Arik (Preeklamsi)

42
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “F” P 4004 Ab 000 POST PARTUM HARI KE-1 DENGAN PER DI RUANG MAWAR HIJAU RSUD SIDOARJO Disusun Oleh : ARIK KUSUMAWATI 0504.53 AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA MALANG 2

description

gftdtyfyfyu

Transcript of Arik (Preeklamsi)

Page 1: Arik (Preeklamsi)

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY “F” P4004 Ab000 POST PARTUM HARI KE-1 DENGAN PER

DI RUANG MAWAR HIJAU RSUD SIDOARJO

Disusun Oleh :

ARIK KUSUMAWATI

0504.53

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA

MALANG

2007

2

Page 2: Arik (Preeklamsi)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan ini.

Asuhan Kebidanan ini dapat terselesaikan berkat bantuan serta kerja sama dari

berbagai pihak yang terkait. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Direktur RSUD Sidoarjo yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada

kami untuk belajar dan melaksanakan praktek klinik kebidanan.

2. Institusi Akademi Kebidanan Widyagama Husada Malang

3. Pembimbing Ruang Nifas RSUD Sidoarjo

4. Dosen Pembimbing Akademi Kebidanan Widyagama Husada Malang

5. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan

6. Semua teman-teman yang terkait dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih

banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan

kritik yang bersifat membangun guna perbaikan di waktu yang akan datang.

Malang, Februari 2007

Penulis

2

Page 3: Arik (Preeklamsi)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................

1.2 Tujuan .........................................................................................

1.2.1 Tujuan Umum .................................................................

1.2.2 Tujuan Khusus ................................................................

1.3 Ruang Lingkup ...........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Nifas ....................................................................

2.2 Konsep Dasar Preeklamsi ...........................................................

2.3 Konsep Asuhan Manajemen Kebidanan .....................................

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN KASUS .............................................................

3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH ......................

3.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL ...................................

3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA ................................

3.5 INTERVENSI .............................................................................

3.6 IMPLEMENTASI ......................................................................

3.7 EVALUASI ................................................................................

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ....................................................................................

5.2 Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

2

Page 4: Arik (Preeklamsi)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan dengan pre eklamsi ringan merupakan penyebab penting

kematian maternal khususnya di negara berkembang. Angka kejadian

mencapai 6% dari seluruh kehamilan, lebih banyak dijumpai pada primi

gravida daripada multigravida.

Karena kehamilan dengan pre eklamsi ringan tersebut banyak terjadi

komplikasi yang menyertainya, seperti pre eklamsi berat sampai eklamsi.

Kegagalan pada organ-organ hepar, ginjal, jantung, paru-paru, otot, sedangkan

pada janin bisa terjadi prematuritas, gawat janin sampai dengan kematian

janin.

Pre eklamsi dapat terjadi pada ibu nifas. Pre eklamsi nifas terjadi

karena pre eklamsi pada kehamilan yang berlanjut sampai pada nifas. Hal ini

merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh dunia kesehatan supaya kasus-

kasus tersebut dapat teratasi atau paling tidak memperkecil kemungkinan

segala komplikasi.

Untuk dapat mencapai target dan tujuan ditas serta untuk mewujudkan

Indonesia sehat dan dunia kesehatan dan masyarakat diperlukan kerjasama

yang baik antara tenaga kesehatan yang berkualitas baik dokter, perawat,

bidan ataupun tenaga kesehatan lain yang berkembang didalamnya.

(Mochtar, 1998 hal 153)

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melakukan asuhan pada klien hamil dengan pre-eklamsi ringan

mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat mengumpulkan data sampai dengan analisa data

2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa

3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi masalah potensial

2

Page 5: Arik (Preeklamsi)

4. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan segera

5. Mahasiswa dapat merencanakan asuhan kebidanan

6. Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah

direncanakan.

7. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup asuhan kebidanan dalam makalah ini hanya pada nifas

dengan pre-eklamsi ringan.

2

Page 6: Arik (Preeklamsi)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Nifas

2.1.1 Definisi Nifas

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir

ketika otot-otot kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.

(Prawirohardjo, 2002 hal : 122)

Masa nifas (puerperium) adalah periode waktu atau masa dimana organ-

organ reproduksi kembali pada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan

waktu sekitar 6 minggu.

(farrer, 1999, hal : 225)

Masa nifas (puerperium) adalah mulai setelah partus selesai, dan berakhir

setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru pulih

kembali seperti sebelum ada kehamilan selama 3 bulan.

(Prawirohardjo, 1999. hal 237)

Puerperium (nifas) merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat

kandungan pada keadaan yang normal.

(Prawiroharjo, 1999 hal 190)

2.1.2 Fisiologi Nifas

2.1.3 Involusi Uterus

Proses involusi uteri

Involusi Tinggi fundus uteri Berat uteri

Plasenta lahir

7 hari (1 minggu)

14 hari (2 minggu)

42 hari (6 minggu)

56 hari (8 minggu)

Setinggi pusat

½ pusat-sympisis

Tak teraba

Sebesar hamil 2 minggu

Normal

100 gr

500 gr

350 gr

50 gr

30 gr

Proses involusi uteri pada bekas implantasi plasenta

- Bekas implantasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas 12 x 15

cm permukaan kasar, dimana pembuluh darah besar bermuara.

2

Page 7: Arik (Preeklamsi)

- Pada pembuluh darah terjadi pembentukan trombosit, disamping

pembuluh darah tertutup karena kontraksi otot rahim.

- Bekas-bekas implantasi plasenta akan sembuh karena pertumbuhan

endometrium yang berasal dari luka dan lapisan basalus

endometrium.

- Bekas luka implantasi dengan cepat mengecil pada minggu ke-2

sebesar 6 sampai 8 cm, dan akhir puerpurium sebesar 2 cm.

- Kesembuhan sempurna pada saat akhir dari masa puerpurium.

(prawiroharjo,1999)

2.1.4 Lochea

Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlahdan warnanya sebagai

berikut :

Lochea rubra (cuventa)

1 sampai 3 hari, berwarna merah dan hitam.

Terdiri dari sel desidua, verniks coseoso, rambut lanugo, sisa mekonium,

sisa darah

Lochea conguinalenta

7 sampai 7 hari

Berwarna putih bercampur merah

Lochea serosa

7 sampai 14 hari

Berwarna kekuningan

Lochea alba

Setelah hari ke 14

Berwarna putih

(Prawiroharjo,1999)

2.2 Konsep Dasar Preeklamsi Ringan

2.2.1 Pengertian Preeklamsi

Pre eklamsi merupakan kumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil,

bersalin dan masa nifas yang terdiri dari TRIAS : hipertensi, protein urine

dan oedema.

(Mochtar, 1998)

2

Page 8: Arik (Preeklamsi)

Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi oedema protein

urine, oedema atau keduanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu

ke-20.

(William, 1995)

Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi oedema dan

protein urine yang timbul karena kehaimilan dan terjadi pada tribulan ketiga.

(Soetomo, 1994)

2.2.2 Etiologi

Etiologi penyakit ini sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Ada

teori menyebutkan bahwa penyebab preeklamsi adalah teori iskemia

plasenta, teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan :

1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda

hidramion dan mola hidatidosa.

2. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.

3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian

janin dalam uterus.

4. Sebab jarangnya terjadinya eklamsi pada kehamilan-kehamilan

5. Sebab timbulkan hiperpigmentasi, oedema, protein urine, kejang, koma.

2.2.3 Gejala klinis PER

1. Kenaikan tekanan darah sistole ≥ 30 mmHg atau diastole > 15 mmHg

(dari tekanan darah sebelum hamil). Pada kehamilan 20 minggu atau

lebih dari atau sistole ≥ 140 (<160 mmHg) diastole ≥ 90 mmHg (≤ 110

mmHg)

2. Protein urine

0,3 gr/lt dalam 24 jam atau secara kualitatif (+ +)

3. Oedema pada :

- Pretibio

- Dinding perut

- Lumba sakral

- Wajah / tangan

2.2.4 Frekuensi

a. Angka kejadian 6% dari seluruh kehamilan

2

Page 9: Arik (Preeklamsi)

b. Lebih banyak dijumpai pada primigravida daripada multi gravida

terutama primi gravida usia muda.

c. Faktor-faktor predisposisi untuk terjadinya preeklamsi adalah mola

hidatidosa, DNA, genetalia, obesitas, umur lebih dari 35 tahun.

(Soetomo, 1994)

2.2.5 Pemeriksaan atau diagnosa

a.Kehamilan > 20 minggu

b. Kenaikan tekanan darah (≥ 140/90 mmHg) dengan pemeriksaan 2 x

selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama

dilakukan 2x setelah istirahat 10 menit)

c.Oedema tekan pada :

- Tungkai (pretibio)

- Dinding perut

- Lumba sakral

- Wajah atau tangan

d. Protein urine > 0,3 gr/H/24 jam, kualitas (+ +)

(Soetomo,1994)

2.2.6 Penanganan PER

a.Kehamilan < 37 minggu

- Jika belum ada perbaikan lakukan penibion 2x seminggu secara

rawat jalan.

- Pantau tekanan darah, urine (untuk protein urine), reflek dan kondisi

janin.

- Konseling pasien dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya

preeklamsi dan eklamsi.

- Lebih banyak istirahat

- Diet biasa tidak perlu rendah garam

- Tidak perlu diberi obat-obatan

- Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit.

a. Diit biasa

b. Pantau tekanan darah, urine (untuk protein urine) sekali sehari

c. Tidak perlu diberi obat-obatan.

2

Page 10: Arik (Preeklamsi)

d. Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat oedema paru,

decompensasi cordis, atau gagal ginjal.

b. Kehamilan > 37 minggu

- Jika servik matang, pecahkan ketuban dan induksi persalinan dengan

oksitosin atau prastogladin.

- Jika servik belum matang, lakukan pemotongan dengan prastogladin

atau kateter faley atau lakukan seksio sesarea.

(Soetomo,1999)

2.2.7 Komplikasi

a.Pre eklamsi berat sampai eklamsi

b. Kegagalan pada organ-organ, hepar, ginjal, paru, jantung, otot

c.Janin : - Prematuritas

- IUGR

- Gawat janin

- IUFD

2

Page 11: Arik (Preeklamsi)

2.3 KONSEP ASUHAN KEBIDANAN

I. Pengkajian

Tanggal : Jam :

Tempat :

Oleh :

A. Data subyektif

1. Biodata

Nama Ibu : Nama Suami :

Umur : Umur :

Agama : Agama :

Pendidikan : Pendidikan :

Pekerjaan : Pekerjaan :

Alamat : Alamat :

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan melahirkan tanggal .......... jam ......... sekarang perut

terasa mules-mules.

3. Riwayat haid

Menarche :

Siklus :

Lama Haid :

Dismenorea :

Flour albus :

Banyaknya :

HPHT :

HPL :

4. Riwayat perkawinan

Kawin :

Lama :

Umur menikah :

5. Riwayat Kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis, hipertensi,

ataupun kencing manis.

2

Page 12: Arik (Preeklamsi)

6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dikaji untuk mengetahui adakah hubungan penyakit keluarga yang

menurun yang bisa mempengaruhi timbulnya preeklamsi ringan.

7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No. Hamil Persalinan Ditolong BB/PB Sex H/MPenyulit

Nifas

Umur

sekarang

1.

2.

3.

8. Riwayat kehamilan sekarang

Dikaji untuk mengetahui berapa kali periksa kebidanan. Sudah

mendapat apa saja dengan keluhan apa dan mendapatk konseling apa.

9. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola istirahat

Berapa lama waktu istirahat dalam sehari baik siang ataupun

malam dan adakah gangguan.

b. Pola Nutrisi

Adakah masalah dalam memenuhi kebutuhan nutrisi baik kualitas

maupun kuantitas.

c. Pola aktivitas

Aktivitas yang dikerjakan selama hamil dan selama nifas dan

adakah gangguan.

d. Pola eliminasi

Berapa kali BAB/BAK perhari adakah gangguan pola eliminasi.

e. Pola Personal hygiene

Mandi berapa kali sehari, frekuensi gosok gigi cuci rambut berapa

kali seminggu, ganti pakaian dan celana dalam berapa kali sehari.

10. Riwayat Psikososial

Kesiapan keluarga menerima anggota baru dan kesanggupan ibu

menerima dan merawat anggota baru.

2

Page 13: Arik (Preeklamsi)

B. Data Obyektif

Pemeriksaan umum

Keadaan umum : Baik / lemah

Kesadaran : Composmentis/ somnolen/ apatis/ koma

TD : Normalnya 100/60 s/d 130/90 mmHg

N : Normalnya 70 – 90 x/menit

RR : Normalnya 16 – 24 x/menit

S : Normalnya 36 – 37 0C

Pemeriksaan fisik

Inspeksi

Rambut : bersih, hitam, keriting, tidak rontok, tidak ada

ketombe

Muka : bulat, tidak pucat, tidak oedema

Mata : simetris, tidak pucat, oedema tidak ikterus

Telinga : simetris, bersih, tidak ada pengeluaran serumen,

tidak ada gangguan

Mulut : simetris, tidak kering, lidah bersih, tidak ada

stomatitis, tidak ada carries gigi, tidak ada

pembesaran tonsil

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, bendungan

vena jugularis dan kelenjar limphe.

Dada & payudara : simetris, tidak ada retraksi dinding dada,

pembesaran kelenjar montgomery, putting susu

menonjol, hiperpigmentasi areola mammae,

kolostrum sudah keluar, payudara bersih.

Perut : tidak ada luka bekas operasi, terdapat strie albicat,

dan linea nigra

Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada varises, keluar lochea

rubra tidak ada luka perineum, pendarahannya ±

150 cc.

Ekstremitas : oedema +/-, fumotris, tidak ada varises, kuku

tidak pucat, infus terpasang di tangan sebelah

kanan.

2

Page 14: Arik (Preeklamsi)

Palpasi

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

bendungan vena jugularis, ataupun pembesaran kelenjar

lymphe.

Payudara : konsistensi kenyal, tidak ada nyeri tekan, ASI sudah

keluar

Abdomen : tidak ada benjolan, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari

bawah pusat

Ekstremitas : oedema - / +, tidak ada nyeri tekan.

Perkusi

Ekstremitas : reflek patella (+)

II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

Dx : Ny “F” P4004 Ab000 Post Partum hari ke 1 dengan PER

Ds : Ibu mengatakan melahirkan tanggal ............. Jam ............. sekarang

merasakan perut mules.

Do : Keadaan umum : Baik / lemah

Kesadaran : Composmentis/ somnolen/ apatis/ koma

TD : Normalnya 100/60 s/d 130/90 mmHg

N : Normalnya 70 – 90 x/menit

RR : Normalnya 16 – 24 x/menit

S : Normalnya 36 – 37 0C

Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat

Kontraksi uterus : Baik

Genetalia : Keluar lochea rubra

Pendarahan : ± 150 cc

Ekstremitas : Oedema - / +

III.ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

- PER

- Eklamsi

2

Page 15: Arik (Preeklamsi)

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

-

V. INTERVENSI

Dx : Ny “F” P4004 Ab000 Post Partum hari ke 1 dengan PER

Tujuan : Tidak terjadi PER/ PEB lanjutan

Kriteria hasil : - TTV dalam batas normal

- Kontraksi uterus baik

- Penurunan TFU normal

- Pengeluaran lochea normal

Intervensi

1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga

R/ ibu dan keluarga lebih kooperatif dengan tindakan yang diberikan.

2. Jelaskan pada ibu tentang keadaan dirinya

R/ Ibu akan lebih kooperatif serta bisa menerima keadaannya.

3. Lakukan observasi TTV dan KU tiap 2 jam sekali

R/ TTV sebagai parameter adanya komplikasi.

4. Anjurkan ibu untuk tidur

R/ menambah energi dan memberi rasa nyaman.

5. Anjurkan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi.

R/ makanan dapat menambah energi dan mempercepat involusi

6. Anjurkan pada ibu untuk mobilisasi bertahan

R/ mobilisasi diri dapat mempercepat involusi.

7. Anjurkan pada ibu cara personal hygiene dan vulva hygiene.

R/ keadaan bersih mencegah masuknya kuman penyebab infeksi.

8. Lakukan observasi intake-output tiap 2 jam.

R/ parameter keseimbangan cairan dan elektrolit.

9. Lakukan observasi TFU dan lochea tiap jam

R/ deteksi dini adanya komplikasi.

10. Lanjutkan terapi dengan pemberian 5 ml konjerxotit (40%) 2 kali tiap 6

jam

R/ merelaksasi otot agar tidak terjadi kejang.

2

Page 16: Arik (Preeklamsi)

Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan kontraksi uterus

Intervensi :

11. Jelaskan pada ibu bahwa nyerinya normal

R/ ibu memahami dan mengerti bahwa keadaannya normal.

12. Anjurkan pada ibu istirahat (tidur) dan mengalihkan perhatian.

R/ istirahat dapat mengurangi rasa nyeri.

13. Ajarkan pada ibu cara relaksasi pernapasan

R/ ketegangan dan kelelahan otot berkurang.

VI. IMPLEMENTASI

Sesuai dengan intervensi.

VII. EVALUASI

Tanggal : Jam :

Tempat :

Mengacu pada metode SOAP dan kriteria hasil.

2

Page 17: Arik (Preeklamsi)

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN DATA

Tanggal : 29 Januari 2007 Jam : 15.15 WIB

Tempat : Mawar Hijau RSUD Sidoarjo Tgl MRS : 28 Januari 2007

Oleh : Arik Kusumawati

3.11 Data Subyektif

a.Biodata

Nama Ibu : Ny “F” Nama Suami : Tn “L”

Umur : 42 th Umur : 45 th

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Kendalsari RT/RW 1/1 Pecobeon – Candi

b. Keluhan Utama

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya pada pukul 16.00 WIB

dengan jenis kelamin laki-laki dan sekarang perutnya terasa mules.

c.Riwayat Perkawinan

Nikah : 1 x

Usia nikah : 17 tahun

Lama nikah : 25 tahun

d. Riwayat haid

Menarche : 13 tahun

Siklus haid : 28 hari (teratur)

Lama haid : 5 hari

Banyaknya : ± 1-2 softex/ hari

HPHT : 12 juni 2006

TP : 19 maret 2007

e.Riwayat Kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis (jantung,

hipertensi), menular (TBC, hipatitis), menurun.

2

Page 18: Arik (Preeklamsi)

f. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya dan keluarga suami tidak ada yang

mempunyai penyakit menular, menurun, menahun atau keturunan

kembar.

g. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan bahwa pada saat ini, ibu tidak mengalami penyakit

apapun yang dapat mempengaruhi kehamilan, nifas dan PER.

h. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

No. Hamil Persalinan Ditolong BB/PB Sex H/MPenyulit

Nifas

Umur

sekarang

1.

2.

3.

8 bln

8 bln

9 bln

Normal

Normal

Normal

Dukun

Dukun

Dukun

H

H

H

L

P

L

-

-

-

-

-

-

22 th

19 th

11 th

i. Riwayat kehamilan persalinan dan nifas sekarang

Kehamilan : Ibu periksa ke bidan 3 kali mendapat Fe, vitamin C,

kalk, TT 1 kali dianjurkan untuk melahirkan di rumah

sakit karena tekanan darah tinggi.

Persalinan : Kala I 8 jam

Kala II 15 menit

Bayi lahir spontan 5 menit kemudian plasenta lahir lengkap

AS : 8 – 9 jenis kelamin : laki-laki

BB : 3200 g

PB : 49 cm

Nifas : Berlangsung 1 hari di rumah sakit sampai sekarang

belum pulang

Rencana pulang 31 Januari 2007

j. Riwayat KB

Ibu mengatakan tidak pernah mengikuti KB.

k. Pola kebiasaan sehari-hari

a) Pola istirahat

Di rumah : Ibu mengatakan sehari-harinya tidur 8-9 jam/hari

Di rumah sakit : Ibu mengatakan tidur 7-8 jam/ hari

2

Page 19: Arik (Preeklamsi)

b) Pola nutrisi

Di rumah : Ibu mengatakan setiap hari makan 3 kali/hari, 1

porsi berisi nasi, sayur, lauk, 1 gelas air putih,

kadang buah dan susu.

Di rumah sakit : Ibu mengatakan setiap hari makan 3 kali dengan

porsi nasi, sayur, lauk, buah dan 1 gelas air

putih.

c) Pola aktivitas

Di rumah : Ibu mengatakan sehari-hari melakukan

pekerjaan rumah tangga seperti menyapu,

mengepel, memasak, mencuci, dibantu oleh

suaminya.

Di rumah sakit : Ibu mengatakan sehari-hari berjalan-jalan di

sekitar ruangan.

d) Pola eliminasi

Di rumah : Ibu mengatakan BAK 6 x/hari, BAB 1x/hari

Di rumah sakit : Ibu mengatakan BAK 3x/hari, saat melahirkan

ibu belum BAB.

e) Pola kebersihan

Di rumah : Ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi tiap

kali mandi dan keramas 2-3 x/minggu

Di rumah sakit : Ibu mengatakan mandi 2x/hari, gosok gigi tiap

kali mandi dan sejak melahirkan belum

keramas.

l. Pola Psikososial Spiritual

Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran anaknya yang sehat

dan selamat, hubungan ibu, suami, keluarga dan tetangga baik. Ibu

menganut agama Islam dan selalu berdoa.

2

Page 20: Arik (Preeklamsi)

3.1.2 Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 140/90 mmHg

N : 82 x/menit (teratur)

S : 36,5 0C (teratur)

Rr : 16 x/menit (axila)

b. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

Rambut : bersih, hitam, keriting, tidak rontok, tidak ada

ketombe

Muka : bulat, tidak pucat, tidak oedema

Mata : simetris, tidak pucat, sklera tidak ikterus

Telinga : simetris, bersih, tidak ada pengeluaran

serumen, tidak ada gangguan pendengaran.

Mulut : simetris, tidak kering, lidah bersih, tidak ada

stomatitis, tidak ada caries gigi, tidak ada

pembesaran tonsil

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,

bendungan vena jugularis dan kelenjar limphe

Dada & payudara : simetris, tidak ada retraksi dinding dada,

pembesaran kelenjar montgomery,putingoe

susu menonjol, hiperpigmentasi aerola

mamae, kolostrum keluar.

Perut : tidak ada luka bekas operasi, terdapat strie

albican, linea nigra

Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada varises, keluar

lochea rubra, tidak ada luka perineum,

perdarahan ± 150 cc

Ekstremitas : simetris, tidak ada varises, kuku tidak pucat,

infus terpasang disebalah kanan oedema kaki

kanan dan kaki kiri.

2

Page 21: Arik (Preeklamsi)

Palpasi

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

bendungan vena jugularis ataupun pembesaran

kelenjar lymphe

Payudara : konsistensi kenyal, tidak ada nyeri tekan, ASI sudah

keluar

Abdomen : tidak ada benjolan, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari

bawah pusat.

3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH

Dx : Ny “F” P4004 Ab000 Post Partum hari ke 1 dengan PER

Ds : Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya tanggal 29 Januari 2007

pada jam 07.15 WIB dengan jenis kelamin perempuan dengan berat

2200 gr.

Do : Keadaan umum : Cukup

Kesadaran : Composmentis

TTV : TD : 140/90 mmHg

N : 82 x/menit

S : 36,5 0C

Rr : 16 x/menit

Abdomen : TFU 2 jari bawah pusat

Kontraksi uterus : baik

Genetalia : keluar lochea rubra

Pendarahan : ± 150 cc

Ekstremitas : Oedema - / +

Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan kontraksi

uterus.

3.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

- PEB

- Eklamsi

3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

-

2

Page 22: Arik (Preeklamsi)

3.5 INTERVENSI

Dx : Ny “F” P4004 Ab000 Post Partum hari ke 1 dengan PER

Tujuan : Tidak terjadi PER atau PEB lanjutan

Kriteria hasil : - TTV dalam batas normal

- Kontraksi uterus baik

- Penurunan TFU normal

- Pengeluaran lochea normal

Intervensi

1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga

R/ ibu dan keluarga lebih kooperatif dengan tindakan yang diberikan.

2. Jelaskan pada ibu tentang keadaan dirinya

R/ Ibu akan lebih kooperatif serta bisa menerima keadaannya.

3. Lakukan observasi TTV dan KU tiap 2 jam sekali

R/ TTV sebagai parameter adanya komplikasi.

4. Anjurkan ibu untuk tidur

R/ menambah energi dan memberi rasa nyaman.

5. Anjurkan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi.

R/ makanan dapat menambah energi dan mempercepat involusi

6. Anjurkan pada ibu untuk mobilisasi bertahan

R/ mobilisasi diri dapat mempercepat involusi.

7. Anjurkan pada ibu cara personal hygiene dan vulva hygiene.

R/ keadaan bersih mencegah masuknya kuman penyebab infeksi.

8. Lakukan observasi intake-output tiap 4 jam.

R/ parameter keseimbangan cairan dan elektrolit.

9. Lakukan observasi TFU dan lochea 2 jam

R/ deteksi dini adanya komplikasi.

10. Lanjutkan terapi dengan pemberian 5 ml konjerxotit (40%) 2 kali tiap

6 jam

R/ merelaksasi otot agar tidak terjadi kejang.

Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan kontraksi uterus

Intervensi :

2

Page 23: Arik (Preeklamsi)

11. Jelaskan pada ibu bahwa nyerinya normal

R/ ibu memahami dan mengerti bahwa keadaannya normal.

12. Anjurkan pada ibu istirahat (tidur) dan mengalihkan perhatian.

R/ istirahat dapat mengurangi rasa nyeri.

13. Ajarkan pada ibu cara relaksasi pernapasan

R/ ketegangan dan kelelahan otot berkurang.

3.6 IMPLEMENTASI

Tanggal : 29 januari 2007 Jam : 15.15 WIB

Dx : Ny “F” P4004 Ab000 Post Partum hari ke 1 dengan PER

Jam 15.15 WIB 1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga lebih

kooperatif dalam segala tindakan dengan melakukan

komunikasi terapiutik.

Jam 15.20 WIB 2. Menjelaskan pada ibu tentang keadaan dirinya bahwa

pada saat ini ibu mengalami tekanan darah tinggi

sehingga perlu dilakukan observasi.

Jam 15.25 WIB 3. Melakukan observasi TTV dan KU tiap 2 jam.

KU : baik

Kesadaran : composmentis

TTV : TD : 140/90 mmHg

N : 84 x/menit (teratur)

S : 36,5 0C (axila)

Rr : 16 x/menit (teratur)

Jam 15.40 WIB 4. Menganjurkan pada ibu untuk tidur mengembalikan

tenaga dan memberi rasa nyaman.

Jam 15.45 WIB 5. Menganjurkan pada ibu untuk makan rendah garam

untuk menurunkan salah satu faktor yang meningkatkan

tekanan darah.

Jam 15.50 WIB 6. Mengatakan pada ibu untuk mobilisasi bertahap dengan

cara miring kiri – miring kanan kemudian duduk, bila

tidak pusing berdiri dan berjalan pelan-pelan.

Jam 15.55 WIB 7. Mengajarkan pada ibu cara cebok yang benar dari

vagina ke anus tidak boleh sebaliknya. Sesudah dan

sebelum cebok cuci tangan terlebih dahulu dengan

2

Page 24: Arik (Preeklamsi)

sabun. Setelah BAB atau BAK diceboki dan dilap

sampai kering. Ganti pembalut jika penuh.

Jam 16.05 WIB 8. Observasi intake dan output setiap 4 jam untuk menjaga

keseimbangan cairan dan elektrolit.

Infus : ± 1 flash/hari

Minum : ± 3 gelas/ hari

Output : ± 600 cc/ hari

Jam 16.10 WIB 9. Melakukan observasi TFU dan lochea tiap 2 jam

TFU : 2 jari dibawah pusat

Kontraksi uterus baik

Lochea : rubra, perdarahan : ± 150 cc

Jam 16.15 WIB 10. Melanjutkan terapi SM 40% konservotit

Jam 19.30 : SM 40% 5 mg, boka-boki

Jam 24.30 : SM 40% 5 mg, boka-boki

3.7 EVALUASI

Tanggal : 30 JANUARI 2007 Jam : 14.00 WIB

Dx : Ny “F” P4004 Ab000 Post Partum hari ke 1 dengan PER

S : Ibu mengatakan melahirkan anaknya 2 hari yang lalu

O : KU : baik

Kesadaran : composmentis

TTV : TD : 140/90 mmHg

N : 84 x/menit (teratur)

S : 36,5 0C (axila)

Rr : 16 x/menit (teratur)

TFU : 3 jari dibawah pusat

UC : baik (+)

Lochea rubra, perdarahan ± 150 cc

A : Ny “F” P4004 Ab000 Post Partum hari ke 2 dengan PER

P : Intervensi no 1 sampai dengan nomor 10 dilanjutkan

Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan kontraksi uterus

S : Ibu mengerti tentang penjelasan yang diberikan dan rasa nyeri berkurang.

2

Page 25: Arik (Preeklamsi)

O : ekspresi wajah ibu tenang serta bisa melakukan relaksasi pernafasan

A : Gangguan rasa nyaman berkurang

P : Intervensi nomor 11 sampai dengan nomor 13 dilanjutkan.

2

Page 26: Arik (Preeklamsi)

BAB IV

PEMBAHASAN

Praktek klinik lapangan ini merupakan salah satu bentuk kerja nyata

mahasiswa dalam menerapkan teori-teori yang selama ini diperoleh di akademik,

dimana biasanya disetiap rumah sakit mempunyai protap yang berbeda-beda

sehingga mahasiswa memperoleh pengalaman baru yang mungkin tidak

didapatkan pada tempat praktek sebelumnya. Agar dapat memberikan pelayanan

kesehatan maternal dan neonatal yang berkualitas dan komprehensif maka penulis

menggunakan asuhan kebidanan dengan metode 7 langkah. Dalam asuhan

kebidanan ini banyak kesamaan antara teori dan praktek yaitu :

1) Pengkajian

Pada pengkajian data, baik pada tinjauan pustaka maupun tinjauan kasus tidak

ditemukan kesenjangan.

2) Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Pada identifikasi diagnosa dan masalah tidak ditemukan kesenjangan baik

tinjauan pustaka dan tinjauan kasus.

3) Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Pada identifikasi diagnosa masalah potensial terdapat kesamaan antara

tinjauan kasus dan tinjauan pustaka.

4) Identifikasi Kebutuhan Segera

Terdapat kesamaan antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka.

5) Intervensi

Tidak terdapat kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka.

6) Implementasi

Pada tinjauan pustaka tahap pelaksanaan tidak dijelaskan. Namun pada

tinjauan kasus dijelaskan.

7) Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses asuhan kebidanan berdasarkan

tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan dalam bentuk SOAP.

2

Page 27: Arik (Preeklamsi)

BAB V

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

Karena kehamilan dengan preeklamsi ringan tersebut banyak terjadi

komplikasi yang menyertainya, seperti pre-eklamsi berat sampai eklamsi.

Kegagalan pada organ-organ hepar, ginjal, jantung, paru-paru, otot, sebagian

pada janin bisa terjadi prematuritas, gawat janin sampai dengan kematian

janin.

Pre eklamsi dapat terjadi pada ibu nifas. Pre eklamsi nifas terjadi

karena pre eklamsi pada kehamilan yang berlanjut sampai pada nifas. Hal ini

merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh dunia kesehatan supaya kasus-

kasus tersebut dapat teratasi atau paling tidak memperkecil kemungkinan

segala komplikasi.

7.2 Saran

Hendaknya dalam asuhan kebidanan pada kasus preeklamsi ringan

ataupun berat dikumpulkan data yang lengkap dan valid agar kita sebagai

bidan dapat memberikan asuhan yang optimal baik pada intervensi dan

implementasi terlebih menentukan/ mengidentifikasi/ mendiagnosa masalah

atau masalah potensial sehingga kita dapat memahami kebutuhan segera dan

mendapatkan penanganan yang secepatnya dengan baik.

2

Page 28: Arik (Preeklamsi)

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono, 2002. Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta.

Manuaba, Prof. Dr. Ida Bagus Gde, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono, 1999. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta.

Soetomo, Dr. RSUD. 1994. Buku Pedoman Diagnosa dan Terapi Ilmu Kandungan dan Penyakit Kandungan.

Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC

2