arsippppp

14
1 MenPan dalam Berita 5/2/2006 2:43:57 PM 2.801 CPNS Tercoret Akan Diangkat Gubernur Minta Pemkab/Pemkot Beri Subsidi SEMARANG- Sebanyak 2.801 calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Jateng yang diralat oleh Panitia Pengadaan CPNS akan diproses menjadi PNS. Dari jumlah tersebut, semuanya adalah tenaga honorer. Hal yang sama juga akan diberlakukan di daerah lain bila mengalami kejadian seperti di Jateng. Selain itu, kesalahan yang dilakukan oleh panitia setempat akan diambil alih oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Demikian ditegaskan Meneg-PAN Taufiq Effendi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR (Bidang Aparatur Negara) di Gedung DPR/ MPR Senayan Jakarta, Selasa (21/3). 'Mereka yang sudah telanjur diumumkan dan dinyatakan lulus, berkasnya akan diproses bersama-sama dengan yang lain. Untuk Jateng, kita selesaikan dengan cara seperti itu dan mereka (CPNS yang diralat) pasti akan kita proses,' tandasnya. Dia menambahkan, langkah itu harus diambil untuk menenangkan daerah dan untuk dilakukan penelitian, apakah kejadian tersebut memang murni karena matinya listrik atau ada sebab lain. ' 'Kita lihat hasilnya, kita pertimbangkan bersama-sama dengan Sekda Jateng, kita bahas bersama dan itulah keputusan terbaik yang bisa kita ambil. Untuk panitia yang melakukan kesalahan akan menjadi tanggung jawab kami,' tandasnya. Sebelumnya Panitia Pengadaan CPNS Tingkat Jateng yang dipimpin Sekda Jateng Mardjijono didampingi Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Widadi, dan para panitia lainnya, berangkat ke Jakarta menemui Meneg-PAN. Tim tersebut membawa pengajuan rekomendasi dari Pemprov agar pemerintah memberi prioritas pengangkatan para tenaga honorer yang tercoret pada pengumuman pertama. Wagub Ali Mufiz saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi A DPRD Jateng, Senin malam, menjelaskan, Pemprov juga mengajukan tambahan kuota dalam penerimaan CPNS tahun 2006 yang diperkirakan digelar

description

1

Transcript of arsippppp

MenPan dalam Berita

10

MenPan dalam Berita

5/2/2006 2:43:57 PM2.801 CPNS Tercoret Akan Diangkat

Gubernur Minta Pemkab/Pemkot Beri Subsidi SEMARANG- Sebanyak 2.801 calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Jateng yang diralat oleh Panitia Pengadaan CPNS akan diproses menjadi PNS. Dari jumlah tersebut, semuanya adalah tenaga honorer. Hal yang sama juga akan diberlakukan di daerah lain bila mengalami kejadian seperti di Jateng.

Selain itu, kesalahan yang dilakukan oleh panitia setempat akan diambil alih oleh Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Demikian ditegaskan Meneg-PAN Taufiq Effendi dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi II DPR (Bidang Aparatur Negara) di Gedung DPR/ MPR Senayan Jakarta, Selasa (21/3). 'Mereka yang sudah telanjur diumumkan dan dinyatakan lulus, berkasnya akan diproses bersama-sama dengan yang lain. Untuk Jateng, kita selesaikan dengan cara seperti itu dan mereka (CPNS yang diralat) pasti akan kita proses,' tandasnya.

Dia menambahkan, langkah itu harus diambil untuk menenangkan daerah dan untuk dilakukan penelitian, apakah kejadian tersebut memang murni karena matinya listrik atau ada sebab lain. '

'Kita lihat hasilnya, kita pertimbangkan bersama-sama dengan Sekda Jateng, kita bahas bersama dan itulah keputusan terbaik yang bisa kita ambil. Untuk panitia yang melakukan kesalahan akan menjadi tanggung jawab kami,' tandasnya.

Sebelumnya Panitia Pengadaan CPNS Tingkat Jateng yang dipimpin Sekda Jateng Mardjijono didampingi Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Widadi, dan para panitia lainnya, berangkat ke Jakarta menemui Meneg-PAN.

Tim tersebut membawa pengajuan rekomendasi dari Pemprov agar pemerintah memberi prioritas pengangkatan para tenaga honorer yang tercoret pada pengumuman pertama. Wagub Ali Mufiz saat mengikuti rapat kerja bersama Komisi A DPRD Jateng, Senin malam, menjelaskan, Pemprov juga mengajukan tambahan kuota dalam penerimaan CPNS tahun 2006 yang diperkirakan digelar pada November kepada Meneg-PAN.

Adapun Sekda Mardjijono dalam rapat kerja itu juga menjelaskan, tenaga honorer diklasifikasi dalam kelompok tertentu, yakni honorer yang memenuhi syarat dengan sumber pembiayaan APBN/APBD (MSA), memenuhi syarat dengan sumber pembiayaan lain (MSB), dan tidak memenuhi syarat (TMS).

Dengan klasifikasi itu, jumlah untuk tenaga honorer Pemprov sebanyak 3.519 orang klasifikasi MSA, 57 MSB, dan 579 TMS. Sedangkan untuk kabupaten/kota 78.156 masuk klasifikasi MSA, 34.562 MSB, dan 21.434 TSM. Sehingga keseluruhan honorer sebanyak 138.307 orang. 'Pada tahap I untuk formasi tahun 2005 yang diterima sebanyak 12.885,' kata Ali Mufiz.

Saat menyinggung anggaran pengadaan CPNS formasi tahun 2005, Asisten III Sekda Jateng Drs Hadi Prabowo MM mengungkapkan, keseluruhan Rp 2,858 miliar. Anggaran itu perinciannya berasal dari APBN Rp 2,3 miliar dan APBD Jateng Rp 558 juta. 'Dari anggaran itu, Rp 912 juta di antaranya untuk kerja sama dengan Undip.'

Saat menanggapi penegasan Meneg-PAN, Wakil Ketua Komisi II Priyo Budi Santoso mengatakan, keputusan tersebut sangat bijak dan dapat melegakan CPNS yang namanya sudah telanjur tercatat. 'Hal ini dapat menenteramkan daerah yang bergolak akibat adanya ralat. Untuk ke depan, kita mengusulkan tiga alternatif. Pertama diserahkan ke pusat seluruhnya. Kedua, diserahkan ke daerah seluruhnya, dan ketiga bersama-sama antara pusat dan daerah,' katanya.

Namun Priyo meminta Gubernur Jateng Mardiyanto untuk memberikan teguran kepada pihak yang melakukan kesalahan itu. 'Bagaimanapun ini sudah membuat peserta yang namanya diralat menjadi tidak enak. Walau semua tenaga honorer akan diangkat pada tahun 2009, kesalahan seperti ini jangan sampai terulang. Kami di Komisi II akan memperjuangkan anggaran untuk itu.'

Honor Dinaikkan

Gubernur Mardiyanto meminta bupati/wali kota memberikan jaminan kenaikan gaji atau honor bagi tenaga honorer yang tertunda pengangkatannya menjadi CPNS. Alasan sebagian tenaga honorer tetap ngotot diangkat menjadi CPNS sesuai pengumuman pertama pada 17 Maret atau sebelum diralat dimungkinkan karena faktor keinginan segera mendapatkan status dan lantaran pendapatan lebih besar bila menjadi CPNS.

Gubernur menyatakan, mereka yang kena ralat menjadi prioritas pengangkatan CPNS periode berikutnya. Di samping itu, pemerintah kabupaten/kota diharapkan memberi subsidi kepada tenaga honorer yang tercoret. Subsidi tersebut berupa menaikkan honor bulanan bagi tenaga honorer yang tertunda pengangkatan menjadi CPNS, sampai diangkat pada periode berikutnya. 'Saya harapkan itu diakomodasi oleh pemerintah kabupaten/kota. Karena yang jelas, daripada mereka (yang diumumkan pertama) dipaksakan didaftar sekarang ke pusat, nggak akan keluar namanya di BAKN. Keluarnya nomor induk pegawai (NIP) malah terkatung-katung dan tidak keluar. Yang dirugikan justru mereka sendiri.'

Mardiyanto menjelaskan, dengan berpikir jernih, bupati/wali kota tetap perlu memberikan jaminan itu melalui APBD kabupaten/kota. Dengan demikian, mereka yang tertunda pengangkatannya pada tahun ini, ada pengecualian. 'Itu bentuk langkah Gubernur. Saya juga yakin, karena memang jumlah mereka relatif kecil dalam konteks CPNS di masing-masing daerah. Saya minta bupati/wali kota memberi penjelasan kepada masing-masing honorer tersebut,' kata Mardiyanto.

Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (FPPP) DPRD Jateng Masruhan Samsurie mendukung perintah Gubernur agar kabupaten/kota menaikkan honor yang tertunda pengangkatannya. 'Gubernur juga harus memelopori dengan memberikan tambahan honor bagi tenaga honorer di lingkungan Pemprov yang kena ralat. Syukur tambahan itu nanti besarnya setara dengan gaji seorang CPNS,' kata anggota Komisi E DPRD Jateng ini.

Terpecah

Saat menyikapi pengajuan hak angket kepada Gubernur atas pelaksanaan pengadaan CPNS yang kacau, anggota DPRD Jateng terpecah. Sebagian anggota legislatif menghendaki pengajuan hak tersebut, tapi sebagian lain menginginkan cukup mengajukan hak interpelasi.

Perubahan sikap ini hanya berjalan dalam waktu sehari. Selasa pagi, 16 anggota DPRD, termasuk Ketua DPRD, sudah menandatangani pengajuan hak angket atau penyelidikan. Surat pengajuan hak yang telah ditandatangani itu disampaikan oleh beberapa anggota, seperti Thontowi Jauhari, Ali Mansyur, dan Daniel Toto I, kepada Ketua DPRD Murdoko. Setelah menerima surat itu, Murdoko juga membubuhkan tanda tangan pengajuan hak angket. 'Keputusan kemarin merupakan kecerobohan Pemprov, sehingga bila rekan-rekan mengajukan hak angket wajar-wajar saja,' kata Murdoko.

Namun sore kemarin dua penanda tangan hak angket itu, yakni HM Iqbal Wibisono dan Masruhan Samsurie, meralat pengajuan hak tersebut. 'Yang benar, itu pengajuan hak interpelasi atau meminta keterangan,' kata Iqbal.

Iqbal menjelaskan, langkah pengajuan hak interpelasi lebih cepat dilakukan daripada mengajukan hak angket. Karena DPRD melalui sidang paripurna ingin mendengarkan penjelasan Gubernur atas kekisruhan pengadaan CPNS kali ini.

Adapun Masruhan mengemukakan, Komisi A sudah melakukan langkah yang bagus dengan memanggil panitia pengadaan CPNS. Kalau kemudian hak angket diajukan, dia khawatir nuansa politiknya akan kental.

Seorang penggagas hak angket Muhammad Haris tetap mengharapkan anggota DPRD yang mengusulkan hak angket tidak berubah pikiran. 'Saya optimistis teman-teman tetap konsisten mengajukan hak angket. Karena pengajuan hak angket minimal dapat dilakukan lima anggota. Selanjutnya diajukan ke pimpinan DPRD untuk diagendakan dalam sidang paripurna,' ungkap Wakil Ketua Fraksi PKS ini.

Ketua Badan Kepegawaian Nasional (BKN) Prapto Hadi mengatakan, hingga saat ini masih ada tenaga honorer belum terdata. Penyebabnya, antara lain, sakit, pergi haji, dan melahirkan.

Selain itu, dia juga mengungkapkan, adanya keterlambatan pengolahan tenaga honorer di daerah disebabkan oleh kekurangpahaman panitia dalam koordinasi pengolahan data di provinsi dan kabupaten atau kota.

'Selain itu, belum semua tenaga honorer mengisi daftar pertanyaan dengan berbagai alasan. Walaupun PP No 48 menyatakan bahwa tes untuk tenaga honorer hanya sekali, namun disarankan untuk dilakukan ujian susulan serentak di seluruh Indonesia.'

Dia mengatakan, formasi yang tersedia untuk tenaga honorer tidak sesuai dengan jumlah tenaga honorer yang telah didata. Hal ini karena penyusunan formasi dilakukan sebelum pendataan tenaga honorer selesai dilaksanakan. 'Selanjutnya, pendataan tenaga honorer yang bukan pekerja pada instansi pemerintah, tetapi honornya dibayar dari APBD/APBN, sebagian daerah sudah melakukan pendataan. Perlu ada surat edaran Meneg-PAN agar pendataannya dilakukan secara tersendiri dengan database yang terpisah,' kata Prapto Hadi.

Terkait dengan kekisruhan penerimaan CPNS, belasan orang yang mengatasnamakan Gerakan Masyarakat untuk Transparansi Kebijakan Regional (Gema Takbir) berunjuk rasa di halaman Kantor Gubernur Jl Pahlawan. Aksi yang dikoordinasi oleh Agus Yulianto Zakariya itu antara lain meminta Sekretaris Daerah Jateng Mardjijono untuk mundur dari jabatannya sebagai tanggung jawab moral, meminta Komisi A DPRD Jateng untuk mengambil langkah politis guna menyikapi tragedi tersebut. Mereka juga mendesak Pemprov Jateng dalam hal ini panitia pengadaan CPNS untuk memberikan kompensasi kepada para korban ralat sebesar Rp 1 miliar/orang.

Rawan Diperjualbelikan

Beberapa CPNS dari kelompok pelamar umum yang dinyatakan lolos seleksi namun tidak mengikuti pembekalan, Selasa (21/3), diminta mengajukan surat pernyataan pengunduran diri.

Seorang peserta tes CPNS yang datang ke Kantor Biro Kota Suara Merdeka Jl Pandanaran 30 kemarin sore mengaku mendapat telepon dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Jateng. Petugas BKD yang mengaku bernama Bambang Harjanto menanyakan apakah CPNS tersebut sudah melihat hasil pengumuman di Pemprov Jateng.

Petugas BKD juga menanyakan apakah CPNS tersebut masih berminat menempati formasi di Pemprov Jateng. Namun karena calon itu tidak berminat, maka petugas BKD menyarankannya untuk menyerahkan surat pernyataan pengunduran diri bermaterai. Surat pernyataan itu diminta untuk dikirim melalui faksimile ke nomor (024) 8318890 atau diantar langsung ke Kantor BKD Jateng di Jalan Stadion Selatan No 1.

Menurut keterangan CPNS itu, surat pernyataan akan dijadikan bukti bahwa dirinya benar-benar mengundurkan diri. Kemungkinan besar, formasi yang dimenangkannya akan diisi orang lain. 'Petugas BKD itu bilang, sayang kalau formasi itu dibiarkan kosong. Padahal masih banyak pendaftar yang berharap bisa lolos,' ujar CPNS itu, menirukan ucapan petugas BKD yang meneleponnya.

Saat menanggapi hal itu, Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pegawai Badan Kepegawaian Daerah Drs Budi Santoso menjelaskan, aturan yang membolehkan CPNS yang mengundurkan diri diisi oleh calon yang menempati rangking di bawahnya memang tidak ada. Akan tetapi, berdasarkan etika administrasi ranking di bawahnya bisa naik menggantikan yang mengundurkan diri sepanjang diizinkan oleh Meneg-PAN dan Badan Kepegawaian Negara (BKN).

Ini bukan berarti membuka peluang KKN, karena otomatis ranking di bawahnya akan menggantikan, lagi pula panitia pengadaan CPNS memiliki dokumentasi nilai ranking peserta ujian tes CPNS. 'Karena itu, kalau kejadian seperti itu terjadi di tingkat Jateng, dilaporkan dulu ke pimpinan di pusat. Diizinkan atau tidak oleh Menteri

2.801 CPNS Teranulir Tuntut Kejelasan Status

SUARA MERDEKA Jumat, 10 Nopember 2006

SEMARANG - Puluhan pagawai honorer yang berasal dari Pati, Kendal, Grobogan, Semarang, Purworejo, Wonosobo, dan kabupaten/kota lain yang diralat oleh panitia pengadaan CPNS pada Maret lalu beramai-ramai mendatangi Kantor Gubernur Jateng di Jl Pahlawan untuk meminta kejelasan nasib mereka.

Koordinator Paguyuban CPNS Teranulir Jateng Formasi Tenaga Honorer Periode I 2005 Marwan mengatakan, pascapenganuliran status 2.801 CPNS dengan alasan penyesuaian dengan PP No 48/2005 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi CPNS, mereka sempat dijanjikan Menneg-PAN Taufiq Effendi dan Gubernur Jateng H Mardiyanto akan diangkat menjadi CPNS. Namun sampai saat ini belum ada realisasi.

Surat Menneg-PAN Nomor R/08/M.PAN/3/2006 bertanggal 24 Maret 2006 yang berisi tentang pengangkatan tenaga honorer yang tereliminasi menjadi CPNS itu sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan direalisasikan.

"Sampai saat ini tidak ada titik terang. Bahkan dalam verifikasi daftar CPNS yang dikeluarkan BKD kabupaten/kota pada 6 November lalu, nama-nama CPNS yang dianulir tidak ada. Kami ke sini untuk menanyakan kapan kami diangkat?" kata salah seorang guru honorer yang dibiayai non-APBN/non-APBD yang telah bekerja 9 tahun di sebuah SD Mrenggen, Kabupaten Demak itu.

Sebanyak 2.801 CPNS yang teranulir itu merupakan tenaga honorer dari berbagai sektor. Selain dari tenaga kependidikan, mereka juga ada yang berasal dari tenaga kesehatan, Satpol PP, administrasi, dan bidang lain.

Slamet Kadir, tenaga honorer dari Kabupaten Wonosobo mengungkapkan, dirinya bersama rekan lainnya telah melakukan pemberkasan bersama dengan tenaga honorer yang dibiayai APBN/APBD.

Namun dia kecewa karena merasa diperlakukan tidak adil. Hal itu terbukti dalam daftar verifikasi tenaga honorer yang dikeluarkan BKD -yang merupakan data dari BKN pusat- nama-nama CPNS yang teranulir itu tidak muncul, sedangkan tenaga honorer dari APBN/APBD justru ada.

"Saya ingin ketemu Bapak Gubernur untuk menanyakan nasib saya bagimana?" tutur guru lain yang berasal dari sebuah desa terpencil yang jaraknya lebih dari lima kilometer dari ibu kota Kabupaten Pati.

Para tenaga honorer teranulir mendatangi Kantor Gubernur sambil membawa Suara Merdeka edisi 22 Maret 2006 dan 31 Maret 2006 serta kliping kora lain yang berisi janji pemerintah bahwa CPNS yang teranulir bakal diangkat.

Bagi mereka, CPNS yang teranulir adalah korban dari kesalahan panitia. Akhirnya, mereka diterima Kepala BKD Pemprov Jateng Agus Setianto.

"Kami ini hanya objek semata dan telah memenuhi segala persyaratan. Mengikuti ujian, mengirimkan pemberkasan hingga akhirnya dinyatakan lulus, tiba-tiba dibatalkan. Kenapa yang melakukan kesalahan panitia, kami yang menjadi korban?" tutur seorang pegawai honorer perempuan.

Akan DiangkatWakil Ketua Komisi II DPR RI Priyo Budi Santoso mengatakan, seluruh tenaga honorer, termasuk yang dibiayai bukan dari APBN/APBD, yang menjadi korban kesalahan panitia, tetap akan diangkat. Komisi II DPR RI yang membidangi pemerintahan, lanjutnya, sudah berbicara dengan Menneg-PAN untuk membahas masalah itu dan telah ada kesepakatan mengenai pengakatan mereka.

"Honorer teranulir merupakan korban karena bukan kesalahan mereka sehingga pemerintah perlu memberikan kompensasi, sedangkan pegawai yang melakukan kekeliruan itu perlu diberi sanksi," imbuh Priyo yang kebetulan datang ke Semarang bersama anggota Komisi II DPR RI lainnya.

Sementara itu, Gubernur Jateng H Mardiyanto menegaskan, data CPNS yang teranulir sudah masuk panitia pusat. Para pagawai honorer itu tinggal menunggu proses untuk diangkat sesuai dengan janji Menneg PAN beberapa waktu lalu. Saat ini, para tenaga honorer itu tinggal menunggu proses atau mekanismenya.

"Soal pengangkatan itu merupakan persoalan administrasi. Yang perlu dipegang adalah pernyataan Menneg-PAN bahwa 2.801 pegawai teranulir itu akan diangkat. Itu saja yang menjadi patokan. Kalau persoalan waktu, itu masalah teknis, BKD yang lebih memahami," kata Gubernur.

Ketika disinggung bahwa kedatangan paguyuban CPNS teranulir itu meminta jaminan gubernur, Mardiyanto mengatakan, yang berhak memberikan jaminan adalah Menneg-PAN, gubernur tidak berkapasitas memberikan jaminan.

Namun, Pemprov Jateng sudah mengusahakan ke Menneg-PAN, lalu sudah ada jawaban kepastian dari kementrian itu sehingga putusan pengangkatan bagi tenaga honorer teranulir itu sudah ada.

Di sisi lain, Priyo mengungkapkan, pada masa mendatang daerah akan diberi kewenangan tentang perekrutan CPNS. Kewenangan itu adalah dalam hal mengelola, termasuk menyusun penerimaan CPNS. Hal itu terkait dengan kesimpangsiuran dan ketelodoran pengumuman CPNS di beberapa tempat, termasuk di Jateng, beberapa waktu lalu.

"Meski demikian, perekrutan periode lalu telah mengurangi praktik titipan. Praktik KKN oleh bupati, wali kota, atau pejabat berpengaruh di daerah pada pelaksanaan lalu dapat dihindari. Angkanya mencapai hampir 0%," kata politikus dari Partai Golkar itu.

Soal CPNS Tercoret

Meneg-PAN Harus Keluarkan SKSUARA MERDEKA Kamis, 23 Maret 2006

SEMARANG - Pemberkasan calon pegawai negeri sipil (CPNS) yang tercoret masih menunggu surat keputusan (SK) penetapan tambahan formasi CPNS. Penambahan kuota CPNS untuk Jateng itu, diistilahkan oleh sejumlah anggota DPRD Jateng sebagai peristiwa duka yang membawa berkah.

Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Jawa Tengah, Drs Budi Santoso menjelaskan, pemberkasan pengangkatan bagi para tenaga honorer yang diralat dari pengumuman CPNS, tak bisa dilakukan serentak dengan pemberkasan CPNS pengumuman 18 Maret.

''Pemberkasannya tidak bareng, tapi waktunya bergantian. Sampai 27 Maret, masih dilakukan pemberkasan para CPNS yang tidak kena ralat,'' kata dia, Rabu (22/3), di Semarang.

Ketua Komisi X DPR (bidang pendidikan) Zuber Safawi mengatakan, penegasan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Taufiq Effendi di depan Komisi II DPR (bidang aparatur negara), yang akan segera memproses pengangkatan 2801 CPNS yang tercoret, perlu ditindaklanjuti dengan langkah-langkah formal. ''Hal itu bisa dengan diterbitkannya surat keputusan Meneg-PAN. Sebab, tanpa surat keputusan tersebut, maka apa yang disampaikan oleh Menneg PAN, masih meragukan,'' katanya.

Menurutnya, dengan adanya SK tersebut akan menjadi acuan seluruh instansi yang terlibat dalam penyeleksian CPNS ini, baik di provinsi maupun kabupaten/kota dan instansi pusat dengan Badan Kepegawaian Nasional. ''Beberapa waktu lalu, ada komitmen Meneg-PAN yang ternyata tidak bisa ditindaklanjuti oleh BKN karena tidak ada langkah formal. Ini yang harus dihindari.''

Politisi dari F-PKS itu mengingatkan, sekalipun Meneg-PAN menyatakan akan mengangkat CPNS yang tercoret, namun jika tidak ada langkah formal, maka instansi terkait tidak memiliki pijakan/dasar hukum dalam mengangkat CPNS tersebut.

Selain itu, lanjut Zuber, pemerintah juga harus menjelaskan kepada masyarakat tentang beberapa masalah yang terkait dengan proses penyeleksian CPNS, seperti ralat di Jateng dan Sulawesi Tengah.

Menurut Budi Santoso, melalui SK, Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara (Meneg-PAN) akan menetapkan dulu besar formasi yang dibutuhkan sesuai dengan jumlah CPNS yang diralat. Diperkirakan, perhitungan formasi yang berisi susunan jabatan dan pangkat mulai dilakukan Juni 2006.

Adapun Wagub Jateng, Ali Mufiz mengatakan, Panitia Pengadaan CPNS Tingkat Jateng kembali menemui Meneg-PAN Kamis (23/3) ini guna melengkapi persyaratan administrasi. Pemprov sudah mendapat tambahan kuota CPNS dari Meneg-PAN. ''Dokumen berkas harus dipersiapkan. Karena itu, besok (hari ini) Sekda dan Kepala BKD serta panitia lainnya berangkat ke Jakarta lagi,'' kata dia.

Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng, Mardjijono mengemukakan, mekanisme dan prosedur pemberkasan akan dilakukan secara berjenjang. Provinsi Jateng segera melakukan sosialisasi ke pemkab/kota mengenai proses pemberkasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

''Kemudian, hasil pemberkasan itu dilaporkan kepada pemprov, dan diteruskan ke pemerintah pusat. Jadi yang memproses lebih lanjut pemerintah pusat,'' kata dia.

Langkah Meneg-PAN Taufiq Effendi yang memprioritaskan pengangkatan 2.801 orang tenaga honorer di Jateng yang tercoret dalam pengumuman CPNS, harus dibuktikan dengan keputusan yang mempunyai kekuatan hukum. ''Upaya tersebut sangat penting sebagai jaminan bagi masyarakat dalam penerimaan CPNS berikutnya,'' kata Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Masruhan Samsurie.

Menurut dia, sikap resmi Fraksi PPP seperti itu sekaligus menolak usulan penggunaan hak angket anggota DPRD Jateng kepada gubernur. Sebab bila hak angket digulirkan, cara itu membutuhkan waktu cukup lama untuk melaksanakan, sementara itu keputusan perlu secepatnya diambil.

Di sisi lain, pemerintah sudah melaksanakan sebagian kebijakan yang dikehendaki para tenaga honorer yang tercoret.

Diakui, tragedi penerimaan CPNS beberapa hari lalu membuat resah masyarakat. Karena itu, meski menolak usulan hak angket, Fraksi PPP menginginkan DPRD melaksanakan hak interpelasi. ''Kami akan meminta keterangan gubernur melalui pengajuan hak interpelasi dalam rapat paripurna. Hal itu bertujuan supaya kecerobohan dalam mengumumkan hasil tes CPNS bisa diketahui secara terbuka oleh masyarakat.''

Di samping itu, jika terjadi sesuatu yang diindikasikan KKN atau hal-hal yang melanggar aturan, siapa pun oknumnya harus dikenai sanksi hukum. Ke depan, gubernur juga didesak untuk memikirkan pentingnya kenaikan gaji tenaga honorer.

''Karena itu, pada penerimaan CPNS mendatang harus benar-benar mendasarkan kepada Peraturan Pemerintah (PP) 48/2005, khususnya berkaitan dengan faktor usia dan masa bakti sebagai tenaga honorer. Itu wajib diperhatikan, karena tes sudah tidak diperlukan lagi,'' kata dia.

Pemetaan atau maping tenaga honorer yang mendekati masa rawan atau hampir 46 tahun, juga harus dilakukan. Langkah tersebut bisa dilakukan pada awal dan secara manual.

Anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Jateng, HM Iqbal Wibisono mengatakan, fraksinya juga tidak setuju dengan langkah pengajuan hak angket, dan lebih memilih mengajukan hak interpelasi. Apalagi Meneg-PAN sudah memberi jaminan kepada tenaga honorer yang tercoret untuk diangkat.

''Kalau mengajukan hak angket, prosesnya lama sampai 60 hari, dan terlalu prosedural,'' ungkap Iqbal.

Bagi Jateng, ujarnya, rencana pengangkatan 2.801 tenaga honorer yang tercoret itu cukup menguntungkan, karena kuotanya menjadi bertambah. Sekarang tinggal mengawal janji Meneg-PAN.

Iqbal mengatakan, pemberkasan pengangkatan tenaga honorer sebagai CPNS diperkirakan dilakukan setelah menyelesaikan CPNS yang diumumkan pada 18 Maret. ''Jadi kasus penerimaan CPNS itu merupakan duka membawa rahmat,'' kata ketua Komisi E DPRD Jateng tersebut.

Wakil Ketua FPKS, Muhammad Haris yang menjadi salah satu motor penggerak usulan hak angket menyatakan, pihaknya tetap memperjuangkan agar hak angket dilaksanakan. Sesuai dengan aturan, usulan angket cukup diajukan oleh lima anggota, sehingga dirinya merasa optimistis angket dapat dilaksanakan.

Sekjen Masyarakat Anti-Korupsi (MAKs), Boyamin mengatakan, sah-sah saja DPRD mengajukan hak angket. Kendati persoalan kisruh CPNS itu menyangkut masalah teknis, apa pun kesalahan tersebut tetap harus diteliti.

Sikap BEM UnissulaBadan Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi (BEM-PT) Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang, dalam siaran pers yang ditandatangani Presiden Mahasiswa Fahmi Hendri Prasetyo mengingatkan eksekutif untuk meninjau kembali kerja sama dengan pihak ketiga yang tidak mempunyai kualitas, kredibilitas, dan kapasitas yang memadai.

Munculnya Peraturan Pemerintah No 48 Tahun 2005 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang merupakan aturan dan pedoman bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan untuk pengangkatan seorang pegawai negeri sebenarnya merupakan sebuah langkah terobosan yang dilakukan pemerintah untuk menyelesaikan problem kepegawaian bagi instansi di lingkungan pemerintahan. Tapi ternyata proses tersebut menimbulkan permasalahan dalam pengangkatan bagi para calon pegawai negeri sipil (CPNS),

khususnya di Jateng. Hal itu terbukti dari pengumuman hasil seleksi calon pegawai pada saat diumumkan 17 Maret 2006 ternyata dari pihak panitia seleksi meralat dan menganulir hasil tes yang sudah telanjur menjadi konsumsi publik, sehingga keputusan tersebut menuai kritik dan protes dari sebagian masyarakat.

''Hal ini menjadi suatu beban psikologis dan beban sosial. Bukti lain betapa kacaunya penerimaan calon pegawai negeri pada tahun ini dan menjadi preseden buruk bagi proses seleksi CPNS tersebut. Problem ini tidak bisa hanya dengan mencari kambing hitam dari keruwetan proses ini, hanya dengan berdalih karena masalah teknis atau kesalahan penafsiran dalam menerjemahkan PP 48 Tahun 2005 tersebut,'' papar BEM Unissula

Selasa , 21/03/2006 17:38 WIB

Program Komputer Eror, Penerimaan CPNS Jateng Kacau!

Triono Wahyu Sudibyo - detikInet

Semarang , Kekacauan data penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Jateng ternyata disebabkan hal teknis. Panitia bagian komputerisasi alpa memasukkan salah satu poin persyaratan dalam program.

Poin yang dimaksud adalah sumber pembiayaan. Dalam PP No 48 Tahun 2005 disebutkan bahwa tenaga hororer yang dibiayai APBN/APBD diprioritaskan diterima. Kesalahan inilah yang membuat panitia merevisi pengumuman penerimaan CPNS 17 Maret lalu.

Kepala UPT Komputer Universitas Diponegoro (Undip) Jalal Eryanto menyatakan, pengamanan pengolahan data terbilang sangat ketat. Pada saat data penerimaan dicetak, bagian komputerisasi tidak boleh melihat. Karena itu, kesalahan itu diketahui setelah ada laporan dari daerah-daerah.

"Pemerintah daerah kan sudah punya kisi-kisi siapa saja yang bakal diterima. Ketika ada nama yang seharusnya masuk tapi ternyata tidak diterima, mereka melapor pada kami," katanya ketika ditemui di kantornya, Jl. Imam Barjo, Semarang, Selasa (21/3/2006).

Selain itu, lanjut Jalal, kesalahan itu juga disebabkan minimnya waktu uji coba untuk bahasa program yang diaplikasikan pada seleksi penerimaan CPNS. Bagian komputerisasi diberi data peserta dua hari menjelang pengumuman.

Dalam validasi data, bagian komputerisasi menjalankan poin SOP (Standard Operational Procedure) penerimaan CPNS dari pemprov dan PP 48 No 48 tahun 2005. Poin-poin itu mencakup formasi, memenuhi PP No 48, sumber pembiayaan pegawai, dan ranking. Setelah itu baru dimasukkan ke poin usia, masa kerja, dan scoring.

"Poin-poin itu harus berurutan. Nah pada sumber pembiayaan itulah ada kesalahan. Sehingga ada peserta yang seharusnya tak bisa diterima, akhirnya diterima," terang lelaki yang mengaku menggunakan bahasa program clipper dalam mengolah data CPNS tersebut.

Ketika ditanya soal seluruh proses penerimaan CPNS, Jalal mengungkapkan pada awalnya pihaknya melakukan penyiapan lembar jawaban. Kemudian, penerimaan berkas, scanning, scoring, ranking, dan pencetakan hasil.

Atas kesalahan itu, Jalal merasa trauma. Namun dia yakin data itu akan sangat berguna hingga tahun 2009 mendatang. "Seluruh CPNS kan akan diterima hingga pada tahun tersebut. Data yang ada pada kami bisa divalidasi lagi untuk tahun-tahun depan sehingga kesalahan seperti ini tidak terjadi lagi," katanya.(nrl)(wsh/)

11 Nopember,2006 Tanggapan Anggota Komisi II DPR, Menneg PAN Hanya Beri Angin Surga

Anggota Komisi II DPR (bidang aparatur negara) Agus Condro Prayitno menilai, timbulnya berbagai masalah kepegawaian akibat Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Taufiq Effendi hanya bagus dalam berpidato, namun tidak bagus dalam kinerja.

Menneg PAN, omongannya bagus, tapi kerjanya tidak bagus. Akibatnya, selalu ada masalah. Karena Menneg PAN banyak ngomong yang bagus-bagus dan memberi angin surga, maka Gubernur Jateng Mardiyanto terkena getahnya, kata anggota Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu kepada Suara Merdeka, Jumat (10/11). Hal ini dikatakannya menanggapi demo yang dilakukan sejumlah CPNS teranulir di depan Kantor Gubernur Jateng, Kamis (9/11).

Seperti diberitakan, 2.801 CPNS teranulir menuntut kejelasan status. Hingga saat ini, status mereka masih belum jelas. Menneg PAN harus bekerja lebih bagus lagi dan jangan hanya ngomong. Kalau tidak bisa kerja, sebaiknya mundur saja, tandas Agus Condro.

Secara terpisah anggota Komisi II Saefullah Ma'shum meminta agar pemerintah tidak membuka dahulu penerimaan CPNS baru dari jalur pelamar umum. Anggota Fraksi Kebangkitan Bangsa ini menjelaskan, selain harus diselesaikan secara tuntas, pemerintah juga harus mengungkapkan secara terbuka penyebab munculnya kasus ini. Kami ingin agar di masa mendatang pemerintah membenahi penerimaan CPNS, ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Saefullah juga mengimbau Menneg PAN untuk tidak gampang mempublikasikan rencana kebijakan. Sebab, rencana Taufiq Effendi belum tentu bisa direalisasikan. Dengan demikian rencana kebijakan itu tidak menimbulkan harapan yang berlebihan dari para CPNS, tambahnya.

Dia mengingatkan, jangan sampai kejadian serupa terulang di masa mendatang. Walau secara resmi Komisi II belum menyikapi hal itu, namun PKB sudah mendesak Menneg PAN agar memfokuskan perhatian terhadap masalah ini, jelasnya.Cyber