ISI DAN FORMAT ARTIKEL ILMIAH Anatomi Artikel Konseptual dan ...
Artikel Spermatohyta Bryopyta Dan Pteridophyta
-
Upload
devit-hari-ashari -
Category
Documents
-
view
106 -
download
3
description
Transcript of Artikel Spermatohyta Bryopyta Dan Pteridophyta
ARTIKELPERBEDAAN SPERMATOPHYTA
BRYOPHYTA DAN PTERIDOPHYTA
Disusun Oleh :
Devit Hari Ashari NIM K4314021
Program Studi
Pendidikan Biologi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA2014
I. SPERMATOPHYTA (ANGIOSPERMAE dan GYMNOSPERMAE)
Tumbuhan biji (Spermatophyta) Dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. Tumbuhan biji terbuka (Gymnospermae)
b. Tumbuhan biji tertutup (Angiospermae)
A. Tumbuhan Berbiji Tertutup (Angiospermae)
Tumbuhan biji tertutup memiliki jumlah spesies lebih banyak
dibandingkan dengan tumbuhan berbiji terbuka. Tumbuhan kelompok
angiospermae memiliki lebih banyak species karenan tanaman gymnospermae
hanya tumbuh pada kondisi lingkungan tertentu, sedankan tumbuhan
angiospermae dapat tumbuh di berbagai kondisi alam dan kebanyakan berumah 1
sehingga memungkinkan untuk terjadi persilangan yang menghasilkan varian baru
dalam 1 species. Tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) berasal dari kata
angio = bunga dan spermae = tumbuhan berbiji. Tumbuhan ini memiliki bunga
yang sesungguhnya yang terdiri dari mahkota bunga, kelopak bunga, putik, dan
benang sari
Secara umum, tumbuhan berbiji tertutup memiliki ciri yang sama dengan
tumbuhan berbiji terbuka. Keunikan tumbuhan berbiji tertutup terletak pada
bijinya yang tersusun oleh keping lembaga (kotyledon). Keping lembaga pada
tumbuhan berbiji tertutup membentuk dua kelompok tumbuhan, yaitu tumbuhan
berbiji tunggal (Monocotyledonae) dan tumbuhan berbiji berkeping dua
(Dicotyledonae).
Ciri-ciri Angiospermae
a. memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah,
b. mempunyai bunga sejati,
c. umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan
herba.
Tumbuhan angiospermae dibadi menjadi tumbuhan dikotil dan
monokotil.
1. Ciri-ciri DIKOTIL:
a. Memiliki 2 kotiledon (daun lembaga)
b. Batang berkambium dan bercabang
c. Letak xylem dan floem teratur
d. Akar tunggang
Mahkota bunga kelipatan 2,4,5 Dicotyledoneae dibagi
menjadi 3 sub Kelas yaitu
1. Apetalae / Monoklamidae
2. Dialipetalae
3. Simpetalae
Subkelas Monoklamidae
a. Habitus berupa pohon
b. Bunga berkelamin tunggal
c. Penyerbukan anemogami
d. Bunga tidak lengkap
e. Hanya mempunyai kelopak atau tidak punya perhiasan
bunga.
f. Terdiri dari beberapa ordo: Casuarinales (Casuarina
equsetifolia), Fagales (Betula nona), Proteales (Banksia
coccinea),Urticales (Artocarpus integra), Piperales (Piper
nigrum).
Subkelas Dialipetalae
a. Habitus terna, semak, perdu dan pohon
b. Memiliki bunga lengkap
c. Mempunyai mahkota yang saling lepas
d. Anggota: Ranales, Rosales, Brassicales, Malvales, Rutales
Subkelas Simpetalae
a. Habitus herba, semak, perdu dan pohon
b. Perhiasan bunga lengkap
c. Mahkota bunga saling berlekatan.
d. Anggota: Solanales,Rubiales, Apocynales
2. Ciri-ciri MONOKOTIL :
a. Memiliki 1 kotiledon
b. Batang tidak berkambium dan lurus
c. Letak xylem dan floem tersebar
d. Akar serabut
e. Mahkota bunga kelipatan 3
B. Tumbuhan Berbiji Terbuka (Gymnospermae)
Secara harfiah Gymnospermae berarti gym = telanjang dan spermae =
tumbuhan yang menghasilkan biji. Jadi, Gymnospermae adalah tumbuhan yang
memiliki biji terbuka.
Tumbuhan kelompok Gymnospermae mempunyai ciri, yaitu :
a. Bakal biji tidak terlindungi oleh daun buah.
b. Berakar tunggang.
c. Umumnya berupa pohon.
d. Mempunyai akar, batang, dan daun sejati.
Para ahli biologi menggolongkan Gymnospermae menjadi beberapa ordo dan
divisio, yaitu :
1. Cycadales divisio Cycadophyta, contoh pakis haji (Cycas rumphii)
2. Ginkgoales divisio Ginkgophyta, contoh Ginkgo biloba
3. Coniferales divisio Pinophyta, contoh pinus, cemara, dan damar
4. Gnetales divisio Gnetophyta, contoh melinjo (Gnetum gnemon)
DETAIL
1. Ginkgoinae hanya mempunyai satu spesies di dunia ini yaitu Ginkgo
biloba, diiseus, biji tidak di dalam rujung benar-benar terbuka ke udara
bebas.
2. Cycadinae hidup di daerah tropis dan subtropis, diesis, contohnya
Cycas revoluta, Pakis haji(Cycas rumphii ), Encephalartos
transvenosus.
3. Gnetinae berbeda dengan kelompok lainnya karena memiliki
pembuluh kayu untuk mengatur air pada bagian xilemnya. Contohnya
Gnetum gnemon, Epherda dan Welwitschia.
4. Coniferae / Pinophyta dikenal sebagai konifer, menghasilkan
resin/getah, monoesis, daun berbentuk jarum, contohnya Pinus
merkusii (Tusam/ pinus) , Agathis alba (damar) , Cemara , Conifer ,
dll.
II. BRYOPHYTA
Lumut merupakan tumbuhan yang kecil, sederhana, dan tumbuh pada
tempat yang basah. Ada sekitar 23.000 species lumut yang telah diidentifikasi.
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut. Mereka tidak mempunyai bunga atau
biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis. Tumbuhan
lumut merupakan tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum
tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil
tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan
tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan
tumbuhan yang lainnya.Klasifikasi tradisional menggabungkan pula lumut hati ke
dalam Bryophyta.
CIRI-CIRI BRYOPHYTA :
1. Tumbuhan kecil, mempunyai talus (akar, batang dan daun sukar
dibedakan)
2. hidup selangan Genussi
3. Genussi dominan adalah Gametofit
4. Sporofit kekal melekat pada gametofit
5. Panjangnya kurang daripada 15 cm
6. Bryophyta mempunyai bentuk badan seperti daun
7. Ada yang mempunyai jasad taloid seperti piring yang pipih secara
dorsiventral
8. yang mempunyai paksi utama seperti batang yang mengeluarkan
apendaj berupa daun
9. tiada kutikel berlilin dan batang tiada berkas vaskular
10. gametofit mempunyai struktur berfilamen seperti akar yang disebut
rizoid
11. Rizoid melekatkan tumbuhan kepada batuan atau substrat yang lain
12. Rizoid bukan akar sebenar, ia selebar satu sel dan tiada jidal akar
III. PTERIDOPHYTA
Ciri ciri Tumbuhan Paku (Pteridophyta)- Tumbuhan paku sudah termasuk
ke dalam tumbuhan kormus (Cormophyta) karena sudah memiliki akar, batang,
dan daun yang jelas. Akar pada paku bersifat seperti serabut yang ujungnya
dilindungi oleh kaliptra (tudung akar). Batang pada sebagian besar paku tidak
terlihat karena berada di dalam tanah dalam bentuk rimpang. Akan tetapi, ada pula
yang memiliki batang di permukaan tanah yang bercabang, seperti pada Cyathea.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi
dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui sekitar 10.000
(diperkirakan 3.000 diantaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di
daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan
kondisi air yang terbatas. Tumbuhan paku ada yang hidup sebagai saprofit dan ada
pula sebagai epifit. Paku menyukai tempat lembab (higrofit), dari kawasan pantai
sampai di daerah pegunungan tinggi. Pernahkah Anda melihat tanaman suplir atau
semanggi? Tanaman ini merupakan contoh dari tumbuhan paku. Tumbuhan ini
terdapat di manamana (kosmopolitan) dan bentuknya berupa rerumputan,
habitatnya menyukai tempat yang basah atau lembar (higrofit), ada juga yang
hidup menempel pada pohon (epifit).
Tumbuhan paku memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berbeda dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah
memiliki akar, batang, dan daun sejati. Oleh karena itu,
tumbuhan paku termasuk kormophyta berspora.
2. Baik pada akar, batang, dan daun, secara anatomi sudah
memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem yang
berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari akar
menuju daun untuk proses fotosintesis, dan floem yang
berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh
bagian tubuh tumbuhan.
3. Habitat tumbuhan paku ada yang di darat dan ada pula
yang di perairan serta ada yang hidupnya menempel.
4. Pada waktu masih muda, biasanya daun tumbuhan paku
menggulung dan bersisik.
5. Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat bereproduksi
secara aseksual dengan pembentukan gemmae dan
reproduksi seksual dengan peleburan gamet jantan dan
gamet betina.
6. Dalam siklus hidup (metagenesis) terdapat fase sporofit,
yaitu tumbuhan paku sendiri.
7. Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki
sifat lebih dominan daripada fase gametofitnya.
8. Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya
fotoautotrof.