ARTIKEL Bank Syariah

25
1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN NASABAH UNTUK MENYIMPAN DANA PADA BANK SYARIAH DI KOTA MAKASSAR NASIR Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Ujung Pandang ABSTRAK Penelitian ini menganalisis tentang Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah untuk Menyimpan Dana pada Bank Syariah di Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan model Analisis Jalur (Path Analysis) yang merupakan pengembangan regresi linier berganda. Hasil penelitian secara parsial pada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa hubungan langsung yang signifikan antara faktor syariah, kelas sosial nasabah, kelompok referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi stimuli pemasaran, baik secara parsial maupun secara simultan terhadap proses informasi keputusan nasabah. Selanjutnya, ada pengaruh tidak langsung secara tidak signifikan faktor syariah, kelas sosial nasabah, kelompok referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi stimuli pemasaran terhadap keputusan nasabah melalui variabel proses informasi keputusan nasabah. Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel syariah (X1) memberikan pengaruh langsung yang signifikan terhadap proses informasi keputusan nasabah (X6) dimana signifikansi t mempunyai nilai 0,001 < 0.05. besarnya pengaruh ditunjukkan nilai koefisien jalur atau standardized coeficient beta. Variabel sosial (X2), variabel kelompok referensi (X3), variabel peran dalam keluarga (X4), dan variabel stimuli pemasaran (X5) terhadap proses informasi keputusan nasabah (X6), juga berpengaruh langsung secara siginifikan. Besarnya pengaruh masing-masing variabel tersebut terhadap proses keputusan nasabah (X6), yaitu 0,230 (23%), 0,181 (18%), 0,248 (25%), 0,351 (35%), 0,156 (16%). Nilai F statistik sebesar 39,423 dan signifikan pada taraf nyata 5% karena nilai signifikan F test menunjukkan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa secara simultan, faktor syariah, kelas sosial nasabah, kelompok referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi stimuli pemasaran berpengaruh langsung terhadap proses informasi keputusan nasabah. Secara bersama, kelima variabel tersebut mampu menjelaskan variabel proses informasi keputusan nasabah sebesar 66% (nilai R square). Kata kunci : Analisis jalur, pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung. I. PENDAHULUAN Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Terbukti, krisis 1998 telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena kegagalan sistem bunganya. Berbanding terbalik dengan bank syariah yang justru mampu bertahan dari badai krisis tersebut dan menunjukan kinerja yang meningkat. Hal ini dapat diamati dari perkembangan sistem keuangan syariah

description

ARTIKEL Bank Syariah

Transcript of ARTIKEL Bank Syariah

Page 1: ARTIKEL Bank Syariah

1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

NASABAH UNTUK MENYIMPAN DANA PADA BANK SYARIAH DI

KOTA MAKASSAR

NASIR

Staf Pengajar Jurusan Akuntansi

Politeknik Negeri Ujung Pandang

ABSTRAK

Penelitian ini menganalisis tentang Analisis Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Keputusan Nasabah untuk Menyimpan Dana pada Bank Syariah

di Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan model Analisis Jalur (Path

Analysis) yang merupakan pengembangan regresi linier berganda.

Hasil penelitian secara parsial pada tingkat kepercayaan 95%

menunjukkan bahwa hubungan langsung yang signifikan antara faktor syariah,

kelas sosial nasabah, kelompok referensi, peran dalam keluarga, dan faktor

persepsi stimuli pemasaran, baik secara parsial maupun secara simultan terhadap

proses informasi keputusan nasabah. Selanjutnya, ada pengaruh tidak langsung

secara tidak signifikan faktor syariah, kelas sosial nasabah, kelompok referensi,

peran dalam keluarga, dan faktor persepsi stimuli pemasaran terhadap keputusan

nasabah melalui variabel proses informasi keputusan nasabah.

Hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa variabel syariah

(X1) memberikan pengaruh langsung yang signifikan terhadap proses informasi

keputusan nasabah (X6) dimana signifikansi t mempunyai nilai 0,001 < 0.05.

besarnya pengaruh ditunjukkan nilai koefisien jalur atau standardized

coeficient beta. Variabel sosial (X2), variabel kelompok referensi (X3),

variabel peran dalam keluarga (X4), dan variabel stimuli pemasaran (X5)

terhadap proses informasi keputusan nasabah (X6), juga berpengaruh langsung

secara siginifikan. Besarnya pengaruh masing-masing variabel tersebut

terhadap proses keputusan nasabah (X6), yaitu 0,230 (23%), 0,181 (18%),

0,248 (25%), 0,351 (35%), 0,156 (16%). Nilai F statistik sebesar 39,423 dan

signifikan pada taraf nyata 5% karena nilai signifikan F test menunjukkan 0,000 <

0,05. Hal ini berarti bahwa secara simultan, faktor syariah, kelas sosial nasabah,

kelompok referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi stimuli pemasaran

berpengaruh langsung terhadap proses informasi keputusan nasabah. Secara

bersama, kelima variabel tersebut mampu menjelaskan variabel proses informasi

keputusan nasabah sebesar 66% (nilai R square).

Kata kunci : Analisis jalur, pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung.

I. PENDAHULUAN

Perkembangan perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur

keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Terbukti, krisis 1998 telah

menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi karena

kegagalan sistem bunganya. Berbanding terbalik dengan bank syariah yang justru

mampu bertahan dari badai krisis tersebut dan menunjukan kinerja yang

meningkat. Hal ini dapat diamati dari perkembangan sistem keuangan syariah

Page 2: ARTIKEL Bank Syariah

2

dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini yang secara bertahap terus

meningkat.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), aset perbankan syariah secara

nasional memberikan sumbangan yang cukup signifikan terhadap total aset

perbankan dalam kurun tiga tahun terakhir. Berdasarkan data BI diketahui pada

posisi Oktober 2009 aset perbankan syariah nasional mencapai Rp 59,7 triliun

atau memberikan sumbangan sebanyak 25 persen dari total aset perbankan

nasional. Sedang pada periode 2007 perbankan syariah nasional hanya

memberikan sumbangan sekitar 1,8 persen dan periode 2008 menyumbang 2,16

persen dari total aset perbankan nasional (http/www.kompas.com, diakses 14

Maret 2010).

Sementara, kinerja perbankan syariah di daerah Sulawesi Selatan, dilihat

dari aspek total aset, aset perbankan syariah dalam tiga tahun terakhir telah

memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut terbukti pada periode

2007, sumbangan aset perbankan syariah terhadap aset perbankan Sulsel masih

2,81 persen, kemudian periode 2008 naik menjadi 3,2 persen dan pada 2009 sudah

mencapai 3,48 persen. Kenaikan aset perbankan syariah di Sulsel, ikut ditunjang

oleh kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang cukup meningkat.

Hingga Oktober 2009 ini, DPK perbankan syariah Sulsel mencapai Rp 835,6

miliar atau tumbuh 24,4 persen. Dari sisi pembiayaan, perbankan syariah Sulsel

juga telah menyalurkan dana sebesar Rp 1,41 triliun. Bank syariah yang

beroperasi di wilayah ini, cukup fokus dalam memberikan pembiayaan terutama

kepada sektor UMKM (http/www.bi.go.id, diakses 14 Maret 2010).

Selanjutnya, dari sisi market share, perbankan syariah mencatat

peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2007 lalu, pangsa pasar perbankan syariah

hanya sebesar 2,81 persen. Pada 2008 naik menjadi 3,27 persen. Untuk tahun

2009, hingga Oktober pun sudah tercatat mengalami peningkatan sekitar 3,53

persen (http/www.bi.go.id, diakses 14 Maret 2010).

Saat ini, jumlah bank syariah yang sudah beroperasi di Sulsel terus

bertambah. Data BI cabang Makassar menunjukkan bahwa terdapat 10 jumlah

bank syariah yang sudah beroperasi di SulSel, khususnya di Kota Makassar, yaitu

Bank Muamalat, Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, BNI Syariah, Danamon

Syariah, BTN Syariah, Bank Sulsel Syariah, Bank Mega Syariah, bank permata

syariah dan CIMB Niaga Syariah. Diperkirakan, perkembangan perbankan syariah

di Propinsi Sulawesi Selatan, khususnya di Kota Makassar akan terus meningkat

Perilaku nasabah bank syariah sangat berbeda dibandingkan konsumen

perusahaan lain, bahkan nasabah bank konvensional sekalipun. Hal ini disebabkan

beragamnya perbedaan perbankan syariah dan perbankan konvensional.

Penerapan prinsip syariah dalam setiap produk perbankan syariah merupakan

salah satu perbedaan mendasar di antara kedua bentuk perbankan tersebut.

Berdasarkan perbedaan tersebut, faktor syariah dapat menjadi salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi keputusan nasabah untuk menyimpan dana pada bank

syariah.

Dengan perbedaan dan keunikan tersebut, faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan nasabah untuk menyimpan dana pada bank syariah

berbeda dengan nasabah bank konvensional. Namun, dengan perbedaan tersebut,

kita tetap dapat menggunakan model perilaku konsumen (secara umum) untuk

mengamati fenomena tersebut. Hal ini memungkinkan karena model perilaku

Page 3: ARTIKEL Bank Syariah

3

konsumen bersifat universal untuk semua bentuk dan jenis industri, termasuk

perbankan syariah. Untuk perbankan syariah penggunaan model perilaku

konsumen tersebut dapat dilakukan dengan mengintegrasikan unsur syariah

sebagai salah satu faktor sub-budaya (dalam model perilaku konsumen) yang

sangat relevan mempengaruhi perilaku nasabah bank syariah. Pengintegrasian

tersebut dapat dilakukan dengan menelaah konsep-konsep perilaku konsumen

perspektif syariah.

Kotler dan Keller (2006) dan Schiffman dan Kanuk (2007)

mengidentifikasi bahwa stimuli pemasaran dan karakterisktik

konsumen/lingkungan sosio-budaya mempengaruhi perilaku konsumen. Dampak

stimuli pemasaran dapat dilakukan dengan mengukur persepsi nasabah terhadap

nilai yang dirasakan (perceived value) atas stimuli pemasaran yang dilakukan

perusahaan. Hal ini didasarkan pada model perilaku pembelian Schiffman dan

Kanuk (2007) yang menyatakan bahwa dampak berbagai usaha pemasaran suatu

perusahaan sebagian besar ditentuan oleh persepsi konsumen terhadap semua

usaha ini. Karakterisktik konsumen atau lingkungan sosio-budaya berupa faktor

kebudayaan (sub-budaya), termasuk agama; faktor kelas sosial, faktor kelompok

referensi, dan faktor keluarga (Kotler dan Keller, 2006; Schiffman dan Kanuk,

2007).

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah untuk menyimpan

dana pada bank syariah juga dapat diidentifikasi dari kecenderungan beberapa

penelitian. Berbagai penelitian Bank Indonesia (BI) menunjukkan bahwa faktor

agama sebagai sub-budaya merupakan faktor yang mempengaruhi nasabah dalam

menggunakan jasa perbankan syariah. Penelitian BI juga menunjukkan bahwa

faktor kelompok referensi sebagai dimensi sosial merupakan sumber informasi

utama bagi nasabah berkaitan dengan bank syariah.

Penelitian BI dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

(LPM) Universitas Hasanuddin (2003) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi masyarakat dalam mempergunakan jasa bank syariah, yaitu

pendidikan, penghasilan, keterbukaan terhadap informasi, penerimaan terhadap

bank konvensional, lokasi, pelayanan, syariah, dan keuntungan. Secara terinci

35% nasabah bank syariah, 34,31% non-nasabah, dan 26,02% nasabah bank

konvensional menyatakan bahwa sistem bunga tertentangan dengan agama.

Penelitian BI dan Institut Pertanian Bogor (2004) menunjukkan bahwa

sumber informasi bagi responden tentang lembaga perbankan syariah umumnya

diperoleh responden dari media elektronik (televisi) (47,7%),

teman/keluarga/rekan kerja (36,8%), dan media cetak (surat kabar) (33,9%). BI

dan IPB (2004) juga mengungkapkan bahwa dari 160 responden, alasan

responden dalam memilih bank syariah yang dominan adalah kesesuaian dengan

syariah agama (72,5%), lokasi/aksesibilitas (35%), profesionalisme pelayanan

(16,9%), kredibilitas (16,9%), dan fasilitas (16,9%).

Penelitian Rivai (2007) memberikan informasi tentang pertimbangan

dominan responden di dalam memilih jasa bank syariah, yaitu faktor keyakinan

bahwa bunga bank bertentangan dengan agama, diikuti oleh keramahan petugas,

serta persepsi bahwa berurusan dengan bank syariah lebih cepat dan mudah. Oleh

karena itu, penelitian ini menunjukkan bahwa faktor syariah yang diukur dengan

keyakinan keharaman bunga bank merupakan faktor yang mempengaruhi

keputusan nasabah untuk menyimpan dana di bank syariah.

Page 4: ARTIKEL Bank Syariah

4

Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Almossawi (2001) di

Bahrain menemukan bahwa dalam memilih bank, nasabah usia muda lebih

menekankan pada aspek reputasi bank, ketersediaan area parkir di sekitar bank,

keramahtamahan karyawan bank, kedekatan lokasi ATM, dan ketersediaan ATM

dalam 24 jam. Hal ini menunjukkan bahwa strategi stimuli pemasaran yang

dilakukan perbankan sangat mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih

bank.

Berbagai kecenderungan beberapa konsep dan hasil penelitian

mengindikasikan bahwa faktor syariah menjadi faktor utama bagi nasabah dalam

memanfaatkan produk perbankan syariah. Namun, pengaruh faktor syariah

berbeda di antara beberapa wilayah penelitian, bahkan terdapat yang saling

bertolak belakang. Pengaruh faktor syariah juga masih perlu dipertanyakan jika

dihadapkan dengan faktor kelas sosial nasabah, kelompok referensi, faktor peran

dalam keluarga, faktor persepsi stimuli pemasaran, dan faktor proses keputusan

pembelian (dalam hal ini “faktor proses keputusan nasabah”). Dengan demikian,

untuk wilayah Kota Makassar, keberadaan beberapa faktor tersebut perlu dikaji

dan diteliti lebih mendalam.

Berdasarkan beberapa uraian konsep perilaku konsumsi serta beberapa

kecenderungan penelitian sebelumnya, penelitian lebih lanjut penting dilakukan.

Penelitian tersebut dilakukan untuk memperdalam kajian dan analisis tentang

keberadaan pengaruh faktor syariah, faktor kelas sosial nasabah, kelompok

referensi, peran dalam keluarga, persepsi stimuli pemasaran, dan faktor proses

keputusan nasabah terhadap keputusan nasabah untuk menyimpan dana pada bank

syariah di Kota Makassar.

Berdasarkan uraian beberapa isu di atas, penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

a. Apakah terdapat pengaruh signifikan faktor syariah, kelas sosial nasabah,

kelompok referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi stimuli

pemasaran secara parsial terhadap informasi keputusan nasabah pada bank

syariah di Kota Makassar?

b. Apakah terdapat pengaruh signifikan faktor syariah, kelas sosial nasabah,

kelompok referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi stimuli

pemasaran secara bersama-sama terhadap informasi keputusan nasabah pada

bank syariah di Kota Makassar?

c. Apakah terdapat pengaruh signifikan faktor syariah, kelas sosial nasabah,

kelompok referensi, peran dalam keluarga, faktor persepsi stimuli pemasaran,

dan informasi keputusan nasabah secara bersama-sama terhadap keputusan

nasabah dalam penghimpunan dana pada bank syariah di Kota Makassar?

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan, maka tujuan penelitian adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh signifikan faktor syariah, kelas sosial nasabah,

kelompok referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi stimuli

pemasaran secara parsial terhadap informasi keputusan nasabah pada bank

syariah di Kota Makassar.

b. Untuk mengetahui pengaruh signifikan faktor syariah, kelas sosial nasabah,

kelompok referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi stimuli

pemasaran secara bersama-sama terhadap informasi keputusan nasabah pada

bank syariah di Kota Makassar.

Page 5: ARTIKEL Bank Syariah

5

c. Untuk mengetahui pengaruh signifikan faktor syariah, kelas sosial nasabah,

kelompok referensi, peran dalam keluarga, faktor persepsi stimuli pemasaran,

dan informasi keputusan nasabah secara bersama-sama terhadap keputusan

nasabah dalam penghimpunan dana pada bank syariah di Kota Makassar.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Sebagai bahan masukan bagi pengambil kebijakan dalam menganalisis

perilaku nasabah dalam menggunakan produk penghimpunan dana perbankan

syariah.

b. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang berminat

memperdalam studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

nasabah dalam penghimpunan dana pada bank syariah.

II. RERANGKA TEORITIS

2.1 Landasan Hukum dan Definisi Perbankan Syariah Bank syariah pertama berdiri di Indonesia pada tahun 1992 yang

didasarkan pada Undang-undang nomor 7 tahun 1992 sebagai landasan hukum

dan Peraturan Pemerintah nomor 72 tahun 1992 tentang Bank Umum berdasarkan

prinsip bagi hasil, sebagai landasan hukum Bank Umum Syariah.

Dalam perkembangan industri perbankan, Undang-undang nomor 7 tahun

1992 tentang Perbankan disempurnakan dengan diterbitkannya Undang-undang

nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang nomor 7 tahun 1992

tentang Perbankan. Pasal 1 Undang-undang nomor 10 tahun 1998 tersebut

menyebutkan perngertian bahwa bahwa Bank Umum adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip

syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Pasal 1 Undang-undang nomor 10 tahun 1998 menjelaskan bahwa prinsip

syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak

lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan

lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip

penyertaan modal (musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh

keuntungan (murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip

sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya pilihan pemindahan

kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa

iqtina).

2.2 Fungsi Perbankan Syariah

Perbankan syariah memiliki keunikan tersendiri jika dibandingkan

perbankan konvensional (beberapa peneliti mengistilahkannya dengan perbankan

berdasarkan bunga). Secara umum, fungsi perbankan konvensional hanya

terbatas pada fungsi intermediasi dan jasa keuangan. Beberapa fungsi perbankan

syariah yaitu sebagai manajer investasi, investor, jasa keuangan, dan fungsi sosial.

Sebagai manajer investasi, perbankan syariah memiliki kemiripan dengan

perusahaan reksa dana. Fungsi perbankan syariah sebagai manajer investasi

adalah bahwa bank syariah tersebut merupakan manajer investasi dari pemilik

dana yang dihimpun, karena besar-kecilnya pendapatan (bagi hasil) yang diterima

oleh pemilik dana yang dihimpun sangat bergantung pada keahlian, kehati-hatian,

dan profesionalisme dari bank syariah.

Page 6: ARTIKEL Bank Syariah

6

Fungsi manajer investasi tidak dimiliki oleh perbankan konvensional.

Perbankan konvensional menggunakan bunga sebagai keuntungan kepada

nasabah simpanan. Dengan demikian, fungsi perbankan syariah sebagai manajer

investasi berbeda dengan fungsi perbankan konvensional sebagai perantara pihak

yang kelebihan dana dan pihak yang kekurangan dana. Fungsi sebagai manajer

investasi menghadapi risiko dan ketidakpastian yang lebih besar dibandingkan

fungsi sebagai perantara keuangan. Menurut Antonio (2001) ada dua perbedaan

mendasar antara investasi dan membungakan uang, yaitu investasi adalah kegiatan

usaha yang mengandung risiko karena berhadapan dengan unsur ketidakpastian,

sedangkan membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung

risiko karena perolehan kembaliannya berupa yang relatif pasti dan tetap.

2.3 Model Perilaku Konsumen

Kotler dan Keller (2006) menyatakan bahwa perilaku pembelian

konsumen dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, dan pribadi. Kotler dan

Keller (2006) menggambarkan model perilaku konsumen yang menunjukkan

bahwa stimuli pemasaran dan stimuli lainnya (lingkungan) menstimuli cara

psikologi konsumen (motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori) dan

karakterisktik konsumen (kebudayaan, sosial, dan pribadi) mempengaruhi proses

dan keputusan pembelian. Model Perilaku Konsumen (Model of Consumer

Behavior) yang dikembangkan Kotler dan Keller ditampilkan pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen (Model of Consumer Behavior)

Sumber: Kotler dan Keller (2006: 174)

Jika kita mengamati model perilaku konsumen yang dikembangkan Kotler

dan Keller tersebut, kita dapat memahami bahwa stimuli pemasaran dan stimuli

lingkungan merupakan stimulus variable, psikologi konsumen, karakterisktik

konsumen, dan proses keputusan pembelian merupakan intervening variable, dan

keputusan pembelian merupakan response variable.

Schiffman dan Kanuk (2007) membangun model pengambilan keputusan

konsumen dengan membagi atas tiga tahap yang berbeda namun saling berkaitan,

yaitu tahap masukan (input), tahap proses (process), dan tahap keluaran (output)

yang di tampilkan pada gambar 2.2.

Stimuli Pemasaran

Produk dan jasa Harga Distribusi Komunikasi

Stimuli Lain (Lingkungan)

Ekonomi Teknologi Politik Budaya

Keputusan Pembelian

Pilihan produk Pilihan merek Pilihan dealer Jumlah pembelian Waktu pembelian Metoda pembayaran

Proses Keputusan Pembelian

Pengakuan masalah Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Perilaku pasca-pembelian

Psikologi Konsumen

Motivasi Persepsi Pembelajaran Memori Karakteristik Konsumen

Kebudayaan Sosial Personal

Page 7: ARTIKEL Bank Syariah

7

Gambar 2.2 Model Sederhana Pengambilan Keputusan Konsumen

Sumber: Schiffman dan Kanuk (2007: 8)

Berdasarkan beberapa konsep dan model perilaku konsumen tersebut,

peneliti akan lebih memfokuskan pada pengelompokan faktor-faktor yang

diidentifikasi dalam model pengambilan keputusan konsumen yang

dikembangkan oleh Schiffman dan Kanuk (2007). Namun, peneliti tetap mengacu

pada hubungan sebab akibat (satu arah) sebagaimana yang dapat dipahami dari

model yang dikembangkan Kotler dan Keller.

a. Tahap input; Schiffman dan Kanuk (2007) menjelaskan tahap input yang

diajukannya dengan menyatakan bahwa dampak kumulatif dari setiap usaha

pemasaran perusahaan, pengaruh keluarga, teman-teman, tetangga, dan tata

perilaku masyarakat yang ada, semuanya merupakan input yang mempengaruhi

Usaha Pemasaran

• Produk

• Promosi

• Harga

• Saluran distribusi

Lingkungan Sosio-budaya

• Keluarga

• Sumber informal

• Sumber non-komersial lainnya

• Kelas sosial

• Budaya dan sub-budaya

Pengakuan Kebutuhan Penyelidikan sebelum membeli Evaluasi Alternatif

Bidang Psikologi

• Motivasi

• Persepsi

• Pembelajaran

• Kepribadian

• Sikap

Pengalaman

Pembelian

• Percobaan

• Pembelian ulang

Evaluasi Setelah Pembelian

Pengaruh Eksternal (Input)

Pengambilan Keputusan Konsumen (Proses)

Perilaku Setelah Keputusan (Output)

Page 8: ARTIKEL Bank Syariah

8

produk yang dibeli konsumen dan cara mereka menggunakan produk yang mereka

beli. Konsep ini secara jelas menunjukkan bahwa lingkungan sosio-budaya dalam

model yang dikembangkan Schiffman dan Kanuk (2007) mempengaruhi perilaku

pembelian konsumen.

b. Tahap proses; komponen proses dalam berkaitan dengan cara konsumen

mengambil keputusan. Tahapan ini terdiri atas dua bagian, yaitu bidang psikologi

dan proses pengambilan keputusan pembelian yang terdiri dari tiga tahap: (1)

pengenalan kebutuhan, (2) penelitian sebelum pembelian, dan (3) penilaian

berbagai alternatif.

c. Tahap output; tahap output dalam model pengambilan keputusan konsumen

terdiri dari dua macam kegiatan setelah pengambilan keputusan yang

berhubungan erat, yaitu perilaku membeli dan evaluasi setelah membeli

(Schiffman dan Kanuk, 2007). Penelitian ini akan mengukur variabel keputusan

membeli seperti yang dinyatakan Kotler dan Keller (2006) dalam model perilaku

konsumen, yaitu pilihan produk, pilihan merek, pilihan dealer, jumlah pembelian,

waktu pembelian, dan metoda pembayaran.

Berdasarkan penyederhanaan dan penggabungan antara model yang

dikembangkan oleh Kotler dan Keller (2006) dan Schiffman dan Kanuk (2007)

peneliti akan melakukan penelitian konfirmasi (confirmatory research) dengan

model empiris yang disederhanakan (gambar 2.3).

Gambar 2.3 Model Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Pembelian yang Disederhanakan

2.4 Perilaku Nasabah Bank Syariah

Berdasarkan model empiris yang peneliti sederhanakan dari model yang

dikembangkan Kotler dan Keller (2006) dan Schiffman dan Kanuk (2007),

peneliti mengidentifikasi bahwa terdapat beberapa faktor yang relevan dan

mempengaruhi perilaku nasabah bank syariah dalam menggunakan produk

penghimpunan dana bank syariah. Faktor-faktor tersebut berupa karakterisktik

konsumen atau lingkungan sosio-budaya (kebudayaan, kelompok referensi,

keluarga kelas sosial, dan status sosial), faktor persepsi konsumen atas stimuli

pemasaran, dan faktor proses keputusan pembelian (pengenalan kebutuhan,

penyelidikan sebelum membeli, dan evaluasi alternatif).

a. Faktor sub-budaya: syariah Faktor kebudayaan merupakan variabel konstruk yang sangat luas. Oleh

karena itu, dalam penelitian ini, peneliti hanya akan mengukur faktor syariah dan

fakor kelas sosial nasabah sebagai salah satu faktor sub-budaya yang sangat

penting dan relevan bagi nasabah bank syariah. Dengan demikian, variabel

budaya dan sub-budaya lain, bahasa, pola kerja, kebangsaan, daerah geografis,

umur, jenis kelamin diasumsikan konstan.

Keputusan Pembelian

• Budaya (Syariah)

• Kelas sosial

• Kelompok referensi

• Peran dalam keluarga

• Persepsi stimuli pemasaran

Proses Keputusan Pembelian

1. Pengakuan Kebutuhan 2. Penyelidikan sebelum

membeli 3. Evaluasi Alternatif

Page 9: ARTIKEL Bank Syariah

9

Pertimbangan seorang muslim dalam berkonsumsi berbeda dengan non-

muslim. Perilaku konsumsi seorang muslim mutlak dipengaruhi oleh

pertimbangan syariah. Pertimbangan syariah harus digunakan sebagai

konsekuensi dari keimanan dan keislaman. Keimanan sebagai bentuk keyakinan

(aqidah) mengharuskan setiap muslim untuk berbuat (beramal) sesuai dengan

sumber keyakinan tersebut. Keislaman memiliki konsekuensi untuk tunduk pada

setiap aturan halal dan haram dalam setiap aktivitas dan segala bidang yang secara

komprehensif diatur dalam Islam.

Pertimbangan syariah merupakan salah satu faktor penentu keputusan

konsumsi. Wibowo dan Widodo (2005) mengungkapkan bahwa alasan nasabah

penyimpan dana membuka rekening tentunya bukan pada bunga yang tinggi,

tetapi pada metode bagi hasil sesuai dengan syariah dan tersedianya fasilitas

tabungan Biaya Naik Haji.

b. Faktor Kelas Sosial Nasabah Kelas sosial merupakan salah satu dimensi kebudayaan, seperti yang

diungkapkan Kotler dan Keller (2006: 166). Dimensi sosial merupakan salah satu

faktor karakteristik konsumen yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen.

Dengan demikian, kelas sosial seorang konsumen mempengaruhi perilaku

konsumsinya.

Wells dan Prensky (1996: 150) menyatakan bahwa kelas sosial mengacu

pada posisi tertentu dalam struktur sosial dan ekonomi suatu masyarakat, yang

didasarkan pada kriteria pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Konsep ini

menunjukkan bahwa ada tiga dimensi kelas sosial, yaitu tingkat pendapatan,

tingkat pendidikan, dan tingkat pekerjaan.

Beberapa pakar sosiologi telah berusaha melakukan pengukuran terhadap

kelas sosial, namun secara umum, hasilnya masih bersifat subjektif. Hal ini terjadi

karena tidak ada persetujuan umum tentang bagaimana cara mengukur kelas

sosial.

c. Faktor Kelompok Referensi

Kelompok referensi meliputi semua kelompok yang memiliki pengaruh

langsung (face-to-face) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang

(Kotler dan Keller, 2006). Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung disebut

kelompok anggota/utama (membership/primary groups) dan kelompok yang

mempunyai pengaruh tidak langsung disebut kelompok sekunder (secondary

groupsi) (Kotler dan Keller, 2006). Kelompok utama seperti keluarga, teman, dan

rekan kerja yang proses interaksinya secara informal dan berlanjut. Kelompok

sekunder seperti kelompok agama, profesional/formal, dan kelompok asosiasi

perdagangan yang proses interaksinya cenderung lebih formal dan kurang

berlanjut.

d. Faktor Peran dalam Keluarga Secara tradisional, keluarga dapat didefinisikan sebagai dua atau lebih

orang yang memiliki hubungan darah, perkawinan, atau adopsi yang tinggal

bersama-sama. Dalam arti yang lebih dinamis, individu-individu yang membentuk

keluarga adalah anggota-anggota dari kelompok sosial yang paling mendasar yang

hidup bersama-sama dan berinteraksi untuk saling memuaskan kebutuhan pribadi

masing-masing (Schiffman dan Kanuk, 2007). Keluarga terdiri dari keluarga inti

dan keluarga besar.

e. Faktor Persepsi Stimuli Pemasaran

Page 10: ARTIKEL Bank Syariah

10

Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk

memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan

masuk akal mengenai dunia (Schiffman dan Kanuk, 2007). Persepsi sebagai

proses dapat dijelaskan sebagai “bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita.”

Dua individu mungkin menerima stimuli yang sama dalam kondisi nyata yang

sama, tetapi bagaimana setiap orang mengenal, memilih, mengatur, dan

menafsirkannya merupakan proses yang sangat individual berdasarkan kebutuhan,

nilai-nilai dan harapan setiap orang itu sendiri. Dengan demikian, untuk mengukur

persepsi yang dimiliki oleh konsumen, kita dapat mengamati nilai yang dirasakan

(perceived value) oleh konsumen atas stimuli pemasaran yang dilakukan oleh

perusahaan.

Persepsi terhadap nilai yang ditawarkan bank syariah, yaitu: 1)Persepsi

terhadap nilai produk. 2) Persepsi terhadap nilai harga. 3) Persepsi terhadap nilai

pelayanan. 4) Persepsi terhadap image/citra usaha. 5) Persepsi terhadap nilai

lokasi, misalnya dekat dengan pasar, dekat dengan perumahan, dekat dengan

tenaga kerja (baik jumlah dan kualitas), tersedia fasilitas pengangkutan, seperti

jalan raya, tersedia sarana dan prasarana, seperti listrik dan telpon; dan sikap

masyarakat. ATM (automatic teller machine) merupakan salah satu bukti fisik

yang dapat meningkatkan kepuasan nasabah. Oleh karena itu, penempatan ATM

pada suatu lokasi perlu dipertimbangkan dengan matang. 6) Persepsi terhadap

nilai promosi.

f. Faktor proses keputusan nasabah Tindakan pengambilan keputusan konsumen terdiri dari tiga tahap, yaitu

(1) pengenalan kebutuhan, (2) penelitian sebelum membeli, dan (3) penilain

berbagai alternatif (Schiffman dan Kanuk, 2007).

Pada perbankan syariah, keputusan pembelian lebih tepat diistilahkan

sebagai keputusan nasabah dalam menggunakan produk bank syariah. Jika produk

yang dimaksud berupa produk penghimpunan dana, maka keputusan tersebut

berupa keputusan nasabah dalam penghimpunan dana bank syariah. Faktor proses

keputusan pembelian pada akhirnya mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen terhadap suatu produk. Hal ini berarti bahwa pada perbankan syariah,

proses keputusan nasabah dalam penghimpunan dana pada bank syariah

mempengaruhi keputusan nasabah dalam penghimpunan dana pada bank syariah.

g. Keputusan Nasabah dalam Penghimpunan Dana pada Bank Syariah Keputusan pembelian meliputi lima sub-keputusan, yaitu merek, dealer,

kuantitas, waktu, dan metode pembayaran (Kotler dan Keller, 2006). Demikian

pula dengan keputusan nasabah dalam penghimpuanan dana pada bank syariah

dilakukan dengan melibatkan beberapa keputusan yang relevan. Keputusan

pertama adalah pemilihan produk simpanan. Bentuk produk (merek)

penghimpunan dana pada perbankan syariah, yaitu giro wadiah, tabungan wadiah,

tabungan mudharabah, deposito mudharabah mutlaqah, dan deposito

mudharabah muqayyadah (Karim, 2006; Antonio, 2001).

Keputusan nasabah dalam penghimpuanan dana pada bank syariah juga

melibatkan pemilihan nominal saldo simpanan (kuantitas), seperti untuk giro Rp1

juta s.d. Rp50 juta; di atas Rp50 juta s.d. Rp100 juta; atau di atas Rp100 juta

(Karim, 2006: 293). Setelah itu, keputusan nasabah dalam penghimpunan dana

pada bank syariah juga melibatkan pemilihan jangka waktu simpanan, seperti

pada produk deposito mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah

dengan pilihan jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan (Karim, 2006).

Page 11: ARTIKEL Bank Syariah

11

2.5 Hipotesis

Mengacu pada latar belakang dan rumusan masalah, hipotesis yang

peneliti ajukan sebagai berikut:

a. Terdapat hubungan langsung yang signifikan antara faktor syariah, kelas

sosial nasabah, kelompok referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi

stimuli pemasaran secara parsial terhadap proses informasi keputusan

nasabah pada bank syariah di Kota Makassar.

b. Terdapat hubungan langsung yang signifikan antara faktor syariah, kelas

sosial nasabah, kelompok referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi

stimuli pemasaran secara simultan terhadap proses informasi keputusan

nasabah pada bank syariah di Kota Makassar.

c. Ada pengaruh tidak langsung secara signifikan faktor syariah, kelas sosial

nasabah, kelompok referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi

stimuli pemasaran terhadap keputusan nasabah melalui variabel proses

informasi keputusan nasabah.

III. Metode Penelitian

3.1. Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penelitian ini

menggunakan pola explanasi (Explanatory Research) adalah penelitian yang

bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan

antara satu variabel dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2010). Dengan

demikian penelitian ini akan memberikan penjelasan antara variabel faktor syariah

(X1), kelas sosial nasabah (X2), kelompok referensi (X3), peran dalam keluarga

(X4), faktor persepsi stimuli pemasaran (X5), proses keputusan nasabah (X6) dan

keputusan nasabah (Y).

3.2 Populasi dan Teknik sampel Populasi penelitian ini adalah seluruh nasabah tabungan (wadiah dan

mudharabah) dan deposito (mudharabah mutlaqah) individual yang beragama

Islam (muslim) pada bank syariah di Kota Makassar. Perbankan syariah yang

dimaksud, yaitu nasabah Bank Muamalat Indonesia (BMI), Bank Syariah Mandiri

(BSM), BNI Syariah, BRI Syariah, Bank Danamon Syariah, dan BTN Syariah,

Bank Mega Syariah, Bank SulSel Syariah dan Bank Permata Syariah. Alasan

pemilihan kedelapan bank tersebut karena relatif sudah beberapa tahun beroperasi

di Kota Makassar.

Berdasarkan beberapa pertimbangan di atas, maka jumlah sampel pada

penelitian ini ditetapkan sebanyak 106 sampel (responden). Peneliti melakukan

distribusi sampel/responden tersebut dengan menggunakan convenience sampling

(pengambilan sampel secara nyaman), yang dilakukan dengan memilih sampel

bebas sekehendak perisetnya (Hartono, 2004: 79). Penulis memilih convenience

sampling berdasarkan kondisi di lapangan yang menunjukkan bahwa beberapa

bank syariah tidak memberikan ijin kepada peneliti untuk menyebarkan kuesioner

di kantor bank syariah tersebut.

Pengambilan data melalui kuesioner dilakukan dengan cara meminta

kesediaan nasabah untuk mengisi kuesioner yang secara kebetulan ditemui

dan/atau datang ke bank untuk melakukan transaksi. Dengan kondisi seperti ini,

maka teknik sampling yang digunakan adalah sampling insidental (incidental

sampling). Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan (insidental), yaitu siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti

Page 12: ARTIKEL Bank Syariah

12

dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang perlu orang yang kebetulan

ditemui cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2006).

3.3 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini bersifat sefl-administered survey, yaitu metoda pengumpulan

data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden

individu (Hartono, 2004). Oleh karena itu, penulis akan mengumpulkan data

dengan menggunakan teknik survei dengan tujuan untuk mendapatkan data opini

individu setiap nasabah individual produk penghimpunan dana bank syariah di

Kota Makassar. Peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data.

Kuesioner ini akan disebarkan kepada setiap nasabah yang secara kebetulan

melakukan urusan di perbankan syariah pada kurun waktu tertentu.

3.4 Metode Analisis Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengujian hipotesis (hypothesis

testing) untuk menguji pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Hipotesis tersebut memuat beberapa variabel, yaitu variabel exogenous/anteseden

dan variabel endogenous. Variabel exogenous yaitu faktor syariah, faktor kelas

sosial nasabah, faktor kelompok referensi, faktor peran dalam keluarga, dan faktor

persepsi nilai. Variabel endogenous, yaitu faktor proses keputusan nasabah dan

keputusan nasabah dalam penghimpunan dana pada bank syariah.

Penelitian ini menggunakan metode analisis jalur (Path Analysis).

Menurut Ghozali (2005) untuk menguji pengaruh variabel intervening, maka

digunakan metode analisis jalur. Analisis jalur merupakan perluasan analisis

regresi linear berganda untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel (model

casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori (Ghozali, 2005).

Pemilihan alat analisis ini karena terdapatnya variabel intervening, yaitu faktor

proses keputusan nasabah. Data yang telah terkumpul melalui kuesioner,

selanjutnya akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan alat bantu komputer

melalui program Statistic Package Social Science (SPSS) 14 for windows.

3.5 Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas Purbayu BS dan Ashari (2005) menerangkan bahwa validitas

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur (instrumen) itu mengukur apa

yang ingin diukur. Kuesioner penelitian ini terbentuk dari tiga konsep teoritis.

Konsep-konsep tersebut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi, kemahiran

komputer, penggunaan komputer dan kemampuan user. Sebuah konsep tersusun

dari beberapa komponen atau variabel. Bila pada uji validitas instrumen

ditemukan sebuah komponen yang tidak valid, dapat dikatakan bahwa komponen

tersebut tidak konsisten dengan komponen-komponen yang lain untuk mendukung

sebuah konsep. Uji validitas dapat juga dilakukan dengan melakukan dengan

mencari korelasi bivariate antara masing-masing indikator dengan total skor

konstruknya (Ghozali, 2005).

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan konsistensi dari alat ukur

dalam mengukur gejala yang sama (Purbaya BS dan Ashari, 2005). Bila suatu alat

pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil

pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel.

Page 13: ARTIKEL Bank Syariah

13

Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di

dalam mengukur gejala yang sama.

Uji reliabilitas instrumen penelitian ini menghasilkan Crombach Alpha (α)

yang telah dibakukan (standardized item alpha) dan nilai alpha ini harus lebih

besar dari reliabilitas yang diijinkan. Menurut Ghozali (2005) bahwa suatu

konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Crombach Alpha

> 0,60.

3.6 Uji Asumsi Klasik

Beberapa uji asumsi klasik yang digunakan antara lain adalah sebagai

berikut:

a. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu keadaan yang menggambarkan adanya

hubungan linear di antara variabel X (independen). Untuk mengetahui ada atau

tidaknya multikolinier dapat dideteksi dengan: a) Koefisien determinasi (R2). Jika

R2 sangat tinggi (misalnya antara 0,7 -1) dan tidak satupun koefisien regresi yang

signifikan maka secara statistik ini berarti terjadi gejala multikolinier (Ghozali,

2005). b) Melihat nilai Variance Inflating Factor (VIF),bila nilai VIF disekitar

angka 1 maka tidak terjadi gejala multikolinier atau dengan melihat nilai koefisien

korelasi antara variabel independen, bila nilai koefisien korelasi > (0,05) maka

terjadi multikolinier dan sebaliknya (Ghozali, 2005).

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi anatara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2005). Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya gejala autokorelasi pada model persamaan yang diajukan dalam

penelitian ini digunakan angka Durbin-Watson (d). Adanya gejala autokorelasi

dapat diketahui dengan membandingkan nilai tabel Durbin-Watson dengan nilai

Durbin-Watson yang diperoleh dari hasil pengolahan data (Ghozali, 2005).

3.7 Pengukuran Variabel Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah keputusan

nasabah dalam penghimpuan dana pada bank syariah dengan variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variable) sebagai berikut:

a. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi

variabel terikat (dependent variable), yaitu faktor syariah, kelas sosial nasabah,

kelompok referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi stimuli pemasaran

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap proses keputusan nasabah pada

bank syariah

b. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang dipengaruhi,

yaitu keputusan nasabah dalam penghimpuan dana pada bank syariah

c. Variabel intervening (intervening variable) merupakan variabel yang

menghubungkan antara variabel bebas dan variabel terikat, yaitu proses keputusan

nasabah

3.8 Penentuan Skor Data yang terkumpul kemudian dilakukan pengukuran dan pemberian skor

dengan menggunakan Skala Likert. Ada beberapa item pernyataan yang

digunakan untuk mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah

menyimpan dana pada bank syariah. Lima skala likert digunakan untuk

Page 14: ARTIKEL Bank Syariah

14

menyatakan prilaku, pendapat responden tentang item-item kueisioner. Skor skala

dibuat dengan skala 1 sampai 5 kriteria secara positif dan negatif, yaitu: a) Sangat

Setuju (SS) skor 5; b) Setuju (S) skor 4; c) Netral (N) skor 3; d) Tidak Setuju

(TS) dengan 2; e) Sangat Tidak Setuju (STS) dengan 1

3.9 Kerangka Pikir Penelitian

Penelitian ini disusun dengan kerangka pikir sebagai berikut:

Gambar 3.1 Model Kerangka Pikir: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Keputusan Penggunaan Produk Penghimpunan Dana

Perbankan Syariah

Gambar 3.1 menunjukkan bahwa penelitian ini menggunakan variabel

exogenous/anteseden dan variabel endogenous. Variabel exogenous yaitu faktor

syariah, faktor kelas sosial nasabah, faktor kelompok referensi, faktor peran dalam

keluarga, dan faktor persepsi stimuli pemasaran. Variabel endogenous, yaitu

faktor proses keputusan nasabah dan keputusan nasabah dalam penghimpunan

dana pada bank syariah. Faktor proses keputusan nasabah merupakan variabel

intervening dalam penelitian ini, artinya variabel yang mempengaruhi secara tidak

langsung variabel dependennya. Sehingga, variabel ini dapat memperkuat dan

melemahkan pengaruh prediktor terhadap variabel dependennya. Wahana

Komputer(2005).

IV. Hasil dan Pembahasan

4. 1 Uji Validitas dan Reliabilitas Dalam uji validitas koefisien koreasi dari semua butir pertanyaan dengan

skor masing-masing pertanyaan adalah signifikan secara statistik. Untuk melihat

hasil uji validitas, dapat dilihat dari tampilan correlations pada output SPSS,

tampilan correlations menunjukkan bahwa korelasi masing-masing indikator

terhadap total konstruk menunjukkan hasil yang signifikan. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa masing-masing indikator pertanyaan adalah valid.

Faktor Kelas Sosial

Nasabah

Faktor Kelompok Referensi

Faktor Peran dalam

Keluarga

Faktor Persepsi Stimuli

Pemasaran

Keputusan Nasabah

Faktor Proses Keputusan Nasabah

Faktor Syariah

Page 15: ARTIKEL Bank Syariah

15

Setelah dilakukan uji validitas, maka selanjutnya dilakukan uji realibilitas

untuk mengetahui konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di

lain kesempatan. Dalam penelitian ini, kuesioner mengukur keputusan nasabah,

maka hasil kuesioner tersebut akan sama jika digunakan untuk mengukur

keputusan nasabah pada penelitian lain. Output SPSS memberikan fasilitas untuk

mengukur realibilitas dengan uji statistic Crombach Alpha Rekapitulasi

perhitungan statistic Crombach Alpha menunjukkan bahwa semua konstruk dari

keenam variabel memiliki Crombach Alpha > 0,60. Dengan demikian semua

variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah realibel.

4.2 Hasil Analisis Statistik Supaya model regresi linier menunjukkan hubungan yang valid atau tidak

bias, maka perlu dilakukan uji asumsi klasik terhadap model yang diajukan.

Asumsi klasik yang digunakan adalah Autokorelasi dan Multikolinieritas.

a. Uji Autokorelasi

Korelasi serial (autokorelasi) diantara disturbance term (e) hasil-hasil

estimasi suatu model regresi dapat diuji dengan menggunakan Durbin-Watson

Statistic. Prosedur pengujian autokorelasi dengan melihat nilai Durbin-Watson

dilakukan dengan melihat tabel D-W pada hasil analisis. Hasil output SPSS

menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 2,484. hal ini berarti model di atas

tidak terdapat masalah autokorelasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada model

regresi yang diajukan tidak terdapat gejala autokorelasi.

b. Uji Multikolinieritas

Dalam penelitian ini pendeteksian gejala multikolinieritas dilakukan

dengan menggunakan uji variance inflation factor (VIF). Bila nilai VIF lebih

kecil dari 5 maka tidak terjadi multikoliniearitas atau non multikoliniearitas.

Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai VIF dari semua variabel

independen lebih kecil dari 5. Hal ini berarti bahwa dalam model penelitian ini

dapat disimpulkan tidak terjadi multikoliniertias antar variabel independen atau

tidak saling berhubungan.

4.3 Analisis Deskriptif Pengujian secara deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran umum

mengenai data pada setiap variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil

pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa pola data yang digunakan pada

setiap variabel mengindikasikan adanya gejala normal. Hasil pengolahan data

untuk analisis deskriptif ditunjukkan pada tabel berikut ini.

Tabel 4.12 Hasil pengujian secara deskriptif variabel penelitian tahun 2010

Variabel Jumlah

Indikator

Mean Standar Deviasi

Syariah 5 19,7547 2,76650

Sosial 5 19,717 2,97531

Kelompok Referensi 6 22,7547 3,61955

Peran dalam Keluarga 6 22,0189 4,07310

Stimuli Pemasaran 11 46,1321 5,44772

Proses informasi Keputusan 6 22,6981 4,45329

Keputusan Nasabah 6 23,4340 2,89834

Sumber: Data diolah, 2010

Page 16: ARTIKEL Bank Syariah

16

Berdasarkan Tabel 1 dapat ditunjukkan bahwa nilai mean (rata-rata) dan

standar deviasi dari variabel-variabel yang digunakan menunjukkan adanya gejala

normal. Artinya data dari masing-masing variabel tidak menunjukkan adanya data

yang menyimpang (outlier).

4.4 Analisis Inferensi

Teknik statistik inferensial berhubungan dengan pengolahan statistik

sehingga dengan menggunakan hasil analisis tersebut, dapat ditarik kesimpulan

atas karakteristik populasi. Dalam menggunakan metode analisis jalur, langkah

pertama adalah dengan melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel

intervening dengan menggunakan regresi berganda. Hasil perhitungan pengaruh variabel independen terhadap variabel

intervening ditunjukkan seperti pada tabel 4.12.

Tabel 4.13 Pengaruh faktor syariah (X1), faktor kelas sosial nasabah (X2),

faktor kelompok referensi (X3), faktor peran dalam keluarga

(X4), dan faktor persepsi nilai (X5) terhadap proses keputusan

nasabah (X6).

Uraian Nilai Koefisien Arah Pengaruh

Konstanta -11,266

Syariah 0,371 Positif

Kelas sosial nasabah 0,272 Positif

Kelompok referensi 0,305 Positif

Peran dalam keluarga 0,384 Positif

Persepsi nilai 0,127 Positif

Koefisien Determinasi (R2) = 0,663

Sumber: Data diolah, 2010

Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,663 menunjukkan besarnya

pengaruh faktor syariah (X1), faktor kelas sosial nasabah (X2), faktor kelompok

referensi (X3), faktor peran dalam keluarga (X4), dan faktor persepsi nilai (X5)

66,3%. Ini berarti 66,3% variasi variabel proses keputusan nasabah dapat

dijelaskan oleh variabel pengaruh faktor syariah , faktor kelas sosial nasabah,

faktor kelompok referensi , faktor peran dalam keluarga , dan faktor persepsi nilai.

Sedangkan 33,7% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam

model penelitian ini.

Tahap selanjutnya, membangun persamaan struktural dari model analisis

jalur dengan melihat berapa variabel independen , variabel intervening, dan

variabel dependen. Dalam penelitian ini, terdapat lima variabel independen yang

berpengaruh pada satu variabel intervening dan selanjutnya mempengaruhi

independen variabel. Dengan demikian, terdapat dua persamaan struktural yang

dapat dibentuk, yaitu:

X6 = ρX6X1 + ρX6X2 + ρX6X3 + ρX6X4 + ρX6X5+℮1 ....... Substruktural 1

Y = ρYX1 + ρYX2 + ρYX3 + ρY6X4 + ρYX5+℮2 ....... Substruktural 2 Persamaan struktrual tersebut digunakan untuk menjelaskan apakah faktor

syariah (X1), faktor kelas sosial nasabah (X2), faktor kelompok referensi (X3),

faktor peran dalam keluarga (X4), dan faktor persepsi nilai (X5) berpengaruh

langsung pada keputusan nasabah (X7) ataukah pengaruh tidak langsung melalui

faktor proses informasi keputusan (X6).

Page 17: ARTIKEL Bank Syariah

17

Untuk menjelaskan pengaruh antarvariabel tersebut digunakan

Standardized Coefficient Beta melalui fasilitas softwear SPSS (lampiran 1).

Ringkasan hasil estimasi parameter model ditunjukkan dalam tabel 4.14 berikut

ini:

Tabel 4.14 Ringkasan Hasil Estimasi Parameter Model

Model Koefisien

Jalur

t p R2

Substruktural 1 (X1, X2, X3, X4, dan X5 ke X6)

X1 0,230 3,394 0,001

0,663

X2 0,181 2,413 0,018

X3 0,248 3,310 0,001

X4 0,351 5,531 0,000

X5 0,156 2,421 0,017

Substruktural 2 (X1, X2, X3, X4, X5 dan X6 ke Y)

X1 0,147 1,334 0,185

0,208

X2 0,091 0,795 0,449

X3 0,104 0,852 0,396

X4 -0,210 -1,875 0,064

X5 0,147 1,441 0,153

X6 0,179 1,164 0,247

Sumber: Data diolah, 2010

Tabel 4.14 menggambarkan bahwa pada substruktural 1 terlihat bahwa

koefisien jalur untuk X1, X2, X3, X4, dan X5 adalah 0,230, 0,181, 0,248, 0,351,

dan 0,156, sehingga model persamaan jalurnya, yaitu X6 = 0,230X1 + 0,181X2 +

0,248X3 + 0,351X4 + 0,156X5+℮1. Berdasarkan model persamaan tersebut , maka

dapat dijelaskan bahwa secara simultan faktor syariah (X1), faktor kelas sosial

nasabah (X2), faktor kelompok referensi (X3), faktor peran dalam keluarga (X4),

dan faktor stimuli pemasaran (X5) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

proses informasi keputusan (X6). Besaranya pengaruh simultan adalah 0,663 atau

66% merupakan kontribusi dari variabel faktor syariah, kelas sosial nasabah,

kelompok referensi, peran dalam keluarga , dan stimuli pemasaran terhadap

variabel proses informasi keputusan. Sedangkan sisanya 34% dipengaruhi oleh

faktor lain di luar model.

Secara parsial faktor syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap

proses informasi keputusan sebesar 0,230 atau 23%. Dengan demikian, tinggi

rendahnya proses informasi keputusan dipengaruhi oleh faktor syariah sebesar

23% dan sisanya 77% dijelaskan faktor lain di luar model.

Secara parsial faktor sosial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

proses informasi keputusan sebesar 0,181 atau 18%. Dengan demikian, tinggi

rendahnya proses informasi keputusan dipengaruhi oleh faktor sosial sebesar 18%

dan sisanya 82% dijelaskan faktor lain di luar model.

Secara parsial faktor kelompok referensi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap proses informasi keputusan sebesar 0,248 atau 25%. Dengan

demikian, tinggi rendahnya proses informasi keputusan dipengaruhi oleh factor

kelompok referensi sebesar 25% dan sisanya 75% dijelaskan factor lain di luar

model.

Page 18: ARTIKEL Bank Syariah

18

Secara parsial faktor peran dalam keluarga berpengaruh positif dan

signifikan terhadap proses informasi keputusan sebesar 0,351 atau 35%. Dengan

demikian, tinggi rendahnya proses informasi keputusan dipengaruhi oleh factor

peran dalam keluarga sebesar 35% dan sisanya 65% dijelaskan factor lain di luar

model.

Secara parsial faktor stimuli pemasaran berpengaruh positif dan signifikan

terhadap proses informasi keputusan sebesar 0,156 atau 16%. Dengan demikian,

tinggi rendahnya proses informasi keputusan dipengaruhi oleh factor proses

informasi keputusan sebesar 16% dan sisanya 84% dijelaskan factor lain di luar

model.

Selanjutnya, pada substruktural 2 terlihat bahwa koefisien jalur untuk X1,

X2, X3, X4, X5, dan X6 adalah 0,147, 0,091, 0,104, -0,210, 0,147, dan 0,179.

Degan demikian model persamaan jalurnya, yaitu Y = 0,147X1 + 0,091X2 +

0,104X3 - 0,210X4 + 0,147X5+0,179X6℮1. Berdasarkan model persamaan

tersebut , maka dapat dijelaskan bahwa secara simultan faktor syariah (X1),

faktor kelas sosial nasabah (X2), faktor kelompok referensi (X3), faktor peran

dalam keluarga (X4), dan faktor stimuli pemasaran (X5) berpengaruh positif, dan

proses informasi keputusan (X6) berpengaruh positif dan tidak signifikan.

Besarnya pengaruh simultan adalah 0,208 atau 21% merupakan kontribusi dari

variabel faktor syariah, kelas sosial nasabah, kelompok referensi, peran dalam

keluarga, stimuli pemasaran dan variabel proses informasi keputusan terhadap

keputusan nasabah. Sedangkan sisanya 79% dipengaruhi oleh faktor lain di luar

model. Secara parsial, keenam variabel tersebut yang ditempatkan sebagai

prediktor, seluruhnya memiliki nilai signifikansi > 0,05, sehingga dapat dikatakan

seluruh prediktor secara parsial berpengaruh tidak signifikan.

Secara langsung faktor syariah berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap keputusan nasabah sebesar 0,147 atau 15%. Dengan demikian, tinggi

rendahnya keputusan nasabah dipengaruhi oleh faktor syariah sebesar 15% dan

sisanya 85% dijelaskan faktor lain di luar model.

Secara langsung faktor sosial berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap keputusan nasabah sebesar 0,091 atau 9%. Dengan demikian, tinggi

rendahnya keputusan nasabah dipengaruhi oleh faktor syariah sebesar 9% dan

sisanya 91% dijelaskan faktor lain di luar model.

Secara langsung faktor kelompok referensi berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap keputusan nasabah sebesar 0,104 atau 10%. Dengan

demikian, tinggi rendahnya keputusan nasabah dipengaruhi oleh faktor kelompok

referensi sebesar 10% dan sisanya 90% dijelaskan faktor lain di luar model.

Secara langsung faktor peran dalam keluarga berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap keputusan nasabah sebesar -0,210 atau 0%. Dengan

demikian, tinggi rendahnya keputusan nasabah tidak dipengaruhi oleh faktor

peran dalam keluarga.

Secara langsung faktor stimuli pemasaran berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap proses keputusan nasabah sebesar 0,147 atau 15%. Dengan

demikian, tinggi rendahnya keputusan nasabah dipengaruhi oleh faktor stimuli

pemasaran sebesar 15% dan sisanya 85% dijelaskan faktor lain di luar model.

Secara langsung faktor proses keputusan nasabah berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap keputusan nasabah sebesar 0,179 atau 18%. Dengan

demikian, tinggi rendahnya keputusan nasabah dipengaruhi oleh faktor syariah

sebesar 18% dan sisanya 82% dijelaskan faktor lain di luar model.

Page 19: ARTIKEL Bank Syariah

19

4.5 Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan teknik analisis statistik regresi

sederhana yang distandarisir dan dengan menggunakan analisis jalur (path

analysis), dari hasil pengolahan data dengan program SPSS for Windows versi 14

yang akan dipaparkan melalui tabel-tabel signifikansi path berikut penjelasan

sesuai dengan hipotesis yang telah dirumuskan.

Pengujian hipotesis dilakukan baik secara parsial maupun secara simultan.

Pengujian secara parsial dilakukan dengan mengunakan Uji-t dan pengujian

secara simultan dilakukan dengan menggunakan Uji-F pada tingkat kepercayaan

sebesar 95% (α = 5%).

a. Pengujian Hipotesis 1

Setelah dilakukan pengujian, ditemukan bahwa terdapat hubungan

langsung yang signifikan antara faktor syariah, kelas sosial nasabah, kelompok

referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi stimuli pemasaran secara

parsial terhadap proses informasi keputusan nasabah.

Setelah dilakukan pengujian melalui analisis jalur, terbukti bahwa secara

parsial variabel syariah (X1) memberikan pengaruh langsung yang signifikan

terhadap proses informasi keputusan nasabah (X6) dimana signifikansi t

mempunyai nilai 0,001 < 0.05. besarnya pengaruh ditunjukkan nilai koefisien

jalur atau standardized coeficient beta, yaitu 0,230 (tabel 4.14). Dengan

demikian, tinggi rendahnya proses informasi keputusan dipengaruhi oleh faktor

syariah sebesar 23% dan sisanya 77% dijelaskan faktor lain di luar model. Sama

halnya dengan variabel sosial (X2), variabel kelompok referensi (X3),

variabel peran dalam keluarga (X4), dan variabel stimuli pemasaran (X5)

terhadap proses informasi keputusan nasabah (X6), juga berpengaruh langsung

secara siginifikan. Besarnya pengaruh masing-masing variabel tersebut

terhadap proses keputusan nasabah (X6), yaitu 0,230 (23%), 0,181 (18%),

0,248 (25%), 0,351 (35%), 0,156 (16%). Variabel peran dalam keluarga (X4)

memiliki pengaruh yang terbesar dibandingkan dengan variabel lainnya.

Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis 1 yang diajukan diterima.

b. Pengujian Hipotesis 2 Setelah dilakukan pengujian, ditemukan bahwa terdapat hubungan

langsung yang signifikan antara faktor syariah, kelas sosial nasabah, kelompok

referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi stimuli pemasaran secara

simultan terhadap proses informasi keputusan nasabah.

Hasil output SPSS yang ditunjukkan tabel ANOVA (lampiran 1) diketahui

bahwa nilai F statistik sebesar 39,423 dan signifikan pada taraf nyata 5% karena

nilai signifikan F test menunjukkan 0,000 < 0,05. Hal ini berarti bahwa secara

simultan, faktor syariah, kelas sosial nasabah, kelompok referensi, peran dalam

keluarga, dan faktor persepsi stimuli pemasaran berpengaruh langsung terhadap

proses informasi keputusan nasabah. Secara bersama, kelima variabel tersebut

mampu menjelaskan variabel proses informasi keputusan nasabah sebesar 66%

(nilai R square) dan sisanya sekitar 33% dijelaskan faktor lain di luar model.

Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis 1 yang diajukan diterima.

c. Pengujian Hipotesis 3

Setelah dilakukan pengujian, ditemukan bahwa ada pengaruh tidak

langsung secara signifikan faktor syariah, kelas sosial nasabah, kelompok

Page 20: ARTIKEL Bank Syariah

20

referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi stimuli pemasaran terhadap

keputusan nasabah melalui variabel proses informasi keputusan nasabah.

Setelah dilakukan pengujian melalui analisis jalur (path analysis), terlihat

bahwa hipotesis 3 dapat ditolak, karena pengaruh tidak langsung antara faktor

syariah (X1) terhadap keputusan nasabah (Y) memberikan pengaruh yang tidak

signifikan, dimana signifikansi t > 0,05. Namun demikian, Pengaruh tidak

langsung antara faktor syariah (X1) terhadap keputusan nasabah (Y) melalui

proses informasi keputusan nasabah (X6) bisa dihitung. Hal tersebut diperkuat

oleh pendapat Yamin, S dan Heri K (2009) yang menyatakan bahwa jika variabel

independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel intervening, maka

pengaruh tidak langsung variabel independen terhadap variabel dependen melalui

variabel intervening dapat dihitung. Dengan demikian besarnya pengaruh tidak

langsung X1 terhadap Y melalui X6, yaitu sebesar = 0,230 x 0,179 = 0,041,

sehingga pengaruh total faktor syariah (X1) terhadap keputusan nasabah (Y)

adalah 0,147 + 0,041 = 0,188. Demikian juga dengan variabel X2, X3, X4, dan

X5 berpengaruh tidak langsung secara tidak signifikan terhadap keputusan

nasabah (Y), dimana signifikansi t > 0,05.

Besarnya pengaruh tidak langsung X2 terhadap Y melalui X6, yaitu

sebesar = 0,181 x 0,179 = 0,032 sehingga pengaruh total faktor sosial (X2)

terhadap keputusan nasabah (Y) adalah 0,091 + 0,032 = 0,123.

Besarnya pengaruh tidak langsung X3 terhadap Y melalui X6, yaitu

sebesar = 0,248 x 0,179 = 0,044 sehingga pengaruh total faktor kelompok

referensi (X3) terhadap keputusan nasabah (Y) adalah 0,104 + 0,044 = 0,148.

Besarnya pengaruh tidak langsung X4 terhadap Y melalui X6, yaitu

sebesar = 0,351 x 0,179 = 0,063 sehingga pengaruh total faktor peran dalam

keluarga (X4) terhadap keputusan nasabah (Y) adalah -0,210 + 0,063 = 0,000.

Besarnya pengaruh tidak langsung X5 terhadap Y melalui X6, yaitu

sebesar = 0,156 x 0,179 = 0,028 sehingga pengaruh total faktor stimuli pemasaran

(X5) terhadap keputusan nasabah (Y) adalah 0,147 + 0,028 = 0,175.

Rekapitulasi pengaruh tidak langsung dan pengaruh total variabel X1, X2,

X3, X4, dan X5 terhadap Y ditampilkan dalam tabel 4.15

Tabel 4.15 Rekapitulasi Pengaruh Tidak Langsung dan Pengaruh Total

Variabel X1, X2, X3, X4, dan X5 terhadap Y

Variabel Pengaruh Tidak

Langsung

Pengaruh Total

X1 0,041 0,188

X2 0,032 0,123

X3 0,044 0,148

X4 0,063 0,000

X5 0,028 0,175

Sumber: Data diolah, 2010

Tabel 4.15 tersebut memberikan gambaran bahwa faktor peran dalam

keluarga (X4) memberikan pengaruh tidak langsung paling besar, yaitu sebesar

0,063, akan tetapi secara total pengaruhnya terhadap keputusan nasabah tidak ada.

Di sisi lain, faktor syariah (X1) berpengaruh tidak langsung sebesar 0,041 dan

secara total memberikan pengaruh paling besar, yaitu 0,188 terhadap keputusan

nasabah.

Page 21: ARTIKEL Bank Syariah

21

4.6 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka

pembahasan dapat dijelaskan seperti berikut ini.

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel

faktor syariah mempunyai pengaruh langsung yang signifikan terhadap faktor

informasi keputusan nasabah untuk menyimpan dana pada bank syariah. Hasil

penelitian ini dapat dijelaskan bahwa secara umum masyarakat muslim

menyimpan dananya pada suatu bank syariah karena syariat agama islam,

misalnya, untuk mencapai ridha Allah, bank syariah memenuhi aturan halal

haram, praktek operasional bank syariah tidak bersumber dari bunga/riba. Hal ini

didukung pendapat Multitama (2006) yang mengatakan bahwa jika seseorang

tidak memerlukan hasil, ia dapat menginfakkan hasilnya, seperti menyimpan atau

meminjamkan kelebihan dana yang dimiliki melalui akad penitipan dan bagi hasil

dengan orang lain. Dengan memahami konsep yang dibangun Multitama tersebut,

dapat disimpulkan bahwa salah satu salah faktor yang mempengaruhi keputusan

seorang muslim untuk menyimpan dana adalah faktor syariah (Islam). Hasil

penelitian kerjasama Bank Indonesia dan IPB (2004) juga mengungkapkan

bahwa alasan utama responden dalam memilih bank syariah yang dominan adalah

kesesuaian dengan syariah agama. Selanjutnya, Penelitian Rivai (2007)

memberikan informasi tentang pertimbangan dominan responden di dalam

memilih jasa bank syariah, yaitu faktor keyakinan bahwa bunga bank

bertentangan dengan agama.

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel

faktor sosial mempunyai pengaruh langsung yang signifikan terhadap faktor

informasi keputusan nasabah untuk menyimpan dana pada bank syariah. Faktor

sosial yang dimaksud misalnya adanya kelebihan dana, sumber penghasilan,

pekerjaan, tingkat pendidikan serta lingkungan tempat tinggal. Wells dan Prensky

(1996) menyatakan bahwa kelas sosial mengacu pada posisi tertentu dalam

struktur sosial dan ekonomi suatu masyarakat, yang didasarkan pada kriteria

pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan. Konsep ini menunjukkan bahwa ada tiga

dimensi kelas sosial, yaitu tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan tingkat

pekerjaan. Hasil dari penelitian ini dapat dijelaskan bahwa nasabah menyimpan

uangnya di bank syariah dipengaruhi oleh pendapatan yang dimiliki. Hal tersebut

diperkuat oleh hasil penelitian yang dilakukan LPM Universitas Hasanuddin

(2003: 187-191) menunjukkan bahwa salah faktor yang mempengaruhi

masyarakat dalam mempergunakan jasa bank syariah, yaitu pendidikan dan

penghasilan serta tingkat keuntungan. Dengan demikian, faktor dimensi sosial

sangat berpengaruh bagi nasabah dalam proses pengambilan keputusan dalam

kaitannya dengan pengembangan bank syariah.

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel

kelompok referensi mempunyai pengaruh langsung yang signifikan terhadap

faktor informasi keputusan nasabah untuk menyimpan dana pada bank syariah.

Temuan dalam penelitian ini dapat dijelaskan bahwa informasi yang diberikan

oleh kelompok formal maupun non-formal tentang bank syariah berpengaruh

langsung pada informasi keputusan nasabah yang pada akhirnya mereka

menyimpan dananya pada bank syariah. Hal tersebut didukung Kotler dan Keller,

(2006) serta Schiffman dan Kanuk ( 2007) yang mengatakan bahwa prilaku

konsumen dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk dipengaruhi

peran kelompok referensi. Hasil penelitian yang pernah dilakukan BI juga

Page 22: ARTIKEL Bank Syariah

22

menemukan bahwa kelompok referensi merupakan sumber informasi utama bagi

nasabah untuk berhubungan dengan bank syariah. Dengan demikian, keberadaan

kelompok referensi baik formal maupun informal sangat berperan dalam proses

keputusan nasabah dalam kaitannya dengan pengembangan bank syariah.

Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan menunjukkan bahwa variabel

peran dalam keluarga mempunyai pengaruh signifikan terhadap faktor informasi

keputusan nasabah untuk menyimpan dana pada bank syariah. Faktor peran dalam

keluarga menyangkut bagaimana pengaruh seseorang dalam keluarganya.

Schiffman dan Kanuk (2007) mengatakan bahwa dalam proses pengambilan

keputusan dalam keluarga terdapat orang yang mempengaruhi para anggota

keluarga lainnya dalam memberikan informasi mengenai suatu produk atau jasa.

Selain itu, para anggota keluarga dengan wewenang untuk menentukan secara

sepihak atau bersama-sama untuk keputusan untuk berbelanja, membeli,

memakai, atau tidak lagi menggunakan produk atau jasa tertentu. Dengan

demikian, peran dalam keluarga sangat berperan dalam proses keputusan nasabah

dalam kaitannya dengan pengembangan bank syariah.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa secara bersama-sama

faktor syariah, sosial, kelompok referensi, stimuli pemasaran, proses keputusan

nasabah berpengaruh secara siginifikan terhadap keputusan nasabah. Hal tersebut

didukung oleh pendapat Kotler dan Keller (2006) dan Schiffman dan Kanuk

(2007) mengemukakan bahwa bahwa terdapat beberapa faktor yang relevan dan

mempengaruhi perilaku nasabah bank syariah dalam menggunakan produk

penghimpunan dana bank syariah. Faktor-faktor tersebut berupa karakterisktik

konsumen atau lingkungan sosio-budaya (kebudayaan, kelompok referensi,

keluarga kelas sosial, dan status sosial), faktor persepsi konsumen atas stimuli

pemasaran, dan faktor proses keputusan pembelian (pengenalan kebutuhan,

penyelidikan sebelum membeli, dan evaluasi alternatif). Namun demikian, secara

parsial, faktor-faktor berpengaruh tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa pada

perbankan syariah, proses keputusan nasabah dalam penghimpunan dana pada

bank syariah mempengaruhi keputusan nasabah dalam penghimpunan dana pada

bank syariah melalui pengintegrasian faktor syariah, sosial, kelompok referensi,

stimuli pemasaran melalui proses keputusan nasabah. Hal tersebut sesuai dengan

model yang diajukan peneliti yang mengacu pada hubungan sebab akibat (satu

arah) sebagaimana yang dapat dipahami dari model yang dikembangkan Kotler

dan Keller (2006). Model tersebut dapat dijelaskan bahwa ada hubungan sebab

akibat satu arah faktor syariah, sosial, kelompok referensi, stimuli pemasaran

yang langsung mempengaruhi proses keputusan nasabah, yang selanjutnya

mempengaruhi keputusan nasabah, misalnya bentuk produk (merek)

penghimpunan dana pada perbankan syariah, yaitu giro wadiah, tabungan wadiah,

tabungan mudharabah, deposito mudharabah mutlaqah, dan deposito

mudharabah muqayyadah (Karim, 2006: 107-111; Antonio, 2001: 155-157).

Keputusan nasabah dalam penghimpuanan dana pada bank syariah juga

melibatkan pemilihan nominal saldo simpanan (kuantitas). Setelah itu, keputusan

nasabah dalam penghimpunan dana pada bank syariah juga melibatkan pemilihan

jangka waktu simpanan, seperti pada produk deposito mudharabah mutlaqah dan

mudharabah muqayyadah dengan pilihan jangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan,

12 bulan (Karim, 2006: 305, 309).

Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh langsung faktor

syariah, sosial, kelompok referensi, stimuli pemasaran terhadap keputusan

Page 23: ARTIKEL Bank Syariah

23

nasabah dalam menyimpan dananya pada bank syariah. Oleh karena itu, proses

keputusan nasabah sangat berpengaruh terhadap keputusan nasabah.

V. Simpulan Merujuk pada temuan hasil penelitian, hasil analisis dan pembahasan,

maka dikemukakan beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut:

a. Secara parsial pada tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat

hubungan langsung yang signifikan antara faktor syariah, kelas sosial

nasabah, kelompok referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi

stimuli pemasaran, baik secara parsial maupun secara simultan terhadap

proses informasi keputusan nasabah. Selanjutnya, ada pengaruh tidak

langsung secara signifikan faktor syariah, kelas sosial nasabah, kelompok

referensi, peran dalam keluarga, dan faktor persepsi stimuli pemasaran

terhadap keputusan nasabah melalui variabel proses informasi keputusan

nasabah.

b. Terdapat pengaruh tidak langsung secara tidak signifikan faktor syariah,

kelas sosial nasabah, kelompok referensi, peran dalam keluarga, dan faktor

persepsi stimuli pemasaran terhadap keputusan nasabah melalui variabel

proses informasi keputusan nasabah.

Page 24: ARTIKEL Bank Syariah

24

DAFTAR PUSTAKA

Almossawi, M. 2001. Bank Selection Criteria Employed by College Student in

Bahrain. The International Journal of Bank Marketing; 19, 3; ABI/INFORM

Global, pg 115.

Antonio, M.S. .2001. Bank Syariah, dari Teori ke Praktik. Gema Insani, Jakarta.

Bank Indonesia dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat

Universitas Hasanuddin. 2003. Penelitian Potensi, Preferensi, dan Perilaku

Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Wilayah Sulawesi Selatan.. Bank

Indonesia, Makassar.

Bank Indonesia, Statistik Perbankan Syariah dalam www.bi.go.id (on line),

diakses 14 Maret 2010.

Bank Indonesia dan Institut Pertanian Bogor. 2004. Penelitian Potensi,

Preferensi, dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah di Wilayah

Kalimantan Selatan. Ringkasan Eksekutif Hasil Penelitian. Bank Indonesia,

Jakarta.

Bank Indonesia dan Institut Pertanian Bogor. 2004a. Potensi, Preferensi, dan

Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah; Studi Pada Wilayah Propinsi

Sumatera Selatan. Ringkasan Eksekutif Hasil Penelitian. Bank Indonesia,

Jakarta.

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Harahap, S.S., Wiroso, dan Yusuf, M. 2005. Akuntansi Perbankan Syariah.

LPFE-Usakti, Jakarta Barat.

Hartono, J. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-

Pengalaman. BPFE, Yogyakarta.

Karim, A.A. 2006. Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan. PT RajaGrafindo

Persada, Jakarta.

Kasmir. 2004. Pemasaran Bank. Kencana, Jakarta.

Kotler, P., dan Keller, K.L. 2006. Marketing Management. 12e. Pearson Prentice

Hall, New Jersey.

Multitama. 2006. Islamic Business Strategy for Enterpreneurship. Zikrum Hakim,

Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1992 Tentang Bank

Umum Berdasarkan Prinsip Bagi Hasil.

Purbaya BS dan Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft excel dan

SPSS. Andi, Yogyakarta.

Rivai, H.A. 2007. Identifikasi Faktor Penentu Keputusan Konsumen dalam

Memilih Jasa Perbankan: Bank Syariah vs Bank Konvensional. Center for

Banking Research-Andalas University dan Bank Indonesia.

Schiffman, L.G. dan Kanuk, L.L. 2004. Consumer Behavior. 8th

ed. Pearson

Educational International, New Jersey.

Schiffman, L.G. dan Kanuk, L.L. 2007. Perilaku Konsumen 7th

ed. Terjemahan.

PT Indeks, Jakarta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta, Bandung.

________. 2010. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan

Undang-Undang nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Page 25: ARTIKEL Bank Syariah

25

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Wells, W.D. dan Prensky, D. 1996. Consumer Behavior. John Wiley & Sons, Inc.,

Canada.

Wibowo, E. dan Widodo, U.H. 2005. Mengapa Memilih Bank Syariah? Ghalia

Indonesia, Bogor.

Kompas, Di SulSel Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah Maju Pesat (on line),

(http/www.kompas.com, diakses 14 Maret 2010).

Yamin, S dan Heri K. 2009. SPSS Complete: Teknik Analisis Statistik terlengkap

dengan Software SPSS. Salemba Infotek, Jakarta.