Artikel -Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Pergaulan

10
PERLUNYA PANCASILA SEBAGAI DASAR PERGAULAN Oleh : Galih Hadirifan Eka Saputra Era modern seperti saat ini banyak terjadi penyimpangan yang ditimbulkan dari sistem pergaulan. Hal ini disebabkan karena menipisnya moral Pancasila yang tertanam pada  jati diri bangsa seiring dengan berjalannya waktu. Kemajuan zaman yang meningkat harus diimbangi dengan moral Pancasila yang meningkat pula. Pemantapan Pancasila harus dijalankan dengan tegas dan teratur sesuai dengan norma yag berlaku serta dengan tujuan memperbaiki pergaulan dan etika bangsa ini Dalam suatu pergaulan diperlukannya etika dalam menjalankannya. Kata Etikasendiri berasal dari bahasa Yunani ethos  artinya kebiasaan, adat. Kata ethos lebih berarti kesusilaan, perasaan batin, atau kecendrungan hati dengan mana seseorang melakukan perbuatan. Dalam bahasa Latin istilah ethos dan ethikos itu disebutkan dengan kata mos dan mo- ralitas. Oleh sebab itu kata “etika”sering dikaitkan dengan kata “ moral ”. Dalam bahasa Indonesia kata etika berarti kesusilaan, Kesusilaan ini mau menerangkan dan menunjukkan  bahwa arti kata “  su” itu baik, bagus. Jadi kesusilaan itu berkaitan dengan yang baik, bagus.  Etika Pancasila adalah etika yang mengacu dan bersumber pada nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai sumber pembentukan norma etik dalam kehidupan berbangsa,  bermasyarakat dan bernegara. Pancasila juga dapat diwujudkan ke dalam norma-norma moral dimana norma tersebut dijadikan pedoman untuk bersikap dan bertingkah laku. Norma etik sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku telah berhasil dituangkan dalam filosofi Pancasila. Namun, apa yang terjadi pada saat ini? Kebanyakan orang tidak menjadikan Pancasila sebagai bentuk dasar pergaulannya. Akan tetapi merka lebih mengutamakan gengsi sebagai tolok ukur dalam bergaul. Umumnya mereka merasa malu apabila mereka dikatakan anak mami. Anak mami disini diartikan sebagai anak yang manja pada kedua orangtuanya dan tidak mengikuti tren model masa kini. Siapapun dari kita pasti telah setuju dan sependapat tentang pernyataan bahwa  pacaran sudah menjadi budaya di Indonesia. Bahkan pacaran sep erti menjadi hal yang wajib  bagi kalangan anak muda di era abad ke-20 ini, sebab aktivitas tersebut sudah tidak lagi dipandang buruk oleh mayoritas masyarakat dan mereka tidak merasa malu untuk melakukannya. Padahal, melalui pacaran ini, para pelaku nya sudah terjerumus ke dalam zina dan kemaksiatan-kemaksiatan derivatif dari zina itu sendiri, seperti aborsi janin, membuang

description

ea

Transcript of Artikel -Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Pergaulan

  • 5/20/2018 Artikel -Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Pergaulan

    1/10

    PERLUNYA PANCASILA SEBAGAI DASAR PERGAULAN

    Oleh : Galih Hadirifan Eka Saputra

    Era modern seperti saat ini banyak terjadi penyimpangan yang ditimbulkan dari

    sistem pergaulan. Hal ini disebabkan karena menipisnya moral Pancasila yang tertanam pada

    jati diri bangsa seiring dengan berjalannya waktu. Kemajuan zaman yang meningkat harus

    diimbangi dengan moral Pancasila yang meningkat pula. Pemantapan Pancasila harus

    dijalankan dengan tegas dan teratur sesuai dengan norma yag berlaku serta dengan tujuan

    memperbaiki pergaulan dan etika bangsa ini

    Dalam suatu pergaulan diperlukannya etika dalam

    menjalankannya. KataEtikasendiri berasal dari bahasa Yunani ethosartinya kebiasaan,

    adat. Kata ethos lebih berarti kesusilaan, perasaan batin, atau kecendrungan hati dengan mana

    seseorang melakukan perbuatan.

    Dalam bahasa Latin istilah ethosdan ethikositu disebutkan dengan kata mosdanmo-

    ralitas. Oleh sebab itu kata etikasering dikaitkan dengan kata moral . Dalam bahasa

    Indonesia kata etika berarti kesusilaan, Kesusilaan ini mau menerangkan dan menunjukkan

    bahwa arti kata su itu baik, bagus. Jadi kesusilaan itu berkaitan dengan yang baik, bagus.

    Etika Pancasila adalah etika yang mengacu dan bersumber pada nilai-nilai Pancasila.

    Pancasila sebagai sumber pembentukan norma etik dalam kehidupan berbangsa,

    bermasyarakat dan bernegara. Pancasila juga dapat diwujudkan ke dalam norma-norma moral

    dimana norma tersebut dijadikan pedoman untuk bersikap dan bertingkah laku. Norma etik

    sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku telah berhasil dituangkan dalam filosofi

    Pancasila. Namun, apa yang terjadi pada saat ini? Kebanyakan orang tidak menjadikan

    Pancasila sebagai bentuk dasar pergaulannya. Akan tetapi merka lebih mengutamakan gengsi

    sebagai tolok ukur dalam bergaul. Umumnya mereka merasa malu apabila mereka dikatakan

    anak mami. Anak mami disini diartikan sebagai anak yang manja pada kedua orangtuanya

    dan tidak mengikuti tren model masa kini.

    Siapapun dari kita pasti telah setuju dan sependapat tentang pernyataan bahwa

    pacaran sudah menjadi budaya di Indonesia. Bahkan pacaran seperti menjadi hal yang wajib

    bagi kalangan anak muda di era abad ke-20 ini, sebab aktivitas tersebut sudah tidak lagi

    dipandang buruk oleh mayoritas masyarakat dan mereka tidak merasa malu untuk

    melakukannya. Padahal, melalui pacaran ini, para pelakunya sudah terjerumus ke dalam zina

    dan kemaksiatan-kemaksiatan derivatif dari zina itu sendiri, seperti aborsi janin, membuang

    http://id.wikipedia.org/wiki/Etikahttp://id.wikipedia.org/wiki/Moralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Moralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Moralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Moralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Moralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Moralhttp://id.wikipedia.org/wiki/Etika
  • 5/20/2018 Artikel -Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Pergaulan

    2/10

    bayi yang baru lahir, dan bahkan membunuh ibu dari sang janin lantaran takut dimintai

    pertanggungjawaban menikah. Dan celakanya, kesemua ini semakin menjadi hal yang biasa

    kita saksikan di media-media, baik cetak maupun elektronik, bahkan di sebagian tempat,

    peristiwa ini sudah menjadi hal yang lumrah terjadi.

    Semua bentuk kerusakan moral tersebut pada hakikatnya disebabkan oleh adanya

    paham kebebasan yang beredar di tengah-tengah masyarakat yang disuburkan oleh sistem

    demokrasi yang diterapkan dalam suatu negara di mana masyarakat tersebut tinggal. Perilaku

    tersebut jelas tidak mengamalkan nilai-nilai dalam Pancasila. Pancasila mengatur agar kita

    bisa hidup dalam bergaul berdasar pada agama yang dianut yang tertera pada sila pertama.

    Dalam agama-pun melarang kita untuk melakukan hal tersebut, bahkan aktivitas tersebut

    merupakan suatu yang mengarah pada perbuata zina yang jelas itu dilarang. Kaum muda era

    sekarang ini mulai pudar akan nilai-nilai luhur khususnya Pancasila. Padahal umumnya bagi

    anak sekolah dibaca pada setiap hari senin. Tapi apakah ini bisa dikatak sebagai dampak dari

    Demokrasi? Pancasila memang mengajarkan kita untuk berdemokrasi termasuk dalam

    pergaulan sehari-hari. Kebanyakan kita sendiri yang tidak tahu bahkan tidak mau tahu

    tentang demokrasi pergaulan yang dituangkan dalam makna Pancasila.

    Pergaulan pada saat ini menjadi sangat riskan dan berbahaya. Banyak anak negeri

    yang terjerumus kedalam sisi gelap dalam pergaulan. Terutama mereka yang kurang kasih

    sayang dari orang tua sehingga mereka mencari ketenangan dan kasih sayang dari orang lain.

    Pencarian teman inilah yang sangat berbahaya, apabila mereka salah memilih teman maka

    mereka bisa ikut menjadi salah salah satu dari mereka. Banyak pergaulan sekarang yang

    menyimpang dari nilai-nilai luhur Pancasila, padahal dalam isi Pancasila sendiri telah

    terdapat pedoman dalam kita bergaul dan berperilaku. Misalnya seperti mengkonsumsi

    narkoba, hal tersebut merupakan tindakan yang jelas dilang dalam agama dan Negara.

    Permasalahan Penyalahgunaan Narkoba tidak akan terjadi apbila tidak adanya narkoba dalam

    masyarakat luas meskipun secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Para

    penjual Narkoba dapat berkeliaran dimana-mana termasuk sekolah, pemukiman masyarakat

    dan warung-warung di sekitar perkotaan.

    Keluarga yang kurang Harmonis atau Broken Home dapat menyebabkan psikis

    seorang anak menjadi menurun sehingga anak tersebut lebih menyukai dunia pergaulan luar

    yang negatif, karena seorang anak merasa tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari

    kedua orangtuanya. Kelurga yang tidak harmonis biasanya dikarenakan karena kesibukan

    orangtua terhadap pekerjaanya sehingga tidak memperhatikan anaknya dan perceraian dalam

    rumah tangga yang mengakibatkan rasa kesepian dan kesedian terhadap psikologi anak.

  • 5/20/2018 Artikel -Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Pergaulan

    3/10

    Sistem didikan keluarga yang Otoriter terhadap anak juga mempengaruhi psikis si anak, hal

    ini mengakibatkan meningkatanya kemauan ataupun potensi dari anak untuk melawan dari

    orang tuanya. Dalam Pergaulan bersama teman yang rawan pergaulan bebas, dapat menjadi

    faktor mudahnya perkembangan penggunaan penyalah gunaan narkoba dan perilaku yang

    menyimpang. Pada akhirnya seseorang tidak dapat menolak dalam pemakain narkoba karena

    terpengaruh oleh dunia pergaulan yang bebas tersebutNarkoba memiliki hubungan dan

    keterkaitan dengan nilai-nilai Pancasila, karena penggunaan penyalahgunaan narkoba adalah

    perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila.

    Sehingga dapat disimpulkan Bahwa Hubungan Penggunaan Penyalahgunaan Narkoba

    terhadap nilai-nilai Pancasila adalah :

    1. Narkoba dapat dan diperbolehkan digunakan dalam bidang kesehatan dan dengan jumlah

    yang sedikit dan tidak menyalahi atuaran kemanusiaan sesuai dengan kandungan nilai

    Pancasila sila ke dua.

    2. Narkoba jika dipakai dan disalahgunakan maka perbuatan si pemakai menyimpang dari

    nilai-nilai Pancasila sila Pertama, Kedua ,dan Ketiga. Sila Pertama yaitu Pemakai tidak

    percaya terhadap Tuhan yang Maha Esa,karena ia lebih percaya terhadap Narkoba untuk

    menenangkan diri dan menghilangkan masalah yang terjadi pada dirinya.Sila Kedua yaitu

    Pemakai merusak dan membunuh dirinya sendiri dengan mengonsumsi narkoba. Sila Ketiga

    yaitu pemakai tidak menghiraukan dampak-dampak yang terjadi terhadap orang lain dan

    masyarakat.

    Hal ini dikarenakan terdapat lima karakteristik generasi muda yang mempengaruhi

    pergaulannya. Pertama, generasi muda kerap kali memiliki mental yang tidak berorientasi

    pada mutu. Kecenderungan tersebut diperkuat dengan keinginan untuk mencoba sesuatu

    tanpa berupaya untuk mendapatkan hasil yang setimpal dengan aktivitas yang dilakukan.

    Karakteristik ini menggejala pada hampir semua generasi muda. Mentalitas ini secara umum

    membentuk karakteristik generasi muda yang sekedar menampilkan figur keberanian semata

    tanpa memperhitungkan akibatnya.

    Kedua, generasi muda cenderung memiliki karakteristik suka menerabas, hantam

    kromo, dan cenderung berani tanpa memperhitungkan baik dan buruknya. Karakteristik ini

    bersesuaian dengan sikap berani yang cenderung mengarah pada kenekatan. Meski begitu,

    secara positif, sikap ini memberikan kekuatan mentalitas bagi generasi muda untuk

    mengambil posisi memimpin dalam situasi yang secara normal sulit dilakukan oleh

    masyarakat umum. Sehingga tak heran apabila mentalitas suka menerabas ini menganjurkan

    generasi muda sebagai agen perubahan (agent of change), karena proses perubahan harus

  • 5/20/2018 Artikel -Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Pergaulan

    4/10

    diawali sikap menolak situasi yang ada, dan generasi muda menjadi figur terdepan dari

    perubahan kearah yang lebih baik tersebut.

    Ketiga, karena secara psikologis masih labil, generasi muda cenderung memiliki

    karakter yang tidak percaya diri, mudah putus asa, minder dan cenderung berupaya

    menghindari masalah, karena adanya perasaan bahwa dirinya tidak akan mampu mengemban

    tugas dan tanggung jawab tersebut.Di sisi lain sikap tersebut juga mengancam eksistensi

    kepemimpinan generasimuda karena karakterstik tersebut.

    Keempat, generasi muda juga cenderung kurang memiliki sikap disiplin, sulit di atur

    dan cenderung anti kemapanan. Karakteristik ini menjadi basis bagi generasi muda untuk

    menampilkan eksistensinya dan melawan atau setidaknya tidak mengikuti aturan yang ada,

    sebagai bagian dari bentuk protes atau sekedar menarik perhatian bahwa yang bersangkut

    aneksis.

    Karakteristik yang kelima ditegaskan dengan kurangnya generasi muda pada

    tanggung jawab yang diembannya. Pada konteks tertentu, sikap ini diikuti oleh aktifitas

    negatif. Namun di sisi lain tidak sedikit ekses dari sikap kurang bertanggung jawab ini

    berbuah positif.

    Disini Pancasila sebagai ideologi Negara dan sebagai landasan dalam bergaul perlu

    lebih ditingkatkan dengan sikap patriotisme yang tinggi bagi setiap generasi muda di

    Indonesia. Kebebasan Hak Asasi Manusia (HAM) bukan menjadi penghalang untuk kita tetap

    bernaung pada Pancasila. Sikap toleransi harus dijadikan latar belakang dalam bergaul.

    Melalui pendidikan diharapkan mampu menumbuhkan sifat yakin dalam kehidupan

    bernegara dengan menjunjung falsafah Pancasila agar visi berbangsa dan bernegara terarah

    sesuai dengan cita-cita bangsa dan menjadikan generasi muda sebagai gerbang emas untuk

    mencapai cita-cita tersebut. Upaya pembendungan bentuk radikalisme antar agama

    hendaknya diminimalisir karena, sikap tersebut dapat menjadikan momok yang

    menjerumuskan generasi muda pada sutuasi yang keluar dari konteks kehidupan berbangsa

    dan bernegara.

    Lembaga Pembinaan Masyarakat (LPM) khususnya dalam bidang yang menjalani

    tentang permasalahan pada generasi muda diharpkan mampu sebagai sarana untuk

    penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kegiatannya. Juga perlunya peningkatan ketaqwaan

    dan keimanan melalui pendidikan agama dan keagamaan baik disekolah maupun lingkungan

    masyarakat. Pembinaan kehidupan keluarga yang harmonis juga menjadi salah satu peran

    penting untuk mencegah permasalahan pada generasi muda serta pengetahuan sedini

    mungkin terhadap anak tentang nilai-nilai Pancasila.

  • 5/20/2018 Artikel -Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Pergaulan

    5/10

    Masyarakat Indonesia seakan terlena dengan demokrasi yang saat ini digempar-

    gemparkan. Akibatnya, banyak perilaku dan sikap dari pergaulan mereka yang menyimpang

    terutama menyalahi landasan negara kita yaitu Pancasila. Sikap gengsi yang berlebihan

    merubah pola hidup bahakan pola pikir mereka menjadi seorang yang egois. Egois dalam arti

    mulai melupakan nilai-nilai luhur Pancasila terutama dalam hal pergaulannya. Menurut

    pendapat saya penanaman nilai dan etika pergaulan yang berlandaskan pada Pancasila

    seharusnya ditanamkan sejak kecil. Oleh karena itu, pada saat menjelang remaja anak tidak

    lagi terombang-ambing oleh derasnya globalisasi dan kebebasan berdemokrasi. Pemerintah

    berperan dalam hal pengawasan. Perlu ditingkakan lagi bentuk pengawasan yang dilakukan

    pemerintah, karena pada saat ini permerintah lemah dalam melaksanakan perannya. Pihak

    berwajib hendaknya bersikap tegas terhadap remaja yang telah melanggar etika dan nilai-

    nilai. Sebagai remaja kita juga harus mendukung LPM yang berada di tengah-tengah

    masyarakat khususnya yang menangani tentang sikap dan perilaku remaja agar sikap dan

    tindakan para remaja lebih terkendali dan dapt menjadi penerus bangsa Indonesia di masa

    akan datang.

    Sumber :http://gegecar.blogspot.com/2013/06/perlunya-pancasila-sebagai-dasar.html

    PANCASILA SEBAGAI FILTER

    Oleh : Agit Subandi

    Pancasila, sebagai dasar negara Indonesia, sesungguhnya menghendaki pergaulan yang luas,

    tetapi juga menginginkan bersatunya rakyat Indonesia dalam segala hal, seperti halnya dalam

    lingkup keluarga. Jika keluarga itu kompak, maka kita sebagai teman yang berkunjung ke

    rumahnya, akan segan dan hormat kepada keluarga itu. Karena teman kita itu tentu akan

    mengutamakan keluarganya terlebih dahulu ketimbang kepentingannya pribadi. Begitulah

    seharusnya kita, kita harus bisa memilah-milah kepentingan-kepentingan itu.

    Dalam sebuah buku Jaendjri M. Gaffar,Demokrasi Konstitusional (Hal. 16),berpendapat seperti ini dalam salah satu bab-nya, Pancasila, dibuat oleh Sukarno, sebagai

    sesuatu yang fundamen, filsafat, pikiran-pikiran yang sedalam-dalamnya, jiwa hasrat yang

    sedalam-dalamnya untuk mendirikan bangunan Indonesia merdeka. Sementara Hatta

    memposisikan pancasila sebagai ideologi negara yang membimbing politik negara dan

    hukum tata negara Indonesia. Ini disebut juga oleh Yudi Latif (2011) yang menyatakan

    sebagai basis moralitas dan haluan kebangsaan-kenegaraan. Ia juga menyatakan bahwa secara

    filsafat, Pancasila memiliki landasan Ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Dan jika

    semua dijalankan akan menuju peradaban Negara yang paripurna dan sulit sekali ideologi

    negara-negara yang hendak mengangkangi Indonesia, untuk masuk dan mengatur-atur

    negara ini.

    http://gegecar.blogspot.com/2013/06/perlunya-pancasila-sebagai-dasar.htmlhttp://gegecar.blogspot.com/2013/06/perlunya-pancasila-sebagai-dasar.html
  • 5/20/2018 Artikel -Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Pergaulan

    6/10

    Intinya adalah menjadi tuan di negeri sendiri, di rumah sendiri. Pancasila menghendaki hal

    semacam itu. Misalkan kita ambil salah satu contoh konkrit sebuah tindakan seorang

    pemimpin, kita ambil sampel Hugo Chaves, pemimpin Venezuela. Rakyatnya menjuluki

    Sang Legenda bagi rakyat miskin.

    Perjuangan Chaves dibuktikan selama 14 tahun ia menjabat pemimpin Venezuela, ia berhasilmengentaskan orang miskin di atas 75 persen dan membebaskan mereka dari buta huruf.

    Tidak hanya itu, ia juga telah membuatkan rakyatnya perumahan layak huni, dan ini dianggap

    andalan Chaves untuk menyingkirkan saingannya dalam pemilu. Menurut Arif Sumantri

    Harahap, mantan pejabat politik KBRI Caracas, yang saya petik dari opininya di koran

    Kompas, 7 Maret 2013, Chaves memanfaatkan minyak sebagai senjata dalam

    berdiplomasi[15] agar tidak tunduk kepada ideologi, militer, dan kebijakan negara adidaya,

    Amerika Serikat (AS).

    Senjata itu memang berhasil, dan terbukti dengan sumber minyak itu, negara ini mampu

    membuat AS sedikit kewalahan, dan tak mampu menguasai negara itu. Selain itu juga,

    Chaves mampu membuat rakyatnya perlahan makmur dari minyak untuk sandang, dan papanrakyatnya.Sumber daya alam yang ada diolah pemerintah hingga sedemikian rupa untuk

    kepentingan bersama, atau bersama-sama berpikir dan bekerja untuk mengolah sumber daya

    alam yang ada untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.

    Tindakan ini juga diikuti oleh para Pemimpin negara di Amerika Latin, dan Chaves

    mendukung mereka. Belum lagi untuk sumbangan bencana alam untuk Aceh, dan beberapa

    negara yang tertimpa bencana alam lainnya. Leganda Chaves ini, sesungguhnya mengajak

    kita untuk merefleksikan sejarah bangsa dan kekayaan alam di dalamnya, di era globalisasi

    yang kian merebak ini.

    Tindakan tersebut di atas, telah mengamalkan sekian banyak butir di dalam Pancasila.

    Misalnya dari Sila ketiga Pancasila yaitu, Persatuan Indonesia. Bagaimana seharusnya kita di

    tengah arus globalisasi ini? Maka jawabannya tidak lain adalah kembalilah kepada prinsip

    kita sebagai negara dan pancasila. Revitalisasi Pancasila perlu untuk mengembalikan kita

    kepada nasib dan takdir kita sebagai bangsa, baik itu sebagai cara berpikir, mengambil

    keputusan dan bertindak. Pendidikan mengenai dasar negara kita itu, perlu ditingkatkan lagi,

    sehingga pengetahuan kita tentang itu bertambah, bisa dimengerti dan dapat dipahami. Kita

    harus mengetahui dan paham dasar negara kita sendiri, agar dapat menyaring ideologi-

    ideologi yang masuk ke negeri kita ini, dan Pancasila bisa menjadi pisau kritik bagi kita

    kepada pemerintah yang tidak menjalankan negara ini sebagaimana yang terkandung di

    dalam Pancasila.

    Jan Aart Scholte membagi-bagi definisi globalisasi dalam berbagai hal: pertama dalam

    kaitannya dengan Internasionalisasi yang Globalisasi dan diartikan untuk meningkatnya

    hubungan internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan

    identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain. Kedua,

    dalam hal Liberalisasi, diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar negara, misalnya

    hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi. Ketiga, universalisasi,

    digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal material maupun imaterial ke seluruh dunia.

    Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi pengalaman seluruh dunia. Keempat, westernisasi

    sebagai satu bentuk dari universalisasi dengan semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari

    barat sehingga mengglobal. Dan yang terakhir, kelima, hubungan transplanetari dan

    http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5681510624017658615#_ftn15http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=5681510624017658615#_ftn15
  • 5/20/2018 Artikel -Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Pergaulan

    7/10

    suprateritorialitas, yang berarti dunia global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar

    gabungan negara-negara.

    Globalisasi juga menjadi perlu, tapi tidak semua harus ditiru. Kita harus bisa memilah, sekali

    lagi, mana yang baik buat kita dan negara kita. Misalnya cara belajar orang barat, juga perlu

    kita pelajari, sebab di sana para ilmuwan banyak bermunculan. Tetapi jangan lupa, kitatetaplah orang timur, banyak juga orang timur yang lebih tinggi dari mereka, dan orang-orang

    barat banyak juga terinspirasi dengan para ilmuwan timur, yang lebih mengutamakan adab

    dalam belajar dan saling menghormati antar sesama teman, dan yang lebih tua dari kita.

    Jika diamati, globalisasi adalah semacam alat bagi paham neoliberalisme untuk menegakkan

    kaki kaum pemilik modal untuk meraup keuntungan, dan hal ini akan membuat yang kaya

    semakin kaya, dan yang miskin terus dihisap. Neoliberalisme, melalui globalisasi, seperti

    hendak mengajarkan budaya konsumtif dan menekan daya kritis individu dalam menghadapi

    kehidupannya sendiri. Oleh sebab itu, jadikan Pancasila sebagai pisau bagi kita sebagai

    rakyat dan pemilik sah negeri ini, untuk mengkritisi ideologi-ideologi yang merasuk lewat

    pintu pemerintah. Kita patut curiga, kita patut juga protes terhadap kebijakan yang ada.Tentunya dengan dasar-dasar yang jelas pula dan tidak ngawur. Oleh sebab itu, Pancasila

    perlu kita pelajari dan pahami lagi untuk kehidupan dan identitas nasional kita, baik sebagai

    individu, suku bangsa, dan negara.

    Sumber :http://agitsubandi.blogspot.com/2013/03/pancasila-sebagai-identitas-dan-filter.html

    INDIKASI PANCASILA DIABAIKAN

    Oleh : Sayidiman Suryohadiprojo

    Ketika bangsa Indonesia memperingati ulang tahun ke 68 Lahirnya Pancasila terasa sekali

    ironi betapa Pancasila yang telah ditetapkan sebagai Dasar Negara, diabaikan di negara kita.

    Mungkin sekali masih banyak orang Indonesia menghargai dan setia kepada Pancasila

    sebagai Dasar Negara, malahan memandangnya sebagai Jati Diri bangsa Indonesia dan

    sebagai Ideologi dalam perjuangan bangsa. Mereka berpendapat bahwa Dasar Negara itu

    harus dijadikan kenyataan dalam kehidupan bangsa. Yang pasti para Pejuang Kemerdekaan

    dan anggota Legiun Veteran RI termasuk kaum yang setia kepada Pancasila.

    Akan tetapi banyak pemimpin bangsa, baik yang ada di Pemerintahan sebagai Eksekutif dan

    Legislatif maupun dalam dunia Bisnis serta non-Pemerintah lainnya, yang seharusnya

    memotivasi dan menggerakkan bangsa untuk menjadikan Dasar Negara itu kenyataan dalam

    kehidupan bangsa, justru tidak memedulikan dan mengabaikan Pancasila. Karena kuat dan

    pentingnya posisi para pemimpin itu dalam kehidupan bangsa, maka itulah yang

    http://agitsubandi.blogspot.com/2013/03/pancasila-sebagai-identitas-dan-filter.htmlhttp://agitsubandi.blogspot.com/2013/03/pancasila-sebagai-identitas-dan-filter.html
  • 5/20/2018 Artikel -Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Pergaulan

    8/10

    menyebabkan mengapa kehidupan bangsa dan masyarakat Indonesia memancarkan kondisi

    betapa Pancasila diabaikan, tidak dipedulikan dan bahkan kadang-kadang dilecehkan.

    Mungkin orang-orang itu mengatakan bahwa mereka tidak mengabaikan Pancasila sebagai

    Dasar Negara. Akan tetapi kalau itu terjadi, maka itu menunjukkan betapa mereka munafik !

    Jelas sekali betapa Pancasila tidak diperhatikan ketika Nasionalisme atau Kebangsaan

    Indonesia amat lemah wujudnya dalam kehidupn, dibandingkan dengan perhatian yang

    melimpah kepada Globalisme. Padahal ketika Bung Karno pertama kali menguraikan

    Pancasila, justru Nasionalisme yang beliau kemukakan sebagai sikap hidup yang perlu

    dikembangkan. Dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia juga Nasionalisme

    merupakan faktor utama dan motor perjuangan. Memang Bung Karno mengatakan bahwa

    Nasionalisme tidak lepas dari Internasionalisme. Beliau katakan Nasionalisme harus hidup

    subur dalam taman sari Internasionalisme. Jadi kita tidak boleh dan tidak bisa mengbaikan

    Globalisme sebagai bentuk Internasionalisme masa kini. Akan tetapi untuk dapat hidup dalam

    arus Globalisme secara efektif dan bermanfaat, Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia

    harus kuat.

    Kurangnya minat dan perhatian terhadap Nasionalisme berakibat menurunnya sekali

    Kebanggaan sebagai warga bangsa Indonesia. Maka akibatnya secara langsung adalah

    menurunnya Daya Saing Nasional dalam berbagai bidang. Segala hal yang bersifat domestik

    dinomerduakan terhadap hal-hal yang berasal dan bersumber luar negeri. Tidak heran

    kurangnya usaha untuk menciptakan Pasar Domestik yang kuat, dan tidak peduli Indonesia

    dibanjiri barang-barang produksi luar negeri. Bahkan sikap itu terjadi pada olahraga,

    khususnya sepakbola, di mana baik media maupun masyarakat lebih berminat pada Liga

    Sepakbola Inggeris umpamanya dari pada menjadikan PSSI makin kuat. Juga dominasi

    perbankan Indonesia oleh pemilik asing seperti dianggap tidak penting dan tidak dihiraukan.

    Untunglah masih ada orang-orang yang terus berjuang untuk kekuatan Indonesia. Akan tetapi

    jelas sekali bahwa yang lebih menonjol dan mempengaruhi kehidupan bangsa adalah

    kurangnya semangat dan daya juang untuk membuat Indonesia kuat. Yang menyedihkan

    adalah bahwa kondisi ini berakibat potensi nasional Indonesia yang kaya dan banyak

  • 5/20/2018 Artikel -Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Pergaulan

    9/10

    variasinya lebih banyak dimanfaatkan bangsa lain dari pada bangsa sendiri. Membuat bangsa

    lain lebih kaya sedangkan bangsa Indonesia tetap tinggi angka kemiskinannya.

    Selain itu Pancasila diabaikan ketika kurang ada usaha untuk meningkatkan Kesejahteraan

    Umum dan mengurangi dalamnya jurang antara golongan Kaya dan Miskin. Jumlah rakyat

    yang hidup di bawah garis kemiskinan dan yang hampir miskin menurut para pakar

    mendekati jumlah 200 juta orang. Memang selalu dibanggakan bahwa pertumbuhan ekonomi

    termasuk tinggi dibandingkan bangsa-bangsa lain yang menghadapi kesukaran berat dalam

    ekonominya. Akan tetapi nyatanya pertumbuhan ekonomi tinggi jauh lebih menguntungkan

    pihak Kaya, sedangkan kaum Miskin tetap hidup dalam kondisi yang sengsara. Koefisien

    Gini sebesar 40 % menunjukkan bahwa secara nyata perbedaan antara Kaya-Miskin besar

    sekali. Hal ini jelas sekali amat bertentangan dengan Pancasila yang menghendaki Keadilan

    Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

    Kondisi politik juga bertentangan sekali dengan yang dikehendaki Pancasila. Reformasi telah

    membawa sistem politik yang luas sekali kebebasannya dengan alasan bahwa itulah

    kehidupan demokrasi yang harus ditegakkan. Para pembela Reformasi membanggakan bahwa

    dalam kondisi ini Indonesia menjadi negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, di belakang

    India dan AS. Mereka tidak mau menerima bahwa kebebasan yang berlebihan atau

    kebablasan merugikan Indonesia dan mengatakan bahwa itu hanya merupakan penyakit

    kanak-kanak dan sistem akan membetulkan diri sendiri dengan perjalanan waktu. Buat

    mereka hanya demokrasi sebagaimana dilakukan di Barat yang benar demokrasi. Tidak mau

    berpikir bahwa demokrasi bisa berbeda menurut pandangan setiap masyarakat. Mereka tidak

    mau menerima bahwa sistem politik yang menerapkan nilai-nilai neo-liberalisme itu sama

    sekali tidak memperjuangkan kesejahteraan rakyat banyak dan hanya menghasilkan

    sandiwara politik yang memboroskan kekayaan bangsa. Dan demokrasi yang memerlukan

    uang amat banyak bagi para pelakunya jelas sekali merupakan sumber kuat makin luasnya

    Korupsi di Indonesia.

    Juga Pancasila diabaikan ketika Pihak Kuat dan Banyak mau mendominasi kehidupan dan

    dibiarkan menggunakan kekerasan terhadap yang lemah dan minoritas. Apalagi hal itu terjadi

  • 5/20/2018 Artikel -Perlunya Pancasila Sebagai Dasar Pergaulan

    10/10

    dalam kehidupan beragama. Padahal Pancasila amat jelas menginginkan agar bangsa

    Indonesia hidup berdasarkan keyakinan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Itu berarti

    pentingnya perhatian terhadap Moralitas, Etika dan Hidup Bersama. Amat merisaukan

    Pejuang Pancasila ketika satu kelompok agama menyerang kelompok agama lain, atau

    bahkan menyerang kaum sesama agama dengan alasan bahwa kelompok yang diserang

    menganut paham sesat. Sama sekali diabaikan bahwa bangsa Indonesia hidup dengan dasar

    Gotong Royong yang menerima dan mengakui Perbedaan dalam Kesatuan, Kesatuan dalam

    Perbedaan. Sebab hal itu kodrat Alam sebagaimana terdapat dalam kehidupan Keluarga,

    setiap anggota Keluarga beda dari yang lain tetapi merasa Satu sebagai Keluarga. Maka

    dalam kehidupan masyarakat Perbedaan tak pernah lepas dari Kesatuan, Kesatuan tak pernah

    lepas dari Perbedaan. Sebab itu Simbol Negara RI adalah Bhinneka Tunggal Ika. Akan tetapi

    itu sekarang hanya semboyan belaka dan amat diabaikan dalam kehidupan nyata. Dan

    malahan dibiarkan oleh para Pemimpin Bangsa.

    Yang amat memalukan adalah Korupsi yang merajalela di mana-mana, terutama di kalangan

    yang menguasai negara. Ini jelas merupakan akibat dari makin kuatnya Individualisme dan

    Materialisme, padahal paham-paham itu tidak sesuai dengan Pancasila. Uang makin

    menguasai kehidupan masyarakat Indonesia secara berlebihan, dan dengan sikap

    mengutamakan Individu setiap peluang digunakan mengeruk uang tanpa peduli apa itu

    melanggar hukum atau kepatutan. Dengan uang banyak dibangun kekuasaan yang

    memungkinkan pengerukan uang lebih banyak lagi. Contoh paling jelas adalah besarnya

    peran uang dalam setiap pemilihan legislatif dan eksekutif. Tidak mengherankan kalau KPK

    kewalahan menghadapi perbuatan korupsi di DPR, DPRD, lingkungan pejabat Pemerintah,

    yang meliputi trilyunan rupiah. Membuat Indonesia tergolong bangsa paling korup di dunia.

    Ini amat memalukan karena Pancasila sebagai Dasar Negara menghendaki terwujudnya

    kehidupan bermoral tinggi, dengan pelaksanaan kekuasaan berdasarkan Etika yang bermutu

    tinggi.

    Terlalu banyak indikasi lain untuk dikatakan dalam kata-kata. Dan orang yang tidak munafik

    mengakui bahwa Pancasila diabaikan.

    Sumber :http://sayidiman.suryohadiprojo.com/?p=1622

    http://sayidiman.suryohadiprojo.com/?p=1622http://sayidiman.suryohadiprojo.com/?p=1622http://sayidiman.suryohadiprojo.com/?p=1622http://sayidiman.suryohadiprojo.com/?p=1622