ARGUMENTASI HARI TANPA NASI

10
Pro kontra kebijakan sehari tanpa nasi dan sejumlah kebijakan kotroversial di Kota Depok. Telah hadir Nurmahmudi Ismail, Walikota Depok. “Latar belakang kebijakan ‘sehari tanpa nasi” itu berdasarkan alasan kesehatan, ekonomi,serta menyukseskan program nasional.”-Nurmahmudi “Kita tahu bahwa makronya masyarakat Indonesia ini penghasilannya sdh meningkat,dan ini diikuti meningkatnya angka obesitas.”-Nurmahmudi #MN “Akibat dr konsumsi karbohidrat yg berlebihan, ketergantungan thdp beras menjadi tinggi.Tiap gagal panen selalu ada inflasi.”-Nurmahmudi #MN “Ini sudah dimulai sjk September lalu (2011), tiap ada pertemuan Kepala Dinas di Balai Kota selalu disediakan menu non-nasi.”-Nurmahmudi #MN “Setelah itu kami coba perluas jangkauannya ke seluruh PNS di lingkungan Balai Kota Depok program sehari tanpa nasi ini.” -Nurmahmudi #MN “Kontroversinya itu karena ada pegawai yang tidak membawa bekal makan dari rumah, ada yang biasa membeli di kantin.” -Nurmahmudi #MN Mata Najwa 29 februari 2012, eksperimen para penguasa Pemerintah akan terus mengkampanyekan mengurangi konsumsi nasi masyarakatdengan kampanye satu hari tanpa nasi atau one day no rice. Di berbagai daerahgerakan one day no rice sudah bergulir selama setahun ini. Kepala PusatKonsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Mulyono Machmurmengatakan gerakan mengurangi makan nasi merupakan bagian upaya pemerintahmensukseskan diversifikasi pangan nasional. Hal ini agar ketergantungan panganpada nasi/beras tidak terlalu tinggi sehingga stabilitas pangan bisa tetapterjaga. Ia menuturkanpada era tahun 1950-60-an ketergantungan pangan masyarakat Indonesia pada nasiatau beras masih sebesar 53%, namun kini ketergantungan itu semakin tinggihingga 92-95%. "Kitainginnya kampanye ini akan berskala nasional, sekarang masih di level bawahdahulu dimulai dari pemda-pemda," katanya di kantor Menkominfo Jakarta,Selasa (12/10/2010). Semenjakbergulir setahun lalu kampanye One Day No Rice sudah diterapkan di pemda-pemdaseperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Maluku Utarabahkan beberapa daerah di Sumatera dan lain-lain. "Intinyadari kampanye ini bagaimana menyadarkan orang tanpa makan nasi pun bisa,"katanya. Ia menjelaskandiberbagai daerah kampanye ini dimulai dari tingkat birokrasi di pegawai ditingkat provinsi maupun kabupaten. Implementasinya beragam, ada

description

MENGAPA HARUS ADA HARI TANPA NASI. PRO DAN KONTRA

Transcript of ARGUMENTASI HARI TANPA NASI

Page 1: ARGUMENTASI HARI TANPA NASI

Pro kontra kebijakan sehari tanpa nasi dan sejumlah kebijakan kotroversial di Kota Depok. Telah hadir Nurmahmudi

Ismail, Walikota Depok.

“Latar belakang kebijakan ‘sehari tanpa nasi” itu berdasarkan alasan kesehatan, ekonomi,serta

menyukseskan program nasional.”-Nurmahmudi

“Kita tahu bahwa makronya masyarakat Indonesia ini penghasilannya sdh meningkat,dan ini diikuti

meningkatnya angka obesitas.”-Nurmahmudi #MN

“Akibat dr konsumsi karbohidrat yg berlebihan, ketergantungan thdp beras menjadi tinggi.Tiap gagal

panen selalu ada inflasi.”-Nurmahmudi #MN

“Ini sudah dimulai sjk September lalu (2011), tiap ada pertemuan Kepala Dinas di Balai Kota selalu disediakan

menu non-nasi.”-Nurmahmudi #MN

“Setelah itu kami coba perluas jangkauannya ke seluruh PNS di lingkungan Balai Kota Depok program sehari

tanpa nasi ini.” -Nurmahmudi #MN

“Kontroversinya itu karena ada pegawai yang tidak membawa bekal makan dari rumah, ada yang biasa

membeli di kantin.” -Nurmahmudi #MNMata Najwa 29 februari 2012, eksperimen para penguasa

Pemerintah akan terus mengkampanyekan mengurangi konsumsi nasi masyarakatdengan kampanye satu hari tanpa nasi atau one day no rice. Di berbagai daerahgerakan one day no rice sudah bergulir selama setahun ini.

Kepala PusatKonsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan (BKP) Mulyono Machmurmengatakan gerakan mengurangi makan nasi merupakan bagian upaya pemerintahmensukseskan diversifikasi pangan nasional. Hal ini agar ketergantungan panganpada nasi/beras tidak terlalu tinggi sehingga stabilitas pangan bisa tetapterjaga.

Ia menuturkanpada era tahun 1950-60-an ketergantungan pangan masyarakat Indonesia pada nasiatau beras masih sebesar 53%, namun kini ketergantungan itu semakin tinggihingga 92-95%.

"Kitainginnya kampanye ini akan berskala nasional, sekarang masih di level bawahdahulu dimulai dari pemda-pemda," katanya di kantor Menkominfo Jakarta,Selasa (12/10/2010).

Semenjakbergulir setahun lalu kampanye One Day No Rice sudah diterapkan di pemda-pemdaseperti Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Maluku Utarabahkan beberapa daerah di Sumatera dan lain-lain.

"Intinyadari kampanye ini bagaimana menyadarkan orang tanpa makan nasi pun bisa,"katanya.

Ia menjelaskandiberbagai daerah kampanye ini dimulai dari tingkat birokrasi di pegawai ditingkat provinsi maupun kabupaten. Implementasinya beragam, ada beberapa daerahyang menerapkan satu minggu satu hari, ada yang satu bulan satu hari danlain-lain.

"Bahkandi Manado misalnya 2 hari seminggu," katanya.

Pemerintahberharap dari kampanye ini, konsumsi beras masyarakat bisa dikurangi denganmakanan pokok lainnya atau pangan lainnya seperti sayuran, buah-buahan, proteinhewani maupun nabati. Meski ia mengakui soal diversifikasi pangan eratkaitannya dengan tingkat pendapatan masyarakat.

Page 2: ARGUMENTASI HARI TANPA NASI

Berdasarkandata yang ada tingkat konsumsi beras/nasi per kapita orang Indonesia per tahunmencapai 139 kg, sementara rata-rata konsumsi beras dunia per kapita per tahunhanya 60 kg.

Bila mengacudengan Jepang, konsumsi beras masyarakatnya per kapita per tahun rata-ratahanya 60 kg, Malaysia 80 kg, dan Thailand 90 kg.

 "Kitabangsa yang paling besar mengkonsumsi nasi," katanya.

 Ia mencontohkan keberhasilan Jepang dapatmengurangi konsumsi nasi per kapita masyarakatnya karena ditopang oleh gerakanprogram banyak makan sayur. Jika Indonesia bisa meniru langkah ini, makakeamanan pangan nasional akan lebih terjamin

http://birobinprod.jabarprov.go.id/?mod=detilSorotan&idMenuKiri=345&idSorotan=33

emerintah Kota Probolinggo, Jumat pagi, 8 Juni 2012 meluncurkan gerakan "One Day No Rice", yakni satu hari tanpa makan nasi di ruang pertemuan Puri Manggala Bakti, gedung pemerintah Kota Probolinggo. Program sehari tanpa makan nasi ini diluncurkan oleh Wali Kota Probolinggo, Mochamad Buchori, yang dihadiri seluruh satuan kerja di lingkungan Pemkot Probolinggo.

Buchori mengatakan, setiap satu hari sekali dalam tujuh hari, warga Kota Probolinggo diminta untuk mengganti nasi sebagai makanan pokok sehari-hari dengan sumber karbohidrat lainnya. "Setiap hari Jumat jangan makan nasi," katanya. Karena itu, dalam setiap kegiatan Pemerintah Kota Probolinggo pada hari Jumat, panitia tidak perlu menyediakan nasi.

Setiap hari Jumat, pemerintah kota selalu menggelar kerja bakti dan pembagian sembako. Dalam acara tersebut, kata dia, tidak boleh disediakan nasi. Buchori menyatakan, kalau nasi mengandung zat gula yang jika terlalu banyak bisa mempercepat penuaan dini. 

Dia juga menyoroti koordinasi yang lemah antara bagian umum dengan camat. "Masa dalam sehari ada lima kali makan," katanya. Karena itu, ketika dalam satu hari ada lima kegiatan di tempat berbeda, maka di satu tempat saja yang makan. "Lainnya bisa diganti yang lain, bisa jus atau buah," kata Buchori. Jika kemudian ada sebuah kegiatan yang ternyata masih menyediakan nasi, berarti penyelenggaranya tidak mendukung gerakan "One Day No Rice". 

Kepala Dinas Pertanian Kota Probolinggo, Agustinus Yudha Sunantya, mengatakan program ini adalah upaya mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras. Dengan mengurangi ketergantungan makan nasi, diharapkan ada peningkatan produksi nonberas sebagai sumber pangan lokal. Seperti jagung, singkong, kentang, ubi, talas serta beragam sumber karbohidrat lainnya. http://www.tempo.co/read/news/2012/06/08/058409299/Probolinggo-Bikin-Gerakan-Tiap-Jumat-tanpa-Nasi

DPRD Jawa Barat akan mengkaji kebijakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar terkait rencana pembatasan penggunaan beras, atau sehari tanpa mengonsumsi nasi. 

Wakil Ketua DPRD Jabar Rudi Harsatanaya, Minggu (17/7), mengatakan jika kebijakan tersebut untuk menutupi defisit beras, tentunya perlu dilakukan pengkajian. Cari solusi lain yang lebih arif dan bijaksana yang tidak menyengsarakan rakyat. 

"Meski lebijakan tersebut sebagai upaya mendukung program diversifikasi pangan nasional. Namun, (kebijakan itu) jangan mengorbankan rakyat yang sehari-hari mengonsumsi beras," tandas Rudi. 

Page 3: ARGUMENTASI HARI TANPA NASI

Ia menilai kebijakan tersebut ada sisi negatif dan positifnya. "Positifnya membantu program diversifikasi. Namun, negatifnya rakyat menjadi sengsara tidak lagi mengonsumsi nasi. Meski sehari dalam seminggu," jelas Rudi. 

Seperti diketahui Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengirimkan Surat Edaran (SE) Gerakan Menurunkan Konsumsi Beras, One Day No Rice (satu hari tanpa beras) kepada bupat dan wali kota se-Jabar sebagai upaya mendukung program diversifikasi pangan nasional. 

Pemprov Jabar juga mencanangkan sehari tanpa nasi yang ditetapkan setiap Rabu.Untuk tingkat kabupaten dan kota, Gubernur menyerahkan kepada masing-masing kepala daerah untuk membentuk program diversifikasi pangan. (EM/X-12) http://www.mediaindonesia.com/read/2011/07/07/242778/289/101/Program-Satu-Hari-Tanpa-Beras-Sengsarakan-Wong-Cilik

Page 4: ARGUMENTASI HARI TANPA NASI

http://cetak.joglosemar.co/berita/sehari-tanpa-nasi-73687.html

Gerakan One Day No Rice (ODNR) yang dicanangkan Walikota Depok Nur Mahmudi Ismail sempat ramai

diperbincangkan banyak orang, mulai tingkat Kota Depok sampai ke tingkat nasional.

Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari Perpres, Permentan, dan Pergub tahun 2010 terkait Ketahanan Pangan

Nasional, sebagai upaya percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal untuk

mendorong terwujudnya pola konsumsi pangan beragam, bergizi dan berimbang. 

Page 5: ARGUMENTASI HARI TANPA NASI

Gerakan ODNR (satu hari tanpa makan nasi) ini sangat bagus, walau masih banyak intepretasi yang kurang tepat di

masyarakat karena masih minimnya sosialisasi mengenai gerakan tersebut termasuk tentang tujuan utama dan

manfaatnya.

Kalau dilihat dari sisi kesehatan, mulai untuk melaksanakan gerakan ODNR ini baik untuk dicoba. Penelitian

terbaru menunjukkan, semakin banyak makan nasi putih, maka semakin tinggi resiko untuk terkena

penyakit diabetes (kencing manis) tipe 2. 

Orang Asia dianggap beresiko tinggi terkena diabetes tipe 2. Hal ini disebabkan orang Asia cenderung memiliki

asupan jauh lebih tinggi untuk mengkonsumsi nasi dibandingkan orang Barat. Nasi putih memiliki efek negatif

terhadap kadar gula darah karena mengandung indeks glikemik yang tinggi dibanding nasi merah, jagung,

atau ubi jalar.

Selain itu, nasi putih juga memiliki nutrisi yang lebih sedikit, termasuk serat dan magnesium, yang dapat mencegah

diabetes tipe 2. Indeks glikemik merupakan ukuran seberapa cepat glukosa (gula sederhana) dilepaskan ke dalam

aliran darah setelah makan. Makin cepat glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah maka makin tinggi kadar gula

darah. Bila gula darah dibiarkan tinggi maka akan muncul penyakit diabetes.

Untuk itu salah satu pencegahannya dengan melaksanakan gerakan ODNR. Dengan begitu maka angka kesakitan

dan kematian akan menurun yang tentu saja berefek pada meningkatnya produktivitas kita. 

Produktifitas

 Manfaat gerakan ODNR ini akan sangat signifikan meningkatkan produktifitas bila secara disiplin

dikombinasikan dengan aktivitas fisik yang cukup, seperti olah raga, untuk mendapatkan kebugaran

jasmani. 

Banyak penelitian menunjukkan kebugaran jasmani sangat berhubungan dengan produktifitas kerja. Semua pekerja

membutuhkan gerak (program kebugaran jasmani/olahraga) untuk mendukung pekerjaan dan hidupnya. Bagi

pekerja yang lebih menggunakan fisik, olah raga mampu membuat keseimbangan, kekuatan, kelentukan, kecepatan

reaksi, dan daya tahan otot di seluruh tubuh.

Bagi mereka yang kurang menggunakan fisik, olah raga akan meningkatkan daya tahan dan kebugaran jasmaninya.

Bila program kebugaran jasmani bisa dilaksanakan, daya pekerja akan meningkat, angka kesakitan menurun,

sehingga biaya kesehatan yang harus dikeluarkan dapat dikurangi. 

Di samping itu, karena angka kesakitan turun, pekerja yang tidak masuk kerja akan menurun, bahkan semangat kerja

mereka akan meningkat. Jadi, gerakan ODNR dan kebugaran jasmani akan meningkatkan produktifitas kerja

seseorang. 

Kota Depok sebagai wilayah perkotaan memiliki dampak negatif pembangunan bagi penduduknya, seperti

perubahan gaya hidup masyarakat (masyarakat lebih sering naik kendaraan bermotor dibanding dengan jalan kaki

atau bersepeda), gaya hidup yang salah seperti merokok, kurang aktivitas, kurang makan buah dan sayur, lebih

senang fast food dan kegemaran jajan, serta area latihan fisik yang makin terbatas karena tergeser dengan banyaknya

bangunan pusat perbelanjaan. 

Page 6: ARGUMENTASI HARI TANPA NASI

Untuk itu, perlu terus memotivasi dan menyemangati masyarakat agar lebih giat beraktivitas yang cukup atau

berolah raga yang baik, benar, teratur dan terukur (BBTT) untuk menjaga dan meningkatkan kebugaran jasmani. 

Jika gerakan ODNR ini secara disiplin dikombinasikan dengan aktifitas fisik atau olah raga yang cukup untuk

mendapatkan kebugaran jasmani, tentu akan sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan produktifitas. Karena

orang sehat belum tentu bugar, tapi orang bugar pasti sehat. 

Upaya kesehatan olah raga merupakan upaya kesehatan pengembangan tetapi akan menjadi prioritas apabila

terintegrasi dengan upaya kesehatan utama lainnya seperti promosi kesehatan (karena ada dalam salah satu indikator

PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat). 

Upaya kesehatan olah raga dan gerakan ODNR pada kelompok masyarakat akan berdaya ungkit tinggi dalam

penanggulangan masalah kesehatan akibat gaya hidup. Hal tersebut pada akhirnya tentu dapat mewujudkan

masyarakat yang sehat dan bugar serta dapat meningkatkan produktifitas dan prestasi. 

One day no rice yang awalnya bertujuan utama menciptakan ketahanan pangan nasional, mengurangi

ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi beras, meningkatkan stabilitas ekonomi, sehingga investor

lebih tenang, dengan harapan Indonesia dapat mengekspor beras seperti negara lain, ternyata bisa

berdampak positif terhadap kesehatan bahkan bila dikombinasikan dengan upaya membugarkan jasmani

maka bisa meningkatkan produktifitas. 

Semoga upaya-upaya tersebut bisa didukung semua pihak di lintas sektor maupun lintas program agar  masalah

kesehatan di masyarakat bisa diatasi dan dicegah dengan lebih baik. Toh dalam seminggu hanya satu hari saja tidak

makan nasi. 

Begitu banyaknya manfaat dari ODNR dan kesehatan olah raga sehingga perlu kita dukung dengan terus

menggandeng semua elemen yang bisa menyemangati dan mendukung gerakan tersebut agar kesehatan, kebugaran

serta produktifitas kita terus meningkat. 

Oleh: Tb Budi Kusumawijaya

Penulis adalah Pengurus Persatuan Ahli Gizi (Persagi) Kota Depok

http://www.monitordepok.co.id/news/read/2012/04/16/18/7190848/sehari-tanpa-nasi-amp-produktifitas

Kota Depok baru-baru ini menggulirkan gerakan sehari tanpa nasi dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional. Menurut Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail seperti dikutip Republika, "Kami tidak mengajak tidak makan nasi sepanjang hari, hanya satu hari saja dengan tujuan penganekaragaman pangan dan mengurangi konsumsi beras demi menjaga ketahanan pangan nasional."

Pemerintah Kota Depok mulai menerapkan program gerakan satu hari tanpa nasi dalam satu minggu, yaitu setiap Selasa, bagi pegawai negeri sipil setempat. 

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menjelaskan lebih lanjut, tidak ada larangan soal makan nasi. Yang lebih penting adalah mengimbau agar unsur nasi diganti menjadi ubi, singkong, jagung, dan sebagainya. "Berlatihlah untuk mengurangi konsumsi nasi. Semua dilakukan untuk menjaga ketahanan pangan kita," kata dia seperti dikutip Republika di Kota Depok.

Kritik sudah muncul akan imbauan ini. Salah satunya adalah, jika masyarakat diminta untuk tidak mengonsumsi

Page 7: ARGUMENTASI HARI TANPA NASI

nasi dalam sehari, apakah sudah tersedia cukup sumber karbohidrat lainnya di pasaran untuk mengganti nasi tersebut?

Di saat bersamaan, ajakan tersebut bisa mengirim sinyal yang tepat dari pihak pemerintah (meski masih di skala daerah), bahwa ada masalah dalam pemenuhan kebutuhan pangan kita yang sangat tergantung pada beras. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat membuka Jakarta Food Security Summit, 8 Februari lalu, menyatakan perlunya ada inovasi dari bidang usaha untuk menekan konsumsi beras. 

Jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah otomatis akan meningkatkan permintaan akan pangan. Sementara, lahan-lahan pertanian terus tergerus dan berubah fungsinya. 

Di atas semua itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mentargetkan agar Indonesia bisa mengalami surplus produksi beras sebesar 10 juta ton pada 2014. Saat ini, surplus beras di Indonesia hanya 3,5 juta ton.

Ancaman perubahan iklim pun membuat musim tanam menjadi berubah, kemarau bisa jadi lebih panjang, musim hujan bisa jadi lebih dahsyat. Akibatnya, tanaman pangan pun terancam gagal panen. Hasil produksinya pun menjadi lebih sulit diprediksi. Harga-harga bahan pangan dunia pun terus naik. Tak heran jika dunia, bukan hanya Indonesia, terancam krisis pangan.

Dengan semua permasalahan itu, menurut Anda, tepatkah ajakan Pemerintah Kota Depok untuk mengurangi konsumsi nasi? Apakah gerakan ini patut menjadi sebuah gerakan nasional? 

Jika Anda setuju, apa alasan Anda? Apa keberatan Anda jika gerakan sehari tanpa nasi ini menjadi gerakan nasional? Cara lain apa, menurut Anda, yang bisa digunakan untuk mengatasi masalah ketahanan pangan di Indonesia?

http://www.lembaga.us/2012/02/mampukah-sehari-tanpa-nasi.html#ixzz2Bc7v5wr8

Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail mengungkapkan gerakan Sehari Tanpa Nasi atau One Day No Rice merupakan salah satu upaya untuk menjaga ketahanan pangan nasional, karena pangan terbesar yang merupakan beras adalah kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.

Gerakan One Day Rice ini sebagai tindak lanjut dari UU No.7 Th.1996 tentang pangan dan PP No.68 Th.2002 tentang ketahanan pangan. Imbauan tersebut juga didasari dari PerPres No.22 Th.2009 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal, Peraturan Menteri Pertanian No.43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal, PerGub Jawa Barat No.60 Th.2010 tentang Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumberdaya Lokal, Surat Edaran Gubernur Jabar No.501/34/Binprod tanggal 15 Juli perihal Gerakan Menurunkan Konsumsi Beras.

“Lahan persawahan yang semakin menyempit tidak seimbang dengan penduduk yang semakin banyak, karena ketersediaan beras berkurang sedangkan permintaan akan beras semakin meningkat, yang berakibat kenaikan harga beras sulit dikendalikan,” kata Nur Mahmudi Selasa (21/2/2012).

Dikatakannya, setiap kenaikan beras 10 persen berkontribusi pada angka inflasi 0,5%. “Jika setiap bulan beras naik, dan senantiasa berkontribuisi pada inflasi sebesar 0,5 maka dalam setahun bisa mencapai angka inflasi 6, melebihi dari target nasional, yaitu 5,” katanya.

Page 8: ARGUMENTASI HARI TANPA NASI

Nur Mahmudi menilai jika inflasi tinggi dapat berakibat pada pertumbuhan ekonomi melambat, investor tidak tenang dalam berusaha, dan sugesti negatif terhadap para pedagang yang berdampak pada meningkatnya harga kebutuhan lainnya. 

“Imbauan tersebut diharapkan dapat membangun sinergitas para pengelola kantin dan Pemkot, sehingga aparatur terbiasa dengan gerakan satu hari tanpa nasi. PNS harus menjadi pelopor dan contoh bagi upaya penurunan konsumsi beras dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan kantor maupun di lingkungan masyarakat karena posisi PNS cukup sentral di masyarakat,” tegasnya.

Nur Mahmudi menjelaskan beras yang dihasilkan Kota Depok 5.220 ton per tahun, sedangkan konsumsi mencapai 186.026,990 ton per tahun. Berarti ada defisit sebesar kurang lebih 487 ton terhadap produksi per hari. 

“Bila program One Day No Rice berhasil maka akan mengurangi konsumsi beras sebesar kurang lebih 26 ribu ton per tahun. Saat ini, tingkat konsumsi beras per kapita orang Indonesia per tahun mencapai 139 kg, sementara rata-rata konsumsi beras dunia per kapita per tahun hanya 60 kg. serta dapat meningkatkan kesadaran dan perilaku masyarakat terhadap konsumsi pangan yang beragam, bergizi, berimbang, aman dan halal,” tandasnya.

http://jakarta.okezone.com/read/2012/02/22/501/580066/ini-alasan-nur-mahmudi-kampanye-one-day-no-rice