Ashwat.docx

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Arab merupakan salah satu rumpun Bahasa Semit, yaitu bahasa yang dipakai oleh bangsa yang tinggal di sekitar Tigris atau Aufrat yaitu di daratan Jazirah Arab (Timur Tengah) dan daratan Syiria. Seperti bahasa Siryani, Finisia, Assyiria, Babilonia, Ibrania dan Arabia. 1 Bahasa-bahasa yang masih hidup dalam rumpun ini adalah bahasa Ibrani, bahasa Amhari dan bahasa lainnya yang digunakan di Ethopia. Arus dialek Aremia sebagian di gunakan di Syiria, Iraq dan Maltese. Sedangkan bahasa yang sudah punah dari kelompok ini adalah Ibrani Bible termasuk juga Akkadia. Karekteristik bahasa Semit setiap kata memiliki memiliki dasar kata yang sebagian besar terdiri dari tiga konsonan, perubahan kata, Derivasi dan Infleksi di peroleh dengan cara: 1. Perubahan intern kata. 2. Afiksasi (Proses penambahan afiks pada akar kata atau dasar). Sebagaimana contoh, kata َ مِ لَ سYang artinya selamat dari kata ini diperoleh kata َ مَ ّ لَ سyang 1 Yunus Ali Muhdar, Sejarah Kesusutraan Arab (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1983), h. 12.

description

ashwat

Transcript of Ashwat.docx

Page 1: Ashwat.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Arab merupakan salah satu rumpun Bahasa Semit, yaitu bahasa yang dipakai

oleh bangsa yang tinggal di sekitar Tigris atau Aufrat yaitu di daratan Jazirah Arab (Timur

Tengah) dan daratan Syiria. Seperti bahasa Siryani, Finisia, Assyiria, Babilonia, Ibrania dan

Arabia. 1 Bahasa-bahasa yang masih hidup dalam rumpun ini adalah bahasa Ibrani, bahasa

Amhari dan bahasa lainnya yang digunakan di Ethopia. Arus dialek Aremia sebagian di

gunakan di Syiria, Iraq dan Maltese. Sedangkan bahasa yang sudah punah dari kelompok ini

adalah Ibrani Bible termasuk juga Akkadia.

Karekteristik bahasa Semit setiap kata memiliki memiliki dasar kata yang sebagian

besar terdiri dari tiga konsonan, perubahan kata, Derivasi dan Infleksi di peroleh dengan cara:

1. Perubahan intern kata.

2. Afiksasi (Proses penambahan afiks pada akar kata atau dasar).

Sebagaimana contoh, kata   �م� ل Yang س� artinya selamat dari kata ini diperoleh

kata            �م� ل yangس� artinya memberikan       �م� ل س�� Tunduk أ , patuh.  �م� ل �س� ت �س� ,Tunduk  إ

patuh dan menyerah  م� ال�  damai س� �م� ل .orang muslim  م�س�

Perubahan kata-kata seperti pada contoh di atas merupakan proses morfologis dalam

bahasa Arab, namum proses perubahan tersebut itu dapat di analisis melalui Derivasi Infleksi

dan perubahan makna.

Seharusnya perubahan, baik dari segi bentuk maupun dari segi makna dibicarakan

dalam bidang morfofonologi. Dengan alasan jika memperhatikan morfofonologi maka dapat

mengetahui bahwa bidang ilmu ini membahas tentang morfologi dan fonologi. Yang mana

kedua ilmu ini memiliki hubungan yang sangat erat dan susah untuk dipisahkan.

Fonologi merupakan merupakan studi bunyi bahasa yang di tinjau dari fungsinya.

Adapun studi bunyi bahasa dari sudut dan segi wujudnya di sebut fonetik.2

1 Yunus Ali Muhdar, Sejarah Kesusutraan Arab (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1983), h. 12.

2 Jhoko Kentjono, Tata Bunyi Bahasa Bagi Guru Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Pengembangan Penataran

Guru Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984), h. 3

Page 2: Ashwat.docx

Bahasa Arab juga memiliki ilmu bunyi yang disebut dengan ‘ilmu al-aswāt. Linguis

Arab bernama Ibnu Jinni memberikan batasan bahasa yang erat kaitannya dengan bunyi

sebagai unsur hakiki yaitu :

\Huwa ’aswātun yu’abbiru bihā kullu qawmin ‘an agridihim

‘Bunyi-bunyi yang digunakan oleh setiap kelompok masyarakat untuk mengekspresikan

keinginan mereka’.

Ucapan sebuah fonem dapat berbeda-beda sebab sangat tergantung pada

lingkungannya, atau pada fonem-fonem lain yang berada di sekitarnya. Dalam beberapa

kasus lain, dalam bahasa-bahasa tertentu ada dijumpai perubahan fonem yang mengubah

identitas fonem itu menjadi fonem lain. Dalam beberapa kasus terdapat pada asimilasi. maka

dalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang asimilasi khusunya dalam bahasa Arab,

yang mana asimilasi itu sendiri adalah Asimilasi ialah proses perubahan bunyi karena

pengaruh bunyi di sekitarnya. Dalam pemakaian terbatas, asimilasi dipergunakan untuk

proses perubahan bunyi pada batas morfem sebagai akibat pengaruh bunyi disampingnya.

B. Rumusan Masalah

Untuk memudahkan makalah ini maka penulis akan memaparkan beberapa permasalahan

yang layak menjadi pertanyaan dan  kemudian akan di jelaskan yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pengertian asimilasi menurut para ahli linguistik?

2. Bagaimana asimilasi dalam bahasa Arab?

Page 3: Ashwat.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asimilasi

Dalam kajian ilmu al-ashwat istilah asimilasi biasa disebut mumastalah. Berikut akan

dipaparkan beberapa definisi asimilasi yang di kemukakan oleh para ahli:

1. Menurut Laver, asimilasi adalah saling berpengaruhnya antar bunyi mengakibatkan ciri

bunyi yang dipengaruhi menjadi berubah untuk menyesuaikan dengan bunyi yang

mempengaruhi. 3

2. Menurut umar (1985), asimilasi adalah : 4

أخرى ألصوات مجاورته بسبب للصوت التكيفية التعديالت

“Asimilasi adalah perubahan bunyi bahasa karena bersanding dengan bunyi lainnya

(adaptasi bunyi terhadap lingkungannya).”

3. Menurut Iman Sibawaihi (dalam abul fath, 1985), asimilasi adalah peristiwa saling

mempengaruhi antar bunyi satu dan lainnya yang berdampingan.

4. Sedangkan menurut Augene A. Nida, asimilasi adalah proses dimana fonem-fonem di

persamakan

Dari definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli linguis, dapat disimpulkan bahwa

asimilasi adalah proses suatu bunyi mempengaruhi bunyi yang lain yang berdampingan

sehingga bunyi yang dipengaruhi menjadi sama atau hampir sama dengan bunyi yang

mempengaruhi.

Asimilasi sebagai salah satu proses morfonemis merupakan gejala umum yang terjadi

pada bahasa-bahasa. Dalam bahasa Arab, asimilasi merupakan salah satu peristiwa bahasa

yang dapat ditinjau secara morfologis dan fonologis. Oleh sebab itu, asimilasi dalam bahasa

arab lebih tepat menjadi bahasan morfofonemik.

Proses asimilasi itu terjadi akibat adanya kesamaan atau kemiripan dalam beberapa

ciri antara bunyi yang mempengaruhi dan bunyi lain yang dipengaruhi. Kesamaan itu

3 Laver. Principles of Phonetics (Cambridge: Cambridge University Press, 1994), h. 3.

4 A. M Umar,  Dira>satus Shautil Lughawiy Fonologi  (Cairo: Alamul Kutub, 1985), h. 20.

Page 4: Ashwat.docx

mungkin terletak pada cara artikulasi, daerah artikulasi, sifat bunyi, atau ciri- ciri fonetis

lainnya. 5

Menurut Abercrombie (1974: 133-139) asimilasi dapat terjadi berdasarkan tiga faktor 6 : getaran pita suara, pergerakan velum, perpindahan daerah artikulasi. Asimilasi yang

berdasarkan getaran pita suara dapat mengakibatkan bunyi tak bersuara (mahmus) menjadi

bersuara (majhur) atau sebalikanya, seperti:

المدثر أيها يا

Dari contoh di atas terdapat asimilasi /t/ dengan /d/, tapi selain perubahan /t/

menjadi /d/ dalam proses tersebut juga terjadi pelesapan vocal. Jadi peroses asimilasi tersebut

sebagai berikut: [al-mutadatsir]→[al-mutdatsir]→[al-muddadatsir].

Asimilasi yang melibatkan pergerakan velum akan mengakibatkan bunyi non-nasal

menjadi berciri nasal, contoh :

1)  بعد من

منبع (2

Pada kedua contoh di atas /b/ yang asalnya berciri non-nasal menjadi berciri nasal

karena terpengaruh oleh /n/.

Asimilasi yang berdasarkan artikulator atau dairah artikulasi akan mengakibatkan

suatu bunyi berubah menjadi bunyi lain yang berdekatan dairah artikulasinya. Dari segi

bentuknya, Schane (1992) mengemukakan bahwa proses asimilasi dapat terjadi dalam empat

kemungkinan yaitu

1. Konsonan berasimilasi dengan ciri-ciri vokal

2. Vokal berasimilasi dengan ciri-ciri konsonan

3. Konsonan berasimilasi dengan ciri-ciri konsonan

4. Vokal berasimilasi dengan ciri-ciri vokal

Bentuk asimilasi yang kedua yaitu vokal berasimilasi dengan ciri-ciri konsonan

banyak terdapat dalam bahasa Arab. Coba bandingkan fonem /a/ pada kata-kata yang

berpasangan minimal berikut.

”qa:la [qα:la] “berkata قال ka:la [ka:la] “menakar” vs كال

5 Loc. Cit.,

6 Schane,. 1992. Fonologi Generatif ,  terj. Kentjanawati Gunawan ( Jakarta: Summer Institute of Linguistics-

Indonesia 1992), h. 51-53.

Page 5: Ashwat.docx

 dalla [dalla] “menunjukan vs دل� ”dalla [dαlla] “tersesat ضل�

B. Asimilasi Dalam Bahasa Arab

Pada dasarnya bahasa Arab dalam perkembangannya menjadi berbagai dialek mempunyai

kecendrungan yang cukup besar terhadap peristiwa asimilasi. 7

1. Asimilasi berdasarkan alur artikulasi

Berdasarkan urutan atau alur bunyi yang mempengaruhi asimilasi dalam bahasa Arab

dibagi menjadi dua, yaitu

a) Asimilasi progresif adalah proses berpengaruhnya sebuah bunyi pada bunyi

sesudahnya, seperti ازدهر berasal dari ازتهر , dimana bunyi tak bersuara /t/

merubah menjadi bersuara /d/ karena terpengaruh oleh sifat bunyi /z/ yang bersuara.

b) Asimilasi regresif adalah proses berpengaruhnya sebuah bunyi pada bunyi

sebelumnya, seperti  سالم+ dimana الس�الم menjadi ال konsonan alveolar

lateral /l/ dipengaruhi oleh bunyi alveolar frikatif /s/. dalam hal ini syahin menegaskan

bahwa asimilasi regresif dalam bahasa Arab lebih produktif dari asimilasi progresif.

2. Asimilasi berdasarkan kualitas pengaruhnya

Berdasarkan kualitas pengaruh suatu bunyi pada bunyi lain yang dipengaruhi

asimilasi dalam bahasa Arab dibagi menjadi dua, yaitu

a) Jika pengarunya menyeluruh, maka disebut asimilasi komplit seperti  ما+ menjadi من

/dimana konsonan /n مم�ا lebur menjadi /m/. asimilasi ini dalam bahsa arab disebut

.ادغام

b) Jika pengaruhnya sebagian, maka disebut asimilasi parsial, seperti  قطع+ menjadi ان

.انقطع

Umar mengemukakan bahwa asimilasi dalam bahasa Arab dapat ditinjau dari lima

aspek, yaitu

a) Asimilasi berdasarkan alur pengaruh antar bunyi

b) Asimilasi lansung atau tidaknya bunyi yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi.

c) Asimilasi berdasarkan kualitas pengaruh antar bunyi.

d) Asimilasi berdasarkan sifat bunyi.

e) Asimilasi berdasarkan dairah atau cara artikulasi

7 Anis Min Asraril Lughah Rahasia Bahasa. (Cairo: Maktabah Anglo al- Mashriyyah, 1978 ), h. 178-190

Page 6: Ashwat.docx

3. Asimilasi Fonetis dan Asimilasi Fonemis

Sebagai gejala fonolologis, asimilasi bisa bersifat fonetis dan fonemis. Verhaar (1996:

78-83) mengatakan bahwa asimilasi fonetis tidak mengubah status fonem bunyi yang

dipengaruhi, sedang asimilasi fonemis mengubah fonem tertentu menjadi fonem lain. Contoh,

dalam bahasa Belanda katazakdoek ‘sapu tangan’ kata majmuk yang terdiri

atas zak ‘kantong’ dan doek ‘kain’, [k] yang tak bersuara berubah menjadi [g] bersuara

karena pengaruh bunyi [d] pada kata doek. Dan asimilasi ini merupakan asimilasi fonetis,

karena tidak ada perubahan fonem. 8

Verhaar (1996:79) menekankan bahwa asimilasi fonemis hanya berlaku untuk bahasa

tertentu saja. Untuk menjelaskan hal itu ia membedakan asimilasi fonemis menjadi tiga jenis:

asimilasi progresif, regresif, dan timbal balik

4. Asimilasi pada al-ta’rif (ال)

Para pakar fonologi bahasa Arab telah membagi al menjadi dua katagori, yakni ال

 dan الشمسية القمرية  .ال

a) الشمسية :berlaku ketika bertemu dengan 13 fonem berikut yaitu ال

/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ ش/, / س ز ر ذ د ث /, /صت / ,/ / ,/ ن/, / ظ ط ض /

b) القمرية :belaku ketika bertemu 15 fonem berikut ال

/,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ / ,/ هـ/, / م ل ك ق ف غ ع خ ح ج ب ء

/ ,/ ي/ و /

Contoh  ال الشمسية yaitu:  الزيت ور، الس� الد�ار، الثواب، �ين،  الت

Contoh   القمرية  :yaitu ال , القلم الخير الجار،

8  Verhaar,  Asas-asas Linguistik Umum  (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996), h . 78-83.

Page 7: Ashwat.docx

5. Hubungan antara asimilasi dan  إدغام.

Abduttawwab  mengatakan bahwa antara asimilasi dan idgham di samping ada

beberapa kesamaan juga ada perbedaan. Persamaan dan perbedaan dapat dilihat pada contoh

di bawah ini.

a) �ا نا+ ← آمن آمن

b) اد�عى← ادتعى

c) اضطجع← اضتجع

Pada contoh kata ا� termasuk آمن asimilasi, dan pada kata اد�عى menurut

Abduttawwab termasuk asimilasi dan idgham, sedangkan pada contoh nomor tiga termasuk

asimilasi.

Page 8: Ashwat.docx

BAB III

PENUTUP

1. Pengertian  Asimilasi adalah perubahan bunyi dari dua bunyi yang tidak sama menjadi

bunyi yang sama atau yang hampir sama. Hal ini terjadi karena bunyi-bunyi bahasa itu

diucapkan secara berurutan sehingga berpotensi untuk saling mempengaruhi atau

dipengaruhi. Bunyi pertama terpengaruh oleh bunyi kedua.

2. Adapun proses asimilasi dalam bahasa Arab  dalam perkembangannya menjadi berbagai

dialek yang mempunyai kecenderungan besar terhadap peristiwa asimilasi.

a) Asimilasi berdasarkan alur artikulasi

b) Asimilasi berdasarkan kualitas pengaruhnya

c) Asimilasi pada al-ta’rif

d) Hubungan antara asimilasi dan idgham

Page 9: Ashwat.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anis.  Min Asraril Lughah Rahasia Bahasa . Cairo: Maktabah Anglo al-Mashriyyah. 1978.

Kentjono, Jhoko.  Tata Bunyi Bahasa bagi Guru Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat

Pengembangan Penataran Guru Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

1984.

Kholisin, dan yusuf. Buku Ajar Fonologi Bahasa Arab. Malang. 2005.

Kholisin. Pola Asimilasi dalam Bahasa Arab: Kajian Morfofonemis Asimilasi dalam Al-

Qur’an. Malang. 2005.

Laver. Principles of Phonetics . Cambridge: Cambridge University Press. 1994.

Muhdar, Yunus Ali. Sejarah Kesusutraan Arab. Surabaya: PT Bina Ilmu. 1983.

Umar,  A. M.  Dirasatus Shautil Lughawiy Fonologi . Cairo: Alamul Kutub. 1985.

Schane. Fonologi Generatif ,  terj. Kentjanawati Gunawan. Jakarta: Summer Institute of

Linguistics-Indonesia 1992.

Verhaar,  Asas-asas Linguistik Umum  Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 1996.

.