Artikel Mitigasi Bencana Gunung Meletus

3
Mitigasi Bencana Gunung Meletus Dari sebanyak 129 gunung api di Indonesia atau 13% dari seluruh gunung api di dunia, terbentang dari pulau Sumatera menyusuri pulau Jawa kemudian menyeberang ke Bali, Nusa Tenggara hingga bagian timur Maluku dan berbelok ke utara pulau Sulawesi. Atau melingkari Kepulauan Indonesia sehingga dikenal dengan sebutan lingkaran api (The Ring of Fire) Indonesia, atau jalur tektonik Indonesia. Banyaknya gunung api di Indonesia, karena negara kepulauan ini tercabik-cabik oleh keberadaan pusat hiruk-pikuk tiga lempeng tektonik (tectonic plate), yang saling bertabrakan sebagai zona subduksi, yakni : Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik, tumbukan ketiga lempeng tersebut pada akhirnya menjadikan Indonesia menyimpan bencana yang sewaktu-waktu terjadi, baik dari letusan vulkanik gunung api, tsunami, maupun gempa bumi. Namun dibalik semua itu, bumi Indonesia memiliki kekayaan alam, seperti : tanah yang subur, mineral-mineral berharga, migas, dan panas bumi. Mengingat banyaknya gunung api yang terdapat di Indonesia, maka Indonesia sangat rawan dengan letusan gunung api. Yang masih sangat melekat dalam ingatan kita tentunya letusan gunung Merapi pada tahun 2010 di Yogyakarta yang mengeluarkan material vulkanik yang begitu dahsyat sehingga memakan korban yang banyak. Suatu bencana muncul, ketika ancaman alam seperti gunung api bertemu dengan masyarakat yang tinggal di perkampungan lereng gunung api, yang mempunyai kemampuan rendah atau tidak mempunyai kemampuan untuk menanggapi ancaman tersebut. Berikut merupakan bahaya dari letusan gunung api, antara lain : Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung api, antara lain Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO 2 ), Hidrogen Sulfida (H 2 S), Sulfur Dioksida (SO 2 ), dan Nitrogen (N 2 ) yang membahayakan/beracun bagi manusia. Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung api. Lava ini bisa merusak/membakar apapun yang dilewatinya, seperti rumah warga bahkan dapat memakan korban jiwa Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin. Lahar panas berasal dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air danau menjadi panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut

description

-

Transcript of Artikel Mitigasi Bencana Gunung Meletus

Page 1: Artikel Mitigasi Bencana Gunung Meletus

Mitigasi Bencana Gunung Meletus

Dari sebanyak 129 gunung api di Indonesia atau 13% dari seluruh gunung api di

dunia, terbentang dari pulau Sumatera menyusuri pulau Jawa kemudian menyeberang ke

Bali, Nusa Tenggara hingga bagian timur Maluku dan berbelok ke utara pulau Sulawesi. Atau

melingkari Kepulauan Indonesia sehingga dikenal dengan sebutan lingkaran api (The Ring of

Fire) Indonesia, atau jalur tektonik Indonesia. Banyaknya gunung api di Indonesia, karena

negara kepulauan ini tercabik-cabik oleh keberadaan pusat hiruk-pikuk tiga lempeng

tektonik (tectonic plate), yang saling bertabrakan sebagai zona subduksi, yakni : Lempeng

Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan Lempeng Pasifik, tumbukan ketiga lempeng tersebut

pada akhirnya menjadikan Indonesia menyimpan bencana yang sewaktu-waktu terjadi, baik

dari letusan vulkanik gunung api, tsunami, maupun gempa bumi. Namun dibalik semua itu,

bumi Indonesia memiliki kekayaan alam, seperti : tanah yang subur, mineral-mineral

berharga, migas, dan panas bumi.

Mengingat banyaknya gunung api yang terdapat di Indonesia, maka Indonesia sangat

rawan dengan letusan gunung api. Yang masih sangat melekat dalam ingatan kita tentunya

letusan gunung Merapi pada tahun 2010 di Yogyakarta yang mengeluarkan material vulkanik

yang begitu dahsyat sehingga memakan korban yang banyak.

Suatu bencana muncul, ketika ancaman alam seperti gunung api bertemu dengan

masyarakat yang tinggal di perkampungan lereng gunung api, yang mempunyai kemampuan

rendah atau tidak mempunyai kemampuan untuk menanggapi ancaman tersebut. Berikut

merupakan bahaya dari letusan gunung api, antara lain :

Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung api, antara lain

Karbon Monoksida (CO), Karbon Dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur

Dioksida (SO2), dan Nitrogen (N2) yang membahayakan/beracun bagi manusia.

Lava adalah cairan magma bersuhu sangat tinggi yang mengalir ke permukaan melalui

kawah gunung api. Lava ini bisa merusak/membakar apapun yang dilewatinya, seperti

rumah warga bahkan dapat memakan korban jiwa

Lahar adalah banjir bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik

berukuran lempung sampai bongkah. Lahar dapat berupa lahar panas atau lahar dingin.

Lahar panas berasal dari letusan gunung api yang memiliki danau kawah, dimana air

danau menjadi panas kemudian bercampur dengan material letusan dan keluar dari mulut

Page 2: Artikel Mitigasi Bencana Gunung Meletus

gunung. Lahar dingin atau lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan

air hujan di sekitar gunung yang kemudian membuat lumpur kental dan mengalir dari

lereng gunung. Lahar dingin merupakan bahaya sekunder dari erupsi gunung api yang

bersifat menghancurkan pemukiman warga yang berada di area DAS (daerah aliran

sungai) gunung api.

Awan panas (wedhus gembel) adalah hasil letusan gunung api yang paling berbahaya,

karena memiliki kecepatan yang cukup tinggi, sehingga tidak ada cara untuk

menyelamatkan diri dari awan panas tersebut kecuali melakukan evakuasi sebelum

gunung meletus.

Abu letusan gunung api adalah material letusan yang sangat halus. Abu vulkanik ini

sangat berbahaya bagi saluran pernapasan manusia.

Dampak yang muncul dari letusan gunung api bagi masyarakat adalah terganggunya

kehidupan masyarakat, seperti kehancuran rumah, kerusakan harta benda, bahkan sampai

hilangnya korban jiwa. Untuk mengurangi dan memperkecil akibat bencana letusan gunung

api diperlukan Mitigasi Bencana Gunung Meletus. Mitigasi Bencana Gunung Meletus dapat

dilakukan mulai dari sebelum terjadi bencana, saat terjadi bencana, dan setelah terjadi

bencana. Berikut akan dibahas mengenai mitigasi sebelum terjadinya bencana gunung

meletus. Umumnya bahaya letusan gunung api dapat terjadi kapan saja dengan sedikit atau

tanpa peringatan, maka sangat penting bersiaga terhadap bahaya bencana letusan gunung api

untuk mengurangi risiko dampaknya. Melalui pendidikan masyarakat, dapat dilakukan

beberapa hal untuk mengurangi risiko bencana letusan gunung api. Selain itu, agar

masyarakat mengetahui langkah-langkah penanggulangan bencana letusan gunung api,

sehingga dapat mengurangi ancaman, mengurangi dampak, menyiapkan diri secara tepat bila

terjadi ancaman, menyelamatkan diri, memulihkan diri, dan memperbaiki kerusakan yang

terjadi agar menjadi masyarakat yang aman, mandiri dan berdaya tahan terhadap bencana

letusan gunung api. Adapun penanganan yang dapat dilakukan sebelum terjadi letusan adalah

sebagai berikut :

1. Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung api yang aktif.

2. Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan Peta Zona Resiko Bahaya

Gunung Berapi yang didukung dengan Peta Geologi gunung api.

3. Melaksanakan prosedur perihal penanggulangan bencana letusan gunung api.

4. Melakukan sosialisasi berupa pembimbingan dan pemberian informasi terkait gunung api.

5. Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika, dan geokimia di gunung api.

Page 3: Artikel Mitigasi Bencana Gunung Meletus

6. Melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan pendukungnya seperti

peningkatan sarana dan prasarana.

Referensi :

http://bnpb.go.id

http://adindasasvia.blogspot.com