Argentometri.docx

download Argentometri.docx

of 20

Transcript of Argentometri.docx

Argentometri

ARGENTOMETRI

I.TUJUAN PERCOBAANAdapun yang menjadi tujuan dari percobaan ini adalah1. Untuk menstandardisasi larutan NaCl dengan larutan standard AgNO3.2. Menstandardisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar KSCN menggunakan metode Volhard.

I. PRINSIP PERCOBAANPrinsipnya adalah berdasarkan pada reaksi pengendapan zat yang akan dianalisa (Cl- dan CNS) dengan larutan baku AgNO3 sebagai penitrasi dengan cara Mohr, Volhard.

II.DASAR TEORIArgentometri adalah suatu proses titrasi yang menggunakan garam argentum nitrat (AgNO3) sebagai larutan standard. Dalam titrasi argentometri, larutan AgNO3 digunakan untuk menetapkan garam-garam halogen dan sianida karena kedua jenis garam ini dengan ion Ag+ dari garam standard AgNO3 dapat memebentuk suatu endapan atau suatu senyawa kompleks sesuai dengan persamaan reaksi berikut ini :NaX + Ag+ AgX + Na+ ( X = halida )KCN + Ag+ AgCN + K+KCN + AgCN K{Ag(CN)2}

Garam AgNO3 mempunyai kemurnian yang tinggi, sehingga garam tersebut dapat digunakan sebagai larutan standard primer. Larutan standard AgNO3 0,1 N dapat dibuat dengan melarutkan 16,99 gram AgNO3 dalam 1 liter aquades.Seperti halnya pada proses titrasi netralisasi, pada proses argentometri pun dapat digambarkan proses titrasinya meskipun pembuatan kurva ini tidak dimaksudkan untuk memilih dan menentukan jenis indikator yang akan digunakan untuk menentukan saat tercapainya titik ekivalen, sehingga untuk pembuatan kurva ini sebagai ordinatnya bukan lagi besarnya pH larutan melainkan besarnya pAg atau pX dalam larutan.Argentometri termasuk salah satu cara analisis kuantitatif dengan sistem pengendapan. Cara analisis ini biasanya dipergunakan untuk menentukan ion-ion halogen, ion perak, ion tiosianat serta ion-ion lainnya yang dapat diendapkan oleh larutan standardnya. Dalam titrasi argentometri ini terdapat 2 cara yang umum untuk menentukan titik akhir atau titik ekivalen, yaitu :

1. Dengan pembentukan endapan berwarna (metode Mohr)Dalam cara ini, ke dalam larutan yang dititrasi ditambahkan sedikit larutan kalium kromat (K2CrO4) sebagai indikator. Pada akhir titrasi, ion kromat akan bereaksi dengan kelebihan ion perak membentuk endapan berwarna merah dari perak kromat, dengan reaksi :CrO42- + 2Ag+ Ag2CrO4Untuk menghindari terjadinya pengendapan perak kromat sebelum pengendapan perak halida sempurna, maka konsentrasi ion kromat yang ditambahkan sebagai indikator harus sangat kecil, umumnya konsentrasi ion kromat dalam larutan berkisar 3.10-3 M hingga 5.10-3 M.

2. Dengan cara pembentukan ion kompleks berwarna (metode Volhard)Dalam cara ini, larutan standard perak nitrat ditambahkan secara berlebih ke dalam larutan analit, kemudian kelebihan ion perak dititrasi dengan larutan standard amonium atau kalium tiosianat dengan menambahkan ion feri (Fe3+) sebagai indikator. Pada akhir titrasi, ion feri akan bereaksi dengan kelebihan ion tiosianat memebentuk ion kompleks {Fe(SCN)6}3- yang berwarna coklat.X + Ag+ AgX + Ag+ sisaAg+ sisa + SCN- AgSCNFe3+ + 6 SCN- {Fe(SCN)6}3-

III.ALAT DAN BAHANAlat :1. Labu takar2. Gelas ukur3. Pipet volume4. Buret5. Labu Erlenmeyer6. Gelas kimia7. Neraca analitik8. Corong9. Batang pengaduk10. Botol kosongBahan :1. Larutan NaCl2. Larutan AgNO33. Garam dapur kotor4. Larutan K2CrO45. Aquades6. Larutan KSCN7. Larutan HNO38. Fe Allum 40%

IV.PROSEDUR PERCOBAAN- Membuat standarisasi larutan NaCl dengan menggunakan larutan AgNO3 melalui metode Mohr1. Mengisi buret dengan larutan AgNO3 sampai penuh. 2. Mengukur 10 mL larutan NaCl dan memasukkannya ke dalam labu erlenmeyer.3. Menambahkan indikator larutan K2CrO4 sebanyak 5 tetes ke dalam labu erlenmeyer yang berisi larutan NaCl tadi, kemudian mengocoknya agar dapat bercampur.4. Kemudian barulah menitrasi larutan dalam labu erlenmeyer tersebut dengan menggunakan larutan AgNO3 setetes demi setetes melalui buret sampai terjadi perubahan warna larutan dari kuning menjadi berwarna merah.5. Mencatat volume AgNO3 yang diperlukan dari buret.

- Membuat standarisasi larutan AgNO3 dengan menggunakan larutan KSCN melalui metode Volhard6. Mengisi buret dengan larutan KSCN sampai penuh. 7. Mengukur 10 mL larutan AgNO3 dan memasukkannya ke dalam labu erlenmeyer.8. Menambahkan indikator larutan Fe Allum 40% sebanyak 1 mL ke dalam labu erlenmeyer yang berisi larutan AgNO3 tadi, kemudian mengocoknya agar dapat bercampur. Dan tambahkan larutan HNO3 6 N sebanyak 5 ml.9. Kemudian barulah menitrasi larutan dalam labu erlenmeyer tersebut dengan menggunakan larutan KSCN setetes demi setetes melalui buret sampai terjadi perubahan warna larutan menjadi berwarna merah bata dan terdapat endapan.10. Mencatat volume KSCN yang diperlukan dari buret.

V.DATA PERCOBAANArgentometri MohrKelompokVolume (mL)Normalitas (N)

1100,1

210,30,097

3100,1

410,30,097

510,20,098

6100,1

710,20,098

8110,091

Argentometri VolhardKelompokVolume (mL)Normalitas (N)

1100,09

2100,09

310,10,09

410,30,094

510,30,095

610,20,098

710,50,093

811,60,007

VI.ANALISIS DATABerdasarkan data hasil percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh bahwa :1. Standarisasi larutan NaCl dengan menggunakan larutan standard AgNO3. Sebelum larutan NaCl sebanyak 10 mL yang sudah ditambahkan dengan 5 tetes larutan indikator K2CrO4 dititrasi dengan larutan AgNO3, mula-mulanya larutan NaCl berwarna kuning. Namun setelah dititrasi dengan larutan AgNO3, larutan NaCl akan berubah warnanya dan menghasilkan larutan yang berwarna merah bata.

Diketahui:Volume titrasi = 10,3 mL N NaCl ( N1 )=0,1 N Volume NaCl ( V1 )=10 mL

Jadi, yang perlu dicari adalah normalitas dari AgNO3. Persamaan yang digunakan adalah : ek analit= ek titran ek NaCl= ek AgNO3N1 . V1 =N2 . V2

Oleh sebab itu,berikut ini adalah perhitungan normalitas AgNO3 dari standarisasi dengan NaCl.Volume titrasi 10,3 mL ek NaCl= ek AgNO3N1 . V1 =N2 . V2

2. Standarisasi larutan AgNO3 dengan menggunakan larutan standard KSCN.Sebelum larutan AgNO3 sebanyak 10 mL yang sudah ditambahkan dengan larutan indikator Fe Allum 40% 1 mL dan larutan HNO3 6N 5 mL dititrasi dengan larutan KSCN, mula-mulanya larutan AgNO3 berwarna kuning bening. Namun setelah dititrasi dengan larutan KSCN, larutan AgNO3 akan berubah warnanya dan menghasilkan larutan yang berwarna merah bata.

Diketahui:Volume titrasi = 10 mL N AgNO3 ( N1 )=0,09 N Volume AgNO3 ( V1 ) =10 mL

Jadi, yang perlu dicari adalah normalitas dari AgNO3. Persamaan yang digunakan adalah : ek analit= ek titran ek AgNO3= ek KSCNN1 . V1 =N2 . V2

Oleh sebab itu,berikut ini adalah perhitungan normalitas KSCN dari standarisasi dengan AgNO3.Volume titrasi 10 mL ek AgNO3= ek KSCNN1 . V1 =N2 . V2VII.KESIMPULANBerdasarkan dari hasil percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Standarisasi larutan NaCl dengan menggunakan larutan standard AgNO3. Sebelum larutan NaCl sebanyak 10 mL yang sudah ditambahkan dengan 5 tetes larutan indikator K2CrO4 dititrasi dengan larutan AgNO3, mula-mulanya larutan NaCl berwarna kuning. Namun setelah dititrasi dengan larutan AgNO3, larutan NaCl akan berubah warnanya dan menghasilkan larutan yang berwarna merah bata pada penambahan volume larutan AgNO32. Standarisasi larutan AgNO3 dengan menggunakan larutan standard KSCN. Sebelum larutan AgNO3 sebanyak 10 mL yang sudah ditambahkan dengan 1 ml larutan indikator Fe Allum 40 % dititrasi dengan larutan KSCN, mula-mulanya campuran larutan AgNO3, Fe Allum 40% dan HNO3 berwarna putih susu. Namun setelah dititrasi dengan larutan KSCN, larutan AgNO3 akan berubah warnanya dan menghasilkan larutan yang berwarna merah bata pada penambahan volume larutan KSCN.

http://my-analyst.blogspot.com/2013/03/argentometri.html

Argentometri _ D.10

BAB IPENDAHULUAN

Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang komposisi,struktur dan sifat kimia atau materi berdasarkan perubahan yang menyertai terjadinya reaksi kimia atau suatu materi yang di ciptakan atau memusnahkan serta dapat dijelaskan proses atau reaksi yang ditimbulkan dari kejadian tersebut misalnya terjadi perubahan materi dan energy.Kita hidup dalam era polimer Bahan bahan polimer alam yang sejak dahulu telah dikenal dan dimanfaatkan, seperti kapas, wool, dan damar Polimer sintesis. Setelah semua ion klorida mengendap maka kelebihan ion Ag pada saat titik akhir titrasi dicapai akan bereaks idengan indicator membentuk endapan coklat kemerahan. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang sering disingkat AMDAL, merupakan reaksi terhadap kerusakan lingkungan akibat aktivitasmia yang semakin meningkatkan Kadar halogen dalam air dapat dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan suatu metode analisis titrimetri titrasi yang digunakan adalah titrasi argentometri (http://burungkicauan.net/pengertian-reaksi-argentometri)

Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik kualitatif melibatkan pembentukan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan mungkin berupa Kristal atau koloid,dan dapat dikeluarkan dari larutandengan penyaringan atau pemusingan. Endapan terbentuk jika larutn menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan suatu endapan,menurut defenisi adalah sama dengan konsenterasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan tergantung pada berbagai kondisi,seperti suhu,tekanan,konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu,dan pada komposisi pelarutnya.(G.Svehla, 1979)Terdapat dua cara dalam menentukan konsentrasi suatu larutan. Cara pertama membuat larutan dengan konsentrasi tertentu,yaitu dengan menimbang zat secara tepat menggunakan peralatan yang akurat. Cara kedua menggunakan perkiraan jumlah zat yang terlarut dan perkiraan jumlah zat pelarut,kemudian konsentrasinya ditentukan dengan metode titrasi. Titrasi adalah metode analisis kuantitatif untuk menentukan kadar suatu larutan. Larutan yang telah diketahui konsentrasinya dengan tepat disebut larutan baku atau larutan standar,sedangkan indicator adalah zat yang memberikan tanda perubahan pada saat titrasi berakhir yang dikenal dengan istilah titik akhir titrasi.(Nana Sutresna, 2008)Titrasi argentometri biasa juga di sebut dengan titrasi pengendapan yang merupakan titrasi yang memperlihatkan pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titran.Jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang cepat setiap kali titran di tambahkan analit,tidak adanya interpensi yang mengganggu titrasi dan titik akhir titrasi mudah diamati.Metode argentometri yang lebih luas lagi digunakan adalah metode titrasi kembali. Perak nitrat berlebihan ditambahkan ke sampel yang mengandung ion klorida atau bromide. Sisa AgNO3 selanjutnya dititradi kembali dengan ammonium tiosianidat menggunakan indicator besi (III) ammonium sulfat. (prof.Dr.Ibnu Gholib Gandjar,DEA.,Apt, 2009)Argentometri adalah titrasi pengendapan yang menggunakan larutan standar AgNO3 sebagai larutan bakunya.Biasa ada tiga metode Mohr,metode Volhard dan metode Vajans.Ada dua syarat untuk titrasi ini yaitu :1. Konsentrasi mula-mula larutan yang hendak dititrasi cukup besar2. Hasil kali kelarutan (KSP) harus sekecil mungkin,karena semakin kecil KSP maka semakin tajam perubahan.(Raymonds, 2001)

Maksud percobaan ini adalah untuk menetapkan ion klorida dalam cuplikan suatu sampel dengan metode argentometri.Tujuan percobaan adalah untuk mengetahui pembakuan dan penetapak kadar dari suatu zat dengan menggunakan larutan baku AgNO3Prinsip percobaan adalah berdasarkan metoda Mohr yaitu titrasi yang berdasarkan atas endapan yang menggunakan larutan baku argenti nitrat 0,1 N dan indicator kalium kromat yang membentuk endapan perak yang sukar larut

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Teori UmumArgentometri merupakan titrasi pengendapan sampel yang dianalisis dengan menggunakan ion perak,biasanya ion-ion yang ditentukan dalam titrasi ini adalah ion iodide (Cr-,Br-,P-).Hasil kali konsentrasi ion-ion yang terdapat dalam suatu larutan jenuh dari garam yang sukar larut pada suhu tertentu adalah konstan. Dasar titrasi argento adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan analis.Berdasarkan jenis indicator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat dibedakan atas tiga metode yaitu metode Mohr,metode Volhard,dan metode Vajans.a. Metode MohrMetode ini di pakai terutama dalam penentuan klorida dan bromida.Suatu larutan klorida dititrasi dengan larutan AgNO3,maka akan terjadi :Ag+ + Cl- AgClTitik akhir titrasi dapat dinyatakan dengan indicator larutan K2CrO4 dengan ion Ag+ berlebih menghasilkan endapan merah dari AgCrO4. Kelebihan dari AgCl yang berwarna putih mulai berubah warna menjadi kemerah-merahan. Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana netral agar dapat diperoleh dalam keadaan murni. Sebagai larutan baku primer mempunyai bobot equivalen yang tinggi.b. Metode VolhardTitrasi ini dilakukan secara tak langsung di mana ion halogen di endapkan oleh ion Ag+ berlebih-lebihan. Kelebihan ion perak dititrasi dengan larutan KCNS atau NH2CNS. Titk akhir titrasi dapat dinyatakan dengan indicator ion FE+++ yang dengan ion CNS berlebihan menghasilkan larutan berwarna merah. Titrasi dilakukan dalam suasana asam yang berlebihan.c. Metode Vajans Metode ini adalah suatu halogen dengan AgNO3 membentuk endapan perak halogenida yang pada titik equivalen dapat mengabsorpsi berbagai zat warna,dengan demikian terjadi perubahan warna. Klorida dapat dititrasi dengan indicator flouresen bromida,iodide dan thiosianat dapat dititrasi dalam suasana asam lemah.(Prof.Dr.Ibnu Gholib Gandjar,DEA.,Apt,2009)Kurva titrasi.Bila kita alurkan volume titransebagai absis dan pAg atau pX (X =anion yang di endapkan oleh Ag+) sebagai ordinat,maka akan diperoleh kurva titrasi. Di situ titrant ialah AgNO3 dan yang di titrasi adalah NaCl. Perhitungan koordina adalah sebagai berikut :a) Awal : pCl = -log [NaCl] ; misal [NaCl]= 0,1 maka pCl = 0,1 b) Sebelum titik akhir : Ag+ + Cl- AgClY (a n) + y n y Di mana a = mmol Cl- semula (jumlah analitis) n = mmol Ag+ yang telah di tambahkan y = mmol Ag+ yang tak terendapkan sebagai akibat kesetimbangannya;maka jumlah AgCl yang terendap (tanpa kesetimbangan)ialah n mmol. Boleh dibayangkan,bahwa kemudian y mmol AgCl larut kembali untuk memenuhi hokum kesetimbangan ,dengan membentuk kembali y mmol Ag+ dan Cl-. Maka dalam keadaan setimbang terdapat y mmol Ag+ dan (a n) + y mmol Cl-,sehingga : . = Ksp AgCl (W.Harjadi, 1993)Indicator adsorbs pada titrasi pengendapanJika AgNO3 ditambahkan pada NaCl yang mengandung zat berpendar flour,titik akhir di tentukan dengan berubahnya warna dari kuning menjadi merah jingga. Jika didiamkan,tampak endapan berwarna,sedangkan larutan tidak berwarna disebabkan adanya adsorbsi indicator pada endapan AgCl. Warna yang terbentuk dapat berubah akibat adsorbs pada permukaan. Dengan indicator anion,reaksi tersebut :Jika Cl yang berlebih :(AgCl)Cl- + FL tidak bereaksi (jika FL =C20H11O5 yaitu zat berpendapat flour)Jika Ag+ yang berlebihan (AgCl) Ag+ + FL (AgCl)(AgFL)adsorbsi(S.M.Khopkar, 2007)Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikena ladalah melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan ion perak. Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu titrasi penentuananalit yang berupa ion halida (pada umumnya) dengan menggunakan larutan standart perak nitrat AgNO3. Titras iargentometr itidak hanya dapat digunakan untuk menentukan ion halide akan tetapi juga dapat dipaka iuntuk menentukan merkaptan (thioalkohol), asamlemak, dan beberapa anion divalent seperti ion fosfat PO43- dan ion arsenat AsO43-.Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan endapan yang tidak mudah larut antara titran dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari titran akan bereaksi dengan ion Cl- dar ianalit membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl :Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) ->AgCl(s) + NaNO3(aq)Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka kelebihan ion perak akan bereaksi dengan indicator. Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat CrO42- dimanadengan indicator ini ion perak akan membentuk endapan berwarna coklat kemerahan sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Inikator lain yang bisa dipakai adalah tiosianida dan indicator adsorbsi. Berdasarkan jenis indicator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat di bedakan atas Argentometri dengan metode Mohr,Volhard,atau Fajans. Selain menggunakan jenis indicator diatas maka kita juga dapat menggunakan metode potensi ometri untuk menentukan titik ekuivalen.

B. Uraian Bahan1. Aquadest (FI Edisi III hal.96)Nama resmi: AQUADESTILLATANama lain: Air sulingBerat molekul: 18.02Rumus molekul: H2OPemerian : Cairan jernih,tidak berbau,tidak berasa dan tidak berwarna.Penyimpanan : Dalam wadah tertutupKhasiat: Sebagai pelarut2. Argenti nitrat (FI Edisi III hal.97)Nama resmi: ARGENTI NITRASNama lain: Argenti nitratBerat molekul: 169,87Rumus molekul: AgNO3Pemerian: Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih,tidak berbau,menjadi gelap jika terkena cahaya.Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air,larut dalam etanol 95% P.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat Khasiat: Antiseptikum ekstern,kuastikum

3. Kalium kromat (FI Edisi III hal.690)Nama resmi: KALII IROMAT PNama lain: Kalium kromatBerat molekul: 194,19Rumus molekul: K2CrO4Khasiat: Murni pereaksi4. Kalium klorida(FI Edisi III hal.329)Nama resmi: KALII CHLORIDANama lain: Kalium kloridaBerat molekul: 74,55Rumus molekul: KClPemerian: Hablur berbentuk kubus atau berbentuk prisma,tidak berwarna atau serbuk putih, tidak berbau,rasa asin,mantap di udaraKelarutan: Larut dalam 3 bagian air,sangat mudah larut dalamair mendidih,praktis tidak larut dalam etanol mutlak P dan dalam eter P.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup rapatKhasiat: Sumber ion kalium

BAB IIIMETODE KERJA

A. Alat dan Bahana. Alat yang digunakan 1. Buret 50 ml2. Corong gelas3. Erlenmeyer4. Labu ukur 100 ml5. Label6. Lab halus dan lab kasar7. Pipet tetes8. Pipet volume 5ml.10ml,dan 25ml9. Sendok tanduk10. Statif11. Timbangan analitik

b. Bahan yang digunakan1. Aquadest (H2O)2. Argenti nitrat (AgNO3)3. Kalium kromat (K2CrO4)4. Kalium klorida (KCl)

B. Cara kerjaa. Pembuatan larutan baku AgNO31. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan2. Ditimbang secara seksama AgNO33. Masukkan dalam labu ukur 100 ml.4. Masukkan aquadest 30 ml kocok hingga larut5. Masukkan volumenya dengan aquadest sampai tandab. Pembakuan AgNO31. Isi buret dengan AgNO32. Timbang dengan seksama NaCl 100 mg dan masukkan ke dalam labu ukur 100 ml3. Cukupkan volumenya sampai tanda dengan aquadest,kemudian kocok hingga larut4. Dipipet 25 ml larutan ini,di pindahkan ke dalam Erlenmeyer5. Tambahkan dengan indikator kalium kromat kurang lebih 3 tetes,lalu di kocok hingga larut6. Di titrasi dengan indicator argenti nitrat 0,1 N hingga membentuk endapan merah bata 7. Di lakukan sebanyak 3 kali

c. Penetapan kadar AgNO31. Di siapkan alat dan bahan yang akan digunakan2. Timbang secara seksama KCl sebanyak 0,18 gram3. Masukkan ke dalam Erlenmeyer dan tambahkan aquadest sebanyak 25 ml4. Tambahakan indikator K2CO3 sebanyak 2-3 tetes,5. Titrasi dengan larutan AgNO3 6. Catat volume titrasi dan hitung % kadarnya

BAB IV HASIL PENGAMATAN

A. Tabel pengamatanNoSampelBerat sampelVolumetitrasiPerubahan warna

1

2

3KCl

KCl

KCl0,18 gram(180 mg)

0,18 gram(180 mg)

0,18 gram(180 mg)27,8 ml

28,8 ml

34,4 mlKuning-merah bata

Kuning-merah bata

Kuning-merah bata

B. Reaksi reaksia. K2CrO4 + 2 AgNO3 Ag2CrO4 + 2KNO3b. AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3 C. Perhitungan 1. % K1 = = x 100 % = 115,136 %

2. % K2 = = x 100 % = 119,28 %3. % K3 = = x 100 % = 142,05 %4. % kadar rata rata = = = 125,48 %

D. PembahasanArgentometri merupakan titrasi pengendapan sampel yang dianalisis dengan menggunakan perak nitrat (AgNO3),biasanya ioin-ion yang di tentukan dalam titrasi ini adalah ion iodide.Dalam percobaan digunakan larutan baku AgNO3,KCl sebagai zat uji dan indicator K2CrO4. Pada zat uji yang pertama dengan berat sampel adalah 180 mg,volume titrasi yang di dapatkan adalah 27,8 ml,dengan perubahan warna yang terjadi adalah dari warna kuning menjadi warna merah bata. Pada uji yang ke dua dengan berat sampel 180 ml,volume titrasi yang di dapatkan adalah 28,8 ml,dengan perubahan warna dari warna kuning menjadi merah bata.Pada uji yang ke tiga dengan 180 ml,volume titrasi yang di dapatkan adalah 34,3 ml dan dengan perubahan warna dari warna kuning menjadi warna merah bata.Pada percobaan ini juga di dapatkan mg dan %kadar dari larutan KCl yaitu : Pada percobaan pertama,mg yang di dapatkan sebesar 207,245 dan % kadar yang di dapatkan adalah 115,136%. Pada percobaan ke dua,mg yang didapatkan sebesar 214,704 dan % kadar yang didapatkan adalah 119,28 % Pada percobaan ke tiga, mg yang didapatkan sebesar 225,706 dan % kadar yang didapatkan adalah 142,05%.Dan mg rata-rat yang didapatkan adalah 215,88 dan %kadar rata-rata adalah 125,84 %. Pada percobaan ini % kadar KCl yang didapatkan lebih besar daripada % kadar KCl pada literature yang menyatakan bahwa KCl mengandung tidak kurang dari 99,0% KCl.Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kesalahan pada saat praktikum adalah :a. Alat yang digunakan tidak sterilb. Bahan yang digunakan sudah terkontaminasi dengan zat yang lainc. Kurangnya ketelitian praktikan pada saat melakukan percobaan baik pada saat penimbangan maupun pada saat titrasid. Kurang teliti pada saat membaca volume titrasi

BAB VPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :1. Pada percobaan pertama,mg yang di dapatkan sebesar 207,245 dan % kadar yang di dapatkan adalah 115,136%. Pada percobaan ke dua,mg yang didapatkan sebesar 214,704 dan % kadar yang didapatkan adalah 119,28 %. Pada percobaan ke tiga, mg yang didapatkan sebesar 225,706 dan % kadar yang didapatkan adalah 142,05%.Dan mg rata-rat yang didapatkan adalah 215,88 dan %kadar rata-rata adalah 125,84 %.2. % kadar KCl yang didapatkan tidak sesuai dengan literature Karena %kadar yang didapatka lebih besar daripada % kadar KCl pada literature yang menyatakan bahwa KCl mengandung tidak kurang dari 99,0% KCl.B. SaranKami sebagai praktikan sangat mengharapkan bimbingan dan arahan dari para asisten baik pada saat praktikum maupun pada saat pembuatan laporan.

DAFTAR PUSTAKA

DIRJEN POM,1979. Farmakope Indonesia Edisi III. DEPKES RI ; Jakarta

Harjadi.W,1993. Ilmu kimia Analitik Dasar. Gramedia ;Jakarta

http://kimiaanalisa.web.id/titrasi-pengendapan-argentometri/

http://burungkicauan.net/pengertian-reaksi-argentometri

Khopkar S.M,2007. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia Jakarta[Prof.Dr.Ibnu Gholib,2009. Kimia Farmasi Analis. Pustaka Pelajar ; Yogyakarta

Raymonds,2001. Frame Analisis chemistry of pharmacy 2. Makassar

Shehla.G,1979. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro Edisi Ke Lima. Kalma Media Pustaka;Jakarta

Sutresna Nana,2008. Cerdas Belajar Kimia. Grafindo Media Pratama;Jakarta

Tim Dosen,2011. Penuntun Praktikum Kimia analis. Universitas Indonesia Timur;Makassar

SKEMA KERJA

KCl 0,18 gram Aquadest 25 ml

Tambahkan K2CO4 sebanyak 2-3 tetes

Titrasi dengan larutan AgNO3 Catat volume titrasinya

Hitung % kadarnya

Perhitungan bahan1. Mg1 = vt x N x Be.KCl = 27,8 x 0,1 x 74,55 = 207,2452. Mg2 = vt x N x Be.KCl = 28,8 x 0,1 x 74,55 = 214,7043. Mg3 = vt x N x Be.KCl = 34,3 x 0,1 x 74,55 = 255,7064. Mg rata-rata = = = 215,88http://dhyaz3.blogspot.com/2012/10/argentometri-d10.html