Artikel Profesi

download Artikel Profesi

of 13

Transcript of Artikel Profesi

Anggaran Dipotong, PU Tunda 1.891 Proyek"Total proyek di PU tahun 2014 itu ada 13.869 paket pekerjaan." Siti Nuraisyah Dewi, Alfin Tofler | Selasa, 3 Juni 2014, 10:04 WIBVIVAnews Kementerian Pekerjaan Umum menjadi salah satu kementerian yang terkena pemotongan anggaran dalam APBNP 2014. Kementerian PU, berdasarkan instruksi presiden, anggarannya akan dipotong Rp22,7 triliun.Dengan pemotongan tersebut, maka Kementerian PU berencana menunda beberapa paket pekerjaan yang belum dilelang.Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pekerjaan Umum, Djoko Mursito, kepada VIVAnews, Senin 2 Juni 2014 mengatakan, total tender yang akan ditahan sebanyak 1.891 paket pekerjaan.Nilainya sebesar Rp4,52 triliun. Total proyek di PU tahun 2014 itu ada 13.869 paket pekerjaan dengan nilai Rp63,677 triliun, katanya.Dia mengungkapkan, jika ada pemotongan anggaran, maka paket pekerjaan itu bisa ditunda pelaksanaannya.Namun, jika pemotongan lebih dari Rp4 triliun maka kementerian juga masih bias mengurangi anggaran dengan paket pekerjaan yang mendapatkan dana pinjaman dari luar negeri.Djoko menuturkan, per 2 Juni 2014, jumlah paket pekerjaan yang sudah terkontrak sebanyak 10.152 dengan nilai Rp51,89 triliun dari total pagu anggaran Rp54,95 triliun.Dia mengatakan, dari total proyek yang belum dilelang tersebut, sebanyak 30 persen merupakan proyek Ditjen Bina Marga, 35 persen milik Ditjen Sumber Daya Air, 10 persen milik Ditjen Cipta Karya dan sisanya, tersebar di satmikal (Satuan administrasi pangkal) lain.Dia berharap, pemotongan anggaran yang dilakukan pemerintah tidak akan mencapai Rp22,7 triliun. Menurutnya, hal itu bisa mengganggu Rencana Kerja Pemerintah bahkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2013-2014. (umi) VIVA.co.id

Arsitek Jepang Protes Stadion OlimpiadeKarya Zaha Hadid

KOMPAS.com - Arsitek Jepang yang sudah dikenal dunia rupanya masih menaruh perhatian besar pada tanah kelahirannya. Mereka adalah Toyo Ito dan Fumihiko Maki.

Mereka memprotes pembangunan kembali Stadion Nasional Tokyo, Jingu Outer Gardens, buatan Zaha Hadid. Lewat petisi online, keduanya menawarkan alternatif lain yang lebih murah.

Ito dan Maki ingin "mempertahankan lanskap berupa langit biru, deretan pohon ginko, dan Jingu Outer Gardens" dari konstruksi Tokyo Olympic Stadium. Menurut hemat keduanya, pembangunan stadion karya Zaha Hadid "terlalu besar". Hingga berita ini diturunkan, petisi tersebut sudah ditandatangani oleh lebih dari 13.000 orang.

Semua pendukung petisi ini ingin menekan Dewan Olahraga Jepang, yang memilih karya Hadid, untuk mempertimbangkan kembali langkah memperbaiki Meiji Jingo Gaien Stadium dan taman di sekelilingnya, daripada membangun baru.

Ito dan Maki juga percaya, meningkatkan kualitas Meiji Jingo Gaien Stadium lebih terjangkau dan lebih ramah lingkungan. Selain itu, pemerintah pun tidak perlu merelokasi penduduk yang tinggal di sekeliling stadion.

Sebagai catatan, pembangunan kembali Stadion Nasional di Tokyo, Jingu Outer Gardens terkait dengan Pertandingan Olimpiade Tokyo 2020. Pada 2012 lalu, desain karya Zaha Hadid dipillih oleh Dewan Olahraga Jepang lewat Kompetisi Desain Internasional. Selain terlalu besar, karya Hadid dinilai akan menggusur keberadaan Jingu Outer Gardens. Selain itu, pembangunan karya Hadid juga mengharuskan penghancuran hunian di sekitarnya.

Dugaan Korupsi Proyek Lapangan Karebosi

Lembaga Bantuan Hukum Makassar melaporkan dugaan korupsi kasus mega proyek revitalisasi lapangan karebosi. LBH menilai tindak pidana korupsi yang diduga dilakukan Walikota Makassar Ilham Arif Sirajuddin telah memenuhi unsurunsur sebagai berikut:

Dugaan Perbuatan Melawan Hukum

Bahwa sebelum Perjanjian Kerjasama antara Pemkot Makassar dengan PT. Tosan Permai Lestari dilakukan, Pemkot Makassar telah mengucurkan Anggaran APBD untuk Biaya Konstruksi dalam pengerjaan Lapangan Karebosi per 31 Desember Tahun Anggaran 2006. Dengan uraian :1. Pekerjaan Penataan Karebosi; Rp. 1.169.354.050.00.2. Pekerjaan Pengawasan Penataan Karebosi; Rp. 47.720.000.00.Total; Rp. 1.217.074.050.00.

Sementara dalam pengerjaan Lapangan Karebosi dengan total anggaran tersebut diatas sama sekali tidak ditemukan perubahan fisik yang dapat dipertanggungjawabkan.

Pihak Pemkot dengan sangat progresif justru melakukan Perjanjian Kerjasama dengan PT. Tosan Lestari Permai untuk Mega Proyek Revitalisasi Lapangan Karebosi Nomor : 426.23//026/S.PERJA/EKBANG dan Nomor : 074/TPL/X/2007, antara Pemerintah Kota Makassar dengan PT Tosan Permai Lestari tentang Bangun Guna Serah Dalam Rangka Revitalisasi Lapangan Karebosi tertanggal 11 Oktober 2007.Dugaan ini diperkuat dengan adanya hasil Audit Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia semester I Tahun Anggaran 2007 Nomor; 25a/HP/XIV.MKS/04/2007, telah menemukan ketidak patuhan atas ketentuan Perundang-undangan dalam laporan hasil pemeriksaan kepatuhan tertanggal 9 April 2007, dengan dasar pemeriksaan Pasal 31 UU No 17/03 ttg Kuangan Negara, Pasal 56 UU No 1/04 tentang Perbendaharaan Negara, Pasal 2 UU No 15/04 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara, Pasal 1 UU No 15/06 tentang BPK, Rencana Kegiatan Pemeriksaan BPK-RI TahunAnggaran 2007.

Bahwa berdasarkan Perjanjian Kerjasama dengan PT Tosan Lestari Permai untuk Mega Proyek Revitalisasi Lapangan Karebosi Nomor :426.23//026/S.PERJA/EKBANG dan Nomor : 074/TPL/X/2007, Antara Pemerintah Kota Makassar dengan PT Tosan Permai Lestari tentang Bangun Guna Serah Dalam Rangka Revitalisasi Lapangan Karebosi, tertanggal 11 Oktober 2007.

Bahwa Perjanjian Kerjasama Nomor : 426.23//026/S.PERJA/EKBANG dan Nomor : 074/TPL/X/2007, Antara Pemerintah Kota Makassar dengan PT. Tosan Permai Lestari tentang Bangun Guna Serah Dalam Rangka Revitalisasi Lapangan Karebosi, tertanggal 11 Oktober 2007. Perjanjian tersebut secara hukum hanya mengikat para pihak dan itu berarti perjanjian tersebut tidak dapat mengikat public. Dengan demikian perjanjian tersebut telah memberi keuntungan kepada pihak kedua (PT Tosan) dan itu berarti PT Tosan telah memperoleh keuntungan diatas lapangan karebosi. Dengan demikian sangat jelas bahwa Pemerintah Kota Makassar telah membuat keputusan yang memperkaya orang lain secara melawan hukum dalam hal ini PT Tosan sebagai pihak kedua.

Bahwa tindakan Pemerintah Kota Makassar melakukan perjanjian kerjasama tentang Bangun Guna Serah dengan pihak investor dalam hal ini PT. Tosan Permai Lestari tertanggal 11 Oktober 2007, di duga kuat telah terjadi perbuatan melawan hukum, karena Pemerintah Kota Makassar tidak memiliki alas hak atas tanah yang dikenal dengan nama lapangan Karebosi atau status tanah lapangan Karebosiyang menjadi obyek belum menjadi milik daerah (aset daerah) Pemerintah Kota Makassar. HAL MANA telah menyalahi syarat dan peruntukan dari fasilitas untuk kepentingan umum menjadi fasilitas bisnis yang di komersialisasikan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan Permendagri No.17 Tentang Pedoman Tekhnis Pengelolaan Barang Milik Daerah pasal 27 ayat (1) menyebutkan :

Bangun Guna Serah dan Bangun Serah Guna dapat dilaksanakan denganpersyaratan sebagai berikut :a. Pengguna barang (pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik Negara/Daerah)memerlukan bangunan fasilitas bagi penyelenggaraan pemerintah Negara/Daerah untuk kepentingan umum dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi.

b. Tidak tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara/Daerah untuk penyediaan bangunan dan fasilitas dimaksud.

Bahwa tindakan Pemerintah Kota Makassar dengan melakukan perjanjian kerjasama Bangun Guna Serah dengan PT. Tosan Permai Lestari, diduga dilakukan penunjukan langsung dan tanpa melalui proses tender atau lelang. Hal ini menyalahi Kepres 80 tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah pasal 3 mengenai prinsip dasar (efisien, efektif, terbuka dan bersaing, transparan, adil/tidak diskriminatif, dan akuntabel). Selanjutnya, Permendagri No.17 tahun 2007 pasal 14 Penetapan mitra Bangun Guna Serah dilaksanakan melalui tender/lelang dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnya lima peserta/peminat.

Bahwa berdasarkan sejarah kota Makassar, lapangan Karebosi adalah salah satu tapak-tapak sejarah peninggalan kerajaan kembar Gowa-Tallo dan keberadaannya sejak dulu hingga kini lapangan Karebosi digunakan sebagai fasilitas umum (public space) dan dipergunakan untuk kepentingan publik (public domain), karena itulah lapangan Karebosi adalah termasuk dalam kategori sebagai benda cagar budaya dan/atau situs yang harus dilindungi dan dilestarikan, berdasarkan pengertian pasal 1 ayat (1) dan ayat (2) UU No.5 tahun1992 tentang benda cagar budaya (hal ini diperkuat dengan adanya surat dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Makassar No.PW.007/2067/BPPP.MKS/DKP/2007 tanggal 15 Nopember 2007.

Akan tetapi pemerintah Kota Makassar tidak mengindahkan dan tetap merubah fungsi dan peruntukannya menjadi fasilitas bisnis. Di duga tindakan Pemerintah Kota Makassar tidak mematuhi ketentuan dalam Pasal 15 UU. No.5 tahun 1992bahwa setiap orang dilarang merusak benda cagar budaya dan situs serta lingkungannya.Selanjutnya, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.062/U/1995 tentang pemilikan, penguasaan, pengalihan dan penghapusan Benda Cagar Budaya dan/atau situs ditegaskan dalam pasal 10 ayat (1) pemanfaatan benda cagar budaya dan/atau situs hanya diberikan untuk kepentingan agama, sosial, pariwisata, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan/atau kebudayaan.dst. dengandemikian tidak dikenal fungsi komersil atau bisnis pada tempat cagar budaya dan/atau situs.

Lebih lanjut, Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1993 tentang pelaksanaan UU No.5 tahun 1992 tentang benda cagar budaya, dalam pasal 44 ayat (1) setiap rencana kegiatan pembangunan yang dapat mengakibatkan tercemar, pindah, rusak, berubah, musnah atau hilangnya nilai sejarah benda cagar budaya dan tercemarnya, berubahnya situs beserta lingkungannya wajib dilaporkan terlebihdahulu kepada Menteri Kebudayaan dan Pariwisata disertai laporan hasil studi AMDAL khususnya studi dampak pembangunan terhadap social budaya yang berkaitan dengan pelestarian benda cagar budaya (AMDAL Arkeologi). Diduga Pemerintah Kota Makassar tidak melaksanakan kewajiban yang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan tersebut.

Bahwa kegiatan revitalisasi Lapangan Karebosi yang dilaksanakan, diduga dilakukan tanpa terlebih dahulu melakukan analisis mengenai dampak lingkungan hidup. Padahal sudah menjadi sebuah keharusan setiap usaha pembangunan yang akan berdampak besar bagi lingkungan hidup, sebagaimana diatur dalam pasal 15 ayat (1) UU No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan: Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang memungkinkan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki analisis mengenai dampak lingkungan hidupSelanjutnya, dalam Perda Kota Makassar No.6 tahun 2006 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar tahun 2005-2015 pasal 11 ayat (1) huruf a Misi kawasan Pusat Kota adalah menjadikan kawasan pusat kota sebagai kawasan dengan kualitas standar pelayanan yang lebih baik kepada lingkungan masyarakatnya, dengan mendorong aktifitas pembangunan fisik berkembang secara vertikal dan pengelolaan lingkungan yang lebih terkendali.

Bahwa berdasarkan UU No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dalam pasal 67 ayat (7) ditegaskan setiap orang dilarang meniadakan dan/atau mengalihfungsikan prasarana olah raga yang telah menjadi asset/milik Pemerintah atau Pemerintah Daerah tanpa rekomendasi Menteri dan tanpa izin atau persetujuan dari yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangundangan.Diduga Pemerintah Kota Makassar tidak melaksanakan kewajibanyang telah ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan tersebut.

2. Dugaan Memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang menyebabkan kerugian negara/masyarakat :

Bahwa Berdasarkan Lampiran VII (Foto Kopi) Perjanjian Kerjasama Nomor : 426.23//026/S.PERJA/EKBANG dan Nomor : 074/TPL/X/2007, Antara Pemerintah Kota Makassar dengan PT. Tosan Permai Lestari tentang Bangun Guna Serah Dalam Rangka Revitalisasi Lapangan Karebosi, tertanggal 11 Oktober 2007.Dalam lampiran tersebut dijelaskan tentang pembagian KONTRIBUSI sebagaimana dijelaskan dalam pasal 10 perjanjian tersebut. Keuntungan yang diterima Pemkot Makassar sebesar Rp 531,379,715.32 dalam jangka waktu 30 tahun dari total perhitungan hasil keuntungan dengan pengembang PT TosanPermai Lestari sebesar Rp 1,764,208,882.20. Dari perhitungan hasil keuntungan ini sangat jelas nilai keuntungan yang diperoleh Pemkot Makassar hanya sebesar 30 persen dari total keuntungan. Sangat tidak rasional keuntungan yang diperoleh dengan jangka waktu selama 30 Tahun. Dengan kata lain presentase keuntungan dalam setahun rata rata 10 20 jutaan.

Bahwa berdasarkan perjanjian kerjasama dalam pasal 4 ayat (3) menegaskan bahwa PT. Tosan Permai Lestari menguasai area seluas 43.965m2 dan area bawah tanah (terowongan/tunnel) jalan Ahmad Yani seluas 1.317m2 yang diperuntukkan bisnis, yang di dalamnya di bangun kios/lods/Gerai berjumlah 800, dan bila pihak PT Tosan Permai Lestari menjual kios/lods tersebut dengan harga masing-masing per kios/lods sebesar Rp 200 juta, maka dalam waktu 30 tahun total anggaran yang bisa diraup PT Tosan sebesar Rp 160 Miliar dikurangi dengan nilai investasi yang telah ditanamkan sebesar Rp 113 Miliar, sehingga secara neto laba yang bisa didapatkan investor mencapai Rp 47 Miliar.

Disamping itu PT Tosan Permai Lestari juga akan memperoleh pemasukan dari penggunaan semua fasilitas pada area yang dikuasai dan menerima hasil pemasangan iklan/reklame di kawasan karebosi selama 30 tahun. Artinya, nilai keuntungan yang diperoleh oleh investor tidak berbanding lurus dengan kontribusi yang diberikan kepada Pemerintah Kota seperti yang dituangkan dalam suratperjanjian kerjasama, dimana sistem pembagiannya seharusnya menguntungkan kedua belah pihak. Sehingga Kami menyimpulkan dugaan penyimpangan dalam Pembagian kontribusi ini sangat kuat.

Bahwa dengan pembangunan areal bisnis di lapangan Karebosi berpotensi akan memacetkan usaha bagi 3 ribu pedagang tradisional yang ada dipasar sentral Makassar Mall yang jaraknya hanya (kurang lebih) 200 meter.

Beredar desas-desus di tengah-tengah masyarakat bahwa istri Ilham Arif Sirajuddin menerima GRATIFIKASI Tiga RUKO DI KAWASAN PERTOKOAN UNDERGROUND KAREBOSI.

A. RekomendasiKETUA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA :- Melakukan pengawasan atau supervisi ketat terhadap para pihak yang diduga melakukan Tindak Pidana Korupsi dan segera melakukan eksekusi (mengamankan) dana dan bukti-bukti penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Pembangunan Daerah dari tangan pelaku sebagai salah satu wujud pelaksanaan Inpres No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

- Melakukan AUDIT FORENSIC secara mendalam terhadap kasus tersebut

Pelapor:Direktur LBH Makassar Abdul Muttalib (081342313893)Direktur LP Sibuk Sulawesi Selatan Djusman (085242102030)Direktur Perak Institute.

Vivanews.

Monorel Terkatung-katung, Ahok Ingin DKI Ambil Alih

VIVAnews - Pembangunan moda transportasi monorel di Jakarta sudah dimulai sejak 2004. Namun di tahun 2007, proyek ini berhenti hanya sampai pada tahap pembangunan tiang-tiang pancang saja.ShareBerbagai permasalahan membelit PT Jakarta Monorail, selaku pelaksana proyek. Di tahun 2014, walau pembangunannya sudah diresmikan lagi oleh Gubernur Jakarta nonaktif Joko Widodo, proyek monorel masih terkatung-katung hingga kini.

Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnamamenyangsikan keseriusan PT Jakarta Monorail dalam melanjutkan angkutan umum berbasis rel tunggal itu. "PT JM ini nawaitu (niat)-nya kurang," ujar Basuki saat ditemui di Balai Kota Jakarta hari ini, Selasa, 3 Juni 2014.

Ahok, sapaan akrab Basuki, menolak memenuhi permintaan PT JM yang menginginkan lahan seluas 200.000 meter persegi di kawasan Tomang, Jakarta Barat. Rencananya di sana akan dibangun depo. Ahok curiga lahan seluas itu juga akan dibangun menjadi properti yang akan dijual ke perusahaan lain, dan uangnya dipakai untuk memenuhi syarat 30 persen modal guna peminjaman dari bank untuk melanjutkan proyek ini.

"Jangan manfaatin kebutuhan kota kita akan monorel dengan memaksa kita untuk memberikan lahan 200.000 meter persegi itu. Enak saja begitu," ucapnya.

Mantan Bupati Belitung Timur ini juga meragukan kemampuan finansial PT JM. Menurutnya, sejak dulu, PT JM sudah dinyatakan tidak mempunyai modal. "PT JM sudah terbukti kok tidak punya duit dari zaman Fauzi Bowo, Sutiyoso. Sampai dulu, Wapres Pak Jusuf Kalla minta Ibu Sri Mulyani menjamin kalau ada kekurangan penumpang itu dibayar oleh negara," ujarnya.

Meski kontrak dengan PT JM sudah pernah dihentikan di era pemerintahan Fauzi Bowo, Pemprov DKI kembali meminta melanjutkan karena mereka telah terlanjur membangun tiang-tiang monorel.

"Ini kebaikan hati kami saja. Karena butuh monorel, maka tawarkan kepada Anda lagi. Mengingat jasa, uang, tiang-tiang yang sudah dibangun kini jadi masalahbuat kami," ujarnya.

Ambil alih

Meski demikian, Ahok mengakui bahwa keberadaan monorel sangat dibutuhkan. Dalam kajian pola transportasi makro, kata dia, Jakarta tidak cukup hanya mengandalkan TransJakarta dan MRT. Harus ada tambahan monorel untuk angkutan dalam kota.

Maka dari itu, bila masalah PT Jakarta Monorail terus berlarut, ada kemungkinan Pemprov DKI mengambil alih pengerjaan proyek ini. "Saya memang ngebet ingin monorel, tapi (PT Jakarta Monorail) jangan memperdaya saya dengan menguasai lahan udara yang dimiliki oleh kota Jakarta. Kenapa tidak saya manfaatkan sendiri? Saya lelang biar Pemprov DKI sendiri yang punya penguasaan proyeknya. Ngapain kasih ke lu? Nah ini perlu kami analisis," ujarnya.

Teknisnya, Pemprov bisa menawarkan kepada pemilik gedung dan kantor untuk membangun monorel dengan imbalan hak pengelolaan ruang lokasi dibangunnya depo, stasiun, atau jalur monorel.

"Kalau kami yang bangun monorel, tidak perlu pakai APBD. Tinggal lelang saja. Tawarkan sama semua mal, pemilik gedung, kantor. Anda saya kasih hak untuk mengelola ruang ini. Siapa yang mau punya properti di atas stasiun monorel? Tinggal setor berapa duit untuk bikin monorel. Hubungkan semua kantor, pertokoan, maupun tempat perumahan-perumahan yang padat atau tempat wisata," ucap dia.

Tapi, Ahok tidak akan serta merta mengambil alih penanganan proyek ini. Kelanjutan proyek ini akan ditentukan pada pekan ini. "Rabu kami akan rapat total, terus Kamis, dia (PT. JM) akan paparan ke saya, lalu akan buat keputusan, kita kerjain sendiri atau tolak," kata Ahok. (ita)

Hanya 170 Insinyur Indonesia yang DiakuiASEAN

JAKARTA, KOMPAS.com Menyambut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlaku 31 Desember 2015 mendatang, sektor industri konstruksi Indonesia masih punya banyak pekerjaan rumah. Satu di antaranya adalah membenahi kompetensi, keahlian dan kelaikan pekerja konstruksi kita agar diakui dan dapat berpraktik di seluruh negara MEA.

Hingga Mei 2014, Indonesia baru memiliki 170 tenaga konstruksi (124 insinyur dan 46 arsitek) dengan kompetensi dan keahlian sesuai standard mutual recognition arrangements (MRA) dan bersertifikai ASEAN Chartered Professional Engineer (ACPE) dan ASEAN Architects (AA). Sementara insinyur di seluruh MEA yang sudah berstandard MRA danbersertifikasi ACPE dan AA sebanyak 787 orang yang didominasi Singapura, dan Malaysia.

Kepala Badan Pembina Konstruksi (BP Konstruksi), Hediyanto W Husaini, mengatakan, pekerjaan rumah yang tak kalah pentingnya adalah meningkatkan daya saing para insinyur. Kompetensi dan keahlian mereka harus sesuai dengan standard MRA.

"MRAs merupakan pengaturan saling pengakuan bahwa setiap negara anggota mengakui pendidikan atau pengalaman yang dimiliki, persyaratan yang sesuai izin atau sertifikasi yang diberikan oleh negara anggota ASEAN," tutur Hediyanto dalam paparan Kesiapan KonstruksiIndonesia Menghadapi Pasar Tunggal ASEAN 2015, Kamis (5/6/2014).

Ketentuan pengakuan tersebut, tambah Hediyanto, menyangkut enam kriteria MRA yakni pendidikan, ujian, registrasi, dan pemberian lisensi, pengalaman pendidikan professional lanjutan, dan kode etik (professional conduct).

"Untuk itu mulai sekarang, kami menghimbau tenaga konstruksi Indonesia untuk segera melengkapi dokumentasi pengalaman pekerjaan dan SKA (sertifikat keahlian)," tandas Hediyanto.

Kelengkapan tersebut dapat disampaikan melalui Indonesia Monitoring Committee (IMC) on Engineering Services dan IMC on Architectural Services. Badan tersebut dibentuk dalam rangka pengurusan menjadi anggota ACPE maupun AA untuk kemudian diajukan dalamSidang ACPECC dan AAC (dewan penilai dan pemberi lisensi).

Ini Penyimpangan Proyek Hambalang Versi BPK

JAKARTA, KOMPAS.com Auditor Badan Pemeriksa Keuangan(BPK) Andi Rahmat Zubaidi memaparkan empat penyimpanganterkait pengadaan sarana dan prasarana olahraga Hambalang diBogor. Menurut Andi, penyimpangan proyek Hambalang terjadimulai dari tahap perencanaan, anggaran kontrak tahun jamak(multiyears) yang tidak memenuhi syarat, pelaksanaan pekerjaanproyek Hambalang, serta penyimpangan dalam hal pembayaran.

Dalam proyek itu (Hambalang) kita dapatkan kerugian negaraberdasarkan hasil yang sudah diperoleh penyidik, nilai kerugianRp 464,514 miliar. Kerugian negara berdasarkan uang yangkeluar dari kas negara APBN kepada proyek tersebut, di manayang menerima uang adalah kontraktor manajemen konstruksi,konsultan perencana, dan pelaksana konstruksi," ujar Andi saatbersaksi dalam persidangan kasus dugaan korupsi Hambalangdengan terdakwa Teuku Bagus Muhammad Noor di PengadilanTindak Pidana Korupsi Jakarta, Senin (3/6/2014).

Menurut Andi, penyimpangan dalam proyek Hambalangdisimpulkan berdasarkan aspek formal dan aspek teknis. Aspekformalnya, tidak adanya studi analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) terkait pembangunan pusat pelatihanolahraga Hambalang.

Selain itu, ada pengaturan dalam proses lelang sehinggamemenangkan perusahaan tertentu sebagai rekanan. Sementaraitu, aspek teknisnya, menurut Andi, pihak perencana danpelaksana proyek mengabaikan pendapat Pusat Vulkanologi danMitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM yang menyatakanbahwa struktur lahan Hambalang labil sehingga rentan jikadibangun.

"Tanah di situ mudah longsor karena itu harusnya dilakukanpenanganan teknis agar bangunan yang dibangun tidak runtuh,"ucap Andi.

Andi menambahkan, pemeriksaan terhadap proyek Hambalangdilakukan BPK atas dasar permintaan dari KPK dan DPR. Hasilinvestigasi kemudian dibuat dalam bentuk laporan yangdiserahkan BPK kepada KPK, kepolisian, dan kejaksaan. Hasil auditinvestigasi Hambalang juga disampaikan BPK kepada DPR.Menurut Andi, tidak ada yang berbeda antara hasil audit yangdisampaikan kepada KPK dengan laporan untuk DPR. "Prinsipnyatidak ada (perbedaan)," katanya.

Dalam kasus Hambalang, Teuku Bagus selaku Kepala DivisiKonstruksi I PT Adhi Karya didakwa memperkaya diri Rp 4,53miliar dari proyek Hambalang. Uang tersebut berasal daripembayaran proyek Hambalang yang diterima oleh Kerja SamaOperasi (KSO) Adhi Karya-Wijaya Karya (Adhi-Wika).

Saksi Ahli Ungkap Penyimpangan Proyek Hambalang

VIVAnews - Persidangan kasus korupsi terkait proyek Hambalang dengan terdakwa Teuku Bagus Mokhamad Noor, mantan Kepala Divisi Konstruksi I PT Adhi Karya, kembali digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Selasa 3 Juni 2014.SharePersidangan kali ini beragendakan mendengarkan keterangan saksi ahli, salah satunya adalah Auditor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Andi Rahmat Zubaidi.

Andi dalam keterangannya, mengungkapkan sejumlah penyimpangan yang terjadi pada proyek Hambalang. Antara lain, pada tahap perencanaan, anggaran kontrak tahun jamak yang tidak memenuhi persyaratan, pelaksanaan pekerjaan, danpenyimpangan pembayaran.

Dia menjelaskan, penyimpangan itu berdasarkan aspek formal dan teknis. Andi menuturkan, dalam bagian aspek formal, penyimpangan adalah tidak dilakukan studi analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), serta tidak dipenuhinya syarat kontrak tahun jamak.

Selain itu, menurut Andi, lelang kontraktor dinilai sengaja diatur untuk memenangkan rekanan tertentu. "Sampai sekarang, terakhir kontrak tahun 2012, proyek belum selesai. Artinya belum memberi manfaat apapun," jelas dia.

Sedangkan dari aspek teknis, Andi menilai, pihak perencana dan pelaksana proyek mengabaikan pendapat ahli Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM terkait struktur tanah Hambalang yang labil.

"Tanah di situ mudah longsor karena itu harusnya dilakukan penanganan teknis agar bangunan yang dibangun tidak runtuh," papar Andi.

Dalam kasus korupsi yang menjerat sejumlah petinggi dari Kementerian Pemuda dan Olahraga dan anggota DPR itu, negara mengalami kerugian mencapai Rp464,514 miliar.

"Kerugian negara berdasarkan uang yang keluar dari kas negara APBN kepada proyek tersebut dimana yang menerima uang adalah kontraktor manajemen konstruksi, konsultan perencana dan pelaksana konstruksi," ungkap Andi.

Teuku Bagus ditetapkan sebagai tersangka sejak 13 Maret 2013. Ia diduga menyalahgunakan kewenangan dengan memperkaya diri sendiri, atau orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara dalam proyek Hambalang. (ita)

TUGAS KECIL IMATA KULIAH : HUKUM DAN ETIKA PROFESIDOSEN : Nurmiati, ST, MT

Artikel Persoalan Arsitektur.

Ahmad Zulfadli60100111007

Jurusan Teknik ArsitekturFakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri Alauddin2014