Artikel Tentang Kemiskinan

33
ARTIKEL TENTANG KEMISKINAN A.Pengertian Kemiskinan Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lain melihatnya dari segi moral dan evaluative, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Sedangkan pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja yang tidak bekerja baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan dalam arti mempunyai kegiatan aktif dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling utama. Kemiskinan memang menjadi problem serius yang membelit bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Ketimpangan ekonomi, tingkat pendidikan yang rendah, serta penguasaan aset-aset ekonomi oleh kalangan tertentu, adalah sebagian penyebab kemiskinan. Pertanyaan sekarang, apa yang bisa dilakukan pemerintah maupun perusahaan untuk mengurangi angka kemiskinan?

Transcript of Artikel Tentang Kemiskinan

Page 1: Artikel Tentang Kemiskinan

ARTIKEL TENTANG KEMISKINAN

A.Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan

seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat

disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap

pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami

istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lain melihatnya dari segi moral dan

evaluative, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Sedangkan

pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja yang tidak bekerja baik dalam arti

mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan dalam arti mempunyai

kegiatan aktif dan ingin mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah

pengangguran yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran

masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang paling

utama. 

Kemiskinan memang menjadi problem serius yang membelit bangsa-bangsa di dunia,

termasuk Indonesia. Ketimpangan ekonomi, tingkat pendidikan yang rendah, serta penguasaan

aset-aset ekonomi oleh kalangan tertentu, adalah sebagian penyebab kemiskinan. Pertanyaan

sekarang, apa yang bisa dilakukan pemerintah maupun perusahaan untuk mengurangi angka

kemiskinan? Mampukah program tanggung jawab sosial pemerintah maupun perusahaan

menjadi salah satu solusi penting dalam upaya mengurangi angka kemiskinan?. Mengurangi

kemiskinan dan pengangguran adalah tugas semua pemangku kepentingan (stakeholder), yaitu

pemerintah termasuk pemda, perusahaan, masyarakat, akademisi, dan lain-lain sebagainya.

Program ini akan berjalan efektif jika semua pihak duduk bersama tanpa ada kecurigaan. Yang

selama ini terjadi, kurang adanya koordinasi diantara lembaga-lembaga tersebut. Setiap

departemen pemerintah, mempunyai program pengentasan kemiskinan dan pengangguran.

Namun tidak ada koordinasi yang jelas. Akibatnya mereka seakan berjalan sendiri-sendiri. Kalau

ada yang mengkoordinir, seperti perusahaan holding misalnya, maka hasilnya akan lebih efektif. 

Untuk mengurangi kemiskinan dan pengangguran, yang perlu dilakukan adalah memberdayakan

masyarakat. Ini akan lebih efektif dibandingkan hanya memberikan bantuan yang sifatnya sesaat.

Page 2: Artikel Tentang Kemiskinan

Yang dibutuhkan adalah pemberian akses kepada masyarakat tersebut. Ini kurang dilakukan

pemerintah, pemerintah perlu diberi akses kepada masyarakat dibanding ekonomi, sosial, budaya

dan sebagainya. Mereka harus dibantu untuk bisa mencari makan sendiri. Jadi jangan hanya

diberi makan. Intinya adalah buatlah program-program pemberdayaan yang berkesinambungan.

Pembangunan di bidang ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah pada dewasa ini di

sektor pertanian, perikanan, perkebunan, industri dan pertambangan, hakekatnya ditujukan selain

untuk mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi, juga dimaksudkan untuk mengatasi

pengangguran dan kemiskinan. Seharusnya tidak semua masalah kemiskinan menjadi tanggung

jawab pemerintah. Rasanya tidak fair kalau seluruhnya dibebankan hanya kepada pemerintah.

Masyarakat, terutama golongan yang mampu juga secara sukarela diharapkan dapat

berkontribusi mengatasi masalah kemiskinan yang terjadi di negeri ini. 

Progam mengatasi kemiskinan yang paling murah adalah si kaya membantu si miskin

atau si pandai membantu yang bodoh. Idealisme dan pengorbanan yang diperlukan untuk

mengatasi kemiskinan di negeri ini bukan sesuatu yang berada di menara gading dan bukan pula

yang diada-adakan. Idealisme dan pengorbanan tersebut sesungguhnya adalah sebuah realita

yang sudah terjadi di masyarakat. 

B. Penyebab Masalah Pengangguran Dan Kemiskinan

Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali sedang mencari

kerja, bekerja kurang dari 2 hari dalam seminggu atau seseorang yang sedang berusaha

mendapatkan pekerjaan. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak

sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran sering

kali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas

dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan

dan masalah-masalah lainnya. 

Dinegara-negara berkembang seperti Indonesia dikenal istilah pengangguran terselubung,

dimana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga sedikit dilakukan oleh lebih

banyak orang. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang

cukup memprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang besar

pendapatanrelatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran yang tinggi merupakan

Page 3: Artikel Tentang Kemiskinan

pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber

utama kemiskinan, menghambat pembangunan dalam jangka panjang. 

Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya

manusia Indonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja,

sehingga mampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan

penghasilan yang tetap dan layak sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan,

pendidikan anggota keluarganya. 

Pengangguran di Indonesia terjadi disebabkan antara lain yaitu karena jumlah lapangan

kerja yang tersedia lebih kecil dari pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai

dengan pasar kerja. Selain itu juga karena efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari

kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja

disebabkan antara lain; perusahaan menutup atau mengurangi bidang usahanya akibat krisis

ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat investasi, hambatan

dalam proses ekspor impor. 

Padahal perang melawan kemiskinan sudah ditabuh sejak lama di negri ini. Di Orde Baru

misalnya, pemerintah menggalangberbagai sarana dan cara untuk mengatasi kemiskinan.

Pembangunan fisik digenjot diberbagai bidang, pertumbuhan ekonomi menjadi fokus perhatian,

investasi asing digalakkan, berbagai jenis skema kredit investasi kecil dan kredit 

modal kerja digelar, bahkan hutang luar negri pun ditempuh sebagai altrnatif untuk menopang

idea of progress bernama pembangunan. 

Akan tetapi karena keberpihakan ideologis pemerintah tidak jelas, pembangunan ala Orde

Baru itu tidak bisa sepenuhnya bisa dirasakan rakyat lapis bawah. Masalahnya sekarang apakah

para elite, politisi, dan birokrat kita mempunyai keberpihakan ideologis untuk melawan

kemiskinan? Adakah komitmen tegas dari para penentu kebijakan Negara untuk memberantas

KKN secara radikal? Jika Negara tidak sanggup menyatakan perang terhadap kemiskinan, gagal

dalm memerangi korupsi, dan tetap malas melaksanakan agenda reformasi sebagai perintah

konstitusi maka kemiskinan bangsa mungkin akan menjadi simbol abadi negeri ini.

Page 4: Artikel Tentang Kemiskinan

C. Program Pemerintah Dalam Mengatasi Kemiskinan Dan Pengangguran.

Krisis ekonomi saat ini telah menggugah pemerintah dan berbagai lembaga pembangunan

internasional seperti Bank Dunia dan lain-lain untuk berperan aktif mengentaskan kemiskinan

dan pengagguran rakyat melalui berbagai program baru seperti padat karya. Jaring pengaman

sosial/JPS (Social Safety Net), proyek penanggulangan kemiskinan diperkotaan (Urban Poverty

Crisis Alleviation), program untuk anak jalanan, dan masih banyak bantuan-bantuan dari

pemerintah kepada rakyat, seperti BLT (bantuan langsung tunai) , BOS (bantuan operasional

sekolah) yang dilakukan untuk mengatasi masalah pendidikan di Indonesia, karena anak-anak

Indonesia diwajibkan mengenyam pendidikan minimal 9 tahun yang biasanya dikenal sebagai

wajib belajar 9 tahun. 

Koperasi banyak di dirikan oleh pemerintah di daerah-daerah dengan tujuan agar rakyat

mampu membuat usaha mikro ataupun makro dilingkungan tempat tinggalnya. Selain itu

program yang lain yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan memberikan JAMPERSAL

(jaminan persalinan) diberbagai puskesmas dengan tujuan untuk memudahkan proses persalinan

pada warga yang kurang mampu. Pemerintah juga memberlakukan program KB dengan tujuan

untuk mengurangi tingkat kepadatan penduduk di Indonesia. Dan masih banyak lainnya program

yang diberikan pemerintah untuk mengatasi permasalahan ekonomi terutama mengenai masalah

kemiskinan dan pengangguran yang merupakan masalah yang sulit untuk diberantas.

Page 5: Artikel Tentang Kemiskinan

MASALAH KEMISKINAN

Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu umumnya

masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam bentuk minimnya

kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masa kini mereka tidak menikmati

fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-kemudahan lainnya yang tersedia

pada jaman modern.

            Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya mempunyai 49,5 juta

jiwa penduduk yang tergolong miskin (Survei Sosial Ekonomi Nasional / Susenas 1998). Jumlah

penduduk miskin tersebut terdiri dari 17,6 juta jiwa di perkotaan dan 31,9 juta jiwa di perdesaan.

Angka tersebut lebih dari dua kali lipat banyaknya dibanding angka tahun 1996 (sebelum krisis

ekonomi) yang hanya mencatat jumlah penduduk miskin sebanyak 7,2 juta jiwa di Perkotaan dan

15,3 juta jiwa perdesaan

            Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan alamiah

dan karena buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain akibat sumber daya alam yang

terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan "buatan" terjadi

karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota masyarakat tidak

mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia, hingga mereka tetap

miskin. Maka itulah sebabnya para pakar ekonomi sering mengkritik kebijakan pembangunan

yang melulu terfokus pada pertumbuhan ketimbang pemerataan.

            Kemiskinan dapat dibedakan menjadi tiga pengertian: kemiskinan absolut, kemiskinan

relatif dan kemiskinan kultural. Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil

pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untak memenuhi kebutuhan hidup

minimum: pangan, sandang, kesehatan, papan, pendidikan. Seseorang yang tergolong miskin

relatif sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan namun masih berada di bawah

kemampuan masyarakat sekitarnya. Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap

seseorang atau sekelompok masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat

kehidupannya sekalipun ada usaha dari pihak lain yang membantunya.

DAMPAK DAN JENIS-JENIS KEMISKINAN

A.     Dampak Kemiskinan

Page 6: Artikel Tentang Kemiskinan

      Dampak kemiskinan di Indonesia memunculkan berbagai penyakit pada kelompok risiko

tinggi seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, dan lanjut usia. Diakui bahwa sejak krisis

ekonomi tahun 1997 jumlah penduduk miskin diIndonesia meningkat. Kemiskinan yang terjadi

di Indonesia menyebabkan cakupan gizi rendah, pemeliharaan kesehatan kurang, lingkungan

buruk, dan biaya untuk berobat tidak ada.          Akibat terkena penyakit, menyebabkan

produktivitas rendah, menghasilan rendah dan pengeluaran bertambah. Kemiskinan memang

tidak pernah berhenti dan tidak bosan menghancurkan cita-cita masyarakat Indonesia khususnya

para generasi muda. Kemiskinan sudah banyak “membutakan” segala aspek seperti pendidikan.

      Sebagian dari penduduk Indonesia lantaran keterbatasan ekonomi yang tidak mendukung,

oleh contoh kecil yang terjadi di lapangan banyak anak yang putus sekolah karena menunggak

SPP, siswa SD yang nekat bunuh diri karena malu sering ditagih oleh pihak sekolah, anak di

bawah umur bekerja keras dengan tujuan memberi sesuap nasi untuk keluarganya, dll.

Bagaimana Indonesia mau maju kalau generasi muda yang seharusnya sekolah sekarang ikut

merasakan korban faktor kemiskinan.

      Sekarang kemiskinan sudah memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak

kriminal, pengangguran, kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinan memang

dapat menyebabkan beragam masalah tapi untuk sekarang masalah yang paling penting adalah

bagaimana caranya agar anak-anak kecil yang sama sekali tidak mampu dapat bersekolah dengan

baik seperti anak-anak lainnya.

      Pertama itulah masalah yang harus dipecahkan oleh pemerintah karena jika masalah itu tidak

dapat dibereskan maka akan muncul masalah-masalah baru yang lebih banyak lagi. Dan juga

banyak orang-orang miskin terkena penyakit tapi mereka sulit untuk berobat ke dokter karena

mahal, walapun pemerintah sudah memberikan kartu kemiskinan Tapi itu tidak menjamin di

rumah sakit.

      Kemiskinan memang dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat, dan itu sangat tampak

dari adanya rumah kumuh di pinggiran sungai, adanya penyakit busung lapar. Mungkin

kemiskinan terjadi karena tidak dapat membiayai kehidupan secara langsung. Dan itulah yang

terjadi sekarang ini, bahwa kemiskinan sekarang ada dimana-mana. Jika pemerintah tidak

mengatasi masalah kemiskinan secepat mungkin, mungkin kemiskinan akan bertambah terus-

Page 7: Artikel Tentang Kemiskinan

menerus. Kemiskinan tidak hanya berdampak bagi para rakyat miskin tetapi juga berdampak

bagi warga sekitarnya karena kemiskinan juga dapat meningkatkan tindakan kriminalitas.

      Dengan tingginya angka kemiskinan di Indonesia, maka hal ini menjadi masalah tersendiri

bagi negara ini dan sampai saat ini masih belum ada solusinya. Dan kemiskinan mempunyai

hubungan dengan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu kemiskinan harus kita tanggulangi agar

angka kemiskinan tidak semakin tinggi.

B.     Jenis-jenis Kemiskinan

      Secara umum, jenis-jenis kemiskinan dapat dibagi menjadi dua, yaitu kemiskinan absolut dan

kemiskinan relatif. Pertama, kemiskinan absolut, di mana dengan pendekatan ini diidentifikasi

jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan tertentu. Kedua, kemiskinan relatif,

yaitu pangsa pendapatan nasional yang diterima oleh masing-masing golongan pendapatan.

Berbeda dengan kemiskinan absolut, kemiskinan relatif bersifat dinamis dan tergantung di mana

seseorang tinggal.

      Untuk lebih mengetahui secara pasti tingkat kemiskinan suatu masyarakat maka diciptakan

indikator kemiskinan atau garis kemiskinan. Di Indonesia, garis kemiskinan BPS menggunakan

dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach) dan

pendekatan Head Count Index. Selain itu, terdapat garis kemiskinan lainnya, yaitu garis

kemiskinan Sajogyo dan garis kemiskinan Esmara. Sajogyo mendefinisikan batas garis

kemiskinan sebagai tingkat konsumsi per kapita setahun yang sama dengan beras. Kelemahan

dari metode ini adalah hanya menggunakan acuan satu harga komoditi dan porsinya dalam

anggaran keluarga, bahkan dalam keluarga miskin, menurun secara cepat.

      Berdasarkan kelemahan tersebut Esmara mencoba untuk menetapkan suatu garis kemiskinan

pedesaan dan perkotaan yang dipandang dari sudut pengeluaran aktual pada sekelompok barang

dan jasa esensial, seperti yang diungkapkan secara berturut-turut dalam Susenas.

Penyebab kemiskinan menurut Kuncoro (2000:107) sebagai berikut:

1. Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya

yang menimbulkan distribusi pendapatan timpang, penduduk miskin hanya memiliki sumber

daya dalam jumlah yang terbatas dan kualitasnya rendah

Page 8: Artikel Tentang Kemiskinan

2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena kualitas sumber

daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah, upahnya pun rendah

3. Kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal. Sendalam ismawan (2003:102)

mengutarakan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas.

Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses manusia mempunyai keterbatasan (bahkan tidak ada)

pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali menjalankan apa terpaksa saat ini yang dapat

dilakukan (bukan apa yang seharusnya dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai

keterbatasan dalam melakukan pilihan, akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan

hidupnya menjadi terhambat.

Page 9: Artikel Tentang Kemiskinan

KEMISKINAN DI INDONESIA

Kemiskinan sering dipahami sebagai keadaan kekurangan uang dan baranguntuk

menjamin kelangsungan hidup. Kemiskinan dapat diartikan sebagaiketidakmampuan untuk

memenuhi berbagai kebutuhan seperti pangan,perumahan, pakaian, pendidikan, kesehatan, dan

sebagainya. Kemiskinan adalah suatu kondisi yang dialami seseorang atau kelompok orang yang

tidak mampumenyelenggarakan hidupnya sampai suatu taraf yang dianggap

manusiawi(BAPPENAS dalam BPS, 2002).

Menurut Suparlan (1984) “kemiskinan merupakan sebagai suatu standar tingkat hidup

yang rendah yaitu adanya tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau golongan orang

dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang

bersangkutan”.(Hudaya ,2009:7)

Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan menurut Hartomo dan Aziz

(1997) yaitu :

1). Pendidikan yang Terlampau Rendah

Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai

keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau

keterampilan yang dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan seseorang untuk

masuk dalam dunia kerja.

2). Malas Bekerja

Adanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan seseorang

bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.

3). Keterbatasan Sumber Alam

Suatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi

memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering dikatakan masyarakat itu miskin

karena sumberdaya alamnya miskin.

4). Terbatasnya Lapangan Kerja

Keterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagimasyarakat.

Secara ideal seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerjabaru sedangkan secara faktual

Page 10: Artikel Tentang Kemiskinan

hal tersebut sangat kecil kemungkinanya bagimasyarakat miskin karena keterbatasan modal dan

keterampilan.

5). Keterbatasan Modal

Seseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapialat maupun

bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang merekamiliki dengan suatu tujuan untuk

memperoleh penghasilan.

6). Beban Keluarga

Seseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan

usaha peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak anggota

keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk hidup yang harus dipenuhi.

Adapun upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan

penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional.

Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta

digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan

pembangunan tahunan.

Adapun langkah jangka pendek (Kohyar,2007) yang diprioritaskan antara lain sebagai

berikut:

a) Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana irigasi, air

bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih. (ii) pembangunan

jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana kepada

daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK)

.

b) Perluasan kesempatan kerja dan memberikan bantuan dana stimulan untuk modal usaha,

pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.

c) Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara

lain; (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi

murid yang kurang mampu; (ii) jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di

puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.

Page 11: Artikel Tentang Kemiskinan

PENGANGGURAN

Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedang

mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerja

contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan

lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang

mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang

berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena

jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja

yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam

perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat

akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial

lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran

dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan

menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan

menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga

dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat

pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan

sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang

adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang

seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang

semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Jenis-Jenis Pengangguran

Berdasarkan Jam Kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam :

Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah Tenaga kerja yang tidak

bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

Page 12: Artikel Tentang Kemiskinan

Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah Tenaga kerja yang tidak bekerja secara

optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini

merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah Tenaga kerja yang sungguh-sungguh

tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum

mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan Penyebab Terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam :

Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment)

Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya

kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran

pekerja penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang

ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan

meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari

sebelumnya.

Pengangguran Konjungtural (Cycle Unemployment)

Pengangguran Konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang

(naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.

Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)

Pengangguran Struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur

ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan

oleh beberapa kemungkinan, seperti :

Akibat permintaan berkurang

Akibat kemajuan dan penggunaan teknologi

Akibat kebijakan pemerintah

Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)

Pengangguran Musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi

jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang

menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

Page 13: Artikel Tentang Kemiskinan

Pengangguran Siklikal

Pengangguran Siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus

ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

Pengangguran Teknologi

Pengangguran Teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian

tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

Pengangguran Siklus

Pengangguran Siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan

perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran Siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan

masyarakat (aggrerate demand).

Penyebab terjadinya Pengangguran

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan

jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi

masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan

pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan

masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran

dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya

yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang

berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan

keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan

dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka

panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di

mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh

lebih banyak orang.

Dampak terjadinya Pengangguran

Page 14: Artikel Tentang Kemiskinan

Bagi Perekonomian Negara

Penurunan pendapatan perkapita.

Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.

Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.

Bagi Masyarakat

Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.

Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak

bekerja.

Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Kebijakan-kebijakan Pemerintah untuk mengatasi Pengangguran

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuhkan berbagai cara untuk mengatasinya yang

disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut :

Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :

Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.

Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke tempat

dan sektor ekonomi yang kekurangan.

Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang

kosong, dan

Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

Untuk mengatasi pengangguran secara Friksional antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai

berikut :

Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang

bersifat padat karya.

Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.

Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor

formal lainnya.

Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya,

Page 15: Artikel Tentang Kemiskinan

PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk

merangsang investasi baru dari kalangan swasta.

Cara Mengatasi Pengangguran Musiman

Jenis pengangguran ini bisa diatasi dengan cara sebagai berikut :

Pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di sektor lain, dan

Melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu ketika menunggu

musim tertentu.

Cara Mengatasi Pengangguran Siklus

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai berikut :

Mengarahkan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa, dan

Meningkatkan daya beli masyarakat.

Pengertian Pengangguran

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,

sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang

sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan

karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan

Page 16: Artikel Tentang Kemiskinan

kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah

dalamperekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan

pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnyakemiskinan dan

masalah-masalah sosial lainnya.

B.  Jenis & macam pengangguran

Berdasarkan jam kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:

Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak

bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja

secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur

ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-

sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang

belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan penyebab terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:

Pengangguran friksional (frictional unemployment)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya

kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran

Page 17: Artikel Tentang Kemiskinan

pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin

maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya

manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)

Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang

(naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.

Pengangguran struktural (structural unemployment)

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur

ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan

oleh beberapa kemungkinan, seperti:

1.     Akibat permintaan berkurang

2.     Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi

3.     Akibat kebijakan pemerintah

Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi

jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang

menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

Pengangguran siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus

ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian

tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

Pengangguran siklus

Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan

perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan

masyarakat (aggrerate demand).

Page 18: Artikel Tentang Kemiskinan

(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran)

C.  Penyebab Pengangguran

Masalah pengangguran tentulah tidak muncul begitu saja tanpa suatu sebab. Faktor-faktor yang

menyebabkan terjadinya pengganguran secara global adalah sebagai berikut :

1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja

Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja

yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.

2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang

3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang

Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja,

pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat

pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan

sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.

4. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang

Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja,

sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat

mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu

negara ke negara lainnya.

5. Budaya pilih-pilih pekerjaan

Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dan lagi

ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang ditemukan di Indonesia bukan

pengangguran terselubung, melainkan pengangguran terbuka yang didominasi oleh kaum

intelektual (berpendidikan tinggi).

Page 19: Artikel Tentang Kemiskinan

6. Pemalas

Selain budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di Indonesia adalah

budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang ditempuh adalah dengan

menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.

7. Tidak mau ambil resiko

“Saya bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima bekerja di kantor bapak.

Dengan demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas dengan hasil kerja saya selama 3

bulan tersebut, bapak bisa pecat saya.”

Adakah yang berani mengambil resiko seperti itu? Kami yakin sedikit sekali. Padahal kalau

dipikir-pikir itu justru menguntungkan si pencari kerja selama 3 bulan tersebut ia bisa menimba

pengalaman sebanyak-banyaknya.

Meskipun akhirnya dipecat juga, toh dia sudah mendapat pengalaman kerja 3 bulan.

(Sumber: http://organisasi.org/pengertian-pengangguran-dan-jenis-macam-pengangguran

friksional-struktural-musiman-siklikal)

D.  Dampak pengangguran

Untuk mengetahui dampak pengganguran kita perlu mengelompokkan pengaruh pengganguran

tersebut, yaitu:

a. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara

Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan

kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus.

Page 20: Artikel Tentang Kemiskinan

Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat

pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan.

Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti

yang dijelaskan di bawah ini:

§ Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran

yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil

(nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan

yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih

rendah.

§ Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak

berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan

perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian,

pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun,

dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan

pun akan terus menurun.

§ Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan

menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang

hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor

(pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat

investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.

b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan Masyarakat

Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan

terhadap masyarakat pada umumnya:

§ Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian

Page 21: Artikel Tentang Kemiskinan

§ Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan

§ Pengangguran dapat meningkatkan angka kriminalitas

§ Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.

§ Pengangguran dapat meningkatkan angka kemiskinan.