ASEAN Watch - Volume I - Nomor 2 - Februari 2009

18
DAFTAR ISI OPINI 2 >>> Meruntuhkan Diskursus “Ortodoksi” Ekonomi Politik Kawasan BERITA RINGKAS 4 >>> ASEAN akan membuat FTA dengan Australia dan New Zealand untuk mendorong perdagangan dalam ASEAN Summit 5 >>> Indonesia meminta ASEAN untuk menunda penandatanganan FTA dengan Australia dan New Zealand 5 >>> NGO menyarankan pemerintah untuk berhati-hati atas FTA dengan Australia dan New Zealand 6 >>> India akan menandatangani FTA dengan ASEAN dalam ASEAN Summit 7 >>> China-ASEAN FTA akan diselesaikan tahun depan 7 >>> Korea Selatan dan Uni-Eropa gagal mencapai kesepakatan perjanjian perdagangan bebas 8 >>> 16 Negara akan bentuk Free Trade Area ASEAN+3 9 >>> Pejabat ASEAN meminta dukungan Asian Monetary Fund 10 >>> ASEAN masih relevan untuk Asia Timur 11 >>> Taiwan akan mendorong penandatanganan MoU hak kekayaan intelektual (IPR) dengan negara-negara ASEAN ASEAN Sekretariat 12 >>> Sejumlah Dokumen Penting Akan Ditandatangani Pada ASEAN Summit Ke 14 di Thailand 13 >>> Pertemuan Ad hoc Task Force untuk ASEAN Good Agricultural Practices (GAP) ADVOKASI 14 >>> Himbauan mendesak bagi penundaan penandatanganan ASEAN-Australia-New Zealand FTA (AANZFTA) 15 >>> Pokok-Pokok Keberatan IGJ terhadap AANZFTA The institute for global justice | igj ASEAN-watch Tahun I, nomor 2, Februari 2009

description

ASEAN-Watch diterbitkan oleh The Institute for Global Justice (IGJ) Direktur: Indah Suksmaningsih Editor: Veronica Saraswati, Bonnie Setiawan Kontak: Jl. Matraman 12A, Jakarta 10430, Indonesia Tlp. 62-21-3107578, Fax. 62-21-3107586 Email: [email protected] Web: www.globaljust.org

Transcript of ASEAN Watch - Volume I - Nomor 2 - Februari 2009

DAFTAR ISI OPINI 2 >>> Meruntuhkan Diskursus “Ortodoksi” Ekonomi Politik KawasanBERITA RINGKAS4 >>> ASEAN akan membuat FTA dengan Australia dan New Zealand untuk mendorong perdagangan dalam ASEAN Summit5 >>> Indonesia meminta ASEAN untuk menunda penandatanganan FTA dengan Australia dan New Zealand5 >>> NGO menyarankan pemerintah untuk berhati-hati atas FTA dengan Australia dan New Zealand6 >>> India akan menandatangani FTA dengan ASEAN dalam ASEAN Summit7 >>> China-ASEAN FTA akan diselesaikan tahun depan7 >>> Korea Selatan dan Uni-Eropa gagal mencapai kesepakatan perjanjian perdagangan bebas8 >>> 16 Negara akan bentuk Free Trade AreaASEAN+3 9 >>> Pejabat ASEAN meminta dukungan Asian Monetary Fund10 >>> ASEAN masih relevan untuk Asia Timur11 >>> Taiwan akan mendorong penandatanganan MoU hak kekayaan intelektual (IPR) dengan negara-negara ASEANASEAN Sekretariat 12 >>> Sejumlah Dokumen Penting Akan Ditandatangani Pada ASEAN Summit Ke 14 di Thailand13 >>> Pertemuan Ad hoc Task Force untuk ASEAN Good Agricultural Practices (GAP)ADVOKASI14 >>> Himbauan mendesak bagi penundaan penandatanganan ASEAN-Australia-New Zealand FTA (AANZFTA)15 >>> Pokok-Pokok Keberatan IGJ terhadap AANZFTA

The institute for global justice | igj

ASEAN-watchT a h u n I , n o m o r 2 , F e b r u a r i 2 0 0 9

Gagasan Free Trade Agreement (FTA) atau perjanjian perdagangan bebas antara ASEAN dengan beberapa negara industri maju dan obsesi membangun pasar tunggal di Asia tenggara semakin kongkrit menguat terutama terlihat dari negosiasi kerjasama dan penandatanganan komitmen kontrak yang sudah dilakukan. Logika dominan yang mengemuka tentu masih mengarah pada keyakinan bahwa terbukanya ASEAN sebagai sebuah kesatuan pasar bisa menjadi pretensi positif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Klaim anggapan semacam ini telah menjadi ‘diskursus’ yang diwacanakan terutama oleh para pemegang otoritas ekonomi negara.

Sebagai sebuah evolusi, klaim ‘pasar tunggal’ secara politik maupun ekonomi sebenarnya hanyalah metamorfosis baru dari usaha pembangunan imajinasi blok histories ASEAN. Tendensi logika kepentingan ekonomi pasarlah yang lebih mempengaruhi. Secara historis, bangunan kawasan ASEAN memang tidak terlepas dari kontribusi pengaruh kontradiksi-kontradiksi ideologi, politik dan ekonomi yang membentuk geopolitik dan geoekonomi di dalamnya. Nilai strategis sumber daya alam, jalur kawasan, potensi tenaga kerja dan juga pangsa konsumen, menjadikan ASEAN bernilai penting secara ekonomi. Spirit dan imajinasi “pascakolonial” menambah kemudahan bagi para pemegang kekuasaan ekonomi untuk meyakinkan kawasan ini sebagai sebuah kesatuan geopolitik ekonomi yang sama.

Runtuhnya pengaruh komunisme di beberapa negara Asia Tenggara, menjadikan kawasan ini menjadi “surga” paling menggiurkan bagi kepentingan Barat. Dalam metamorfosis yang baru, kolonialisasi dalam wujud yang lebih modern dan hegemonik mendapat lahan suburnya. Kredo integrasi ekonomi yang diyakini mampu memberi kemajuan pertumbuhan ekonomi sejatinya lebih merupakan diskursus yang timpang dan sekaligus ilusif. Namun justru diskursus ini yang begitu permanen bertahan dan diadopsi menjadi wacana-wacana kebijakan

2

OPINI

MeruntuhkanDiskursus“Ortodoksi”EkonomiPolitikKawasan

MeruntuhkanDiskursus“Ortodoksi”EkonomiPolitikKawasanMeruntuhkanDiskursus“Ortodoksi”EkonomiPolitikKawasanMeruntuhkanDiskursus“Ortodoksi”EkonomiPolitik

pemerintah dalam persoalan integrasi ekonomi kawasan. Konsepsi dan perspektif yang kemudian berkembang dan diterima sebagai keyakinan umum adalah campur tangan dari kekuatan “aparatus konseptual”. Hegemoni ide sangat dipengaruhi bagaimana “aparatus konseptual” ini bekerja dengan sangat efektifnya. Pembangunan konsep ‘utopianisme’ integrasi ekonomi mempunyai kecenderungan hanya dipakai sebagai suatu sistem justifikasi dan legitimasi terhadap langkah-langkah yang diambil untuk ekspansi berbagai kekuatan elite ekonomi semata.

Lemahnya kedaulatan ditandai dengan tidak adanya partisipasi dan control dari masyarakat untuk terlibat dalam menentukan isi dan bentuk negosiasi. Ini membuka potensi besar merugikan masyarakat. Negara pada prinsipnya kian tidak menjadi entitas yang mampu melindungi kedaulatan ekonomi nasional, namun justru seringkali hanya menjadi institusi yang mengesahkan klausul-klausul kesepakatan yang merugikan. Tentu bukan pemerataan kesejahteraan yang akan diperoleh masyarakat melainkan eksploitasi dan penjajahan bentuk baru. Jika negara dapat mencapai angka pertumbuhan ekonomi secara kuantitas, itu hanya terkonsentrasi pada sekelompok oligarkhi ekonomi yang berkuasa. Integrasi ekonomi pada prinsipnya kemudian hanya menjadi metamorfosis kekuasaan ekonomi bentuk baru yang menggunakan jargon-jargon sentimen “geopolitik kawasan”.

James Petras mengungkapnya dengan cukup kritis bahwa wacana-wacana yang selama ini biasa kita anggap wajar harus dicermati ulang secara kritis. Kredo integrasi ekonomi tidak lebih hanya akan menjadi mekanisme penguasaan negara maju terhadap negara berkembang. Neoliberalisme dan propaganda atas keniscayaan integrasi pasar ekonomi tidak lebih hanyalah mitos dan klaim yang selalu dibangun untuk kepentingan relasi imperialis.

3

ASEAN-watch >>> Tahun I, nomor 2, Februari 2009

ASEAN akan membuat FTA dengan Australia dan New Zealand untuk mendorong perdagangan dalam ASEAN SummitASEAN akan segera membuat perjanjian perdagangan bebas dengan Australia dan New Zealand. Perjanjian ini akan mengijinkan aliran barang yang lebih bebas antara kawasan ASEAN dengan kedua negara, dengan pasar tunggal yang meliputi lebih dari 600 juta manusia. “Negosiasi kami (Australia dan New Zealand) telah selesai. Tidak ada batu sandungan lagi,” katanya. “Kami berencana untuk menandatangani FTA pada 27 Februari, dalam ASEAN Summit di Thailand.” FTA tersebut telah dicatat pada Desember tahun lalu, seperti dimandatkan pada konsultasi ke-13 antara ASEAN Economic Minister (AEM) dan Menteri Australia dan New Zealand pada tanggal 28 Agustus tahun lalu di Singapura. Di bawah rencana FTA, masing-masing negara anggota ASEAN akan membuat perjanjia bilateral dengan Australia dan New Zealand.

Di bawah perjanjian bilateral antara Indonesia dan Australia, Indonesia berkomitmen untuk membatalkan 1,409 tariff di sektor otomotif, yang dimulai tahun ini. Ini akan membuka kompetisi yang kuat dengan manufakturer Jepang yang sudah ada yang mengontrol 80% pasar truk dan mobil. Sedangkan dengan New Zealand, Indonesia akan menghilangkan seluruhnya tarif produksi daging dan tujuh produk susu yang diimport dari New Zealand pada tahun 2020 dan berturut-turut antara tahun 2017 dan 2019.

Sebaliknya, New Zealand dan Australia akan menghapus tarif untuk tekstil dan garmen, dan juga meningkatkan pembangunan kapasitas kaum profesional Indonesia. Sementara itu, sekjen Dewan Persusuan Nasional dan Persatuan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia, Teguh Boediyana menyatakan bahwa FTA akan justru membahayakan masa depan empat juta peternak sapi dan 100.000 peternak kerbau. “Kami sudah memiliki pengalaman yakni program pembangunan kapasitas dengan negara lain, dan terbukti sia-sia, yang untung hanya pejabat pemerintah tetapi tidak untuk para peternak,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa pengaruh merugikan FTA dapat dibatasi jika pemerintah segera menyediakan subsidi untuk pinjaman pada peternak dengan tujuan membantu mereka berkompetisi.

Perdagangan barang total ASEAN dengan Australia dan New Zealand melonjak 16,6% menjadi US$ 47,8 milyar pada tahun 2007 dari US$ 41,0 milyar pada tahun 2006. eksport ASEAN mengalami pertumbuhan menjadi US$ 31,0 milyar pada tahun 2007 dari US$ 26,2 milyar di tahun 2006, sementara import meningkat menjadi US$ 16,8 milyar pada tahun 2007 dari US$ 14,8 milyar di tahun 2006.

Sumber: http://www.thejakartapost.com/news/2009/01/20/asean-ink-fta-with-oz-and-nz-soon-boost-trade.html

4

BERITA R INGKAS

Indonesia meminta ASEAN untuk menunda penandatanganan FTA dengan Australia dan New ZealandDepartemen Perindustrian Indonesia meminta penundaan FTA antara ASEAN dengan New Zealand dan Australia untuk melindungi industri lokal Indonesia, kata Dedy Mulyadi, pejabat di Departemen tersebut. “Dalam situasi krisis seperti sekarang ini, tiap negara cenderung untuk memperkuat produk nasionalnya”. Menurut Dedy, industri lokal Indonesia belum kompetitif untuk penetrasi pasar luar negeri, bahkan perlu untuk melindungi pasar domestik. ”Penundaan tersebut dapat berlangsung sekitar satu atau dua tahun ke depan”.

Ia mengatakan bahwa walaupun FTA berjalan di bawah otoritas Departemen Perdagangan Indonesia, Departemen Industri harus mengusulkan penundaan, karena ekspor negara akan menurun, yang akan merusak sektor manufaktur di tengah krisis keuangan global.

Sumber: www.chinaview.cn 2009-01-30 16:31:51 http://news.xinhuanet.com/english/2009-01/30/content_10737132.htm

NGO menyarankan pemerintah untuk berhati-hati atas FTA dengan Australia dan New ZealandPemerintah Indonesia seharusnya bertindak “lebih bijaksana dan berhati-hati” sebelum menandatangi suatu perjanjian perdagangan bebas yang baru (FTA) dengan Australia dan New Zealand bulan ini, tegas NGO yang mengawasi perdagangan dalam konferensi persnya di Diponegoro, Jakarta Pusat. “Indonesia telah menandatangani banyak perjanjian perdagangan bebas seperti dengan Jepang, Korea dan China. Penambahan perjanjian baru hanya akan membawa beban lebih banyak lagi untuk perekonomian negara di tengah krisis global,” kata Peneliti Senior Institute for Global Justice (IGJ) Bonnie Setiawan. “Pemerintah yang berpikiran benar akan memprioritaskan perekonomian domestik di atas segalanya selama krisis global ini, tidak membuka pintunya lebar-lebar untuk pihak luar masuk dengan bebas,” tambahnya.

Penelitian IGJ menunjukkan bahwa ASEAN merupakan tujuan utama eksport Australia, tercatat sekitar 57% dari total eksport pada tahun 2007. “Australia juga akan mendapatkan keuntungan dalam sektor investasi karena AANZFTA akan memprioritaskan kepentingan investor, yang sebaliknya akan makin meliberalisasi keterlibatan investor luar negeri dengan perjanjian tentang pre-establishment principles,”kata Bonnie. “Dengan pre-establishment principles, investor akan menerima asuransi untuk potensi kerugian bahkan sebelum mereka berinvestasi,” ia menambahkan.

5

ASEAN-watch >>> Tahun I, nomor 2, Februari 2009

Direktur Eksekutif IGJ Indah Suksmaningsih mengatakan bahwa pemerintah tidak mengikuti apa yang dikatakan stakeholder domestik tentang perjanjian perdagangan. “Stakeholder domestik merupakan suatu pihak yang akan merasakan pengaruh pertama kapanpun perjanjian tersebut ditandatangani, dan pemerintah seharusnya memberi akses sebanyak mungkin untuk draft perjanjian perdagangan bebas,” kata Indah. “Tetapi selama ini, proses dilakukan dengan cara rahasia yang menimbulkan pertanyaan tentang apakah pemerintah akan lebih menundukkan kepalanya untuk kepentingan investor luar negeri daripada memprioritaskan perekonomian domestik nasional.” Ia menambahkan. Indah juga mengatakan bahwa ia mencurigai fakta bahwa penerimaan donasi dari Australia sebesar US$380 juta untuk Indonesia untuk membiayai pemilihan umum, infrastruktur dan pendidikan merupakan faktor utama yang memikat pemerintah untuk menandatangani perjanjian ini sesegera mungkin.

Sumber: The Jakarta Post | Mon, 02/09/2009 8:41 PM | Business http://www.thejakartapost.com:80/news/2009/02/09/ngo-advises-govt-be-cautious-over-fta-with-aus-nz.html

India akan menandatangani FTA dengan ASEAN dalam ASEAN SummitIndia kemungkinan besar akan menandatangani perjanjian perdagangan bebas (FTA) selama pertemuan puncak ASEAN (ASEAN Summit) ke-14 pada bulan Februari mendatang di Thailand. Seusai mengadakan pembicaraan dengan duta besar perdagangan India di Thailand, Menteri Perdagangan Thailand Porntiva Nakasai, mengutip surat yang dikirim untuk Menteri Perdagangan, dikatakan bahwa India tidak akan mencoba mengubah ketentuan FTA. Negosiasi untuk mencapai kesepakatan tersebut sudah disimpulkan tahun kemarin.

Di bawah FTA, Asean dan India akan menjalankan liberalisasi perdagangan dalam sector barang. Denganb pasar sebesar 1,72 milyar orang, ini akan merupakan FTA kedua terbesar di dunia, setelah China-ASEAN FTA yang disepakati pada tahun 2007. Volume perdagangan kedua kawasan ini diperkirakan mencapai US$ 40 milyar di tahun 2008, naik dari US$ 37 milyar pada tahun 2007. ASEAN sampai saat ini masih menikmati surplus perdagangan dengan India. Di tahun 2007, ASEAN mengeksport sebesar US$ 24,66 milyar ke India, sementara importnya dari India hanya US$ 12,42 milyar.

ASEAN dan India telah menyelesaikan perundingan FTA mereka pada bulan Agustus 2008, dimana tarif India akan diturunkan sampai 0 persen untuk 3.666 barang yang diimport dari ASEAN di akhir tahun 2012. Barang-barang tersebut termasuk kipas angin, komponen AC, lemari es, perhiasan, barang-barang ornamental, produk karet dan resin plastik. Akan tetapi FTA ini tidak akan diterapkan pada semua barang. Misalnya ada sekitar 600 produk pertanian India yang akan dikecualikan dari aturan FTA.

Sumber : http://www.bilaterals.org/article.php3?id_article=14217, http://www.commodityonline.com/news/India-to-sign-free-trade-agreement-with-ASEAN-14294-3-1.html, http://www.thejakartapost.com/news/2009/01/27/asean-india-ink-fta-soon-boost-trade-30.html

6

China-ASEAN FTAakan diselesaikan tahun depanChina-ASEAN Free Trade Area (AFTA) akan disepakati pada tahun 2010 seperti yang telah dijadwalkan, kata duta besar China untuk ASEAN. China-ASEAN FTA merupakan sarana untuk membangun pasar besar yang mencakup 1,9 milyar manusia. Hal ini dikatakan duta besar China pertama untuk ASEAN Xue Hanqin yang dikutip Xinhua news agency. China-ASEAN FTA adalah perjanjian area perdagangan bebas yag pertama yang ditandatangani China. Pada November 2004, kedua belah pihak menyimpulkan perjanjian FTA di sector perdagangan. Pada bulan Januari 2007, FTA untuk bidang perdagangan jasa disahkan.

China dan ASEAN telah menetapkan 11 bidang penting untuk kerjasama di masa mendatang termasuk pertanian, informasi dan telekomunikasi, transportasi, pariwisata, eksploitasi Sungai Mekong, energi, budaya, sumber daya manusia dan lingkungan, kata duta besar non-resident. Volume perdagangan antara China dan ASEAN meningkat dari US$ 105,9 milyar pada tahun 2004 menjadi US$ 202,5 milyar pada tahun 2007, yang mencapai target US$ 200 milyar. Perkiraan tersebut telah dihitung oleh pemimpin kedua belah pihak dalam jadwal di depan tiga tahun (three years ahead of schedule).

Sumber: http://www.vnagency.com.vn/Home/EN/tabid/119/itemid/281438/Default.aspx

Korea Selatan dan Uni-Eropa gagal mencapai kesepakatan perjanjian perdagangan bebas Import mobil tetap menjadi isu pemecah belah. Uni Eropa menginginkan Korea Selatan menggantikan seluruh regulasi yang ada untuk mobil-mobil import dengan standard internasional

Korea Selatan dan Uni Eropa dilaporkan mengalami kemajuan pada pembicaraan dalam perundingan terakhir tentang perdagangan bebas, tetapi problem tetap ada. Isu yang belum selesai bersifat komplek dan rumit yang tidak dapat dihindari,” kata Komisi Perdagangan Uni Eropa Cathrine Asthon di Seoul. ”Saya berharap kehadiran saya di sini menunjukkan prioritas kita atas perjanjian perdagangan bebas ini, dan secara pasti saya akan mengupayakan untuk menyelesaikan isu ini.” katanya. Menurut Menteri Perdagangan Korea Selatan Kin Jong Hoon, kedua belah pihak melaporkan kemajuan untuk hal-hal penting dari kesepakatan tersebut.

Dua hari pembicaraan tersebut menyepakati tarif industri, jasa dan hambatan non-tarif untuk import mobil. Pertanyaan yang belum terjawab tetap pada persoalan bea/ pajak import. Import mobil masih tetap menjadi isu divisive (isu yang bersifat memecah belah). Uni Eropa menginginkan Korea Selatan untuk mengganti seluruh regulasinya yang saat ini sudah ada untuk mobil-mobil yang diimport dari Uni Eropa dengan standard internasional. Pembicaraan yang dimulai pada Mei 2007, berlanjut sampai awal Maret. Korea Selatan berharap mencapai kesepakatan tentang suatu perjanjian komprehensif untuk penghapusan tarif import dan hambatan perdagangan lainnya pada catur wulan pertama tahun 2009. Perdagangan antara Uni Eropa dan Korea Selatan bernilai sekitar US$ 90 milyar pada tahun 2007, yang menjadikan Uni Eropa sebagai patner dagang kedua terbesar setelah China.

Sumber: http://www.bilaterals.org/article.php3?id_article=14229

7

ASEAN-watch >>> Tahun I, nomor 2, Februari 2009

16 Negara Akan Bentuk Free Trade AreaSebanyak 16 negara di Asia dan Australia akan membentuk free trade area atau kawasan perdagangan bebas. Ide itu sekaligus dimaksudkan untuk membangun kekuatan ekonomi yang seimbang di kawasan Asia Pasifik. Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda mengatakan bahwa rencana itu sudah disepakati bersama dalam tiga kali penyelenggaran East Asia Summit, selama tahun 2005 hingga 2007.

Dari 16 negara tersebut, 10 negara di antaranya berasal dari kawasan Asia Tenggara. Sedangkan enam negara lainnya terdiri dari Jepang, China, Australia, India, Korea, dan Selandia Baru. Dengan gabungan 16 negara ini, nantinya kekuatan ekonomi yang sebelumnya hanya terfokus di Asia Tenggara, nantinya akan makin meluas. Di kawasan timur, kendali ekonomi akan dimainkan oleh Jepang dan Korea, sedangkan di wilayah Barat oleh India, yang didukung pula oleh Australia dan Selandia Baru.

Hassan menerangkan bahwa untuk membuat kawasan perdagangan bebas, 16 negara itu setidaknya sudah memiliki modal berupa jumlah penduduk yang besar, lebih dari separuh penduduk dunia. ”Dengan memiliki jumlah penduduk yang banyak, bisa disimpulkan kita juga memiliki potensi pasar yang besar,” ujarnya.

Tidak hanya itu, besarnya kekuatan pasar ini juga dipastikan didukung dengan sumber daya manusia berkualitas serta teknologi tinggi yang telah dimiliki oleh Jepang, dan Korea. Selain itu, di kawasan Asia Tenggara sendiri, saat ini sedang diupayakan membentuk komunitas ASEAN. Dengan adanya komunitas ini, maka pada tahun 2015 ASEAN ditargetkan akan menjadi area dengan single production based, single market based. Pada lingkup ini, lalu lintas barang, jasa, modal, dan manusia akan mampu bergerak bebas.

Sumber: Regina Rukmorini, Selasa, 25 Maret 2008 | 16:58 WIB http://www.kompas.com/read/xml/2008/03/25/16581439/16.negara.akan.bentuk.free.trade.area

8

16 Negara Akan Bentuk Free Trade Area

1 6 N e g a r a A k a n B e n t u k F r e e T r a d e A r e a

ASEAN+39

Pejabat ASEAN meminta dukunganAsian Monetary FundSurin Pitsuwan, SekJend ASEAN mengatakan bahwa saat ini usulan $120 milyar Asian Monetary Funds diharapkan untuk disahkan dalam pertemuan kawasan ASEAN, Jepang, China dan Korea Selatan yang dijadwalkan berlangsung pada bulan April di Thailand. Inisiatif yang dicontohkan IMF dan diperdebatkan sejak kejatuhan keuangan 1997-98 yang menimpa Asia, dapat terjadi di krisis yang lain. “Saya pikir Asian Monetary Fund adalah sesuatu yang logis untuk coba direnungkan, tetapi berapa lama ini diterapkan adalah tergantung pada para pemimpin untuk ditetapkan,” kata Surin.

Ia menambahkan bahwa India saat ini telah menunjukkan minat untuk bergabung pada pembicaraan awal. “Jika China dan India sedang dalam proses, prospeknya akan lebih kuat,” kata Surin. Ia mengharapkan Jepang, China dan Korea Selatan, tiga ekonomi terbesar Asia Timur, untuk berkontribusi dalam proporsi yang lebih besar. Tentang kepastian jumlah kontribusi tiap negara, tergantung dari kemampuan para pemimpinnya daripada dihitung berdasarkan besar GDP.

Sumber: Shen Hong, Dow Jones Newswires; 86-138-18971491; Saturday January 31st, 2009 / 14h34 [email protected], in http://www.easybourse.com/bourse-actualite/marches/update-asean-official-sees-asian-monetary-fund-endorsement-607529

ASEAN-watch >>> Tahun I, nomor 2, Februari 2009

10

ASEAN masih relevan untuk Asia TimurKemunduran ekonomi global telah membuat peran potensial raksasa ekonomi – China, Jepang dan Korea Selatan menjadi penting. Kondisi demikian menjadi stimulus untuk membuat kerjasama menjadi lebih erat. Keberhasilan tripartite pertama ini, yang mengadakan pertemuan di Daizaifu, Fukuoka, Jepang akhir Desember, merupakan semacam testimony (pengakuan). Dalam pertemuan tersebut mereka telah meletakkan landasan dalam membangun hubungan mereka, yang memiliki pengaruh luas untuk ASEAN secara keseluruhan. Ketiga negara ini memerlukan waktu enam tahun untuk meraih prestasi ini. Kerjasama tripartite ini (antara China, Jepang dan Korea) merupakan bagian penting dalam kerjasama Asia Timur. Hal ini tertuang dalam “Joint Declaration”.

Sejumlah pemimpin negara anggota ASEAN tidak merasakan bahwa kerjasama tripartite ini merupakan suatu ancaman karena sesaat setelah hubungan kerjasama terbangun, ketiga negara Asia Timur ini mengalami gangguan, yakni ketika sentiment anti Jepang baik di China dan Korea menguat. Kunjungan kembali mantan perdana menteri Jepang Junichiro Koizumi ke Yasukuni Shrine menghentikan protes di China dan Korea Selatan. Hubungan Jepang dengan kedua raksasa Asia menjadi buruk. Kemudian membaik kembali dua tahun ini, khususnya di bawah pemerintahan perdana menteri Yasuo Fukuda yang berhasil meningkatkan kerjasama dengan China.

Dengan pandangan yang cukup positif dan kerjasama yang luas di antara ketiga negara tersebut, ASEAN perlu meningkatkan integrasi ekonominya dan implementasi ASEAN Charter sepenuhnya guna meningkatkan relevansinya untuk dinamisme ekonomi yang lebih luas di Asia saat ini.

Para pemimpin negara ASEAN dalam dialog “plus three countries” tahun 2007 dengan yakin memperkirakan bahwa China dan Korea Selatan tidak akan dapat berekonsiliasi dengan Jepang dengan cepat karena beban sejarah yang panjang dan kecurigaan satu sama lain. Oleh karena itu mereka akan mengandalkan ASEAN sebagai tempat dan “sasaran” untuk dialog dan kerjasama.

Pada dekade yang lalu, ASEAN tidak optimis untuk memikirkan bahwa ASEAN plus three hanya akan menjadi mekanisme untuk community building di Asia Timur. Kelompok negara ini memilih untuk proses evolusi yang tetap dan lambat.

Angin perubahan berhembus seiring dengan kejatuhan dunia perbankan secara bertahap telah memperlemah bargaining kekuatan ASEAN. Instabilitas politik, konlik lintas batas intra-ASEAN dan di antara negara anggota, dan juga krisis di Burma, telah mengikis kredibilitas dan pandangan atas kelompok ini. ASEAN Charter telah disahkan. Masih terlalu dini untuk menilai pengaruh positif yang diperoleh kelompok kawasan ini dan apakah mengubah perilaku dan komitmen negara anggotanya.

Langkah responsif cepat atas krisis pun dicari dan ini menandakan lahirnya harapan mereka. Walaupun pertikaian perbatasan masih terjadi (Jepang dan China atas pulau Senkaku/ Daoyutai; Korea Selatan dan Jepang atas Dokdo/ Takeshima), mereka tetap mengatur langkah maju untuk membangun aliansi kerjasama yang lebih luas atas isu transnasional. Sektor yang terpisah dari rencana finansial adalah meliputi pengelolaan bencana alam dan flu burung.

Setelah Daizaifu Summit, pemerintah dan pemilik bisnis Jepang mengirim sinyal kepada kelompoknya bahwa mereka akan tetap mendorong integrasi ekonomi ASEAN. The Japan External Trade Organization telah menjadi instrument dalam melihat bahwa investasi dari perusahaan Jepang tidak akan jatuh. Perdana menteri Taro Aso sedang berencana untuk mengumumkan inisiatif baru yang komprehensif untuk mengatasi krisis keuangan global dalam ASEAN Plus Three and East Asian Summit.

China dan Korea Selatan telah berencana untuk mengintegrasikan perdagangan, aliran keuangan dan investasi langsung untuk kawasan ini. Beijing juga telah merencanakan paket bantuan untuk konstruksi infrastruktur jangka panjang untuk kawasan ini. Korea Selatan bermaksud untuk membuka rencana ekonominya untuk ASEAN. Jepang adalah negara yang paling antusias dalam mendukung integrasi ekonomi ASEAN. Tahun lalu Jepang membangun Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA). The Jakarta-based research institute juga telah dibuka, hanya beberapa bulan setelah keputusan dibuat di East Asian Summit ketiga di Singapura tahun 2007. Tujuan utamanya adalah untuk memfasilitasi economic-community building di ASEAN dan juga untuk mempromosikan pertumbuhan berkelanjutan di Asia Timur. Penelitian ERIA sedang berkonsentrasi untuk mempersempit kesenjangan pembangunan dan menjaga ’sense of community’ yang lebih besar di kawasan ini.

Sumber: Kavi Chongkittavorn, TheNation, February 2, 2009

Taiwan akan mendorong penandatanganan MoU hak kekayaan intelektual (IPR) dengan negara-negara ASEANTaiwan akan mendorong untuk menandatangani memorandum of understanding (MoU) untuk hak kekayaan intelektual dengan beberapa negara anggota ASEAN untuk melindungi kekayaan intelektual perusahaan Taiwan yang berinvestasi di luar negeri.

Menurut Intellectual Property Office (IPO) di bawah Kementrian Hubungan Ekonomi, Taiwan akan meminta untuk menandatangani MoU bilateral dengan Singapura, Vietnam, Malaysia dan Thailand dalam merespon ditetapkannya ASEAN sebagai entitas tunggal dalam menyepakati isu yang terkait. Taiwan telah menandatangani kesepakatan perlindungan hak kekayaan intelektual dengan Spanyol dan Australia pada tahun 2008, dan akan segera melakukannya dengan Inggris di akhir tahun ini. selanjutnya, negara ini akan membuat perjanjian serupa juga dengan Kanada, Meksiko dan India.

Pejabat pemerintah Taiwan berpendapat bahwa platform kerjasama smacam itu akan membantu perusahaan Taiwan untuk menerapkan proteksi hak kekayaan intelektual di luar negeri, sementara juga memampukan pemerintah untuk memperkuat usaha kerjasama dalam membasi pembajakan pelanggaran kekayaan intelektual di internet, menurut yang ditetapkan IPO.

Sumber: Jian Chen, http://www.etaiwannews.com/etn/news_content.php?id=850643&lang=eng_news

11

ASEAN-watch >>> Tahun I, nomor 2, Februari 2009

12

Sejumlah dokumen penting akan ditandatangani ketika para pemimpin ASEAN bertemu pada ASEAN Summit ke 14 di Hua Hind an Cha-am Thailand tanggal 28 Februari sampai 1 Maret 2009. Di antara dokumen tersebut adalah Declaration on the Roadmap for an ASEAN Community, yang merupakan kompilasi tiga cetak biru untuk ASEAN Political and Security, Economic, dan Socio-Cultural Communities. Cetak biru tersebut memuat ukuran integrasi, target dan ketepatan pelaksanaan ASEAN community pada tahun 2015.

Dokumen lainnya adalah the ASEAN Political and Security Blueprint, the ASEAN Socio-Cultural Blueprint, the Second Initiative for ASEAN Integration Work Plan 2009-2015, the Joint Declaration on the Attainment of the Millenium Development Goals in ASEAN, the ASEAN Mutual Recognition Agreement on Dental Services, the ASEAN Mutual Recognition Agreement on Accounting Services, the Negotiation Framework for the terms of reference of the ASEAN Human Rights Body, the Statement on Food Security in the Region, and the Statement on East Asian Summit Disaster Management.

Menurut DirJend Deputi Departemen Informasi, Kementrian Luar Negeri, Mr. Thani Thongpakdi, Thailand telah memberi prioritas untuk 3R. Adapun 3R tersebut meliputi ‘Realizing’ komitmen di bawah ASEAN Charter, legislasi tertinggi organisasi, yang baru saja disahkan; ‘Revitalizing’ ASEAN sebagai komunitas people-centered; dan ‘Reinforcing’ pengembangan manusia dan keamanan untuk seluruh masyarakat dalam kawasan itu. Agenda puncak Thailand adalah bagaimana merealisasikan aspirasi para pembuat draft ASEAN Charter untuk membuat ASEAN menjadi organisasi yang lebih people-centered. Mr. Tani mengatakan, “Kita ingin meyakinkan bahwa masyarakat kita benar-benar memperoleh manfaat dari era baru kerjasama ASEAN. Oleh karena itu Thailand akan menggunakan kedudukan ketuanya untuk memperkuat usaha ASEAN untuk menuju isu saat ini yang terkait dengan kesejahteraan masyarakat ASEAN, termasuk keamanan energi, keamanan pangan (food security), pengelolaan bencana dan krisis keamanan dunia.”

Sumber: http://www.pattayadailynews.com/shownews.php?IDNEWS=0000008360

Sejumlah Dokumen Penting Akan Ditandatangani Pada ASEAN Summit Ke 14 di Thailand

sekre ta r ia tASEAN

Press ReleasePertemuan Ad hoc Task Force untuk ASEAN Good Agricultural Practices (GAP)

Press ReleasePertemuan Ad hoc Task Force untuk ASEAN Good Agricultural Practices (GAP)Jakarta, 22 January 2009

Pertemuan Ad hoc Task Force untuk ASEAN Good Agricultural Practices (GAP), yang terdiri dari para ahli dari Negara Anggota ASEAN dilaksanakan di Sekretariat ASEAN. Para ahli dari Negara Anggota ASEAN berkumpul pada tanggal 20-22 Januari 2009 untuk merumuskan strategi regional untuk memfasilitasi implementasi ASEAN GAP untuk buah dan sayuran segar.

ASEAN GAP merupakan kumpulan prinsip yang akan diterapkan pada proses post-produksi dan produksi pertanian, yang menghasilkan pangan sehat dan aman, serta produk non-pertanian, dengan mempertimbangkan keberlanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan. Dikembangkan pada tahun 2007 di bawah ASEAN-Australia Development Cooperation Program, ASEAN GAP adalah standard sukarela (voluntary) untuk praktik pertanian yang baik, untuk buah dan sayuran segar. Prinsip ini terdiri dari empat modul, yakni, keamanan pangan, manajemen lingkungan, kesehatan, keamanan dan kesejahteraan pekerja, dan kualitas produk.

Dalam pertemuan tersebut, Deputy SekJend ASEAN untuk ASEAN Economic Community (AEC), S. Pushpanatahan berkata “ASEAN GAP telah ditetapkan sebagai ukuran penting yang menjadi pedoman untuk cetak biru AEC, untuk memfasilitasi perdagangan internasional dan intra regional yang lebih besar. Klausul ini merupakan inisiatif utama untuk meningkatkan tingkat kompetisi di sector pangan dan pertanian dan untuk posisi ASEAN yang lebih baik untuk produk pangan dan pertaniannya di pasar dan perdagangan global.

Tantangan saat ini terletak pada upaya mempromosikan kesadaran dan implementasi ASEAN GAP, memperkuat program GAP di tingkat nasional, membangun pengakuan untuk ASEAN GAP di pasar dunia yang utama, dan menarik sector swasta untuk mengadopsi dan mengembangkan ASEAN GAP lebih lanjut.

Untuk menjawab tantangan ini, Pertemuan ini akan diakhiri dengan rencana strategis dan proposal projek tentang pembangunan yang berkelanjutan dan meningkatkan ASEAN GAP, yang akan diajukan pada ASEAN Sectoral Working on Crops untuk disahkan pada bulan Juni 2009. Perencanaan ini juga menandai aktivitas awal yang akan dilakukan pada tahun 2009 yang bertujuan untuk membangun kesadaran akan ASEAN GAP, benchmark GAP di tingkat nasional dengan ASEAN GAP dan meningkatkan keterlibatan sector swasta.

Sumber: www.aseansec.org

13

ASEAN-watch >>> Tahun I, nomor 2, Februari 2009

Jakarta, 6 Februari 2009

No. : 016 /IGJ-DE/II/2009 Hal. : Himbauan mendesak bagi penundaan

penandatanganan ASEAN-Australia- New Zealand FTA (AANZFTA)

Kepada Yth. Menteri Perdagangan Ibu Dr. Mari Elka Pangestu Di tempat

Dengan hormat,

Bersama ini kami dari Institute for Global Justice (IGJ), bermaksud menyampaikan himbauan mendesak (urgent appeal) kepada Ibu bagi ditundanya penandatanganan ASEAN-Australia-New Zealand FTA (AANZFTA), yang rencananya akan diadakan bersamaan dengan penyelenggaraan ASEAN Summit di Thailand pada tanggal 27 Februari 2009.

Sebagaimana diketahui, negosiasi antara ASEAN dengan Australia dan New Zealand telah diselesaikan dalam pertemuan tahunan ke-13 AEM-CER (ASEAN Economic Ministers – Closer Economic Relations) di Singapura pada tanggal 28 Agustus 2008. Perjanjian Perdagangan Bebas ini adalah perjanjian yang paling komprehensif yang pernah dilakukan baik oleh ASEAN maupun oleh Australia dan New Zealand secara bersama-sama dengan pihak ketiga. Perjanjian ini meliputi semua sektor, termasuk sektor barang, jasa-jasa, investasi, dan kekayaan intelektual.

Kami melihat bahwa AANZFTA akan merupakan beban berat bagi perekonomian Indonesia yang saat ini masih dirundung oleh berbagai krisis ekonomi. Juga merupakan beban berat, karena Indonesia sudah terikat kepada perjanjian perdagangan bebas lainnya dengan Jepang (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement), dan dalam kerangka ASEAN dengan China (China-ASEAN FTA), dengan Korea (Korea-ASEAN FTA), dan dengan Jepang (Japan-ASEAN FTA). Semua keterikatan Indonesia dalam FTA ini telah dianalisis hanya akan membawa kerugian bagi Indonesia, sebagaimana yang telah dapat dilihat dalam IJEPA dan CAFTA.

Selain itu, kami sangat berkeberatan dengan proses perundingan di dalam AANZFTA, yang tidak melibatkan para pihak yang berkepentingan (multi-stakeholders) dan wakil-wakil kelompok masyarakat yang akan terkena dampak perjanjian ini. Demikian pula bahwa dengan jelas Departemen Perindustrian RI telah meminta penundaan untuk satu atau dua tahun ke depan, karena akan menurunkan kemampuan ekspor Indonesia, yang akan menghancurkan sektor manufaktur di tengah-tengah krisis global saat ini.

Karenanya kami menuntut segera diadakan penundaan atas akan dilakukannya penandatangan ini oleh Ibu selaku Menteri Perdagangan. Sebagai pejabat publik yang akan segera menyelesaikan masa kerjanya dalam waktu dekat ini, maka kurang tepat bila Ibu masih berusaha untuk mengadakan perikatan Indonesia dengan pihak luar melalui perjanjian internasional yang akan berlaku selamanya dan berpotensi merugikan perekonomian bangsa dan negara.

Demikian pula kami meminta agar Departemen Perdagangan terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan para pihak yang berkepentingan dan dengan para wakil kelompok masyarakat, karena merekalah yang lebih tahu permasalahannya dan yang akan terkena dampak dari hasil kebijakan perjanjian ini.

Demikianlah himbauan ini kami sampaikan demi tegaknya kedaulatan bangsa dan negara kita yang tercinta dan demi perlindungan terhadap kepentingan masyarakat luas.

Hormat Kami,

Indah SuksmaningsihDirektur EksekutifInstitute for Global Justice (IGJ)

Tembusan:1. Yth. Bapak Presiden RI, Dr. Soesilo Bambang Yudhoyono2. Yth. Menteri Perindustrian Bp. Fahmi Idris3. Yth. DPR-RI Komisi Perdagangan dan Perindustrian

AdvOKASI

Himbauan Mendesak Bagi Penundaan Penandatanganan ASEAN-Australia-New Zealand FTA (AANZFTA)Himbauan Mendesak Bagi Penundaan Penandatanganan ASEAN-Australia-New Zealand FTA (AANZFTA)Himbauan Mendesak Bagi Penundaan Penandatanganan

Himbauan Mendesak Bagi Penundaan Penandatanganan ASEAN-Australia-New Zealand FTA (AANZFTA)

Background InformationPokok-Pokok Keberatan IGJ terhadap

ASEAN-AUSTRALIA/NEW ZEALAND FTA (AANZFTA)

IGJ menyusun pokok-pokok keberatan atas AANZFTA berdasarkan referensi yang terbatas yang bisa diakses. Ini karena draft perjanjian AANZFTA bersifat tertutup dan rahasia. Akibatnya para pihak yang berkepentingan dan konstituen yang seharusnya dikonsultasikan terlebih dahulu, tidak tahu apa-apa mengenai materi perjanjian ini. Ini ádalah beberapa poin paling penting dari perjanjian tersebut:

1. Perjanjian Perdagangan Bebas ini adalah perjanjian yang paling komprehensif yang pernah dilakukan baik oleh ASEAN maupun oleh Australia dan New Zealand secara bersama-sama dengan pihak ketiga. Perjanjian ini meliputi semua sektor, termasuk sektor barang, jasa-jasa, investasi, kekayaan intelektual dan isu-isu baru (Singapore Issues). Pihak yang paling duntungkan dari perjanjian perdagangan bebas ini adalah Australia.• Adanya perjanjian yang sangat komprehensif ini akan membahayakan posisi

negara yang lebih lemah perekonomiannya, dalam hal ini Indonesia dalam berhadapan dengan Australia. Apalagi AANZFTA bersifat WTO-plus, yaitu lebih luas cakupan produk yang diikatnya (dalam perdagangan barang dan perdagangan jasa) dan memasukkan kesepakatan-kesepakatan yang tidak ada diatur di WTO saat ini, yaitu Singapore issues (investment, government procurement, dan competition policy).

• Keadaan semacam ini akan membahayakan posisi perundingan di WTO, karena banyak isu yang masih menjadi sengketa dan perdebatan di forum multilateral WTO yang telah macet saat ini, akan dilangkahi dan dipotong (by-pass) oleh kesepakatan bilateral dari AANZFTA ini. Ini adalah pra-kondisi bagi dikalahkannya posisi-posisi perundingan negara-negara berkembang (ASEAN) selanjutnya.

• Telah dilaporkan bahwa dalam sektor jasa, maka dua negara dalam AANZFTA akan membuat komitmen yang melebihi dari komitmen di WTO, yaitu Singapura dan New Zealand. Hal ini akan mendorong liberalisasi jasa yang lebih tinggi dari yang disepakati di WTO.

• Dalam hal sektor investasi dan mode-3 sektor jasa (commercial presence), maka AANZFTA akan berprinsip pada kepentingan investor. Kesepakatan di bidang ini terutama akan meliberalisasikan investasi asing lebih jauh lagi, melalui disepakatinya prinsip pre-establishment (potensi kerugian sebelum investasi), provisi atas perlindungan investor, dan penyelesaian sengketa investor dengan negara.

• AANZFTA ini akan mencakup 20,5% perdagangan barang dan jasa Australia dengan nilai sebesar US$ 92 milyar. Sampai saat ini ASEAN merupakan 16% dari perdagangan barang dan jasa Australia dengan nilai US$ 71 milyar. Menteri Perdagangan Australia Simon Crean menyatakan bahwa dalam AANZFTA ini Australia akan mendapat keuntungan yang besar yang didapat dari semua sektor yang ada dalam perjanjian tersebut.

15

ASEAN-watch >>> Tahun I, nomor 2, Februari 2009

2. Perjanjian Perdagangan Bebas ini merupakan beban berat di tengah-tengah krisis global, karena Indonesia sudah terikat kepada perjanjian perdagangan bebas lainnya dengan Jepang (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement- IJEPA), dan dalam kerangka ASEAN dengan China (China-ASEAN FTA- CAFTA), dengan Korea (Korea-ASEAN FTA), dan dengan Jepang (Japan-ASEAN FTA). Semua keterikatan Indonesia dalam FTA ini telah dianalisis hanya akan membawa kerugian bagi Indonesia, sebagaimana yang telah dapat dilihat dalam IJEPA dan CAFTA.• Sudah pasti disepakatinya AANZFTA di tengah-tengah krisis global, akan menjadi

beban berat bagi perekonomian Indonesia. AANZFTA bersifat meliberalisasikan perekonomian lebih luas, sehingga Indonesia terutama akan kehilangan pendapatan dari dihapusnya atau berkurangnya bea-masuk. Contohnya, tarif pakaian jadi, alas kaki dan otomotif dalam AANZFTA akan dihapus menjadi 0%. Hal ini berarti bahwa: pertama, Indonesia akan kehilangan pendapatan dari pengenaan tarif; dan kedua, Indonesia akan dibanjiri produk-produk Australia/NZ yang akan mematikan industri dalam negeri.

• Sebagian besar produk Australia, yaitu 57% adalah untuk pasar Asia. Sementara ekspor ke AS dan Uni-Eropa hanya 18%. Produk tersebut diantaranya adalah otomotif, elektronik, susu dan produk susu, daging, gandum, gula, hewan hidup, aluminium, kapas, dan tembaga. Indonesia mengimpor dalam jumlah besar dari Australia dalam hal gula, kapas, buah-buahan, olahan buah-buahan, palawija, olahan palawija; serta sayur-mayur dari Australia dan NZ. Bisa diperkirakan bahwa produk-produk domestik akan segara tersingkir dan digantikan produk impor dari Australia/NZ. Hal ini akan berdampak besar pada sektor pertanian dan kehidupan petani Indonesia.

• Liberalisasi investasi dalam AANZFTA, akan berarti hadirnya lebih dari 400 perusahaan Australia/NZ yang akan beroperasi di Indonesia, terutama di sektor pertambangan dan pembangunan infrastruktur. Ini akan mematikan sektor usaha pertambangan dan konstruksi Indonesia. Terlebih lagi yang lebih berbahaya, ini akan mendorong penjarahan sumber-sumber alam Indonesia ke tangan asing. Australia sangat kuat dan dominan kepentingannya dalam usaha pertambangan mineral dan batu-bara.

3. Proses perundingan di dalam AANZFTA, tidak melibatkan para pihak yang berkepentingan (multistake holders) dan wakil-wakil kelompok masyarakat yang akan terkena dampak perjanjian ini. Bahkan terkesan pemerintah akan lebih tunduk pada kepentingan modal asing daripada membawakan kepentingan nasional dan rakyat Indonesia. • Salah satu sebab mengapa pemerintah tunduk pada kepentingan negara asing,

adalah karena pemerintah menerima utang dan bantuan. Utang dan bantuan ini menciptakan proyek-proyek yang akan memperkaya elit-elit penguasa dan birokrasi.

• Indonesia adalah penerima terbesar bantuan dana (hibah) dari Australia sebesar US$ 380 juta atau Rp 3,4 trilyun di tahun anggaran 2007-2008. Dana tersebut dipakai misalnya untuk PEMILU 2009 sebesar lebih dari Aust.$ 6 juta dan belanja pembangunan sebesar Aust.$ 462 juta. Dana-dana ini tidak transparan dan tidak diinformasikan secara rinci. Dana lainnya adalah Rp 2,6 trilyun untuk pengembangan pendidikan dasar di NTT (dimana Australia sangat berkepentingan atas Indonesia Timur) dan bantuan memerangi korupsi sebesar Rp 51 milyar. Dana-dana ini tidak lain dimaksudkan untuk memperlancar proses disepakatinya

16

AANZFTA. • Tidak pernah sekalipun pemerintah melakukan konsultasi publik mengenai akan

diadakannya AANZFTA sejak disepakati di tahun 2004. Dari tahun 2005-2008 telah diadakan 16 kali putaran perundingan antara pemerintah (dan ASEAN) dengan Australia/NZ yang diselenggarakan secara tertutup dan bersifat rahasia. Padahal ini akan berdampak luas dan mengenai hajat hidup orang banyak serta menyangkut sektor-sektor strategis.

4. Departemen Perindustrian RI telah meminta penundaan atas AANZFTA untuk satu atau dua tahun ke depan, karena akan menurunkan kemampuan eksport Indonesia, yang akan menghancurkan sektor manufaktur di tengah-tengah krisis global saat ini. Adanya perbedaan pandangan antara Departemen Perindustrian dengan Departemen Perdagangan telah lama berlangsung, Departemen Perdagangan bersifat sangat liberal dan pro-perdagangan bebas, sehingga kebijakannya lebih banyak mengesampingkan kepentingan nasional.• Kepala Litbang Departemen Perindustrian RI, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa

sebaiknya AANZFTA ditunda dulu satu sampai dua tahun mendatang, karena akan berakibat menghancurkan sektor manufaktur Indonesia khususnya di tengah-tengah krisis dewasa ini.

• Menteri Perindustrian RI, Fahmi Idris, menyatakan bahwa “Adapun dalam konteks ASEAN, ada kebijakan regional yang sudah disepakati menyangkut pelaksanaan perjanjian perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA) secara bertahap. Kami sepakat perjanjian itu ditunda dulu pelaksanaannya tahun ini”. Selanjutnya dikatakannya, “Rumusan penundaan itu dari berbagai pihak, dari pemerintah dan juga swasta. Memang, seyogyanya, perdagangan bebas ASEAN bisa dilakukan secara bertahap mulai 2009 sampai 2029 nanti”. (wawancara dengan tabloid KONTAN, No. 18-XIII, 6-12 Februari 2009, hlm. 30).

Sumber referensi:1. Kedutaan Besar Australia di Jakarta dan website pemerintah Australia2. www.antara.co.id3. Robert Scolay dan Ray Trewin, “Executive Summary: Australia and New Zealand Bilateral

CEPs/FTAs with the ASEAN Countries and their Implication on AANZFTA”, REPSF Project No. 05/003, Final Report, June 2006.

4. “Fahmi Idris, Menteri Perindustrian RI: Semua Negara Melanggar Prinsip Perdagangan Bebas”, Tabloid KONTAN, No. 18-XIII, 6-12 Februari 2009, hlm. 30

17

ASEAN-watch >>> Tahun I, nomor 2, Februari 2009

[ o u c h h h . . t h e j u s t i c e w e ’ r e n e e d i t ]

ASEAN-Watch diterbitkan olehThe Institute for Global Justice (IGJ)Direktur: Indah SuksmaningsihEditor: Veronica Saraswati, Bonnie SetiawanDesain & Layout: [email protected] [cin]

Kontak:ASEAN-Watch - Institute for Global Justice (IGJ)Jl. Matraman 12A, Jakarta 10430, IndonesiaTlp. 62-21-3107578, Fax. 62-21-3107586Email: [email protected]: www.globaljust.org

Untuk berlangganan atau tidak berlangganan, mohon dikirimkan email kepada kami dengan judul email: “berlangganan” atau “tidak berlangganan”.