Arahan Tata Ruang DAS

16
Arahan Penggunaan Tata Ruang DAS DR.Ir. APRISAL, M.Si FP.UA

description

GeografiLimnologiHidro Geografi

Transcript of Arahan Tata Ruang DAS

Arahan Penggunaan Tata Ruang DAS

Arahan Penggunaan Tata Ruang DASDR.Ir. APRISAL, M.SiFP.UAPRINSIP, TUJUAN DAN KEBIJAKAN DASAR PENGELOLAAN DAS :DAS harus dipahami sebagai suatu ekosistem alami, satu rencana, satu sistem pengelolaan terpadu.Pengelolaan DAS dilakukan secara terencana, melibatkan multipihak, terkoordinasi, menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan.Pengelolaan DAS dilaksanakan dengan pendekatan adaptif terhadap perubahan kondisi yang dinamis dan sesuai dengan karakteristik DAS.Pembagian beban biaya dan manfaat antar multipihak.A. PRINSIP-PRINSIP:

InputPeraturanPer UU-anManajemen PerencanaanInput sulit terkendali :* Lahan * Topografi * Iklim* Vegetasi* Satwa* IdustrialisasiInput terkendali :* Tata Ruang* Teknik pertanian* Teknik RLKT* Rekayasa Bangunan air* Rekayasa kelembagaanSistem/proses PengelolaanDAS TerpaduOut put dikehendaki :1. Ketersediaan dan pemanfaatan air efisien2. Banjir/kekeringan minimal3. Produktivitas lahan tinggi4. Peningkatan partisipasi masyarakat5. Peningkatan ekonomi masyarakat & wilayah

Output tak dikehendaki :1. Degradasi lingkungan2. Dispariti pendapatan3. Sosial cost tinggiUmpan balikGambar : Simplikasi Diagram Input-Output Sistem Pengelolaan DAS TerpaduArahan Penggunaan Lahan di DAS ditetapkan berdasarkan Kriteria dan tatacara penetapan hutan lindung dan hutan produksi yang berkaitan dengan karakterisasi fisik DAS berikut:Kemiringan lahanJenisi tanah menurut kepekaan tanah terhadap erosiCurah hujan harian rata-rataKemiringan lereng dapat ditetentukan dari melihat garis kontur pada peta topografiHasil interpretasi kemiringan lereng ini dipetakan menjadi peta kemiringan lereng.Jenis tanah diperoleh dari diperoleh dari interpretasi peta tanah tinjau dari DAS atau sub DAS yang menjadi kajian.Curah hujan diperlukan untuk membuat peta erosivitas hujan (isoerodent) dengan terlebih dahulu menghitung nilai EI30, kemudian membuat garis Iso Eroden diatas peta DAS/sub-DAS.Data lain yang diperlukan adalah sistem drainase (pola aliran) dan data tata guna lahan. Masing-masing peta diatas dibuat atas skala yang samaUntuk karateristik DAS yang terdiri dari kemiringan lereng, jenis tanah dan curah hujan harian rata-rata pada setiap satuan lahan perlu diklasifikasi dan diberi bobot (skor) sbb:LerengKemiringan LahanKriteria (%)Nilai SkorKelas 10-8 % (datar)20Kelas 28-15% (landai)40Kelas 315-25 % (agak curam)60Kelas 425-45 % (curam)80Kelas 5 45 % (sgt curam)100Tanah menurut ke pekaan erosiKelas Tanah dan kepekaanNilai SkorKelas 1Aluvial, Planosol, Hidrograf kelabu, laterik. (tidak peka)15Kelas 2Latosol (agak peka)30Kelas 3Tanah hutan coklat, tanah medeteran (sedang)45Kelas 4Andosol, grumosol, Podsol (peka)60Kelas 5Regosol, Litosol, Organosol, Renzina (peka)75Intensitas Curah Hujan RerataKelas Kriteria (mm/hari)Nilai SkorKelas 1< 13,6 (sgt rendah)10Kelas 213,6 20,7 (rendah)20Kelas 320,7-27,7 (sdg)30Kelas 427,7 34,8 (sgt tinggi)40Kelas 5> 34,8 (sgt tinggi)50Penetapan penggunaan lahan setiap satuan lahan ke dalam suatu kawasan fungsional dilakukan dengan menjumlahkan skor ketiga faktor tersebut diatas dengan mempertimbangkan keadaan setempat. Dengan cara tersebut dapat dihasilkan: kawasan lindung, kawasan penyangga, kawasan budidaya.

Kawasan LindungSatuan lahan dengan jumlah ketiga faktor fisiknya sama dengan satu atau lebih besar dari 175 dan memenuhi salah satu atau syarat berikut:a. Kemiringan lahan > 45 %b. Tanah sgt peka erosi dan lereng > 15 %c. Merupakan jalus pengaman DAS, 100 m kiri kanan sungaid. Pelindung mata air, 200 m dari pusat mata aire. Berada pada ketinggian > 2.000 m dplf. Guna kepentingan kusus yg ditetapkan pemerintah sbg kawasan lindung.Kawasan PenyanggaSatuan lahan dengan jumlah skor ketia faktor fisik 125 174 dg kriteria umum:Kedaan fisik areal memungkinkan untuk dilakukan budidaya pertanian secara ekonomisLokasi secara ekonomis mudah dikembangkan sbg kawasan penyanggaTidak merugikan secara ekologi/lingkunganKawasan Budidaya Tnaman TahunanJumlah skor ketiga faktor fisik < 124 serta sesuai untuk dikembangkan usaha tani tanaman tahunan (tanaman perkebunan, tanaman industri). Selain itu harus mempunyai kriteria umum untuk sebagai kawasan penyanggaKawasan Budidaya Tanaman SemusimSatuan lahan dengan kriteria seperti dalam penetapan kawasan budidaya tanaman tahunan serta terletak di tanah milik, tanah adat, dan tanah negara yang seharusnya dekembangkan untuk usahatani tanaman semusim

Land Capability Classification

16Land Capability ClassesThere are eight land capability classes. Each class has the same meaning in all parts of the United States. A description of the eight land capability classes and their most intensive use are listed below.

Land Capability Classes

Class ISoils in Class I have very few limitations which restrict their use. They may be used for the production of cultivated crops.Class IIThese soils may also be used for cultivated crops but they have some limitations that require moderate conservation practices.Class IIIClass III land has severe limitations that require special conservation practices and may reduce the choice of crops.Class IVThese soils are used for cultivated crops but have very severe limitations that restrict the choice of plants and require special management.Class VThese soils usually appear in small and nearly level drainageways. They are not subject to erosion but have limitations such as frequent flooding and wetness which make them unfit for cultivation. Class V is used for pasture. Class VIThese soils have such severe limitations that they are unsuited to cultivated crops and are restricted to pasture, woodland, or wildlife feed and cover.Class VIIThese soils have very severe limitations and their use is restricted to forestry and wildlife.Class VIIIThis soil is so severely limited that its use is devoted entirely to wildlife, water supply, recreation or aesthetic purposes.