Ascaris Lumbricoides

13
ASCARI S LUM BRI CUI DES Ascaris lumbricoides cacing perut manusia termasuk Nemathelminthes. Ciri-ciri nemathelminthes antara lain sebagai berikut : ü Tubuh simet ribilat eral, bulat panjang (gilig) disebut cacing gilig ü Memiliki saluran pencernaan ü Dioceous (berumah dua) reproduksi seksual (jantan dan betina) ü Memiliki rongga badan palsu Triploblastik Pseudoselomata ü Kosmopolitan, ada yang parasit dan ada pula yang hidup bebas Beberapa keluarga Nemat helmint hes ini antara lain : 1. Ascaris lumbricoides : Cacing betina ukurannya lebih besar daripada cacing jantan dan dinding posterior cacing jantan terdapat kait yang digunakan untuk reproduksi seksual. Tubuhnya licin karena terselubungi lapisan kutikula yang terbuat dari protein. Ascaris lumbricoides menyebabkan penyakit yang disebut Askariasis. Mereka hidup di rongga usus halus manusia. Berukuran 10-30 cm untuk cacing jantan dan 22-35 cm untuk cacing betina. Satu cacing betina Ascaris lumbricoides dapat berkembang biak dengan menghasilkan 200.000 telur set iap harinya. Telur cacing ini dapat termakan oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi. Telur ini akan menetas di usus, kemudian berkembang jadi larva menembus dinding usus, lalu masuk ke dalam paru- paru. Masuknya larva ke paru-paru manusia disebut terinfeksi sindroma loeffler. Setelah dewasa, Ascaris lumbricoides

description

Ascaris Lumbricoides

Transcript of Ascaris Lumbricoides

Page 1: Ascaris Lumbricoides

ASCARI S LUM BRI CUI DES

Ascaris lumbricoides cacing perut manusia termasuk Nemathelminthes. Ciri-ciri

nemathelminthes antara lain sebagai berikut :

ü Tubuh simet ribilat eral, bulat panjang (gilig) disebut cacing gilig

ü Memiliki saluran pencernaan

ü Dioceous (berumah dua) reproduksi seksual (jantan dan betina)

ü Memiliki rongga badan palsu Triploblastik Pseudoselomata

ü Kosmopolitan, ada yang parasit dan ada pula yang hidup bebas

Beberapa keluarga Nemat helmint hes ini antara lain :

1. Ascaris lumbricoides :

Cacing betina ukurannya lebih besar daripada cacing jantan dan dinding posterior

cacing jantan terdapat kait yang digunakan untuk reproduksi seksual. Tubuhnya

licin karena terselubungi lapisan kutikula yang terbuat dari protein.

Ascaris lumbricoides menyebabkan penyakit yang disebut Askariasis. Mereka hidup

di rongga usus halus manusia. Berukuran 10-30 cm untuk cacing jantan dan 22-35

cm untuk cacing betina. Satu cacing betina Ascaris lumbricoides dapat berkembang

biak dengan menghasilkan 200.000 telur set iap harinya. Telur cacing ini dapat

termakan oleh manusia melalui makanan yang terkontaminasi. Telur ini akan

menetas di usus, kemudian berkembang jadi larva menembus dinding usus, lalu

masuk ke dalam paru- paru. Masuknya larva ke paru-paru manusia disebut terinfeksi

sindroma loeffler. Setelah dewasa, Ascaris lumbricoides akan mendiami usus

manusia dan menyerap makanan disana, disamping tumbuh dan berkembang biak.

Inilah yang menyebabkan seseorang menderit a kurang gizi karena makanan yang

masuk diserap terus oleh Ascaris lumbricoides. Di Indonesia, penderita Askariasis

didominasi oleh anak-anak. Penyebab penyakit ini bisa karena kurangnya pemakaian

jamban keluarga dan kebiasaan memakai t inja sebagai pupuk.

Ascaris Lumbricoides

Page 2: Ascaris Lumbricoides

A. NAMA PARASIT : ascaris lumbricoides

B. KLASI FI KASI :

Nama Latin : Ascaris lumbricoides

Phylum : Nematoda

Ordo : Ascaridida

Family : Ascarididae

Klas : Secernentea

Species : Ascaris lumbricoides

Genus : Ascaris

MORFOLOGI

Cacing jantan berukuran sekit ar 10-30 cm, sedangkan bet ina sekit ar 22-35 cm.

Pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung

ekornya (posterior). Pada cacing bet ina, pada sepert iga depan terdapat bagian

yang disebut cincin at au gelang kopulasi.

Cacing dewasa hidup pada usus manusia. Seekor cacing betina dapat bertelur

hingga sekit ar 200.000 telur per harinya. Telur yang telah dibuahi berukuran 60 x 45

mikron. Sedangkan telur yang tak dibuahi, bentuknya lebih besar sekitar 90 x 40

mikron. Telur yang telah dibuahi inilah yang dapat menginfeksi manusia.

gambar 1

gambar 2

Page 3: Ascaris Lumbricoides

Cacing dewasa bentuknya silindris, dengan ujung bagian depan meruncing (gambar

1). Merupakan cacing nematode terbesar yang menginfeksi manusia. Cacing betina

berukuran panjang 20-35 cm dan yang jantan 15-31 cm, dengan ujung bagian

belakang melengkung. Cacing ini berwarna putih kemerah-merahan. Kepalanya

mempunyai tiga bibir pada bagian depan dan mempunyai gigi-gigi kecil pada

pinggirnya, bibirnya dapat ditutup dan dipanjangkan unt uk memasukkan makanan.

Telur yang dibuahi berbentuk oval melebar dengan ukuran 60-70 x 30-50 mikron

(gambar 2). Bila baru dikeluarkan tidak infektif dan berisi satu sel tunggal. Sel ini

dikelilingi oleh suatu membran(lapisan) vitelin yang tipis untuk meningkatkan daya

tahan telur cacing tersebut terhadap lingkungan sekitarnya, sehingga dapat

bertahan hidup sampai satu tahun. Di sekit ar lapisan ini ada kulit bening dan t ebal

yang dikelilingi oleh lapisan albuminoid (prot ein dalam darah) yang permukaannya

tidak teratur. Di dalam rongga usus, telur memperoleh warna kecoklatan dari

pigmen empedu. Sedangkan telur yang tidak dibuahi berada dalam t inja, bentuk t

elur lebih lonjong dan mempunyai ukuran 88-94 x 40-44 mikron, mempunyai dinding

yang t ipis, berwarna coklat dengan lapisan albuminoid yang kurang sempurna dan

isinya tidak teratur.

Pada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada tempatnya dapat

mengandung t elur askariasis yang telah dibuahi. Telur ini akan matang dalam waktu

21 hari. bila terdapat orang lain yang memegang tanah yang telah tercemar telur

Ascaris dan tidak mencuci tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan menelan

telur Ascaris.

Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva pada usus.

Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh darah. Ia akan beredar

mengikuti sistem peredaran, yakni hati, jant ung dan kemudian di paru-paru.

Pada paru-paru, cacing akan merusak alveolus, masuk ke bronkiolus, bronkus, trakea,

kemudian di laring. Ia akan tertelan kembali masuk ke saluran cerna. Setibanya di

usus, larva akan menjadi cacing dewasa.

Page 4: Ascaris Lumbricoides

Cacing akan menetap di usus dan kemudian berkopulasi dan berelur. Telur ini pada

akhirnya akan keluar kembali bersama tinja. Siklus pun akan terulang kembali bila

penderita baru ini membuang tinjanya tidak pada tempatnya.

SIKLUS HIDUP

Siklus hidup parasit "Ascaris lumbricoides" dimulai dari cacing dewasa yang bertelur

dalam usus halus dan telurnya keluar melalui tinja lewat anus (1), sehingga tahap

ini disebut juga dengan fase diagnosis, dimana telurnya mudah ditemukan.

Kemudian telur yang keluar bersama tinja akan berkembang di tanah tempat tinja

tadi dikeluarkan (2) dan mengalami pematangan (3). Selanjutnya setelah telur

matang di sebut fase infektif, yaitu tahap dimana telur mudah tertelan (4). Telur

yang tertelan akan menetas di usus halus (5). Setelah menetas, larva akan

berpindah ke dinding usus halus dan dibawa oleh pembuluh getah bening serta

aliran darah ke paru-paru (6). Di dalam paru-paru, larva masuk ke dalam kantung

udara (alveoli), naik ke saluran pernafasan dan akhirnya tertelan (7). Di usus halus

larva berubah menjadi cacing dewasa. Mulai dari telur matang yang tertelan

sampai menjadi cacing dewasa membutuhkan waktu kurang lebih 2 bulan (lihat

gambar dibawah ini )

Page 5: Ascaris Lumbricoides

Gambar 3. siklus hidup cacing Ascaris lumbricoides (gambar diambil dari ht tp:/ /

www.dpd.cdc.gov/ dpdx/ )

Cacing dewasa tinggal di lumen usus kecil. betina mungkin memproduksi

sekitar 200.000 telur per hari, yang lewat dengan kotoran telur yang tidak

dibuahi. mungkin tidak tertelan namun tidak infektif.   telur Subur

embryonate dan menjadi infektif setelah 18 hari sampai beberapa minggu

Tergantung pada kondisi lingkungan optimum: lembab, hangat, teduh)

tanah. (Setelah telur infektif ditelan Menetas larva Menyerang mukosa

usus, dan dilakukan melalui kemudian, sistemik sirkulasi portal ke paru-paru

Larva dewasa lebih lanjut dalam paru-paru (10 sampai 14 hari),

menembus dinding alveolar, naik pohon bronkial ke tenggorokan, dan ditelan

Setelah mencapai usus kecil, mereka berkembang menjadi cacing dewasa

. Antara 2 dan 3 bulan yang diperlukan dari menelan telur infektif untuk

oviposisi oleh betina dewasa. Cacing dewasa dapat hidup 1 sampai 2 tahun.

Page 6: Ascaris Lumbricoides

DISTRIBUSI GEOGRAFI

Worldwide distribusi prevalensi tertinggi di daerah tropis dan subtropis, dan

daerah dengan sanitasi yang tidak memadai. Askariasis adalah suatu infeksi di

usus halus yang disebabkan oleh parasit cacing gelang "Ascaris Lumbricoides".

Kecacingan ini terjadi di seluruh dunia, terutama di Negara berkembang termasuk

Indonesia. Apalagi di daerah pedesaan atau daerah perkotaan yang sangat padat

dan kumuh mudah sekali untuk terkena infeksi cacing. Dan terjadi juga di daerah

pedesaan Amerika Serikat tenggara.

AGEN

Manusia merupakan satu-satunya hospesm Ascaris lumbricoides. Penyakit yang

disebabkannya disebut askarias. Ascaris lumbricoides adalah terbesar

nematoda (cacing gelang) parasitizing usus manusia). (Dewasa betina: 20

sampai 35 cm dewasa; laki-laki: 15 sampai 30 cm.

PENYEBAB

Kira-kira dua bulan setelah terkena askariasis, cacing dewasa mulai bertelur didalam

usus, kemudian tetur-telur mikroskopik ini berjalan di sepanjang saluran pencernaan

dan dikeluarkan melalui tinja. Telur-telur tadi membutuhkan waktu 10-14 hari di

dalam tanah dengan t emperat ure yang hangat unt uk dapat menginfeksi t uan

rumah baru (hospes baru), dan telur-telur tadi juga dapat hidup di tanah sampai

jangka waktu 6 tahun. Ketika telur- telur tadi dicerna, maka daur hidupnya akan

dimulai kembali. Cacing dewasa dapat hidup hingga 2 tahun dan cacing betina

dapat bertelur 200.000 tiap harinya.

Parasit dapat dipindahkan ketika tinja manusia yang terinfeksi bercampur dengan

tanah. Di Negara-negara berkembang, tinja manusia digunakan sebagai pupuk atau

fasilitas-fasilitas yang mempunyai sanitasi yang rendah mengijinkan barang-barang

sisa untuk bercampur dengan tanah disekitar parit atau lading mereka. Telur-telur

cacing dapat bertahan hidup di dalam tanah bertahun-tahun lamanya karena untuk

menginfeksi manusia kembali. Dan manusia dapat terinfeksi oleh telur-telur cacing

Page 7: Ascaris Lumbricoides

melalui buah dan sayuran yang mereka makan t umbuh di lahan yang tercemar

tadi.

DISTRIBUSI

Cacing ini merupakan parasit yang kosmopolit yait u t ersebar di seluruh dunia, lebih

banyak dit emukan di daerah yang beriklim panas dan lembab. Survey yang dilakukan

di Indonesia ant ara tahun 1970-1980 menunjukkan pada umumnya merat a hingga

70% at au lebih. Angka pemerataan tinggi sebesar 78.5% dan 72.6% masih

ditemukan pada tahun 1998 pada sejumlah murid dua sekolah dasar di Lombok. Di

Jakarta sudah dilakukan pemberantasan secara sistematis terhadap cacing yang

ditularkan melalui tanah sejak 1987 di sekolah- sekolah dasar. Angka pemerataan

Ascaris sebesar 16.8% di beberapa sekolah di Jakarta Timur pada t ahun 1994 t urun

menjadi 4.9% pada tahun 2000.

DIAGNOSIS

Infeksi oleh cacing dewasa biasanya didiagnosis berdasarkan adanya telur didalam

contoh tinja. Kadang di dalam tinja atau muntahan penderita ditemukan cacing

dewasa dan di dalam dahak dit emukan larva. Jumlah eosinofil di dalam darah bisa

meningkat . Tanda-t anda adanya perpindahan parasit bisa t erlihat pada foto ront

gen dada.

PENGOBATAN TRADISIONAL

Beberapa hasil studi terbaru dalam literature medis yang mengusulkan benih

semangka dan papaya yang dijemur dibawah terik matahari dapat mengurangi

infeksi cacing. Pada or ang dewasa diber ikan dosis sat u sendok makan benih yang

dicampur dengan gula dalam satu gelas air satu kali seminggu selama dua minggu.

Gula memberikan rasa pahit yang bertindak sebagai obat pencuci perut.

PENGOBATAN DENGAN FARMASI

Page 8: Ascaris Lumbricoides

Pengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat sepreti pirantel pamoat,

mebendazol, albendazol, piperasin.

• Mebendazole (Vermox) (C16H13N3O2). Memperlambat pergerakan/

perpindahan dan kematian cacing dengan memilih secara selektif serta

menghalangi pengambilan glukosa dan bahan gizi lainnya dalam usus or ang

dewasa dimana cacing ter sebut tinggal. Dosis 100 mg tiap 12 jam untuk 3

hari. Mebendazol tidak boleh diberikan kepada wanita hamil karena bisa

membahayakan janin yang dikandungnya.

• Piperazine (C4H10N2.C6H10O4). Efek melumpuhkan cacing, jika digunakan

akan membuat cacing dengan sendirinya pingsan didalam tinja dosis 75 mg/ kg

max 3.5g).

• Pyrantel pamoate (Antiminth, Pin-Rid, Pin-X) (C11H14N2S.C23H16O6),

menyebabkan kelumpuhan kejang pada cacing. Dengan dosis 11 mg/ kg dan

tidak melebihi 1 g.

• Albendazol e (C12H15N3O2S), menyebabkan penghabisan ener gi,

penghentian, dan akhir nya kematian. Dosis 400 m. dan tidak diber ikan

pada wanita hamil dan anak-anak dibawah 2 tahun.

• Thiabendazole. menyebabkan migr asi cacing ke dalam ker ongkongan, pada

umumnya dikombinasikan dengan piper azine. Juga, obat golongan

corticosteroids dapat mengobati gejala seperti peradangan, yang dapat

ditimbulkan oleh cacing ini.

EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia, prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak-anak. Penyakit ini

dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang baik.

Pemakaian jamban keluarga dapat memutus rant ai siklus hidup Ascaris

lumbricoides ini.

Page 9: Ascaris Lumbricoides

Pada umumnya frekuensi tertinggi penyakit ini diderita pada anak-anak, jika

dibandingkan dengan orang dewasa frekuensinya lebih rendah. Hal ini disebabkan

karena kesadaran akan kebersihan dan kesehatan pada anak-anak masih rendah atau

mereka belum memikirkan sampai sejauh itu.

Sehingga anak-anak lebih mudah diinfeksi oleh larva cacing Ascaris misalnya melalui

makanan, ataupun infeksi melalui kulit akibat kontak langsung dengan tanah yang

mengandung telur Ascaris lumbricoides. Faktor host merupakan salah satu hal yang

penting karena manusia sebagai sumber infeksi dapat mengurangi kontaminasi

ataupun pencemaran tanah oleh telur dan larva cacing, selain itu,manusia justru

akan menambah polusi lingkungan sekitarnya.

Di pedesan kasus ini lebih tinggi prevalensinya, hal ini terjadi karena buruknya sistem

sanit asi lingkungan di pedesaan, tidak adanya jamban sehingga t inja manusia t idak

t erisolasi sehingga larvacacing mudah menyebar. Hal ini juga t erjadi pada golongan

masyarakat yang memiliki tingkat sosial ekonomi yang rendah, sehingga memiliki

kebiasaan membuang hajat (defekasi) ditanah, yangkemudian tanah akan terkont

aminasi dengan telur cacing yang infektif dan larva cacing yangseterusnya akan

terjadi reinfeksi secara terus menerus pada daerah endemik (Brown dan

Harold,1983). Perkembangan telur dan larva cacing sangat cocok pada iklim tropik

dengan suhu optimal adalah 23 o C sampai 30o C. Jenis tanah liat merupakan tanah

yang sangat cocok untuk perkembangantelur cacing, sementara dengan bantuan

angin maka telur cacing yang infektif. bersama

dengan debu dapat menyebar ke lingkungan.

PATOLOGI KLINIK

Gejala klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun dewasa.

Pada stadium larva,Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di paru-

paru akan menyebabkan sindrom Loeffler. Sindrom Loeffler merupakan kumpulan

tanda seperti demam, sesak nafas, eosinofilia, dan pada fot o Roent gen thoraks

terlihat infiltrat yang akan hilang selama 3 minggu.

Page 10: Ascaris Lumbricoides

Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran cerna

seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi, dan mual. Bila cacing

masuk ke saluran empedu makan dapat menyebabkan kolik at au ikt erus. Bila

cacing dewasa kemudian masuk menembus peritoneum badan atau abdomen maka

dapat menyebabkan akut abdomen.

PENCEGAHAN

Pencegahan dan Upaya Penanggulangan berdasarkan kepada siklus hidup dan sifat

telur cacing ini, maka upaya untuk pencegahan dapatdilakukan langkah sebagai

berikut :• Penyuluhan kesehatanPenyuluhan kesehatan tentang sanitasi yang baik

dan tepat guna, Hygiene keluarga dan hygiene pribadi seperti :

- Tidak menggunakan tinja sebagai pupuk t anaman.

- Sebelum melakukan persiapan makanan dan hendak makan, t angan dicuci

terlebih dahulu dengan menggunkan sabun.

- Bagi yang mengkonsumsi sayuran segar (mentah) sebagai lalapan, hendaklah

dicuci bersih Dan disiram lagi dengan air hangat .

Khusus pada daerah endemik atau rentan, Karena t elur cacing Ascaris dapat hidup

dalam tanah selama bertahun-tahun, pencegahan dan pemberantasan di daerah

endemik adalah sulit . Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah

penyakit ini adalah sebagai berikut :

1. Mengadakan kemot rapi massal set iap 6 bulan sekali didaerah endemik at aupun

daerah yang rawanterhadap penyakit askariasis.

2. Memberi penyuluhan tentang sanitasi lingkungan.

3. Melakukan usaha aktif dan preventif untuk dapat mematahkan siklus hidup

cacing misalnyamemakai jamban/ WC.

4. Makan makanan yang dimasak saja.

5. Menghindari sayuran ment ah (hijau) dan selada di daerah yang menggunakan

t inja sebagai pupuk

Page 11: Ascaris Lumbricoides