Asam Urat

19
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asam urat adalah produk akhir degradasi atau katabolisme purin, purin adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA. Apabila kita mengkonsumsi makanan yang mengandung purin, maka purin tersebut akan langsung dikatabolisme oleh usus. Ekskresi keseluruhan asam urat pada manusia yang normal berkisar rata-rata 600-800 mg/ 24 jam. Dua pertiga asam urat yang terbentuk dieleminasi melalui ginjal, sedangkan sepertiganya melalui saluran pencernaan. (6). Hiperurisemia merupakan suatu kondisi dimana konsentrasi asam urat serum meningkat yaitu lebih besar dari 7,0 mg/dL yang tidak bergejala. Akumulasi yang berlebih ini dapat disebabkan oleh overproduksi dan penurunan ekskresi. (17). Jumlah penderita hiperurisemia dimasyarakat dan berbagai kepustakaan barat sangat bervariasi yaitu diperkirakan antara 2,3-17,6%. Di China pada tahun 2006, hiperurisemia sebesar 25,3 pada orang dewasa usia 20-74 tahun. Besarnya angka kejadian hiperurisemia pada masyarakat Indonesia belum ada data yang pasti. Penelitian lapangan yang dilakukan 1

description

penjelasan tentang asam urat

Transcript of Asam Urat

Page 1: Asam Urat

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam urat adalah produk akhir degradasi atau katabolisme purin, purin

adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA. Apabila kita

mengkonsumsi makanan yang mengandung purin, maka purin tersebut akan

langsung dikatabolisme oleh usus. Ekskresi keseluruhan asam urat pada

manusia yang normal berkisar rata-rata 600-800 mg/ 24 jam. Dua pertiga asam

urat yang terbentuk dieleminasi melalui ginjal, sedangkan sepertiganya

melalui saluran pencernaan. (6).

Hiperurisemia merupakan suatu kondisi dimana konsentrasi asam urat

serum meningkat yaitu lebih besar dari 7,0 mg/dL yang tidak bergejala.

Akumulasi yang berlebih ini dapat disebabkan oleh overproduksi dan

penurunan ekskresi. (17).

Jumlah penderita hiperurisemia dimasyarakat dan berbagai kepustakaan

barat sangat bervariasi yaitu diperkirakan antara 2,3-17,6%. Di China pada

tahun 2006, hiperurisemia sebesar 25,3 pada orang dewasa usia 20-74 tahun.

Besarnya angka kejadian hiperurisemia pada masyarakat Indonesia belum ada

data yang pasti. Penelitian lapangan yang dilakukan pada penduduk kota

Denpasar, Bali mendapatkan prevalensi hiperurisemia sebesar 18,2

Untuk mengatasi semakin tingginya kadar asam urat darah, pasien

dianjurkan untuk mengurangi konsumsi makanan yang tinggi purin (contoh :

daging-daging organ), menghindari alkohol, dan menurunkan berat badan jika

obesitas. Selain itu, penderita juga dibantu dengan terapi obat salah satunya

allopurinol. Allopurinol dan metabolit utamanya, oksipurinol merupakan

inhibitor xantin oksidase, suatu enzim yang berperan dalam produksi asam

urat sehingga mempengaruhi perubahan hipoxantin menjadi xantin dan xantin

menjadi asam urat.

11

Page 2: Asam Urat

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Asam urat

1. Sifat Fisika dan Kimia Asam Urat

Asam urat memiliki nama IUPAC 7,9-dihidro-1H-purin-2,6,8(3H)-

trion atau dengan nama lain 2,6,8-trioksipurina. Rumus molekul asam urat

adalah C5H4N4O3 dengan berat molekul 168,11g/mol. Asam urat termasuk

asam lemah berupa kristal putih, sukar larut dalam air dan mengalami

dekomposisi dengan pemanasan. (5).

Kelarutan dari natrium urat dalam plasma adalah 6,8 mg/dl. Nilai di

atas, dapat berpotensi sebagai endapan dari kristal urat yang ada.

Kelarutan dari natrium urat dalam plasma pada suhu 30oC hanya 4 mg/dl,

sehingga bentuk kristal urat lebih baik di dalam suhu tubuh yang rendah.

(5).

Garam urat bersifat jauh lebih larut di dalam air dibandingkan asam

urat. Urin pada pH 5 hanya dapat melarutkan sekitar sepersepuluh total

urat (15 mg/dL) yang dapat dilarutkan oleh urin pada pH 7 (150-200

mg/dL), dan pH urin yang normal berada di bawah 5,8. Kristal saluran

kemih berupa natrium urat ditemukan di sebelah proksimal lokasi

asidifikasi urin (tubulus distal dan tubulus koligen), sedangkan kristal

asam urat ditemukan disebelah distal. Batu yang tersusun atas asam urat

terbentuk pada sistem pengumpul saluran kemih, sehingga pembentukan

batu dapat dikurangi dengan alkalinisasi urin. (11).

2. Sumber Asam Urat

Asam urat (uric acid) adalah hasil akhir dari katabolisme

(pemecahan) purin. Purin adalah salah satu kelompok struktur kimia

pembentuk DNA. Kelompok purin antara lain Adenosin dan Guanosin.

Saat DNA dihancurkan, purin pun akan dikatabolisme. Hasil buangannya

berupa Asam urat. (6).

24

Page 3: Asam Urat

Purin yang menghasilkan asam urat dapat berasal dari 3 sumber,

yaitu purin dari makanan, konversi asam nukleat jaringan menjadi

nukleotida purin, dan sintesis de novo basa purin. Individu normal

memproduksi 600-800 mg asam urat setiap hari dan mengekskresikan

kurang dari 600 mg asam urat melalui urin. Individu yang

mengekskresikan lebih dari 600 mg dalam masa diet bebas purin selama 3-

5 hari dianggap overproduksi. Individu dengan hiperurisemia yang

mengekskresikan kurang dari 600 mg asam urat dalam 24 jam dalam masa

diet bebas purin didefinisikan underekskresi asam urat. Keadaan

underekskresi dapat mengindikasikan tingginya kadar asam urat darah (6).

Makanan dan minuman yang mengandung purin tinggi dan

sebaiknya dihindari yaitu hati, ginjal, sarden, daging, bacon (daging babi

yang dikukus), codfish, scallops, trout, haddock, daging anak lembu,

venison (daging rusa), kalkun, minuman beralkohol. Makanan dan

minuman yang mengandung purin dengan kadar sedang dan dapat

dikonsumsi sekali-kali yaitu asparagus, daging sapi, bouillon, daging

ayam, kepiting, daging bebek, paha babi, buncis, jamur, lobster, tiram,

pork, udang, bayam. Makanan dan minuman bebas purin dan dapat

dikonsumsi yaitu kopi, buah, roti, beras, makaroni, keju, telur, produk

susu, gula, tomat, sayur hijau (kecuali yang telah disebutkan sebelumnya),

minuman berkarbonasi. (6).

3. Fisiologi

Dalam tubuh, senyawa-senyawa purin mengalami metabolisme

untuk diubah menjadi asam urat. Nukleotida purin yang utama, yaitu

Adhenosin Monophospat (AMP) dan Guanosin Monophosphat (GMP).

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur

penghematan (salvage pathway). (2).

a. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat

melalui prekursor nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat,

yang diubah melalui serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin

(asam inosinat, asam guanilat, asam adenilat). Jalur ini dikendalikan

3

Page 4: Asam Urat

oleh serangkaian mekanisme yang kompleks, dan terdapat beberapa

enzim yang mempercepat reaksi yaitu: 5-fosforibosilpirofosfat (PRPP)

sintetase dan amidofosforibosiltransferase (amido-PRT). Terdapat

suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang

terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang

berlebihan. (2).

b. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui

basa purin bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan.

Jalur ini tidak melalui zat-zat perantara seperti pada jalur de novo.

Basa purin bebas (adenin, guanin, hipoxantin) berkondensasi dengan

PRPP untuk membentuk prekursor nukleotida purin dari asam urat.

Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin

fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase

(APRT). (2).

Manusia mengubah nukleosida purin utama, adenosin dan guanosin

menjadi asam urat. Adenosin akan mengalami deaminasi menjadi inosin

oleh adenosine deaminase. Posforilasi ikatan N-glikosidat inosin yang

dikatalis oleh nukleosida purin fosforilase, akan melepas senyawa ribose-

1-fosfat dan guanin. Hipoxantin selanjutnya membentuk xantin dalam

reaksi yang dikatalis oleh xantin oksidase. Sedangkan guanin selanjutnya

membentuk xantin dalam reaksi yang dikatalis oleh guanase. Kemudian

xantin yang terbentuk akan dioksidasi menjadi asam urat dalam reaksi

kedua yang dikatalis oleh xantin oksidase. (11).

Ekskresi keseluruhan asam urat pada manusia yang normal berkisar

rata-rata 600-800 mg/24 jam. Dua pertiga asam urat yang terbentuk

dieleminasi melalui ginjal, sedangkan sepertiganya melalui saluran

pencernaan.

Asam urat diketahui berfungsi sebagai antioksidan dan mungkin

antioksidan yang paling penting dalam plasma dengan kontribusi sampai

60% dari seluruh aktivitas pembersihan radikal bebas dalam serum

manusia. Urat yakni bentuk asam urat yang larut dalam darah dapat

4

Page 5: Asam Urat

menangkap superoksida, radikal hidroksil, oksigen tunggal dan juga

mempunyai kemampuan untuk chelasi logam-logam transisi. Asam urat

dapat berinteraksi dengan peroxynitrit, suatu produk toksik yang terbentuk

dari reaksi antara anion superoksida dengan NO yang dapat merusak sel

melalui proses nitrosilasi residu protein tirosin (terbentuknya nitrotirosin),

dan membentuk donor NO yang stabil, sehingga menyebabkan

vasodilatasi dan meminimalkan kerusakan oksidatif yang diinduksi oleh

peroxynitrit tadi. (16).

Namun demikian asam urat juga bersifat prooksidatif pada kondisi

tertentu, khususnya bila antioksidan lain berada dalam level yang rendah.

Diketahui asam urat dapat merangsang oksidasi Low Density Lipoprotein

(LDL) in vitro yang merupakan langkah kunci dalam progresivitas

arterosklerosis. Efek merusak asam urat pada sel endotel diperkirakan

melalui aktivasi leukosit dan terdapat korelasi yang konsisten antara

peningkatan konsentrasi AU dengan marker inflamasi disirkulasi.

Observasi klinis dan laboratoris memperlihatkan peningkatan konsentrasi

asam urat dalam darah lebih dari 5,5 mg/dL, dikaitkan dengan disfungsi

endotel. Jadi walau mempunyai peranan sebagai antioksidan yang

signifikan, asam urat baik secara langsung maupun tidak langsung dapat

menyebakan kerusakan vaskuler. (16).

4. Patofisiologi Asam Urat

Pada manusia, asam urat merupakan produk akhir dari degradasi

senyawa purin. Karena ketidakberadaan enzim urikase pada manusia,

maka terdapat kemungkinan adanya timbunan asam urat yang apabila

melewati batas tertentu akan menimbulkan gangguan patologis. (7).

        Kadar asam urat normal dalam darah manusia pada pria adalah 3,5

mg/dl sebelum pubertas dan 5,2 mg/dl setelah pubertas. Sedangkan pada

wanita adalah 4 mg/dl usia pramenopause dan 4,7 mg/dl usia

pascamenopaus. Peningkatan kadar asam urat darah melebihi normal dapat

terjadi karena peningkatan produksi atau penurunan eksresi asam urat.

5

Page 6: Asam Urat

Keadaan biokimia ini disebut hiperurisemia yaitu kadar asam urat

melebihi 7,0 mg/dl pada pria dan 6,0 mg/dl pada wanita. (7).

Hiperurisemia dapat bersifat asimptomatik atau menimbulkan

keadaan patologis seperti arthritis gout akut dan gout kronik. Keadaan ini

timbul karena penimbunan kristal monoatrium urat pada jaringan lunak

dan persendian akibat keadaan lewat jenuh. Timbunan kristal ini

membentuk trofi yang dapat menyebabkan reaksi peradangan. (7).

       Hiperurisemia dan gout dikelompokkan menjadi dua yaitu primer dan

sekunder. Gout primer disebabkan oleh kelainan metabolik. Kelompok

hiperurisemia dan gout sekunder, bisa melalui mekanisme overproduction,

seperti ganguan metabolisme purin pada defisiensi enzim gucose-6-

phosphatase atau fructose-1-phospate aldolase. Hal yang sama juga terjadi

pada keadaan infark miokard, status epileptikus, penyakit hemolisis

kronis, polisitemia, psoriasis, keganasan mieloproliferatif dan

limfoproliferatif; yang meningkatkan pemecahan ATP dan asam nukleat

dari inti sel. Sedangkan mekanisme undersecretion bisa ditemukan pada

keadaan penyakit ginjal kronik, dehidrasi, diabetes insipidus, peminum

alkohol, myxodema, hiperparatiroid, ketoasidosis dan keracunan berilium.

Selain itu juga dapat terjadi pada pemakaian obat seperti diuretik, salisilat

dosis rendah, pirazinamid, etambutol dan siklosporin. (7).

5. Penatalaksanaan Hiperurisemia

OAINS diindikasikan selama serangan akut, dan apabila tidak

ditoleransi dengan baik, alternatifnya adalah kolkisin. Steroid

intraartikular juga sangat efektif. Terapi untuk menurunkan pembentukan

asam urat (allopurinol) atau meningkatkan ekskresinya (probenesid atau

sulfinpirazon) dapat diberikan pada pasien dengan serangan rekuren, kadar

asam urat yang tinggi atau keterlibatan penyakit awal. Terapi ini harus

ditunda sampai serangan akut telah selesai (jika tidak, serangan dapat

berlangsung lebih lama). OAINS/kolkisin dilanjutkan selama 3 bulan

pertama terapi hipourikemia, karena resiko terjadi serangan selanjutnya

6

Page 7: Asam Urat

tetap ada sampai tercapai kadar asam urat normal. Diet dan asupan alkohol

mungkin harus disesuaikan. (3).

B. Allopurinol

Derivat-pirimidin ini (1967) efektif sekali untuk menormalkan kadar urat

dalam darah dan kemih yang meningkat. Berdaya mengurangi sintesa urat atas

dasar persaingan substrat dengan zat-zat purin yang berlandasan enzim

xanthinoxydase (XO). Purin seperti hipoxantin dan xantin dirombak oleh XO

menjadi asam urat. Tetapi dengan adanya allopurinol, XO melakukan

aktivitasnya terhadap obat ini sebagai ganti purin. Akibatnya adalah

perombakan hipoxantin dikurangi dan sintesa urat menurun dengan k.l 50%.

Kadar urat berangsur turun, tofi menyusut dan batu urat tidak dibentuk lagi.

Setelah 1-3 minggu kadar urat mencapai nilai normal. (15)

Efek samping yang sering terjadi ialah reaksi kulit. Bila kemerahan kulit

timbul, obat harus dihentikan karena gangguan mungkin menjadi lebih berat.

Reaksi alergi berupa demam, menggigil, leucopenia atau leukositosis,

eosinofilia, artralgia dan priuritis juga pernah dilaporkan. Gangguan saluran

cerna kadang-kadang juga dapat terjadi. Allopurinol juga dapat meningkatkan

frekuensi serangan sehingga sebaiknya pada awal terapi diberikan juga

kolkisin. Serangan biasanya menghilang setelah beberapa bulan pengobatan.

Karena allopurinol menghambat oksidasi merkaptopurin, dosis merkaptopurin

harus dikurangi sampai 25-35% bila diberikan bersamaan. Dosis untuk

penyakit asam urat ringan 200-400 mg sehari, 400-600 mg untuk penyakit

yang lebih berat. Untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal dosis cukup

100-200 mg sehari. Dosis untuk hiperurisemia sekunder 100-200 mg sehari.

Untuk anak 6-10 tahun yaitu 300 mg sehari dan anak dibawah 6 tahun sebesar

150 mg sehari. (14).

C. Kalium Oksonat

Kalium oksonat merupakan garam kalium atau kalium dari asam

oksonat. Kalium oksonat mempunyai berat molekul 195,18 dengan rumus

7

Page 8: Asam Urat

molekul C4H2KN3O4. Kalium mempunyai titik didih pada 300ºC dan bisa

dideteksi pada spektra infra merah. Kelarutan kalium oksonat dalam air adalah

5 mg/ml pada suhu relatif. Kalium oksonat akan stabil jika disimpan dibawah

temperatur normal (suhu kamar). Kalium oksonat bersifat oksidator kuat,

teratogen, karsinogen, mutagen dan mudah mengiritasi mata dan kulit. (13).

Kalium oksonat merupakan reagen untuk inhibitor oksidase urat dengan

memberikan efek hiperurisemia. Adapun mekanisme kalium oksonat dalam

meningkatkan kadar asam urat dapat dilihat pada gambar 1 (13) :

Asam urat + 2 H2O + O2

Allantoin + CO2 + H2O2

Gambar 1. Mekanisme Aksi dari Kalium Oksonat Dalam Meningkatkan Kadar Asam Urat (Mazzali, et al., 2001)

Untuk menimbukan hiperurisemia, kalium oksonat dapat diberikan

secara intraperitonial dengan dosis 250 mg/kg bb. Kadar asam urat tertinggi

dapat dicapai dalam waktu dua jam setelah kalium oksonat diberikan secara

intraperitonial pada tikus. Setelah itu, kadar asam urat menurun hingga

mencapai normal dalam waktu 24 jam. Kalium oksonat merupakan inhibitor

kompetitif sehingga umum digunakan sebagai penginduksi asam urat. (8,9).

D. Metode Penentuan Kadar Asam Urat

Kadar asam urat dapat diperoleh dengan menggunakan beberapa metode

seperti metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT), metode reduksi

menggunakan asam fosfotungstat, dan metode enzimatik dengan urikase.

Metode kromatografi cair kinerja tinggi meiliki sensitfitas dan keakuratan

yang tinggi, namun metode ini kurang praktis jika dibandingkan dengan

metode yang lain sehingga metode ini tidak banyak dipakai dalam

menentukan kadar asam urat dalam cairan biologis. (8,9).

8

Uricase Kalium oksonat

Page 9: Asam Urat

Keuntungan metode kolori-enzimatik adalah metode ini memberikan

cara yang sederhana untuk menetapkan kadar zat dalam jumlah bahan uji yang

kecil. Metode ini juga memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan umum

digunakan. Asam urat dapat diukur secara spektrofotometri karena hidrogen

peroksida yang terbentuk akan bereaksi denagn suatu pereaksi dan

menghasilkan quinonimin, suatu senyawa yang memiliki gugus kromofor.

Prinsip reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut (8,9) :

Asam urat + O2 + 2H2O alantoin + CO2 + H2O2

2 H2O2 + asam 3,5 dikloro-2-hidroksibenzensulfonat + 4-aminophenazon

N-(4-antipiril)-3-kloro-5-sulfonat-p-benzokuinonimin + HCl + H2O.

E. Srikaya

1. Botani Tanaman Srikaya

Tanaman srikaya berbentuk pohon tegak dan hidup tahunan. Dalam

tata nama tumbuhan, srikaya diklasifikasikan sebagai berikut. (12).

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Polycarpiceae

Genus : Annona

Spesies : Annona squamosa Linn.

Spesies dari famili Annonaceae ini sangat banyak. Ada yang

dimanfaatkan untuk tanaman hias, tanaman industri, tanaman buah,

bahkan saat ini ada yang tergolong tanaman langka seperti stelechocripus

burahol (burahol, kepel). (12).

Sebagai tanaman tingkat tinggi, srikaya memiliki bagian-bagian tanaman

yang lengkap. (12).

a. Daun

9

Page 10: Asam Urat

Daun tanaman srikaya berbentuk lanset, ujungnya meruncing,

berwarna hijau muda, duduk daun berselang-seling pada batang atau

ranting, dan pinggiran daun rata.

b. Batang

Batang tanaman srikaya berkayu, berbentuk perdu, hidupnya menahun,

memiliki percabangan yang banyak, dan tingginya mencapai 8 m.

c. Bunga

Bunga tanaman srikaya berwarna kuning keputih-putihan dan keluar

dari ketiak daun pada ujung cabang atau ranting. Mahkota bunga

panjang, terdiri atas 3 lembar, dan tersusun secara acyclis dengan pistil

majemuk. Sistem pembungaannya tunggal.

d. Buah

Buah srikaya bersisik halus dan setiap sisik merupakan karpel yang

berisi satu butir biji. Buah srikaya yang masih muda berwarna hijau.

Buah srikaya yang sudah tua berwarna hijau kekuningan, pecah

lembek, dan mengeluarkan aroma harum yang khas. Daging buah

berwarna putih dan terasa seperti berpasir. Berat buah rata-rata 80 g-

200 g dan jumlah buah per pohon per musim sekitar 50 buah untuk

tanaman dewasa.

e. Biji

Biji buah srikaya berwarna coklelat kehitam-hitamin, halus, keras, dan

bagian ujungnya tumpul. Dalam satu buah terdapat sekitar 20-40 butir

biji dan berat rata-rata 0,6 g per biji. Biji mengandung 45% minyak

yang tidak mengering dan berwarna kuning.

2. Kandungan gizi buah Srikaya

Menurut Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, setiap 100 g daging buah srikaya segar mengandung komposisi

gizi sebagai berikut: kalori 101,00 kal, protein 1,70 g lemak 0,60 g,

karbohidrat 25,20 g, kalsium 27,00 mg, fosfor 20,00 mg, besi 0,80 mg,

vitamin B1 0,08 mg, vitamin C 22,00 mg, air, dan bdd 58%. (12).

3. Jenis-jenis Srikaya

10

Page 11: Asam Urat

Srikaya tersebar di Indonesia saat ini adalah srikaya lokal dan

srikaya luar negeri yang telah lama beradaptasi. Srikaya lokal dikenal

masyarakat adalah srikaya gading yang memiliki kulit buah berwarna

hijau, dan srikaya lumut dengan kulit buah berwarna kekunin-kuningan.

Srikaya yang berasal dari luar negeri yang telah dikenal adalah srikaya

merah dari Australia, jenis pinks mammoth dari Australia, dan srikaya

bangkok dari Thailand. (12).

Tanaman srikaya lokal memiliki bentuk pohon dengan percabangan

besar dan melebar, berat buah rata-rata 150 g per buah, daging buah putih,

rasa buah manis dengan kristal seperti pasir, bijinya besar dan penuh.

Srikaya merah dari Australia memiliki daun agak tertutup dan berwarna

hijau, bentuk buah sama dengan srikaya lokal, warna kulit buah merah,

dan permukaannya benjol-benjol. Buah keluar dari cabang utama dengan

berat rata-rata 100 g per buah. Daging buah berwarna putih, rasanya halus

dan kenyal, sedangkan bijinya kering dan gepeng. (12).

Srikaya pinks mammoth (Annona atemoya) diduga merupakan hasil

persilangan antara A. squamosa dari daerah tropik dan A. cherimola dari

Peru dan Equador. Berat buahnya berkisar antara 0,5 kg- 2 kg per buah,

bentuk buah tidak teratur, kulit buah tebal, dan tidak mudah pecah. Tekstur

daging buah lembut, beraroma kuat dan bijinya sedikit. (12).

4. Bagian yang Digunakan

Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai obat, yaitu daun,

akar, buah, kulit kayu, dan bijinya. (4).

5. Indikasi

Daun digunakan untuk mengatasi batuk, demam, reumatik,

menurunkan kadar asam urat darah yang tinggi, diare, disentri, rectal

prolaps pada anak-anak, cacingan, kutu kepala, pemakaian luar untuk

borok, luka, bisul, skabies, kudis, dan ekzema. Biji digunakan untuk

mengatasi pencernaan lemah, cacingan, dan mematikan kutu kepala dan

serangga. Buah muda digunakan untuk mengatasi diare, disentni akut, dan

gangguan pencernaan (atonik dispepsia). Akar digunakan untuk mengatasi

11

Page 12: Asam Urat

sembelit, disentri akut, depresi mental, dan nyeri tulang punggung. Kulit

kayu digunakan untuk mengatasi diare, disentri, dan luka berdarah. (4).

12