ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/29080/10/02._JURNAL_PUBLIKASI.pdf ·...

14
HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN KADAR DEBU KACA DENGAN PENURUNAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI KACA CV. FAMILY GLASS SUKOHARJO ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : KARINAWATI J 410 090 029 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Transcript of ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH - eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/29080/10/02._JURNAL_PUBLIKASI.pdf ·...

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN KADAR DEBU KACA DENGAN PENURUNAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA TENAGA KERJA DI

BAGIAN PRODUKSI KACA CV. FAMILY GLASS SUKOHARJO

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

KARINAWATI J 410 090 029

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN KADAR DEBU KACA DENGAN PENURUNAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA TENAGA KERJA DI BAGIAN PRODUKSI KACA CV. FAMILY GLASS SUKOHARJO

Karinawati J 410 090 029 Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta 57162 Abstrak Debu batu bara merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit akibat kerja terutama gangguan fungsi paru. Proses kerja produksi CV. Family Glass Sukoharjo terdiri dari ruang penyemprotan dan ruang penggrindaan kaca tersebut berisiko tinggi terhadap paparan debu kaca dan mengakibatkan tenaga kerja terpapar langsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lama paparan kadar debu kaca dengan penurunan kapasitas fungsi paru pada tenaga kerja di bagian produksi kaca CV. Family Glass Sukoharjo. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat survai analatik, dengan pendekatan Cross Sectional dan jenis rancangan One-Shot Case Study . Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja di bagian produksi kaca yang berjumlah 35 orang.Pemilihan sampel menggunakan teknik Total Sampling. Responden yang memenuhi criteria adalah 30 orang. Sebagian besar berusia <40 tahun dengan kelompok masa kerja <5 tahun. Analisis data dilakukan dengan uji korelasi Pearson Product Moment dan menggunakan bantuan SPSS versi 21. Hasil uji statistik menunjukan nilai p value 0,000 < 0,05 sehingga dapat dikatakan ada hubungan yang signifikan antara lama paparan kadar debu kaca dengan penurunan kapasitas fungsi paru dan diperoleh nilai r= -0,623 pada tingkat hubungan kuat menunjukan hubungan yang berbanding terbalik, bahwa setiap peningkatan lama paparan diikuti dengan penurunan FVC.

Kata Kunci : Lama Paparan, Debu Kaca, Penurunan Kapasitas Fungsi

Paru

Abstract The glass dust is one of the factors causing sickness as the effect of work especially in the lungs function disorder. The production process of CV.Family Glass Sukoharjo consists of Glass space spraying and grinding of glass in which the workers were in the high risk to the glass dust exposition and they were related directly. This research was aimed to find out the correlation between the exposition duration of glass dust content and the decline of lungs function capacity of the workers at glass Production of CV. Family Glass Sukoharjo. This

research was an analytical survey with the Cross Sectional Approach and One-Shot Case Study. The population in this research were the workers who work in the Production with the total number 35 people. The purposive sampling was used to determine the samples. The respondents who fulfilled the criteria were 30 people. Most of the respondents less than 40 years old with working experience for less than 5 years. The data analysis was carried out by using the Pearson Product Moment Correlation Test and program SPSS version 21. Based on the statistic test result, the probability value as big as 0.000 (p < 0.05), so that it can be said that there was a significant correlation between the exposition duration and it was achieved the r value = - 0.623 on the strong correlation level and showed the inversely proportional correlation, that every exposition duration was followed by the decline of FVC. Key Words : Exposition Duration, Glass Dust, Decline of Lungs Function

Capacity. PENDAHULUAN

Debu merupakan partikel zat kimia padat yang disebabkan oleh kekuatan

alami atau mekanis seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan

yang cepat, peledakan dan lain-lain dari benda, baik organis maupun anorganis,

misalnya batu, kayu, biji, logam, batu bara, butir-butir zat dan sebagainya

(Suma’mur, 2009).

Menurut Mangkunegoro (2003), Semakin tinggi konsentrasi partikel debu

dalam udara dan semakin lama paparan berlangsung, debu akan tertimbun di

dalam paru-paru sehingga membentuk jaringan ikat dalam paru. Jumlah partikel

yang mengendap di paru juga semakin banyak. Setiap inhalasi 500 partikel per

milliliter kubik udara, setiap alveoli paling sedikit menerima 1 partikel dan

apabila konsentrasi mencapai 1000 partikel per milliliter kubik, maka 10% dari

jumlah tersebut akan tertimbun di paru.

Diantara gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja, debu merupakan

salah satu sumber gangguan yang tidak dapat diabaikan. Dalam kondisi tertentu,

debu merupakan bahaya yang menyebabkan pengurangan kenyamanan kerja,

gangguan pengelihatan, gangguan fungsi faal paru, bahkan dapat menimbulkan

keracunan umum (Depkes, 2003).

Menurut International Labor Organization (ILO) tahun 1999, penyakit

saluran pernapasaan merupakan salah satu penyebab kematian yang angkanya

mencapai 21%. Di USA penyakit paru akibat kerja merupakan penyakit akibat

kerja nomer satu yang dikaitkan dengan frekuensi, tingkat keparahan dan

kemampuan pencegahannya. Biasanya disebabkan oleh paparan, iritasi atau

bahan toksik yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan akut maupun

kronis. Sedangkan di Indonesia penyakit atau gangguan paru akibat kerja

disebabkan oleh debu dan angka ini diperkirakan cukup banyak (Widjasesana,

2010).

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Fahmi 2012, hasil analisis

hubungan korelasi rank spearman antara masa kerja dengan kapasitas fungsi paru

(KVP dan VEP1) dengan nilai p-value masing-masing 0,01 dan 0,019 hal ini

menuujukan adanya hubungan antara masa kerja dengan kapasitas fungsi paru.

Semakin lama masa kerja seseorang maka semakin lama juga tekena paparan debu

dan paparan debu tersebut akan berakumulasi.

CV. Family Glass Sukoharjo, merupakan perusahaan swasta yang

bergerak di bidang usaha perdagangan kaca, jendela dan pintu kaca biasa maupun

kaca motif baik berupa eceran maupun grosir yang terletak di Jalan Abdul Latif

No.107 Sukoharjo. Berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan, para

pekerja yang mengalami keluhan gangguan pernafasan antara lain batuk pilek,

batuk berdahak, pusing, bersin-bersin, kelelahan dan sesak nafas karena terpapar

debu kaca serta kebiasaan pekerja tidak memakai masker. Penulis juga menjumpai

gambaran keadaan di tempat kerja yang secara kasat mata debu kaca terlihat

dimana-mana dan di CV. Family Glass Sukoharjo para pekerja mayoritas

menghirup debu yang berasal dari kaca, walaupun sudah menyediakan masker

bagi pekerja tetapi masih kurang memperhatikan masalah K3. Di bagian produksi

kaca merupakan bagian berisiko tinggi terhadap pajanan debu kaca.

Di CV. Family Glass Sukoharjo, Jawa tengah, bahwa kadar debu yang

terdapat di ruangan bagian penggerindaan kaca dan bagian penyemprotan kaca,

yaitu menurut Keputusan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor Per.13/MenX/2011 masih melebihi Nilai Ambang

Batas (NAB) debu kaca yaitu 10 mg/m3.

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

hubungan lama paparan kadar debu kaca terhadap penurunan kapasitas fungsi

paru pada tenaga kerja CV. Family Glass Sukoharjo.

Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara lama paparan kadar debu kaca dengan

penurunan kapasitas fungsi paru pada tenaga kerja di Bagian Produksi

kaca CV. Family Glass Sukoharjo.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengukur kadar debu kaca pada tenaga kerja di bagian

Produksi Kaca

b. Untuk mengetahui penurunan kapasitas fungsi paru pada tenaga kerja

di bagian Produksi Kaca

c. Untuk menguji tingkat hubungan antara lama paparan kadar debu kaca

dengan penurunan kapasitas fungsi paru pada tenaga kerja di bagian

Produksi Kaca

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah Survey Analitik dengan

menggunakan cross sectional yaitu mempelajari dinamika kolerasi antara faktor

risiko (lama paparan kadar debu kaca) dan efek (kapasitas fungsi paru) dengan

cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat

(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilakukan di bagian Produksi Kaca CV.

Family Glass pada bulan Agustus 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah

pekerja di bagian produksi kaca yang berjumlah 35 orang. Sampel yang

memenuhi criteria adalah sebanyak 30 orang dengan menggunakan tehnik

Purposive Sampling.

Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat.

Analisis univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat

dengan menggunakan uji statistik Korelasi Pearson Product Moment dengan

tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai p < 0,05 maka Ho ditolak dan jika nilai p >

0,05 maka Ho diterima.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Lama Paparan Kadar Debu Kaca

Berdasarkan frekuensi data lama paparan kadar debu kaca

responden sebagian besar terpapar antara selama 1-5 tahun sebanyak 22

orang (73,33%) dari 30 responden, sedangkan yang terpapar antara 6-10

tahun ada 2 orang (66,7%) dan terpapar >10 tahun ada 6 orang (20%).

2. Penurunan Kapasitas Fungsi Paru

Berdasarkan frekuensi data penurunan kapasitas fungsi paru

responden sebagian besar mengalami penurunan kapasitas fungsi paru

normal sebanyak 4 orang (13%) dari 30 responden, sedangkan yang

ringan ada 14 orang (47%) dan yang penurunan kapasitas fungsi paru

sedang ada 12 orang (40%).

3. Hubungan Antara Lama Paparan Kadar Debu Kaca Dengan

Penurunan Kapasitas Fungsi Paru .

Hasil perhitungan uji korelasi Pearson Product Moment antara

lama paparan kadar debu kaca dengan penurunan kapasitas fungsi paru

(FVC) didapat nilai korelasi r -0,623 pada tingkat hubungan korelasi

kuat (r= 0,60-0,799). Sifat korelasi pada nilai r yang negatif menunjukan

hubungan yang berbanding terbalik artinya bahwa setiap peningkatan

lama paparan diikuti dengan penurunan FVC atau sebaliknya. dan

didapat nilai p value 0,000<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan yang signifikan antara lama paparan kadar debu kaca dengan

penurunan kapasitas fungsi paru pada tenaga kerja di bagian Produksi

Kaca CV. Family Glass Sukoharjo.

B. Pembahasan

1. Lama Paparan Kadar Debu Kaca

Berdasarkan hasil pengukuran kadar debu batu bara lingkungan

kerja rata-rata didapat nilai paparan yang melebihi NAB yakni 22,2

mg/m³. Hal ini sesuai dengan Keputusan Peraturan Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.13/Men/X/2011 dan

hasil penelitian yang dilakukan dengan wawancara didapat lama paparan

responden berkisar antara <1 – <5 tahun dengan lama paparan mininal 1

tahun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kondisi lingkungan kerja

di bagian produksi kaca sudah tidak aman karena nilai NAB kadar debu

kaca yang dihasilkan telah melebihi dari nilai NAB yaitu 10 mg/m³ dan

kebanyakan responden telah lama terpapar dan menghirup kadar debu

kaca di bagian produksi kaca yang dapat menyebabkan penurunan

kapasitas fungsi paru.

Bila tenaga kerja terpapar cukup lama oleh debu yang diatas NAB

kemungkinan besar akan timbul gangguan saluran pernapasan

(Suma’mur, 2009). Lama paparan berpengaruh negatif bagi seseorang

yang bekerja karena semakin lama terpapar, bahaya yang ditimbulkan

oleh tempat kerja dapat mempengaruhi kesehatan terutama saluran

pernapasan.

2. Penurunan Kapasitas Fungsi Paru

Hasil pengukuran kapasitas fungsi paru dengan spirometer di

bagian produksi kaca CV. Family Glass Sukoharjo dapat diketahui

bahwa dari 30 tenaga kerja terdapat 4 tenaga kerja dengan FVC normal

(13%), 14 tenaga kerja dengan FVC Restruktif ringan (47%) dan 12

tenaga kerja dengan FVC Restriktif sedang (40%). Hal ini berarti bahwa

penurunan kapasitas fungsi paru yang dipengaruhi oleh hasil %FVC

(Forced Vital Capacity) dari tenaga kerja yang mengalami kelainan

fungsi paru restriktif yaitu Penyempitan saluran paru yang diakibatkan

oleh bahan yang bersifat alergi seperti debu, spora, jamur yang

mengganggu saluran pernafasan dan kerusakan jaringan paru-paru dari

tingkat ringan (60-79% FVC), sedang( 30-55% FVC) dan berat (<30%

FVC).

Berdasarkan hasil pengukuran kapasitas fungsi paru didapat 47 %

restriktif ringan dan 40% restriktif sedang dari total tenaga kerja yang

mengalami penyempitan disaluran paru dan dengan demikian akan

menurunkan kapasitas vital paru (Guyton, 2008).

3. Hubungan Antara Lama Paparan Kadar Debu Batu Bara Dengan

Penurunan Kapasitas Fungsi Paru.

Berdasarkan Menurut hasil penelitian dengan cara wawancara

rata – rata reponden kebanyakan terpapar kadar debu kaca <5 tahun

dengan nilai kadar debu kaca yang melebihi NAB yaitu 22,2 mg/m³

sehingga menyebabkan penurunan kapasitas fungsi paru sebanyak

47% mengalami restriktif ringan dan 40% mengalami restriktif sedang

dari total responden yang bekerja dilingkungan tersebut.

Hasil uji analisis hubungan antara lama paparan kadar debu

kaca dengan penurunan kapasitas fungsi paru (FVC) dengan

menggunakan uji person correlation atau product moment didapat

nilai korelasi r -0,623 pada tingkat hubungan korelasi kuat (r=0,60-

0,799). Sifat korelasi pada nilai r yang negatif menunjukan hubungan

yang berlawanan artinya bahwa setiap peningkatan lama paparan

diikuti dengan penurunan FVC atau sebaliknya. Dari nilai p value

didapat nilai 0,000 < 0,05, hasil ini menunjukan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan. Dasar pengambilan keputusan ini adalah

jika p value kurang dari 0,05 maka Ho ditolak yang berarti ada

hubungan yang signifikan antara lama paparan kadar debu kaca

dengan penurunan kapasitas fungsi paru di bagian produksi kaca CV.

Family Glass Sukoharjo.

Pekerja tersebut memiliki risiko tinggi terpapar debu kaca yang

berbahaya karena setiap harinya mereka bekerja di lingkungan yang

berdebu dan debu akan terhirup kedalam paru-paru sehingga

menyebabkan penurunan kapasitas fungsi paru.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Berdasarkan hasil uji korelasi didapat nilai p value =0,000<0,05, maka

hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara

lama paparan kadar debu kaca dengan penurunan kapasitas fungsi

paru pada tingkat hubungan korelasi kuat yaitu -0,623. Tanda negatif

menunjukan hubungan yang berbanding terbalik artinya bahwa setiap

peningkatan lama paparan diikuti dengan penurunan FVC atau

sebaliknya.

2. Kadar debu kaca di bagian produksi kaca bagian penyemprotan adalah

22,1 mg/m3 (>NAB), di bagian penggrindaan 22,3 mg/m3 (>NAB).

3. Hasil dari pengukuran spirometer menunjukkan adanya gangguan

penurunan kapasitas fungsi paru pada tenaga kerja di produksi kaca

unit, tenaga kerja yang mengalami gangguan kapasitas fungsi paru

restriktif ringan sebanyak 14 orang (47%), restriktif sedang sebanyak

12 orang (40%) sedangkan jumlah tenaga kerja yang hasil pengukuran

sprirometer normal sebanyak 4 orang (13%).

B. Saran

1. Bagi Perusahaan

a. Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi tenaga kerja yang terpapar

debu untuk menjaga kondisi kesehatan pekerja dan mencegah

terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK).

b. Perusahaan diwajibkan menyediakan secara cuma-cuma alat

pelindung diri dan menyediakan bagi setiap orang yang memasuki

tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk yang diperlukan

menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli-ahli keselamatan

kerja yang berdasarkan pada UU No. 1 tahun 1970 pasal 14.

2. Bagi Tenaga Kerja

Diharapkan dapat lebih meningkatkan kesadaran dalam

penggunaan APD terutama masker yang telah disediakan oleh

perusahaan dengan baik dan benar selama jam kerja berlangsung, guna

untuk meminimalisir gangguan atau PAK terutama yang berhubungan

dengan kesehatan paru-paru.

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi T. 2012. Hubungan Masa Kerja dan Penggunaan APD Dengan Kapasitas Fungsi Paru Pada Pekerja Tekstil Bagian Ring Frame Spinning I di PT.X Kabupaten Pekalongan. Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Vol.1, No.2, 2012: 828-835

Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Keputusan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.13/Men/X/2011 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di tempat kerja.

Notoatmodjo S. 2005. Imu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suma’mur PK. 2009. Hiegiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: CV Sagung Seto.

Widjasesana. 2010. Occupational Lung Disease Fact sheet. http://www.lungusa.org/site20 diakses 20 Agustus 2013