Artikel
description
Transcript of Artikel
PERBEDAAN KOMBINASI METODE EXPLICIT INSTRUCTION DAN MIND MAPPING DENGAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENDEMONSTRASIKAN FUNGSI DAN CARA KERJA PERANGKAT
LUNAK APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KELAS X SMAN 7 MALANG
Hadiasa Ultawisena, Syaad Patmanthara, M. Zainal ArifinUniversitas Negeri Malang
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
ABSTRAK: Pelaksanaan pembelajaran dengan metode demonstrasi yang tidak sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran dapat menimbulkan berbagai permasalah seperti kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran dan sebagian siswa cenderung pasif. Ketidak sesuaian pelaksanaan metode pembelajaran dengan rencana pembelajaran dapat dilihat dari tahap pelaksanaan dan waktu pembelajaran yang tidak sesua. Solusi dari permasalahan tersebut adalah mengganti metode yang lama yaitu metode demonstrasi dengan metode yang lebih sesuai seperti kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas yang diberi perlakuan kombinasi metode explicit Instruction dan mind mapping dengan kelas yang diberi perlakuan metode demonstrasi. Rancangan penelitian ini bersifat eksperimental semu. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu metode pembelajaran dan variabel terikatnya hasil belajar. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 7 Malang tahun pelajaran 2011/2012. Penentuan sampel menggunakan sampel bertujuan dan diperoleh kelas X7 sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan metode demonstrasi dan X8 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan kombinasi metode explicit Instruction dan mind mapping.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan kombinasi metode explicit Instruction dan mind mapping memiliki rata-rata hasil belajar 85,85 dan kelas kontrol yang diberi perlakuan metode demonstrasi rata-rata hasil belajar 80,19. Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diketahui dengan melihat signifikansi nilai Sig(p) 0,000 < 0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara penerapan kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping dengan metode demonstrasi pada pokok bahasan mendemonstrasikan fungsi dan cara kerja perangkat lunak aplikasi teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X SMAN 7 Malang.Kata kunci: Kombinasi Explicit Instruction dan Mind Mapping, Demonstrasi, hasil belajar, TIK
Berdasarkan observasi awal di SMAN 7 Malang, terdapat berbagai masalah
diantaranya siswa yang remidial untuk mencapai SKM sekitar 30 persen dari
jumlah siswa. permasalah tersebut dikarenakan kurang aktifnya siswa dalam
pembelajaran dan sebagian siswa cenderung pasif. Metode yang digunakan
kurang maksimal dalam pelaksanaannya dan dapat dilihat dari pelaksanaan dan
waktu pembelajaran yang kurang efektif. Solusi dari permasalahan tersebut adalah
mengganti metode yang lama yaitu metode demonstrasi dengan metode yang
1
lebih sesuai seperti kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping.
Pemilihan kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping ditentukan
dengan pertimbangan beberapa faktor diantaranya anak didik, tujuan, situasi,
fasilitas dan guru (Djamarah dan Zain, 2010:78). Penerapan kombinasi dari
metode ini dapat meningkatkan keaktifan siswa karena pada pelaksanaan siswa
akan melakukan praktek langsung yang dibimbing oleh guru. Pemahaman materi
akan mudah diserap dan diingat siswa karena disajikan secara mind mapping
dimana materi akan ditampilkan dengan inti-inti pokok yang akan dibahas dalam
praktikum. Dengan metode ini penggunaan waktu pembelajaran menjadi lebih
efektif yang mana dalam setiap 2 jam pelajaran akan digunakan untuk penguasaan
materi dan latihan yang dibimbing oleh guru.
Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
antara kelas yang diberi perlakuan kombinasi metode explicit Instruction dan
mind mapping dengan kelas yang diberi perlakuan metode demonstrasi.
METODE
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif komparatif. Metode
penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu. Rancangan eksperimen
digunakan sebagai acuan untuk menentukan sampel penelitian. Sampel penelitian
berupa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini variabel
bebasnya adalah kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping dan
metode demonstrasi sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa.
Menurut Arikunto (2010:131) “Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian”. Sampel adalah bagian dari jumlah karateristik yang terdapat pada
sebuah populasi(Sugiyono, 2010:61). Populasi pada penelitian ini adalah siswa
kelas X SMAN 7 Malang. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan
sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Terdapat beberapa pertimbangan diantaranya kesamaan kemampuan awal siswa,
jumlah siswa yang sama, kesamaan karateristik siswa dan hasil uji statistik yang
menunjukkan bahwa kedua kelas terdistribusi normal dan homogen. Berdasarkan
2
pertimbangan tersebut didapat jumlah responden sebanyak 78 siswa yang diambil
dari 2 kelas yang dari masing-masing kelas diambil sampel sebanyak 38 siswa.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen perlakuan dan pengukuran.
Instrumen perlakuan adalah alat yang digunakan sebagai panduan dalam
pelaksanaan penelitian. Sebelum hingga pelaksanaan penelitian instrumen yang
digunakan adalah silabus, RPP, Bahan ajar. Instrumen pengukuran adalah alat
yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Ada dua instrumen yang
digunakan yaitu tes objektif dan lembar observasi. Tes objektif digunakan dengan
mengujikan ke siswa, sedangkan lembag observasi digunakan oleh
observer/pengamat untuk mengamati perilaku dan keterampilan siswa. Instrumen
sebelum digunakan dilakukan uji kelayakan, pengujian berfungsi untuk
mengetahui kualitas dari instrumen serta digunakan untuk mengevaluasi
instrumen yang digunakan dengan validasi isi oleh tim ahli seperti dosen dan guru
TIK, sedangkan instrumen soal dilakukan beberapa pengujian lanjutan seperti
validitas butir soal, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
HASIL
Uji Kelayakan Instrumen
Validasi isi dilakukan oleh tim ahli sesuai bidangnya yang terdiri dari guru
dan dosen. Hasil validasi isi dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1 Hasil Validasi Isi Instrumen
No Instrumen Persentase Kriteria1 Materi/Bahan ajar 88% Sangat tinggi2 Tugas 84% Sangat tinggi3 Lembar Psikomotor 88% Sangat tinggi4 Lembar Afektif 88% Sangat tinggi5 Soal 99% Sangat tinggi
Untuk pengujian kelayakan soal hasil penghitungan untuk uji validitas
butir dengan korelasi product moment diketahui bahwa 30 soal adalah valid
dimana r hitung setiap soal lebih besar dari rxy atau r tabel(r tabel untuk 40 siswa
adalah 0,3044). Untuk uji reliabilitas menggunakan rumus spearman brown hasil
uji menunjukkan bahwa instrumen soal memiliki reliabilitas sebesar 0,825 dan
dapat diketahui bahwa soal-soal tersebut memiliki reabilitas sangat tinggi. Untuk
3
uji taraf kesukaran dari hasil uji dapat diketahui dari 30 soal terdapat 3 soal
kriteria sukar, 16 soal kriteria sedang, 11 kriteria mudah. Hasil uji daya pembeda
dapat diketahui dari 30 soal yang diuji daya pembeda hanya terdapat 2 kriteria
soal yaitu 22 soal dengan tingkat pembeda cukup dan 8 soal dengan tingkat
pembeda baik.
Uji prasyarat analisis
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas menggunakan SPSS 16.0
pretes diketahui nilai D maks (0,116) dan (0,155) < D kritis tabel (0,19392).
Kolmogrov-Smirnov Z (0,715) dan (0,953) < Z tabel (1,99. Asymp.Sig.(2-tailed)
(0,686) dan (0,324) > taraf signifikansi (0,05) . Berdasarkan kriteria uji normalitas
maka dapat disimpulkan bahwa data kemampuan awal siswa kelas kontrol dan
kelas eksperimen terdistribusi normal. Sedangkan hasil perhitungan uji normalitas
postes dapat diketahui D maks (0,121) dan (0,099) < D kritis tabel (0,19392).
Untuk Z hitung (0,746) dan (0,613) < Z tabel (1,99). Asymp.Sig.(2-tailed) (0,633)
dan (0,847) > taraf signifikansi (0,05). Berdasarkan kriteria uji normalitas maka
dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas
eksperimen terdistribusi normal.
Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas pretes menggunakan SPSS
16.0 diketahui nilai Sig. Based on Mean (0,455) > taraf signifikansi (0,05) dan
jika dilihat nilai Fhitung < Ftabel (0.564 < 3,97). Berdasarkan kriteria uji homogenitas
maka dapat disimpulkan bahwa data kemampuan awal kelas kontrol dan
eksperimen adalah homogen. Untuk uji homogenitas postes diketahui nilai Sig.
Based on Mean (0,330) > taraf signifikansi (0,05) dan jika dilihat nilai Fhitung <
Ftabel (0.960 < 3,97). Berdasarkan kriteria uji homogenitas dapat disimpulkan
bahwa data hasil belajar kelas kontrol dan eksperimen adalah homogen.
Berdasarkan hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata dapat diketahui
nilai t hitung (0,457) < t tabel (1,99254) dan Sig.(2-tailed) (0,649) > 0,05
menunjukkan bahwa kedua kelas sama. Berdasarkan kriteria uji kesamaan dua
rata-rata maka dapat disimpulkan bahwa data kemampuan awal kelas kontrol dan
eksperimen adalah sama.
4
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Demonstrasi
Kemampuan awal diperoleh dengan tes menggunakan soal dan data hasil
belajar terdiri dari nilai kognitif, psikomotor, afektif dan tugas yang diperoleh
selama proses dan tes setelah pembelajaran dengan metode demonstrasi.
Tabel 2 Data Peningkatan Kemampuan awal terhadap Hasil belajar kelas kontrol
Kelas Kemampuan Awal Hasil BelajarNilai Terendah 40.00 72.42Nilai Tertinggi 83.33 91.68Rata-rata 60.44 80.19Varian 88.38 30.08
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Kombinasi Metode Explicit Instruction
dan Mind Mapping
Kemampuan awal diperoleh dengan tes menggunakan soal dan data hasil
belajar terdiri dari nilai kognitif, psikomotor, afektif dan tugas yang diperoleh
selama proses dan tes setelah pembelajaran dengan kombinasi metode explicit
instruction dan mind mapping.
Tabel 3 Data Peningkatan Kemampuan awal terhadap Hasil belajar kelas eksperimen
Kelas Kemampuan Awal Hasil BelajarNilai Terendah 36.67 74.78Nilai Tertinggi 76.67 94.11Rata-rata 59.39 85.85Varian 112.83 24.24
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Kombinasi Metode Explicit
Instruction dan Mind Mapping dengan Metode Demonstrasi
Perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Data Hasil Belajar Siswa
Kelas Kelas Kontrol Kelas EksperimenNilai Terendah 72.42 74.78Nilai Tertinggi 91.68 94.11Nilai Tengah 79.70 86.08Rentang 19.26 19.33Rata-rata 80.19 85.85
5
Varian 30.08 24.24
Penghitungan hasil uji hipotesis menggunakan rumus uji t dan dihitung
dengan SPSS 16.0 menggunakan Independent Samples Test. Deskripsi hasil uji
hipotesis data hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol.
Data Thitung Ttabel Sig.(2-tailed) Keterangan
Postes 4,740 1,99254 0,000 Berbeda
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis pada Tabel 5 dapat diketahui
nilai t hitung (4,740) > t tabel (1,99254) dan Sig.(2-tailed) (0,000) < 0,05
menunjukkan bahwa hasil belajar kedua kelas berbeda. Dan dapat disimpulkan H0
ditolak sehingga Ha diterima. Jadi, ada perbedaan hasil belajar yang signifikan
antara penerapan kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping dengan
metode demonstrasi pada pokok bahasan mendemonstrasikan fungsi dan cara
kerja perangkat lunak aplikasi teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X
SMAN 7 Malang.
PEMBAHASAN
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Demonstrasi
Berdasarkan Tabel 2 peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol yang
diberi perlakuan menggunakan metode demonstrasi dapat diketahui dengan
meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa yang sebelum diberi perlakuan
rata-ratanya sebesar 60,44 meningkat menjadi 80,19 setelah diberi perlakuan
dengan metode demonstrasi. Dengan metode ini dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pokok bahasan mendemonstrasikan fungsi dan cara kerja perangkat
lunak aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang memiliki karateristik
yang sama antara metode dan materi praktikum. Pada Tabel 2 diketahui rata-rata
hasil belajar siswa kelas kontrol sebesar 80,19 dengan nilai terendah sebesar 72,42
dan nilai tertinggi sebesar 91,68. Variansi data hasil belajar siswa kelas kontrol
sebesar 30,08 yang menunjukkan homogenitas nilai kelompok kelas kontrol
cukup besar.
Hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan metode demonstrasi
sudah baik dimana rata-rata hasil belajar siswa sebesar 80,19. Untuk keaktifan dan
6
keterampilan siswa sudah baik dapat dilihat dari rata-rata penilaian afektif dan
psikomotor diatas standar kelulusan minimal. Dari rata-rata yang tinggi tetapi
masih terdapat beberapa siswa yang mengalami remidial sejumlah 8 siswa. Siswa
yang mengalami remidial berada dalam range nilai 72,42 sampai 75,00(SKM dari
pokok bahasan materi) karena nilai terendah dari kelas kontrol adalah 72,42.
Hasil Belajar Siswa Menggunakan Kombinasi Metode Explicit Instruction
dan Mind Mapping
Berdasarkan Tabel 3 peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen
yang diberi perlakuan menggunakan kombinasi metode explicit instruction dan
mind mapping dapat diketahui dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa yang
sebelum diberi perlakuan rata-ratanya sebesar 59,39 meningkat menjadi 85,85
setelah diberi perlakuan dengan kombinasi metode explicit instruction dan mind
mapping. Pada Tabel 3 diketahui rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen
sebesar 85,85 dengan nilai terendah sebesar 74,78 dan nilai tertinggi sebesar
94,11. Variansi data hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 24,24 dengan
standart deviasi sebesar 4,92 yang menunjukkan homogenitas nilai kelompok
kelas eksperimen cukup besar.
Dengan kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping
pembelajaran yang semula terkesan kurang menarik dan membosankan dapat
menjadi lebih menarik minat siswa untuk belajar, dengan melihat rata-rata hasil
belajar siswa sebesar 85,85 menunjukkan keberhasilan metode dalam
mengajarkan materi dengan pokok bahasan mendemonstrasikan fungsi dan cara
kerja perangkat lunak aplikasi teknologi informasi dan komunikasi. Tetapi masih
terdapat siswa yang mengalami remidial sejumlah 1 siswa. Siswa yang mengalami
remidial memiliki nilai terendah yaitu sebesar 74,78. Jumlah ini cukup kecil bila
dilihat pada pembelajaran sebelumnya siswa yang mengalami remidial sekitar 30
persen dari jumlah keseluruhan. Penggunaan waktu yang cukup efektif dan
menyenangkan bagi siswa ditunjukkan dari nilai psikomotor dan afektif siswa
yang baik. Alokasi waktu juga sesuai dengan yang ada pada RPP. Antusias siswa
juga baik dimana rata-rata nilai psikomotor dan afektif siswa diatas standar
7
kelulusam minimal yaitu 75,00. Kombinasi metode explicit instruction dan mind
mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan
mendemonstrasikan fungsi dan cara kerja perangkat lunak aplikasi teknologi
informasi dan komunikasi.
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Kombinasi Metode Explicit
Instruction dan Mind Mapping dengan Metode Demonstrasi
Hasil belajar siswa dari kedua kelas antara kelas eksperimen yang diberi
perlakuan kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping dengan kelas
kontrol yang diberi perlakuan menggunakan metode demonstrasi mengalami
penigkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari rata-rata yang mengalami
peningkatan, hasil belajar siswa kedua kelas tersebut lebih besar dari pada
kemampuan awal siswa. Grafik peningkatan hasil belajar siswa antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini
Kemampuan Awal Hasil Belajar0
20
40
60
80
100
60.44
80.19
59.39
85.85
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Demonstrasi dengan Kombinasi
Metode Explicit Instruction dan Mind Mapping
Kelas Kontrol
Kelas Eksper-imen
Gambar 1 Grafik Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar
Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui terjadi peningkatan hasil belajar
antara kelas kontrol dan eksperimen. Berdasarkan rata-rata hasil belajar kelas
kontrol sebesar 80,19 dan kelas eksperimen sebesar 85,85 dikatakan pembelajaran
yang telah dilakukan berhasil dengan kriteria optimal karena sebagian besar (76%
s.d. 99%) bahan pembelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji hipotesis
diketahui hasil belajar kedua kelas berbeda, dapat dilihat pada Tabel 4 hasil uji
8
hipotesis data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan
SPSS 16.0 dapat diketahui nilai t hitung (4,740) > t tabel (1,99254) dan Sig.(2-
tailed) (0,000) < 0,05 menunjukkan bahwa hasil belajar kedua kelas berbeda. Dan
dapat disimpulkan H0 ditolak, sehingga Ha diterima. Jadi, ada perbedaan hasil
belajar yang signifikan antara penerapan kombinasi metode explicit instruction
dan mind mapping dengan metode demonstrasi pada pokok bahasan
mendemonstrasikan fungsi dan cara kerja perangkat lunak aplikasi teknologi
informasi dan komunikasi siswa kelas X SMAN 7 Malang.
Dari kedua metode belajar tersebut, diketahui kelas eksperimen yang
diberi perlakuan kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping lebih
unggul dari metode demonstrasi. Selisih rata-rata dari kedua kelas menunjukkan
rata-rata hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan kombinasi metode
explicit instruction dan mind mapping lebih besar dari pada rata-rata hasil belajar
siswa yang diberi perlakuan dengan metode demonstrasi yaitu 85,85 > 80,19.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar kelas kontrol yang diberi perlakuan metode demonstrasi
mengalami peningkatan sebanyak 32,68 % dengan rata-rata kemampuan awal
siswa sebelum diberi perlakuan sebesar 60,44 meningkat menjadi 80,19 setelah
diberi perlakuan dengan metode demonstrasi.
2. Hasil belajar kelas eksperimen yang diberi perlakuan kombinasi metode
explicit instruction dan mind mapping mengalami peningkatan sebanyak 44,55
% dengan rata-rata kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan sebesar
59,39 meningkat menjadi 85,85 setelah diberi perlakuan dengan kombinasi
metode explicit instruction dan mind mapping.
3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara kelompok siswa
yang diajar menggunakan kombinasi metode explicit instruction dan mind
mapping dengan kelompok siswa yang diajar menggunakan metode
demonstrasi pada pokok bahasan mendemonstrasikan fungsi dan cara kerja
9
perangkat lunak aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dengan taraf
signifikansi 0,000.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang dapat disampaikan
oleh penulis adalah:
1. Kepada guru yang mengajar pelajaran TIK dapat menggunakan kombinasi
metode explicit instruction dan mind mapping sebagai salah satu alternatif
metode pembelajaran karena telah diketahui dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Terbukti dengan menggunaan mind mapping telah diketahui efektifitasnya
dalam mengkonsepkan materi dan mempermudah daya ingat, berdasarkan hal
tersebut mind mapping dapat dikembangkan pada berbagai materi yang lain.
3. Kepada peneliti yang lain disarankan untuk menggunakan dan
mengembangkan cara belajar dengan mind mapping pada kombinasi dengan
berbagai metode yang lain
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Buzan, Tony. 2003. Use Both Sides of Your Brain. Jakarta: Ikon Teralitera.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Celeban Timur: Pustaka Pelajar.
10