Artikel_Metodologi Penelitian
-
Upload
meigy-nitalessy -
Category
Documents
-
view
183 -
download
0
Transcript of Artikel_Metodologi Penelitian
5/8/2018 Artikel_Metodologi Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikelmetodologi-penelitian 1/8
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Hubungan Stres Kerja dan Tipe Kepribadian dengan Kejadian Hipertensi pada Guru SMUN
Penulis : GURENDRO PUTRO dan I KADE SUGITA
A. LATAR BELAKANG
- PERMASALAHAN
Di antara penyakit kardiovaskular, hipertensi (tekanan darah tinggi)
merupakan penyebab kematian tertinggi, yaitu 53,8%. Prevelensi hipertensi
di Indonesia mencapai 10-20%. Berbagai penelitian dikumpulkan Darmojo
menunjukan bahwa 1,8-28,6% penduduk berusia di atas 20 tahun adalah
penderita hipertensi (Sidabuntar 1993).
Ada beberapa faktor risiko hipertensi, yaitu genetik, usia, obesitas,
kebiasaan hidup, stress dan tipe kepribadian. Di antara faktor risiko
hipertensi, stres merupakan hal normal yang hampir semua orang pernahmengalaminya. Stes akan selalu ada mengikuti perkembangan [erjalanan
kehidupan manusia. Stres kerja juga terjadi pada guru-guru yang mengajar di
Sekolah Menegah Umum (SMU) karena yang diajar adalah anak remaja yang
sedang mencari identitas diri dengan segala perilakunya. Pemahaman siswa,
lingkungan kerja, beban kerja, dan karakteristik indivis=du mungkin
merupakan pencetus terjadinya stres.
Laporan tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana menunjukan
prevalensi hipertensi pada 2001 sebesar 7,24% dan pada 2002 sebesar
7,97%. Profil RSUD negara tahun 2001 menyebutkan bahwa stroke
menduduki urutan ke-6 penyebab kematian dari 10 besar penyakit. Pada
2002, stroke menduduki urutan pertama penyebab kematian dan hipertensi
merupakan faktor utama. Melihat data tersebut maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang skrining hipertensi dengan tujuan
mempelajari faktor risiko stres kerja dan tipe kepribadian terhadap kejadian
hipertensi.
- TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
Tujuan umum penelitian ini adalah menemukan penderita hipertensi
dengan metode yang lebih sederhana (skining) dan mempelajari faktor risikostres kerja serta tipe kepribadian terhadap penyakit hipertensi di kalangan
guru-guru.
Sedangkan tujuan khususnya adalah mengidentifikasi karakteristik
guru-guru; menghitung prevalensi hipertensi pada guru-guru; menilai
validitas alat skrining hipertensi pada guru-guru; menilai reabilitas skrining
hipertensi pada guru-guru; mempelajari faktor risiko stres kerja terhadap
5/8/2018 Artikel_Metodologi Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikelmetodologi-penelitian 2/8
penyakit hipertensi; serta mempelajari faktor risiko tipe kepribadian terhadap
penyakit hipertensi.
B. METODOLOGI PENELITIAN
- POPULASI, KRITERIA INKLUSI, VARIABEL-VARIABEL PENELITIAN, SAMPEL,
SAMPLING, MINIMUM SAMPEL SIZE
1. Populasi
Populasi penelitian adalah guru-guru yang mengajar di SMUN 1 Mendoyo.
2. Kriteria Inklusi
Responden berusia 40-49 Tahun, dan memiliki masa kerja 15-24 tahun.
3. Variabel-Variabel Penelitian
Tidak Ada
4. Sampel
Sebagai sampel kasus adalah hasil positif hipertensi dengan gold standart
pada pelaksanaan skrining.
5. Sampling
Tidak Ada
6. Minimum Sampel Size
Tidak Ada
- DESAIN PENELITIAN (deskriptif atau analitif)
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik yang bertujuan
memperoleh fakta dari gejala yang ada sehingga mendapat gambaran
tentang suatu penyakit (prevelensi) dengan cara skrining. Penelitian ini juga
mempelajari faktor risiko stres dan tipe kepribadian terhadap penyakithipertensi dengan case kontrol.
- KERANGKA KONSEP
1. Faktor usia juga memperngaruhi risiko terkena hipertensi.
2. Faktor genetik juga mempengaruhi risiko terkena hipertensi, misalnya jika
ada salah satu anggota keluarga yang menderita maka keturunannya akan
berisiko hipertensi pula.
- DEFENISI OPERASIONAL
1. Hipertensi adalah penyakit tekanan darah sistolik dan atau diastolik yang
tidak normal.
2. Hipertensi merupakan penyakit degeneratif di mana dengan me ningkatnya
usia, risiko untuk terkena hipertensi juga meningkat.
3. Hipertensi merupakan penyakit genetik, jika ada salah satu anggota keluarga
yang menderita maka keturunannya akan berisiko hipertensi pula.
5/8/2018 Artikel_Metodologi Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikelmetodologi-penelitian 3/8
4. Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu segara diatasi sebelum
terjadi komplikasi sehingga perlu dilakukan skrining untuk memisahkan
orang-orang yang tampaknya sehat.
- ALAT UKUR
1. Alat Diagnostik
Sebagai patokan adalah gelaja klinis hipertensi seperti sakit kepala, berat di
tengkuk, susah tidur, telinga mendengung, dan mata berkunang-kunang.
2. Gold Standart
Menggunakan tensimeter Spygmomanometer
- PENGUMPULAN DATA
1. Kuisioner
Digunakan untuk mencatat semua hasil pengukuran, baik gelaja klinis
maupun pengukuran dengan tensimeter.
C. HASIL PENELITIAN
- TEXT
Gambaran Umum
SMUN 1 Negara terletak di Kecamatan Negara, yaitu pusat kota kabupaten
Jembrana, sedangkan SMUN 1 Mendoyo terletak di Kecamatan Mendoyo dengan
jarak kurang lebih 5 km dari pusat kota. Kedua SMUN ini termasuk SMUN favorit
di Kabupaten Jembrana dan keduanya terletak di lintasan jalan raya Denpasar ke
Gilimanuk. Jumlah guru SMUN 1 Negara sebanyak 49 orang di SMUN 1 Mendoyo
44 orang.
K arakteristik Responden
Umur
Umur responden sebagian besar 40-49 tahun, yaitu 55 orang (60,21%); 30-39
tahun 21 orang (22,58%); dan di atas 50 tahun 17 orang (18,28%). Data
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.
Jenis Kelamin
Jenis kelmin responden terdiri dari 62 orang laki-laki (66,67%) dan 31 orang
perempuan (33,33%).
Masa Kerja
Sebagian besar responden memiliki masa kerja 15-24 tahun, yaitu 58 orang
(62,36%) dam masa kerja 5-14 tahun 20 orang (21,51%). Masa akerja paling
pendek 6 tahun dan paling lama 32 tahun.
5/8/2018 Artikel_Metodologi Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikelmetodologi-penelitian 4/8
Kejadian Hipertensi Berdasarkan Kelompok Umur
Setelah dilakukan skrining, hipertensi paling tinggi dialami oleh kelompok
umur 50 tahun, yaitu 4 orang (25, 53%), 40 -49 tahun 8 orang (14,44%) dan 30 -
39 tahun 2 orang (9,52%)
Kejadian Hipertensi Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan jenis kelamin, prevelensi hipertensi lebih banyak terjadi pada
perempuan, yaitu 8 orang (25,8%) dan laki-laki 6 orang (9,68%). Data
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5
Validitas Alat Skrining
Validitas alat skrining hipertensi dinilai dengan membandingkan gelaja klinis
hipertensi dengan hasil pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter
sygnomanometer sebagai gold standart (baku emas). Gejala klinis yang
diguankan adalah sakit kepala, berat di tengkuk, susah tidur, telinga berdengung,
dan mata berkunang-kunang.
Nilai sensitivitas artinya akurasi alat ukur (gejala klinis hipertensi) dalam
mengindentifikasi subjek yang dikategorikan positif oleh standart emas sebesar
92,86%. Nilai spesifisitas artinya akurasi alat ukur dalam mengidentifikasi sebjek
yang positif yang dikategorikan negatif oleh standart emas sebesar 79,75%. Nilai
prediktif positif (Postive Predictive Valeu=PPV) artinya probabilitas subjek yang
menurut alat ukur dikategorikan positif benar0benar, akan dikategorikan positif
menurut alat ukur standart emas sebesar 44,84%. Nilai prediktif negatif
(Negative Predictive Value=NPV) artinya probabilitas subjek menurut alat ukur
dikategorikan negatif menurut alat ukur standart emas sebesar 98,44%.Suatu alat ukur memiliki validitas yang tinggi jika memberikan skor
sensitivitas maupun spesifititas mendekati 100%. Tetapi, kedua ukuran ini akan
saling mempengaruhi. Artinya, apabila sensitivitas tinggi maka spesifitasnya akan
berkurangg dan sebaliknya. Sedangkan nilai prediktif positif juga mempunyai arti
bahwa alat ukut tersebut benar-benar mempunyai hasil positif sebesar 44,84%,
sedangkan yang mempunyai nilai negatif prediktif sebesar 98,44%
- TABEL
Tabel 1 : Distribusi kelompok umur guru SMUN 1 Negaradan SMUN 1 Mendoyo
No Kelompok umur (th) Jumlah Presentase
(%)
1 30-39 21 22,58
2. 40-49 55 59,14
50 17 18,28
Jumlah 93 100
5/8/2018 Artikel_Metodologi Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikelmetodologi-penelitian 5/8
Tabel 3 : Distribusi masa kerja guru SMUN 1 Negara dan
SMUN 1 Mendoyo
No Masa Kerja (Tahun) Jumlah Presentase (%)
1 5-14 20 21,51
2 15-24 58 62,36
3 25-34 15 16,13
Jumlah 93 100
Tabel 4 : Kejadian Hipertensi menurut kelompok umurNo Kelompok umur (thn) Hipertensi Jumlah Prevalensi (%)
1 30-39 2 21 9,52
2 40-49 8 55 14,55
3 50 4 17 23,53
Jumlah 14 93 15,05
Tabel 6 : Validitas alat skrining hipertensi pada guru-guru
Hipertensi
Gejala Klinis +
-
+
13
1
-
16
63
Jumlah
29
64
Jumlah 14 79 93
Sensitivitas = 13/14x100% = 92,86%
Spesifisitas = 63/79x100% = 79,75%
PPV = 13/29x100% = 44,83%
NPV = 63/64x100% = 98,44%
Tabel 2 : Distribusi jenis kelamin guru SMUN 1 Negara dan
SMUN 1 Mendoyo
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
1 Laki-laki 62 66,67
2 Perempuan 31 33,33
Jumlah 93 100
Tabel 5 : Kejadian hipertensi menurut jenis kelamin
No Jenis Kelamin Hipertensi Jumlah Prevalensi (%)
1. Laki-Laki 6 62 9,68
2. Perempuan 8 31 25,80
Jumlah 14 93 15,05
Tabel 8 : Guru-Guru yang Mengalami Stres
Paparan Kasus
Jumlah
Kontrol
Prosentase
Jumlah Prosentase
Stres 4 28,57 6 10,71
Tidak Stres 10 71,43 50 89,29
Jumlah 14 100 56 100
5/8/2018 Artikel_Metodologi Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikelmetodologi-penelitian 6/8
Tabel 9 : Tipe Kepribadian Guru-Guru
PaparanKasus Kontrol
Jumlah Prosentase Jumlah Prosentase
Tipe Kepribadian A 9 64,29 15 26,79
Tipe Kepribadian B 5 35,71 41 73,21
Jumlah 14 100 56 100
- GRAFIK
Tidak ada
- ANALISIS DATA
Analisis faktor Risiko Stres K erja terhadap K ejadian Hipertensi
Berdasarkan hasil positif gold standart, responden yang mengalami tekanan
darah diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg (14 Responden) dijadikan
sebagai kelompok kasus. Berdasarkan hasil tersebut maka perbandingannya 1:4.
Hasil negatif gold starndart dijadikan kelompok kontrol (56 Responden) dan
diambil secara acak sederhana (simple random sampling)
Kelompok kasus yang mengalami stres kerja sebanyak 4 orang (28,57%) dan
yang tidak mengalamii stres kerja 10 orang(71,43%). Sedangkan pada kelompok
kontrol yang mengalami stress sebanyak 6 orang (10,71%) dan yang tidak
mengalami stres 50 orang (89,29%)
Hasil Penelitian menunjukan risiko terjadinya hipertensi pada guru -guru yang
mengalami stres kerja sebesar 3,33 kali lebih besar dibanding dengan guru-guru
yang tidak mengalami stres kerja.
Stres jiwa dapat merangsang kelenjar anak ginjal melapaskan hormaon
adrenalin serta memacu untuk merdenyut lebih cepat dan kuat. Dengan
demikian tekanan darah akan meningkat. Jika stres berlangsung lama maka
tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian sehingga timbum kelainan
organus atau perubahan patologis dengan gejala menonjol berupa hipertensi.
Stres yang tidak teratasi menimbulkan gejala badaniah, jiwa, dan sosial. Pada
badan, hal ini akan memperngaruhi otak. Kemudian melalui sistem neihormonal
menyebabkan gejala pada badan yang diperngaruhi oleh hormon adrennalin dan
sistem syaraf otonom. Adrenalin akan meningkat dan mengakibatkan
peningkatan kadar asam lemak bebas. Hal ini dapat mempengaruhi sumber
energi ekstra. Bila peningkatan ini tidak disertai kegiatan fisik, energi ektra ini
tidak akan dibakar habis dan akan diubah oleh liver menajdi elmak kolesterol dantrigleserid. Pada dinding pembebuluh darah, kolesterol dan trigleserid akan
menimbulkan penyempitan, termasuk pada pembuluh jantung koroner.
Selanjutnya, kenaikan tekanan darah, denyut jantung bertambah, dan keduanya
mengakibatkan gangguan pada kerja jantung. Bahkan bisa menimbulkan
kematian secara mendadak.
Faktor genetik juga mempengaruhi kejadian hipertensi. Artinya bila salah
satu dari orangtuanya menderita hipertensi maka akan menurunkan pada
5/8/2018 Artikel_Metodologi Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikelmetodologi-penelitian 7/8
anggota keluarganya (keturunannya) (Irawan 1998). Menurut Davidson, bila
kedua orangtua menderita hipertensi maka sekitar 45% akan turun ke anak dan
bila salah satu orang tua mengidap hipertensi maka sekitar 30% akan menurun
ke anaknya ( Sirait 1990)
Kegemukan (obesitas) juga meningkatkan kejadian hipertensi. Hal ini terjadi
karena kegemukan akan meningkatkan penimbunan lemak yang berlebihan
dalam jaringan tubuh sehingga mempersempit aliran darah dan memudahkan
terjadinya hipertensi (Budijanto 2000). Selain itu, diet garam juga mempengaruhi
terjadinya hipertensi. Semakin tinggi tingkat konsumsi garam, semamkin tinggi
pula tekanan darah. Hal ini disebabkan garam mengandung sodium yang
berikatan dengan air, kemudian menyebabkan peningkatan tekanan darah (
Leonard (1992).
Analisis Faktor Risiko Tipe K epribadian dengan K ejadian Hipertensi
Kelompok kasus yang memiliki tipe kepribadian A sebanyak 9 orang (64,29%)
dan tipe kepribadian B sebanyak 5 orang (35,71%). Sedangkan dari kelompok
kontrol yang memiliki tipe kepribadian A sebanyak 15 orang (26,79%) dan tipe
kepribadian B 41 orang (73,21%)
Berdasarkan analisis risiko tipe kepribadian terhadap kejadian hipertensi
dengan menghitung nilai OR pada 95% CI, didapat nilai OR sebesar 4,92 (1,42<
OR< 17,05). Artinya, risiko terjadinya hipertensi pada guru-guru yang memiliki
tipe kepribadian A 4,92 kali lebih besar dibanding dengan guru -guru yang
memiliki tipe kepribadian B.
Fredman dan Rosenman menggambarkan bahwa tingkah laku kepribadian A
merupakan orang yang selalu bergerak aktif, berkata eksplisit, tidak sabar,memotong kalimat orang, mengerjakan dua hal secara bersamaan dan berusaha
mengikuti keinginannya. Mereka tidak bisa hidup santai, tidak puas, tidak pernah
mengahrgai hal-hal di sekitarnya, sangat kompetitif, dan ingin berprestasi. Ia
seringkali menilai kesuksesan dengan kuantitas, bukan dengan kualitas
(Charlerworth, 1997)
Sebaliknya pada perilaku tipe kepribadian B, lebih cenderung santai lebih
menggampangkan, dan tidak perlu bekerja keras. Karenanya, mereka tidak
mempunyai konflik atau tidak menyukai konflik. Dengan sifat-sifat tersebut,
kemungkinan terkena penyakit hipertensi lebih sedikit dibanding dengan mereka
yang mempunyai kepribadian tipe A (Munandar 2001)
- KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang hubungan stres kerja dan tipe
kepribadian dengan kejadian hipetensi pada guru-guru di SMUN 1 Negara dan
SMUN 1 Mendoyo, didapatkan hasil sebagai berikut :
5/8/2018 Artikel_Metodologi Penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikelmetodologi-penelitian 8/8
a. Kejadian hipertensi banyak dijumpai pada jenis kelamin perempuan dan pada
umur lebih dari 50 tahun.
b. Validitas alat skrining hipertensi : sensitivitas 92,86%; spesifisitas 79,75%;
nilai prediktif positiif 44,83%; dan nilai prediktif negatif sebesar 98,44%.
c. Gejala klinis yang mempunyai sensitivitas paling tinggi adalah sakit kepala,
berat di tengkuk, dan susah tidur.
d. Reabilitas skrining hipertensi menunjukan kesepakatan yang cukup baik
antardua penguji, dengan koefisien kontingensi Kappa Cohen sebesar 0,57%
e. Risiko terjadinya hipertensi pada guru-guru yang mengalami stres kerja.
f. Risiko terjadinya hipertensi pada guru-guru yang memiliki tipe kepribadian A
sebanyak 4,92 kali lebih ebsar daripada guru-guru yang mempunyai
kepribadian B.
Saran
a. Hendaknya dilakukan pemeriksaan secara rutin pada tekanan darahnya, baik
harian, mingguan, ataupun bulanan, terutama pada orang yang mempunyai
umur lebih dari 50 tahun.
b. Untuk mengurangi kejadian hipertensi, sebaiknya situasi kerja dibuat nyaman
dan meminimalkan stres kerja, baik dari beban kerja maupun lingkungan
kerja yang indah.
c. Walaupun tipe kepribadian mempunyai risiko terjadinya hipertensi, untuk
mengurangi kejadian hipertensi perlu mengubah pola hidup santai,
mengurangi tekanan hidup, dan menghadapi hidup dengan apa adanya.