BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A....

21
16 BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok, seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu atau kelompok guna melakukan hal hal yang positif. Sedangkan pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak. 2. Pengertian Remaja Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan

Transcript of BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A....

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pergaulan Ramaja

1. Pengertian Pergaulan

Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan oleh

individu dengan individu, dapat juga oleh individu dengan kelompok,

seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles bahwa manusia sebagai

makhluk sosial (zoon-politicon), yang artinya manusia sebagai makhluk

sosial yang tak lepas dari kebersamaan dengan manusia lain. Pergaulan

mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang

individu. Pergaulan yang ia lakukan itu akan mencerminkan

kepribadiannya, baik pergaulan yang positif maupun pergaulan yang

negatif. Pergaulan yang positif itu dapat berupa kerjasama antar individu

atau kelompok guna melakukan hal – hal yang positif. Sedangkan

pergaulan yang negatif itu lebih mengarah ke pergaulan bebas, hal itulah

yang harus dihindari, terutama bagi remaja yang masih mencari jati

dirinya. Dalam usia remaja ini biasanya seorang sangat labil, mudah

terpengaruh terhadap bujukan dan bahkan dia ingin mencoba sesuatu yang

baru yang mungkin dia belum tahu apakah itu baik atau tidak.

2. Pengertian Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh

atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang

lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

17

fisik.1 Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak

termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.

Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks dkk) bahwa masa

remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena

remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status

anak. 2

Menurut Sri Rumini masa remaja adalah peralihan dari masa anak

dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi

untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12

tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22

tahun bagi pria.3

Sedangkan menurut Zakiah Darajat remaja adalah masa peralihan

diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami

masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun

perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan

ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang

telah matang.4

Hal senada diungkapkan oleh Santrock bahwa remaja

(adolescene) diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa

1 Elizabeth B.Hurlock ,Psikologi Perkembangan; suatu pendekatan

sepanjang rentang kehidupan.Erlangga, Jakarta: 1992, hal :187

2Monks, dkk Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Gunung

Mulia, Jakarta 1994. Hal 207

3Sri Rumini & Siti Sundari,Psikologi Remaja, Gunung Mulia,

Jakarta,2004,hal, 53

4Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta,

1990, hal 23

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

18

anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan

sosial-emosional. 5

Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah

antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya

dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun

= masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Tetapi

Monks, Knoers, dan Haditono membedakan masa remaja menjadi empat

bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15

tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18

– 21 tahun. Definisi yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari,

Zakiah Darajat, dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa

remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa

dengan rentang usia antara 12-22 tahun, dimana pada masa tersebut terjadi

proses pematangan baik itu pematangan fisik, maupun psikologis.

Masa remaja merupakan masa yang sangat penting, sangat kritis dan

sangat rentan, karena bila manusia melewati masa remajanya dengan

kegagalannya, dimungkinkan akan menemukan kegagalan dalam

perjalanan kehidupan pada masa berikutnya. Sebaliknya bila masa remaja

itu diisi dengan penuh kesuksesan, kegiatan yang sangat produktif dan

berhasil guna dalam rangka menyiapkan diri untuk memasuki tahapan

kehidupan selanjutnya, dimungkinkan manusia itu akan mendapatkan

kesuksesan dalam perjalanan hidupnya. Dengan demikian, masa remaja

5Santrock,Psikologi Umum, PT. Garoeda Buana Indah, Pasuruan,

Jawa Timur,2003, hal: 26

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

19

menjadi kunci sukses dalam memasuki tahapan kehidupan selanjutnya.

Masa remaja dimulai dari saat sebelum baligh dan berakhir pada usia

baligh. Oleh sebagian ahli psikologi, masa remaja berada dalam kisaran

usia antara 11-19 tahun. Adapula yang mengatakan antara usia 11-24

tahun. Selain itu, masa remaja merupakan masa transisi (masa peralihan)

dari masa anak-anak menuju masa dewasa, yaitu saat manusia tidak mau

lagi diperlakukan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat sebagian anak-

anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisik, perkembangan psikis

(kejiwaan), dan mentalnya belum menjukkan tanda-tanda dewasa. Pada

masa ini (masa remaja), manusia banyak mengalami perubahan yang

sangat fundamental dalam kehidupan baik perubahan fisik dan psikis

(kejiwaan dan mental).6

3. Prinsip Etika Pergaulan Remaja

1. Prinsip hak dan kewajiban

Hak adalah suatu kewenangan yang secara sah dimiliki oleh seseorang.

Kewajiban adalah suatu tugas yang harus dijalankan oleh setiap

manusia untuk memperoleh,mempertahankan dan membela haknya.

2. Prinsip tertib dan disiplin

Tertib dan disiplin adalah suatu keaadaan yang menunjukkan

ketundukkan terhadap peraturan yang telah ditetapkan dengan penuh

kesadaran demi tercapainya tujuan bersama.

6Abdul, Psikologi Perkembangan, Grafindo Persada, Jakarta, 2009,

hal : 2

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

20

3. Prinsip kesopanan

Bertingkah laku sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Orang yang sopan biasanya rendah hati dalam sikap, tindakan, tutur

kata, dan perbuatan.

4. Prinsip kesederhanaan

Bertingkah laku sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.

Orang yang sopan biasanya rendah hati dalam sikap, tindakan,tutur

kata, dan perbuatan. Sederhana itu adalah tingkah laku yang tampil apa

adanya, tidak menonjolkan secara berlebihan apa yang dimilikinya.

5. Prinsip kejujuran

Jujur adalah tingkah laku yang perlakuannya itu berdasarkan apa yang

kita berbuat dan tidak bohong. Prinsip ini sangat penting dalam

pergaulan.

4. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pergaulan Remaja

Sebagai makhluk sosial, individu di tuntut untuk mampu mengatasi

segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan

lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau

norma yang berlaku. Begitu juga dengan pergaulan pada remaja, ada

beberapa faktor yang bisa memengaruhinya antara lain :

a. Kondisi fisik

Penampilan fisik merupakan aspek penting bagi remaja dalam

menjalani aktivitas sehari-hari. Mereka biasanya mempunyai standar-

standar tertentu tentang sosok fisik ideal yang mereka dambakan.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

21

Misalnya, standar cantik adalah postur tinggi, tubuh langsing dan

berkulit putih. Namun tentu saja tidak semua remaja memiliki kondisi

fisik se ideal itu. Karenanya, remaja harus bisa belajar menerima dan

memanfaatkan bagaimanapun kondisi fisik seefektif mungkin. Remaja

harus menanamkan keyakinan bahwa keindahan lahiriah bukannya

makna kecantikan yang sesungguhnya. Kecantikan sejati justru

bersumber dari hati nurani, akhlak, serta kepribadian yang baik.

b. Kebebasan Emosional

Pada umumnya, remaja ingin memperoleh kebebasan emosional.

Mereka ingin bebas melakukan apa saja yang mereka suakai. Dalam

masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa, seorang remaja

senantiasa berusaha agar pendapat atau pikiran-pikirannya, diakui dan

disejajarkan dengan orang dewasa. Dengan demikian, jika terjadi

perbedaan pendapat anatara anak dan orang tua, maka pendekatan yang

bersifat demokratis dan terbuka akan terasa lebih bijaksana. Salah satu

cara yang dapat dilakukan adalah membangun rasa saling pengertian

dimana masing-masing pihak berusaha memahami sudut pandang pihak

lain. Saling pengertian juga dapat dibangkitkan dengan bertukar

pengalaman atau dengan melakukan beberapa aktivitas tertentu

bersama-sama dimana orang tua dapat menempatkan diri pada situasi

remaja dan sebaliknya. Inti dari metode pemecahan konflik yang aman

antara orang tua dan anak adalah menjadi pendengar yang aktif.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

22

c. Interaksi sosial.

Kemampuan untuk melakukan interaksi sosial juga sangat penting

dalam membentuk konsep diri yang positip, sehingga seseorang mampu

melihat dirinya sebagai orang yang kompeten dan disenangi oleh

lingkungan. Dia memiliki gambaran yang wajar tentang dirinya sesuai

dengan kenyataan yang ada (tidak di kurangi atau dilebih-lebihkan).

d. Pengetahuan terhadap kemampuan diri

Setiap kelebihan atau potensi yang ada dalam diri manusia

sesungguhnya bersifat laten. Artinya harus terus digali dan dan terus

dirangsang agar keluar secara optimal. Kita melihat sejauh mana

potensi itu ada dan dijalur mana potensi itu terkonsentrasi untuk

selanjutnya diperdalam, hingga dapat melahirkan karya yang berarti.

Dengan menerima kemampuan diri secara positip, seorang remaja

diharapkan lebih mampu menentukan keputusan yang tepat terhadap

apa yang akan ia jalani, seperti memilih sekolah atau jenis kegiatan

yang diikuti

e. Penguasaan diri terhadap nilai-nilai moral dan agama

William James, seorang psikolog yang mendalami psikologi agama,

mengatakan bahwa orang yang memiliki komitmen terhadap nilai-nilai

agama cenderung mempunyai jiwa yang lebih sehat. Kondisi tersebut

ditampilkan dengan sikap positip, optimis, spontan, bahagia, serta

penuh gairah dan vitalitas. Sebaliknya, orang yang memandang agama

sebagai suatu kebiasaan yang membosankan atau perjuangan yang berat

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

23

dan penuh beban akan memiliki jiwa yang sakit. Dia akan dihinggapi

oleh penyesalan diri, rasa bersalah, murung, serta tertekan.

5. Hal-Hal Yang Perlu Di Perhatikan Dalam Pergaulan Remaja

Pergaulan remaja yang salah memang sangat meresahkan, tidak

hanya orang tua saja, tetapi masyarakat pun juga dibuatnya resah. Hal ini

dapat dikurangi bahkan dapat dicegah dengan cara – cara berikut :

a. Pentingnya kasih saying dan perhatian yang cukup dari orang tua

dalam hal dan keadaan apapun.

b. Pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang. Pengekangan

terhadap seorang anak akan berpengaruh terhadap kondisi

psikologisnya. Di hadapan orang tuannya dia akan bersikap baik dan

patuh, tetapi setelah dia keluar dari lingkungan keluarga, dia akan

menggunakannya sebagai pelampiasan dari pengekangan itu.

c. Seorang anak hendaknya bergaul dengan teman yang sebaya, yang

hanya beda 2 atau 3 tahun baik lebih tua darinya. Hal tersebut

dikarenakan apabila seorang anak bergaul dengan teman yang tidak

sebaya yang hidupnya berbeda, sehingga dia pun bisa terpengaruh

gaya hidupnya yang mungkin belum saatnya untuk dia jalani.

d. Pengawasan yang lebih terhadap media komunikasi, seperti internet,

handphone, dan lain-lain.

e. Perlunya bimbingan kepribadian bagi seorang anak agar dia mampu

memilih dan membedakan mana yang baik untuk dia maupun yang

tidak baik.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

24

B. Minat Belajar Mengaji Al Qur’an

1. Pengertian Minat

Beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli tentang

minat, yaitu: Menurut W. S. Winkel, minat adalah kecenderungan yang akan

menetap dalam subjek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan

merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.7 Namun menurut

Whitherington, minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu obyek,

seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut-paut dengan

dirinya.8 Satu definisi lagi yang perlu dikemukakan disini yaitu yang

dikemukakan oleh Andi Mappiare, minat adalah suatu perangkat mental yang

terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka, rasa

takut, atau kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu

kepada suatu pilihan tertentu.9

Minat yaitu kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu,

perhatian, atau kesukaan. Sedangkan Animo adalah Hasrat dan keinginan

yang kuat (untuk membeli, mengambil, memiliki, dsb). Dari beberapa definisi

tersebut terdapat sebuah kesamaan menurut hemat penulis yaitu adanya

ketertarikan atau keinginan yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan

atau motif.

7 W. S. Winkel S.J, Psikologi Pengajaran, Cet. 2, (Jakarta:

Gramedia, 1989), hlm. 30

8 Carl Whitherington, Psikologi Pendidikan, terj. M. Buchori,

(Jakarta: Aksara Baru, 1983), hlm. 135.

9 Andi Mappiare, Psikologi Remaja, (Surabaya: Usaha Nasional,

tt), hlm. 62

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

25

a. Fungsi Minat

Minat adalah suatu landasan yang paling meyakinkan demi

keberhasilan suatu proses belajar.10

Jika seorang anak memiliki rasa ingin

belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Minat merupakan

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi usaha yang dilakukan orang.

Minat yang kuat akan menimbulkan usaha yang gigih, serius dan tidak mudah

putus asa dalam menghadapi tantangan. Minat berkaitan erat dengan motivasi.

Motivasi dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-

kondisi tertentu, sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu,

dan bila ia tidak suka, maka ia akan berusaha untuk meniadakan atau

mengelakkan perasaan tidak suka itu.

Dengan demikian fungsi minat tidak berbeda dengan fungsi motivasi

yaitu adanya keinginan, hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal

dari dalam dirinya untuk melaksanakan sesuatu dan juga memberi tujuan dan

arah kepada tingkah laku sehari-hari.11

Nuckols dan Banducci dikutip oleh Elizabeth B. Hurlock menulis

tentang fungsi minat bagi kehidupan anak sebagai berikut:

1) Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita.

2) Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat.

3) Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas minat seseorang.

10

Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar Disekolah, terj. Bergman

Sitorus, (Bandung: Remaja Karya, 1987), hlm. 78

11

W. A. Gerungan, Psikologi Sosial, Cet. 9, (Bandung: Eresco,

1986), hlm. 141

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

26

4) Minat yang terbentuk sejak masa kanak-kanak sering terbawa seumur

hidup karena minat membawa kepuasan.12

Minat dapat menunjukkan kemampuan untuk memberi stimuli yang

mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau

kegiatan, atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman

yang telah di stimuli oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata lain minat dapat

menjadi sebab sesuatu kegiatan dan hasil dari turut sertanya dalam kegiatan

itu. Tujuan berfikir kita dipengaruhi oleh minat kita sendiri yang mempunyai

hubungan pula dengan situasi dimana kita berada.13

Minat yang timbul dari kebutuhan anak-anak merupakan faktor

pendorong bagi anak dalam melaksanakan usahanya. Jadi dapat dilihat

bahwa minat adalah sangat penting dalam pendidikan, sebab

merupakansumber dari usaha. Anak-anak tidak perlu mendapat dorongan dari

luar, apabila pekerjaan yang dilakukannya cukup menarik minatnya.14

Setelah

mengetahui tentang fungsi minat maka guru dapat:

1) Meningkatkan minat anak-anak

2) Memelihara minat yang baru timbul

3) Mencegah timbulnya minat terhadap hal-hal yang tidak baik

12

M. Chabib Thoha, dkk, PBM-PAI di Sekolah, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar Offset, 1998), hlm. 109-110

13

Lester D. Crow and Alice Crow, Psikologi Pendidikan, terj. Z.

Kasijan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1984), hlm. 351

14

Wayan Nurkancana, dkk, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya:

Usaha Nasional, 1986), hlm. 230

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

27

4) Sebagai persiapan untuk memberikan bimbingan kepada anak tentang

lanjutan study atau pekerjaan yang cocok baginya.15

b. Unsur-Unsur Minat

Bertitik tolak dari pengertian minat sebagaimana diuraikan diatas,

maka dapat diketahui bahwa minat memiliki beberapa unsur, yang meliputi:

1) Perasaan senang

Perasaan senang merupakan aktivitas psikis yang didalamnya subyek

menghayati nilai-nilai dari suatu obyek. Perasaan senang ini merupakan

faktor psikis yang nonintelektual, yang khusus berpengaruh terhadap

semangat belajar. Dengan semangat, perasaan anak dalam mengikuti

pembelajaranpun akan terfokus dengan sendirinya. Orang yang

mempunyai perasaan senang terhadap mengaji Al Qur’an tentu segala

usaha akan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang baik dan juga

bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

2) Perhatian.

Menurut Agus Suyanto, perhatian adalah konsentrasi atau aktivitas jiwa

kita, terhadap pengamatan, pengertian, dan sebagainya dengan

mengenyampingkan yang lain dari pada itu.16

2. Mengaji Al Qur’an

Terkait dengan pembahasan ini, kerangka teoritik mengenai

konsep mengaji perlu diuraikan agar lebih jelas arah dan maksudnya.

15

Ibid, hlm. 230 –231

16

Agus sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Aksara Baru, 1985),

hlm. 89

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

28

a. Pengertian Mengaji Al Qur’an

Dalam kamus besar bahasa Indonesia dipaparkan bahwa kata

“mengaji” memiliki beberapa arti, yaitu: 1) Mendaras (membaca) Al

Qur’an, 2) belajar membaca tulisan arab, 3) belajar mempelajari.17

Sedangkan yang dimaksud mengaji disini adalah proses belajar membaca

Al Qur’an oleh anak dengan anak dibimbing oleh ustadz dalam sebuah

majlis ta‟lim. Adapun yang dipelajari dalam mengaji yaitu Al Qur’an,

yang merupakan wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW melalui malaikat Jibril agar dijadikan pedoman hidup

oleh seluruh umat manusia yang ada di dunia.

Karena Al Qur’an adalah kitab suci yang setiap muslim dalam

meraih kemenangan dan kebahagiaan dunia sampai akhirat, maka belajar

Al Qur’an merupakan suatu kebutuhan muslim yang menginginkan

kebahagiaan dunia dan akhirat, hal ini berdasarkan wahyu yang turun

pertama kali yaitu perintah membaca.

b. Tujuan Belajar Mengaji Al Qur’an

Setiap kegiatan yang dilaksanakan dan diusahakan selalu tertumpu

pada suatu tujuan, karena tujuan telah tercakup dalam pengertian usaha.

Dalam belajar Al Qur’an tujuan dapat memberikan rumusan hasil yang

diharapkan dari anak didik atau subyek belajar setelah mengalami proses

belajar. Adapun tujuan belajar Al Qur’an menurut Mahmud Yunus adalah

sebagai berikut:

17

Depdiknas, Kamus besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

pustaka, 2005), hlm. 491

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

29

1) Memelihara kitab suci dan membacanya serta memperhatikan isinya,

untuk menjadi petunjuk dan pengajaran bagi kita dalam kehidupan di

dunia.

2) Mengharapkan keridlaan Allah dengan menganut I’tikad yang sah dan

mengikuti segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

3) Mengingat hukum agama yang termaktub dalam Al Qur’an serta

menguatkan keimanan dan mendorong berbuat kebaikan dan menjauhi

larangan.

4) Menanamkan akhlak yang mulia dengan mengambil ibarah dan

pengajaran serta suri tauladan yang baik dari riwayat-riwayat yang

termaktub dalam Al Qur’an.

5) Menanamkan perasaan keagamaan dalam hati dan menumbuhkannya,

sehingga bertambah tetap keimanan dan bertambah dekat hati dengan

Allah.18

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mengaji Al Qur’an

termasuk dalam pendidikan yang dilaksanakan guna mendidik mental

generasi bangsa supaya kelak mereka siap menjalankan kehidupan didunia

dan siap menghadapi perkembangan zaman yakni transformasi budaya

dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama.

c. Tingkatan Dalam Mempelajari Al Qur’an

Adapun cara mempelajari al-Qur'an dapat dibagi kepada empat

tingkat, yaitu:

18

Prof. Dr. Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan

Agama, (Jakarta: Hilda Karya, 1983), hlm. 61

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

30

1. Tingkat Pertama, yaitu tingkat mengenal huruf dengan baik dan

membacanya dengan tepat. Bentuk huruf al-Qur'an di awal kata, bentuk di

tengah-tengah kata, dan terletak di akhir kata.

2. Tingkat Kedua, yaitu membaikkan (membaguskan) bacaannya. Dalam

hal ini ada ilmu tersendiri baginya, yaitu apa yang disebut dengan “ilmu

tajwid” (ilmu membaguskan bacaan al-Qur'an).

3. Tingkat Ketiga, yaitu mempelajari maknanya (arti kata-katanya). Karena

al-Qur'an diturunkan Allah dalam bahasa Arab. Allah berfirman:

Artinya:“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur’an dengan

berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.” (QS. Yusuf: 2).19

Ayat diatas memiliki intisari tentang hal-hal yang diterangkan dan

yang belum diketahui yaitu hukum-hukum agama, berita-berita para rasul

Allah, hikmah urusan kemayarakatan, prinsip-prinsip kemajuan dan tata

kesopanan berpolitik supaya, memahami ajaran yang diajarkannya. Karena

pensucian jiwa dan berlaku baik adalah hal yang akan membawa kepada

kabahagiaan di dunia dan akhirat.

4. Tingkat Keempat, yaitu mempelajari tafsirnya. Al Qur’an sebagai dasar

pokok ajaran Islam, ia hanya mengemukakan hal-hal yang amat pokok

saja. Tetapi isinya sangat luas dan dalam serta dengan sastra yang amat

19

Depag RI, Al Qur’an Tajwid Warna dan Terjemahnya, hlm.

348.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

31

tinggi. Oleh sebab itu, untuk dapat difahami dan dilaksanakan ia

menghendaki penafsiran.20

Dalam membaca Al-Qur'an diperlukan ilmu tajwid. Adapun hukum

belajar ilmu tajwid adalah fardhu kifayah. Tetapi mengamalkan ilmu

tajwid dalam membaca Al-Qur'an adalah fardhu „ain bagi orang Islam,

baik laki-laki maupun perempuan.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Balajar Al Qur’an.

Belajar sebagai proses atau aktivitas dipengaruhi oleh banyak sekali

hal-hal atau faktor-faktor. Diantaranya adalah:

1. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (faktor internal),

digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Faktor-faktor Fisiologis

Faktor-faktor fisiologis dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

keadaan jasmani pada umumnya dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis

tertentu.

1). Keadaan jasmani pada umumnya

Keadaan jasmani pada umumnya dapat melatar belakangi aktifitas

belajar. Dimana keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya

dengan keadaan jasmani yang kurang segar. Seperti asupan nutrisi

yang cukup agar tidak lesu, lekas mengantuk, lelah dan sebagainya.

20

Syahminan Zaini, Kewajiban Orang Beriman terhadap Al-

Qur'an, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1982), hlm. 150-155.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

32

Serta beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu aktifitas

belajar. Seperti penyakit influenza, sakit gigi, batuk dan sebagainya.

2). Keadaan fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi panca

indera.

Panca indera merupakan hal yang paling penting dalam aktifitas

belajar karena bisa dikatakan sebagai pintu gerbang masuknya

pengaruh ke dalam individu.

b. Faktor-faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis dalam belajar menurut Arden N. Frandsen, yang

dikutip oleh Sumardi Suryabrata dalam buku Psikologi Pendidikan,

antara lain:

1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.

2) Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk

selalu maju.

3) Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan

usaha yang baru.

4) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru,

dan teman-teman.

5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai

pelajaran.

6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar.21

21

Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada,1995), hlm. 249-253.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

33

2. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar (faktor eksternal),

digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Faktor-Faktor non sosial

Faktor-faktor non sosial misalnya: keadaan udara, suhu udara, cuaca,

waktu (pagi, atau siang, atau malam), tempat (letaknya, pergadungan),

alat-alat yang dipakai untuk belajar (seperti alat tulis-menulis, buku-buku,

alat-alat peraga, dan sebagainya yang biasa kita sebut alat-alat pelajaran).

b. Faktor-faktor sosial

Faktor sosial dalam belajar adalah faktor manusia (sesama manusia), baik

manusia itu ada (hadir) maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan, jadi

tidak langsung hadir. Kehadiran orang atau orang-orang lain pada waktu

seseorang sedang belajar, banyak sekali mengganggu belajar. Karena

bisa mengganggu konsentrasi, sehingga perhatian tidak dapat ditujukan

kepada hal yang dipelajari atau aktifitas belajar.

C. Pengaruh Pergaulan Remaja Terhadap Minat Mengaji Al Qur’an Di

Madrasah Diniyah Nurul Huda Desa Watukenongo Kecamatan

Pungging

Remaja yang merupakan generasi muda selama ini diyakini sebagai generasi

penerus bangsa yang akan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Masa remaja

adalah masa peralihan atau transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa

tersebut banyak ketidaktahuan tentang perkembangan dirinya yang dapat

menimbulkan problematika. Dalam fase ini remaja mempunyai keinginan besar

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

34

dalam hal seksualitas. Keinginan tersebut mendorong rasa keingintahuan remaja

untuk mencari segala informasi tentang seksualitas, dan para remaja dapat mudah

terpengaruh oleh arus informasi baik yang negatif maupun yang positif. Salah

informasi sekecil apapun bisa memberikan dampak yang luar biasa bagi kehidupan

selanjutnya. Hal tersebut perlu segera diatasi karena para remaja harus diselamatkan

masa depannya.

Remaja santri dalam melakukan kegiatan belajar mengaji Al Qur’an perlu

adanya semangat dan motivasi sebagai faktor pendukung internal. Motivasi atau

minat banyak hal yang mempengaruhinya mulai dari lingkungan, keluarga dan

pergaulan. Pergaulan yang di alami oleh remaja santri di kalangan madrasah

diniyah sangat perlu batasan, oleh sebab itu besar kecilnya minat dalam diri

remaja santri perlu adanya bimbingan dan perhatian dari guru ngaji dan orang tua.

Menurut Ahmad D. Marimba, minat adalah kecenderungan jiwa ke arah

sesuatu, karena sesuatu itu mempunyai arti dan dapat memenuhi kebutuhan kita.22

Sebagaimana pengertian di atas bahwa untuk memenuhi kebutuhan diri maka

seseorang akan cenderung menyukai sesuatu hal yang menarik untuk memenuhi

kebutuhan itu. Jika sikap ini tumbuh dan berkembang pada pola belajar anak didik

maka proses belajar mengajar akan menjadi mudah. Apabila minat dalam diri

siswa tumbuh maka kemampuan membaca Al-Qur’an siswa pun akan meningkat

baik.

Keengganan anak dalam mengaji karena kurang adanya minat lagi dalam

belajar Al Qur’an di madrasah diniyah, padahal minat adalah suatu landasan yang

22 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung:

Al-Ma’arif, 1981), hlm, 88

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

35

paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar.23

Jika seorang santri

ingin belajar suatu disiplin ilmu, maka ia akan cepat dapat mengerti dan

mengingatnya. Begitu juga dalam belajar Al Qur’an yang merupakan kitab suci

umat muslim, apabila anak mempunyai keteguhan yang kuat dalam mempelajari

Al Qur’an maka dalam proses belajar mereka akan tetap semangat.

Hal ini memang sangat disayangkan karena apabila dibiarkan berlarut-

larut maka dapat diprediksikan bagaimana jadinya negeri ini kelak dengan

generasi bangsa yang tidak punya akhlak yang mulia. Bertolak dari uraian di atas

itulah penulis berkeinginan untuk meneliti animo anak dalam belajar mengaji Al

Qur’an.

Minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang

melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-

keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri, sehingga dapat diketahui bahwa

minat adalah sumber motivasi yang pokok. Dengan demikian fungsi minat tidak

berbeda dengan fungsi motivasi yaitu adanya keinginan, hasrat, dan tenaga

penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya untuk melaksanakan sesuatu

dan juga memberi tujuan dan arah kepada tingkah laku sehari-hari. Seorang anak

tidak mungkin mencapai sukses dalam segala aktivitasnya tanpa adanya minat.

Minat ini timbul karena sesuatu hal yang membuat anak tertarik perhatiannya.

Kadangkala perhatian ini timbul dari dalam diri si anak sendiri, dan kadangkala

pula timbul dari luar.

23

Kurt Singer, Op.Cit, hlm. 78

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Pergaulan Ramajarepository.stitradenwijaya.ac.id/344/4/bab2.pdf · A. Pergaulan Ramaja 1. Pengertian Pergaulan Pergaulan merupakan proses interaksi yang dilakukan

36

Berdasarkan uraian diatas jelas bahwa pergaulan remaja sangat

mempengaruhi minat belajar. Dengan kata lain belajar akan dapat mencapai

prestasi yang baik apabila belajar itu disertai dengan minat dan atau sebaliknya

dia akan gagal bila dalam belajar dia tidak memiliki minat terhadap apa yang ia

pelajari dalam bidang studi yang ia tekuni tersebut.

Dengan demikian pergaulan remaja dan minat mempunyai peranan yang

sangat penting dalam proses mengaji Al Qur’an. Mengaji yang disertai dengan

minat serta motivasi dari orang tua akan mampu menghasilkan kesuksesan

(prestasi yang memuaskan). Maka tercapailah tujuan dalm kegiatan belajar

mengaji Al Qur’an dengan baik.