artikel hasil penelitian
-
Upload
abu-sufyan-abdurrahman -
Category
Documents
-
view
202 -
download
0
Transcript of artikel hasil penelitian
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 1/17
ARTIKEL HASIL PENELITIANOleh: Ardhi Prabowo, NIM. 4101504011
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam pandangan siswa sekolah dasar secara umum, mata pelajaran
matematika adalah mata pelajaran yang susah untuk dimengerti. Indikasi yang
paling mudah ditemukan adalah hasil belajar siswa yang cenderung kurang
memuaskan. Terutama pada perolehan nilai yang rata-rata berada di bawah mata
pelajaran lain. Hal tersebut dirasakan oleh guru, orang tua dan bahkan oleh siswa
itu sendiri.
Rendahnya hasil belajar siswa lebih terlihat khususnya pada pokok
bahasan yang bersifat abstrak sehingga memerlukan visualisasi, yaitu pada pokok
bahasan geometri. Selain itu rendahnya hasil belajar siswa sekolah dapat
ditemukan pula pada pokok bahasan pengukuran luas, keliling dan berat serta pengukuran waktu.
Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar siswa,
yang paling utama adalah rendahnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran
dengan baik dan bersungguh-sungguh. Faktor yang lain adalah kurangnya
motivasi siswa dalam belajar, sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar
siswa, serta kurang menariknya guru dalam melakukan tugas mengajar. Selain itu
lingkungan serta sarana dan prasara pendukung juga ikut berpengaruh terhadap
rendahnya hasil belajar siswa.
Penelitian Hidayah/Sugiman (1998 : 32) dan Sugiarto/Hidayah (1999 : 4)
mengemukakan bahwa untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa sekolah
dapat dilakukan dengan beberapa hal. Dalam kesimpulan penelitiannya
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 2/17
dikemukakan bahwa pendayagunaan alat peraga sebagai alat bantu ajar dalam
pembelajaran matematika membuat pembelajaran lebih bermakna dan siswa aktif.
Harapannya, dengan bantuan alat peraga ini, rendahnya hasil belajar siswa dapat
diatasi secara perlahan dan siswa dapat menjadi aktif.
Berbagai cara sudah diusahakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Antara lain, pemberian pelatihan mengajar untuk para guru dan pemberian hadiah
bagi siswa berprestasi. Tujuannya agar siswa dan guru sama-sama tertarik dan
berperan dalam proses pembelajaran dalam kelas. Bahkan pemerintah pun sudah
berusaha dengan cara memberi subsidi dana pendidikan untuk peningkatan sarana
dan prasarana sekolah. Akan tetapi hasil yang diperoleh belum sesuai dengan apa
yang diharapkan.Demikianlah kondisi yang dapat ditemukan di beberapa sekolah dasar di
Kota Semarang. Dalam pengamatan penulis di SD Petompon 5, 6, 7 Semarang,
permasalahan seperti penjelasan di atas memang masih terjadi. Sarana dan
prasarana di sekolah tersebut layak jika digunakan untuk kegiatan belajar-
mengajar, namun tetap terdapat kekurangan jika digunakan untuk kegiatan praktik
siswa. Di sekolah tersebut tidak terdapat laboratorium atau alat peraga yang layak
untuk pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.
Kepentingan akan alat peraga disebabkan karena cara berpikir siswa
sekolah dasar yang masih bersifat konkret. Dengan alat peraga siswa dapat
langsung berhadapan dengan masalah yang nyata, lalu dengan menggunakan
kemampuan dan ketrampilannya, siswa mengolah informasi dan menemukan
pemecahannya. Dengan demikian transfer belajar telah dilaksanakan
(Nur/Wikandari, 1999 : 32).
Rumusan penyelesaian yang sesuai dengan kondisi di atas adalah
bagaimana caranya agar siswa dan guru bersama-sama tertarik dan berperan
dalam proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran matematika. Siswa
menjadi tertarik mengikuti pelajaran dan guru tertarik untuk terus mengajar dan
senantiasa berusaha meningkatkan kualitas mengajarnya. Untuk itulah kemudian
dicari sebuah media pembelajaran yang dapat menjangkau siswa dan gurunya.
2
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 3/17
Dalam hal ini media pembelajaran yang dibutuhkan juga harus sudah familier di
masyarakat, khususnya dikalangan siswa dan guru.
Visual Compact Disc (VCD) adalah sebuah alat yang sudah familier di
masyarakat umum. Sebagian besar masyarakat bahkan sudah memiliki playernya.
Sebagai sebuah media, VCD sudah memenuhi persyaratan untuk dijadikan media
pembelajaran. Dengan media VCD, siswa akan merasa nyaman ketika
memperoleh mata pelajaran matematika. Setelah itu tentunya siswa akan menjadi
tertarik sehingga secara perlahan perasaan takut terhadap mata pelajaran
matematika akan luntur dan akhirnya hilang. Selain itu dengan media VCD siswa
diharapkan akan menjadi lebih mudah mengerti mata pelajaran matematika.
Menurut Piaget (Tim MKPBM, 2001) siswa sekolah dasar masih pada tahapoperasi konkret. Mereka masih memerlukan visualisasi untuk mengerti sebuah
konsep dalam matematika. Dengan VCD inilah maka siswa diharapkan akan
menjadi lebih memahami mata pelajaran matematika secara mandiri.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka diperlukan sebuah penelitian yang
menyelidiki mengenai tingkat keberhasilan siswa sekolah dasar dalam memahami
materi dengan menggunakan media VCD.
B. RUMUSAN MASALAH
Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana bentuk pelajaran pengukuran luas, keliling dan berat, serta
pengukuran waktu yang dikembangkan dengan komputer, dalam bentuk
Visual Compact Disc (VCD) ?
2. Apakah hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dengan
memanfaatkan VCD dalam tugas terstruktur lebih baik dibanding tugas
terstruktur menggunakan LKS buatan peneliti dan tugas terstruktur
menggunakan buku paket?
C. LANDASAN TEORI
1. BELAJAR
3
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 4/17
Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan
dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan
potensi-potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Winkel dalam Darsono (Darsono, 2000 : 4) menyatakan belajar
adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.
Belajar akan mengubah perilaku mental siswa yang belajar
(Dimyati/Mudjiono, 2002 : 5). Perubahan itu bisa terjadi dengan sengaja bisa
juga tidak sengaja, bisa lebih baik juga bisa lebih buruk. Agar belajar dapat berkualitas dengan baik, perubahan itu harus dilahirkan oleh pengalaman dan
oleh interaksi antara orang dengan lingkungannya.
Prestasi belajar adalah hasil belajar seseorang yang dicapai dengan
kemampuan maksimal yang akhirnya mangalami perubahan tingkah laku
secara tetap baik kognitif, afektif dan psikomotorik.
Usaha-usaha yang perlu dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas serta kelebihan-
kelebihan yang ada baik di lingkungan sekolah antara lain :
Meningkatkan ketrampilan guru atau siswa dalam menggunakan
alat bantu ajar.
Meningkatkan ketrampilan guru dalam menggunakan metode yang
tepat.
Memanfaatan alat atau bahan yang tersedia dan mudah didapat
sebagai sumber belajar.
Selain itu, untuk menghadapi dan menyikapi kurikulum yang
berbasis kompetensi diperlukan kemampuan yang kompeten baik dari siswa
maupun guru dalam menghadapi dunia global.
2. MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
4
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 5/17
Salah satu usaha untuk memberikan variasi dalam hal pembelajaran
matematika adalah dengan menggunakan media pembelajaran matematika.
Ada perbedaan mendasar dari istilah alat peraga matematika dengan media
pembelajaran secara umum. Media pembelajaran adalah sarana dan prasarana
yang dapat berupa software atau hardware yang digunakan untuk membantu
proses belajar-mengajar. Hardware yang dimaksud antara lain : OHP, radio,
tape, recorder, TV, slide, proyektor, dan film. Sedangkan software yang
dimaksud adalah informasi atau cerita yang terdapat dalam film dan bahan
pelajaran yang terdapat dalam slide.
Terdapat beberapa pendapat mengenai media dalam arti umum :
a. Menurut Santoso S. Hamidjojo, media adalah semua bentuk perantarayang dipakai orang penyebar idea, sehingga gagasannya sampai pada
penerima.
b. Menurut Blake dan Horalsen, media adalah saluran komunikasi atau
perantara yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan sesuatu
pesan, dimana perantara ini merupakan jalan atau alat untuk lalu lintas
suatu pesan antara komunikator dengan komunikan.
Sedangkan alat peraga matematika didefinisikan sebagai suatu alat
yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang
telah dituangkan dalam Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) mata
pelajaran matematika dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan
belajar mengajar (Darhim, 1994 : 5).
Secara sederhana perbedaan antara alat peraga dengan media dapat
dijelaskan dengan contoh singkat berikut : OHP dapat digunakan sebagai
media untuk menjelaskan sebuah materi, namun OHP dapat juga sebagai alat
peraga bangun ruang balok. Pada waktu digunakan menjelaskan materi, OHP
disebut media pembelajaran, namun ketika siswa diberi contoh tentang salah
satu bentuk balok, maka OHP disebut alat peraga.
Alat peraga memiliki beberapa nilai praktis diantaranya :
5
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 6/17
a. Alat peraga dapat mengatasi perbedaan pengalaman siswa
b. Alat peraga dapat membangkitkan semangat belajar yang baru dan
membangkitkan motivasi serta merangsang kegiatan siswa dalam belajar
c. Alat peraga dapat mempengaruhi abstraksi
d. Alat peraga dapat memperkenalkan, memperbaiki, meningkatkan, dan
memperjelas pengertian konsep dan fakta
Darhim menjelaskan bahwa alat peraga menjembatani berpikir
abstrak. Artinya alat peraga membantu siswa sekolah dasar untuk menemukan
bentuk abstrak dari permasalahan konkretnya. Permasalahan di atas dapat
diumpamakan sebagai garam dalam makanan. Garam bukanlah tujuan utama
dalam kegiatan makan. Akan tetapi tanpa garam, makanan yang kita makanterasa kurang sedap dan kurang menyelerakan. Jika siswa diumpamakan
sebagai orang yang memakan makanan, maka ketrampilan juru masak dalam
mengolah pun tetap penting. Jadi peran guru tetap yang utama.
Dari uraian di atas dapat dituliskan tiga komponen pokok agar
pemakaian alat peraga dapat dirasakan oleh siswa, yaitu : (1) kesanggupan
guru menyajikan, (2) minat belajar siswa, dan (3) sifat bahan yang akan
diajarkan.
Dalam penelitian ini media pembelajaran yang digunakan
difokuskan pada media audio visual. Media audio visual sudah memiliki strata
yang cukup tinggi di dalam piramida Dale, yaitu menempati kedudukan
dalam tingkatan “MENGAMATI”. Namun, hal ini belumlah cukup untuk
dapat menerima kemampuan dan mengerti hal-hal yang bersifat verbal dan
abstrak (Darhim, 1994 : 11)
3. METODE PEMBERIAN TUGAS
Menurut Tabrani Rusyan (Rusyan, 1992 : 71), langkah-langkah yang
harus ditempuh apabila akan menggunakan metode pemberian tugas adalah
sebagai berikut:
a. Guru memberi tugas kepada siswa.
6
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 7/17
b. Siswa mempelajari atau mengerjakan tugas
c. Siswa mempertanggungjawabkan atau melaporkan hasil usahanya dalam
mengerjakan tugas
d. Guru dengan siswa menilai hasil yang telah dicapai
e. Siswa dengan guru mengecek kebenaran atau kesalahan tertentu (dari
sumber asli) atau mengulangi pelajaran
Menurut Tabrani Rusyan (Rusyan, 1992 : 74) ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh guru dalam memberikan tugas kepada siswa antara lain:
a. Tugas harus jelas
b. Cara mengerjakan tugas harus jelas
c. Sumber yang digunakan siswa dalam mengerjakan tugas harusdikemukakan
d. Bentuk pertanggungjawaban atau laporan dibuat dan cara
mempertanggungjawabkan
e. Hasil pekerjaan harus diperiksa atau dinilai serta dikoreksi (apabila ada
yang salah)
Kelebihan metode pemberian tugas anrata lain siswa mengalami dan
mendalami sendiri pengetahuan yang didapatkannya, sehingga pengetahuan
itu akan tinggal lama dalam jiwanya. Apalagi dalam melaksanakan tugas
ditunjang dengan minat dan perhatian siswa serta kejelasan tujuan mereka
bekerja. Dalam hal ini siswa juga mengembangkan daya berfikirnya sendiri,
daya inisiatif, daya kreatif, tanggung jawab dan melatih kemandirian. Namun
ini juga tidak terlepas dari kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan
seperti siswa hanya meniru pekerjaan temannya, bila pengawasan dan
pemantauan guru kurang.
Dalam penelitian ini tugas yang dimaksud adalah tugas terstruktur,
yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman
siswa terhadap materi yang baru saja diajarkan.
Dalam pengertian yang lain disebutkan bahwa tugas terstruktur
adalah cara mengajar yang diberikan oleh guru dengan jalan memberikan
7
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 8/17
tugas khusus untuk mengerjakan sesuatu di luar pelajaran.
Dalam hal ini tugas terstruktur disebut juga Pekerjaan Rumah atau PR
(Alipandie, 1984 : 54).
BAB II
METODE
A. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Dalam penelitian ini peneliti mengadakan penelitian di Kelurahan
Gajahmungkur Kota Semarang. Jadi populasi dalam penelitian ini adalahsiswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Gajahmungkur Kota
Semarang.
2. Sampel
Sesuai dengan populasi yang dipakai dalam penelitian ini, maka sampel
yang digunakan pun siswa Sekolah Dasar Negeri kelas V di Kecamatan
Gajahmungkur Kota Semarang. Dan setelah diadakan sampling,
terpilihlah SD Negeri Petompon 5, 6, dan 7. Jadi sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Petompon
5, 6, dan 7 sebanyak 110 siswa.
3. Teknik Sampling
Penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling . Penggunaan
metode ini disebabkan pertimbangan efektifitas dan efisiensi biaya dan
waktu serta pertimbangan dari ahli.
B. VARIABEL PENELITIAN
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.
Variabel tersebut dirinci yaitu, hasil belajar siswa yang diberi tugas terstruktur
menggunakan VCD, hasil belajar siswa yang diberi tugas menggunakan LKS
8
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 9/17
buatan peneliti dan hasil belajar siswa yang diberi tugas menggunakan buku
paket.
C. DATA DAN METODE PENGUMPULAN DATA
1. Data
Data dalam penelitian ini adalah hasil tes siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri Petompon 5, 6 dan 7 Semarang
2. Metode Pengumpulan data
Tes dilakukan untuk memperoleh data setelah eksperimen diadakan. Tesini digunakan sebagai cara memperoleh data kuantitatif yang selanjutnya
diolah untuk menguji hipotesis. Pengambilan data tes dilaksanakan
melalui dua tahap :
- Tahap Eksperimen
- Tahap Tes
-
D. ANALISIS DATA
Untuk mendapatkan asumsi bahwa sampel/data berangkat dari kondisi yang
sama digunakan uji homogenitas dari ketiga kelompok, dengan menggunakan
uji Barlett. Sampel diberikan perlakuan dengan pemberian VCD, LKS dan
tugas dengan buku paket setelah sampel dinyatakan homogen.
Prosedur penelitian awal ini adalah sebagai berikut :
H0 : σ 1,2 = σ 1,3 = σ 2,3
H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku, dengan
( )( )∑
∑−
−=
1
.1 22
i
ii
n
sn s , ( )∑ −= 1log 2
inS B
Keterangan :
s2 : varians dari semua sampel
9
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 10/17
si2 : varians data ke-i
ni : banyaknya data ke-I
kemudian digunakan rumus chi-kuadrat
( )[ ]∑ −−= 22 log110lnii
sn B χ
Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika
χ 2 ≥ χ 2(1-α )(k-1)
(Sudjana, 1992 : 263)
Selanjutnya, data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisis dengan
Analisis Varians (ANAVA). Sebagai syarat melakukan ANAVA maka perlu
diujikan beberapa uji seperti berikut ini :
1.1 Uji Normalitas Sampel
Uji normalitas sampel dalam penelitian ini menggunakan tes
Kolmogorov-Smirnov dalam SPSS. Sample dinyatakan normal jika
hasil tes dalam SPSS menyatakan bahwa sample berdistribusi normal.
Jika uji normalitas sampel dengan tes KS dalam SPSS menyatakan
bahwa sampel tidak normal, maka digunakan klaim kenormalan oleh
George E.P Box dan Gwilym M. Jenkins. Box dan Jenkins
mengemukakan bahwa untuk sampel dengan N sebanyak lebih dari 50
( N ≥ 50) maka sampel tersebut berdistribusi normal. (Box/Jenkins,
1970)
1.2 Uji Homogenitas
Untuk menentukan rumus yang dipakai dalam uji lanjut, diperlukan uji
homogenitas dari ketiga kelompok, dengan menggunakan uji Barlett :
H0 : σ 1,2 = σ 1,3 = σ 2,3
H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku, dengan
( )
( )∑∑
−
−=
1
.12
2
i
ii
n
sn s
( )∑ −= 1log 2
inS B
10
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 11/17
(Sudjana,1992:263)
kemudian digunakan rumus chi-kuadrat
( )∑ −−=22
log110lnii
sn B χ
Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika
χ 2 ≥ χ 2(1-α )(k-1)
(Sudjana, 1992 : 263)
Jika H0 diterima maka rumus yang digunakan dalam uji lanjut adalah
rumus t. Jika H0 ditolak maka rumus yang digunakan dalam uji lanjut
adalah rumus t’.
1.3 Pengujian Hipotesis
Untuk pengujian hipotesis digunakan rumus ANAVA sebagai
berikut
Sumber
varians
(SV)
dk JK KT F
Rata-rata 1 R y =in
J
∑
2
R =
1
y R
D
AAntar
Kelompok k – 1 Ay = y
i
i Rn
J −
∑
2
A =)1( −k
A y
Dalam
Kelompok Σ (ni – 1) Dy = Σ Y2 – R y – Ay D =
)1( −Σ i
y
n
D
Total Σ ni Σ Y2 - -
Dengan : J = J1 + J2 + … + Jk. ( Sudjana, 1992 : 305 ).
Keterangan :nK : jumlah subyek dalam kelompok
k : banyaknya kelompok
N : jumlah subyek seluruhnya
11
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 12/17
kemudian dihitung F0 = D
Adengan dbF = dbd.
Uji ini berdasarkan analisis varians dengan kriteria pengujian adalah
tolak H0 jika F0 ≥ Ft,(p), dengan p taraf kepercayaan. Apabila harga F0
signifikan maka pekerjaan dilanjutkan dengan pengujian lanjutan,
yaitu uji t.
Dengan H0 : 21 µ µ =
H1 : 21 µ µ >
Rumus t yang digunakan adalah :
2)n(ndk dengan,
n1
n1s
t 21
21
21 −+=
+
−=
x x
( ) ( )
2nn
s1ns1nS
21
2
22
2
112
−+
−+−=
(Sudjana, 1992 :239)
Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika
( ) ( )( )2nn, -1 21tt −+α<
dengan 0,05 taraf kepercayaan.
Jika varians tidak homogen maka rumus t yang digunakan adalah :
nn
ss
t'
2
2
2
1
2
1
21
s
x x
+
−=
Kriteria pengujian adalah H0 ditolak apabila :
( ) ( )
21
2211
w
twtw'
wt
++
≥
12
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 13/17
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. UJI NORMALITAS
Kenormalan sample ditentukan dengan uji Kolmogorov-Smirnovdalam SPSS. Dari perhitungan SPSS diperoleh hasil ZKS = 3,384, dan SPSS
menyatakan bahwa sampel berdistribusi normal.
Dengan berpedoman pada hasil tes KS, maka untuk menunjukkan
kenormalan sampel tidak perlu digunakan klaim Box dan Jenkins
(Box/Jenkins). Sehingga, kesimpulan yang diambil dari analisis sampel,
berlaku pula untuk populasinya.
B. UJI HOMOGENITAS
Setelah diberi perlakuan, sampel akan dianalisis menggunakan
ANAVA. Dan untuk melakukan uji lanjut, maka diperlukan uji homogenitas
untuk menentukan rumus yang dipakai.
Dari perhitungan uji Bartlett, dihasilkan χ 2hitung adalah sebesar 2,59.
Dengan mengambil α sebesar 0,05, χ 2tabel adalah 5.99.
Dengan hasil perhitungan ini berarti rumus yang dipakai dalam uji
lanjut adalah rumus t.
C. UJI HIPOTESIS
13
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 14/17
Setelah diketahui bahwa ketiga kelompok berdistribuasi normal dan
mempunyai varians yang homogen, maka dapat dilakukan uji lanjut dengan
menganalisis variansnya (ANAVA).
Dengan kondisi sampel, maka dilakukan ANAVA satu arah untuk
menguji rata-rata kelompok. Dari perhitungan singkat, diperoleh Fhitung sebesar
19,53. Dengan mengambil α sebesar 0,05, Ftabel sebesar 3,07. Jika α
yang diambil sebesar 0,01, Ftabel adalah sebesar 4,78. Dengan hasil perhitungan
tersebut disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil tes
kelas dengan tugas terstruktur menggunakan VCD, kelas dengan tugas
menggunakan LKS dan kelas dengan tugas menggunakan buku paket, secara
mutlak.
D. UJI T
Dari uji hipotesis telah diketahui bahwa ada perbedaan yang
signifikan antara hasil tes kelas dengan VCD, kelas dengan LKS dan kelas
dengan tugas menggunakan buku paket. Untuk mengetahui komparasi dari
ketiga kelas tersebut, maka diadakan uji lanjut, yaitu dengan uji t.
Komparasi antara hasil tes kelas LKS dan dengan tugas menggunakan
buku paket menghasilkan thitung –0,76. Dengan α sebesar 0,05, diperoleh ttabel
sebesar 1,70. Hal ini berarti bahwa rata-rata hasil belajar siswa setelah diberi
tugas terstruktur dengan menggunakan LKS buatan peneliti tidak lebih baik
daripada hasil belajar siswa yang diberi tugas menggunakan buku paket.
Komparasi antara hasil tes kelas VCD dan kelas dengan tugas
menggunakan buku paket menghasilkan thitung 7,76. Dengan α sebesar 0,05,
diperoleh ttabel sebesar 1,70. Hal ini berarti bahwa rata-rata hasil belajar siswa
setelah diberi tugas terstruktur menggunakan VCD lebih baik daripada hasil
belajar siswa yang diberi tugas menggunakan buku paket.
Komparasi antara hasil tes kelas VCD dan kelas LKS menghasilkan
thitung 8,69. Dengan α sebesar 0,05, diperoleh ttabel sebesar 1,70. Hal ini berarti
bahwa rata-rata hasil tes siswa setelah diberi tugas terstruktur menggunakan
14
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 15/17
VCD lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diberi tugas menggunakan
LKS buatan peneliti.
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pembuatan film, disimpulkan bahwa media
pembelajaran matematika yang ada saat ini dapat diwujudkan dengan
menggunakan media VCD yang lebih familier dan lebih mudah digunakan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan
bahwa hasil belajar siswa yang memperoleh tugas terstruktur menggunakan
VCD memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar
siswa yang memperoleh tugas terstruktur menggunakan media LKS dan
siswa yang memperoleh tugas terstruktur menggunakan buku paket.
B. SARAN
Setelah melaksanakan penelitian, baik itu dari penelitian awal,
pelaksanaan penelitian sampai dengan pasca penelitian, penulis merumuskan
beberapa saran-saran untuk kesempurnaan penelitian ini atau barangkali
bahan-bahan yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.
Saran tersebut adalah :
1. Untuk para guru Sekolah Dasar, pemerhati pendidikan
dasar, serta penentu kebijakan pendidikan dasar, bahwa penggunaan
media pembelajaran untuk siswa sekolah dasar cukup penting,
15
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 16/17
mengingat manfaat yang diperoleh dengan adanya peraga, terutama
pelajaran matematika. Jadi penggunaan media pembelajaran tetap
harus dilakukan oleh sekolah dasar di manapun.
2. Untuk tiap-tiap Sekolah Dasar dan Dinas Pendidikan di
semua tingkatan, perlu adanya peningkatan ketrampilan berupa
pelatihan-pelatihan untuk para guru sekolah dasar, dalam rangka
meningkatkan kreativitas guru dalam membuat media pembelajaran
mandiri.
DAFTAR PUSTAKA
Alipandie. 1984. Buku Pedoman Guru Dedaktik Metodik Pendidikan Umum.. Surabaya : Usaha
Nasional.
Box, G.E.P. dan Jenkins, G.M.. 1970. Time Series Analysis (Forecasting and Control). California,
USA : Holden Day.
Darhim. 1994. Work Shop Matematika. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Darsono, M.. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Hidayah, I. dan Sugiman. 1998. Pengembangan Model Pengajaran Matematika SD Bercirikan
Pendayagunaan Alat Peraga. (Laporan Penelitian Dosen Muda Tahap I). Semarang : IKIP
Semarang.
Nur, M. & Wikandari, P.R.. 1999. Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan
Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya : Unesa.
Rusyan, T. 1992. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Erlangga.
Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Sugiarto dan Hidayah, I.. 1999. Implementasi dan Pengembangan Model Pembelajaran
Matematika SD Bercirikan Pendayagunaan Alat Peraga di Kabupaten Semarang.(Penelitian Dosen Muda Tahap II). Semarang : IKIP Semarang.
Supardjo. 2003. Pelajaran Matematika Gemar Berhitung 5A. Solo : Tiga Serangkai.
Team Oxford. 1995. Oxford Advanced Learner’s. England : Oxford Univercity Press.
Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UPI. 2001. Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer. Bandung : JICA.
16
5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 17/17
Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengambangan Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Tim Prestasi. 2003. Matematika Berhitung 5A. Semarang : Aneka Ilmu.
17