda-beda sebab sangat tergantung pada
lingkungannya, atau pada fonem-fonem lain yang berada di sekitarnya. Dalam beberapa
kasus lain, dalam bahasa-bahasa tertentu ada dijumpai perubahan fonem yang mengubah
identitas fonem itu menjadi fonem lain. Dalam beberapa kasus terdapat pada asimilasi. maka
dalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang asimilasi khusunya dalam bahasa Arab,
yang mana asimilasi itu sendiri adalah Asimilasi ialah proses perubahan bunyi karena
pengaruh bunyi di sekitarnya. Dalam pemakaian terbatas, asimilasi dipergunakan untuk
proses perubahan bunyi pada batas morfem sebagai akibat pengaruh bunyi disampingnya.
B. Rumusan Masalah
Untuk memudahkan makalah ini maka penulis akan memaparkan beberapa permasalahan
yang layak menjadi pertanyaan dan kemudian akan di jelaskan yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian asimilasi menurut para ahli linguistik?
2. Bagaimana asimilasi dalam bahasa Arab?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asimilasi
Dalam kajian ilmu al-ashwat istilah asimilasi biasa disebut mumastalah. Berikut akan
dipaparkan beberapa definisi asimilasi yang di kemukakan oleh para ahli:
1. Menurut Laver, asimilasi adalah saling berpengaruhnya antar bunyi mengakibatkan ciri
bunyi yang dipengaruhi menjadi berubah untuk menyesuaikan dengan bunyi yang
mempengaruhi. 3
2. Menurut umar (1985), asimilasi adalah : 4
أخرى ألصوات مجاورته بسبب للصوت التكيفية التعديالت
“Asimilasi adalah perubahan bunyi bahasa karena bersanding dengan bunyi lainnya
(adaptasi bunyi terhadap lingkungannya).”
3. Menurut Iman Sibawaihi (dalam abul fath, 1985), asimilasi adalah peristiwa saling
mempengaruhi antar bunyi satu dan lainnya yang berdampingan.
4. Sedangkan menurut Augene A. Nida, asimilasi adalah proses dimana fonem-fonem di
persamakan
Dari definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli linguis, dapat disimpulkan bahwa
asimilasi adalah proses suatu bunyi mempengaruhi bunyi yang lain yang berdampingan
sehingga bunyi yang dipengaruhi menjadi sama atau hampir sama dengan bunyi yang
mempengaruhi.
Asimilasi sebagai salah satu proses morfonemis merupakan gejala umum yang terjadi
pada bahasa-bahasa. Dalam bahasa Arab, asimilasi merupakan salah satu peristiwa bahasa
yang dapat ditinjau secara morfologis dan fonologis. Oleh sebab itu, asimilasi dalam bahasa
arab lebih tepat menjadi bahasan morfofonemik.
Proses asimilasi itu terjadi akibat adanya kesamaan atau kemiripan dalam beberapa
ciri antara bunyi yang mempengaruhi dan bunyi lain yang dipengaruhi. Kesamaan itu
3 Laver. Principles of Phonetics (Cambridge: Cambridge University Press, 1994), h. 3.
4 A. M Umar, Dira>satus Shautil Lughawiy Fonologi (Cairo: Alamul Kutub, 1985), h. 20.
mungkin terletak pada cara artikulasi, daerah artikulasi, sifat bunyi, atau ciri- ciri fonetis
lainnya. 5
Menurut Abercrombie (1974: 133-139) asimilasi dapat terjadi berdasarkan tiga faktor 6 : getaran pita suara, pergerakan velum, perpindahan daerah artikulasi. Asimilasi yang
berdasarkan getaran pita suara dapat mengakibatkan bunyi tak bersuara (mahmus) menjadi
bersuara (majhur) atau sebalikanya, seperti:
المدثر أيها يا
Dari contoh di atas terdapat asimilasi /t/ dengan /d/, tapi selain perubahan /t/
menjadi /d/ dalam proses tersebut juga terjadi pelesapan vocal. Jadi peroses asimilasi tersebut
sebagai berikut: [al-mutadatsir]→[al-mutdatsir]→[al-muddadatsir].
Asimilasi yang melibatkan pergerakan velum akan mengakibatkan bunyi non-nasal
menjadi berciri nasal, contoh :
1) بعد من
منبع (2
Pada kedua contoh di atas /b/ yang asalnya berciri non-nasal menjadi berciri nasal
karena terpengaruh oleh /n/.
Asimilasi yang berdasarkan artikulator atau dairah artikulasi akan mengakibatkan
suatu bunyi berubah menjadi bunyi lain yang berdekatan dairah artikulasinya. Dari segi
bentuknya, Schane (1992) mengemukakan bahwa proses asimilasi dapat terjadi dalam empat
kemungkinan yaitu
1. Konsonan berasimilasi dengan ciri-ciri vokal
2. Vokal berasimilasi dengan ciri-ciri konsonan
3. Konsonan berasimilasi dengan ciri-ciri konsonan
4. Vokal berasimilasi dengan ciri-ciri vokal
Bentuk asimilasi yang kedua yaitu vokal berasimilasi dengan ciri-ciri konsonan
banyak terdapat dalam bahasa Arab. Coba bandingkan fonem /a/ pada kata-kata yang
berpasangan minimal berikut.
”qa:la [qα:la] “berkata قال ka:la [ka:la] “menakar” vs كال
5 Loc. Cit.,
6 Schane,. 1992. Fonologi Generatif , terj. Kentjanawati Gunawan ( Jakarta: Summer Institute of Linguistics-
Indonesia 1992), h. 51-53.
dalla [dalla] “menunjukan vs دل� ”dalla [dαlla] “tersesat ضل�
B. Asimilasi Dalam Bahasa Arab
Pada dasarnya bahasa Arab dalam perkembangannya menjadi berbagai dialek mempunyai
kecendrungan yang cukup besar terhadap peristiwa asimilasi. 7
1. Asimilasi berdasarkan alur artikulasi
Berdasarkan urutan atau alur bunyi yang mempengaruhi asimilasi dalam bahasa Arab
dibagi menjadi dua, yaitu
a) Asimilasi progresif adalah proses berpengaruhnya sebuah bunyi pada bunyi
sesudahnya, seperti ازدهر berasal dari ازتهر , dimana bunyi tak bersuara /t/
merubah menjadi bersuara /d/ karena terpengaruh oleh sifat bunyi /z/ yang bersuara.
b) Asimilasi regresif adalah proses berpengaruhnya sebuah bunyi pada bunyi
sebelumnya, seperti سالم+ dimana الس�الم menjadi ال konsonan alveolar
lateral /l/ dipengaruhi oleh bunyi alveolar frikatif /s/. dalam hal ini syahin menegaskan
bahwa asimilasi regresif dalam bahasa Arab lebih produktif dari asimilasi progresif.
2. Asimilasi berdasarkan kualitas pengaruhnya
Berdasarkan kualitas pengaruh suatu bunyi pada bunyi lain yang dipengaruhi
asimilasi dalam bahasa Arab dibagi menjadi dua, yaitu
a) Jika pengarunya menyeluruh, maka disebut asimilasi komplit seperti ما+ menjadi من
/dimana konsonan /n مم�ا lebur menjadi /m/. asimilasi ini dalam bahsa arab disebut
.ادغام
b) Jika pengaruhnya sebagian, maka disebut asimilasi parsial, seperti قطع+ menjadi ان
.انقطع
Umar mengemukakan bahwa asimilasi dalam bahasa Arab dapat ditinjau dari lima
aspek, yaitu
a) Asimilasi berdasarkan alur pengaruh antar bunyi
b) Asimilasi lansung atau tidaknya bunyi yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi.
c) Asimilasi berdasarkan kualitas pengaruh antar bunyi.
d) Asimilasi berdasarkan sifat bunyi.
e) Asimilasi berdasarkan dairah atau cara artikulasi
7 Anis Min Asraril Lughah Rahasia Bahasa. (Cairo: Maktabah Anglo al- Mashriyyah, 1978 ), h. 178-190
3. Asimilasi Fonetis dan Asimilasi Fonemis
Sebagai gejala fonolologis, asimilasi bisa bersifat fonetis dan fonemis. Verhaar (1996:
78-83) mengatakan bahwa asimilasi fonetis tidak mengubah status fonem bunyi yang
dipengaruhi, sedang asimilasi fonemis mengubah fonem tertentu menjadi fonem lain. Contoh,
dalam bahasa Belanda katazakdoek ‘sapu tangan’ kata majmuk yang terdiri
atas zak ‘kantong’ dan doek ‘kain’, [k] yang tak bersuara berubah menjadi [g] bersuara
karena pengaruh bunyi [d] pada kata doek. Dan asimilasi ini merupakan asimilasi fonetis,
karena tidak ada perubahan fonem. 8
Verhaar (1996:79) menekankan bahwa asimilasi fonemis hanya berlaku untuk bahasa
tertentu saja. Untuk menjelaskan hal itu ia membedakan asimilasi fonemis menjadi tiga jenis:
asimilasi progresif, regresif, dan timbal balik
4. Asimilasi pada al-ta’rif (ال)
Para pakar fonologi bahasa Arab telah membagi al menjadi dua katagori, yakni ال
dan الشمسية القمرية .ال
a) الشمسية :berlaku ketika bertemu dengan 13 fonem berikut yaitu ال
/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ ش/, / س ز ر ذ د ث /, /صت / ,/ / ,/ ن/, / ظ ط ض /
b) القمرية :belaku ketika bertemu 15 fonem berikut ال
/,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ هـ/, / م ل ك ق ف غ ع خ ح ج ب ء
/ ,/ ي/ و /
Contoh ال الشمسية yaitu: الزيت ور، الس� الد�ار، الثواب، �ين، الت
Contoh القمرية :yaitu ال , القلم الخير الجار،
8 Verhaar, Asas-asas Linguistik Umum (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996), h . 78-83.
5. Hubungan antara asimilasi dan إدغام.
Abduttawwab mengatakan bahwa antara asimilasi dan idgham di samping ada
beberapa kesamaan juga ada perbedaan. Persamaan dan perbedaan dapat dilihat pada contoh
di bawah ini.
a) �ا نا+ ← آمن آمن
b) اد�عى← ادتعى
c) اضطجع← اضتجع
Pada contoh kata ا� termasuk آمن asimilasi, dan pada kata اد�عى menurut
Abduttawwab termasuk asimilasi dan idgham, sedangkan pada contoh nomor tiga termasuk
asimilasi.
BAB III
PENUTUP
1. Pengertian Asimilasi adalah perubahan bunyi dari dua bunyi yang tidak sama menjadi
bunyi yang sama atau yang hampir sama. Hal ini terjadi karena bunyi-bunyi bahasa itu
diucapkan secara berurutan sehingga berpotensi untuk saling mempengaruhi atau
dipengaruhi. Bunyi pertama terpengaruh oleh bunyi kedua.
2. Adapun proses asimilasi dalam bahasa Arab dalam perkembangannya menjadi berbagai
dialek yang mempunyai kecenderungan besar terhadap peristiwa asimilasi.
a) Asimilasi berdasarkan alur artikulasi
b) Asimilasi berdasarkan kualitas pengaruhnya
c) Asimilasi pada al-ta’rif
d) Hubungan antara asimilasi dan idgham
DAFTAR PUSTAKA
Anis. Min Asraril Lughah Rahasia Bahasa . Cairo: Maktabah Anglo al-Mashriyyah. 1978.
Kentjono, Jhoko. Tata Bunyi Bahasa bagi Guru Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Pengembangan Penataran Guru Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
1984.
Kholisin, dan yusuf. Buku Ajar Fonologi Bahasa Arab. Malang. 2005.
Kholisin. Pola Asimilasi dalam Bahasa Arab: Kajian Morfofonemis Asimilasi dalam Al-
Qur’an. Malang. 2005.
Laver. Principles of Phonetics . Cambridge: Cambridge University Press. 1994.
Muhdar, Yunus Ali. Sejarah Kesusutraan Arab. Surabaya: PT Bina Ilmu. 1983.
Umar, A. M. Dirasatus Shautil Lughawiy Fonologi . Cairo: Alamul Kutub. 1985.
Schane. Fonologi Generatif , terj. Kentjanawati Gunawan. Jakarta: Summer Institute of
Linguistics-Indonesia 1992.
Verhaar, Asas-asas Linguistik Umum Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1996.
.