artikel hasil penelitian

17
 ARTIKEL HASIL PENELITIAN Oleh: Ardhi Prabowo, NIM. 4101504011 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MAS ALAH Dal am pandang an sis wa sekola h das ar secara umum, mat a pel aja ran matematika adalah mata pelajaran yang susah untuk dimengerti. Indikasi yang  pa lin g mudah dit emu kan adal ah has il bel aja r sis wa yang cender ung kur ang memuaskan. Terutama pada perolehan nilai yang rata-rata berada di bawah mata  pelajaran lain. Hal tersebut dirasakan oleh guru, orang tua dan bahkan oleh siswa itu sendiri. Rendahn ya has il bel aja r si swa lebih ter lih at khus usnya pada poko k  bahasan yang bersifat abstrak sehingga memerlukan visualisasi, yaitu pada pokok  bahasan geomet ri . Se lain it u rendahn ya hasi l belaja r si swa se kol ah dapat ditemukan pula pada pokok bahasan pengukuran luas, keliling dan berat serta  pengukuran waktu. Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar siswa, yan g pal ing uta ma adalah rendahnya min at siswa unt uk mengik uti pel aja ran denga n baik dan bersungguh-s unggu h. Fa kt or yang la in adalah kurang nya motivasi siswa dalam belajar, sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar siswa, serta kurang menariknya guru dalam melakukan tugas mengajar. Selain itu lingkungan serta sarana dan prasara pendukung juga ikut berpengaruh terhadap rendahnya hasil belajar siswa. Penelitian Hidayah/Sugiman (1998 : 32) dan Sugiarto/Hidayah (1999 : 4) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa sekolah dapat di la kuk an denga n beberapa hal. Dalam kesi mpulan pen el it ia nny a

Transcript of artikel hasil penelitian

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 1/17

ARTIKEL HASIL PENELITIANOleh: Ardhi Prabowo, NIM. 4101504011

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam pandangan siswa sekolah dasar secara umum, mata pelajaran

matematika adalah mata pelajaran yang susah untuk dimengerti. Indikasi yang

  paling mudah ditemukan adalah hasil belajar siswa yang cenderung kurang

memuaskan. Terutama pada perolehan nilai yang rata-rata berada di bawah mata

 pelajaran lain. Hal tersebut dirasakan oleh guru, orang tua dan bahkan oleh siswa

itu sendiri.

Rendahnya hasil belajar siswa lebih terlihat khususnya pada pokok 

 bahasan yang bersifat abstrak sehingga memerlukan visualisasi, yaitu pada pokok 

  bahasan geometri. Selain itu rendahnya hasil belajar siswa sekolah dapat

ditemukan pula pada pokok bahasan pengukuran luas, keliling dan berat serta pengukuran waktu.

Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar siswa,

yang paling utama adalah rendahnya minat siswa untuk mengikuti pelajaran

dengan baik dan bersungguh-sungguh. Faktor yang lain adalah kurangnya

motivasi siswa dalam belajar, sehingga menyebabkan rendahnya minat belajar 

siswa, serta kurang menariknya guru dalam melakukan tugas mengajar. Selain itu

lingkungan serta sarana dan prasara pendukung juga ikut berpengaruh terhadap

rendahnya hasil belajar siswa.

Penelitian Hidayah/Sugiman (1998 : 32) dan Sugiarto/Hidayah (1999 : 4)

mengemukakan bahwa untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa sekolah

dapat dilakukan dengan beberapa hal. Dalam kesimpulan penelitiannya

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 2/17

dikemukakan bahwa pendayagunaan alat peraga sebagai alat bantu ajar dalam

 pembelajaran matematika membuat pembelajaran lebih bermakna dan siswa aktif.

Harapannya, dengan bantuan alat peraga ini, rendahnya hasil belajar siswa dapat

diatasi secara perlahan dan siswa dapat menjadi aktif.

Berbagai cara sudah diusahakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

Antara lain, pemberian pelatihan mengajar untuk para guru dan pemberian hadiah

 bagi siswa berprestasi. Tujuannya agar siswa dan guru sama-sama tertarik dan

 berperan dalam proses pembelajaran dalam kelas. Bahkan pemerintah pun sudah

 berusaha dengan cara memberi subsidi dana pendidikan untuk peningkatan sarana

dan prasarana sekolah. Akan tetapi hasil yang diperoleh belum sesuai dengan apa

yang diharapkan.Demikianlah kondisi yang dapat ditemukan di beberapa sekolah dasar di

Kota Semarang. Dalam pengamatan penulis di SD Petompon 5, 6, 7 Semarang,

  permasalahan seperti penjelasan di atas memang masih terjadi. Sarana dan

  prasarana di sekolah tersebut layak jika digunakan untuk kegiatan belajar-

mengajar, namun tetap terdapat kekurangan jika digunakan untuk kegiatan praktik 

siswa. Di sekolah tersebut tidak terdapat laboratorium atau alat peraga yang layak 

untuk pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar.

Kepentingan akan alat peraga disebabkan karena cara berpikir siswa

sekolah dasar yang masih bersifat konkret. Dengan alat peraga siswa dapat

langsung berhadapan dengan masalah yang nyata, lalu dengan menggunakan

kemampuan dan ketrampilannya, siswa mengolah informasi dan menemukan

  pemecahannya. Dengan demikian transfer belajar telah dilaksanakan

(Nur/Wikandari, 1999 : 32).

Rumusan penyelesaian yang sesuai dengan kondisi di atas adalah

 bagaimana caranya agar siswa dan guru bersama-sama tertarik dan berperan

dalam proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran matematika. Siswa

menjadi tertarik mengikuti pelajaran dan guru tertarik untuk terus mengajar dan

senantiasa berusaha meningkatkan kualitas mengajarnya. Untuk itulah kemudian

dicari sebuah media pembelajaran yang dapat menjangkau siswa dan gurunya.

2

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 3/17

Dalam hal ini media pembelajaran yang dibutuhkan juga harus sudah familier di

masyarakat, khususnya dikalangan siswa dan guru.

Visual Compact Disc (VCD) adalah sebuah alat yang sudah familier di

masyarakat umum. Sebagian besar masyarakat bahkan sudah memiliki playernya.

Sebagai sebuah media, VCD sudah memenuhi persyaratan untuk dijadikan media

  pembelajaran. Dengan media VCD, siswa akan merasa nyaman ketika

memperoleh mata pelajaran matematika. Setelah itu tentunya siswa akan menjadi

tertarik sehingga secara perlahan perasaan takut terhadap mata pelajaran

matematika akan luntur dan akhirnya hilang. Selain itu dengan media VCD siswa

diharapkan akan menjadi lebih mudah mengerti mata pelajaran matematika.

Menurut Piaget (Tim MKPBM, 2001) siswa sekolah dasar masih pada tahapoperasi konkret. Mereka masih memerlukan visualisasi untuk mengerti sebuah

konsep dalam matematika. Dengan VCD inilah maka siswa diharapkan akan

menjadi lebih memahami mata pelajaran matematika secara mandiri.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka diperlukan sebuah penelitian yang

menyelidiki mengenai tingkat keberhasilan siswa sekolah dasar dalam memahami

materi dengan menggunakan media VCD.

B. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana bentuk pelajaran pengukuran luas, keliling dan berat, serta

  pengukuran waktu yang dikembangkan dengan komputer, dalam bentuk 

Visual Compact Disc (VCD) ?

2. Apakah hasil belajar siswa pada pelajaran matematika dengan

memanfaatkan VCD dalam tugas terstruktur lebih baik dibanding tugas

terstruktur menggunakan LKS buatan peneliti dan tugas terstruktur 

menggunakan buku paket?

C. LANDASAN TEORI

1. BELAJAR 

3

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 4/17

Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan

dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan

 potensi-potensi yang dimilikinya. Tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.

Winkel dalam Darsono (Darsono, 2000 : 4) menyatakan belajar 

adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif 

dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan,

 pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap.

Belajar akan mengubah perilaku mental siswa yang belajar 

(Dimyati/Mudjiono, 2002 : 5). Perubahan itu bisa terjadi dengan sengaja bisa

 juga tidak sengaja, bisa lebih baik juga bisa lebih buruk. Agar belajar dapat berkualitas dengan baik, perubahan itu harus dilahirkan oleh pengalaman dan

oleh interaksi antara orang dengan lingkungannya.

Prestasi belajar adalah hasil belajar seseorang yang dicapai dengan

kemampuan maksimal yang akhirnya mangalami perubahan tingkah laku

secara tetap baik kognitif, afektif dan psikomotorik.

Usaha-usaha yang perlu dilakukan oleh guru untuk meningkatkan

 prestasi belajar siswa dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas serta kelebihan-

kelebihan yang ada baik di lingkungan sekolah antara lain :

Meningkatkan ketrampilan guru atau siswa dalam menggunakan

alat bantu ajar.

Meningkatkan ketrampilan guru dalam menggunakan metode yang

tepat.

Memanfaatan alat atau bahan yang tersedia dan mudah didapat

sebagai sumber belajar.

Selain itu, untuk menghadapi dan menyikapi kurikulum yang

 berbasis kompetensi diperlukan kemampuan yang kompeten baik dari siswa

maupun guru dalam menghadapi dunia global.

2. MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

4

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 5/17

Salah satu usaha untuk memberikan variasi dalam hal pembelajaran

matematika adalah dengan menggunakan media pembelajaran matematika.

Ada perbedaan mendasar dari istilah alat peraga matematika dengan media

 pembelajaran secara umum. Media pembelajaran adalah sarana dan prasarana

yang dapat berupa software atau hardware yang digunakan untuk membantu

 proses belajar-mengajar. Hardware yang dimaksud antara lain : OHP, radio,

tape, recorder, TV, slide, proyektor, dan film. Sedangkan software yang

dimaksud adalah informasi atau cerita yang terdapat dalam film dan bahan

 pelajaran yang terdapat dalam slide.

Terdapat beberapa pendapat mengenai media dalam arti umum :

a. Menurut Santoso S. Hamidjojo, media adalah semua bentuk perantarayang dipakai orang penyebar idea, sehingga gagasannya sampai pada

 penerima.

  b. Menurut Blake dan Horalsen, media adalah saluran komunikasi atau

 perantara yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan sesuatu

 pesan, dimana perantara ini merupakan jalan atau alat untuk lalu lintas

suatu pesan antara komunikator dengan komunikan.

Sedangkan alat peraga matematika didefinisikan sebagai suatu alat

yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang

telah dituangkan dalam Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) mata

  pelajaran matematika dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan

 belajar mengajar (Darhim, 1994 : 5).

Secara sederhana perbedaan antara alat peraga dengan media dapat

dijelaskan dengan contoh singkat berikut : OHP dapat digunakan sebagai

media untuk menjelaskan sebuah materi, namun OHP dapat juga sebagai alat

peraga bangun ruang balok. Pada waktu digunakan menjelaskan materi, OHP

disebut media pembelajaran, namun ketika siswa diberi contoh tentang salah

satu bentuk balok, maka OHP disebut alat peraga.

Alat peraga memiliki beberapa nilai praktis diantaranya :

5

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 6/17

a. Alat peraga dapat mengatasi perbedaan pengalaman siswa

  b. Alat peraga dapat membangkitkan semangat belajar yang baru dan

membangkitkan motivasi serta merangsang kegiatan siswa dalam belajar 

c. Alat peraga dapat mempengaruhi abstraksi

d. Alat peraga dapat memperkenalkan, memperbaiki, meningkatkan, dan

memperjelas pengertian konsep dan fakta

Darhim menjelaskan bahwa alat peraga menjembatani berpikir 

abstrak. Artinya alat peraga membantu siswa sekolah dasar untuk menemukan

  bentuk abstrak dari permasalahan konkretnya. Permasalahan di atas dapat

diumpamakan sebagai garam dalam makanan. Garam bukanlah tujuan utama

dalam kegiatan makan. Akan tetapi tanpa garam, makanan yang kita makanterasa kurang sedap dan kurang menyelerakan. Jika siswa diumpamakan

sebagai orang yang memakan makanan, maka ketrampilan juru masak dalam

mengolah pun tetap penting. Jadi peran guru tetap yang utama.

Dari uraian di atas dapat dituliskan tiga komponen pokok agar 

 pemakaian alat peraga dapat dirasakan oleh siswa, yaitu : (1) kesanggupan

guru menyajikan, (2) minat belajar siswa, dan (3) sifat bahan yang akan

diajarkan.

Dalam penelitian ini media pembelajaran yang digunakan

difokuskan pada media audio visual. Media audio visual sudah memiliki strata

yang cukup tinggi di dalam piramida  Dale, yaitu menempati kedudukan

dalam tingkatan “MENGAMATI”. Namun, hal ini belumlah cukup untuk 

dapat menerima kemampuan dan mengerti hal-hal yang bersifat verbal dan

abstrak (Darhim, 1994 : 11)

3. METODE PEMBERIAN TUGAS

Menurut Tabrani Rusyan (Rusyan, 1992 : 71), langkah-langkah yang

harus ditempuh apabila akan menggunakan metode pemberian tugas adalah

sebagai berikut:

a. Guru memberi tugas kepada siswa.

6

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 7/17

 b. Siswa mempelajari atau mengerjakan tugas

c. Siswa mempertanggungjawabkan atau melaporkan hasil usahanya dalam

mengerjakan tugas

d. Guru dengan siswa menilai hasil yang telah dicapai

e. Siswa dengan guru mengecek kebenaran atau kesalahan tertentu (dari

sumber asli) atau mengulangi pelajaran

Menurut Tabrani Rusyan (Rusyan, 1992 : 74) ada beberapa hal yang harus

diperhatikan oleh guru dalam memberikan tugas kepada siswa antara lain:

a. Tugas harus jelas

 b. Cara mengerjakan tugas harus jelas

c. Sumber yang digunakan siswa dalam mengerjakan tugas harusdikemukakan

d. Bentuk pertanggungjawaban atau laporan dibuat dan cara

mempertanggungjawabkan

e. Hasil pekerjaan harus diperiksa atau dinilai serta dikoreksi (apabila ada

yang salah)

Kelebihan metode pemberian tugas anrata lain siswa mengalami dan

mendalami sendiri pengetahuan yang didapatkannya, sehingga pengetahuan

itu akan tinggal lama dalam jiwanya. Apalagi dalam melaksanakan tugas

ditunjang dengan minat dan perhatian siswa serta kejelasan tujuan mereka

 bekerja. Dalam hal ini siswa juga mengembangkan daya berfikirnya sendiri,

daya inisiatif, daya kreatif, tanggung jawab dan melatih kemandirian. Namun

ini juga tidak terlepas dari kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan

seperti siswa hanya meniru pekerjaan temannya, bila pengawasan dan

 pemantauan guru kurang.

Dalam penelitian ini tugas yang dimaksud adalah tugas terstruktur,

yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman

siswa terhadap materi yang baru saja diajarkan.

Dalam pengertian yang lain disebutkan bahwa tugas terstruktur 

adalah cara mengajar yang diberikan oleh guru dengan jalan memberikan

7

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 8/17

tugas khusus untuk mengerjakan sesuatu di luar pelajaran.

Dalam hal ini tugas terstruktur disebut juga Pekerjaan Rumah atau PR 

(Alipandie, 1984 : 54).

BAB II

METODE

A. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Dalam penelitian ini peneliti mengadakan penelitian di Kelurahan

Gajahmungkur Kota Semarang. Jadi populasi dalam penelitian ini adalahsiswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Kecamatan Gajahmungkur Kota

Semarang.

2. Sampel

Sesuai dengan populasi yang dipakai dalam penelitian ini, maka sampel

yang digunakan pun siswa Sekolah Dasar Negeri kelas V di Kecamatan

Gajahmungkur Kota Semarang. Dan setelah diadakan sampling,

terpilihlah SD Negeri Petompon 5, 6, dan 7. Jadi sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Petompon

5, 6, dan 7 sebanyak 110 siswa.

3. Teknik Sampling

Penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling . Penggunaan

metode ini disebabkan pertimbangan efektifitas dan efisiensi biaya dan

waktu serta pertimbangan dari ahli.

B. VARIABEL PENELITIAN

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

Variabel tersebut dirinci yaitu, hasil belajar siswa yang diberi tugas terstruktur 

menggunakan VCD, hasil belajar siswa yang diberi tugas menggunakan LKS

8

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 9/17

 buatan peneliti dan hasil belajar siswa yang diberi tugas menggunakan buku

 paket.

C. DATA DAN METODE PENGUMPULAN DATA

1. Data

Data dalam penelitian ini adalah hasil tes siswa kelas V Sekolah Dasar 

 Negeri Petompon 5, 6 dan 7 Semarang

2. Metode Pengumpulan data

Tes dilakukan untuk memperoleh data setelah eksperimen diadakan. Tesini digunakan sebagai cara memperoleh data kuantitatif yang selanjutnya

diolah untuk menguji hipotesis. Pengambilan data tes dilaksanakan

melalui dua tahap :

- Tahap Eksperimen

- Tahap Tes

-

D. ANALISIS DATA

Untuk mendapatkan asumsi bahwa sampel/data berangkat dari kondisi yang

sama digunakan uji homogenitas dari ketiga kelompok, dengan menggunakan

uji Barlett. Sampel diberikan perlakuan dengan pemberian VCD, LKS dan

tugas dengan buku paket setelah sampel dinyatakan homogen.

Prosedur penelitian awal ini adalah sebagai berikut :

H0 : σ 1,2 = σ 1,3 = σ 2,3

H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku, dengan

( )( )∑

∑−

−=

1

.1 22

i

ii

n

 sn s , ( )∑ −= 1log 2

inS  B

Keterangan :

s2 : varians dari semua sampel

9

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 10/17

si2 : varians data ke-i

ni : banyaknya data ke-I

kemudian digunakan rumus chi-kuadrat

( )[ ]∑ −−= 22 log110lnii

sn B χ 

Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika

χ 2 ≥  χ 2(1-α )(k-1) 

(Sudjana, 1992 : 263)

 

Selanjutnya, data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisis dengan

Analisis Varians (ANAVA). Sebagai syarat melakukan ANAVA maka perlu

diujikan beberapa uji seperti berikut ini :

1.1 Uji Normalitas Sampel

Uji normalitas sampel dalam penelitian ini menggunakan tes

Kolmogorov-Smirnov dalam SPSS. Sample dinyatakan normal jika

hasil tes dalam SPSS menyatakan bahwa sample berdistribusi normal.

Jika uji normalitas sampel dengan tes KS dalam SPSS menyatakan

 bahwa sampel tidak normal, maka digunakan klaim kenormalan oleh

George E.P Box dan Gwilym M. Jenkins. Box dan Jenkins

mengemukakan bahwa untuk sampel dengan N sebanyak lebih dari 50

( N  ≥  50) maka sampel tersebut berdistribusi normal. (Box/Jenkins,

1970)

1.2 Uji Homogenitas

Untuk menentukan rumus yang dipakai dalam uji lanjut, diperlukan uji

homogenitas dari ketiga kelompok, dengan menggunakan uji Barlett :

H0 : σ 1,2 = σ 1,3 = σ 2,3

H1 : paling sedikit satu tanda sama dengan tidak berlaku, dengan

( )

( )∑∑

−=

1

.12

2

i

ii

n

 sn s

( )∑ −= 1log 2

inS  B

10

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 11/17

(Sudjana,1992:263)

kemudian digunakan rumus chi-kuadrat

( )∑ −−=22

log110lnii

sn B χ 

Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika

χ 2 ≥  χ 2(1-α )(k-1) 

(Sudjana, 1992 : 263)

Jika H0 diterima maka rumus yang digunakan dalam uji lanjut adalah

rumus t. Jika H0 ditolak maka rumus yang digunakan dalam uji lanjut

adalah rumus t’.

1.3 Pengujian Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis digunakan rumus ANAVA sebagai

 berikut

Sumber 

varians

(SV)

dk JK KT F

Rata-rata 1 R  y =in

 J 

2

R =

1

 y R

 D

 AAntar 

Kelompok k – 1 Ay =  y

i

i  Rn

 J − 

  

  

 ∑

2

A =)1( −k 

 A y

Dalam

Kelompok Σ (ni – 1) Dy = Σ Y2 – R y – Ay D =

)1( −Σ i

 y

n

 D

Total Σ ni Σ Y2 - -

Dengan : J = J1 + J2 + … + Jk. ( Sudjana, 1992 : 305 ).

Keterangan :nK : jumlah subyek dalam kelompok 

k : banyaknya kelompok  

 N : jumlah subyek seluruhnya

11

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 12/17

kemudian dihitung F0 = D

 Adengan dbF = dbd.

Uji ini berdasarkan analisis varians dengan kriteria pengujian adalah

tolak H0 jika F0 ≥ Ft,(p), dengan p taraf kepercayaan. Apabila harga F0

signifikan maka pekerjaan dilanjutkan dengan pengujian lanjutan,

yaitu uji t.

Dengan H0 : 21 µ  µ  =

H1 : 21 µ  µ  >

Rumus t yang digunakan adalah :

2)n(ndk dengan, 

n1

n1s

t 21

21

21 −+=

+

−=

x x

( ) ( )

2nn

s1ns1nS

21

2

22

2

112

−+

−+−=

(Sudjana, 1992 :239)

Kriteria pengujian adalah tolak H0 jika

( ) ( )( )2nn, -1 21tt −+α<

dengan 0,05 taraf kepercayaan.

Jika varians tidak homogen maka rumus t yang digunakan adalah :

 

nn

ss

t'

2

2

2

1

2

1

21

 s

 x x

+

−=

Kriteria pengujian adalah H0 ditolak apabila :

( ) ( )

21

2211

w

twtw'

wt 

++

12

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 13/17

BAB III

HASIL PENELITIAN

A. UJI NORMALITAS

Kenormalan sample ditentukan dengan uji Kolmogorov-Smirnovdalam SPSS. Dari perhitungan SPSS diperoleh hasil ZKS = 3,384, dan SPSS

menyatakan bahwa sampel berdistribusi normal.

Dengan berpedoman pada hasil tes KS, maka untuk menunjukkan

kenormalan sampel tidak perlu digunakan klaim Box dan Jenkins

(Box/Jenkins). Sehingga, kesimpulan yang diambil dari analisis sampel,

 berlaku pula untuk populasinya.

B. UJI HOMOGENITAS

Setelah diberi perlakuan, sampel akan dianalisis menggunakan

ANAVA. Dan untuk melakukan uji lanjut, maka diperlukan uji homogenitas

untuk menentukan rumus yang dipakai.

Dari perhitungan uji Bartlett, dihasilkan χ 2hitung adalah sebesar 2,59.

Dengan mengambil α sebesar 0,05, χ 2tabel adalah 5.99.

Dengan hasil perhitungan ini berarti rumus yang dipakai dalam uji

lanjut adalah rumus t.

C. UJI HIPOTESIS

13

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 14/17

Setelah diketahui bahwa ketiga kelompok berdistribuasi normal dan

mempunyai varians yang homogen, maka dapat dilakukan uji lanjut dengan

menganalisis variansnya (ANAVA).

Dengan kondisi sampel, maka dilakukan ANAVA satu arah untuk 

menguji rata-rata kelompok. Dari perhitungan singkat, diperoleh Fhitung sebesar 

19,53. Dengan mengambil α sebesar 0,05, Ftabel sebesar 3,07. Jika α  

yang diambil sebesar 0,01, Ftabel adalah sebesar 4,78. Dengan hasil perhitungan

tersebut disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil tes

kelas dengan tugas terstruktur menggunakan VCD, kelas dengan tugas

menggunakan LKS dan kelas dengan tugas menggunakan buku paket, secara

mutlak.

D. UJI T

Dari uji hipotesis telah diketahui bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara hasil tes kelas dengan VCD, kelas dengan LKS dan kelas

dengan tugas menggunakan buku paket. Untuk mengetahui komparasi dari

ketiga kelas tersebut, maka diadakan uji lanjut, yaitu dengan uji t.

Komparasi antara hasil tes kelas LKS dan dengan tugas menggunakan

 buku paket menghasilkan thitung –0,76. Dengan α sebesar 0,05, diperoleh ttabel

sebesar 1,70. Hal ini berarti bahwa rata-rata hasil belajar siswa setelah diberi

tugas terstruktur dengan menggunakan LKS buatan peneliti tidak lebih baik 

daripada hasil belajar siswa yang diberi tugas menggunakan buku paket.

Komparasi antara hasil tes kelas VCD dan kelas dengan tugas

menggunakan buku paket menghasilkan thitung 7,76. Dengan α sebesar 0,05,

diperoleh ttabel sebesar 1,70. Hal ini berarti bahwa rata-rata hasil belajar siswa

setelah diberi tugas terstruktur menggunakan VCD lebih baik daripada hasil

 belajar siswa yang diberi tugas menggunakan buku paket.

Komparasi antara hasil tes kelas VCD dan kelas LKS menghasilkan

thitung 8,69. Dengan α sebesar 0,05, diperoleh ttabel sebesar 1,70. Hal ini berarti

 bahwa rata-rata hasil tes siswa setelah diberi tugas terstruktur menggunakan

14

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 15/17

VCD lebih baik daripada hasil belajar siswa yang diberi tugas menggunakan

LKS buatan peneliti.

BAB IV

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil pembuatan film, disimpulkan bahwa media

  pembelajaran matematika yang ada saat ini dapat diwujudkan dengan

menggunakan media VCD yang lebih familier dan lebih mudah digunakan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan

 bahwa hasil belajar siswa yang memperoleh tugas terstruktur menggunakan

VCD memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar 

siswa yang memperoleh tugas terstruktur menggunakan media LKS dan

siswa yang memperoleh tugas terstruktur menggunakan buku paket.

B. SARAN

Setelah melaksanakan penelitian, baik itu dari penelitian awal,

 pelaksanaan penelitian sampai dengan pasca penelitian, penulis merumuskan

  beberapa saran-saran untuk kesempurnaan penelitian ini atau barangkali

 bahan-bahan yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

Saran tersebut adalah :

1. Untuk para guru Sekolah Dasar, pemerhati pendidikan

dasar, serta penentu kebijakan pendidikan dasar, bahwa penggunaan

media pembelajaran untuk siswa sekolah dasar cukup penting,

15

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 16/17

mengingat manfaat yang diperoleh dengan adanya peraga, terutama

  pelajaran matematika. Jadi penggunaan media pembelajaran tetap

harus dilakukan oleh sekolah dasar di manapun.

2. Untuk tiap-tiap Sekolah Dasar dan Dinas Pendidikan di

semua tingkatan, perlu adanya peningkatan ketrampilan berupa

  pelatihan-pelatihan untuk para guru sekolah dasar, dalam rangka

meningkatkan kreativitas guru dalam membuat media pembelajaran

mandiri.

DAFTAR PUSTAKA

Alipandie. 1984. Buku Pedoman Guru Dedaktik Metodik Pendidikan Umum.. Surabaya : Usaha

 Nasional.

Box, G.E.P. dan Jenkins, G.M.. 1970. Time Series Analysis (Forecasting and Control). California,

USA : Holden Day.

Darhim. 1994. Work Shop Matematika. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Darsono, M.. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang : IKIP Semarang Press.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Hidayah, I. dan Sugiman. 1998. Pengembangan Model Pengajaran Matematika SD Bercirikan

Pendayagunaan Alat Peraga. (Laporan Penelitian Dosen Muda Tahap I). Semarang : IKIP

Semarang.

  Nur, M. & Wikandari, P.R.. 1999. Pengajaran Berpusat Pada Siswa dan Pendekatan

Konstruktivis dalam Pengajaran. Surabaya : Unesa.

Rusyan, T. 1992. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Erlangga.

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiarto dan Hidayah, I.. 1999. Implementasi dan Pengembangan Model Pembelajaran

Matematika SD Bercirikan Pendayagunaan Alat Peraga di Kabupaten Semarang.(Penelitian Dosen Muda Tahap II). Semarang : IKIP Semarang.

Supardjo. 2003. Pelajaran Matematika Gemar Berhitung 5A. Solo : Tiga Serangkai.

Team Oxford. 1995. Oxford Advanced Learner’s. England : Oxford Univercity Press.

Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UPI. 2001. Strategi Pembelajaran

Matematika Kontemporer. Bandung : JICA.

16

5/11/2018 artikel hasil penelitian - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/artikel-hasil-penelitian-55a0d0242fa79 17/17

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengambangan Bahasa. 1997. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Tim Prestasi. 2003. Matematika Berhitung 5A. Semarang : Aneka Ilmu.

17