Asfeksia Gadar
-
Upload
arie-hadie-pertama -
Category
Documents
-
view
15 -
download
0
Transcript of Asfeksia Gadar
Perubahan patofiologis dan gambaran klinis.
Pernafasan spontan bayi baru lahir bergantung pada kondisi janin pada masa
kehamilan dan persalinan.proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan asfiksia ringan
yang bersifat sementara pada bayi(asfiksea treansien).proses ini dianggap sangan perlu
untuk merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar terjadi “primary gasping” yang
kemudian akan berlanjut dengan pernafasan teratur(james,1958).sifat asfiksia ini tidak
mempunyai pengaru buruk karena reaksi adaptasi bayi dapat mengatasinya.
Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan oks lama
kehamilan/persalinan akan terjaddi asfiksia yang lebih berat keadaan ini akan
mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebkan
kematian.kerusakan dan gangguan fungsi ini dapat reversibel atau tidak bergantung
kepada berat dan lamanya asfiksia(caddeyro-barcia,1968).pada percobaan binatang
yang dikerjakan oleh dawes(1968),ternyata bahwa aspiksia yang ditimbulkan pada
binatang percobaan memperlihatkan suatau pola klinis tertentu.hal ini sesuai dengan
observasi klinis yang tanpak pada bayi apsiksia.aspiksia yang terjadi dimulai dengan
suatu priode apnu(“primary apnoea”) disertai dengan penurunan prekuensi
jantung.selanjutnya bayi akan memperlihatkan usaha bernafas(“gasping”) yang
kemudian diikuti oleh pernafasan teratur.pada penderita aspiksea berat usaha bernafas
ini tidak tanpak dan bayi selanjunya berada dalam priode apnu kedua(“secondary
apnoea”).pada tingkan ini disamping bradikardia ditemukan pula penurunan tekanan
darah.dawes menggambarkan hasil penyelidikannya dalam suatu diagram.pada skema
diatas digambarkan apda efek resusitasi pada penyelidikan tersebut.disamping adanya
perubahan klinisn,akan terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan
keseimbangan asam-basa pada tubuh bayi pada tingkat pertama gangguan pertukaran
gas mungkin hanya menimbulkan asidosis serpiratorik.biala gangguan berlanjut,dalam
tubuh bayi akan terjadi proses metabolisme anaerobik yang berupa glikolisis glikogen
tubuh, sehingga sumber glikogen tubuh,terutama pada jantung dan hati akan
berkurang.asam organik yang tejadi akibat metabolisme ini akan menyebabkan
timbulnya asidosis metabolik pada tingkat selanjunya akan terjadi perubahan
kardiovaskular yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya;
a. Hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung
b. Terjadinya asidosis metabolik akan mengakibatkan menurunnya sel
jaringan,termaksud otot jantung,sihingga menimbulkan kelemahan jantung.
c. Pengisian udara alveoulus yang kurang adekuat akan menyebabkan tetap
tingginya resistensi pembulu darah paru,sehingga sirkulasi darah keparu dan
demikian pula sistem sirkulasi tubuh lain akan mengalami gangguan.asidosis
dan gangguan kardiovaskuler yang terjadi dalam tubuh berakibat buruk
terhadap sel otak.kerusakan sel otak yang terajadi menimbulkan kematian
atau gejala sisa pada kehidupan bayi selanjutnya.
Maclaurin(1970) mengambarkan secara skematis perubahan yang pentingdalam
tubuh selama proses asfiksia disertai hubungannya dengan gambaran klinis.pada skema
tersebut secara sederhana disimpulkan keadaan-keadaan pada asfiksia yang perlu
menddapat perhatian sebaiknya,yaitu:
1. Menurunnya tekanan 02 darah(pa02),
2. meningginya tekanan CO2 darah (PaCO2),
3. menurunnya pH(akibat akidosis respiratorik dan merabolik),
4. dipakainya sumber glikogen tubuh untuk metabolesmeanerobik,
5. terjadinya perubahan sistem kardiovaskeler
mengenal dengan tepat perubahan tersebut diatas sangat penting,karna hal itu
merupakan manifestasi dari pada tingkat asfiksea yang terjadi.tindakan yang dilakukan
pada bayi asfiksia hanya akan berhasil dengan baik bila perubahan yang terjadi dapat
dikoreksi secara adekuat.dalam praktek,menentukan tingkat asfiksia bayi dengan tepat
membutuhkan pengalaman dan observasi klinis yang cukup.pada tahun lima puluhan
digunakan kriteria”breathing time”dan “crying tim” untuk menilai keadaan bayi.kriteria
ini kemudaian ditinggalkan,karna tidak dapat memberikan informasi yang tepat pada
keadaan tertentu(apgar,1966).virgia.apgar(1953,1958) mengusulkan beberapa kriteria
klinis untuk menentukan keadaan bayi baru lahir.kriteria ini ternyata berguna karena
berhubungan erat dengan perubahan keseimbangan asam-basah pada bayi(Drage dan
Berendes,1966).disamping itu dapat pula memberikan gamabaran beratnya perubahan
kerdio vaskuler yang ditemukan.penilaian secara apgar ini juga mempunyai hubungan
yang bermakna dengan mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir(Drage,1964).cara ini
yang dianggap paling ideal dan telah banyak digunakan dimana-mana.patokan klinis
yang dimulai ialah:
1. menghitung frekuensi janntung,
2. melihan usaha bernafas
3. melihat tonus otot
4. melihat refleks rangsangan
5. memperhatikan warna kulit
setiap kriteria diberi akan tertentu dn penilaian itu lazim disebut sekor
apgar.sekor apgar ini biasanya dinilai 1 menit setelah bayi lahir lengkap, yaitu pada saat
bayi diberi lingkungan yang baik serta telah dilakukan pengisapan lendir dengan
sempurna sekor apgar 1 menit ini menunjukan beratnya apfiksia yang diderita dan baik
sekali sebagai pendoman untuk menentukan cara resusitasi.sekor apgar perlu pula
dinilai setelah 5 menit bayi lahir,karena hal ini mempunyai koreasi yang erat dengan
morbiditas dan mortalitas neonatal(Drage,1966).
Dalam menghadapi bayi dengan asfiksia berat,penilaian cara ini kadang-kadang
membuang waktu dan dalam hal ini dianjurkan untuk menilai secara
cepay(pediatric”sstaff,roy.wom.hosp.aust,1967):
1. mengitung frekuansi jantung dengan cara merabah xifistemum atau
umbilikalis dan menentukan apakah jumlahnya lebih atau kurang dari
100/menit,
2. menilai tonus otot apakah baik/buruk
3. melihan warna kulit
pencegahan
faktor yang dpat menimbulkan kelainan ini ialah pertumbuhan paru yang belum
sempurna.karna itu salah satu cara untuk menghindarkan penyakit ini ialah menjegah
kelahiran bayi yang maturitas parunya belum sempurna.maturitas paru dapat
dikatakan sempurna bila produksi dan fungsi surfaktan telah berlangsung
baik.Gluck(1971) memperkenalkan suatu cara untuk mengetahui maturitas paru
dengan menghitung perbandingan antara suditin dan sfigomielin dalam cairan amnion.
Bila perbandingan lesitin/sfigomielin sama atau lebih dari 2,bayi yang akan lahir tidak
ankan menderita penyakit membran hialin,dan akan mengalami penyakin membran
hialin.memberian kortikosteroid oleh beberapa serjana dianggap dapat merangsang
terbentuknya surfaktan pada janin.penelitian pengenai hal ini masih terus dilakukan
saat ini.cara yang paling efektif untuk menghindarkan penyakit ini ialah mencenga
frematuritas dan hal ini tertentu agak sulit dikerjakan pada beberapa komplikasi
kehamilan tertentu.