Artikel

16
PERBEDAAN KOMBINASI METODE EXPLICIT INSTRUCTION DAN MIND MAPPING DENGAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENDEMONSTRASIKAN FUNGSI DAN CARA KERJA PERANGKAT LUNAK APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KELAS X SMAN 7 MALANG Hadiasa Ultawisena, Syaad Patmanthara, M. Zainal Arifin Universitas Negeri Malang Email: [email protected] , [email protected] , [email protected] ABSTRAK: Pelaksanaan pembelajaran dengan metode demonstrasi yang tidak sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran dapat menimbulkan berbagai permasalah seperti kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran dan sebagian siswa cenderung pasif. Ketidak sesuaian pelaksanaan metode pembelajaran dengan rencana pembelajaran dapat dilihat dari tahap pelaksanaan dan waktu pembelajaran yang tidak sesua. Solusi dari permasalahan tersebut adalah mengganti metode yang lama yaitu metode demonstrasi dengan metode yang lebih sesuai seperti kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas yang diberi perlakuan kombinasi metode explicit Instruction dan mind mapping dengan kelas yang diberi perlakuan metode demonstrasi. Rancangan penelitian ini bersifat eksperimental semu. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu metode pembelajaran dan variabel terikatnya hasil belajar. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 7 Malang tahun pelajaran 2011/2012. Penentuan sampel menggunakan sampel bertujuan dan diperoleh kelas X7 sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan metode demonstrasi dan X8 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan kombinasi metode explicit Instruction dan mind mapping.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan kombinasi metode explicit Instruction dan mind mapping memiliki rata-rata hasil belajar 85,85 dan kelas kontrol yang diberi perlakuan metode demonstrasi rata- rata hasil belajar 80,19. Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diketahui dengan melihat signifikansi nilai Sig(p) 0,000 1

description

artikel

Transcript of Artikel

Page 1: Artikel

PERBEDAAN KOMBINASI METODE EXPLICIT INSTRUCTION DAN MIND MAPPING DENGAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP

HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENDEMONSTRASIKAN FUNGSI DAN CARA KERJA PERANGKAT

LUNAK APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KELAS X SMAN 7 MALANG

Hadiasa Ultawisena, Syaad Patmanthara, M. Zainal ArifinUniversitas Negeri Malang

Email: [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTRAK: Pelaksanaan pembelajaran dengan metode demonstrasi yang tidak sesuai dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran dapat menimbulkan berbagai permasalah seperti kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran dan sebagian siswa cenderung pasif. Ketidak sesuaian pelaksanaan metode pembelajaran dengan rencana pembelajaran dapat dilihat dari tahap pelaksanaan dan waktu pembelajaran yang tidak sesua. Solusi dari permasalahan tersebut adalah mengganti metode yang lama yaitu metode demonstrasi dengan metode yang lebih sesuai seperti kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara kelas yang diberi perlakuan kombinasi metode explicit Instruction dan mind mapping dengan kelas yang diberi perlakuan metode demonstrasi. Rancangan penelitian ini bersifat eksperimental semu. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu metode pembelajaran dan variabel terikatnya hasil belajar. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMAN 7 Malang tahun pelajaran 2011/2012. Penentuan sampel menggunakan sampel bertujuan dan diperoleh kelas X7 sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan metode demonstrasi dan X8 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan kombinasi metode explicit Instruction dan mind mapping.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan kombinasi metode explicit Instruction dan mind mapping memiliki rata-rata hasil belajar 85,85 dan kelas kontrol yang diberi perlakuan metode demonstrasi rata-rata hasil belajar 80,19. Terdapat perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang diketahui dengan melihat signifikansi nilai Sig(p) 0,000 < 0,05. Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara penerapan kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping dengan metode demonstrasi pada pokok bahasan mendemonstrasikan fungsi dan cara kerja perangkat lunak aplikasi teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X SMAN 7 Malang.Kata kunci: Kombinasi Explicit Instruction dan Mind Mapping, Demonstrasi, hasil belajar, TIK

Berdasarkan observasi awal di SMAN 7 Malang, terdapat berbagai masalah

diantaranya siswa yang remidial untuk mencapai SKM sekitar 30 persen dari

jumlah siswa. permasalah tersebut dikarenakan kurang aktifnya siswa dalam

pembelajaran dan sebagian siswa cenderung pasif. Metode yang digunakan

kurang maksimal dalam pelaksanaannya dan dapat dilihat dari pelaksanaan dan

waktu pembelajaran yang kurang efektif. Solusi dari permasalahan tersebut adalah

mengganti metode yang lama yaitu metode demonstrasi dengan metode yang

1

Page 2: Artikel

lebih sesuai seperti kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping.

Pemilihan kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping ditentukan

dengan pertimbangan beberapa faktor diantaranya anak didik, tujuan, situasi,

fasilitas dan guru (Djamarah dan Zain, 2010:78). Penerapan kombinasi dari

metode ini dapat meningkatkan keaktifan siswa karena pada pelaksanaan siswa

akan melakukan praktek langsung yang dibimbing oleh guru. Pemahaman materi

akan mudah diserap dan diingat siswa karena disajikan secara mind mapping

dimana materi akan ditampilkan dengan inti-inti pokok yang akan dibahas dalam

praktikum. Dengan metode ini penggunaan waktu pembelajaran menjadi lebih

efektif yang mana dalam setiap 2 jam pelajaran akan digunakan untuk penguasaan

materi dan latihan yang dibimbing oleh guru.

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

antara kelas yang diberi perlakuan kombinasi metode explicit Instruction dan

mind mapping dengan kelas yang diberi perlakuan metode demonstrasi.

METODE

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif komparatif. Metode

penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu. Rancangan eksperimen

digunakan sebagai acuan untuk menentukan sampel penelitian. Sampel penelitian

berupa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam penelitian ini variabel

bebasnya adalah kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping dan

metode demonstrasi sedangkan variabel terikatnya adalah hasil belajar siswa.

Menurut Arikunto (2010:131) “Populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian”. Sampel adalah bagian dari jumlah karateristik yang terdapat pada

sebuah populasi(Sugiyono, 2010:61). Populasi pada penelitian ini adalah siswa

kelas X SMAN 7 Malang. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan

sampling purposive yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Terdapat beberapa pertimbangan diantaranya kesamaan kemampuan awal siswa,

jumlah siswa yang sama, kesamaan karateristik siswa dan hasil uji statistik yang

menunjukkan bahwa kedua kelas terdistribusi normal dan homogen. Berdasarkan

2

Page 3: Artikel

pertimbangan tersebut didapat jumlah responden sebanyak 78 siswa yang diambil

dari 2 kelas yang dari masing-masing kelas diambil sampel sebanyak 38 siswa.

Instrumen yang digunakan adalah instrumen perlakuan dan pengukuran.

Instrumen perlakuan adalah alat yang digunakan sebagai panduan dalam

pelaksanaan penelitian. Sebelum hingga pelaksanaan penelitian instrumen yang

digunakan adalah silabus, RPP, Bahan ajar. Instrumen pengukuran adalah alat

yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Ada dua instrumen yang

digunakan yaitu tes objektif dan lembar observasi. Tes objektif digunakan dengan

mengujikan ke siswa, sedangkan lembag observasi digunakan oleh

observer/pengamat untuk mengamati perilaku dan keterampilan siswa. Instrumen

sebelum digunakan dilakukan uji kelayakan, pengujian berfungsi untuk

mengetahui kualitas dari instrumen serta digunakan untuk mengevaluasi

instrumen yang digunakan dengan validasi isi oleh tim ahli seperti dosen dan guru

TIK, sedangkan instrumen soal dilakukan beberapa pengujian lanjutan seperti

validitas butir soal, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

HASIL

Uji Kelayakan Instrumen

Validasi isi dilakukan oleh tim ahli sesuai bidangnya yang terdiri dari guru

dan dosen. Hasil validasi isi dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1 Hasil Validasi Isi Instrumen

No Instrumen Persentase Kriteria1 Materi/Bahan ajar 88% Sangat tinggi2 Tugas 84% Sangat tinggi3 Lembar Psikomotor 88% Sangat tinggi4 Lembar Afektif 88% Sangat tinggi5 Soal 99% Sangat tinggi

Untuk pengujian kelayakan soal hasil penghitungan untuk uji validitas

butir dengan korelasi product moment diketahui bahwa 30 soal adalah valid

dimana r hitung setiap soal lebih besar dari rxy atau r tabel(r tabel untuk 40 siswa

adalah 0,3044). Untuk uji reliabilitas menggunakan rumus spearman brown hasil

uji menunjukkan bahwa instrumen soal memiliki reliabilitas sebesar 0,825 dan

dapat diketahui bahwa soal-soal tersebut memiliki reabilitas sangat tinggi. Untuk

3

Page 4: Artikel

uji taraf kesukaran dari hasil uji dapat diketahui dari 30 soal terdapat 3 soal

kriteria sukar, 16 soal kriteria sedang, 11 kriteria mudah. Hasil uji daya pembeda

dapat diketahui dari 30 soal yang diuji daya pembeda hanya terdapat 2 kriteria

soal yaitu 22 soal dengan tingkat pembeda cukup dan 8 soal dengan tingkat

pembeda baik.

Uji prasyarat analisis

Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas menggunakan SPSS 16.0

pretes diketahui nilai D maks (0,116) dan (0,155) < D kritis tabel (0,19392).

Kolmogrov-Smirnov Z (0,715) dan (0,953) < Z tabel (1,99. Asymp.Sig.(2-tailed)

(0,686) dan (0,324) > taraf signifikansi (0,05) . Berdasarkan kriteria uji normalitas

maka dapat disimpulkan bahwa data kemampuan awal siswa kelas kontrol dan

kelas eksperimen terdistribusi normal. Sedangkan hasil perhitungan uji normalitas

postes dapat diketahui D maks (0,121) dan (0,099) < D kritis tabel (0,19392).

Untuk Z hitung (0,746) dan (0,613) < Z tabel (1,99). Asymp.Sig.(2-tailed) (0,633)

dan (0,847) > taraf signifikansi (0,05). Berdasarkan kriteria uji normalitas maka

dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas

eksperimen terdistribusi normal.

Berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas pretes menggunakan SPSS

16.0 diketahui nilai Sig. Based on Mean (0,455) > taraf signifikansi (0,05) dan

jika dilihat nilai Fhitung < Ftabel (0.564 < 3,97). Berdasarkan kriteria uji homogenitas

maka dapat disimpulkan bahwa data kemampuan awal kelas kontrol dan

eksperimen adalah homogen. Untuk uji homogenitas postes diketahui nilai Sig.

Based on Mean (0,330) > taraf signifikansi (0,05) dan jika dilihat nilai Fhitung <

Ftabel (0.960 < 3,97). Berdasarkan kriteria uji homogenitas dapat disimpulkan

bahwa data hasil belajar kelas kontrol dan eksperimen adalah homogen.

Berdasarkan hasil perhitungan uji kesamaan dua rata-rata dapat diketahui

nilai t hitung (0,457) < t tabel (1,99254) dan Sig.(2-tailed) (0,649) > 0,05

menunjukkan bahwa kedua kelas sama. Berdasarkan kriteria uji kesamaan dua

rata-rata maka dapat disimpulkan bahwa data kemampuan awal kelas kontrol dan

eksperimen adalah sama.

4

Page 5: Artikel

Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Demonstrasi

Kemampuan awal diperoleh dengan tes menggunakan soal dan data hasil

belajar terdiri dari nilai kognitif, psikomotor, afektif dan tugas yang diperoleh

selama proses dan tes setelah pembelajaran dengan metode demonstrasi.

Tabel 2 Data Peningkatan Kemampuan awal terhadap Hasil belajar kelas kontrol

Kelas Kemampuan Awal Hasil BelajarNilai Terendah 40.00 72.42Nilai Tertinggi 83.33 91.68Rata-rata 60.44 80.19Varian 88.38 30.08

Hasil Belajar Siswa Menggunakan Kombinasi Metode Explicit Instruction

dan Mind Mapping

Kemampuan awal diperoleh dengan tes menggunakan soal dan data hasil

belajar terdiri dari nilai kognitif, psikomotor, afektif dan tugas yang diperoleh

selama proses dan tes setelah pembelajaran dengan kombinasi metode explicit

instruction dan mind mapping.

Tabel 3 Data Peningkatan Kemampuan awal terhadap Hasil belajar kelas eksperimen

Kelas Kemampuan Awal Hasil BelajarNilai Terendah 36.67 74.78Nilai Tertinggi 76.67 94.11Rata-rata 59.39 85.85Varian 112.83 24.24

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Kombinasi Metode Explicit

Instruction dan Mind Mapping dengan Metode Demonstrasi

Perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Data Hasil Belajar Siswa

Kelas Kelas Kontrol Kelas EksperimenNilai Terendah 72.42 74.78Nilai Tertinggi 91.68 94.11Nilai Tengah 79.70 86.08Rentang 19.26 19.33Rata-rata 80.19 85.85

5

Page 6: Artikel

Varian 30.08 24.24

Penghitungan hasil uji hipotesis menggunakan rumus uji t dan dihitung

dengan SPSS 16.0 menggunakan Independent Samples Test. Deskripsi hasil uji

hipotesis data hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol.

Data Thitung Ttabel Sig.(2-tailed) Keterangan

Postes 4,740 1,99254 0,000 Berbeda

Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis pada Tabel 5 dapat diketahui

nilai t hitung (4,740) > t tabel (1,99254) dan Sig.(2-tailed) (0,000) < 0,05

menunjukkan bahwa hasil belajar kedua kelas berbeda. Dan dapat disimpulkan H0

ditolak sehingga Ha diterima. Jadi, ada perbedaan hasil belajar yang signifikan

antara penerapan kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping dengan

metode demonstrasi pada pokok bahasan mendemonstrasikan fungsi dan cara

kerja perangkat lunak aplikasi teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X

SMAN 7 Malang.

PEMBAHASAN

Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Demonstrasi

Berdasarkan Tabel 2 peningkatan hasil belajar siswa kelas kontrol yang

diberi perlakuan menggunakan metode demonstrasi dapat diketahui dengan

meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa yang sebelum diberi perlakuan

rata-ratanya sebesar 60,44 meningkat menjadi 80,19 setelah diberi perlakuan

dengan metode demonstrasi. Dengan metode ini dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada pokok bahasan mendemonstrasikan fungsi dan cara kerja perangkat

lunak aplikasi teknologi informasi dan komunikasi yang memiliki karateristik

yang sama antara metode dan materi praktikum. Pada Tabel 2 diketahui rata-rata

hasil belajar siswa kelas kontrol sebesar 80,19 dengan nilai terendah sebesar 72,42

dan nilai tertinggi sebesar 91,68. Variansi data hasil belajar siswa kelas kontrol

sebesar 30,08 yang menunjukkan homogenitas nilai kelompok kelas kontrol

cukup besar.

Hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan metode demonstrasi

sudah baik dimana rata-rata hasil belajar siswa sebesar 80,19. Untuk keaktifan dan

6

Page 7: Artikel

keterampilan siswa sudah baik dapat dilihat dari rata-rata penilaian afektif dan

psikomotor diatas standar kelulusan minimal. Dari rata-rata yang tinggi tetapi

masih terdapat beberapa siswa yang mengalami remidial sejumlah 8 siswa. Siswa

yang mengalami remidial berada dalam range nilai 72,42 sampai 75,00(SKM dari

pokok bahasan materi) karena nilai terendah dari kelas kontrol adalah 72,42.

Hasil Belajar Siswa Menggunakan Kombinasi Metode Explicit Instruction

dan Mind Mapping

Berdasarkan Tabel 3 peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen

yang diberi perlakuan menggunakan kombinasi metode explicit instruction dan

mind mapping dapat diketahui dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa yang

sebelum diberi perlakuan rata-ratanya sebesar 59,39 meningkat menjadi 85,85

setelah diberi perlakuan dengan kombinasi metode explicit instruction dan mind

mapping. Pada Tabel 3 diketahui rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen

sebesar 85,85 dengan nilai terendah sebesar 74,78 dan nilai tertinggi sebesar

94,11. Variansi data hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 24,24 dengan

standart deviasi sebesar 4,92 yang menunjukkan homogenitas nilai kelompok

kelas eksperimen cukup besar.

Dengan kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping

pembelajaran yang semula terkesan kurang menarik dan membosankan dapat

menjadi lebih menarik minat siswa untuk belajar, dengan melihat rata-rata hasil

belajar siswa sebesar 85,85 menunjukkan keberhasilan metode dalam

mengajarkan materi dengan pokok bahasan mendemonstrasikan fungsi dan cara

kerja perangkat lunak aplikasi teknologi informasi dan komunikasi. Tetapi masih

terdapat siswa yang mengalami remidial sejumlah 1 siswa. Siswa yang mengalami

remidial memiliki nilai terendah yaitu sebesar 74,78. Jumlah ini cukup kecil bila

dilihat pada pembelajaran sebelumnya siswa yang mengalami remidial sekitar 30

persen dari jumlah keseluruhan. Penggunaan waktu yang cukup efektif dan

menyenangkan bagi siswa ditunjukkan dari nilai psikomotor dan afektif siswa

yang baik. Alokasi waktu juga sesuai dengan yang ada pada RPP. Antusias siswa

juga baik dimana rata-rata nilai psikomotor dan afektif siswa diatas standar

7

Page 8: Artikel

kelulusam minimal yaitu 75,00. Kombinasi metode explicit instruction dan mind

mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan

mendemonstrasikan fungsi dan cara kerja perangkat lunak aplikasi teknologi

informasi dan komunikasi.

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Kombinasi Metode Explicit

Instruction dan Mind Mapping dengan Metode Demonstrasi

Hasil belajar siswa dari kedua kelas antara kelas eksperimen yang diberi

perlakuan kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping dengan kelas

kontrol yang diberi perlakuan menggunakan metode demonstrasi mengalami

penigkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari rata-rata yang mengalami

peningkatan, hasil belajar siswa kedua kelas tersebut lebih besar dari pada

kemampuan awal siswa. Grafik peningkatan hasil belajar siswa antara kelas

kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini

Kemampuan Awal Hasil Belajar0

20

40

60

80

100

60.44

80.19

59.39

85.85

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Metode Demonstrasi dengan Kombinasi

Metode Explicit Instruction dan Mind Mapping

Kelas Kontrol

Kelas Eksper-imen

Gambar 1 Grafik Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar

Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui terjadi peningkatan hasil belajar

antara kelas kontrol dan eksperimen. Berdasarkan rata-rata hasil belajar kelas

kontrol sebesar 80,19 dan kelas eksperimen sebesar 85,85 dikatakan pembelajaran

yang telah dilakukan berhasil dengan kriteria optimal karena sebagian besar (76%

s.d. 99%) bahan pembelajaran yang diajarkan dapat dikuasai siswa.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik menggunakan uji hipotesis

diketahui hasil belajar kedua kelas berbeda, dapat dilihat pada Tabel 4 hasil uji

8

Page 9: Artikel

hipotesis data hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan

SPSS 16.0 dapat diketahui nilai t hitung (4,740) > t tabel (1,99254) dan Sig.(2-

tailed) (0,000) < 0,05 menunjukkan bahwa hasil belajar kedua kelas berbeda. Dan

dapat disimpulkan H0 ditolak, sehingga Ha diterima. Jadi, ada perbedaan hasil

belajar yang signifikan antara penerapan kombinasi metode explicit instruction

dan mind mapping dengan metode demonstrasi pada pokok bahasan

mendemonstrasikan fungsi dan cara kerja perangkat lunak aplikasi teknologi

informasi dan komunikasi siswa kelas X SMAN 7 Malang.

Dari kedua metode belajar tersebut, diketahui kelas eksperimen yang

diberi perlakuan kombinasi metode explicit instruction dan mind mapping lebih

unggul dari metode demonstrasi. Selisih rata-rata dari kedua kelas menunjukkan

rata-rata hasil belajar siswa yang diberi perlakuan dengan kombinasi metode

explicit instruction dan mind mapping lebih besar dari pada rata-rata hasil belajar

siswa yang diberi perlakuan dengan metode demonstrasi yaitu 85,85 > 80,19.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar kelas kontrol yang diberi perlakuan metode demonstrasi

mengalami peningkatan sebanyak 32,68 % dengan rata-rata kemampuan awal

siswa sebelum diberi perlakuan sebesar 60,44 meningkat menjadi 80,19 setelah

diberi perlakuan dengan metode demonstrasi.

2. Hasil belajar kelas eksperimen yang diberi perlakuan kombinasi metode

explicit instruction dan mind mapping mengalami peningkatan sebanyak 44,55

% dengan rata-rata kemampuan awal siswa sebelum diberi perlakuan sebesar

59,39 meningkat menjadi 85,85 setelah diberi perlakuan dengan kombinasi

metode explicit instruction dan mind mapping.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang signifikan antara kelompok siswa

yang diajar menggunakan kombinasi metode explicit instruction dan mind

mapping dengan kelompok siswa yang diajar menggunakan metode

demonstrasi pada pokok bahasan mendemonstrasikan fungsi dan cara kerja

9

Page 10: Artikel

perangkat lunak aplikasi teknologi informasi dan komunikasi dengan taraf

signifikansi 0,000.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa saran yang dapat disampaikan

oleh penulis adalah:

1. Kepada guru yang mengajar pelajaran TIK dapat menggunakan kombinasi

metode explicit instruction dan mind mapping sebagai salah satu alternatif

metode pembelajaran karena telah diketahui dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

2. Terbukti dengan menggunaan mind mapping telah diketahui efektifitasnya

dalam mengkonsepkan materi dan mempermudah daya ingat, berdasarkan hal

tersebut mind mapping dapat dikembangkan pada berbagai materi yang lain.

3. Kepada peneliti yang lain disarankan untuk menggunakan dan

mengembangkan cara belajar dengan mind mapping pada kombinasi dengan

berbagai metode yang lain

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Buzan, Tony. 2003. Use Both Sides of Your Brain. Jakarta: Ikon Teralitera.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Celeban Timur: Pustaka Pelajar.

10