Artikel Tesis

22
1 PENDAHULUAN Perawatan kesehatan masyarakat terutama pelayanan kunjungan rumah merupakan pelayanan yang diberikan yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan (Hidayat, 2008). Tujuan pelayanan keperawatan pada umumnya ANALISIS BERBAGAI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PERAWAT DALAM PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH DI KOTA PARIAMAN TAHUN 2012 Sovia Susianty Pembimbing: Dr. Zulkarnain Edwards, Msc & Etty Rekawati, SKp. MKM Abstrak Kunjungan rumah adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan untuk pembinaan keluarga yang rawan kesehatan dengan memandirikan pasien dan keluarganya. Pelaksanaan kunjungan rumah belum terlaksana dengan efektif. Hal ini terlihat dari masih rendahnya cakupan kunjungan rumah oleh perawat puskesmas yaitu 35,4% pada tahun 2011. Kinerja perawat dalam Pelaksanaan kunjungan rumah di pengaruhi oleh faktor sosiodemografi, organisasi dan psikologi. Tujuan penelitian ini untuk melihat factor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam pelaksanaan kunjungan rumah di Kota Pariaman Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain analitik yang bersifat cross sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bertugas di enam Puskesmas di Kota Pariaman dengan 63 perawat sebagai responden, dengan tekhnik pengambilan sampel total sampling. Instrument yang digunakan adalah angket. Hasil uji statistik bivariat chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sarana prasarana (p value= 0,000 ), supervise (p value= 0,000), pembinaan (p value= 0,000 ) dan motivasi (p value= 0,025 ) dengan kinerja perawat. Hasil uji multivariate menunjukkan variable supervisi merupakan factor dominan yang mempengaruhi kinerja perawat. Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada Dinas Kesehatan Kota Pariaman untuk meningkatkan supervise, pembinaan, ketersediaan sarana prasarana terhadap pelaksanaan kunjungan rumah, serta mempertimbangkan pemberian motivasi dalam bentuk peningkatan kredit poin perawat Kata kunci : Kinerja , Kunjungan rumah, Perawat Puskesmas Daftar Pustaka : 57 (2000-2012)

Transcript of Artikel Tesis

Page 1: Artikel Tesis

1

PENDAHULUAN

Perawatan kesehatan masyarakat

terutama pelayanan kunjungan rumah

merupakan pelayanan yang diberikan

kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat, agar mandiri dalam

kesehatannya, yang lebih menonjolkan

aspek peningkatan (promotive) dan

pencegahan (preventive) tanpa mengabaikan

aspek kuratif dan rehabilitatif.

Pelayanan keperawatan merupakan

bagian integral dari pelayanan rujukan

yang bertujuan meningkatkan

derajat kesehatan (Hidayat, 2008). Tujuan

pelayanan keperawatan pada umumnya

ANALISIS BERBAGAI FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA

PERAWAT DALAM PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH

DI KOTA PARIAMAN TAHUN 2012

Sovia Susianty

Pembimbing:

Dr. Zulkarnain Edwards, Msc & Etty Rekawati, SKp. MKM

Abstrak

Kunjungan rumah adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif bertujuan

untuk pembinaan keluarga yang rawan kesehatan dengan memandirikan pasien dan

keluarganya. Pelaksanaan kunjungan rumah belum terlaksana dengan efektif. Hal ini terlihat

dari masih rendahnya cakupan kunjungan rumah oleh perawat puskesmas yaitu 35,4% pada

tahun 2011. Kinerja perawat dalam Pelaksanaan kunjungan rumah di pengaruhi oleh faktor

sosiodemografi, organisasi dan psikologi. Tujuan penelitian ini untuk melihat factor-faktor

yang berhubungan dengan kinerja perawat dalam pelaksanaan kunjungan rumah di Kota

Pariaman Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain analitik yang bersifat cross

sectional. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bertugas di

enam Puskesmas di Kota Pariaman dengan 63 perawat sebagai responden, dengan tekhnik

pengambilan sampel total sampling. Instrument yang digunakan adalah angket. Hasil uji

statistik bivariat chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sarana

prasarana (p value= 0,000 ), supervise (p value= 0,000), pembinaan (p value= 0,000 ) dan

motivasi (p value= 0,025 ) dengan kinerja perawat. Hasil uji multivariate menunjukkan

variable supervisi merupakan factor dominan yang mempengaruhi kinerja perawat. Hasil

penelitian ini merekomendasikan kepada Dinas Kesehatan Kota Pariaman untuk meningkatkan

supervise, pembinaan, ketersediaan sarana prasarana terhadap pelaksanaan kunjungan rumah,

serta mempertimbangkan pemberian motivasi dalam bentuk peningkatan kredit poin perawat

Kata kunci : Kinerja , Kunjungan rumah, Perawat Puskesmas

Daftar Pustaka : 57 (2000-2012)

Page 2: Artikel Tesis

2

kepada individu, keluarga, kelompok

daditetapkan untuk meningkatkan dan

masyarakat, agar mandiri dalam

kesehatannya, yang lebih menonjolkan

aspek peningkatan (promotive) dan

pencegahan (preventive) tanpa mengabaikan

aspek kuratif dan rehabilitatif

Mengeluarkan uang untuk pencegahan

penyakit (preventif) akan meningkatkan

kesehatan seseorang dari pada

mengeluarkan uang untuk pengobatan

(Felstein, 2003 dalam Nies, 2007).

Pelaksanaan kunjungan rumah

secara komprehensif akan dapat

memberikan daya ungkit yang besar

terhadap pencapaian program kesehatan,

dikarenakan pada awal dimulai dari

pengkajian penyakit, masalah kesehatan

yang berhubungan dengan 6 Upaya

Kesehatan Wajib Puskesmas. Pelayanan

keperawatan sangat erat kaitannya dengan

kinerja tenaga perawat dalam memberikan

asuhan keperawatan kepada individu,

keluarga dan masyarakat. Secara umum ada

tiga penyebab timbulnya masalah kinerja

yaitu kurang terampil, kurang termotivasi,

dan kurang sumber daya (Minor, 2003).

Banyak teori yang menjelaskan

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja, antara lain dikemukakan oleh

Gibson (1996) yang mengatakan ada 3

variabel yaitu : variabel individu, variabel

organisasi dan variabel psikologi. Variabel

individu meliputi : kemampuan dan

keterampilan , latar belakang keluarga,

tingkat sosial, pengalaman, dan karateristik

demografi. Variabel psikologis meliputi

motivasi, sikap, persepsi, kepribadian.

Menurut Depkes (2010) kemampuan

perawat puskesmas masih perlu

ditingkatkan karena berbagai kondisi, antara

lain: kurangnya pelatihan yang diikuti,

kurangnya buku pedoman sebagai acuan

kerja, sebahagian besar masih

berpendidikan tingkat menengah, serta

belum optimalnya peran, fungsi, dan tugas

Page 3: Artikel Tesis

3

pokok perawat dilaksanakan dipuskesmas.

Beban kerja perawat dipuskesmas tidak

sesuai dalam penilaian jabatan fungsional

karena banyak melaksanakan tugas yang

bukan kewenangannya.

Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah

untuk mengetahui berbagai faktor yang

berhubungan dengan kinerja perawat dalam

pelaksanaan kunjungan rumah di Kota

Pariaman Tahun 2012.

.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan deksriptif analitik

dengan desain penelitian cross sectional

yang datanya diperoleh dari perawat di Kota

Pariaman.

Penelitian ini akan dilaksanakan

pada 6 (enam) Puskesmas di Kota Pariaman

yaitu : Puskesmas Naras, Puskesmas Kp.

Baru Padusunan, Puskesmas Air santok,

Puskesmas Pauh Pariaman, Puskesmas

Marunggi dan Puskesmas Kr.Taji.

Responden penelitian ini adalah perawat

yang ada pada 6 puskesmas se-Kota

Pariaman sejumlah 63 orang. Analisa data

dilakukan dengan analisa univariat, bivariat

dan multivariat

HASIL PENELITIAN

1. Karateristik RESPONDEN

Tabel 5.1

Distribusi Responden Menurut

Jenis Kelamin Dan Pelatihan

Yang Diikuti di Kota Pariaman

Tahun 2012 (n=63) Karateristik Frekuensi Persentase

(%)

Jenis kelamin

a. Laki-laki

b. Perempuan

8

55

12,7

87,3

Total 63 100

Pelatihan

perkesmas

a. Tidak

pernah

b. Pernah

50

13

79,3

20,7

Total 63 100

Tabel diatas menunjukkan

bahwa distribusi frekuensi jenis

kelamin responden sebahagian besar

(87,3%) adalah perempuan dan

sebahagian besar responden (79,3

%) tidak pernah mengikuti Pelatihan

Perkesmas

Page 4: Artikel Tesis

4

1. Gambaran distribusi frekuensi

faktor-faktor yang mempengaruhi

kinerja perawat dalam pelaksanaan

kunjungan rumah

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Kinerja Perawat dalam

Pelaksanaan Kunjungan Rumah

Di Kota Pariaman Tahun 2012 (n=63)

N

o

Variabel

independent

Frekuens

i

Persentas

e (100%)

1 Umur

a. Muda

b. Tua

45

18

71,4

28,6

Total 63 100

2 Pendidikan

a. Rendah

b. Tinggi

54

9

85,7

14,3

Total 63 100

3 Pengetahuan

a. Kurang

b. Baik

30

33

47,6

52,4

Total 63 100

4 Lama kerja

a. Baru

b. Lama

21

42

33,3

66,7

Total 63 100

5 Sarana

prasarana

a. Tidak

sesuai

standar

b. Sesuai

standar

36

27

57,1

42,9

Total 63 100

6 Imbalan

a. Tidak

sesuai

standar

b. Sesuai

standar

31

32

49,2

50,8

Total 63 100

7 Supervisi

a. Kurang

baik

b. Baik

32

31

50,8

49,2

Total 63 100

8 Pembinaan

a. Kurang

baik

b. Baik

29

34

46

54

Total 63 100

9 Motivasi

a. Rendah

b. Tinggi

16

47

25,4

74,6

Total 63 100

Tabel diatas menunjukkan bahwa

sebahagian besar responden (71,4%)

termasuk kategori muda, sebahagian besar

responden (85,7%) termasuk kategori

pendidikan rendah. Lebih dari separoh

responden (52,4%) berpengetahuan baik

dan lebih dari separoh (66,7%) responden

kategori lama dalam bekerja.

Gambaran distribusi frekuensi

variabel organisasi dalam penelitian ini

meliputi: Sarana prasarana, imbalan,

supervisi dan pembinaan. Tabel diatas

menunjukkan lebih dari separoh (57,1%)

responden mengatakan bahwa sarana

prasarana untuk kunjungan rumah tidak

sesuai standar., imbalan yang sesuai standar

50,8 % , supervisi yang kurang baik

Page 5: Artikel Tesis

5

sejumlah 50,8% dan pembinaan yang baik

sejumlah 54%. Tabel 5.3 diatas

menunjukkan bahwa sebahagian besar

responden (74,6%) responden memiliki

motivasi tinggi dalam pelaksanaan

kunjungan rumah

2. Gambaran distribusi frekuensi kinerja

responden dalam pelaksanaan

kunjungan rumah

Tabel 5.3

Distribusi Kinerja Responden dalam

Pelaksanaan

Kunjungan Rumah di Kota Pariaman

Tahun 2012 (n=63)

No Variabel

independent

Frekuensi Persentase

(100%)

1 Kinerja

a. Kurang

baik

b. Baik

30

33

47,6

52,4

Total 63 100

Distribusi kinerja diatas

menunjukkan bahwa lebih dari separoh

(52,4%) responden memiliki kinerja baik

dalam pelaksanaan kunjungan rumah

3. Hubungan Faktor Sosiodemografi

dan Kinerja Responden dalam

Pelaksanaan Kunjungan Rumah di

Kota Pariaman nalisis bivariat

Tabel 5.5

Analisis Hubungan

Sosiodemografi dan Kinerja

Responden dalam Pelaksanaan

Kunjungan Rumah di Kota

Pariaman

Tahun 2012 (n=63)

No Sub Variabel

Kinerja

Kurang baik

Baik Total

OR

(95%CI

)

P value

N % n % n %

1 Umur

Muda Tua

23 7

51,1

38,

9

22 11

48,9 61,1

45 18

100 100

1,643

0,55

2 Pendidikan Rendah

Tinggi

26

4

48,

1 44,

4

28

5

51,9

55,6

54

9

100

100

1,16

1

1,000

3 Pengetahuan Kurang baik

Baik

15

15

50

45,5

15

18

50

54,5

30

33

100

100

1,20

0

0,91

4 Lama kerja

Baru

Lama

10

20

47,

6

47,6

11

22

52,4

52,4

21

42

100

100

1,000

1,000

Berdasarkan Tabel 5.5 diketahui bahwa proporsi

usia muda yang memiliki kinerja baik lebih rendah

(48,9%) dibanding dengan usia tua yang memiliki kinerja

baik (61,1%). Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai p

value = 0,55 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

hubungan yang bermakna antara umur dengan kinerja

responden dalam pelaksanaan kunjungan rumah. Proporsi

responden berpendidikan rendah yang berkinerja baik

Page 6: Artikel Tesis

6

lebih rendah (51,9%) dibanding dengan pendidikan tinggi

yang berkinerja baik (55,6%). Berdasarkan

uji statistik didapatkan nilai p value = 1,000

maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara

tingkat pendidikan dengan kinerja

responden dalam pelaksanaan kunjungan

rumah

4. Hubungan faktor psikologi dengan

kinerja perawat

Tabel 5.6

Analisis Hubungan Motivasi

dan Kinerja Responden dalam

Pelaksanaan Kunjungan

Rumah di Kota Pariaman

Tahun 2012 (n=63)

No Sub

Variabel

Kinerja

Kurang

baik Baik Total

OR

(95%CI

)

P value

n % n % n %

1 Motivasi

Rendah

Tinggi

12

18

75,0

38,3

4

29

25,0

61,7

16

47

100

100

4,83

0,025

Total 30 33 63

Tabel 5.6 memperlihatkan bahwa

proporsi motivasi rendah yang berkinerja

baik lebih rendah (25,0%) dibanding

dengan responden motivasi tinggi yang

berkinerja baik (61,7%). Berdasarkan uji

statistik didapatkan nilai p value = 0,025

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara motivasi

dengan kinerja responden dalam

pelaksanaan kunjungan rumah. Hasil

analisis diperoleh OR = 4,83 artinya

Motivasi yang rendah berpeluang 4,8 kali

lebih tinggi menyebabkan kinerja kurang

baik dibandingkan dengan motivasi tinggi

5. Hubungan faktor organisasi dengan

kinerja perawat dalam pelaksanaan

kunjungan rumah dianalisis dengan

menggunakan uji chi-square

Tabel 5.7

Analisis Hubungan Variabel Organisasii

dan Kinerja Responden dalam

Pelaksanaan Kunjungan Rumah di Kota

Pariaman

Tahun 2012 (n=63)

No Sub Variabel

Kinerja

Kurang baik Baik Total OR

(95%CI) P value

n % n % n %

1 Sarana prasarana

Tidak sesuai standar sesuai standar

26

4

72,2

14,8

10

23

27,8

85,2

36

27

100

100

14,95

0,000

2 Imbalan Tidak sesuai standar

sesuai standar

17

13

54,8

40,6

14

19

45,2

59,4

31

32

100

100 1,775

0,380

3 Supervisi 12,5 0,000

Page 7: Artikel Tesis

7

Kurang baik

Baik

24

6

75

19,4

8

25

25

80,6

32

31

100

100

4 Pembinaan Kurang baik

Baik

22

8

75,9

23,5

7

26

24,1

76,5

29

34

100

100

10,2

0,000

Tabel diatas menunjukkan bahwa

proporsi sarana prasarana tidak yang tidak

sesuai standar yang berkinerja baik lebih

rendah (27,8%) dibanding dengan sarana

prasarana sesuai standar yang berkinerja

baik (85,2%). Berdasarkan uji statistik

didapatkan nilai p value = 0,000 maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara sarana prasarana dengan

kinerja responden dalam pelaksanaan

kunjungan rumah. Hasil analisis diperoleh

OR = 14,95 artinya sarana prasarana yang

tidak sesuai standar berpeluang 14,9 kali

lebih tinggi memiliki kinerja kurang baik

dibandingkan dengan sarana prasarana yang

sesuai standar.

Tabel 5.7 memperlihatkan proporsi

imbalan tidak sesuai standar yang

berkinerja baik lebih rendah (45,2 %)

dibanding dengan imbalan sesuai standar

yang berkinerja baik (59,4%). Berdasarkan

uji statistik didapatkan nilai p value = 0,380

maka dapat disimpulkan bahwa tidak

terdapat hubungan yang bermakna antara

imbalan dengan kinerja responden dalam

pelaksanaan kunjungan rumah. Proporsi

supervisi kurang baik yang berkinerja baik

lebih rendah (25%) dibanding dengan

supervisi baik yang berkinerja baik (80,6%).

Berdasarkan uji statistik didapatkan nilai p

value = 0,000 maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara supervisi dengan kinerja responden

dalam pelaksanaan kunjungan rumah. Hasil

analisis diperoleh OR = 12,5 artinya

supervisi yang kurang baik berpeluang 12,5

kali lebih tinggi memiliki kinerja kurang

baik dibandingkan dengan supervisi yang

baik.

Tabel 5.7 juga memperlihatkan

bahwa proporsi Proporsi pembinaan kurang

baik yang berkinerja baik lebih rendah

(24,1%) dibanding dengan pembinaan baik

yang berkinerja baik (76,5%). Berdasarkan

Page 8: Artikel Tesis

8

uji statistik didapatkan nilai p value = 0,000

maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang bermakna antara pembinaan

dengan kinerja responden dalam

pelaksanaan kunjungan rumah. Hasil

analisis diperoleh OR = 10,2 artinya

pembinaan yang kurang baik berpeluang

10,2 kali lebih tinggi memiliki kinerja

kurang baik dibandingkan dengan

pembinaan yang baik.

C. Analisis multivariat

Penentuan variabel yang paling dominan

dilakukan dengan nilai Odd Ratio OR),

variabel yang mempunyai OR tertinggi

maka disebut sebagai variabel yang paling

besar pengaruhnya terhadap kinerja perawat

(Hastono, 2007). Dapat dijelaskan pada

tabel 5.12

Tabel 5.12

Variabel yang Paling Besar Pengaruhnya

terhadap Kinerja

Perawat dalam Pelaksanaan Kunjungan

Rumah

di Kota Pariaman Tahun 2012

No Variabel p value OR

1 Motivasi 0,401 2,070

2 Pembinaan 0,338 2,188

3 Supervisi 0,010 6,214

4 Sarana prasarana 0,031 5,850

Tabel 5.12 dapat dijelaskan bahwa

untuk melihat variabel yang paling besar

pengaruhnya terhadap kinerja dilihat dari

nilai Odds Ratio (OR) untuk variabel yang

signifikan, semakin besar nilai OR semakin

besar pengaruhnya terhadap kinerja. Hasil

analisis multivariat pada tabel diatas berarti

variabel supervisi yang paling besar

pengaruhnya terhadap kinerja perawat

dalam pelaksanaan kunjungan rumah

kemudian sarana prasarana. Hasil analisis

didapat nilai Odds Ratio OR) dari variabel

supervisi adalah 6,2, artinya supervisi yang

kurang baik akan mendapatkan kinerja yang

kurang baik sebesar 6 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan supervisi yang baik

setelah dikontrol oleh variabel sarana

prasarana, motivasi dan pembinaan

Page 9: Artikel Tesis

9

PEMBAHASAN

Hasil analisis univariat menunjukan

bahwa lebih dari separoh (52,4%) perawat

memiliki kinerja baik dalam pelaksanaan

kunjungan rumah. Hasil Penelitian ini

hampir sama dengan penelitian

Nurindrawati (2004) Tentang faktor-faktor

yang berhubungan dengan kinerja petugas

perawatan kesehatan masyarakat dalam

penanganan penderita Tuberculosis di

Kabupaten Propinsi Lampung bahwa dari

100 orang perawat 50 % memiliki kinerja

baik dan 50 % memiliki kinerja kurang

baik. Hasil penelitian ini juga sejalan

dengan penelitian Ratna (2004) bahwa

kegiatan perkesmas di puskesmas

Mantrijeron Kota Yogyakarta telah berjalan

baik dilihat dari adanya partisipasi

masyarakat atau kader dan keluarga rawan

yang aktif.

Menurut analisa peneliti, 52,4%

perawat memiliki kinerja baik karena ada

kontribusi dari faktor jenis kelamin perawat

yaitu sebahagian besar perempuan (87,3%).

Hasil penelitian Nurhaeni (2001)

menunjukkan bahwa secara proposional

perawat yang berjenis kelamin perempuan

kinerjanya lebih baik dibanding laki-laki.

Teori ini menjadi masukan bagi peneliti

dengan ditemukannya data bahwa 87,3 %

responden adalah perawat. Pekerjaan

keperawatan membutuhkan sifat sabar,

tekun dan kelembutan dimana sifat ini lebih

banyak dimiliki perempuan. Sopiah (2008)

menyatakan bahwa karyawan wanita

cendrung lebih rajin, teliti dan sabar.

Menurut Robbin (2006) mengatakan bahwa

terdapat hanya sedikit perbedaan antara pria

dan wanita yang mempengaruhi kinerja

Dari hasil penelitian, ada beberapa

kinerja perawat dalam pelaksanaan

kunjungan rumah yang masih belum

optimal yaitu perencanaan perawat dalam

Page 10: Artikel Tesis

10

kunjungan rumah yang diintegrasikan

dengan kegiatan wajib. Perawat yang tidak

pernah melakukan perencanaan sebanyak

14,2% dan 28,5% kadang-kadang

melakukannya. Kunjungan rumah

merupakan kegiatan yang terintegrasi

kedalam enam upaya kesehatan wajib

(Promkes, KIA/KB, Gizi, Kesling, P2M dan

pengobatan. Koordinasi dan kerjasama

dengan tenaga kesehatan lainnya

dipuskesmas sangat dibutuhkan seperti,

koordinasi dengan petugas gizi ketika

perawat membina keluarga dengan masalah

gangguan gizi. koordinasi dengan dokter

ketika perawat membina lansia dengan

Diabetes Mellitus. Koordinasi harus telah

direncanakan ketika sasaran telah

ditetapkan. Koordinasi ini akan sangat

terlihat ketika pelaksanaan implementasi.

Kerjasama ini diharapkan dapat

memberikan daya ungkit terhadap

peningkatan derajat kesehatan masyarakat

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

bertanggungjawab dalam upaya

peningkatan kinerja sumberdaya manusia

termasuk perawat puskesmas. Kordinasi

dalam kegiatan kunjungan rumah perlu

dilakukan di tingkat Puskesmas maupun

Dinas Kesehatan. Koordinasi bisa dilakukan

dengan membentuk kesepakatan diantara

kepala bidang terkait operasional pelaksaan

kunjungan rumah seperti kerjasama dalam

penetapan sasaran keluarga binaan,

kerjasama dalam pemberian pelayanan

kesehatan sesuai dengan masalah.

Kesepakatan ini nantinya akan

ditindaklanjuti oleh pimpinan puskesmas

sehingga bisa memberi bimbingan dan

arahan bagi perawat dalam melaksanakan

kunjungan rumah

Salah satu upaya untuk

meningkatkan mutu dan cakupan pelayanan

kesehatan adalah meningkatkan kinerja

perawat puskesmas melalui penerapan

pengembangan manajemen kinerja (PMK)

Page 11: Artikel Tesis

11

sehingga perawat puskesmas dapat

melaksanakan tugasnya sesuai standar,

sesuai dengan uraian tugas yang mengacu

pada kompetensi dan kewenangannya,

menggunakan indikator kinerja untuk

mengukur kinerja, menggunakan metode

diskusi refleksi kasus dalam membahas

masalah/ kasus yang dihadapi serta

melakukan bimbingan dan evaluasi secara

berkesinambungan.

Menurut analisis peneliti meskipun

52,4 % perawat memiliki kinerja baik dalam

pelaksanaan kunjungan rumah namun

belum berdampak pada peningkatan jumlah

kunjungan rumah yang sudah ditargetkan

yang baru mencapai 35,4% pada tahun

2011. Berdasarkan indikator output kegiatan

perkesmas yang mengacu pada indikator

program maka angka tersebut masih jauh

dibawah target, antara lain (2006a) : 100%

balita gizi buruk mendapat perawatan,

100% ibu hamil resiko tinggi yang

dikunjungi, 70 % keluarga binaan mampu

merawat lansia. Indikator kinerja perawat

dalam pelaksanaan kunjungan rumah tidak

hanya bersumber pada indikator input dan

proses tetapi juga dinilai dari indikator

output dan indikator outcome. Indikator

outcome merupakan indikator yang

langsung berdampak terhadap keberhasilan

perawat dalam melaksanakan kunjungan

rumah yaitu kemandirian keluarga untuk

mempertahankan derajat kesehatan

keluarga. Keluarga dengan tingkat

kemandirian paling rendah yaitu tingkat

kemandirian 1 yang mana keluarga hanya

mampu menerima petugas dan menerima

pelayanan kesehatan. Keluarga KM 1 ini

belum mampu mengungkapkan masalah

kesehatan dan belum mampu melakukan

keperawatan sederhana sesuai anjuran.

Jumlah keluarga KM 1 ini cukup banyak di

Puskesmas Naras yaitu: 48,5%. Lebih dari

separoh (78,8%) keluarga yang dikunjungi

baru mencapai tingkat kemandirian

keluarga 2 artinya, kemandirian keluarga

Page 12: Artikel Tesis

12

baru sampai melakukan tindakan

keperawatan sederhana sesuai anjuran.

Keluarga KM 2 ini belum mampu

melakukan tindakan pencegahan dan

promotif padahal tujuan dari kunjungan

rumah yaitu memberdayakan keluarga

untuk menjaga kesehatan.

Menurut analisa peneliti masih

kurang baiknya kinerja perawat dalam

pelaksanaan kunjungan rumah

kemungkinan disebabkan oleh belum

optimal bimbingan atau pembinaan dalam

bentuk pelatihan yang dilakukan oleh Dinas

Kesehatan. Hal ini terlihat dari jawaban

responden yaitu 79,3% mengatakan belum

pernah mendapatkan pelatihan tentang

Perkesmas. Pelatihan bertujuan untuk

memperbaiki penguasaan berbagai

keterampilan sehingga dapat meningkatkan

produktivitas perawat. Program pelatihan

juga sangat diperlukan untuk melengkapi

atau kompensasi atas rendahnya tingkat

pendidikan dan rendahnya kualitas

pendidikan para pekerja di Indonesia saat

sekarang ini. Pelatihan perkesmas yang

terencana bagi perawat puskesmas

dimaksudkan agar seluruh perawat

puskesmas mempunyai kompetensi yang

memadai untuk mencapai pelayanan

kesehatan terutama keperawatan yang

bermutu.

Dalam penerapan manajemen

kinerja (PMK) Pelatihan pertama ditujukan

untuk melatih pelatih tingkat

Kabupaten/Kota atau DTOT (District

Training of Trainer) kemudian dilanjutkan

dengan pengkajian kebutuhan pelatihan

peserta dari Puskesmas, Rumah Sakit atau

sarana kesehatan lainnya. Pelatihan

Perkesmas mencakup pelatihan klinis

keperawatan maupun manajerial termasuk

penatalaksanaan program prioritas di

puskesmas seperti penanganan HIV/AIDS,

BT Paru BTA Positif, MTBS dll.

Berdasarkan wawancara peneliti

dengan kordinator perkesmas, hal yang

Page 13: Artikel Tesis

13

menjadi kendala dalam pencapaian target

kunjungan rumah yaitu penetapan sasaran

keluarga binaan yang tidak diawal tahun.

Penetapan sasaran yang terlambat

menyebabkan keterlambatan perawat dalam

mengunjungi keluarga binaan. sehingga

target tidak tercapai. Perawat penyelia di

Dinas Kesehatan yang bertugas untuk

membimbing kegiatan kunjungan rumah

seharusnya memantau dan mencari solusi

terhadap kendala-kendala yang ditemukan

di Puskesmas. Pertemuan dalam rangka

monitoring dan evaluasi kegiatan kunjungan

rumah perlukan dilaksanakan secara rutin

sehingga bisa menjadi wadah untuk

meningkatkan kinerja perawat

Hasil analisis univariat

menunjukkan lebih dari separo (50,8%)

supervisi yang dilakukan kurang baik.

Supervisi yang kurang baik bisa terlihat dari

jawaban perawat tentang kunjungan rumah.

Hasil analisis peneliti terdapat 49% perawat

mengatakan tidak pernah diamati dalam

melaksanakaan kunjungan rumah. Lebih

dari separoh (50,7%) perawat tidak pernah

diamati atau diobservasi dalam memberikan

pelayanan keperawatan di keluarga binaan.

Notoadmodjo (2007) menyatakan bahwa

supervisi yang dilakukan atasan kepada

bawahan merupakan alat untuk memotivasi

karyawan apabila caranya tepat yaitu atasan

memberikan bimbingan, arahan, konsultasi

terhadap tugas atau pekerjaan bawahan,

karyawan didorong melaksanakan tugas

atas dasar kemauannya sendiri, bukan

karena perintah

Berdasarkan hasil penelitian lebih

dari separoh (68,2%) perawat mengatakan

tidak pernah ditindaklanjuti jika pencapaian

kunjungan rumah tidak sesuai target. Hal ini

tentu akan berdampak terhadap kinerja

perawat. Supervisi adalah hal yang sangat

penting dilakukan karena ketika supervisi

dapat teramati penyimpangan-

penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan

sehingga dapat diatasi segera agar tetap

Page 14: Artikel Tesis

14

sesuai dengan rencana kerja dan tujuan

yang akan dicapai

Analisa bivariat menunjukkan

bahwa 75 % perawat yang mengatakan

supervisi kurang baik memiliki kinerja

kurang baik dan 25% memiliki kinerja baik

dengan p value sebesar 0,000 yang berarti

terdapat hubungan yang bermakna antara

supervisi dan kinerja perawat dalam

pelaksanaan kunjungan rumah. Hasil uji

multivariat didapatkan bahwa variabel

supervisi merupakan variabel yang paling

mempengaruhi kinerja perawat dalam

pelaksanaan kunjungan rumah setelah

dikontrol oleh variabel pembinaan, motivasi

dan sarana prasarana. Hasil uji interaksi

menunjukkan bahwa supervisi berinteraksi

dengan variabel sarana prasarana dalam

meningkatkan kinerja perawat dalam

pelaksanaan kunjungan rumah setelah

dikontrol dengan variabel motivasi dan

pembinaan

Hasil penelitian ini selaras dengan

penelitian Hermita (2010) yang menunjukan

hubungan yang bermakna antara supervisi

dinas kesehatan dan kinerja bidan desa

dalam pelaksanaan kunjungan nifas di Kota

Pariaman. Penelitian Nurindrawati (2004),

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang

bermakna antara supervisi dengan kinerja

perawat kesehatan masyarakat dalam

penanganan penderita Tuberculosis

Supervisi mempunyai pengaruh

terhadap kinerja dinegara berkembang,

berbeda dengan dinegara maju yang sudah

tidak memerlukan supervisi lagi. Budaya

kerja begara maju sudah tidak memerlukan

kontrol dan supervisi yang ketat dari

organisasi dan atasan, karena kinerja

masyarakat sudah pada tingkat yang

optimal. Supervisi merupakan suatu usaha

dalam meningkatkan, mengarahkan

pelaksanaan program dengan cara

membimbing dan membina serta

Page 15: Artikel Tesis

15

menumbuhkan rasa tanggung jawab staf

dalam mencapai tujuan

Tujuan supervisi yaitu untuk

meningkatkan kerja petugas, melalui suatu

proses yang sistematis dengan peningkatan

pengetahuan, keterampilan, perbaikan sikap

petugas dalam bekerja dan peningkatan

motivasi (Depkes, 2006a). Selain itu

supervisi juga memberikan petunjuk dengan

suatu ketegasan pada suatu proses kemajuan

pekerjaan

Menurut peneliti supervisi yang

dilakukan Dinas Kesehatan haruslah

terencana baik setiap bulan maupun

triwulan. Supervisi dapat dilakukan melalui

kegiatan monitoring evaluasi terhadap

pencatatan dan pelaporan dalam

pelaksanaan kunjungan rumah maupun

melalui observasi lapangan terhadap

kegiatan rutin yang dilakukan perawat

puskesmas. Sebagai daerah yang baru

melaksanakan kegiatan kunjungan rumah,

supervisi perlu dioptimalkan agar bisa

meminimalkan dampak yang ditimbulkan

dari pelatihan yang masih jarang

didapatkan tenaga kesehatan di Kota

Pariaman.

Pelaksanaan supervisi dapat

dilakukan dengan demonstrasi pelaksanaan

intervensi keperawatan seperti : pendidikan

kesehatan, tindakan fisioterapi dada dan

membersihkan luka. Kegiatan observasi

dilakukan oleh perawat penyelia dari Dinas

Kesehatan. Observasi dilakukan terhadap

kegiatan rutin perawat dalam kunjungan

rumah serta pencatatan dan pelaporan.

Supervisi diikuti dengan memberikan

masukan ataupun perbaikan terhadap

demonstrasi yang dilakukan perawat.

Kegiatan supervisi seyogyanya dilengkapi

dengan format supervisi yang akan

memandu supervisor dalam melakukan

supervisi

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa supervisi merupakan variabel

dominan yang berhubungan dengan kinerja

Page 16: Artikel Tesis

16

perawat dalam melaksanakan kunjungan

rumah jika didukung oleh sarana prasarana

dan dikontrol oleh pembinaan dan

motivasi. Supervisi yang dilakukan oleh

perawat penyelia meliputi observasi

terhadap pendidikan dan penyuluhan

kesehatan yang dilakukan perawat. Hasil

supervisi ini tentunya dipengaruhi oleh

kelengkapan sarana prasarana perawat

dalam kunjungan rumah seperti : alat-alat

pemeriksaan fisik, set injeksi, obat-obatan

emergensi serta kendaraan yang juga

diperlukan ketika mengunjungi keluarga

binaan. Ketersediaan sarana prasarana

dalam kunjungan akan berdampak terhadap

hasil supervisi. Dalam proses supervisi juga

diperlukan format-format

pendokumentasian hasil supervisi tersebut

Supervisi akan meningkatkan kinerja jika

pembinaan dan motivasi ditingkatkan.

Supervisi merupakan bagian dari

pembinaan karena dalam supervisi,

supervisor tidak hanya mengamati

kesalahan yang terjadi tetapi juga

memperbaiki hal-hal yang dirasa perlu

melalui diskusi kasus

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan:

1. Proporsi perawat puskesmas di Kota

Pariaman sebahagian besar kategori

muda dan berpendidikan rendah,

lebih dari separoh perawat memiliki

pengetahuan baik dan kategori lama

dalam bekerja

2. Lebih dari separoh sarana dan

prasarana yang tersedia dalam

kunjungan rumah tidak sesuai

standar, imbalan tidak sesuai

standar, supervisi dan pembinaan

baik

3. Lebih dari separoh perawat

puskesmas memiliki motivasi tinggi

dalam pelaksanaan kunjungan

rumah

4. Lebih dari separoh perawat

puskesmas memiliki kinerja baik

Page 17: Artikel Tesis

17

dalam pelaksanaan kunjungan

rumah

5. Tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara variabel

sosiodemografi (umur, pendidikan,

pengetahuan dan lama kerja) dengan

kinerja perawat dalam pelaksanaan

kunjungan rumah

6. Terdapat hubungan yang bermakna

antara variabel organisasi (sarana

prasarana, supervisi, pembinaan)

dengan kinerja perawat dalam

pelaksanaan kunjungan rumah

7. Terdapat hubungan yang bermakna

antara variabel psikologi (motivasi)

dengan kinerja perawat dalam

pelaksanaan kunjungan rumah

8. Varibel supervisi merupakan

variabel yang paling berhubungan

dengan kinerja perawat dalam

pelaksanaan kunjungan rumah

Saran:

1. Bagi Dinas Kesehatan Kota

Pariaman

a) Untuk meningkatkan supervisi

dari perawat penyelia di Dinas

Kesehatan Kota Pariaman kepada

perawat pelaksana di Puskesmas

tidak hanya berupa observasi namun

juga memberikan solusi tindak

lanjut terhadap permasalahan yang

ditemukan dilapangan atau indikator

yang belum mencapai target.

Supervisi seyogyanya dilakukan

secara terencana dan

berkesinambungan sehingga dapat

meningkatkan pemahaman perawat

dalam kunjungan rumah

b) Untuk melengkapi sarana dan

prasarana yang dibutuhkan perawat

dalam kunjungan rumah terutama

alat pemeriksaan fisik sehingga akan

memfasilitasi perawat dalam

menerapkan asuhan keperawatan

Page 18: Artikel Tesis

18

yang professional terhadap keluarga

di rumah

c) Untuk melakukan pembinaan

terhadap perawat baik dalam bentuk

bimbingan teknis (clinical

supervision) dan pelatihan secara

terus menerus kepada perawat serta

melakukan advokasi kepada

pemerintah dalam penganggaran

dana yang dibutuhkan dalam

peningkatan kegiatan perkesmas

d) Memfasilitasi perawat dalam

penetapan sasaran dengan cepat agar

kegiatan kunjungan rumah dapat

terlaksana sesuai rencana

2. Bagi Puskesmas

a) Untuk melakukan monitoring

dan evaluasi secara

berkesinambungan terhadap

pelaksanaan kegiatan kunjungan

rumah yang dilakukan perawat

b) Memfasilitasi perawat dalam

melakukan koordinasi pelaksanaan

kunjungan rumah dengan tim

kesehatan lain di Puskesmas

3. Bagi Peneliti Lain

a) Melakukan penelitian lanjutan

tentang kunjungan rumah yang

berkaitan dengan kinerja perawat

baik yang dilakukan secara

kuantitatif maupun kualitatif

b) Mengembangkan desain

penelitian lain dalam menguraikan

lebih lanjut hasil penelitian ini yang

dapat dilakukan pada puskesmas

yang diberi perlakuan tertentu dan

yang tidak diberi perlakuan tertentu

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Y.T (2000) Manajemen

administrasi rumah sakit, Jakarta :

Universitas Indonesia

Adji, Irwan (2001) Faktor –Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kinerja

Page 19: Artikel Tesis

19

Bidan Desa Kabupaten Bungo

Tebo Tahun 2001 .Tesis Program

Paska Sarjana UI. Depok

Gillies, DA. (2000) Nursing Management A

system Approach Philadelpia :

WB. Sauders Company

(2004a) Pedoman Penerapan

Model Pelayanan Keperawatan

Keluarga di Rumah Jakarta : Depkes

RI

Depkes RI, (2004b) Pedoman

Pengembangan Manajemen Kinerja

Perawat dan Bidan Jakarta: Depkes

RI

(2006b) Pedoman Peningkatan

Kinerja Perawat Di Puskesnas.

Jakarta: Depkes RI

(2006a) Pedoman Promosi

Kesehatan Bagi Perawat kesehatan

Masyarakat Jakarta Depkes RI

(2006c) Pedoman

Penyelenggaraan Upaya

Keperawatan Kesehatan

Masyarakat di Puskesmas Jakarta:

Depkes RI

Depkes RI, (2006d) Keperawatan

Kesehatan Masyarakat Seri C

Petunjuk Teknis Keperawatan

Kesehatan Masyarakat pada

Sasaran Individu dan Keluarga.

Jakarta: Depkes RI

(2008a) Pedoman kegiatan

Perawat Kesehatan Masyarakat di

Puskesmas Jakarta: Depkes RI

(2008b) Panduan Asuhan

Keperawatan Paliatif di Rumah

Jakarta : Depkes RI

(2010) Pedoman

Penyelenggaraan Pelayanan

Keperawatan Keluarga

Jakarta : Depkes RI

Dharma, S. (2011) Manajemen Kinerja

Jakarta : Pustaka Pelajar

Dahlan, M (2004) Seri Statistik: Statistik

untuk Kedokteran Kesehatan Uji

Hipotesa dengan Menggunakan

SPSS 12 Jam. Jakarta: PT. Arkans

Farida (2009) Pemahaman Perawat

Pelaksana Perkesmas dalam

Pemberian Askep Keluarga

Page 20: Artikel Tesis

20

Friedman (2010) Buku Ajar Keperawatan

Keluarga Riset, Teori dan Praktek.

Jakarta : EGC

Hasibuan, SP (2005). Manajemen Sumber

Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

Hidayat. (2007) Riset Keperawatan dan

Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:

Salemba Medika.

Ilyas, Y. (2002). Kinerja, Teori, Penilaian

dan Penelitian. Jakarta: Fakultas

Kesehatan Masyarakat UI.

Laporan Tahunan Seksi Kesehatan Ibu,

Anak & Lansia Bidang Kesehatan

Keluarga. Dinas Kesehatan Kota

Pariaman Tahun 2011

Laporan Kinerja Instansi Pemerinta Kota

Pariaman Tahun 2011

Mulyadi (2007). Sistem perencanaan dan

Pengendalian Manajemen Jakarta :

Salemba Empat

Mondy, W.R. (2008) Manajemen Sumber

Daya Manusia, Jakarta : PT Gelora

Pratama

Marquis, B.L& Houston C.J (2010)

Kepemimpinan dan Manajemen

Keperawatan Teori dan Aplikasi

Jakarta : EGC

Martono, N (2010) Metode Penelitian

Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis

Data Sekunder Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada

Nurhaeni (2001) Faktor-Faktor Determinan

yang Berhubungan dengan Kinerja

Perawat Pelaksana di Rumah Sakit

Jiwa Makassar Tahun 2001. Tesis

Program Paska Sarjana UI. Depok

Nur Indrati (2004) Kinerja petugas

perawatan kesehatan masyarakat

dalam penanganan penderita

Tuberculosis di Kabupaten

Tanggamus Provinsi Lampung.

Tesis Program Paska Sarjana UI.

Depok

Notoatmodjo, S (2003) Pendidikan dan

Perilaku Kesehatan, Jakarta : PT

Rineka Cipta

Notoatmodjo, S (2005) Metodologi

penelitian Kesehatan , Jakarta : PT Rineka

Cipta

Notoatmodjo, S (2007) Promosi Kesehatan

dan Ilmu Perilaku , Jakarta : PT

Rineka Cipta

Page 21: Artikel Tesis

21

Nursalam. (2011) Manajemen Keperawatan

Aplikasi Praktek Keperawatan

Profesional. Jakarta : Salemba

Medika

Nies, A.M (2007) Community/ Public

Health Nursing. Canada: Saundess

Elvisier

Profil Dinas Kesehatan Kota Pariaman

Tahun 2010

Profil Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

Barat ahun 2010

Ramli. (2007) Pelaksanaan Program

Perawatan Kesehatan Masyarakat

Keluarga Miskin di Kabupaten

Agam. Yogyakarta : UGM. Tesis

Rivai (2003). Kepemimpinan dan Perilaku

Organisasi. Jakarta :Raja Grafindo

Persada

Ratna, W.(2010). Evaluasi Kegiatan

Perawatan Kesehatan Keluarga

Rawan di Puskesmas Mergangsan

dan Matrijon Kota Yogyakarta.

UGM: 2004

Robin, S.P. (2010). Manajeman. Edisi

Bahasa Indonesia, Edisi kesepuluh,

Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama

Ridarson (2004) Analisis Faktor-Faktor

yang Berhubungan dengan

Kinerja Petugas dalam

Pelaksanaan Klinik Sanitasi

pada Puskesmas di Provinsi

Sumatera Barat Tahun 2003.

Tesis. Depok :FKM UI

Russel, C & Swanburg R,J (1999)

Introductory Management and

Leadership for Nurses London :

Jones and Bartlett Publishers, Inc

Russel, C & Swanburg R,J. (2001)

Kepemimpinan dan manajemen

Keperawatan untuk perawat Klinis,

Jakarta : EGC

Robbins, P.S & Coulter, M (2010)

Manajemen edisi kesepuluh Jakarta :

PT Gelora Aksara Pratama

Safruddin, A (2002) Sikap Manusia: Teori

dan Pengukurannya Jakarta: Pustaka

Pelajar

Suyatno, diakses tgl 6 April 2012 di

www.suyatno.blog.undip.ac.id or

[email protected]

Sugiono (2000) Metode Penelitian

Kuantitatif dan kualitatif dan R&D

Bandung : Alfa

Page 22: Artikel Tesis

22

Simamora, H. (2001) Manajemen Sumber

Daya Manusia. Yogyakarta :

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

YPKN

Siagian, S.P (2003) Teori Motivasi dan

Aplikasi Jakarta:

Rineka Cipta

Sugiyono, (2010) Statistika untuk

Penelitian, Bandung: Alfabeta

Simanjuntak, P.J. (2011) Manajemem dan

evalausi kinerja Jakarta: Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia

Sopiah (2008) Perilaku Organisasi.

Yogyakarta: Penerbit Andi

Tafwidhah, (2010). Hubungan Kompetensi

Perawat Puskesmas dan Tingkat

Keterlaksanaan Kegiatan

Perawatan Kesehatan Masyarakat

(PERKESMAS) di Kota Pontianak

Tahun 2010. Tesis Program Paska

Sarjana UI. Depok

Umar. (2007) Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kinerja Bidan

Desa Dalam Pelayanan Antenatal

Care (ANC) Berdasarkan Standar

Pelayanan Kebidanan Di Kabupaten

Batang Hari Tahun 2007. Tesis

Program Paska Sarjana UI. Depok

Winardi. J (2007) Motivasi dan

Pemotivasian dalam Manajemen.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Wibowo (2011) Manajemen Kinerja

Jakarta : PT Gelora Aksara Pratama