Artikel Koperasi Full
-
Upload
ratna-lia-adriaty -
Category
Documents
-
view
28 -
download
0
Transcript of Artikel Koperasi Full
![Page 1: Artikel Koperasi Full](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082822/55cf9a29550346d033a0acfa/html5/thumbnails/1.jpg)
Artikel I
28 September 2011
Pemerintah Salah Kaprah Memahami Koperasi
Hal yang harus disadari adalah bahwa baik perusahaan maupun koperasi adalah sama-
sama entitas bisnis yang terbentuk untuk suatu tujuan bersama. Bedanya, perusahaan adalah
kumpulan uang, sementara koperasi adalah kumpulan orang. "Perusahaan terbentuk karena
pemilik modal memiliki tujuan bersama yaitu mengumpulkan uang, sementara koperasi
terbentuk karena anggotanya memiliki tujuan bersama," kata anggota Komisi VI DPR Ecky
Awal Mucharam, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (28/9/2011).
Menurut Ecky, koperasi di Indonesia selama ini dikembangkan dengan paradigma
sebagai agen pemerintah yaitu untuk menyalurkan program-program pemerintah kepada
masyarakat terutama untuk sektor-sektor tertentu yang menyerap banyak tenaga kerja,
misalnya pertanian. "Koperasi yang seharusnya berdiri karena kepentingan bersama
anggotanya akhirnya berdiri karena program pemerintah sehingga keberlangsungannya tidak
lama. Dengan paradigma pengembangan koperasi yang seperti ini maka seharusnya
pemerintah tidak perlu heran jika banyak koperasi yang mati suri dan baru muncul lagi jika
ada program bantuan pemerintah, ungkap Ecky prihatin. Sayangnya, lanjut Ecky, RUU
Koperasi yang diajukan oleh pemerintah tidak mampu menangkap inti persoalan koperasi
saat ini. Sebagian dari isi RUU Koperasi tersebut justru ingin mengubah esensi koperasi
menjadi korporasi terutama dengan munculnya istilah baru yang belum pernah ada dalam
koperasi sebelumnya, yaitu Saham Koperasi dan Surplus Hasil Usaha.
Komentar :
Menurut saya, kurang baiknya kinerja koperasi selama ini dinilai akibat kesalahan paradigma
dalam pengembangan koperasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah melihat persoalan
koperasi sebagai persoalan modal semata dan kurangnya memperhatikan upaya pencarian
keuntungan dalam pengelolaan koperasi. Jadi harusnya pemerintah mengubah paradigma
agar pengembangan koperasi dapat sukses.
![Page 2: Artikel Koperasi Full](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082822/55cf9a29550346d033a0acfa/html5/thumbnails/2.jpg)
Artikel II12 Juli 2011
Jumlah Koperasi Bertambah 20,1 Persen
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syariffudin Hassan
mengungkapkan pertumbuhan Koperasi di Indonesia telah meningkat 20,1 persen ketimbang
2008. "Jumlah koperasi capai 186.907 koperasi. Pertumbuhan alami peningkatan 20,1 persen
dibandingkat desember 2008 sebesar 154.964 unit," ujarnya dalam pembukaan
peringatan Hari Koperasi Nasional ke-64 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (12/7/2011).
Sementara, lanjut dia, kegiatan ekonomi yang bersinggungan dengan Koperasi juga
mengalami peningkatan mencapai 29,63 persen. "Pertumbuhannya mencapai Rp93,7 triliun,
meningkat 28,83 triliun dibandingkan Desember 2008 sebesar 68,4 persen," jelas Syarif.
Selain itu, sambung Syarif anggota koperasi juga mengalami peningkatan mencapai 11,5
persen. "Begitu juga jumlah anggota menungkat menjadi 30,748 juta dibandingkan desember
2008 sebesar 27,318 juta anggota," papar dia.
Dikatakannya, dengan penambahan ini, maka telah terjadi peningktan penyerapan
tenaga kerja, pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan. "Kuncinya melalui
pemberdayaan koperasi dan UMKM itu Kementerian Koperasi dan UKM memberikan
apresiasi tinggi," tambahnya. "Ini tugas kamu untuk tetap bina, fasilitasi dan lakukan
pemberdayaan agar koperasi yang belum berhasil dapat bangit untuk tumbuh menhadi
koperasi kuat, koperasi yang sudah berprestasi didorong lebih tumbuh, kuat, kreatif, mandiri
dan mampu bersaing," tukasnya.
Komentar :
Menurut saya pertumbuhan koperasi ini bagus adanya, karena dengan adanya penambahan ini
akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
![Page 3: Artikel Koperasi Full](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082822/55cf9a29550346d033a0acfa/html5/thumbnails/3.jpg)
Artikel III
Senin, 12 November 2012
Menkop : 25% Koperasi di Indonesia Tidak Aktif
Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syarief Hasan
mengakui bahwa koperasi di Indonesia tidak semuanya aktif. Di Indonesia, ada sekira 20-25
persen koperasi yang tidak aktif. “48.081 koperasi yang tidak aktif. Sedang jumlah total
koperasi di Indonesia sekarang ini terdata ada 192.324 koperasi, ” ungkap Menkop dan UKM
Syarief Hasan kepada Okezone di Solo, Jawa Tengah, Senin (12/11/2012). Data itu, menurut
Menkop, adalah data terbaru yang dimiliki Kementerian Koperasi. Namun, dia juga menilai
bahwa total jumlah koperasi yang terdata itu masih fluktuatif karena ada yang tidak aktif dan
ada pula tambahan aktif baru. “Itu kewajiban kita untuk melakukan supaya koperasi yang
tidak aktif tersebut bisa berjalan aktif kembali,” ujarnya.
Terkait koperasi yang melakukan kegiatan perbankan, Menkop meminta agar
masyarakat waspada terhadap koperasi yang melakukan kegiatan perbankan. Apalagi jika
ada koperasi yang menjanjikan imbal hasil (yield) lebih daripada yang dijanjikan bank.
Kejadian ini bisa dikatakan penipuan. “Seratus persen, bahkan 200 persen, kegiatan yang
mengatasnamakan koperasi itu, jelas penipuan,” tegas Syarief.
Menkop menambahkan, sebenarnya koperasi yang melakukan modus investasi yang
lebih besar atau sama dengan interest perbankan adalah penipuan dengan sasaran adalah
masyarakat yang berpenghasilan rendah.“Karena itu, masyarakat harus waspada bila
mengetahui koperasi seperti itu,” tandasnya.
Bermunculannya koperasi simpan pinjam akhir-akhir ini memang bagus. Hanya saja
pengawasan terhadap kegiatan koperasi itu saat ini belum begitu ketat. Padahal fakta di
lapangan, tidak sedikit yang menjalankan kegiatan seperti perbankan, terutama dalam hal
pembiayaan.
"Kami dari Bank Indonesia (BI) tidak bisa campur tangan dalam kegiatan koperasi.
Karena bukan area perbankan. Kegiatan koperasi berada di bawah wewenang Kementerian
Koperasi dan Dinas Koperasi di masing-masing daerah," jelas Kepala Kantor Perwakilan BI
Solo, Doni P Joewono saat ditemui Okezone, di Solo, Jawa Tengah, Jumat (11/5/2012).
Oleh karena itu, kata Doni, pengawasan terhadap kegiatan koperasi adalah Kementerian
![Page 4: Artikel Koperasi Full](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082822/55cf9a29550346d033a0acfa/html5/thumbnails/4.jpg)
Koperasi atau Dinas Koperasi. Kalaupun ada kegiatan koperasi yang mengarah pada kegiatan
perbankan, maka Kementerian Koperasi dan Dinas Koperasilah yang berhak membina dan
memperingatkan.
Dia menilai bahwa pengawasan terhadap kegiatan koperasi saat ini memang kurang
begitu ketat. Sehingga kalaupun fakta di lapangan ada koperasi yang menjalankan
kegiatannya seperti kegiatan perbankan, tidak aneh. "Lain halnya, perbankan. Kegiatan
perbankan selalu kami awasi ketat," tandas Kepala Kantor Perwakilan BI Solo. Bila ada
koperasi yang menjalankan kegiatannya seperti kegiatan perbankan, menurut Doni, maka
koperasi itu telah menyalahi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Instansi yang
berhak menindak adalah Kementerian Koperasi atau Dinas Koperasi dan Instansi terkait.
Soal peran koperasi dalam mendorong Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM)?
Menurut Doni, perannya sungguh besar, dan bagus untuk meningkatkan perkembangan
UMKM. "Dan efektif bisa membantu pengembangan UMKM. Hanya saja, Instansi terkait
bisa lebih meningkatkan pengawasan secara ketat," tandasnya.
Komentar :
Menurut saya sekarang ini perlu pengawasan ketat dari instansi wewenang terhadap kegiatan
koperasi simpan pinjam. Karena hal itu menyangkut dana anggota koperasi yang
bersangkutan khususnya, dan dana masyarakat umumnya.
![Page 5: Artikel Koperasi Full](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082822/55cf9a29550346d033a0acfa/html5/thumbnails/5.jpg)
Artikel IV
Senin, 19 Juli 2010
Koperasi Mewujudkan Kebersamaan dan KesejahteraanKeadaan Koperasi Indonesia memang tidak tumbuh secemerlang sejarah koperasi di
Barat. Sebagian lainnya bahkan tidak berhasil ditumbuhkan dengan percepatan yang
beriringan dengan kepentingan program pembangunan lainnya oleh pemerintah. Krisis
ekonomi telah meninggalkan pelajaran baru, ketika pemerintah tidak berdaya lagi dan tidak
memungkinkan mengembangkan intervensi melalui program yang dilewatkan koperasi,
justru terkuaklah kekuatan swadaya koperasi.
Di bawah arus rasionalisasi subsidi dan independensi perbankan, ternyata koperasi
mampu menyumbang sepertiga pasar kredit mikro di tanah air yang sangat dibutuhkan
masyarakat luas secara produktif dan kompetitif. Bahkan koperasi masih mampu menjangkau
pelayanan kepada lebih dari 11 juta nasabah, jauh di atas kemampuan kepiawaian perbankan
yang megah sekalipun. Namun demikian, karakter koperasi Indonesia yang masih skala kecil
dan tidak bersatu dalam suatu sistem koperasi menjadikannya tidak terlihat perannya yang
begitu nyata. Lingkungan keterbukaan dan desentralisasi memberi tantangan dan kesempatan
baru membangun kekuatan swadaya koperasi yang ada menuju koperasi yang sehat dan
kokoh bersatu.
Menyambut pengeseran tatanan ekonomi dunia yang terbuka dan bersaing secara
ketat, gerakan koperasi dunia telah menetapkan prinsip dasar untuk membangun tindakan
bersama. Tindakan bersama tersebut terdiri dari tujuh garis perjuangan sebagai berikut:
• Koperasi akan mampu berperan secara baik kepada masyarakat ketika koperasi secara
benar berjalan sesuai jati dirinya sebagai suatu organisasi otonom, lembaga yang diawasi
anggotanya dan bila mereka tetap berpegang pada nilai dan prinsip koperasi.
• Potensi koperasi dapat diwujudkan semaksimal mungkin hanya bila kekhususan koperasi
dihormati dalam peraturan perundangan.
• Koperasi dapat mencapai tujuannya bila mereka diakui keberadaannya dan aktivitasnya.
• Koperasi dapat hidup seperti layaknya perusahaan lainnya bila terjadi "fair playing field".
• Pemerintah harus memberikan aturan main yang jelas, tetapi koperasi dapat dan harus
mengatur dirinya sendiri di dalam lingkungan mereka (self-regulation).
• Koperasi adalah milik anggota dengan saham sebagai modal dasar, sehingga mereka harus
mengembangkan sumber dayanya dengan tidak mengancam identitas dan jati dirinya.
![Page 6: Artikel Koperasi Full](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082822/55cf9a29550346d033a0acfa/html5/thumbnails/6.jpg)
• Bantuan pengembangan dapat berarti penting bagi pertumbuhan koperasi, namun akan
lebih efektif bila dipandang sebagai kemitraan dengan menjunjung tinggi hakekat koperasi
dan diselenggarakan dalam kerangka jaringan.
Bagi koperasi Indonesia, membangun kesejahteraan dalam kebersamaan telah cukup
memiliki kekuatan dasar kekuatan gerakan. Daerah otonom harus menjadi basis penyatuan
kekuatan koperasi untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan lokal dan arus pengaliran
surplus dari bawah. Ada baiknya koperasi Indonesia melihat kembali hasil kongres 1947
untuk melihat basis penguatan koperasi pada tiga pilar: kredit, produksi dan konsumsi.
Komentar :
Menurut saya dengan mengembalikan koperasi pada fungsinya sebagai gerakan
ekonomi atas prinsip dan nilai dasarnya, koperasi akan semakin mampu menampilkan wajah
yang sesungguhnya menuju keadaan "bersama dalam kesejahteraan" dan "sejahtera dalam
kebersamaan”. Meski demikian, kita harus ingat bahwa koperasi akan kembali kepada
fungsinya jika mendapat bantuan dan dukungan dari pemerintah Indonesia.
![Page 7: Artikel Koperasi Full](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082822/55cf9a29550346d033a0acfa/html5/thumbnails/7.jpg)
Artikel VSabtu, 14 Juli 2012
Koperasi Mampu Serap 425.822 Tenaga KerjaPeningkatan kinerja kelembagaan dan kinerja usaha atau ekonomi koperasi mampu
meningkatkan penyerapan tenaga kerja sampai dengan bulan Mei 2012 sebesar 425.822
orang, dan mampu memberikan kontribusinya dalam menurunkan angka pengangguran dan
penurunan angka kemiskinan di Indonesia. "Sampai bulan Mei 2012 melalui kinerja
kelembagaan dan kinerja usaha, tercatat telah menyerap tenaga kerja sebanyak 425.822
orang," ungkap Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hasan melalui laporan tertulisnya
kepada Okezone, Sabtu (14/7/2012). Jumlah koperasi sampai dengan pertengahan tahun
2012 menurut Syarief mengalami peningkatan sebanyak 192.443 unit dengan jumlah anggota
sebanyak 33.687.417 orang.
"Peningkatan jumlah koperasi didukung oleh Program Gerakan Masyarakat Sadar
Koperasi (Gemaskop) dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah bekerja
sama dan bersinergi dengan Dekopin dan sesuai arahan Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono untuk melakukan gerakan revitalisasi koperasi,” terang Syarief. Syarief
mengharapkan, bidang pengawasan dan peningkatan kualitas koperasi menjadi prioritas
utama melalui Program Nasional Koperasi Skala Besar yaitu Pengembangan Koperasi
berskala besar disetiap Provinisi minimal harus terdapat 3 (tiga) unit koperasi berskala
Nasional dan mendorong agar Koperasi Indonesia mendapatkan pengakuan dunia
Internasional.
"Upaya tersebut agar kita mampu menempatkan beberapa koperasi Indonesia masuk
dalam daftar global 300 koperasi berskala Internasional."ujar Syarief. Rencananya
Kementerian Koperasi dan UKM akan mendaulat lima koperasi Indonesia sebagai kperasi
berskala internasional yang didapat berdasarkan pengakuan ICA yang akan diterbitkan pada
bulan Oktober tahun 2012 yang akan datang. Koperasi–koperasi yang berhasil tersebut
diantaranya:
1. Koperasi Kospin Jasa Pekalongan dengan total asset Rp2,5 triliun
2. Koperasi Warga Semen Gresik (KWSG) dengan total asset Rp529,997 miliar
3. Koperasi Peternak Susu Bandung Utara dengan total asset Rp233,775 miliar
4. Koperasi Simpan Pinjam Obor Mas dengan total asset Rp200,828 miliar
5. Induk Koperasi Simpan Pinjam dengan total asset Rp33,76 miliar
![Page 8: Artikel Koperasi Full](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082822/55cf9a29550346d033a0acfa/html5/thumbnails/8.jpg)
Komentar :
Menurut saya dengan peningkatan kinerja kelembagaan dan kinerja usaha atau ekonomi
koperasi mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Dari data kelima koperasi tersebut,
membuktikan pertumbuhan ekonomi Indonesia makin sustainable, serta mampu menguatkan
kualitas koperasi Indonesia.
![Page 9: Artikel Koperasi Full](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082822/55cf9a29550346d033a0acfa/html5/thumbnails/9.jpg)
KLIPING
PERKEMBANGAN KOPERASI DI INDONESIA
Ruang : 444
No. Absen :
Disusun Oleh :
Nama : Ratna Lia Adriaty
Nim : 2011121015
Semester 3 (pagi) Kelas 3F
Fakultas Ekonomi Program Studi Akutansi S1
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl.Suryakencana No.1 Pamulang Barat
Tangerang Selatan – Banten
2013