ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR...

30
RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEINSINYURAN JENIS RAPAT : RDPU TANGGAL: 12 JUNI 2013 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ARSIP DPR-RI

Transcript of ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR...

Page 1: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

RISALAH RAPAT

PANITIA KHUSUS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG KEINSINYURAN

JENIS RAPAT : RDPU

TANGGAL: 12 JUNI 2013

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA ARSIP

DPR-R

I

Page 2: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

Masa Persidangan T a hun Sidang Sifat Jenis Rapat

Hari I Tanggal Waktu Tempat

Ketua Rapat Sekretaris Rapat Acara Hadir

RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM

PANITIA KHUSUS DPR Rl RANCANGAN UNDANG·UNDANG

TENTANG KEINSINYURAN

IV 2012-2013 Terbuka Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Pertamina, PLN, PGN, Antam, dan Telkom Rabu, 12 Juni 2013 14.40 s/d 16.35 WIB Ruang Rapat KK I Gedung Nusantara DPR-RI lr. Rully Chairul Azwar, M.Si. Rusmanto, SH, MH Saran dan masukan terhadap RUU Keinsinyuran A. Pimpinan Pansus RUU tentang Keinsinyuran :

1. IR. RULL Y CHAIRUL AZWAR, M.Si./ Fraksi P.G. 2. IR. H. ROESTANTO WAHIDI D, MM I FRAKSI P.O. 3. DADOES SOEMARWANTO I Fraksi POl P; 4. IR. ALIMIN ABDULLAH I Fraksi PAN.

B. Anggota Pansus RUU tentang Keinsinyuran :

Fraksi Partai Demokrat: 5. SRI NOVIDA, SE

Fraksi Partai Golongan Karya: 6. IR. BAMBANG SUTRISNO

Fraksi POl Perjuangan 7. RENDY M. AFFANDY LAMADJIDO

Fraksi Partai Keadilan Sejahtera 8. IR. ABDUL AZIS SUSENO, MT

Fraksi Partai Amanat Nasional:

Fraksi Partai Persatuan Pembangunan:

Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa:

ARSIP D

PR-RI

Page 3: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

2

9. IR. NUR YASIN, MBA, MT

Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya:

Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

C. Undangan • RICHARD H. T AMBA I PERTAMINA • IKSAN PL T I PERT AM INA

DJAKA DJATNIKA I PERT AM INA • HENDRA S I ANT AM • TRENGGONO I ANT AM • AJAB TH I ANT AM • RESNA H I ANT AM • I NOAH WI ANT AM • JOKO SAPUTRO I PGN • SANTIAJI GUNAWAN I PGN

ARMANWIPGN • AGUSISKANDARIPGN • AGUNG HS I PGN • ANDII TELKOM • SUKARDI SILALAHII TELKOM • NASRISEBAYANGIPLN

ARSIP D

PR-RI

Page 4: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

.. Jalannya rapat :

KETUA RAPAT (JR. RULLY CHAIRUL AZWAR, M.Si): Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua.

Saudara Pimpinan, Saudara anggota Pansus; Saudara-saudara undangan dari Pertamina, ANT AM, Telekom, PGN. Saudara-saudara dari Pll yang saya hormati.

3

Pada kesempatan siang ini, ini namanya rapat RDPU pak, kalau RDPU itu biasanya kita minta masukan dari para eselon I dari kementerian/lembaga dalam kaitan Undang-Undang Keinsinyuran tentu kita tidak membahas soal kinerja perusahaan ya dan bukan departemen teknis tapi kita lebih jauh ingin melihat insinyur-insinyur di sana itu bekerja dengan baik nanti. Katanya di perusahaan-perusahaan ini banyak insinyurnya tapi insinyurnya bekerja dengan baik apa sesuai dengan bidangnya ataukah perusahaan ini sudah mempunyai program RNG atau resource dengan baik begitu. lni kita ingin mendalami ini sehingga kita juga mengundang selain dari BUMN juga nanti dari perusahaan-perusahaan private sector ya yang juga kita anggap cukup besar skalanya.

Jadi RUU ini, kami jelaskan dulu sebelum kita mulai, menjadi inisiatif DPR tetapi kembaiL karena ini lintas komisi, dari Komisi I ada orangnya, Kominfo. Komisi IV, Pertanian. Komisi V, lintas struktur dan hubungan, ada orangnya juga. Komisi VI nya ada orangnya juga. Komisi VII, Energi, ada orangnya. Komisi IX dari Naker. Komisi X Pendidikan. Komisi XI Keuangan. lni lintas komisi sekali, saking lintas komisinya anggota ini saling tidak kenai ini pak karena semua komisi ada di sini. Tingkat kehadirannya memang pada saat ini kebetulan di masa sidang ini sedang membahas APBN Perubahan, tapi apapun juga di dalam tugas kita untuk membahas Pansus RUU lnsinyur kita ingin dalam rancangannya ini diperkaya lagi.

Dalam RUU ini titik beratnya memang kita ingin peran insinyur itu betul-betul diperjelas. Diperjelas dalam konteks kalau dia itu lulusan pendidikan tinggi teknik dia bekerjanya di sector­sektor teknis yang sesuai dengan pendidikannya. Dan kalau dia puny a reputasi dan pengalaman di situ akan menjadi insinyur nanti. Tetapi sekali lagi sertifikasi ini bukan satu-satunya isi daripada rancangan ini karena ada kaitannya juga dengan bagaimana para insinyur mau bekerja dibidangnya dan peran insinyur di dalam negeri dihargai. lni yang memang kita ingin carl masukan lagi. Di dalam draf RUU ini itu belum terlalu terlihat bagaimana membuat peran insinyur di Indonesia bergairah, itu ada itu. Karena itu satu-satunya cara kita ingin membuat bagaimana peran insinyur bisa bergairah, dengan cara apa? Dengan cara membuat banyak sekali tugas buat insinyur di Indonesia ini dan dihargai imbalannya. Dan kemudian peranannya dalam membangun ekonomi berbasis ilmu pengetahuan teknologi itu nyata.

Padahal nanti ke depan tantangan kita adalah kita butuh banyak sekali para teknokrat untuk meningkatkan daya saing ekonomi kita. ltu yang belum sangat terlihat di dalam draf ini. Karena itu kita menganggap bahwa peran dari koorporasi penting. Koorporasi itu adalah bapak­bapak adalah yang bisnis, baik di private sektor maupun di BUMN. Karena korporasi ini bisa menggunakan para insinyur baik dari segi kepentingan R & D (Research and Development) dari masing-masing BUMN. Sampai hari ini kita belum melihat, ini semuanya jalan masing-masing pak.

ARSIP D

PR-RI

Page 5: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

4

Para risetnya jalan sendiri, para teknokratnya jalan sendiri, bisnisman jalan sendiri, policy di kementerian pun belum tentu cocok dengan apa yang bapak inginkan.

lnsinyur sebagai sumber daya manusia yang kita harapkan bisa menjadi factor linked-nya yang bisa membuat ini menjadi penting dan kita anggap perlu diberikan peran, itupun perlu kita perhatikan dalam undang-undang ini. Patut diketahui bahwa undang-undang ini nanti mempunyai daya paksa yang konkret, bagaimana membuat punishment reward dalam undang-undang ini sehingga insinyur itu mempunyai peran dan mempunyai sanksi. ltu harus jelas jangan sampai hasilnya merugikan konsumen dan lain-lain.

Jadi itu intinya bahwa kita tidak ingin mendalami terlalu jauh mengenai bagaimana laporan keuangan bapak-bapak, dan bagaimana kine~anya, tapi kita ingin bagaimana kira-kira bapak­bapak memberikan kepada kita suatu gambaran/harapan daripada insinyur atau sumber daya manusia yang penting dalam RnD di perusahaan-perusahaan besar ya, seperti BUMN yang kita undang ini perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan yang penting dalam kaitan dengan koorporasi untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia. Pasti bapak-bapak sudah menerapkan yang kita belum tahu, apakah sudah sesuai atau mencoba lain atau insinyur kita yang ada di sini malah kalah dengan insinyur asing ataukah tidak menggunakan insinyur pada bidangnya tapi diperkejakan di bidang yang tidak cocok dengan background-nya. ltu banyak kejadian-kejadian seperti itu. Bahkan mungkin saja bukan insinyur yang dipakai tapi lebih bagus tenaga itu.

Jadi kita juga kemarin mencoba untuk mencari apakah insinyur ini hanya dari pendidikan teknik. Apalagi kami-kami yang di DPR ini pak, saya insinyur, banyak insinyur pak tapi kerjanya kok di politik begitu ya, salah lagi. lni juga sebenarnya contoh soal juga kita di depan ini, masih berhak tidak pakai insinyurnya nanti kalau undang-undang ini jadi. Jadi kita ingin juga mendalami ini semua pak, karena itu kami mengharapkan masukan dari Pimpinan-pimpinan BUMN ini dari Antam, PLN, Telkom, PGN, dan Pertamina. Di sini saya coba baca ya, dari Pertamina Pak lnsan PLT. lni dari mananya pak? Bagian apa? Bapak SDM nya ya, personalnya ya. Bisa tahu punya data pak ya. Bapak Joko Saputro Direktur Teknologi PT. PGN ya. Pak Sukardi Silalahi, Direktur Konsumen T elkom. Pak Hendra Santika, Direktur Pengembangan An tam. Dari PLN silahkan.

PT. PLN (NASRI SEBAYANG):

Saya Nasri Sebayang, Direktur Konstruksi dan Energi baru terbarukan.

KETUA RAPAT:

Direktur Konstruksi ya pak, insinyur juga ya pak, yang buat maju Republik Indonesia ini insinyur pak, tapi yang buat susah juga insinyur pak. Kami agak santai ya, karena memang sambil jalan saja, teman-teman dari di sini dari PKS Pak Abdul Azis Suseno. Dari Golkar, Pak Bambang Sutrisno. Dari pimpinan Pak Dadoes Soemarwanto dari PDIP. Dan saya Rully Chairul Azwar dari Golkar.

Setelah Bapak-bapak menyampaikan masukan-masukan untuk memperkaya RUU ini, kita buka nantl sedikit sessi untuk dialog ya pak, setelah itu kita tutup. Mudah-mudahan jam 4 selesai pak, mudah-mudahan. Jadi kita tidak usah terlalu panjang. Kami mulai dari sebelah kanan dulu, silahkan pak dari Pertamina.

ARSIP D

PR-RI

Page 6: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

5

PT. PERT AM INA (INSAN PEWARISIA): Assa/amu'a/aikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sebelumnya kami sampaikan permohonan maaf dari Dirut Pertamina pak karena beliau hari ini harus juga mengisi acara di Konvensi Geothermal dan sebentar lagi kalau tidak salah bersama Komisi VII pak sehingga harus ke sana. Saya kebetulan mewakili, saya saat ini sebagai Senior Vice President Human Resources Development di Pertamina pak. Kebetulan masalah SDM ini salah satu tugas tanggung jawab saya.

Mungkin saya bicara data dulu pak, dari sejumlah sekitar 14.000 pekerja di Pertamina, hampir 30% itu adalah insinyur yang bidangnya memang agak beragam karena Pertamina bisnisnya mulai dari hulu sampai hilir. Mayoritas memang ternan-ternan dari perminyakan lebih banyak di sana pak, di Pertamina. Sebagai gambaran saat ini kami cukup kesulitan mencari tenaga terutama insinyur ini dari yang fresh graduate saja sulit pak, apalagi kami mencari yang experience pak. lni kondisi yang kami hadapi saat ini. Cukup banyak di samping juga mungkin menarik pak tawaran dari yang lain. T ermasuk juga nampaknya iming-iming bekerja di' luar negeri ini juga menjadi salah satu daya tarik dari teman-teman yang mud a pak untuk bergabung. ltu yang pertama yang mungkin dulu bisa saya sampaikan.

Kedua, tadi saya bicara mengenai experience. Dan tenaga kerja yang berpengalaman yang berkualifikasi, ini juga menjadi sangat sulit bagi kita, karena rupanya daya tawar mereka cukup tinggi. T erutama dari sisi bisnis abstrim pak, saya menggunakan bahasa ekonomi supply demand ini tidak berimbang. Supply-nya sangat terbatas sementara demand-nya cukup tinggi, kami harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan asing di Indonesia yang mungkin lebih menarik bagi mereka. lni dari sisi jumlah tenaga kerja.

Kemudian dari sisi kompetensi, memang saat ini yang kami rasakan, kembali kalau kita bicara insinyur yang baru lulus pak, kami perlu waktu 2-3 tahun untuk betul-betul mereka baru fit dengan pekerjaannya. Sekalipun sudah kami beri waktu untuk masa pendidikan sebelum mereka betul-betul bekerja di lapangan, di awal tahun masuknya. Sehingga memang kami butuh menyesuaikan atau mendapat kompetensi yang pas dengan apa yang kami harapkan. lni yang terjadi saat ini. Kemudian juga dengan adanya undang-undang ini menurut kami cukup baik, ini akan memberikan guidance yang kuat bagi mungkin secara probadi para insinyur bahwa mereka harus mempunyai kompetensi bahwa mereka harus punya kemampuan seperti apa yang diharapkan. Namun kami sebagai pengguna berharap juga bahwa dengan adanya undang-undang ini jangan jadi penghambat, seolah-olah nanti mereka sudah insinyur tapi karena belum punya katakanlah sertifikasinya atau belum punya satu pengakuan soal kompetensi yang bersangkutan, sehingga tidak bisa bergabung di kami. Kemudian di kami nanti mereka pun juga dianggap dia sebagai seorang insinyur. lni yang menu rut saya mungkin perlu kami sampaikan pak.

Masukan kami berikutnya, mung kin memang kalau RUU ini juga jadi perlu ada komite pak. Ada komite yang memang komite ini bisa menjadi pelindung bagi teman-teman insinyur ini atau juga menjadi komite ·yang nanti mem-backup kami dalam proses pekerjaan sehari-hari. lni yang menurut kami mungkin perlu sehingga kalau ada satu case sebaiknya case itu diselesaikan di komite itu jangan langsung lari ke pihak yang berwajib. Saya kira ini mungkin perlu ada perlindungan seperti itu. Kemudian kami juga berharap bahwa sampai saat ini memang di Pertamina belum ada insinyur asing yang bekerja di Pertamina. Jadi kalau ada tenaga kerja asing itu bekerja biasanya melalui pihak ketiga.

ARSIP D

PR-RI

Page 7: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

6

. Kami berharap bahwa insinyur-insinyur kita punya nilai jual yang sama dengan insinyur asing, sehingga memang mereka tidak akan lari keluar dari Indonesia. lni menurut saya hal yang mung kin perlu kita jaga pak, karena pada saat kami mencoba road show ke universitas-universitas terutama universitas yang besar itu umumnya mereka lebih memilih untuk mencari dulu pengalaman, modal di luar negeri pak. Setelah dia dari luar kembali ke sini dengan harga yang tinggi.

Terakhir, ini masukan juga, setelah kami dengan adanya RUU ini mestinya ada standarisasi dari setiap universitas pak. Sehingga yang diluluskan itu paling tidak punya standard yang sama, tidak nanti tidak beda. lni mungkin yang perlu kita bicara dari sisi hulunya ya pak, dari sisi hulu keinsinyurannya. Sehingga di setiap universitas punya standard yang sama. Hanya memang, ini kembali dari sisi kami sebagai pelaku di lapangan, kondisi sekarang ini menurut saya kami agak khawatir bahwa anak-anak muda sekarang ini menyelesaikan sekolahnya luar biasa cepat pak. 3 Y2 - 4 tahun sudah jadi insinyur, padahal dulu waktu saya sekolah teman-teman saya banyak yang, mungkin karena masuknya susah pak jadi jangan cepat-cepat lulus begitu pak. Tapi sekarang 3 ~ -4 tahu sudah lulus pak. Kejadiannya apa? Dalam dunia pekerjaan dari sisi ilmu teori mereka kuat tapi dari sisi majority kedewasaan sebagai seorang insinyur ini agak lemah pak. Sehingga begitu dia masuk, katakanlah di Pertamina mereka punya anak buah itu leadership-nya tidak muncul pak. lni juga menurut saya satu masukan bagi kami, sehingga dengan adanya RUU ini mungkin kita bisa lebih membuat para insinyur ini benar-benar matang pak dari semua sisi.

T adi yang disampaikan oleh bapak tadi betul pak, banyak insinyur yang temyata memegang bisnis malah hidup. Dari Pertamina memang dibuka jalur seperti itu pak, kami membuka jalur, teman-teman insinyur tidak harus dalam bidangnya tapi kalau memang dia bisa dalam sisi bisnis kita beri kesempatan mereka untuk menjalani bisnis-bisnis itu.

Saya kira itu masukan dari kami pak, dari Pertamina. T erima kasih.

Wassalamu 'a/aikum Warahmatul/ahi Wabarakatuh.

KETUA RAP AT:

T erima kasih Pak lnsan. Berikutnya kami persilahkan Pak Joko. lni Direktur Pengembangan.

PT. PGN I DIREKTUR PENGEMBANGAN (JOKO SAPUTRO):

Assalamu 'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Anggota Dewan yang terhormat.

T erima kasih atas kesempatan.

KETUA RAPAT: lni baru datang dari pimpinan juga, dipersilahkan memperkenalkan diri dari mana. lni Pak

Roestanto dari fraksi penguasa, Demokrat. Kalau kami Golkar bukan penguasa. Lalu yang berikutnya dari PKB Pak Nur Yasin pak ya.

ARSIP D

PR-RI

Page 8: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

7

PT. PGN (JOKO SAPUTRO):

Baik pak. Terima kasih pak atas kesempatan yang diberikan kepada kami. Pertama-tama kami mengucapkan permohonan maaf Direktur Utama kami Pak Hendi

Priyosantoso tidak bisa hadir pada siang hari ini karena beliau harus menghadiri undangan forum pertemuan dengan para investor. Mungkin pada kesempatan ini, mungkin yang dapat kami sampaikan bahwa PGN (Perusahaan Gas Negara) memang perusahaan yang intinya bergerak dibidang perteknikan pak, dibidang keinsinyuran. Jadi memang produk-produk kami umumnya itu adalah mengenai produk pipa gas dengan segala aspek teknis yang terkait dengan pengembangan, terus kemudian mengenai riset dan juga upaya-upaya untuk mencari moda-moda transportasi baru terkait dengan penyaluran gas bumi. Otomatis aktifitas yang kami lakukan adalah aktifitas yang sepenuhnya bergantung kepada masalah keteknikan, khususnya masalah teknik gas. lni juga membutuhkan pengalaman yang baik untuk bagaimana mendesain suatu fasilitas gas, karena ini menyangkut fasilitas yang sang at bersentuhan dengan faktor keselamatan kerja.

Sehingga memang faktor desain daripada fasilitas kami, faktor keselamatan kerja menjadi pertimbangan utama yang harus kami perhatikan di dalam pekerjaan produk-produk dari PGN itu sendiri. Kalau kita memang berbicara terkait dengan produk yang harus dihasilkan harus berdesain bagus dengan nilai keselamatan yang tinggi, tentunya ini tidak bisa dikerjakan dengan para insinyur yang baru lulus, fresh graduate. Kami memang membutuhkan insinyur yang memiliki pengalaman. Jadi bukan hanya pandai tetapi pengalaman dalam arti mereka memiliki suatu sense manakala mendesain sesuatu bukan hanya dari hasil hitungan saja dia bisa memberikan judgement tetapi sense-nya sendiri terhadap desain yang dia lakukan itu sudah betul apa tidak. Sehingga memang yang kami butuhkan adalah seorang insinyur yang memiliki pengalaman dan memang diharapkan juga memiliki kualifikasi, sebab sertifikasi yang baik.

lnsinyur-insinyur kami yang bekerja di PGN yang mendesain segala fasilitas ini memang sayangnya memang sebagian besar atau mungkin belum ada yang tersertifikasi atas dasar sertifikasi insinyur Indonesia. Jadi memang kami sangat mendukung manakala RUU ini disahkan. lni kami juga mengharapkan karena apa? Karena kami mendesain sesuatu tentunya desain itu dilakukan oleh seorang sertivite engineer pak. lni adalah kebutuhan mutlak kami. Nah yang terjadi saat ini memang insinyur-insinyur kami ini boleh dibilang yang sudah memiliki pengalaman dalam mendesain itu bahkan mereka belum tersertifikasi sama sekali pak, tetapi memiliki kemampuan yang boleh dibilang bagus. Sehingga program sertifikasi yang nantinya diatur dalam RUU Keinsinyuran ini tentunya ini bisa diharapkan bisa mendorong lebih professionalnya, lebih terjamin~ya produk yang dihasilkan oleh seorang insinyur pak.

Di PGN pertu kami sampaikan bahwa kami sendiri di dalam struktur organisasi perusahaan, kami juga ada namanya divisi engineer yang khusus melakukan engineering untuk seluruh aspek fasilitas PGN. Kami juga sudah memiliki divisi riset dan pengembangan teknologi karena divisi riset dan pengembangan teknologi ini yang akan mendukung PGN di dalam pengembangan usaha berikutnya. Hari ini PGN bukan saja bekerja di bidang pipa tetapi juga akan masuk ke wilayah yang lebih luas lagi, seperti misalkan fasilitas justifikasi apung dan sebagainya yang membutuhkan kompleksitas teknik yang luar biasa tingginya. Hari inipun juga memang PGN dibantu dengan beberapa konsultan yang ada karena memang kalau harus memenuhi seluruh kebutuhan tenaga insinyur dari perusahaan nampaknya tidak mencukupi. Sehingga kami juga

ARSIP D

PR-RI

Page 9: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

8

dibantu dengan beberapa konsultan baik itu lokal maupun asing di dalam proses desain kami selanjutnya.

Terkait dengan RUU Keinsinyuran ini, kami sudah mencoba menyiapkan beberapa pointers pak, mungkin ini bisa memberikan masukan terkait dengan RUU yang ada saat ini. Jadi dari sisi standarisasi dan organisasi profesi kami ada beberapa pendapat terkait dengan RUU yang ada saat ini. Bahwa pertama Badan Registrasi dan sertifikasi keinsinyuran di Indonesia memang harus diperjelas pak, karena memang kita ketahui bahwa kalau kita berbicara insinyur, insinyur pun juga dengan berbagai disiplin. Ada teknik elektro, teknik mesin, sipil, teknik kimia dan sebagainya. Sehingga memang kalau kita mau berbicara registrasi untuk berbagai disiplin ilmu karena untuk mendesain suatu fasilitas kita membutuhkan suatu tim engineer yang terdiri dari berbagai disiplin. Dari proses engineer, mechanical engineer, electrical engineer, dan sebagainya. Tentunya masing-masing disiplin ini harusnya memiliki asosiasi sendiri pak yang kami ketahui. Apakah asosiasi-asosiasi ini juga berhak atau memiliki kewenangan untuk melakukan registrasi terhadap disiplin insinyur tertentu. Misalkan dia seorang proses engineer yang akan mendesain suatu fasilitas filter misalkan. lni juga mung kin perlu diperjelas pak di dalam RUU Keinsinyuran ini.

Kemudian yang kedua, bahwa organisasi profesi harus terdaftar dan terakreditasi dengan standard internasional yang diakui. Sebagai contoh pak, pada waktu kita akan mendesain suatu pipa misalkan, bahwa pipa itu di dalam mechanical engineering itu harus merever kepada suatu standarisasi internasional yang diakui yaitu namanya API (American Petroleum Institute) misalkan seperti itu. Tentunya kita juga harus melihat apapun standard referensi desain yang kita lakukan memang masih me-revers ke produk-produk luar negeri. Hari ini memang sudah ada SNI dan . . sebagainya. Memang SNI sendiri mungkin juga masih me-revers kepada standard internasional. Jadi kalau kita berbicara mengenai RUU Keinsinyuran pun· kita juga mung kin harus melihat bahwa ini adalah suatu bagian program standarisasi internasional dimana kita juga harus bisa mengimbangi standarisasi internasional tersebut.

Berikutnya mengenai organisasi profesi dapat berafiliasi dengan organisasi internasional. Menurut saya ini juga dalam rangka kita membuka wawasan kita bahwa nantinya insinyur-insinyur kita ini juga harus setara dengan insinyur-insinyur dari luar. Kita akui bahwa untuk beberapa hal mungkin kualitas kualifikasi insinyur kita memang boleh dibilang kita harus me-revers dari insinyur­insinyur luar negeri yang umumnya mereka memiliki pengalaman dan kualifikasi yang lebih baik.

Berikutnya mengenai kesetaraan kemampuan lembaga organisasi professional dalam melakukan atau memberikan sertifikasi profesi. Jadi kita memang memiliki banyak organisasi profesi insinyur pak, seperti misalkan Pll, lkatan Sarjana Teknik Mesin, Tekliik Elektro dan sebagainya. ltu mungkin yang juga harus kita lihat di sini, kalau kita berbicara mengenai lembaga atau organisasi profesi. Kemudian juga manakala kami membaca draf RUU ini terkait dengan terminology insinyur pak. Jadi memang kalau kami baca dari draf RUU ini seseorang berhak memakai, · menyandang gelar insinyur manakala melalui beberapa tahapan-tahapan. Salah satu diantaranya adalah dia sudah berpengalaman serta lulus uji kompetensi. Karena nanti kalau kami baca dari RUU ini, seorang insinyur memiliki konsekuensi, konsekuensinya manakala nantinya dia mendesain salah dia dikenai sanksi, kurang lebih seperti itu gambarannya. Di tempat kami sendiri di · samping ada beberapa insinyur yang memang sudah memiliki pengalaman tetapi juga ada beberapa insinyur yang masih fresh baru lulus. lni juga mungkin perlu kita berikan semacam apresiasi terkait dengan gelar kesarjanaannya. Apakah bagi mereka yang baru lulus fresh graduate ini berhak menyandang gelar insinyur atau insinyur itu diberikan kepada mereka yang

ARSIP D

PR-RI

Page 10: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

9

telah lulus uji kompetensi dan sebagainya, sehingga kita memberikan apresiasi atau penghargaan yang jelas bagi mereka yang mungkin belum lulus uji kompetensi, seperti itu pak.

Kemudian berikutnya adalah organisasi insinyur yangdiakui pemerintah sebaiknya mempertimbangkan atau turut memberdayakan adanya organisasi desain keinsinyuran yang ada saat ini. T adi seperti kami telah jelaskan pak bahwa mung kin ada beberapa organisasi profesi mengenai keinsinyuran yang memang harusnya ikut dipertimbangkan atau diberdayakan. lni adalah pandangan kami terkait dengan standarisasi dan organisasi profesi pak.

Selanjutnya kami juga memiliki pandangan terkait dengan mutu keinsinyuran pak. Setelah kami membaca RUU ini kami berpendapat bahwa mungkin · perlu waktu dengan penerapan Undang-Undang Keinsinyuran terkait dengan pelaksanaan praktek keinsinyuran terutama dalam hal ijin kerja yang diatur dalam Undang-Undang Keinsinyuran, karena kemudian ini juga menyangkut ijin kerja. Pertanyaannya bagi mereka yang belum lulus uji kompetensi yang artinya belum bisa menggunakan title lnsinyur, apakah kemudian mereka tidak diberikan ijin ke~a?

Padahal mereka di tempat kami ini di PGN khususnya, boleh dibilang insinyur-insiyur kami semuanya belum uji kompetensi, sedangkan merekea sendiri juga saat ini sudah memiliki tanggung jawab untuk melakukan desain dan sebagainya. Fasilitas PGN selama ini didesain oleh insinyur yang belum pernah ikut uji kompetensi. Tetapi bukan berarti mereka tidak memiliki kompetensi, mereka memiliki kompetensi cuma mereka belum mengikuti uji kompetensi. Kalau memang mereka harus uji kompetensi mungkin juga kita perlu perjelas uji kompetensi dimana dan biasanya uji kompetensi sendiri berjenjang ada masanya. Jadi ada basic kurang lebih, basic di tes, kemudian setelah berapa lama diuji kembali untuk intermediate level, terus kemudian sampai dengan dia experience engineer kurang lebih seperti itu. lni juga manakala ini mau diterapkan tentunya juga harus ada waktu yang cukup bagi kami untuk bisa sepenuhnya menerapkan undang-undang ini karena hari ini khususnya di PGN boleh dibilang insinyur kami belum bersertifikasi pak sesuai dengan kriteria yang ada di drat RUU.

Berikutnya mengenai sanksi administratif bagi pelaksanaan praktek keinsinyuran. Sebaiknya hanya diatur manakala praktek keinsinyuran tersebut memberikan dampak kerugian secara signifikan, karena kalau kemudian setiap tindakan itu, katakanlah dianggap salah terus kemudian dia diberikan sanksi administratif, ini memang sungguh menakutkan pak. Sungguh menakutkan bagi para insinyur apalagi mungkin bagi junior engineer atau katakanlah mereka­mereka yang masih membutuhkan jam tayang untuk dia benar-benar dikatakan seorang insinyur yang berpengalaman. Kami khawatirkan tidak memberikan rasa semangat untuk dia berkreatifitas karena menurut kami kesalahan itu adalah suatu bagian dari proses pembelajaran. Jadi juga memang kami juga menekankan kepada ternan-ternan insinyur bahwa anda juga jangan takut salah karena salah itu bagian dari proses pembelajaran. Dengan kesalahan itu kita bisa belajar terhadap segala sesuatu yang akan kita lakukan dikemudian hari. lni juga kami sampaikan mudah­mudahan· ini bisa juga menjadi pertimbangan bapak-bapak semua.

Berikutnya adalah mengenai adanya keberpihakan untuk lebih memberdayakan jasa keinsinyuran dan tenaga kerja dalam negeri. Kalau kita lihat pak rate konsultan dengan tenaga asing, dengan pengalaman yang sama, dengan tenaga ahli dari Indonesia itu pasti beda pak. Ratenya biasanya kalau yang luar negeri asing itu memang memiliki rate yang tinggi, sementara kita sendiri memang ya ini adalah fakta hari ini seperti itu pak. Jadi mudah-mudahan dengan adanya RUU Keinsin}'uran ini kita memiliki kesetaraan, karena juga dengan demikian kami, kita sendiri juga memperbaiki system yang ada di internal kita sendiri. Kita memperbaiki kualitas

ARSIP D

PR-RI

Page 11: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

10

program kerja maupun program pencapaian keahlian yang lebih cepat sehingga diharapkan kita sendiri bisa duduk selevel dengan tenaga ahli dari luar negeri.

Berikutnya, saran kami pak bahwa pemanfaatan insinyur asing yang memerlukan respon yang cepat karena urgensi dan/atau situasi emergency sebaiknya diberikan fleksibelitas terkait ijin kerja. Hari ini, saat ini dalam beberapa kegiatan yang bersifat urgen kami memang masih memerlukan tenaga-tenaga dari luar yang kami anggap memiliki kemampuan dan keahlian yang bagus supaya kegiatan-kegiatan yang sifatnya emergency itu memang bisa ditangani dengan cepat dan tepat, poinnya seperti itu pak. Beberapa waktu yang lalu kami mengalami pipa kebocoran, mungkin bapak juga membaca diberita, disalah satu pipa kami. Kami mendatangkan DNV pak dari Singapura untuk melakukan assessment terhadap kebocoran tersebut karena pipa bawah laut itu memang memiliki resiko yang tinggi sekali manakala tidak ditangani dengan tepat dan benar pak. T entunya kami membutuhkan gerak cepat dalam hal ini karen a kebocoran harus segera di perbaiki. Perbaikan itu juga tidak asal memperbaiki asal tutup tetapi kemudian menimbulkan efek berikutnya yang lebih parah, kita juga tidak ingin seperti itu. Sehingga memang harus dengan tenaga yang benar-benar memiliki kualifikasi. Sehingga PGN mendatangkan dari DNV.

DNV adalah suatu badan organisasi internasional yang bertanggungjawab terhadap kajian resiko atau risk assesement untuk suatu fasilitas bawah laut pak. Kalau kami membaca aturan ini memang untuk mendatangkan seorang insinyur asing harus melalui suatu tahapan-tahapan atau proses. Kiranya mungkin juga bisa dipertimbangkan karena untuk kondisi-kondisi dimana memang kita masih membutuhkan bantuan tenaga asing yang kita anggap memiliki kemampuan, mungkin ini bisa diberikan fleksibilitas karena ini men.yangkut kondisi emergency pak.

Mungkin itu saja yang dapat kami sampaikan terkait dengan drat RUU yang telah kami coba pelajari dan coba kami berikan tanggapan karena kami sangat mendukung agar RUU ini bisa difinalkan.

Terima kasih.

Wassalamu 'a/aikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Joko. Mungkin tadi ada beberapa hal yang bisa direspon langsung pa ya mengenai, RUU ini

tentu belum berlaku jadi masih bisa menggunakan tenaga yang belum diuji kompetensi pak ya. Kalau RUU ini menjadi undang-undang termasuk kita di depan ini masih boleh pakai insinyur apa tidak, tidak jelas juga. Jadi ini sekarang justru kita mau mencari bagaimana jalan keluarnya itu pak supaya bapak-bapak ini yang menggunakan tenaga keDa yang msih fresh itu tidak terhambat, kira­kira itu ya.

Baik, yang lainnya saya pikir kita lanjutkan dulu nanti baru kita buka dialog. Silahkan dari Te1kom, Pak Sukardi.

DIREKTUR KOMSUMER PT. TELKOM (SUKARDI SILALAHI):

T erima kasih pak.

ARSIP D

PR-RI

Page 12: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

11

Assalamu'a/alikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Maaf, tolong disampaikan kepada kita pak ya bagaimana kira-kira konsep bapak dalam mengembangkan atau peran RND nya itu sendiri dalam melihat ke depan. lnikan persaingan global luar biasa, tahun 2015 kita akan terintegrasi dengan Asean Pak ya. Lalu kita sudah mempersiapkan diri sampai sejauh mana, koorporasi ini sebetulnya bisa memberikan kepada kita banyak masukan karena bapak langsung praktek.

DIREKTUR KOMSUMER PT. TELKOM (SUKARDI SILALAHI):

Yang kami hormati Pimpinan Rapat. Para Anggota Dewan yang tehormat.

-Pertama kali kami mahan maaf sebelumnya Pak Arif Yahya Dirut Telkom tidak bisa hadir

karena sedang rapat persiapan ground breaking cable system pak di kantor Menteri Koordinator Perekonomian.

Bapak pimpinan yang kami hormati.

· Kami sampaikan beberapa masukan untuk Telkom kita memang punya R & D pak, jadi Research and Development. Dimana Research and Development ini berkantor pusat di Bandung dan di sana sasarannya adalah untuk mendapatkan inovasi-inovasi terhadap teknologi aplikasi­aplikasi, khususnya ICT. Karena Telkom kan bergerak dibidang ICT (lnfomartion Communication Technology). Dimana ICT di Telkom ini perkembangan teknologinya sangat cepat. Jadi kita tahu pertama misalnya dulu 2G, 2,5G, 3G bahkan nanti ada 4GL T dan sebentar lagi kita bahkan belum menerapkan 4GL T, sebentar lagi akan muncul 5G katanya dengar-dengar itu. Sehingga kami mahan nantinya tentunya untuk perubahan teknologi yang sangat cepat ini termasuk fiber optic dan lain sebagainya mung kin bisa diakomodir pak di dalam Rancangan Undang-Undang ini.

Kemudian bagaimana Telkom? Telkom sendiri pak sudah kita pusatkan pak. Jadi kita punya RND tadi saya sampaikan kita punya inovasi-inovasi dan bahkan inovasi-inovasi ini kita adakan reward pak setiap tahunnya. Dimana-mana aplikasi-aplikasi teknologi yang bisa kita manfaatkan dan ternyata mempunyai efek yang sangat besar terhadap hasil dan efesiensi kita akan memberikan reward. Telkom tentunya sangat senang pak dan bergembira bisa ada profesi keinsinyuran ini supaya kita juga dalam melakukan rekrutasi lebih mudah karena ada standarnya.

Usulan kami yang pertama pak dibuatkan ·level of sertifikasi. Sertifikasi levelnya itu mungkin ada pemula ya benar tapi paling tidak dibagi 2 bagian besar pak. Pertama adalah bagian praktisnya pak, jadi pengalaman begitu ya. Kedua bagian expertnya, jadi keahlian. Jadi kalau pengalaman ini mungkin banyak bergerak dibidang manajemen, construction management dan lain sebagainya., sehingga ini bisa jadi calon-calon leader ke depan. Sementara kalau expert ini mungkin dia memang benar-benar melakukan penelitian, dimana Indonesia pada saat ini penelitiannya sangat terbatas, sangat sedikit, sehingga kita berharap nanti ada experience-nya yang ada level-levelnya dibidang ada expertnya. Expert ini kalau bisa diadakan juga seperti yang

ARSIP D

PR-RI

Page 13: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

12

diadakan oleh RNO kita, di dalam RUU ini nanti bisa masukan dari kita dibuatkan semacam ada reward tahunannya begitu, ada semacam insinyur yang berhasil mendapatkan inovasi yang paling bagus kira-kira yang efeknya sangat besar terhadap Indonesia apa saja, terhadap energy, terhadap telekomunikasi dan lain sebagainya. Sehingga akan merangsang pertumbuhan inovasi. Sehingga harapan kita tadi untuk persaingan nantinya di 2015 ini Indonesia benar-benar bisa siap untuk melakukan persaingan itu. ltu yang pertama.

Kedua, tentunya karena ada both yang melakukan sertifikasi. Kalau memang ada both yang melakukan sertifikasi kita harapkan ini menjadi independent pak. Tetapi inipun harus punya kualitas yang bisa melakukan akreditor, akreditasi. Jadi kalau memang dan dia harus punya standard juga. Jadi ada standard-standar juga untuk mengeluarkan sertifikasi itu · badan ini harus mempunyai standard-standar sehingga ya memang tidak diragukan lagi nanti hasil dalam rangka melakukan sertifikasi itu sendiri.

Ketiga pak, tadi ada di sini juga di pasal ini mengenai komite disiplin. Harapan kita komite disiplin ini berpisah sendiri dibandingkan dengan tim akreditasi tadi itu pak. Jadi ada 3 (tiga) usulan dari Telkom, dari kita, mungkin itu pak. Saya mengucapkan terima kasih.

Wassalamu'a/aikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAP AT:

Baik, selanjutnya kita persilahkan dari PLN, Pak Nasri Sebayang.

PT. PLN (NASRI SEBAYANG):

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Bapak-bapak yang kami hormati.

Pertama-tama kami sampaikan permohonan maaf Pak Oirut tidak bisa hadir pada hari ini , demikian juga beberapa direksi yang lain ketepatan sekarang juga sendang rapat dengan Komisi VII mendampingi Pak Menteri, jadi kami ditugaskan di sini pak.

Baiklah, satu hal mengenai insinyur. Film ini heavy-nya memang adalah bidang engineering mungkin 70-80% kegiatan kita itu semuanya adalah kegiatan engineering. Baik dari sisi investasi, mulai dari perencanaan sampai implementasinya maupun dari sisi. operasi. Kita punya karyawan memang sampai hampir 50.000 orang, insinyur mungkin tidak sampai 3000 orang, karena sebagian besar diantaranya mungkin masuk dalam kategori bukan insinyur tapi mungkin teknisi. Dimana definisi teknisi itu di sini mungkin juga nanti perlu ada penjelasan seperti apa, karena dalam RUU yang kami baca salah kriteria untuk insinyur itu adalah 81. Sementara banyak lulusan-lulusan 03, 01 maupun dibawahnya yang banyak bergerak dibidang ke-engineeringan tapi dia belum disebutkan sebagai insinyur.

Kami paham bahwa insinyur ini sangat erat kaitannya di dalam tugasnya dengan pengembangan-pengembangan kemasyarakatan. Tentunya sangat berkaitan erat dengan keselamatan umum, kemananan bagi seluruh masyarakat, sangat erat kaitannya dengan lingkungan, sangat erat kaitannya dengan kejujuran di dalam melaksanakan tugas-tugasnya. lni

ARSIP D

PR-RI

Page 14: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

13

adalah soal insinyur bisa saja melakukan suatu apapun kalau dia tidak ada suatu kendali, tidak ada suatu control, tidak ada suatu code of conduct ataupun engineering code yang kuat yang mengatur tugasnya apakah nanti akan memberikan hukuman pinalti ataupun memberikan prestasi atas apa yang dilakukan. Maka untuk itu ada satu hal yang mau kami sampaikan, lulusan­lulusan perguruan tinggi yang ada sekarang itu disebut seorang Sarjana Teknik. Apakah nanti akan ada suatu pembedaan antara seorang yang disebut sarjana teknik dan seseorang yang disebut sudah menjadi seorang insinyur.

Dalam hal ini bisa saja kita mengatakan bahwa seorang sarjana teknik belum tentu seorang insinyur. Apakah demikian? lni nanti mungkin perlu satu kajian yang lebih dalam ke depan. Apakah seorang insinyur adalah merupakan seorang sarjana teknik yang sudah diberikan suatu sertifikat-sertifikat kompetensi yang tertentu. Sehingga dengan demikian lulusan-lulusan perguruan tinggi yang memang sekarang sangat banyak yang muda-muda dilingkungan perusahaan kami, mungkin belum tentu diberikan gelar insinyur. Jaman-jaman kita dulu mungkin begitu tamat kuliah dapat ijasah, dalam ijasah disebutkan bahwa kita berhak menyandang gelar insinyur, langsung diberikan itu. Sekarang hanya sarjana teknik. Dalam definisi yang kita ketahui adalah bahwa seorang insinyur itu adalah seorang profesional yang melaksanakan kegiatan-kegiatan engineering dalam kaitannya dengan teknologi, dalam kaitannya dengan keteknisan, dalam kaitannya dengan rekayasa dan lain sebagainya. lni mungkin nanti bisa dikembangkan lebih lanjut kami usulkan di rancangan undang-undang untuk membedakan antara seorang sarjana teknik, seorang insinyur, maupun teknisi di dalam melaksanakan tugas-tugasnya, sehingga nanti definisinya menjadi jelas.

Berikutnya adalah bahwa di perusahaan kita di PLN utamanya memang sekarang ini karyawan-karyawan yang ada di PLN itu insinyur-insiyur yang ada pada dasarnya adalah bangsa Indonesia. Kita tidak mengkaryakan atau sebagai pegawai yang non Indonesia, kecuali kerja sama dengan pihak-pihak asing baik dalam kaitannya dengan bantuan asing, loan. Karena loan ini cukup banyak memberikan syarat-syarat untuk itu katakanlah Bank Dunia, ADS, memberikan suatu persyaratan-persyaratan tertentu dimana banyak kegiatan-kegiatan ataupun juga banyak tingkat teknologi yang mungkin belum dipunyai. lni kami katakan mungkin karena mungkin juga kita tidak mendapatkan informasi yang lengkap, apakah memang keahlian yang dibutuhkan itu tersedia di Indonesia. Contoh misalnya seperti misalnya sekarang kita akan membangun PLTA PAM Storage yang pertama kali di Indonesia. lni oleh Bank Dunia memang diberikan persyaratan-persyaratan yang cukup tinggi bagi konsultan, baik konsultan perencana maupun konsultan pengawas pekerjaan. Persyaratan-persyaratan pernah membangun satu bendungan dengan pengalaman misalnya 20 tahun.

Mungkin di Indonesia kita belum punya insinyur yang punya pengalaman terus-menerus . membangun bendungan pengalaman selama 20 tahun dengan bendungan tinggi minimal misalnya 75 meter. Hal-hal seperti ini memang sangat banyak yang dipersyaratkan dalam kaitannya dengan loan. Sehingga dengan demikian nantinya di RUU ini juga mungkin kalau boleh kami usulkan bisa dipertimbangkan bagaimana kriteria-kriteria tenaga ahli asing yang dipersyaratkan di dalam bantuan luar negeri, sehingga kita bisa lebih memanfaatkan tenaga-tenaga ahli yang ada di Indonesia sendiri.

Kemudian dari sisi kompetensi, jadi memang sekarang ini cukup banyak asosiasi-asosiasi yang menerbitkan sertifikat-sertifikat · kompetensi. Sebagai contoh misalnya yang kami ketahui ada Himpunan Ahli Teknik Hidrolik Indonesia, ada Himpunan Ahli Teknik Tanah Indonesia, ada Komite Nasional Indonesia Bendungan Besar, Asosiasi Panas Bumi, Asosiasi Tenaga Air Indonesia, dan

ARSIP D

PR-RI

Page 15: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

14

lain sebagainya. lni memang semuanyanya ini kelihatannya akan membuahkan sertifikat-sertifikat kompetensi, tapi apakah ini sudah diatur cukup di dalam undang-undang atau diatur cukup di dalam aturan-aturan supaya malah nanti ini tidak bergerak sendiri-sendiri yang nantinya malah menjadi kontra produktif terhadap sumber daya tenaga ahli kita yang membutuhkan sertifikat­sertifikat tersebut. Kita juga khawatir jangan sampai pengeluaran sertifikat ini tidak memberikan kesempatan yang baik kepada insinyur-insinyur kita untuk bisa lebih berkembang di dalam keikutsertaannya membangun bangsa kita ini.

Berikutnya lagi adalah dalam kaitannya dengan pengembangan internalnya senditi, saya kira sama-sama dengan teman-teman BUMN lainnya. Kita juga punya pengembangan internal, PLN sudah membentuk yang namanya koorporate akademi. Jadi kita koorporate akademi semacam ahli bikin perusahaan dan di dalam koorporate akademi ini ada 8 fakultas. Dimana 8 fakultas ini 6 atau 7 diantaranya sangat erat kaitannya dengan kegiatan keinsinyuran, baik dari sisi operasi, perencanaan, pemeliharaan, maupun konstruksi. Jadi ini memang semuanya insinyur­insinyur muda itu harus mengikuti pendidikan dulu di dalam koorporate university ini, bukan akademi maaf, koorporate university baru nanti dia itu bisa disebar keseluruh kegiatan-kegiatan investasi proyek maupun operasi pemeliharaan di PLN di seluruh Indonesia. Di samping itu juga kita punya program untuk mendirikan khusus tenaga-tenaga ahli kita ataupun insinyur-insinyur muda kita baik untuk mengikuti pendidikan-pendidikan 82 di institut-institut di dalam negeri atau di universitas dalam negeri, maupun khusus dikirim ke luar negeri. Bila perlu sampai mencapai level 83. Jadi ini sudah kita lakukan secara terus-menerus.

Kemudian yang cukup menggelisahkan sebetulnya tadi telah disampaikan teman-teman dari PGN yaitu masalah penelitian. Memang benar bahwa penggajian insinyur kita di Indonesia itu sang at jomplang dibandingkan dengan kalau kita mengundang tenaga ahli asing. Kita yang sering kali melihat itu kadang-kadang dari ahli kita itu juga kemampuannya bukan lebih jelek dibandingkan asing, malah bisa dikatakan sama tapi pendapatannya mungkin bisa mencapai 1:10. lni juga bisa mengakibatkan terjadinya kecemburuan ataupun juga demotivasi dan tidak berusaha lebih untuk meningkatkan kapasitasnya, kalau kita melihat kepada remunerasi yang diterima oleh insinyur-insinyur kita. Jadi mungkin juga kami bisa usulkan kalau bisa diatur apakah nanti dalam RUU atau dalam peraturan-peraturan turunannya bagaimana mengatur tingkat penggajian atau remunerasi kepada insinyur-insinyur yang ada di Indonesia.

8aya kira sementara itu yang dapat kami sampaikan, nanti mungkin dalam diskusi bisa kita kembangkan lebih lanjut. Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Terima kasih. lni selamat datang salah satu pimpinan juga dari Komisi, ini kita lanjutkan terakhir dari

Antam ya. Dari Antam Pak Hendra 8antika sebagai Direktur Pengembangan. 8ilahkan.

DIR. PENGEMBANGAN PT. ANT AM (HENDRA SANTIKA):

Terima kasih Bapak Pimpinan.

Assa/amu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

ARSIP D

PR-RI

Page 16: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

15

Bapak-lbu sekalian yang saya hormati.

Pertama-tama saya menyampaikan permohonan maaf dari Oirektur Utama kami karena pada hari ini beliau sedang ada di Jepang pak, dari malam berangkat. Jadi beliau mewakilkan ke say a.

Jadi terkait RUU Keinsinyuran ini dari Aneka Tam bang pak seperti perusahaan­perusahaan Pertambangan lainnya, tentunya banyak sekali insinyur di perusahaan kami dengan berbagai ragam latar belakang disiplin ilmu, seperti mesin, elektro, geology dan tambang dan metalogi dan teknik industry dan banyak lagi pak. Jadi berdasarkan keragaman tersebut kami pikir pak dalam RUU ini harus ada standard kompetensi pak untuk sertifikasi. ltu sebaiknya meliputi knowledge, skill dan mencakup juga attitude pak, karena seperti kata bapak yang dari Pertamina tadi bahwa sekarang ini banyak sekali orang insinyur yang masih mud a. Mung kin pintar-pintar tapi dari sisi kematangan belum cukup, jadi makanya kami masukan pain attitude ini dalam standard kompetensi.

Oi Antam sendiri pak profesi keinsinyuran ini dipertegas di divisi R & 0, dimana di divisi ini beberapa tugasnya adalah mengoptimalisasi proses peralatan pabrik yang telah ada sehingga dapat berjalan lebih bagus lagi. lni tentunya memerlukan sekali kompetensi keinsinyuran. Kegiatan lain adalah inovasi-inovasi, riset-riset terhadap potensi cadangan tambang Antam, mulai dari eksplorasi, proses dan juga termasuk lingkungan pak. 8ecara periodic kami juga mengadakan kegiatan sharing knowledge pak dimana para insinyur senior itu membagikan atau menceritakan pengalamannya dalam profesi keinsinyuran dalam pekerjaannya terhadap para junior-juniornya. Kami melihat ini cukup efektif pak sehingga para junior ini mendapat hikmah atau pembelajaran dari seniornya yang telah lama berkecimpung di perusahaan.

Terkait ke draf, RUU ini pak kami telah evaluasi. Jadi di sini mungkin perlu dipertegas pak ya, lulusan pendidikan tinggi teknik pada perguruan tinggi. Mungkin ini perlu dipertegas pak, ini levelnya dimana? Oi 01, 02, 03, 81, S2, 83, plus lama para engineer ini beraktifitas di bidang keinsinyurannya masing~masing. Yang lain adalah para insinyur junior pak kalau bisa dalam RUU ini diakomodasi para insinyur junior dapat melakukan aktifitas pak dibidangnya masing-masing dengan pengawasan dari insinyur yang telah tersertifikasi pak. Yang lain adalah mengenai sanksi pak, sama seperti bapak-bapak dari PGN dan Pertamina. Jadi. memang ini perlu ada perlindungan pak apabila seorang insinyur itu misalnya mendapat sanksi. Jadi mungkin Pasal 9 ayat (1) ini perlu ditambahkan kalimat. Kalimat originalnya adalah dalam hal insinyur yang telah mendapatkan ijin kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 melakukan kegiatan keinsinyuran yang menimbulkan kerugian materil dikenai sanksi administratif. Kami mengusulkan pak, kalau bi~a kerugian materil ini yang telah dapat dibuktikan oleh asosiasi profesi yang menaunginya pak, sehingga benar-benar materil pak. Mungkin demikian pak dari Antam.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Rapat Dengar Pendapat Umum yang saya hormati.

Jadi kita sudah mendengarkan walaupun mungkin ada yang siap dengan tertulis ada yang tidak ya, ini tidak semuanya bawa tertulis ini pak ya. Menyusul saja ya supaya kita punya dokumen

ARSIP D

PR-RI

Page 17: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

16

walaupun kita rekam karena ini akan dibahas lagi secara internal kita mengenai masukan­masukan dalam konteks ini. Kami masing ingin mendapatkan sebetulnya menggali lagi lebih jauh mengenai bagaimana peran supaya daya saing dari bidang teknologi ini meningkat karena dorongannya koorporsi pak. Karena kalau kooporasi tidak mendorong pemerintah itu biasanya tidak terlalu jalan ini, ada LIPI, ada Puspitek, ada segala macam. Kita ingin kan daya saing kita inovasi teknologi ini bisa tumbuh bukan karena teori, karena memang praktek. Praktek itu ada dibidang bisnis pak, bukan di tempat lain pak. Di samping bapak-bapak ini kita nanti akan mengundang juga dari industry strategis minggu depan. Ada 9 yang akan kita undang, mestinya Garuda masuk ke sini dan juga dari swasta.

Beberapa swasta kita akan undang yang besar-besar yang kita anggap punya kepentingan dalam inovasi dan teknologi. Kita juga ingin menggali itu sebenarnya di samping kebutuhan SDM seperti apa yang bapak butuhkan, sebagian besar kita akan tentang kebutuhan SDM dan bagaimana peran SDM insinyur dimasing-masing ya. lni Pll sumber kami, Pll juga sebetulnya sudah banyak memberikan juga masukan pada kita.

Baik, silahkan dari rekan-rekan mendalami. Kita gilir saja ya langsung, dari ujung sekali. Silahkan pak.

F·PKS (IR ABDUL AZIS SUSENO, MT):

Terima kasih pimpinan.

Ternan-ternan anggota Pansus Keinsinyuran; Para narasurnber dari Pertarnina, PGN, Telkom, PLN, dan Antarn yang kami hormati.

Secara garis besar kami sudah menyimak masukan dari narasumber kita, bahkan dari Pertamina yang datang, yang hadir pad a hari ini adalah Direktur HRD jadi tahu persis. Kami ingin tahu permasalahan, jadi di Pertamina misalkan contohnya itu ada berapa disiplin ilmu keinsinyuran teknis, maksud saya begitu. Jadi itu yang mungkin perlu dipetakan, di disiplin ilmunya apa saja kecuali PGN memang sangat spesifik. Jadi mungkin saya rasa tidak terlalu banyak disiplin ilmu di situ, kalau Pertamina, baik Telkom juga banyak disiplin ilmunya, kalau andaikata khusus untuk Pertambangan dan sebagainya. Untuk Pertamina ini kami minta masukan, jadi berapa saja jenis disiplin ilmu yang ada kaitannya dengan Undang-Undang Keinsinyuran ini. Demikian pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Pak Bambang, silahkan. Pak Bambang ini arsitek.

F-PG (IR. BAMBANG SUTRISNO):

Terima kasih ketua.

ARSIP D

PR-RI

Page 18: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

Ternan-ternan Pansus; dan Para Narasumber.

17

Melanjutkan tadi dari kawan kami, kami bukan hanya pada Pertamina saja mintanya tapi kami ingin dari semua bidang barangkali yang hadir pada saat ini, bisa nanti memberikan tertulis saja kepada Pansus mengenai disiplin ilmu apa saja yang berbau insinyur yang ada di tempat bapak-bapak bekerja. Karena kami mau tahu apakah juga ada gradual-nya nanti pak. Jadi yang ahli di bidang apa, sampai k ebidang menengahnya apa. Memang mungkin kami diundang-undang ini tidak mengatur mengenai masalah yang bidang menengah tapi kami ingin tahu keilmuannya yang diperlukan itu apa saja.

Kedua, yang kami ingin tahu juga. Bagaimana system pengupahan atau penggajian dari mereka, pemberian honor kepada mereka. Apakah ikut aturan pegawai negeri ya pegawai negeri, kalau tidak pegawai negeri saya tidak tahu BUMN itu pegawai negeri bukan. ltu bagaimana cara memberikannya karena ini adalah sesuatu yang harus kita perjuangkan juga tadi, termasuk yang kita perjuangkan karena nantinya kita berjuang. Kalau yang dari asing digaji pakai dollar, yang orang Indonesia digaji pakai rupiah begitu. lni kami perlu tahu bagaimana masing-masing itu.

Ketiga, pendidikan apa saja yang perlu ditambahkan kepada masing-masing keahlian tersebut tadi. Apakah pendidikannya sama atau spesifik dari masing-masing keilmuan tadi. ltu saja ketua.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Silahkan berikutnya dari PKB, Pak Nuryasin.

F-PKB (IR. NUR Y ASIN, MBA, MT):

Terima kasih Pak Ketua.

Pimpinan dan ternan-ternan Anggota Pansus; dan Para undangan yang saya hormati.

Karena ini sifatnya masukan tentu kalau kita terima hanya sedikit, saya coba memberikan pendapat terhadap masukan ini. Misalnya dari Pertamina kebanyakan insinyur kita ke luar negeri, terus setelah kembali dari luar negeri ke dalam negeri supaya mahal. Ya memang itu pak yang harus dilakukan di Indonesia ini, kalau tidak punya pengalaman luar negeri ya memang standard billing rate-nya rendah. Jadi hampir lebih dari separuh para pemberi masukan mempersoalkan billing rate. Billing rate ini memang serba sulit, dalam artian begini pak, memang pemerintah karena di kita bag ian dari system dunia dalam konteks pemakai jasa keinsinyuran ini ya kita tunduk dan patuh yang dikeluarkan oleh Bank Dunia maupun ADB.

lni masalahnya itu dianggap oleh Bappenas dan Bappenas mengeluarkan billing rate untuk asing per-negara dan billing rate untuk Indonesia. lni yang bisa jatuh tadi, saya lihat bicara 1:10 benar pak itu. Jadi kalau billing rate tenaga Indonesia itu, yang saya tahu 5 tahun yang lalu sebelum saya jadi anggota dewan, itu bisa mencapai untuk pengalaman 5-10 tahun itu untuk 10 ke

ARSIP D

PR-RI

Page 19: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

18

20 tahun itu 15-20 juta rupiah, yang asing itu U8D 20.000. Memang itu faktanya dan itu yang dikeluarkan Bappenas dan berupa peraturan pak, merupakan lampiran dari KEPPRE8 Nomor 8 sebelum sekarang Nomor 54. Jadi itu suka tidak suka harus dipakai. lni juga yang menyebabkan menghargai murah kita itu ya pemerintah kita juga pak.

Oleh karena itu harus dilawan dalam artian positif ya bahwa tidak benar itu, yang mungkin membedakan engineer dalam negeri dan luar negeri itu menurut saya satu, overseas allowance. Kemudian memang nyeberang lautan dari Negara asalnya. Yang kedua sing allowance mungkin. lni yang membedakan, yang lainnya artinya sama. ltu tanggapan saya yang juga dari Pertamina yang juga sama dengan yang lain.

Dari PGN tadi mengkhawatirkan ijin kerja. Jadi seperti ketua tadi sampaikan pak, ijin kerja inikan mungkin baru terlaksana 1 tahun setelah ini diundangkan, jadi masih lama. 8aat ini tentu tidak berpengaruh cuma menurut saya dimanapun di Negara yang lebih maju dari kita itu ada pak. Kemarin kami ke Norwegia tidak bisa dia beke~a walaupun 82, 83 dari Negara lain kalau tidak dapat ijin kerja dari pemerintah atau instansi setempat yang ditunjuk oleh pemerintah. Jadi kita mengadopsi itu karen a memang akan sama dan mereka kalau bisa nanti bisa dengan mereka.

Tadi juga ada masukan yang cukup bagus untuk menstandarisasi universitas juga dari Pertamina. lni kita juga harus hati-hati pak walaupun maksudnya itu benar, kalau mau melakukan itu harus benar-benar dilakukan oleh sautau instansi yang benar-benar independent, karena kalau dilakukan oleh instansi yang tidak independen nanti di kita inikan masi sangat dipengaruhi. 8eperti kemarin rating universitas. Mohon maaf kalau nanti ada alumninya di sini, masa Univesitas Pelita Harapan lebih tinggi ratingnya dari UNDIP misalnya, kan tidak benar. Kita semua mengatakan itu tidak benar. Mohon maaf kalau ada yang dari Pelita Harapan. 8esudah ditelusur-telusur oh yang membuat Lippa, kan tidak benar, misalnya, yang begitu ini yang tidak boleh terjadi ketua di kita.

Yang lain, tadi ada sebutan tentang engineer pak. Jadi di dalam praktek di lapangan itu ada 3 klasifikasi engineering ini ya·ng menangani engineering. Pertama, namanya teknisi. Teknisi itu biasanya pendidikan 8TM dan DO pak. Sesudah itu teknisi ada junior engineer. Junior engineer itu biasanya insinyur yang baru lulus masih kurang dari 2 tahun pengalaman atau 01, 03 yang sudah 5 tahun pengalaman. lni saya akan membuat detil juga dalam draf RUU nya, mungkin ini lebih masukan kami intern Pansus untuk lebih meng-elaborate klasifikas keinsinyuran itu. Tapi 8TM itu sebetulnya yang disebut teknisi itu juga mengerjakan engineering.

Yang lain tentang sanksi "pak. 8anksi ini menu rut saya memang harus ada, apapun Asosiasi, asosiasi arsitek juga ada sanksi. 8aya dari planologi pak itu juga ada sanksi. Mesin ada yang disebut kode etik. Hanya masalahnya sanksi di undang-undang ini bagaiamana, kan begitu. lni perlu diatur dan sekali lagi ini harus ada dalam setiap organisasi itu harus ada code of conduct nya atau kode etiknya harus ada. Kode etik itu diaplikasikan bukan saja karena memberikan, mengabert kecelakaan seperti misalnya jembatan sebelum dipakai atau dipakai dalam beberapa minggu langsung roboh. lnikan perlu diberi sanksi pada engineernya, tapi tadi masukan terakhir dari Antam kalau tidak salah, itu juga jangan sembarang sanksi dilihat dulu ini misalnya dilakukan oleh asosiasi yang membawahinya. 8iapa tahu dia maaf, komitmen feenya banyak yang diminta akibatnya campuran~campuran semennya menjadi tidak benar. Jadi kira-kira sanksi benar pak tapi saya setuju dengan bapak yang dari Antam memang harus dilakukan penilaian atau adjustment yang fair dan benar.

Terima kasih.

ARSIP D

PR-RI

Page 20: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

19

KETUA RAPAT:

lni kelihatannya Pak Alimin mau bicara sedikit ini. 8ilahkan Pak Alimin.

WAKIL KETUA (IR. ALIMIN ABDULLAH):

8emenjak undang-undang ini mau dibuat Pansus mula-mula saya sebetulnya tidak mau ikut ini tapi dipaksa untuk ikut, karena saya pikir ini problem pertama itu penyebab segala urusan jadi pusing ini pak, Negara kita ini ngutang terus sama orang. Tergantung sama Negara lain, kita jadi under. Bangsa kita ini mau kerja di Negara lain ikut uang orang, yang ke~a di 8ingapura gaji uang 8ingapura, keDa di Malaysia uang Malaysia, kerja di Jepang gaji uang Jepang, keDa di Amerika begitu, di lnggris begitu.memang orang asing tidak ada kalau dia mau kerja di kita dikasih uang kita, uang kita rendah. Yang ada terbalik akhirnya dia lebih tinggi dari kita, gaji dia di Negara dia yang dia tidak dapat pekerjaan di sana, kerja di sini dapat gaji itu. Jadi problem pertama kita ini memang structural ini.

Kalau kita tidak bisa merubah itu ya puter-balik masih terus kita jadi manusia low grade lah ketua. Padahal banyak hal ceritanya itu menyakitkan, di bidang perminyakan, ini Pertamina tahu ini, Total pak. 8aya punya dosen dulu sampai keluar dari Total, dia bekeDa di Total dikirim ke Prancis. Di universitas kalau di Indonesia misalnya ITB nya begitu. Dia keluar, dosennya dia lengkap, cumlaude. Balik ke Total yang dapat graduate itu di bawah jembatan, ada sekolah di bawah jembatan di Perancis, karena dia orang Prancis gajinya 5-6 kali lipat. Waktu dia ngobrol, kamu sekolahnya dimana di Prancis? Dipirit-pirit di bawah jembatan yang tidak jelas akademinya itu tapi gaji lebih tinggi. Kenapa? Karena dia orang Prancis, ini perusahaan Prancis. Kita mengundang perusahaan itu masuk, dia prates tidak mau minimal sama karena ijasah sayadi negara anda juga diakui bukan keluaran dari ITB lagi, sudah dari Prancis.

Begitu rapat sebetulnya rasional keputusan dia, cuma kalau dia dinaikan yang nuntut ini banyak karena yang alumni dari Prancis cukup banyak. Wah ini gawat, berapa perusahaan harus ngeluarin. Akhirnya dinego dia tidak sama tapi dinaikan, kalau tidak salah saya ingat itu prosesnya dinaikan 2 kali lipat. Tapi perusahaan tidak mau tetap saja masih merendahkan, karena yang kalian gaji itu pakai duit Negara saya, lebih goblok dari saya orang yang tidak dipakai di Prancis kok bisa lebih tinggi dari saya gajinya. ltu pertama.

Kedua, ini pengaruh kulit bangsa ini pak. lni bidang perminyakan yang saya tahu dibidang saya pak. Junior saya begitu selesai 81 berangkat ke Amerika dapat 82. Nikah sama orang Indonesia juga tapi punya green card daftar di Area Amerika. Ketika ada ekspatiat di Indonesia mau diganti yang paling gampang disuruh yang paling mau dia. Dikirimlah dia di sini berstatus ekspat, yang kerja di situ para dosennya, seniornya sudah jauh lebih bekeDa gajinya jauh di bawah dia karena dia berstatus ekspat. Dia tetap berwarganegara Indonesia cuma istrinya punya green card. Rebut karena dia punya jatah mobil, jatah rumah segala macam fasilitas padahal dia junior. Dosen-dosennya, senior-seniornya yang sudah tahunan kerja di situ jauh di bawah, cuma karena dia nikah sama orang Indonesia yang punya green card, bayangkan.

Jadi faktor bangsa, faktor kita Negara berhutang ini, ini menyebabkan kita ini jadi jatuh · karena bodoh menurut saya. lni faktanya. Yang di Total itu dia bisa buktikan bahwa dia alumni

yang top di Prancis tapi dikalahkan sama sekolah yang di bawah jembatan itu. Kalau yang orang

ARSIP D

PR-RI

Page 21: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

20

Prancis kalau ngelamar tidak kerja di Prancisnya, bawa ke Indonesia, karena itu instruksi segala macam bahasa Prancis.

Jadi menurut saya ini harus dipikirkan ke depan begaimana cara kita mengatasi seperti ini. Kalau yang di Area itu pak akhirnya didemo sama semua yang senior dan dosen agar dia dikeluarkan dari Indonesia ke Dirjen Migas. ltu satu-satunya jalan sebab kalau di situ peraturan Area tidak mau berubah, dia dikirim dari Amerika berstatus orang Amerika karena dia suami istrinya orang Amerika. Dia punya jatah mundar-maridir ke Amerika, punya macam-macam jatah olahraga segala macam. Padahal dia murid dan masih tetap warga Negara Indonesia. lni sesuatu yang terjadi di Negara kita yang mesti menyelesaikan, mahan maaf dari Pll inikan mestinya organisasi kita ini jangan sampai terjadi lagi hal-hal seperti itu. Kalau bapak masih mempersoalkan yang tadi itu pak ya soal grade itu di dalam negeri bisa kita atur, yang mau disebut di kelas mana insinyur oke-oke saja. Tapi nyata-nyata yang seperti ini pak kan menyakitkan, kita sama-sama keluaran Prancis, sama-sama keluaran Jerman, kita dari universitas top nya, iyakan. Tiba-tiba yang dari pinggiran gang sekolah karen a dia kulitnya kulit Prancis terus jauh lebih tinggi.

Saya tidak tahu kalau di PLN ada begitu tidak pak? Tidak ada ya. PLN tidak ada barangkali ya. Kalau di Perminyakan banyak pak. Apalagi kalau perusahaannya perusahaan dari sana, terjadi itu. Ada di AEPCO dulu ada reservoir engineer kita, itu betul-betul dari ITB. ltu gajinya lebih rendah daripada sekertaris engineering itu karena dia orang bule. Orang kerjaannya nganter­nganter toto copy lah, waktu saya kerja praktek. ltu kerja dia lihat nganter-nganter toto copy cengar-cengir ngobrol sama bas kita, gajinya itu 3 kali lipat kita. Kita reservoir engineer-nya yang menghitung segala macam, karena kulit dan perusahaan mereka, ini fakta. Jadi saya kira kalau ini tidak kita pikirkan pak akan berlangsung terus karena ini riil te~adi di bangsa kita. Bagaimana kita mengontrol orang betul-betul memang pantas bangsa kita ini menggaji dia bukan karena kulitnya, bukan karena perusahaan itu dari Negara itu tapi memang betul-betul dari kualitasnya. lni barangkali terhadap apa kita bisa menentukan bidang pekerjaan dan menggajinya itu.

Seperti kata ternan saya tadi saya setuju kalau ada allowance segala macam, kaya barang kalau dia dari tempat jauh okelah itu. Ongkos transport dia berangkat mondar-mandir Negara ke lapangan oke kita bisa pahami tapi kalau sudah bekerja, inikan harus nilai prestasi ke~a terhadap bangsa kita hasilnya, inputnya dan outputnya. Jadi barangkali masalah input dan output ini harus kita hitung, jangan-jangan kita ini membodohi bangsa kita sendiri. Kita memberikan gaji sama bangsa kita dengan rendah, sementara menggaji orang lain di Negara kita dengan gaji tinggi padahal dia orang bodoh. lnikan kita berdosa kalau nanti sudah bikin Undang-Undang lnsinyur masih juga terjadi. Menurut saya ini yang penting ini karena ke depan itu kemungkinan masuknya tenaga-tenaga asing di sini akan lebih terbuka. Kalau dulukan melalui loan tadi itu, mengikuti loan atau mengikuti perusahaan yang masuk tapi kalau nanti memang harus open pak karena kita sudah bikin agreement.

Jadi kalau kita dari sekarang tidak menyiapkah kita sudah terbiasa, seolah-olah kita maklum "oh iya dia ada orang bule pantaslah gajinya lebih tinggi, ratenya lebih tinggi', ini tidak boleh, hal yang biasa itu tidak benar. Mestinya kan prestasinya kerjaannya yang kita hitung. lni yang mau kita bagaimana memasukan itu, orang mendapatkan billing rate bayaran itu sesuai dengan apa yang dia produk, bukan bangsa kita buat proyek itu iya kan. Kalau prestasi itu apa yang dinilai. Jangan sampai yang kaya tadi karena soal kewarganegaraan, karena soal-soal yang remeh-temeh begitu.

ARSIP D

PR-RI

Page 22: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

21

lni barangkali yang ingin saya usulkan dan kita ingin rnasukan, saya lagi berpikir keras karena itu selalu rnasalah di kita antara lain. Terirna kasih.

Wassalamu 'alaikum Warahmatul/ahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

lni pengalarnan pribadi juga Pak Alirnin ya. Baik, ini saya pikir uneg-uneg kita juga ya tapi sekali lagi ternan-ternan kita yang dari Pll

juga sudah rnasukan belurn, ini yang susah ini ide ini dituangkan ke pasalnya dirnana, gimana, yang susah itu ya supaya ada bunyinya. Sekarang kita bicara apapun rnasukan tampung dulu, nanti kerjaan tim ahli masukin itu dalarn pasalnya seperti apa, tim perumus. Kira-kira dari Pll masih ada yang bisa dikonek tidak dengan ternan-ternan yang koorporasi ini. Sengaja ternan-ternan koorporasi ini kita undang itu dalam pengalarnan untuk bagairnana rnendayagunakan, rnernerankan karena kalau kita tidak dayagunakan dia lari ke Qatar, ke Dubai, ada yang ke Brazil, dan ada yang kernana-mana karena di sana dihargai lebih daripada di dalarn negeri.

Kedua, tidak ada ternpatnya. Saya sekolah jauh-jauh pinter-pinter di luar negeri di sini rnau kerja dirnana katanya, Panja DPR akhirnya apa boleh buat. Apa boleh buat kita ke~a di DPR ini dan kita tidak suka DPR ini.

Baik, silahkan dari Pll ada rnau bicara. Silahkan.

Pll (AKHMAD B):

Ketua Pansus dan Pimpinan Pansus; serta Para anggota Pans us yang terhormat. Bapak·bapak dari BUMN yang hadir.

Assalamu'alaikum Warahmatul/ahi Wabarakatuh.

Karni hanya ingin rnelaporkan bahwa ketika rnernbaca draf dari RUU ini yang disampaikan kepada kita dan ada di depan kita rnasing-rnasing, kami telah rnerasa bahwa perlu dilakukan penyernpurnaan pada draf tersebut yang sernentara ini terkesan penekanannya hanya kepada rnasalah sertifikasi. Oleh karena itu karni juga sudah rnernbuat rnenyarnpaikan beberapa butir-butir yang sudah kami sarnpaikan juga kepada Pansus dalam RDPU yang sebelurn ini, dil!lana kita rnengusulkan bahwa undang-undang juga membahas utamanya rnasalah seperti tadi itu pak, rnasalah kesetaraan kendala. Kemudian juga masalah bagaimana insinyur Indonesia ini bisa berperan lebih besar di dalarn pembangunan nasional yang khususnya rnemberikan nilai tambah kepada kekayaan Surnber Daya Alarn Indonesia. Termasuk· antara lain yang tadi disebut, adanya reward bahkan award pada insinyur-insinyur yang rnelakukan inovasi dan peningkatan nilai tarn bah.

Di dalam butiran-butiran yang kami usulkan itu banyak yang tadi dikemukakan oleh bapak­bapak dan BUMN sudah termasuk, rnisalnya penjenjangan dari sertifikasi tapi juga kami rnencatat ada beberapa butir-butir yang sangat baik yang diajukan pada hari ini yang belum kami paskan, rnisalnya bisa kami catat yang dirnohon oleh bapak dari PGN bahwa perlu ada pengaturan insinyur

ARSIP D

PR-RI

Page 23: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

22

asing yang harus cepat masuk mendapat ijin kerja dalam waktu singkat karena keadaan emergency. ltu tadinya kami juga sudah memasukan masalah fleksibiltasi pemberian ijin pada tenaga kerja asing tetapi belum mencakup masalah mereka dipekerjakan karena masalah emergency. lni nanti mungkin bisa kita tambahkan dalam usulan kita kepada Pansus.

Masalah imbalan, kesetaraan imbalan ini memang betul kesulitan yang pertama adalah bagaimana memasukan ke dalam pasal-pasalnya dan juga lembaga mana yang nanti harus mengadforce masalah itu, karena tadi oleh Pak Nur Yasin disebut misalnya Bappenas begitu. · Apakah Bappenas nanti yang menjadi lembaga yang meng-adforce ini, itukan harus kita ikat. Karena betul sekali yang dikemukakan Pak Alimin bahwa ini adalah masalah struktural yang mencakup hubungan, katakanlah hubungan budaya antara negara-negara. Jadi kita harus mengaturnya dengan baik tetapi tentunya pembuatan undang-undang ini merupakan peluang yang sangat baik untuk bisa menangani masalah-masalah yang sudah lama terasa oleh kita semua. Mungkin Pak lstanto mau menambahkan.

Pll (1ST ANTO):

Saya menambahkan sedikit saja pak mengenai salah satu tujuan dari atau undang­undang yang diinginkan dalam kaitannya dengan globalisasi, sehingga kita perlu membuat peran dari keinsinyuran Indonesia ini mempunyai peran yang cukup berarti. Antara lain di situ kami ingin memasukkan yang namanya mutual recognation aridgement, karena dengan perjanjian-perjanjian semacam ini dimungkinkan a tenaagdanya pengakuan terhadap kompetensi dari Indonesia. Sudah diawali dengan yang pertama adalah di tingkat Asean yang namanya Asean Mutual Recognation aridgement on engineering analisis dan arsitektural analisis. Di situ sudah ada skema saling pengakuannya pak. Jadi sehingga kita bisa, di tingkat Asean kita sudah menjalankan itu. Hanya kesukaran di Indonesia ini banyak tenaga-tenaga yang profesional masih enggan untuk mendaftarkan karena "ah nanti saja kalau perlu baru mau daftaran". Sekarang melihat kemanfaatannya belum terlihat.

Jadi meskipun tahun 2015 Asean Economy Community itu sudah di depan mata tapi merekan menganggap "ya nanti-nanti saja deh kalau perlu toh kita gampang masuknya". Sehingga dari data di situ menyebutkan bahwa Indonesia baru 99 engineer, dari Malaysia sudah sekitar sekitar 150, dari Singapore sudah hampir 200, dan dari Vietnam sudah 60. Jadi ini kita mendorong tenaga kita, yang sudah profesional juga susah pak.

Kemudian di level APEC juga sudah ada pak yang namanya APEC Engineer, itu sudah ada. Dari skema pengakuan bersamanya sudah ada, hanya di APEC itu perlakuannya berbeda dengan di Asean. Kalau di Asean otomatis begitu disepakati agreement itu ya diberlakukan langsung, tapi kalau di APEC hanya kesepakatannya itu memang sudah diakui, pemberlakuannya harus dilakukan secara bilateral. Pll yang ikut di dalam hal itu agak gamang untuk melakukan kesepakatan antar negara ini karena belum ada monitoring komite yang mewakili negaranya siapa begitu. Jadi kita belum memberlakukan skema APEC engineer itu. Jadi hal semacam ini barangkali kita perlu masukan di dalam . undang-undang sehingga kita punya mekanisme untuk membuat pengakuan asing kepada kita lebih baik. Baru dua itu belum di tingkat World Federation of Engineering Organization di tingkat dunia yang belum dimulai. Barangkali itu tambahan dari saya.

Terima kasih.

ARSIP D

PR-RI

Page 24: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

23

KETUA RAPAT:

Baik, saya pikir kita kembalikan kepada rekan-rekan di depan m1 yang ingin masih menyampaikan hal-hal yang berkembang ya. Kita urut saja, Pertamina ada lagi yang mau disampaikan dari tanggapan teman-teman. Silahkan.

PT. PERTAMINA (INSAN PEWARISIA):

Ketua yang yang saya hormati. Bapak-bapak yang saya hormati.

Tadi menyangkut profesi bidang tadi pak cukup banyak di Pertamina menerima dibidang ini. Secara detil nanti akan kirim dalam tertulis pak. Jadi paling tidak ada minimal ada 10 bidang sudah ada di kami. Betul pak tadi yang disapaikan oleh bapak bahwa memang sekarang ini bicara soal remunerasi terutama untuk para insinyur, ini memang perlu suatu aturan yang memang bisa membantu pak. Sekarang ini memang untuk oil and gas yang di bawah SKK Migas itu ada aturan yang memang sudah diterbitkan oleh SKK Migas terkait dengan remunerasi. Artinya relatif bisa lebih bersaing untuk Indonesia. Tapi kembali kalau bicara tenaga asing, saya setuju dengan yang disampaikan oleh bapak dari, bahwa kalau bisa ada standar yang sama betul pak sehingga bedanya hanya allowance-allowance-nya saja begitu pak ya tapi standarnya mestinya menjadi sam a.

Kemudian juga perlu juga pak dalam RUU ini bagaimana pengembangan itu keberpihakan kita kepada pengembangan para insinyur, mungkin ini perlu pak. Dalam artian bahwa pengembangan insinyur yang ada di Indonesia harus punya standar dan kira-kira memang lebih, ini akan membuat nilai mereka menjadi lebih daripada yang lain. lni yang menurut saya selama ini seolah-olah kami di Pertamina mengembangkan para insinyur kami sesuai dengan bidangnya. Artinya kami memberikan kesempatan S2 atau S3 sesuai dengan bidangnya pak tapi pola itu adalah pola bfsnis yang ada di kami. Mungkin kalau punya katakanlah ada dari komitenya atau asosiasinya punya satu pola yang sama, ini akan memberikan standar yang sama pak untuk insinyur-insinyur kita. Sekarang inikan misalnya timbulnya di Pertamina modelnya seperti ini dikembangkannya, kalau saya ambil dunia abstrim di Pertamina katakanlah misalnya di Chevron atau Medea, dia punya polanya sendiri. lni menciptakan menurut saya insinyur-insinyur tadi, meskipun dia sama-sama dia dalam bidang abstrim tapi berbeda standarnya. lni menurut saya mungkin perlu kita menyusun suatu yang punya standar yang sama untuk para insinyur. Saya kira itu dari kami pak.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih. Dari PGN? Tanggapannya. ARSIP

DPR-R

I

Page 25: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

24

DIR. TEKNOLOGI PT. PGN (JOKO SAPUTRO):

Terima kasih Bapak Pimpinan. Dari kami yang ingin kami sampaikan bahwa memang PGN tidak bergerak dibidang

abstrim pak tetapi disiplin yang kami butuhkan untuk faslitas PGN sendiri memang dari berbagai disiplin pak. Jadi misalkan untuk membangun suatu stasiun kompresor staksion misalkan, ini ada mechanical engineer, ada proses engineer, electrical, sipil, instrumen engineer dan lain sebagainya. Jadi memang sebenarnya komposisi disiplin yang dibutuhkan memang, yang jelas lebih dari satu, yang kami catat ada tujuh disiplin yang harus terpenuhi pak. Mungkin seperti itu pak karena memang membutuhkan keragaman disiplin untuk membangun suatu fasilitas terpadu.

Mengenai sistem penggajian yang ada di kami. Memang kami sebagai BUMN memiliki aturan penggajian tersendiri pak tapi memang mungkin kalau dikaitkan dengan rate untuk suatu konsultan asing memang jelas jauh pak. lni yang juga mungkin perlu menjadi pemikiran kita semua yang bisa dimasukan ke dalam RUU Keinsinyuran ini bahwa apakah nantinya jasa-jasa komsultan tenaga asing yang akan bekerja ini bisa tidak terlalu jomplang, katakanlah jika dibandingkan dengan rate dari tenaga-tenaga teknik yang ada di BUMN, misalkan seperti itu pak.

Mengenai peningkatan kemampuan pak, jadi memang kami sendiri saat ini memiliki program untuk mengirim para insinyur kami untuk mengikuti kursus-kursus yang bersertifikat memang di luar negeri pak. Mungkin ini yang juga nanti dikemudian hari dengan adanya RUU Keinsinyuran ini, apakah memang badan-badan registrasi atau tenaga jasa-jasa profesi yang ada di Indonesia ini juga bisa memberikan suatu bentuk standarisasi ilmu yang memang kami butuhkan pak.saat ini memang kami masih melihat ada beberapa institusi asing yang bisa memberikan jasa sertifikasi keahlian yang memang kami butuhkan. Sehingga memang kami mengirimkan tenaga­tenaga ahli kami kebeberapa jasa ahli di luar negeri. ··

lnipun juga mungkin diharapkan dengan adanya nantinya ditetapkan RUU Keinsinyuran ini tentunya kita mecoba untuk memberdayakan yang ada di dalam negeri ini, dan tentunya kita tidak harus jauh-jauh berpaling ke luar negeri tapi kita bisa menghargai mungkin badan usaha milik kita sendiri. Tentunya memang berkualitas dan memang sesuai dengan yang diharapkan atau diminta dari pekerjaan kita sehari-hari. Mungkin itu saja pak pandangan kami terkait dengan RUU ini.

Terima kasih.

Wassa/amu 'alaikum Warahmatul/ahi Wabarakatuh.

KETUA RAP AT:

Terima kasih. Silahkan dari Telkom pak.

DIR. KONSUMEN PT. TELKOM (SUKARDI SILALAHI):

Baik, terima kasih pak. Tadi masukan insinyur apa saja yang ada di tempat bapak bekerja nanti kita sampaikan

secara tertulis, yang jelas kami dari 1000 karyawan kita punya 600 insinyur dan yang pasti kan sebagai telekomunikasi butuhnya biasanya elektro telekomunikasi, kemudian sama informatika.

ARSIP D

PR-RI

Page 26: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

25

Kemudian bagaimana pembagian honor dan pakai dollar, nanti kita sampaikan. Di kita tidak ada pak, semuanya rupiah di Telkom. Pendidikan apa saja yang perlu ditambahkan, banyak. Jadi pada saat setelah masuk kita banyak mengisi pendidikan-pendidikan, sertifikasinya internasional pak karena kita memang perangkatnya itu banyak perangkat internasional. Perangkat dari Amerika, Eropa, Gina, khususnya juga sekarang sehingga termasuk Sisco. Sehingga kita standarnya itu memang standar-standar internasional pendidikannya pak, sehingga nanti kita mohon juga pada saat RUU ini mohon nanti dari Pll juga bisa memasukan standar internasionalnya pak.

Kemudian kita menekankan ini pak, jadi kita tekankan sebenarya kalau dari kami karena kitakan ICT. Jadi kita seperti punya di R & D pak, di Bandung itu kita karen a ICT kan ban yak inovasi aplikasi. Jadi kita berharap juga Pll bisa membuat di RUU itu bagaimana inovasi, kalau di Telkom mintanya ICT, bagaimana inovasi ICT ini supaya berkembang luas dikalangan masyarakat Indonesia karena ICT ini bukan hanya milik Telkom sebenarnya, karena di luar juga banyak programer-programer aplikasi-aplikasi yang bisa dimanfaatkan untuk kemajuan Indonesia. Sebab kita mendorong kalau bisa di RUU nya itu dibuatkan semacam ada award tadi pak, penelitinya. Jadi karena kan peneliti sekarang tidak ada di Indonesia karena memang salary-nya rendah sehingga orang tidak mau melakukan penelitian tapi kalau misalnya membikin award semacam itu dan bisa lebih besar nanti award-nya karena dampaknya terhadap company itu juga besar, tentunya company pun akan bersedia memberikan reward yang lumayan, kalau memang memberikan dampak yang besar kepada company·nya, kan begitu. Sehingga menurut saya bisa dibuatin semacam award yang mempunyai dampak besar dan dia juga akan terangsang karena akan mendapatkan tambahan itu pak.

Yang ketiga patennya pak. Paten-patennya mungkin di ini juga begitu. Jadi begitu, ada · standar inovasinya. Begitu dia stan dar inovasinya sudah ada, ada patennya dan ada unsur pengembangannya. Jadi kalau memang bisa satu company dia sudah mendapatkan efesien yang sangat luar biasa bisa diterapkan diseluruh company yang ada di Indonesia, sehingga nanti akan mendapatkan dan bahkan bisa dijual ke luar negeri. Seperti bapak tadi sampaikan mendapatkan dampak manfaat kepada lndonesianya itu bisa kelihatan. Mungkin itu pak masukan dari kami.

Terima kasih.

KETUA RAP AT:

Terima kasih. Silahkan dari PLN.

PT. PLN (NASRI SEBAYANG):

Terima kasih Bapak Pimpinan. lni ada beberapa pertanyaan tadi nanti akan kami sampaikan secara tertulis yang lengkap.

Namun sebagai informasi awal sebagai contoh misalnya berapa macam keinsinyura di koorporasi masing-masing. Sebetulnya kalau dari sisi PLN hampir seluruh disiplin ilmu teknologi ada di dalamnya, karena memang kita bekerja dari hulu sampai ke hilir tapi nanti yang rinciannya akan kami sampaikan lebih lanjut. Mengenai sistem pengupahan juga demikian, itu nanti akan bisa kita sampaikan lebih lanjut.

ARSIP D

PR-RI

Page 27: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

26

Namun ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan, di PLN itu kita ada 3 jalur untuk pengembangan karyawan. Pertama, itu adalah jalur managerial yang memang apakah itu insinyur ataupun non insinyur yang memang diarahkan untuk pengembangan manajerial di perusahaan. Kedua, adalah jalur kepakaran. Jadi jalur kepakaran ini memang fungsional ahli yang memang diarahkan untuk kepakaran, yang sangat banyak nanti berhubungan kegiatan keinsinyuran ini. Ketiga, memang itu adalah jalur keteknikan dalam kaitannya dengan kegiatan teknik operasional sehari-hari seluruh peralatan-peralatan kita.

Jadi khusus jalur kepakaran, pendidikan-pendidikan yang dibutuhkan yang diperlukan untuk mengembangkan tenaga-tenaga ahli kita itu pada dasarnya adalah kegiatan-kegiatan yang kita kaitkan dengan teknologi 10 tahun ke depan. Kita meliat 10 tahun ke depan itu dari sisi ketenagalistrikan kira-kira perkembangannya ke arah mana. Maka mulai dari awal kita sudah mulai mengarahkan karyawan-karyawan kita atau insinyur-insinyur kita untuk dikembangkan ke arah yang sana, untuk mengantisipasi perkembangan-perkembangan seperti itu.

Mungkin satu hal juga perlu saya tambahkan dalam kaitannya dengan pinalti atau hukuman dan sebagainya. Mungkin kita perlu juga nanti melihat kepada Undang-Undang Jasa Konstruksi. Undang-Undang Jasa Konstruksi itu sudah sangat tegas-tegas menyebutkan kalau ada kegagalan dan lain sebagainya, mulai dari tingkat perencana, pengawas, pelaksana dan lain sebagainya. ltu semuanya sudah ditentukan hukuman-hukumannya di sana. lni mungkin satu hal masukan yang dapat kami sampaikan bagaimana ini nantinya bisa disinkronkan dengan Undang­Undang Keinsinyuran ini.

Berikutnya lagi adalah mengenai insinyur-insinyur profesional kita. Saya katakan profesional itu adalah insinyur-insinyur yang memang bekerja di luar perusahaan-perusahaan ataupun di luar institusi-institusi pemerintahan, kementerian. Kalau di BUMN mungkin program untuk pengernbangan insinyur-insinyur ini masing-masing sudah punya, sudah ada arahnya kemana. Yang memang menjadi perhatian utama mungkin adalah yang· ada di profesional­profesional konstruktur. Kita tahu bahwa konsultan-konsultan kita itu umumnya tidak meng­employe secara pegawai tetap insinyur institusi rnereka. Semuanya sifatnya adalah be higher sesuai dengan proyek-proyek yang mereka dapatkan. Sehingga setiap saat itu, orang-orang itu, ternan-ternan insinyur itu berganti-ganti datang orang baru terus-menerus, sehingga kita tidak bisa rnemonitor sampai dirnana perkembangannya. lni mungkin juga perlu ditata diatur sehingga nantinya seperti apa ke depannya. Sehingga kita bisa selalui mendapatkan orang-orang yang rnernang sudah berkembang secara terus-menerus. Saya kira itu tambahan dari kami.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik terima kasih. Silahkan lanjut dari Antam.

DIR. PENGEMBANGAN PT. ANT AM (HENDRA SANTIKA):

T erirna kasih pirnpinan. Jadi kalau dari pak ya aspek yang perlu lebih ditingkatkan lagi oleh organisasi Persatuan

lnsinyur Indonesia adalah penguatan pak. Penguatan Pll sehingga Pll bisa setara dengan organisasi-organisasi serupa di luar negeri yang teknologinya maju. Caranya rnungkin saya pikir itu

ARSIP D

PR-RI

Page 28: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

27

salah satunya adalah lebih terlibat di dalam koorporasi pak ya, baik swasta maupun BUMN. Terus terang selama ini saya personal kurang melihat inforfing dari PII pak ya di Antam, jadi mungkin ke depannya kalau boleh saya sarankan mungkin ada seminar-seminar secara reguler dalam bidang­bidang teknik tertentu begitu, itu reguler. Sehingga hal-hal ini bisa meningkatkan kualitas keinsinyuran kita dan otomatis termasuk organisasi Pll sendiri pak. Mungkin demikian pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

lni sebenarnya mungkin kesimpulannya coba dibuat lebih simple, ini dari beberapa RDPU biasanya ada kesimpulan. lntinya RUU Keinsinyuran perlu diatur standarisasi pendidikan dalarn bidang keinsinyuran khususnya standarisasi berkaitan dengan kurikulum pendidikan di pendidikan tinggi. lni sepertinya harus kita rapikan lagi bahasanya. Poinnya saja ya. lntinya catatan saja bahwa ada pesan-pesan dari rekan-rekan koorporasi supaya dalani mengisi kebutuhan SDM khususnya insinyur. Pertama, jangan terjadi diskriminasi dalam billing rate, begitu ya. Kedua, yang baru-baru itu jangan sampai tidak bisa diakomodasikan dalam rekrutmen dikebutuhan dalarn negeri. Kalau tadi yang pertarna itu insinyur asing, rnasih kan, jangan ada diskrirninasi insinyur asing ya. Ketiga, ketentuan rnengenai emergency, kalau ada kebutuhan insinyur asing yang dibutuhkan karena emergency rnesti diatur juga di sini ya. Keernpat, apalagi kira dalam konteks, sanksi sebaiknya, mendapatkan rekomendasi dulu dari asosiasi profesi yang bersangkutan ya. Walaupun dia itu rnerujuk pada OJK sekarang. Jadi ada juga pesan yang kelirna bahwa RUU terkait itu harus diperhatikan dalarn RUU ini.

F·PDIP (RENDY M AFFANDY LAMADJIDO):

Pak Ketua boleh usul sedikit pak. Barangkali saya ke para stake holder ya, ada tidak sernacam political will dari kita-kita dari

ternan-ternan stake holder. Kalau seandainya, inikan kita di Indonesia ini berkaca kepada kepangkatan, ini yang mernbuat banyak ternan-ternan profesi itu prustasi. Jadi rnereka-rnereka yang ahlinya itu sudah sekolah di luar negeri, rnasuk ke Indonesia orang Indonesia, itu tidak bisa mendapatkan ternpat. Satu contoh di jaman orde baru, llham Habibie, itu karen a soal kepangkatan ini rnenjadi rancu. · Dia dipaksakan untuk rnenjadi Direktur PTN pada saat itu, persoal.an kepangkatan. Kita mengakui keprofesian dia rnernang lebih tinggi. Sekarang saya ingin bertanya saja, kalau seandainya undang-undang ini kita berikan satu lex spesialis, artinya Indonesia itu ada yang namanya kepangkatan atau eselon, lamanya kerja. Ada tidak political will dari ternan-ternan stake holder kalau di undang-undang ini kita rnemberikan lex spesialis tapi rnengacu kepada profesi, sehingga ternan-ternan insinyur ini bisa bersaing dengan ternan-ternan yang dari luar negeri seperti yang dikatakan oleh pirnpinan tadi.

ltu ada tidak political will? Saya takutnya jangan nanti kita paksakan ini rnasuk atau mungkin saja, rnungkin ternan-ternan dari Pll ada sernacarn rekornendasi, rekornendasinya menjadi rnentah, sama statusnya dengan Undang-Undang Jasa Konstruksi. Undang-Undang Jasa Konstruksi itu sudah jadi ribut sekarang, persoalannya karena ada kepentingan di dalarn, Undang­Undang Jasa Konstruksi itu mengisyaratkan bahwa sernua kepentingan anggota itu dilaksanakan oleh suatu lembaga. Kalau pakar cuma muatan 11 tahun lembaga bekerja cuma mengeluarkan

ARSIP D

PR-RI

Page 29: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

28

sertifikat-sertifikat keahlian tapi oleh pemerintah karena tidak melakukan political will ini akhirnya ribut sekarang.

8erdasarkan pengalaman ini saya ingin bertanya di hati yang paling dalam teman-teman dari stake holder, ada tidak keinginan, karena yang menjadi masalah sekarang kadang-kadang kita sendiri tidak menghargai bangsa kita. Maaf ya, saya ke Moscow kemarin kaget, saya pimpinan saya. Di Moscow itu ada seorang mahasiswa yang namanya Hendri, dia kuliah di mesin Universitas Moscow. Ternyata dia membuat makalah, dosennya ini salah satu pernah di Indonesia dia membuat makalahnya. 8etapa kita bangganya tapi begitu dia selesai nanti di jenjang mulai 3A, 38, kalau dia S2 mungkin dari 38, 3C. lni yang membuat frustasi. Tapi kalau kita mengacu keprofesian, inilah nanti undang-undang yang kita mau buat akan menjadikan lex spesialis undang-undang ini.

Pertanyaannya sekarang dari seluruh stake holder, adakah political will dari ternan-ternan ini untuk bisa menerima materi ini. lni pertanyaan yang ingin saya tanyakan pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAP AT:

8aik, ini catatan tambahan tadi ya. Mudah-mudahan menjadi perhatian bahwa kemauan pollitik ini memang harus muncul dari pemerintah, di samping dari koorporasi. lni dunia koorporasi yang kita undang ini, kita menganggap bahwa mereka inilah yang nanti usernya. Usernya insinyur kita dan juga mereka ini menjadi tempat prakteknya insinyur kita untuk punya peranan dalam inovasi-inovasi yang lebih riil, konkret. Ada yang penting mung kin terlupakan masalah standar tadi ya. Kalau kita ingin diakui standarnya kita buat kesetaraan antara akreditasi kita dengan luar negeri, sehingga tadi baru ada adalah dengan Asean ya tapi dengan APEC kita bilateral lagi dan ini belum terjadi.

Kalau itu sudah terjadi saya yakin tidak boleh terjadi perbedaan billing rate lagi karena standar kualitas insinyur sama. Kalau yang ini belum ada mereka masih mengatakan insinyur Indonesia ini belum diakui standarnya. ltu yang menjadi masalahnya. Jadi ini juga merupakan bagian daripada kita harus mendorong supaya pengakuan internasional terhadap profesi insinyur Indonesia ini harus sama, disetarakan. ltu saran kesimpulan juga.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua bapak-bapak yang hadir mewakili 8UMN, yang kita anggap ini adalah koorporasi atau bisnis strategis yang dimiliki oleh negara, pemerintah, yang bisa memberikan masukan kepada Undang-Undang Keinsinyuran ini. Mudah-mudahan minggu depan kita akan mengundang juga yang industri strategis dan juga private sector yang juga melakukan bisnis yang strategis. Sebetulnya Pansus ini lintas komisi pak tapi ya kok tidak tahu kebetulan Komisi VII yang di depan ini, pantesan sudah kenai semua sama Pak Alimin, sama saya belum.

Demikian terima kasih atas perhatiannya dan mudah-mudahan apa yang kita lakukan hari ini memberikan manfaat untuk bangsa dan negara ke depan.

Wabil/ahit taufiq walhidayah. Wassalamu 'a/aikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

ARSIP D

PR-RI

Page 30: ARSIP - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/Armus/File/Lampiran/1-20170407-052954-7413.Pdf2 9. IR. NUR YASIN, MBA, MT Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya: Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat:

... 29

RAPAT DITUTUP PUKUL 16.35 WIB

Jakarta, 12 Juni 2013 a.n. KETUA PANSUS

RUU TENT ANG KEINSINYURAN SEKRE RIS RAP AT

ARSIP D

PR-RI