Asas Kabotase Penentu Daya Saing filePekerjaan Umum. Sementara itu, Kementerian Perdagangan bertugas...

1
FIDEL ALI PERMANA S EBAGAI negara kepu- lauan, Indonesia sa- ngat bergantung pada industri pelayaran. Bu- kan hanya sebagai penyedia moda transportasi, industri tersebut juga merupakan pe- nopang distribusi barang dari pulau satu ke pulau yang lain. Adalah suatu keharusan bagi pemerintah untuk menaruh perhatian lebih pada industri yang sangat vital bagi pereko- nomian Indonesia itu. Agar tidak tergerus dominasi asing, pemerintah telah menerapkan asas kabotase sesuai amanat Undang-Undang No 17/2008 tentang Pelayaran. “Untuk nasional yang men- jadi perhatian yakni apa yang perlu dilakukan dalam cabotage (asas kabotase). Itu jadi satu isu dengan impact terbesar,” kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono seusai menutup acara Asian Shipow- ners Forum (ASF) di Jimbaran, Bali, kemarin. Asas kabotase mewajibkan kapal-kapal yang beroperasi di wilayah perairan Indone- sia berbendera merah putih, meski ada beberapa pengecu- alian khususnya yang terkait produksi minyak dan gas. Bambang menguraikan, dengan penerapan asas terse- but, pelayaran nasional diper- kirakan mampu meraih pasar ekspor-impor sebanyak 550 juta ton per tahun. Pemerintah akan memastikan asas kabotase terlaksana secara optimal. “Kita lihat dulu apa yang sudah tercapai dan belum. Tentu ada beberapa hal yang berkaitan dengan fasilitas skal yang dianggap para pelaku industri belum maksimal untuk mendorong daya saing industri dalam negeri,” tuturnya. Selain dukungan asas kabotase, industri perkapalan nasional perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mencetak pelaut yang diakui kompetensinya di ka- wasan ASEAN maupun Asia. Batasi usia Deputi Bidang Industri dan Perdagangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Edy Putra Irawady, mengata- kan demi memperkuat industri pelayaran, pemerintah beren- cana memperpendek usia mak- simal kapal. Sebelumnya usia kapal dipatok paling lama 20 tahun, nantinya akan semakin diperpendek menjadi 15 hingga 10 tahun. “Sekarang kan kapal tua itu yang 20 tahunan, nanti akan se- makin disesuaikan menjadi 15 hingga 10 tahun,” sebutnya. Wakil Ketua Indonesia Na- tional Shipowner Association (INSA) L Sudjatmiko meng- akui pembatasan usia kapal sangat diperlukan. Bahkan perusahaannya pun sudah mu- lai menjual kapal-kapal yang berusia lebih dari 10 tahun. “Dijual pertengahan tahun lalu, jadi yang di bawah 2000 tidak ada,” katanya. Menurut dia, untuk bisa me- layani kontrak pengangkutan dengan baik, kapal harus sehat. Karena sudah tua, tenaga kapal telah banyak berkurang dan boros bahan bakar. Sudjatmiko juga mengingat- kan industri kapal tidak hanya memerlukan kapal baru, tapi juga harus bisa merawat kapal yang ada. “Sebenarnya yang lebih pen- ting itu perawatan, bukan usia. Karena dengan perawatan, ka- pal juga lebih sehat,” tuturnya. (FD/E-1) [email protected] INDONESIA akan tetap men- jadi pengimpor buah-buahan selama persoalan distribusi ba- rang tidak dibenahi. Pasalnya, biaya logistik antarpulau di da- lam negeri jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan biaya transportasi dari luar negeri. Hal itu diungkapkan Direk- tur Jenderal Hortikultura Ke- menterian Pertanian (Kemen- tan) Hasanuddin Ibrahim, seusai menerima kunjungan delegasi Korea Selatan, di Ja- karta, kemarin. “Rata-rata impor jeruk dalam tiga tahun terakhir mencapai Rp2 triliun per tahun. Karena itu, persoalan distribusi dan waktu serta masalah logistik antarpulau seharusnya segera dibenahi, karena pemicu impor bukan hanya soal produksi.” Tugas untuk membenahi infrastruktur dan logistik ada di pundak Kementerian Per- hubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum. Sementara itu, Kementerian Perdagangan bertugas mengatur perdagang- an antarpulau. Adapun tugas Kementan, lanjutnya, mengatasi persoalan produksi. Untuk itu, saat ini pihaknya tengah mengem- bangkan produksi jeruk di da- lam negeri. Ada lima wilayah tempat pengembangannya, antara lain di Gayo, Sembalun, dan Malino. “Untuk mengurangi impor buah-buahan, memang perlu peningkatan produksi. Hanya saja, penting juga membenahi persoalan logistik antarpulau itu,” tuturnya. Lebih jauh ia mengatakan, untuk sektor hortikultura, saat ini sudah mulai memasuki masa lepas landas. Hal itu antara lain ditandai dengan perpindahan bisnis PT Perke- bunan Nusantara (PTPN) XII yang sebelumnya di perke- bunan menjadi hortikultura. PTPN XII mulai menanam jeruk dan pisang sejak tiga tahun terakhir. Perusahaan bermitra dengan PT Sewu Segar yang akan membeli produk dari BUMN perkebunan yang berada di Lampung tersebut. PT Sewu Segar akan mengemas produk yang dibeli dari PTPN XII de- ngan merek Sunpride. Sejuh ini, PTPN XII baru mengembangkan tanaman hortikultura di lahan seluas 1.000 hektare (ha). Namun, ke depan, luas lahan akan terus ditingkatkan secara bertahap untuk mengonversi tanaman perkebunan ke tanaman hor- tikultura. “Tanaman hortikultura di PTPN XII telah menyumbang pendapatan terbesar kedua bagi BUMN itu setelah komodi- tas karet,” imbuhnya. (*/E-4) E KONOMI NASIONAL KAMIS, 26 MEI 2011 18 Biaya Logistik Picu Impor Buah PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono akan meresmikan peluncuran masterplan Per- luasan dan Percepatan Pem- bangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) pada Jumat (27/5) mendatang. Secara simbolis, delapan proyek akan menjadi pionir dalam program yang dimulai dari 2011 hingga 2025 tersebut. Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pereko- nomian Hatta Rajasa, di Kan- tor Wakil Presiden, Jakarta, kemarin. “Presiden akan melakukan telemedia di lima titik karena implementasi pembangunan itu dimulai dari Sabang sampai Merauke. (Stakeholder-nya) dari BUMN, swasta murni, foreign direct investment (FDI) dan dana dari pemerintah senilai Rp200 triliun,” ujar Hatta. Anggaran yang dibutuhkan MP3EI hingga 2025 mencapai Rp3.348 triliun dengan alokasi untuk infrastruktur Rp1.551 triliun. Hatta menerangkan pelun- curan MP3EI tersebut meru- pakan puncak dari rangkaian penyusunan yang melibatkan seluruh pemangku kepen- tingan ( stakeholders ), baik dari pengusaha kecil, me- nengah, dan besar. “Seluruh pemerintah daerah terlibat. Peluncurannya nanti ditandai dengan peresmian delapan proyek tersebut oleh Presi- den,” jelasnya. Sementara itu, kedelapan proyek yang akan dibangun, yakni di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, meliputi pembangunan power plant dan pengembangan kawasan in- dustri sawit di Semangke se- nilai Rp6,8 triliun. Di Provinsi Banten akan dibangun pabrik baja baru oleh konsorsium Krakatau Steel dan Posco. Untuk koridor Bali-Nusa Tenggara, akan dilaksanakan pembangunan proyek jalan tol Nusa Dua-Bandara Ngurah Rai senilai Rp1,6 triliun oleh PT Angkasa Pura I, PT Jasa Marga, dan PT Pengembangan Pariwisata Bali. Di Provinsi NTB akan diba- ngun dua waduk, di Kaliman- tan Barat dilaksanakan pem- bangunan pertambangan se- nilai Rp9 triliun oleh PT Aneka Tambang (Antam) dan pem- bangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur senilai Rp15 triliun oleh PT Antam. Untuk koridor Papua, akan dibangun jalan tembus dari Timika ke Nabire dan Me- rauke. “Hal ini menggambar- kan komitmen perluasan dan percepatan pembangunan,” imbuhnya. Hatta melanjutkan, untuk memastikan MP3EI berjalan sampai 2025, Presiden akan menerbitkan peraturan presi- den (perpres) sebagai payung hukumnya. Selain itu, juga akan dibentuk tim yang ber- tugas untuk melakukan moni- toring dan evaluasi. “Kalau ada dispute, akan dilakukan dispute settlement ,” ujarnya. (Mad/E-4) Delapan Proyek Jadi Pionir MP3EI Sekarang kapal tua itu yang 20 tahunan, nanti akan semakin disesuaikan menjadi 15 hingga 10 tahun.” Edy Putra Irawady Deputi Kementerian Perekonomian Asas Kabotase Penentu Daya Saing Dengan penerapan asas itu, pelayaran nasional diperkirakan mampu meraih pasar ekspor-impor sebanyak 550 juta ton per tahun. PAMERAN MESIN: Pengunjung mengamati produk yang dipamerkan pada pameran Metalworking Technology and Machine (MTT) 2011 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, kemarin. Pameran ini diikuti sekitar 500 perusahaan terkemuka dari 20 negara seperti Korea, Singapura, dan Taiwan. MI/PANCA SYURKANI PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menetapkan konsorsium J-Power dan Itochu Corpo- ration (Jepang) bersama PT Adaro Energy Tbk sebagai pemenang tender pembang- kit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa Tengah yang berkapasitas 2x1.000 megawatt (Mw). “Kami direksi PLN merasa lega telah berhasil melakukan tender PLTU Jateng (Jawa Te- ngah) yang sangat bersejarah bagi PLN dan bagi pemerin- tah Indonesia. J-Power yang berkonsorsium dengan Itochu dan Adaro memenuhi syarat dan harga yang sangat baik yakni US$5,79 per kWh,” kata Direktur Utama PLN Dahlan Iskan melalui siaran pers, ke- marin. PLTU Jateng merupakan proyek kerja sama pemerintah- swasta (KPS). Proyek tersebut ditawarkan bersamaan dengan empat proyek KPS lainnya, namun sejauh ini baru PLTU Jateng yang berhasil dilelang- kan. Empat proyek lainnya itu meliputi jalur kereta api antara Bandara Soekarno- Hatta dan Manggarai, proyek pengadaan air minum di Um- bulan, Jawa Timur, cruise terminal (pelabuhan) di Tanah Ampo, Bali, serta jalan tol Medan-Kuala Namu. Tender PLTU Jateng diikuti tujuh perusahaan yang me- menuhi syarat, yaitu tiga peru- sahaan Jepang, tiga perusahaan China, dan satu perusahaan Korea Selatan. Namun, saat penutupan ten- der pada 29 April lalu, hanya empat perusahaan yang me- masukkan penawaran, yaitu Yudian dan Shenhua (China) serta Marubeni dan J-Power (Jepang). Dengan berhasilnya lelang PLTU Jateng, Dahlan meng- harapkan proyek-proyek KPS lainnya mengikuti sukses PLN. Proyek PLTU Jateng juga berse- jarah karena Indonesia belum pernah memiliki pembangkit listrik yang ukuran satu unit- nya mencapai 1.000 Mw. “Selama ini yang terbesar adalah 660 Mw, seperti yang ada di Tanjung Pati dan Paiton. Secara teknologi proyek ini juga sangat bersejarah karena inilah proyek pertama di In- donesia yang menggunakan ultra super critical yang sangat esien dan ramah lingkungan,” ungkapnya. Harga yang diperoleh dari pemenang tender juga diang- gap murah, yaitu US$5,79 per kWh. Dahlan mengaku harga tersebut jauh dari perkiraannya yang semula bisa mencapai US$6,5 atau lebih per kWh. Nilai proyek PLTU Jateng mencapai US$3,5 miliar atau sekitar Rp30 triliun. (ML/E-1) Konsorsium Adaro Garap PLTU Jawa Tengah PLTU JATENG: Bangunan PLTU Cilacap menyuplai listrik untuk wilayah Jateng Selatan dan Tengah. Untuk menambah kapasitas, pemerintah akan membangun PLTU Jawa Tengah dengan kapasitas 2x1.000 megawatt. MI/LILIEK DHARMAWAN

Transcript of Asas Kabotase Penentu Daya Saing filePekerjaan Umum. Sementara itu, Kementerian Perdagangan bertugas...

Page 1: Asas Kabotase Penentu Daya Saing filePekerjaan Umum. Sementara itu, Kementerian Perdagangan bertugas mengatur perdagang-an antarpulau. ... PTPN XII telah menyumbang pendapatan terbesar

FIDEL ALI PERMANA

SEBAGAI negara kepu-lauan, Indonesia sa-ngat bergantung pada industri pelayaran. Bu-

kan hanya sebagai penyedia

moda transportasi, industri tersebut juga merupakan pe-nopang distribusi barang dari pulau satu ke pulau yang lain.

Adalah suatu keharusan bagi pemerintah untuk menaruh perhatian lebih pada industri yang sangat vital bagi pereko-nomian Indonesia itu. Agar tidak tergerus dominasi asing, pemerintah telah menerapkan asas kabotase sesuai amanat Undang-Undang No 17/2008 tentang Pelayaran.

“Untuk nasional yang men-jadi perhatian yakni apa yang perlu dilakukan dalam cabotage (asas kabotase). Itu jadi satu isu dengan impact terbesar,” kata

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono seusai menutup acara Asian Shipow-ners Forum (ASF) di Jimbaran, Bali, kemarin.

Asas kabotase mewajibkan kapal-kapal yang beroperasi di wilayah perairan Indone-sia berbendera merah putih, meski ada beberapa pengecu-alian khususnya yang terkait produksi minyak dan gas.

Bambang menguraikan, dengan penerapan asas terse-but, pelayaran nasional diper-kirakan mampu meraih pasar ekspor-impor sebanyak 550 juta ton per tahun. Pemerintah akan memastikan asas kabotase

terlaksana secara optimal.“Kita lihat dulu apa yang

sudah tercapai dan belum. Tentu ada beberapa hal yang berkaitan dengan fasilitas fi skal yang dianggap para pelaku

industri belum maksimal untuk mendorong daya saing industri dalam negeri,” tuturnya.

S e l a i n d u k u n g a n a s a s kabotase, industri perkapalan nasional perlu meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan mencetak pelaut yang diakui kompetensinya di ka-wasan ASEAN maupun Asia.

Batasi usiaDeputi Bidang Industri dan

Perdagangan Kementerian Koordinator Perekonomian, Edy Putra Irawady, mengata-kan demi memperkuat industri pelayaran, pemerintah beren-cana memperpendek usia mak-

simal kapal. Sebelumnya usia kapal dipatok paling lama 20 tahun, nantinya akan semakin diperpendek menjadi 15 hingga 10 tahun.

“Sekarang kan kapal tua itu yang 20 tahunan, nanti akan se-makin disesuaikan menjadi 15 hingga 10 tahun,” sebutnya.

Wakil Ketua Indonesia Na-tional Shipowner Association (INSA) L Sudjatmiko meng-akui pembatasan usia kapal sangat diperlukan. Bahkan perusahaannya pun sudah mu-lai menjual kapal-kapal yang berusia lebih dari 10 tahun.

“Dijual pertengahan tahun lalu, jadi yang di bawah 2000

tidak ada,” katanya.Menurut dia, untuk bisa me-

layani kontrak pengangkutan dengan baik, kapal harus sehat. Karena sudah tua, tenaga kapal telah banyak berkurang dan boros bahan bakar.

Sudjatmiko juga mengingat-kan industri kapal tidak hanya memerlukan kapal baru, tapi juga harus bisa merawat kapal yang ada.

“Sebenarnya yang lebih pen-ting itu perawatan, bukan usia. Karena dengan perawatan, ka-pal juga lebih sehat,” tuturnya. (FD/E-1)

[email protected]

INDONESIA akan tetap men-jadi pengimpor buah-buahan selama persoalan distribusi ba-rang tidak dibenahi. Pasalnya, biaya logistik antarpulau di da-lam negeri jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan biaya transportasi dari luar negeri.

Hal itu diungkapkan Direk-tur Jenderal Hortikultura Ke-menterian Pertanian (Kemen-tan) Hasanuddin Ibrahim, seusai menerima kunjungan delegasi Korea Selatan, di Ja-karta, kemarin.

“Rata-rata impor jeruk dalam tiga tahun terakhir mencapai Rp2 triliun per tahun. Karena itu, persoalan distribusi dan waktu serta masalah logistik antarpulau seharusnya segera dibenahi, karena pemicu impor bukan hanya soal produksi.”

Tugas untuk membenahi infrastruktur dan logistik ada di pundak Kementerian Per-hubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum. Sementara itu, Kementerian Perdagangan bertugas mengatur perdagang-an antarpulau.

Adapun tugas Kementan, lanjutnya, mengatasi persoalan produksi. Untuk itu, saat ini pihaknya tengah mengem-bangkan produksi jeruk di da-lam negeri. Ada lima wilayah tempat pengembangannya, antara lain di Gayo, Sembalun, dan Malino.

“Untuk mengurangi impor buah-buahan, memang perlu peningkatan produksi. Hanya saja, penting juga membenahi persoalan logistik antarpulau itu,” tuturnya.

Lebih jauh ia mengatakan, untuk sektor hortikultura, saat ini sudah mulai memasuki masa lepas landas. Hal itu antara lain ditandai dengan perpindahan bisnis PT Perke-bunan Nusantara (PTPN) XII yang sebelumnya di perke-bunan menjadi hortikultura. PTPN XII mulai menanam jeruk dan pisang sejak tiga tahun terakhir.

Perusahaan bermitra de ngan PT Sewu Segar yang akan membeli produk dari BUMN perkebunan yang berada di Lampung tersebut. PT Sewu Segar akan mengemas produk yang dibeli dari PTPN XII de-ngan merek Sunpride.

Sejuh ini, PTPN XII baru mengembangkan tanaman hortikultura di lahan seluas 1.000 hektare (ha). Namun, ke depan, luas lahan akan terus ditingkatkan secara bertahap untuk mengon versi tanaman perkebun an ke tanaman hor-tikultura.

“Tanaman hortikultura di PTPN XII telah menyumbang pendapatan terbesar kedua bagi BUMN itu setelah komodi-tas karet,” imbuhnya. (*/E-4)

EKONOMI NASIONAL KAMIS, 26 MEI 201118

Biaya Logistik Picu Impor Buah

PRESIDEN Susilo Bambang Yudhoyono akan meresmikan peluncuran masterplan Per-luasan dan Percepatan Pem-bangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) pada Jumat (27/5) mendatang. Secara simbolis, delapan proyek akan menjadi pionir dalam program yang dimulai dari 2011 hingga 2025 tersebut.

Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pereko-nomian Hatta Rajasa, di Kan-tor Wakil Presiden, Jakarta, kemarin.

“Presiden akan melakukan telemedia di lima titik karena implementasi pembangunan itu dimulai dari Sabang sampai Merauke. (Stakeholder-nya) dari BUMN, swasta murni, foreign direct investment (FDI) dan dana dari pemerintah senilai Rp200 triliun,” ujar Hatta.

Anggaran yang dibutuhkan MP3EI hingga 2025 mencapai Rp3.348 triliun dengan alokasi untuk infrastruktur Rp1.551 triliun.

Hatta menerangkan pelun-curan MP3EI tersebut meru-pakan puncak dari rangkaian penyusunan yang melibatkan seluruh pemangku kepen-tingan (stakeholders), baik dari pengusaha kecil, me-nengah, dan besar. “Seluruh pemerintah daerah terlibat. Peluncurannya nanti ditandai dengan peresmian delapan proyek tersebut oleh Presi-den,” jelasnya.

Sementara itu, kedelapan proyek yang akan dibangun,

yakni di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, meliputi pembangunan power plant dan pengembangan kawasan in-dustri sawit di Semangke se-nilai Rp6,8 triliun. Di Provinsi Banten akan dibangun pabrik baja baru oleh konsorsium Krakatau Steel dan Posco.

Untuk koridor Bali-Nusa Tenggara, akan dilaksanakan pembangunan proyek jalan tol Nusa Dua-Bandara Ngurah Rai senilai Rp1,6 triliun oleh PT Angkasa Pura I, PT Jasa Marga, dan PT Pengembangan Pariwisata Bali.

Di Provinsi NTB akan diba-ngun dua waduk, di Kaliman-tan Barat dilaksanakan pem-bangunan pertambangan se-nilai Rp9 triliun oleh PT Aneka Tambang (Antam) dan pem-bangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur senilai Rp15 triliun oleh PT Antam.

Untuk koridor Papua, akan dibangun jalan tembus dari Timika ke Nabire dan Me-rauke. “Hal ini menggambar-kan komitmen perluasan dan percepatan pembangunan,” imbuhnya.

Hatta melanjutkan, untuk memastikan MP3EI berjalan sampai 2025, Presiden akan menerbitkan peraturan presi-den (perpres) sebagai payung hukumnya. Selain itu, juga akan dibentuk tim yang ber-tugas untuk melakukan moni-toring dan evaluasi. “Kalau ada dispute, akan dilakukan dispute settlement,” ujarnya. (Mad/E-4)

Delapan ProyekJadi Pionir MP3EI

Sekarang kapal tua itu yang 20

tahunan, nanti akan semakin disesuaikan menjadi 15 hingga 10 tahun.”Edy Putra IrawadyDeputi Kementerian Perekonomian

Asas Kabotase Penentu Daya SaingDengan penerapan asas itu, pelayaran nasional diperkirakan mampu meraih pasar ekspor-impor sebanyak 550 juta ton per tahun.

PAMERAN MESIN: Pengunjung mengamati produk yang dipamerkan pada pameran Metalworking Technology and Machine (MTT) 2011 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, kemarin. Pameran ini diikuti sekitar 500 perusahaan terkemuka dari 20 negara seperti Korea, Singapura, dan Taiwan.

MI/PANCA SYURKANI

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menetapkan konsorsium J-Power dan Itochu Corpo-ration (Jepang) bersama PT Adaro Energy Tbk sebagai pemenang tender pembang-kit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa Tengah yang berkapasitas 2x1.000 megawatt (Mw).

“Kami direksi PLN merasa lega telah berhasil melakukan tender PLTU Jateng (Jawa Te-ngah) yang sangat bersejarah bagi PLN dan bagi pemerin-tah Indonesia. J-Power yang berkonsorsium dengan Itochu dan Adaro memenuhi syarat dan harga yang sangat baik yakni US$5,79 per kWh,” kata Direktur Utama PLN Dahlan Iskan melalui siaran pers, ke-marin.

PLTU Jateng merupakan proyek kerja sama pemerintah-swasta (KPS). Proyek tersebut ditawarkan bersamaan dengan empat proyek KPS lainnya, namun sejauh ini baru PLTU Jateng yang berhasil dilelang-kan.

Empat proyek la innya itu meliputi jalur kereta api antara Bandara Soekarno-Hatta dan Manggarai, proyek pengadaan air minum di Um-bulan, Jawa Timur, cruise terminal (pelabuhan) di Tanah Ampo, Bali, serta jalan tol Medan-Kuala Namu.

Tender PLTU Jateng diikuti tujuh perusahaan yang me-menuhi syarat, yaitu tiga peru-sahaan Jepang, tiga perusahaan China, dan satu perusahaan Korea Selatan.

Namun, saat penutupan ten-der pada 29 April lalu, hanya empat perusahaan yang me-masukkan penawaran, yaitu Yudian dan Shenhua (China) serta Marubeni dan J-Power (Jepang).

Dengan berhasilnya lelang PLTU Jateng, Dahlan meng-harapkan proyek-proyek KPS lainnya mengikuti sukses PLN. Proyek PLTU Jateng juga berse-jarah karena Indonesia belum pernah memiliki pembangkit listrik yang ukuran satu unit-nya mencapai 1.000 Mw.

“Selama ini yang terbesar adalah 660 Mw, seperti yang

ada di Tanjung Pati dan Paiton. Secara teknologi proyek ini juga sangat bersejarah karena inilah proyek pertama di In-donesia yang menggunakan ultra super critical yang sangat efi sien dan ramah lingkungan,” ungkapnya.

Harga yang diperoleh dari pemenang tender juga diang-gap murah, yaitu US$5,79 per kWh. Dahlan mengaku harga tersebut jauh dari perkiraannya yang semula bisa mencapai US$6,5 atau lebih per kWh.

Nilai proyek PLTU Jateng mencapai US$3,5 miliar atau sekitar Rp30 triliun. (ML/E-1)

Konsorsium Adaro Garap PLTU Jawa Tengah

PLTU JATENG: Bangunan PLTU Cilacap menyuplai listrik untuk wilayah Jateng Selatan dan Tengah. Untuk menambah kapasitas, pemerintah akan membangun PLTU Jawa Tengah dengan kapasitas 2x1.000 megawatt.

MI/LILIEK DHARMAWAN