asam urat

11
 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pe nger ti an 1. Geront ology ada lah ilmu yang mempelajar i fenome na penuaan meliput i prose s menua dan degenerasi sel termasuk masalah-masalah yang ditemui dan harapan lansia (Cunningham & Brookbank, 19!. ". #ansia adalah seseor ang yang berusi a $% tah un atau l ebih. ( ep 'es ), "%%"* ! +. 'epera atan Geront ik adal ah rakt ek pera atan y ang berka itan de ngan peny akit  pada proses menua ('/)0, 19!. 2. 3enurut 44 5o. 1+ tahun 199 dikatakan baha usia lanjut adalah seseorang yang telah men6apai usia $% tahun ke atas. 7. 3enur ut #ue6ke rotte ( "%%%! kep eraat an geront ik adala h ilmu ya ng mempel ajari tentang peraatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional, peren6anaan, implementasi serta e8aluasi. adi, gerontol ogy adalah suatu ilmu yang mempelajar i tentan g proses penuaan serta  berbagai masalah yang terkait didalamnya dan #ansia merupakan kelompok tahap akhir manusia B. Te ori Pro ses Menu a 1. :eor i Bi ol ogis roses penuaan merupakan proses se6ara berangsur yang mengakibatkan  perubahan se6ara komulatif dan merupakan perubahan serta berakhir dengan kematian. :e ori biologis tentang penu aan dibagi menjadi * a. :eor i )ns tr insi k :eori ini berati perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab dalam diri sendiri.  b. :eori 0kstrinsik :eori ini menjelaskan baha perubahan yang terjadi diakibatkan pengaruh lingkungan.

description

asam urat

Transcript of asam urat

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian1. Gerontology adalah ilmu yang mempelajari fenomena penuaan meliputi proses menua dan degenerasi sel termasuk masalah-masalah yang ditemui dan harapan lansia (Cunningham & Brookbank, 1988).2. Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. ( Dep Kes RI, 2002: 8 ) 3. Keperawatan Gerontik adalah Praktek perawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua (KOZIER, 1987).4. Menurut UU No. 13 tahun 1998 dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas.5. Menurut Lueckerotte (2000) keperawatan gerontik adalah ilmu yang mempelajari tentang perawatan pada lansia yang berfokus pada pengkajian kesehatan dan status fungsional, perencanaan, implementasi serta evaluasi.Jadi, gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang proses penuaan serta berbagai masalah yang terkait didalamnya dan Lansia merupakan kelompok tahap akhir manusia

B. Teori Proses Menua1. Teori BiologisProses penuaan merupakan proses secara berangsur yang mengakibatkan perubahan secara komulatif dan merupakan perubahan serta berakhir dengan kematian. Teori biologis tentang penuaan dibagi menjadi :a. Teori InstrinsikTeori ini berati perubahan yang berkaitan dengan usia timbul akibat penyebab dalam diri sendiri.b. Teori EkstrinsikTeori ini menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi diakibatkan pengaruh lingkungan.

Teori lain menyatakan bahwa teori biologis dapat dibagi menjadi :a. Teori Mutasi Somatik ( teori error catastrophe )Menurut teori ini faktor lingkungan yang menyebabkan mutasi somatik .sebagai contoh diketahui bahwa radiasi dan zat kimia dapat memperpendek umur sebaliknya menghindarinya dapqaat mempperpanjang umur.menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somatik, akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsi sel tersebut. Sebaai salah satu hipotesis yang berhubungan dengan mutasi sel somatik adalah hipotesis error catastrope.b. Teori Auto imunDalam proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi oleh zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut, sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit.c. Teori Radikal BebasRadikal bebas dapat dibentuk di alam bebas. Tidak stabilnya radikal bebas mengakibatkan oksigenasi bahan - bahan organik seperti KH dan protein.radikal ini menyebabkansel sel tidak dapat beregenerasi.

2. Teori SosialSalah satu teori sosial yang berkenaan dengan proses penuaan adalah teori pembebasan ( disengagement teori ). Teori tersebut menerangkan bahwa dengan berubahnya usi seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lansia menurun, baik secara kualitatif maupun kuantitasnya sehingga sering terjadi kehilangan ganda yaitu :a. Kehilangan peranb. Hambatan kontak fisikc. Berkurangnya komitmen

3. Teori PsikologiTeori tugas perkembangan :Menurut Hangskerst, ( 1992 ) bahwa setiap individu harus memperhatikan tugas perkembangan yang spesifik pada tiap tahap kehidupan yang akan memberikan perasaan bahagia dan sukses. Tugas perkembangan yang spesifik ini tergantung pada maturasi fisik, penghargaan kultural masyarakat dan nilai serta aspirasi individu. Tugas perkembangan pada dewasa tua meliputi penerimaan adanya penurunan kekuatan fisik dan kesehatan, penerimaan masa pensiun dan penurunan income.penerimaan adanya kematian dari pasangannya dan orang orang yang berarti bagi dirinya. Mempertahankan hubungan dengan group yang seusianya, adopsi dan adaptasi deengan peran sosial secara fleksibel dan mempertahankan kehidupan secara memuaskan.

4. Teori Genetic clockMenurut teori ini menua telah terprogram secara genetic untuk spesies spesies tertentu. Tiap spesies memounyai di dalam tiap inti sel nya suatu jam genetic yang telah di putar menurut suatu replikasi tertentu. Jam ini akan menghitung mitosis dan menghentikan replikasi sel bila tidak di putar, jadi menurut konsep ini bila jam kita itu berhenti akan meneinggal dunia, meskipun tanpa di sertai kecelakaan lingkungan atau penyakit. Konsep genetic clock di dukung oleh kenyataan bahwa ini merupakan cara menerangkan mengapa pada beberapa spesies terlihat adanya perbedaan harapan hidup yang nyata. Secara teoritis dapat di mungkinkan memutar jam ini lagi meski hanya untuk beberapa waktu dengan pengaruh pengaruh dari luar, berupa peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dengan obat- oabatan atau tundakan tindakan tertentu. 5. Rusaknya sistem imun tubuhMutasi yang berulang atau perubahan protein pascatranslasi, dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh, mengenali dirinya sendiri. Jika mutasi somatic menyebabkan terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai se lasing dan menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa autoimun ( Goldstein, 1989 ).Hasilnya dapat pula berupa reaksi antigen/antibody yang luas mengenai jaringan-jaringan beraneka ragam, efek menua jadi akan menyebabkan reaksi histosinkompabilitas pada banyak jaringan. Salah satu bukti yang ditemukan ialah bertambahnya prevalensi auto antibody bermacam-macam pada orang lanjut usia ( Brocklehurst, 1987 ). Dipihak lain, sistem imun tubuh sendiri daya pertahananya mengalami penurunan pada proses menua, daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga sel kanker leluasa membelah-belah. Inilah yang menyebabkan terjadinya kanker meningkat sesuai dengan meningkatnya umur ( Suhana, 1994 ).Modulasi imunologik untuk mengantisipasi hal ini dapat dikerjakan yaitu dengan antara lain:a. Restorasi imunologik dengan ISG, serum hiper-imun, pemberian globulin, dsbb. Stimulasi/ potensiasi imunologik dengan menggunakan:1) Bahan biologik: hormone thymus, limfokin, interferon2) Bahan sintetik misalnya : levamisol, isoprinosin

Semua sel somatik akan mengalami proses menua , kecuali sel seks dan sel yang mengalami mutasi menjadi kanker. Sel-sel jaringan binatang dewasa juga dapat membagi diri dan memperbaharui diri, kecuali sel neuron, miokardium dan sel ovarium ( Constantinides, 1994 )

6. Teori menua akibat metabolismePerpanjangan umur karena penurunan jumlah kalori tersebut antara lain disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa proses metabolisme. Terjadi penurunan pengeluaran hormon yang merangsang proliferasi sel, misalnya insulin dan hormon pertumbuhan. Pentingnya metabolisme sebagai factor penghambat umur panjang dikemukakan oleh Balin dan Allen .

7. Kerusakan akibat radikal bebasRadikal bebas dapat terbbentuk di alam bebas dan di dalam tubuh jika fagosit pecah dan sebagai produk sampingan di dalam rantai pernapasan di dalam mitokondria ( Oen, 1993 ). Untuk organism aerobic , RB terutama terbentuk pada waktu respirasi ( aerob ) di dalam mitokondria, karena 90% oksigen yang diambil tubuh masuk ke dalam mitokondria.

C. Batasan Usia Lanjut1. Pra Usia LanjutSeseorang yang berusia antara 45-59 tahun.2. Usia Lanjut Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. Usia lanjut adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu (usia 60 tahun ke atas). Sedangkan lanjut usia adalah sudah berumur atau tua.3. Usia Lanjut Risiko TinggiSeseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. 4. Usia Lanjut Potensial Usia lanjut yang masih mampu malakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.5. Usia LanjutTidak PotensialUsia lanjut yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN (PRESBIKUSIS)

a. PengertianGangguan pendengaran merupakan suatu keadaan yang menyertai lanjutnya usia. Dengan makin lanjutnya usia terjadi degenerasi primer di organ corti berupa hilangnya sel epitel syaraf yang di mulai pada usia pertengahan (Brockle-hurst and Allen, 1987, Mills, 1985, Rees and Deekert, 1990, Vander Cammen, 1991).

b. EtiologiPenurunan fungsi pendengaran bisa disebabkan oleh suatu masalah mekanis di dalam saluran telinga atau di dalam telinga tengah yang menghalangi penghantaran suara (penurunan fungsi pendengaran konduktif). Kerusakan pada telinga dalam, saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak (penurunan fungsi pendengaran sensorineural). Penurunan fungsi pendengaran sensorineural dikelompokkan lagi menjadi:a) Penurunan fungsi pendengaran sensorik (jika kelainannya terletak pada telinga dalam). Penurunan fungsi pendengaran sensorik bisa merupakan penyakit keturunan, tetapi mungkin juga disebabkan oleh trauma akustik (suara yang sangat keras) Infeksi virus pada telinga dalam Obat-obatan tertentu Penyakit Meniere.b) Penurunan fungsi pendengaran neural (jika kelainannya terletak pada saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak). Penurunan fungsi pendengaran neural bisa disebabkan oleh tumor otak yang juga menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf di sekitarnya dan batang otak, infeksi berbagai penyakit otak dan saraf (misalnya stroke) dan beberapa penyakitketurunan (misalnya penyakit Refsum).

c. Tanda Dan Gejalaa) Kesulitan dalam mendengarkan percakapan, terutama jika di sekelilingnya berisikterdengar gemuruh atau suara berdenging di telinga (tinnitus).b) Tidak dapat mendengarkan suara televisi atau radio dengan volume yang normal kelelahan dan iritasi karena penderita berusaha keras untuk bisa mendengar.c) Pusing atau gangguan keseimbangan.d) Kesulitan mengerti pembicaraan.e) Ketidakmampuan untuk mendengarkan bunyi-bunyi dengan nada tinggi.f) Perubahan kemampuan mendengar konsonan seperti s, z, t, f, dan g.g) Suara vokal yang frekwensinya rendah seperti a,e,i,o,u umumnya relatif diterima dengan lengkap (Luekenotte, 1997).h) Suka lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik.i) Ingatan terhadap hal-hal dimasa muda lebih baik daripada hal-hal yang baru saja terjadi.j) Sering adanya disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang sulit menerima ide-ide baru.

d. Penatalaksanaana) Penatalaksanaan MedisPengobatanPengobatan untuk penurunan fungsi pendengaran tergantung kepada penyebabnya. Jika penurunan fungsi pendengaran konduktif disebabkan oleh adanya cairan di telinga tengah atau kotoran di saluran telinga, maka dilakukan pembuangan cairan dan kotoran tersebut. Jika penyebabnya tidak dapat diatasi, maka digunakan alat bantu dengar atau kadang dilakukan pencangkokan koklea.b) Penatalaksanaan Keperawatan1) Bersihkan telinga, pertahankan komunikasi.2) Berbicara pada telinga yang masih baik dengan suara yang tidak terlalu keras.3) Berbicara secara perlahan-lahan, jelas, dan tidak terlalu panjang.4) Beri kesempatan klien untuk menjawab pertanyaan.5) Gunakan sikap dan gerakan atau objek untuk memudahkan persepsi klien.6) Beri sentuhan untuk menarik perhatian sebelum memulai pembicaraan.7) Beri motivasi dan reinforcement.8) Kolaborasi untuk menggunakan alat bantu pendengaran.9) Lakukan pemeriksaan secara berkala.

A. Pengkajiana) WawancaraPengkajian pada lansia yang mengalami gangguan pada sistem pendengaran meliputi hal-hal sebagai berikut ini:1) Meminta untuk mengulang pembicaraan.2) Jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan.3) Memalingkan kepala terhadap pembicaraan.4) Kesulitan membedakan pembicaraan serta bunyi suara orang lainyang parau atau bergumam.5) Masalah pendengaran pada kumpulan yang besar, terutama dengan latar belakang yang bisisng, berdering / berdesis yang konstan.6) Volume bicara meningkat.7) Sering merasa sedih, di tolak lingkungan, malu, menarik diri, bosan, depresi, dan frustasi.8) Ketergantungan dalam melakukan aktivitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari (mandi, berpakaian, ke kamar kecil, makan, BAB/BAK, serta berpindah) .b) Pemeriksaan Diagnostik1) Pemeriksaan Dengan GarputalaPada dewasa, pendengaran melalui hantaran tulang dinilai dengan menempatkan ujung pegangan garputala yang telah digetarkan pada prosesus mastoideus (tulang yang menonjol di belakang telinga). Getaran akan diteruskan ke seluruh tulang tengkorak, termasuk tulang koklea di telinga dalam. Koklea mengandung sel-sel rambut yang merubah getaran menjadi gelombang saraf, yang selanjutnya akan berjalan di sepanjang saraf pendengaran. Pemeriksaan ini hanya menilai telinga dalam, saraf pendengaran dan jalur saraf pendengaran di otak. Jika pendengaran melalui hantaran udara menurun, tetapi pendengaran melalui hantaran tulang normal, dikatakan terjadi tuli konduktif. Jika pendengaran melalui hantaran udara dan tulang menurun, maka terjadi tuli sensorineural. Kadang pada seorang penderita, tuli konduktif dan sensorineural terjadi secara bersamaan.

2) AudiometriAudiometri dapat mengukur penurunan fungsi pendengaran secara tepat, yaitu dengan menggunakan suatu alat elektronik (audiometer) yang menghasilkan suara dengan ketinggian dan volume tertentu. Ambang pendengaran untuk serangkaian nada ditentukan dengan mengurangi volume dari setiap nada sehingga penderita tidak lagi dapat mendengarnya. Telinga kiri dan telinga kanan diperiksa secara terpisah. Untuk mengukur pendengaran melalui hantaran udara digunakan earphone, sedangkan untuk mengukur pendengaran melalui hantaran tulang digunakan sebuah alat yang digetarkan, yang kemudian diletakkan pada prosesus mastoideus. Audiometri ambang bicara mengukur seberapa keras suara harus diucapkan supaya bisa dimengerti.

3) DiskriminasiDengan diskriminasi dilakukan penilaian terhadap kemampuan untuk membedakan kata-kata yang bunyinya hampir sama. Digunakan kata-kata yang terdiri dari 1 suku kata, yang bunyinya hampir sama. Pada tuli konduktif, nilai diskriminasi (persentasi kata-kata yang diulang dengan benar) biasanya berada dalam batas normal. Pada tuli sensori, nilai diskriminasi berada di bawah normal. Pada tuli neural, nilai diskriminasi berada jauh di bawah normal.

4) TimpanometriTimpanometri merupakan sejenis audiometri, yang mengukur impedansi (tahanan terhadap tekanan) pada telinga tengah. Timpanometri digunakan untuk membantu menentukan penyebab dari tuli konduktif. Prosedur in tidak memerlukan partisipasi aktif dari penderita dan biasanya digunakan pada anak-anak.Timpanometer terdiri dari sebuah mikrofon dan sebuah sumber suara yang terus menerus menghasilkan suara dan dipasang di saluran telinga. Dengan alat ini bisa diketahui berapa banyak suara yang melalui telinga tengah dan berapa banyak suara yang dipantulkan kembali sebagai perubahan tekanan di saluran telinga. Hasil pemeriksaan menunjukkan apakah masalahnya berupa:penyumbatan tuba eustakius (saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan hidung bagian belakang) cairan di dalam telinga tengahkelainan pada rantai ketiga tulang pendengaran yang menghantarkan suara melalui telinga tengah. Timpanometri juga bisa menunjukkan adanya perubahan pada kontraksi otot stapedius, yang melekat pada tulang stapes (salah satu tulang pendengaran di telinga tengah). Dalam keadaan normal, otot ini memberikan respon terhadap suara-suara yang keras/gaduh (refleks akustik) sehingga mengurangi penghantaran suara dan melindungi telinga tengah.Jika terjadi penurunan fungsi pendengaran neural, maka refleks akustik akan berubah atau menjadi lambat. Dengan refleks yang lambat, otot stapedius tidak dapat tetap berkontraksi selama telinga menerima suara yang gaduh.

5) Respon Auditoris Batang OtakPemeriksaan ini mengukur gelombang saraf di otak yang timbul akibat rangsangan pada saraf pendengaran. Respon auditoris batang otak juga dapat digunakan untuk memantau fungsi otak tertentu pada penderita koma atau penderita yang menjalani pembedahan otak.a. ElektrokokleografiElektrokokleografi digunakan untuk mengukur aktivitas koklea dan saraf pendengaran. Kadang pemeriksaan ini bisa membantu menentukan penyebab dari penurunan fungsi pendengaran sensorineural. Elektrokokleografi dan respon auditoris batang otak bisa digunakan untuk menilai pendengaran pada penderita yang tidak dapat atau tidak mau memberikan respon bawah sadar terhadap suara.Misalnya untuk mengetahui ketulian pada anak-anak dan bayi atau untuk memeriksa hipakusis psikogenik (orang yang berpura-pura tuli).Beberapa pemeriskaan pendengaran bisa mengetahui adanya kelainan pada daerah yang mengolah pendengaran di otak. Pemeriksaan tersebut mengukur kemampuan untuk mengartikan dan memahami percakapan yang dikacaukanmemahami pesan yang disampaikan ke telinga kanan pada saat telinga kiri menerima pesan yang lain menggabungkan pesan yang tidak lengkap yang disampaikan pada kedua telinga menjadi pesan yang bermaknamenentukan sumber suara pada saat suara diperdengarkan di kedua telinga pada waktu yang bersamaan. Jalur saraf dari setiap telinga menyilang ke sisi otak yang berlawanan, karena itu kelainan pada otak kanan akan mempengaruhi pendengaran pada telinga kiri. Kelainan pada batang otak bisa mempengaruhi kemampuan dalam menggabungkan pesan yang tidak lengkap menjadi pesan yang bermakna dan dalam menentukan sumber suara.b. Alat Bantu DengarAlat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang dioperasikan dengan batere, yang berfungsi memperkuat dan merubah suara sehingga komunikasi bisa berjalan dengan lancar. Alat bantu dengar terdiri dari: Sebuah mikrofon untuk menangkap suara sebuah amplifier untuk meningkatkan volume suara sebuah speaker utnuk menghantarkan suara yang volumenya telah dinaikkan.Berdasarkan hasil tes fungsi pendengaran, seorang audiologis bisa menentukan apakah penderita sudah memerlukan alat bantu dengar atau belum (audiologis adalah seorang profesional kesehatan yang ahli dalam mengenali dan menentukan beratnya gangguan fungsi pendengaran). Alat bantu dengar sangat membantu proses pendengaran dan pemahaman percakapan pada penderita penurunan fungsi pendengaran sensorineural..c. CROSCROS (contralateral routing of signals) Alat ini digunakan oleh penderita yang hanya mengalami gangguan fungsi pendengaran pada salah satu telinganya. Mikrofon dipasang pada telinga yang tidak berfungsi dan suaranya diarahkan kepada telinga yang berfungsi melalui sebuah kabel atau sebuah transmiter radio berukuran mini. Dengan alat ini, penderita dapat mendengarkan suara dari sisi telinga yang tidak berfungsi.d. BICROSBICROS (bilateral CROS) Jika telinga yang masih berfungsi juga mengalami penuruna fungsi pendengaran yang ringan, maka suara dari kedua telinga bisa diperkeras dengan alat ini. Alat Bantu Dengar Hantaran TulangAlat ini digunakan oleh penderita yang tidak dapat memakai alat bantu dengar hantaran udara, misalnya penderita yang terlahir tanpa saluran telinga atau jika dari telinganya keluar cairan (otore). Alat ini dipasang di kepala, biasanya di belakang telinga dengan bantuan sebuah pita elastis. Suara dihantarkan melalui tulang tengkorak ke telinga dalam. Beberapa alat bantu dengar hantaran tulang bisa ditanamkan pada tulang di belakang telinga.e. Pencangkokan kokleaPencangkokan koklea (implan koklea) dilakukan pada penderita tuli berat yang tidak dapat mendengar meskipun telah menggunakan alat bantu dengar.Alat ini dicangkokkan di bawah kulit di belakang telinga dan terdiri dari 4 bagian:Sebuah mikrofon untuk menangkap suara dari sekitar, Sebuah prosesor percakapan yang berfungsi memilih dan mengubah suara yang tertangkap oleh mikrofon Sebuah transmiter dan stimulator/penerima yang berfungsi menerima sinyal dari prosesor percakapan dan merubahnya menjadi gelombang listrik Elektroda, berfungsi mengumpulkan gelombang dari stimulator dan mengirimnya ke otak. Suatu implan tidak mengembalikan ataupun menciptakan fungsi pendengaran yang normal, tetapi bisa memberikan pemahaman auditoris kepada penderita tuli dan membantu mereka dalam memahami percakapan. Implan koklea sangat berbeda dengan alat bantu dengar. Alat bantu dengar berfungsi memperkeras suara. Implan koklea menggantikan fungsi dari bagian telinga dalam yang mengalami kerusakan. Jika fungsi pendengaran normal, gelombang suara diubah menjadi gelombang listrik oleh telinga dalam. Gelombang listrik ini lalu dikirim ke otak dan kita menerimanya sebagai suara. Implan koklea bekerja dengan cara yang sama. Secara elektronik, implan koklea menemukan bunyi yang berarti dan kemudian mengirimnya ke otak

B. Diagnosa Keperawatan1. Kerusakan komunikasi verbal B/D kerusakan pendengaran.2. Kerusakan aktivitas B/D ketidakseimbangan dalm beraktifitas karena hilangnya fungsi pendengaran.3. Kehilangan perawatan diri dirumah B/D hilangnya fungsi pendengaran.4. Kerusakan interaksi sosial B/D kerusakan sarf sensori.

C. PerencanaanIntervensi keperawatan pada lansia dengan ganguan pendengaran ketika berbicara kerusakan suara (bukan teriak) atau menyuruh untuk memperhatikan mulut sipembicara.Ajak klien berkomunikasi dengan santai dengan jarak yang dekat. Berbicara yang jelas dan tidak terlalu cepat an saling bertatap muka. Hindarkan adanya suara-suara yang mengganggu seperti suara radio dan TV. Jika kerusakan komunikasi maka gunakanlah kertas sebagai komunikasi verbal atau dengan simbol.Berikan lingkungan yang nyaman bagi klien. Gunakanlah alat bantu pendengaran apabila diperlukan.