APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

50

description

Simposium Nasional “Membedah Tragedi ’65” menghadirkan banyak versi cerita tentang peristiwa pembantaian manusia yang terjadi pada September 1965 itu. Ada yang lurus sejalan dengan sejarah, tak sedikit pula yang bertolak belakang dengannya. Rekonsiliasi adalah menjadi salah satu jalan yang dituju pada Simposium ’65 ini. Namun, sejak awal dibukanya simposium, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan telah membatasi ruang ruang rekonsiliasi dengan menegaskan bahwa pemerintah tidak akan meminta maaf.

Transcript of APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Page 1: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65
Page 2: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

RE

DA

KS

ION

AL

Pemimpin Redaksi : Rizky Ramadhan

Editor : Rengga Satria

Ilustrasi : Saepul Bahri

Artistik : Mega Wijayanti

Jalan Cimanuk V No 295Depok, Jawa Barat

16418Tlp/Fax 021-7713946

ALAMAT REDAKSI

powered by our indepence

Page 3: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

RIZKY RAMADHAN

SIMPOSIUM ‘65: Rekonsiliasi Tanpa Maaf

EDITORIAL

Simposium Nasional “Membedah Tragedi ’65” menghadirkan banyak versi cerita tentang peristiwa pembantaian manusia yang terjadi pada September 1965 itu. Ada yang lurus sejalan dengan sejarah, tak sedikit pula yang bertolak belakang dengannya.

Rekonsiliasi adalah menjadi salah satu jalan yang dituju pada Simposium ’65 ini. Namun, sejak awal dibukanya simposium, Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan telah membatasi ruang ruang rekonsiliasi dengan menegaskan bahwa pemerintah tidak akan meminta maaf.

Bertolak belakang dengan Luhut, Sejarawan Asvi Warman Adam mengatakan pemerintah wajib meminta maaf atas kekeliruan yang dilakukan negara pada Tragedi 1965. Permintaan maaf itu menurutnya tak bisa diwakilkan.

Menurut Asvi, memang bukan kapasitas Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan untuk meminta maaf atas peristiwa tersebut, melainkan tugas Presiden.

Sikap negara yang keluar dari mulut Luhut memang sebuah kenyataan yang sulit diterima, khususnya bagi pihak yang sudah mengidam-idamkan pengakuan negara bahwa tragedi ’65 merupakan dampak dari kekeliruan ‘pemodal’ penulisan sejarah yang tak lain adalah negara itu sendiri.

Tak kurang, negara bahkan absen -cenderung ikut menggerus- para keturunan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) yang saat itu dikambinghitamkan sebagai penyebab meledaknya peristiwa berdarah itu.

Akademisi Idhamsyah Eka Putra memaparkan studinya mengenai efek stigma pascatragedi 1965. Menurut dia, di Indonesia, label PKI (Partai Komunis Indonesia) merupakan tingkatan paling negatif dalam stigma sosial.

Pemimpin Redaksi

““

Pemerintah turut berpartisipasi dalam pembunuhan –fisik maupun moril– terhadap sejumlah warga yang dicap PKI. Di Indonesia, label PKI (Partai Komunis Indonesia) merupakan tingkatan paling negatif dalam stigma sosial.

C E L A H K O T A 3E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 4: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Dampak dari stigma itu berakibat seseorang bisa dikucilkan, dibenci, dan direndahkan. Hasilnya, stigma PKI bahkan kerap digunakan sebagai ‘senjata’ untuk menjatuhkan orang lain.

Hal itu diamini oleh Witaryono Reksoprodjo, salah satu anak korban 1965 sekaligus panitia pengarah simposium. Menyinggung soal stigma sosial yang terjadi pada masa itu, Witaryono mengatakan bagaimana pahitnya menjalani kehidupakan dengan stigma ‘cap anak PKI’ yang menurut dia kedudukannya lebih nista dari anak haram

Meski enggan meminta maaf, Luhut mengungkapkan, ia tetap beritikad untuk menyelesaikan masalah HAM yang masih menjadi pekerjaan rumah negara. Ia mengaku, penyelesaian permasalahan HAM menjadi satu portofolio yang harus ia selesaikan selama menjabat sebagai menteri.

Bahkan, Luhut menyebut Simposium Membedah Tragedi ’65 ini bisa membuka gerbang penyelesaian masalah HAM lainnya.

Kendati demikian, Luhut tak menjelaskan dalam konteks apa ‘masalah’ itu selesai. Pertanyaan itu menjadi hiruk-pikuk tersendiri bagi beberapa kalangan yang mempertanyakan apa yang dituju dari digelarnya simposium tersebut.

Menurut Luhut, simposium ini dimaksudkan untuk melihat kekurangan dan kelebihan peristiwa ‘65 secara objektif yang memberi kesempatan kepada seluruh elemen bangsa maupun para korban dalam melihat peristiwa tersebut.

Simposium yang digelar di Hotel Aryaduta pada 18-19 April 2016 itu mengundang beragam kalangan yang terkait dengan peristiwa ’65. Beberapa pihak menilai itu merupakan satu langkah maju yang ditempuh oleh negara terkait tragedi ‘65.

Namun, sejumlah tentangan justru datang dari para pegiat HAM yang sejak awal menilai rekonsiliasi tidak akan terwujud jika tidak ada komitmen pemerintah untuk benar-benar menyelesaikan masalah tersebut, termasuk permintaan maaf.

Kontras misalnya, menyebut upaya rekonsiliasi yang diusung forum itu tidak akan terwujud tanpa pengungkapan kebenaran atau penegakan hukum terlebih dulu.

Hal serupa juga dinyatakan Asvi Warman Adam, sejarawan senior yang bersaksi untuk komunitas korban pada International People’s Tribunal 1965 di Den Haag, Belanda, tahun 2015 lalu. Baginya rehabilitasi dan pengungkapan kebenaran adalah paket yang menjadi harga mati untuk segera diselesaikan oleh negara.

TAUKAH KAMU ?

Cornell Paper Beberkan Versi Lain Peristiwa 30 September 1965

Dalam penelitian Benedict Richard O’Gorman Andersondan dan Ruth McVey yang dikenal dengan nama Cornell Paper mengemukakan data mengejutkan bahwa menurut visum

et repertum resmi dari dokter RSPAD, keenam Jenderal yang tewas pada peristiwa berdarah 30 September 1965 tidak meninggal karena siksaan – seperti sejarah versi orde baru yang menyatakan keenam Jenderal tewas akibat disiksa di lubang buaya – melainkan tewas karena tembakan.

Tak hanya itu, penelitian tersebut juga mengemukakan kesimpulan yang cukup kontroversial dengan menyebutkan intrik dalam tubuh Angkatan Darat sebagai cikla bakal meletusnya tragedi ‘65. Dengan kata lain Cornell Paper menyatakan bahwa tragedi ‘65 bukanlah kudeta politik yang selama ini me-nyudutkan nama Partai Komunis Indonesia (PKI) sebagai biang keladi melainkan kudeta militer dengan Soeharto sebagai dalangnya.

C E L A H K O T A 4E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 5: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

TABLE OF CONTENT

03

09

12

14

17

EDITORIAL

POLITIK

LUAR NEGERI

KILAS INDONESIA

OTOMOTIF

SIMPOSIUM 65

REKONSILIASI TANPA MAAF

TEMPUH JALAN TERJAL

AKANKAH AHOK TERJEGAL?

PANAMA PAPERS

KETIKA KUMPULAN DATA MENGGUNCANG DUNIA

PANAMA PAPERS

KETIKA KUMPULAN DATA MENGGUNCANG DUNIA

IIMS 2016

GAIRAH INDUSTRI OTOMOTIF MASIH TINGGI

C E L A H K O T A 5E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 6: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

20

21

22

24

26

FOTO

INTERUPSI

INTERUPSI

INTERUPSI

INTERUPSI

KETIKA KAKI PARA KARTINI

DIBELENGGU SEMEN

HURU-HARAKIRI

SIMPOSIUM 65

PEMERINTAH TIDAK SEBODOH ITU

MENUTUR KEBENARAN LEWAT KESAKSIAN

SIAPA DI BALIK 65

C E L A H K O T A 6E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 7: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

29

31

33

36

38

INTERUPSI

INTERUPSI

MUSIK

MUSIK

CARIK

TAK PERNAH ADA PERANG

ANTARA PKI & NU

KETIKA SINTONG LEBIH KECIL

DARI SARWO EDHIE

MENGENANG KEMATIAN KURT COBAIN

RECORD STORE DAY

HARI BESAR PECINTA RILISAN FISIK MUSIK

RECORD STORE DAY

PERNAH HADIR SETIAP HARI DI INDONESIA

C E L A H K O T A 7E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 8: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

40

40

42

36

38

FILM

FILM

SENI BUDAYA

WISATA

KILAS INTERNASIONAL

AADC #2

PECAHKAN REKOR DI PEMUTARAN PERDANA

MEREKONTRUKSI

KISAH ASMARA KARTINI

ALUR KARYA

GURU-GURU SENI DAN BUDAYA

PANTAI LAMPUUK

IKON WISATA ACEH

C E L A H K O T A 8E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 9: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

M enjadi petahana di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2017 mendatang bukan perkara mudah bagi Basuki Tjahaja

Purnama. Tak perlu ditutup-tutupi, darah Tionghoa yang mengalir pada diri Basuki menjadi salah satu alasannya, lebih dari itu, bahkan kitab yang ia amini juga menjadi persoalan.

Meski tak pernah tercatat dalam undang-undang dasar, namun pemimpin “yang bukan Tionghoa” selalu menjadi pilihan utama atau minimal tidak dipermasalahkan sebelum ‘nyalon’ dan pria yang

Setelah isu SARA, RS Sumber Waras dan Reklamasi, kini Ahok dan teman-temannya dihadapkan oleh tantangan baru, yakni terkait tentang materai sebagai salah satu syarat legalnya KTP yang dikumpulkan

kerap disapa Ahok itu tidak memenuhi kriteria tersebut. Begitu pula soal kitab.

Tapi, apakah benar hal tersebut yang membuat Ahok bak teman yang harus disingkirkan?

Melalui hiruk pikuk yang dilalui warga Jakarta dapat terlihat, bukan hanya tentang itu Ahok menjelma jadi sebuah masalah. Ketegasannya yang tak kenal ampun, pendiriannya yang tanpa kompromi dan gagasannya yang tak dapat dilobi, menandakan ras dan kitab bukanlah persoalan utama yang menjelmakan Ahok bak sebuah kiamat.

Perjalanan pemilihan gubernur sudah dekat, Ahok masih pada pendiriannya untuk tetap ‘nyalon’ meski suara sumbang terus diembuskan dan nada kekecewaan terus berkumandang: tentang ras dan kitab.

Masyarakat tak bisa memungkiri, selama

TEMPUH JALAN TERJAL

AKANKAH AHOKTERJEGAL?

POLITIK

Ilustrasi (Istimewa)

C E L A H K O T A 9E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 10: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

kepemimpinan Ahok, Jakarta sudah banyak menuai perubahan dalam struktur birokrasi seperti regenerasi Pegawai Negeri Sipil (PNS), E-Catalog, E-Purchasing, dan program ‘E’ lainnya yang membuat ruang korupsi bagi jajaran di bawahnya makin sempit.

Namun jalan terjal Ahok belum berakhir. Sejumlah kasus yang terungkap baru-baru ini kembali menjadikannya sorotan publik.

Suap Reklamasi

Pada Jumat 1 April 2016, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap tangan anggota DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi terkait suap rapat perencanaan daerah (Raperda) tentang zonasi wilayah kepulauan dan kawasan pesisir Jakarta. Dalam raperda itu, proyek reklamasi yang selama ini didukung oleh Ahok masuk dalam bahasannya. Seorang staf khusus Ahok, Sunny Tanuwidjaja diduga terlibat dalam kongkalikong DPRD dan pengembang yang disinyalir untuk ‘menggugat’ jatah pembayaran 15% dari Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Seperti bola liar, nama Ahok sempat ramai digunjingkan ketika kasus ini terungkap. Meski kemudian perlahan surut, karena ternyata mantan Bupati Belitung Timur itu masih jauh panggang dari api terjerat dalam kasus ini. Ahok jadi pihak yang ‘menang’ karena tetap bersikeras meminta jatah 15% nilai NJOP dari para pengembang yang ia klaim akan digunakan untuk pembangunan jalan inspeksi, jembatan dan lain-lain.

Kendati demikian, Ahok tetap berpendirian bahwa reklamasi harus tetap jalan. Ia menekankan, kasus

tersebut bukanlah patokan untuk membuat proyek terhenti lantaran ia sudah terikat kontrak dengan dua perusahaan yang sudah mendapat izin. Jika dihentikan oleh Pemprov DKI, ia khawatir kena gugat.

Pada akhirnya, pemerintah pusat mengambil kendali, lewat Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menko Kemaritiman Rizal Ramli, proyek reklamasi kena moratorium alias dihentikan sementara.

Reklamasi teluk Jakarta (Antarafoto/Agus Suprapto)

Basuki Tjahaja Purnama (Celahkota/Rizky Ramadhan)

C E L A H K O T A 1 0E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 11: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Sumber Waras

Selain isu reklamasi, Ahok juga diterjang badai dugaan korupsi dalam pembelian lahan Sumber Waras. Bermula dari laporan audit investigasi Badan Pemeriksaan Keuangan (KPK) yang menyebut Pemprov DKI Jakarta telah melakukan pemborosan, KPK bergerak menyelidiki dugaan korupsi pada pembelian lahan tersebut.

Selasa, 12 April 2016, Ahok diperiksa 12 jam oleh penyidik KPK. Sama seperti saat diperiksa oleh auditor BPK, Ahok pun mengaku sempat geram dengan tindakan penyidik KPK yang ia sebut memberikan skenario ‘korupsi’ pada Ahok.

Usai diperiksa KPK, Ahok menyebut laporan audit investigasi BPK ‘Ngaco’. Bukan hal baru lagi hal itu diucapkan oleh Ahok. Jauh sebelum ia diperiksa sebagai saksi di KPK, Ahok sudah bersitegang dengan Kepala BPK DKI Jakarta yang akhirnya dimutasi, Efdinal.

Meski sudah diatur oleh Undang-Undang bahwa BPK RI adalah satu-satunya lembaga yang dipercaya untuk menghitung keuangan negara, Ahok tidak mengakui audit investigasi yang dilakukan oleh BPK. Terkait hal itu, Kepala BPK RI Harry Azhar Azis mempersilakan Ahok untuk menggugat hasil audit investigasi ke pengadilan.

Belum digugat Ahok, Harry justru dirundung masalah terkait kepemilikan perusahaan offshore di Hongkong. Bola panas menggelinding ke

Harry. Permasa;ajam kemudian melebar hingga persoalan yang bersangkutan belum menyerahkan Laporan Hasil Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) ke KPK.

Materai

Dugaan upaya penjegalan Ahok dari bursa Pemilihan Gubernur ternyata tak datang hanya dari kasus. Peraturan Komisi Pemilihan Umum (KPU) menyebutkan setiap Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang dikumpulkan oleh calon independen wajib disertakan materai.

Ahok meradang, ia menyebut hal itu memberatkan calon independen. Pasalnya, jika biaya materai dibebankan oleh calon independen yang harus mengumpulkan sedikitnya 700 ribu KTP, biaya yang harus dikeluarkan calon independen

sangatlah besar.

Namun kemudian, berdasarkan rapat pleno KPU, aturan mengenai materai tersebut diubah dari per individu menjadi per kelurahan. Artinya, materai harus dibubuhkan dalam dokumen B1 KWK. Ahok menilai, aturan ini lebih meringankan. “Kalau sejuta lembar, Rp 6 miliar aku enggak sanggup,” ucap Ahok.

TAUKAH KAMU ?

TEMAN AHOK BERHASIL KUMPULKAN 532 RIBU KTP

Sebanyak 532 ribu KTP yang menjadi syarat minimal bagi Ahok untuk maju sebagai calon independen telah terkumpul. Hal itu dikonfirmasi oleh ‘Teman Ahok’ pada 10 April 2016 lalu.

Meski telah mencapai syarat minimal, namun para relawan ini tetap akan mengejar angka 1 juta KTP demi memberi dukungan maksimal kepada Ahok di Pilgub DKI 2017 mendatang.

(Foto: TemanAhok.com)

C E L A H K O T A 1 1E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 12: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

PANAMA PAPERSKetika Kumpulan Data Mengguncang Dunia

LUAR NEGERI

“Pengungkapan rahasia terbesar dalam sejarah data jurnalisme”

Sebuah dokumen yang berisikan dugaan perilaku korup dari 140 politikus dan pejabat publik dari seluruh dunia terungkap. Tercantum

sejumlah nama di sana seperti Perdana Menteri Islandia, Pakistan, Presiden Ukraina dan Raja Arab Saudi. Lebih dari 214 ribu perusahaan gelap lainnya ada di berkas tersebut, terungkap ke publik di lebih dari 200 negara.

Berkas yang diberi “Panama Papers” itu berisikan 11 juta dokumen internal yang terenkripsi dan ukuran file-nya mencapai 2,6 terabyte (TB). Dokumen itu terdiri atas 4,8 juta e-mail; 3 juta database; 2,1 juta dokumen PDF; 1,1 juta foto; 320.000 dokumen teks; dan 2.000-an file lainnya.

Edward Snowden, programmer kenamaan dunia menyebut Panama Papers sebagai “pengungkapan rahasia terbesar dalam sejarah data jurnalisme”.

Data pada Panama Papers memang bukan data sembarangan. Pada dokumen tersebut, sejumlah

nama orang-orang beken dan konglomerat dunia tercatat melakukan ‘dosa’ keuangan yakni menyembunyikan kekayaannya di Panama, guna memanfaatkan kebijakan keringan pajak di negeri tersebut.

Panama memang terkenal dengan negeri dengan pajak rendah, namun hal itu kerap membuat Panama menjadi sasaran dari para pengusaha, pejabat, artis, bahkan pemain sepak bola untuk mencuci uang, menyembunyikan kekayaan dan pastinya menghindari pajak pendapatan/usaha yang besar.

Mengutip The Guardian, pada dokumen tersebut tergambar jelas bagaimana 12 pemimpin negara di antara 143 nama politisi yang tercatat namanya telah memanfaatkan perusahaan fiktifnya di Panama. Salah satunya adalah Vladimir Putin yang disebut menyembunyikan uang senilai 2 miliar dolar.

Selain Putin, Perdana Menteri Pakistan Nawas

C E L A H K O T A 1 2E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 13: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Sharif, mantan Pedana menteri sementara yang juga mantan wakil presiden Irak Ayad Allawi, Presiden Ukraina Petro Proshenko, Anak dari mantan Presiden Mesir Alaa Mubarak dan Perdana Menteri Islandia Sigmundur Davio Gunnlaugsson.

Sebuah investasi gelap yang dijalankan oleh ayah dari Perdana Menteri Inggris David Cameron juga tercatat pada Panama Papers. Perusahaan itu disebut untuk menghindari pajak dengan mendatangkan sekelompok orang Bahama untuk menandatangani kesepatakan kerja. Selain itu, seorang anggota komite etik FIFA, yang mengaku akan mereformasi sepak bola dari skandal korupsi juga ikut tercatat namanya.

Tak hanya pejabat penting FIFA, nama sejumlah pemain sepak bola juga masuk dalam Panama Papers juga masuk dalam catatan. Messi dan ayahnya, Jorge, dituduh menyerahkan hak atas citra sang pemain ke dua perusahaan di Belize dan Uruguay dengan tujuan menghindari aturan di Spanyol yang mengharuskan pesepak bola melaporkan pendapatan yang diterima dari berbagai iklan.

Kasus ini pula yang membuat Messi dan ayahnya harus menghadiri sidang bulan ini dengan tuduhan melakukan penipuan pajak.

Dokumen “Panama Papers” kali pertama diperoleh surat kabar Jerman, Suddeutsche Zeitung, yang kemudian diteruskan kepada kelompok jurnalis global yang bernama International Consortium of Investigative Journalists.

2.960 Nama Orang Indonesia di Panama Papers

Sejumlah nama dari Indonesia turut tercatat dalam data dari firma hukum Mossack Fonseca di Panama, dan kini mencuat dengan nama “The Panama Papers”.

Dalam tautan milik Konsorsium Jurnalis Investigasi

Internasional (ICIJ), ada 2.961 nama individu ataupun perusahaan yang muncul, saat kata kunci “Indonesia” dimasukkan.

Selain itu, pada laman yang sama pun muncul 2.400 alamat di Indonesia yang terdata dalam kolom “Listed Addresses”.

Di antara ribuan nama itu, ada banyak nama yang terdengar familiar dan terkenal di Tanah Air seperti Budiono Darsono, Chairul Tanjung dan yang paling mengejutkan adalah tercantumnya nama ketua Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam daftar tersebut.

Terkait hal itu, Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki, mengungkapkan bahwa sekitar 80 persen daftar nama di Panama Papers sudah terkonfirmasi dengan data pajak di Kementerian Keuangan.

“Sudah disampaikan juga oleh menteri keuangan daftar nama di Panama Papers itu sudah terkonfirmasi sekitar 80 persen dari data pajak di kantor pajak,” kata dia, di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Jumat, seperti dikutip Antara.

Dia mengakui, kantornya telah memprakarsai rapat koordinasi melibatkan banyak pemangku kepentingan negara ini tentang Panama Papers dimana ratusan nama WNI disebut-sebut di dalam dokumen itu. “Kami sepakat menyikapi dan menindaklanjuti Panama Papers,” kata dia.

Dia mengatakan, daftar nama di Panama Papers itu belum tentu semuanya bentuk praktek pencucian uang atau hasil kejahatan. “Bisa saja dana dolar hasil ekspor impor yang disimpan di bank luar negeri. Nanti kita cek silang dana itu dilaporkan kantor pajak atau tidak. Kalau tidak berarti kena denda pajak,” katanya.

Dia mengatakan, Panama Papers dijadikan momen dan sesuai rencana pemerintah mengeluarkan pengampunan pajak untuk menarik dana orang Indonesia yang disimpan di luar negeri, walau juga tetap mempertimbangkan aspek pidana yang harus tetap ditegakkan.

“Kalau memang nanti ada dana-dana itu yang bersumber dari hasil kejahatan atau pencucian uang itu bukan tidak diabaikan,” katanya.

Yang paling utama dari pengampunan pajak ini bagaimana menarik uang itu ke dalam negeri sehingga bisa menjadi sumber dana pembangunan. “Nanti akan mungkin minggu depan (Panama Papers) dirapatkan kembali bersama presiden,” kata bekas pegiat Indonesian Corruption Watch itu.

C E L A H K O T A 1 3E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 14: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

TERSANGKUTNYA NAMA KETUA BPK DI PANAMA PAPERS

KILAS INDONESIA

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Harry Azhar Azis telah mengklarifikasi terkait tercantumnya nama perusahaan cangkang miliknya, Sheng Yue International Limited di Hong Kong dalam daftar Panama Papers. Menurut Harry, keberadaan namanya dan perusahaan miliknya, adalah hal wajar karena perusahaan itu sendiri berpredikat sebagai one dollar paper company. “Tidak ada transaksi sama sekali dan tidak ada asetnya. Awalnya saya, anak saya dan keluarga bermaksud ingin berbisnis namun tidak memungkinkan jadi tidak ada transaksi sama sekali,” ungkap Harry saat konferensi pers di kantor pusat Ditjen Pajak, Jakarta, Jumat (15/4/2016).

“Di negara-negara suaka pajak, pendirian paper company ini wajar,” lanjutnya.

Meski begitu, beberapa pihak menilai tercantumnya

nama Harry di Panama Papers merupakan sebuah pelanggaran kode etik dan bisa mempengaruhi independensi BPK. Pasalnya, Harry yang notabennya memimpin sebuah lembaga pengaudit keuangan justru masuk ke dalam daftar Panama Papers yang disinyalir sebagai wadah bagi mereka-mereka yang hendak menghindari pajak.

Koalisi pegiat antirasuah yang terdiri dari Indonesia Corruption Watch (ICW), Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), dan Indonesia Budget Center (IBC) juga berencana akan melaporkan Harry ke Majelis Kehormatan Kode Etik BPK.

“Kami akan laporkan pekan depan,” kata Agus Sunaryanto, Kordinator Koalisi Selamatkan BPK lewat keterangan persnya, Minggu (24/4/2016).

Ketua BPK

Harry A

zhar Azis (A

ntarafoto/Widodo S. Jusuf)

C E L A H K O T A 1 4E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 15: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Presiden Jokowi menegaskan tidak akan berkompromi dengan kelompok militan Abu Sayyaf terkait penyandera warga negara Indonesia di wilayah Filipina. Hal itu dikatakan oleh Presiden di kompleks Istana Kepresidenan Selasa (26/4).

Presiden juga menolak untuk memberikan sejumlah uang yang diminta oleh kelompok militan Abu Sayyaf sebagai syarat pembebasan para sandera.

Tidak ada urusan dengan yang namanya uang atau tebusan," tegas Presiden.

Jokowi sendiri mengaku sangat menghormati kewenangan Pemerintah Filipina dalam upaya pembebasan para sandera. Komunikasi juga terus dilakukan dengan pemerintah Filipina maupun pihak penyandera.

“Hingga kini semua sandera dalam kondisi baik,” ungkap Presiden.

Seperti diketahui, hingga kini 14 WNI masih menjadi sandera Abu Sayyaf di wilayah Filipina. 10 sandera sendiri sudah sebulan ditawan dan telah lewat dari tenggat waktu - 8 April 2016 kemarin - yang diberikan oleh Abu Sayyaf terkait pembayaran uang tebusan.

Pemerintah Indonesia saat ini sedang dalam posisi sulit karena bantuan militernya ditolak oleh pemerintah Filipina. Padahal pasukan terbaik TNI sudah disiapkan di Tarakan, Kalimantan Utara untuk pembebasan sandera, namun ijin ‘bergerak’ tidak juga turun dari pemerintah Filipina.

berpergian pada Rabu malam selepas jam kerja.

“Kita akan menurunkan personel mulai Rabu sore untuk mengantisipasi masyarakat yang mulai melakukan perjalanan sepulang kerja. Kita fokuskan di beberapa titik wilayah yang rawan kemacetan,” katanya.

Selain itu Polda Metro Jaya juga akan melakukan antisipasi mebludaknya pengunjung di beberapa tempat wisata di Jakarta, seperti Ancol, Monumen Nasional, Kebun Binatang Ragunan, dan Taman Mini Indonesia Indah.

Jessica Kumala Wongso sedih begitu mengetahui masa penahanannya harus kembali diperpanjang 30 hari. Jessica hanya tahu, ia seperti pesakitan biasa lainnya yang bakal dikurung selama 90 hari selama masa penyidikan.

Sesuai dengan aturan hukum acara yang berlaku di Indonesia, wanita jebolan sekolah desain Australia itu harus menjalani masa kurungan 120 hari karena disangkakan pasal pembunuhan berencana yang memiliki konsekuensi hukuman lebih dari 9 tahun penjara.

PRESIDEN TIDAK MAU KOMPROMI DENGAN ABU SAYYAF

SAMBUT LIBUR PANJANG POLDA AKAN MELAKUKAN REKAYASA LALULINTAS

Demi mengatasi kemacetan jelang libur panjang 5-8 Mei 2016, Polda Metro Jaya akan melakukan rekayasa lalulintas di sejumlah tol. Hal itu demi menghindari melonjaknya volume kendaraan dari Jakarta menuju ke luar kota.

“Seperti libur-libur kemarin. Akan ada rekayasa lalulintas untuk menyambut libur panjang,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Moechgiyarto di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (27/4/2016).

Upaya mengantisipasi kemacetan tersebut akan dimulai sejak Rabu (4/5) sore. Menurut Moechgiyarto diperkirakan warga Jakarta akan mulai

Presiden Jokowi (C

elahkota/Rengga Satria)Ilustrasi (D

ok Celahkota)

“Kasus kopi sianida masih menemui jalan buntu. Berkas perkara yang sudah diserahkan polisi ke jaksa

masih belum lengkap. Bolak-balik berkas itu sudah terjadi tiga kali. Sementara tersangka kasus tersebut,

Jessica Kumala Wongso, sudah memasuki masa penahanannya yang terakhir sampai 30 Mei 2016

mendatang.”

MENANTI KEBEBASAN TERDUGA PELAKU

KOPI SIANIDA

C E L A H K O T A 1 5E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 16: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Sebelum masa penahanannya diperpanjang pada Kamis (28/4), Jessica sempat mengeluh sakit di dadanya. Melalui pengacaranya, Hidayat Boestam, Jessica mengaku tidak betah selama menjalani penahanan lantaran kondisi badannya kurang sehat. “Gimana mau sehat, selnya itu tak ada udara masuk,” kata Hidayat kepada wartawan usai menandatangani surat perpanjangan masa penahanan di Polda Metro Jaya.

Sakit di dada Jessica mulai terasa sejak 25 April 2016, atau tiga hari sebelum masa penahanannya diperpanjang. Jessica kemudian dibawa ke Gedung Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya. Polisi juga mendatangkan dokter spesialis jantung RS Polri Kramat Jati untuk memeriksa perempuan berwajah oriental itu pada Rabu 27 April 2016.

“Kami kirim dokter ke tahanan dan diperiksa, memang (dia) merasakan sakit. Kemudian saya suruh untuk langsung diperiksa di kakinya, rekam jantungnya,” kata Musyafak.Hasil rekam jantung Jessica masih di batas normal dan diduga Jessica hanya mengalami sakit maag yang membuat otot-otot dada menegang .Tak ingin kecolongan, polisi pun memeriksakan Jessica pada dokter spesialis jantung.

Hasilnya, tidak ada gangguan pada jantung Jessica. Hasil pemeriksaan rekam jantung tidak ada masalah, selain itu dilakukan juga rontgen yang menunjukkan tidak ada gejala penyakit serius. “Sehingga bisa

disimpulkan bahwa Jessica saat ini dalam keadaan sehat dan baik,” imbuh Musyafak.

Ada Kemajuan Penyidikan

Terhitung sejak tanggal 22 April 2016, penyidik Polda Metro Jaya sudah menyerahkan berkas perkara Jessica kepada Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta. Tim Jaksa Peneliti Kejati DKI lalu menggelar perkara (ekspose) bersama berkas perkara Jessica Kumala Wongso, di Kantor Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Kejaksaan Agung, Rabu (27/4).

Kepala Kejaksaan Tinggi Sudung Situmorang memastikan ada penambahan alat bukti yang

signifikan (berarti) dari penyidik Polda Metro Jaya, terkait dengan penelitian berkas perkara Jessica. “Ada kemajuanlah dari segi alat bukti, untuk lengkapnya nanti ya,” katanya buru-buru meninggalkan kerumunan wartawan di gedung Kejati DKI, Kamis (28/4).

Kendati demikian, hingga saat ini belum ada keterangan resmi dari Kejaksaan Tinggi apakah berkas perkara Jessica sudah memenuhi syarat untuk ‘naik kelas’ ke penuntutan atau belum. Polisi sendiri masih menutup rapat-rapat informasi seputar kasus ini.

Meski ada kemajuan dalam pemberkasan, pengacara Jessica, Hidayat Boestam masih meyakini bahwa polisi masih belum memiliki bukti kuat untuk membawa kliennya ke pengadilan. “Saya yakin karena memang tidak ada barang buktinya,” kata Hidayat.

Walhasil, sampai saat ini pihak Jessica masih berlaku kooperatif dengan segala penyidikan yang dilakukan oleh penyidik Polda Metro Jaya. Namun, apabila sampai 28 Mei 2016 berkas perkara dinyatakan belum lengkap juga, penyidik harus melepas Jessica dari ruang tahanan.

Sementara dari pihak kepolisian, baik Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan, maupun Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Krishna Murti, enggan berkomentar mengenai kasus yang menurut pengakuan Krishna sebagai salah satu yang tersulit setelah kasus pembunuhan Mahasiswa UI Akseyna Ahad Dori yang hingga kini belum jelas pengusutannya.

C E L A H K O T A 1 6E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 17: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

IIMS 2016GAIRAH INDUSTRI OTOMOTIF

MASIH TINGGI11.275 kendaraan yang terdiri dari 10.559 unit kendaraan roda empat dan 716 sepeda motor ludes terjual di 11 hari perhelatan Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016. Selama itu pula bursa otomotif terbesar di Indonesia ini berhasil mencapai angka transaksi sebesar Rp 3.064.835.860.000.

Dari data di atas, target nilai transaksi Rp 2 triliun yang dipatok di awal perhelatan pun berhasil

dicapai. Untuk total pengunjung sendiri, IIMS 2016 berhasil mengumpulkan 454.178 pecinta otomotif, angka itu lebih besar dari target yang dipatok oleh pihak panitia, yakni 380 ribu pengunjung.

“Ini satu lagi contoh soal blessing in disguise pada penyelenggaraan IIMS 2016 kali ini. Kami sesungguhnya sudah sangat bahagia dan bersyukur dengan angka-angka yang sebelumnya dirilis. Tapi, fakta yang kemudian terjadi justru meninggikan kebahagiaan itu meskipun melalui sebuah proses updating,” ujar Direktur Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh.

Bukan Sekedar Bursa Otomotif

Meski begitu, Hendra mengaku bahwa terlampauinya semua target tersebut bukan tujuan utama dari perhelatan IIMS 2016. Mengusung

OTOMOTIF

Suasana pembukaan Indonesia International Motor Show 2016 (Foto: Dyandra Promosindo

C E L A H K O T A 1 7E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 18: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Seorang anak berkendara di arena Road Safety for Children yang terdapat di arena outdoor IIMS 2016(Celahkota/Rengga Satria)

tema The Essence of Motor Show, dari jauh-jauh hari pihak penyelenggara memang tidak ingin perhelatan IIMS 2016 ini hanya sekedar menjadi bursa otomotif semata.

“Tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan daya beli, namun juga memanfaatkan momentum ini sebagai jendela untuk melihat lebih luas lagi terhadap potensi industri (otomotif) ini ke depannya” tegas Hendra.

Berbagai program unggulan memang telah disiapkan untuk memeriahkan IIMS 2016 ini, antara lain program Corporate Social Responsibility (CSR) Safety Road Education to Children, Vespa Balap Indonesia Scooter GP, pameran mobil karya mahasiswa dan beberapa program menarik lainnya.

Safety Road Education to Children

Program edukasi Road Safety for Children menjadi bukti atas komitmen Dyandra Promosindo selaku pihak penyelenggara Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016 untuk menyajikan sebuah pameran otomotif yang ramah keluarga dan sarat muatan edukasi.

Program yangdiperuntukan bagi anak berusia 6-12 tahun ini sendiri bertujuan untuk memberikan

edukasi tentang disiplin berlalu lintas kepada anak sejak dini.

Dengan area lintasan yang didesain menyerupai jalanan ibu kota, Road Safety for Children menjadi daya tarik tersendiri bagi anak-anak. Ditambah lagi dengan mobil listrik mini yang digunakan oleh anak-anak untuk menyusuri miniatur jalanan jakarta.

Program Road Safety for Children ini terselenggara berkat kerjasama penyelenggara IIMS 2016 dengan Korp Lalu Lintas (Korlantas) POLRI, Ikatan Motor Indonesia (IMI), dan Federation Internationale de l’Automobile (FIA).

Miniatur Jakarta di arena Road Safety for Children yang terdapat di arena outdoor IIMS 2016. (Celahkota/Rengga Satria)

C E L A H K O T A 1 8E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 19: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Seorang pembalap dari Vespa Balap Indonesia terjatuh saat tes lintasan di arena outdoor IIMS 2016. (Celahkota/ Rengga Satria)

Vespa Balap Indonesia Scooter GP

Arena outdoor Indonesia International Motor Show (IIMS) 2016 disulap menjadi sirkuit bagi deretan Vespa berkecepatan tinggi. Kehadiran Vespa Balap Indonesia (VBI) ini pun sukses menambah meriah IIMS 2016.

“IIMS tahun ini punya tema otomotif culture, dan balapan Vespa yang digelar VBI merupakan salah satu contoh budaya balap yang akan membawa suasana lain di IIMS 2016 ini,” kata Ichwan Sofwan, General Manager Dyandra Promosindo.

Balapan Vespa yang diselenggarakan di IIMS 2016 ini sendiri merupakan rangkaian dari Vespa Balap Indonesia Scooter GP.

“Tahun ini ada 5 seri dan seri kedua akan diselenggarakan di IIMS. Ini juga pertama kalinya diselenggarakan race sampai malam hari,” ungkap Andry Adrian, Pimpinan Produksi Aktivitas Outdoor IIMS.

Pameran Mobil Karya Mahasiswa

Tampilnya 6 mobil listrik karya mahasiswa Indonesia yang hadir di IIMS 2016 menjadi bukti komitmen pihak penyelenggara untuk memajukan industri otomotif dalam negeri. Dengan kelebihannya masing-masing, mobil karya anak bangsa ini menunjukan sinyalemen positif terkait perkembangan industri otomotif Indonesia kedepannya.

Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dengan “Arjunanya” menampilkan mobil listrik yang

digadang-gadang kecepatannya akan menyamai mobil formula. Saat ini sendiri mobil tersebut baru bisa mencapai kecepatan maksimum hingga 65 km/jam.

Dengan kapasitas 48 volt, mobil ini mampu melaju selama 3 hingga 4 jam non stop.

Dari Bandung Jawa Barat, ada Tarusbawa besutan anak-anak Itenas. Mobil ini tampil unik dengan menggunakan roda sepeda sehingga bisa lebih ringan dalam bermanuver.

Sementara itu para mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) mengusung konsep kendaraan ramah lingkungan di IIMS 2016 kali ini. Karya mahasiswa jurusan teknik elektro dan mesin PNJ ini juga digadang-gadang sebagai mobil pertama yang tidak memiliki gas buang.

Dengan 4 aki yang berfungsi sebagai sumber energi, mobil yang diberi nama ‘Blue Warrior’ ini bisa menempuh jarak hingga 20 kilometer.

Menyusul kemudian adalah mobil berbasis android yang dinamai “Kaliurang Unisi 2” karya anak-anak Universitas Islam Indonesia (Unisi), Yogyakarta.Dengan menggunakan kombinasi teknologi elektrik dan perangkat android, mobil ini memungkinkan penggunanya untuk mengendalikan “Kaliurang Unisi 2” melalui perangkat ponsel berbasis Android.

Selain itu ada juga mobil-mobil listrik lainnya seperti P-Elcar karya mahasiswa Politeknik Negeri Bandung (Polban) dan Kujang 193 buatan mahasiswa Universitas Pasundan.

C E L A H K O T A 1 9E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 20: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

FOTO

Sembilan petani wanita Rembang melakukan aksi semen kaki di depan Istana Negara, Rabu (13 April 2016). Mereka mulai dengan beragam aksi protes, lebih dari 660 hari membangun tenda perlawanan pendirian pabrik semen, hingga langkah hukum. Tapi rupanya, perjuangan itu belum membuahkan hasil.

(Rengga Satria/Celahkota)

KETIKA KAKI PARA KARTINI DIBELENGGU SEMEN

C E L A H K O T A 2 0E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 21: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65
Page 22: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

PEMERINTAH

TIDAKSEBODOH ITULuhut Binsar Panjaitan ---

Simposium nasional “Membedah Tragedi 1965” digelar di Hotel Aryaduta. Simposium itu dihadiri oleh Menteri Politik Hukum dan HAM

Luhut Binsar Pandjaitan, Menkumham Yasonna Laoly dan Mendagri Tjahjo Kumolo serta keluarga korban dan saksi mata tragedi yang terjadi 50 tahun silam itu.

Dalam pembukannya, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, belum ada rencana pemerintah untuk meminta maaf terkait tragedi ’65. “Kami tidak sebodoh itu. Jangan ada pikiran pemerintah akan meminta maaf ke sana atau ke sini. Kami tahu apa yang kami lakukan yang terbaik untuk bangsa ini,” ujar Luhut di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Senin (18/4).

Luhut menuturkan, pemerintah telah melalui proses yang tidak mudah. Beberapa pertemuan telah digelar untuk mendapatkan ide simposium nasional tersebut.

Simposium ini pun mendapat reaksi dari banyak pihak, termasuk tuduhan pemerintah telah dipengaruhi oleh PKI. Menurut Luhut, pemerintah memiliki niat yang serius dalam menuntaskan kasus pelanggaran HAM, khususnya peristiwa 1965.

“Proses ke sini tidak mudah. Beberapa kali kami menggelar pertemuan untuk melaksanakan simposium. Latar keinginan pemerintah, masalah HAM harus dituntaskan,” kata Luhut.

Luhut berharap melalui simposium nasional, pihak-pihak yang bertikai dalam peristiwa 1965 bisa berdamai. Dia menginginkan ada pengungkapan fakta yang terjadi saat itu melalui pendekatan sejarah.

“Mari berdamai dengan masa lalu kita. Katakan benar kalau itu benar, salah kalau itu salah. Saya yakin dalam diskusi ini pasti ada pro dan kontra. Spirit kita menyelesaikan masalah. Jangan berburuk sangka. Kita jangan menubrukkan satu kelompok dengan kelompok lain,” pungkasnya.

C E L A H K O T A 2 2E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 23: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Dalam kesempatan kali itu Luhut juga mengatakan pemerintah Indonesia ingin menyelesaikan kasus HAM berat antara lain Tragedi 1965.

“Ada keinginan pemerintah menyelesaikan masalah HAM harus dituntaskan, kami melihat penyelesaian Tragedi 65 ini menjadi pintu masuk menyelesaikan kasus yang lain,” kata Luhut pada pembukaan Simposium Nasional Tragedi 1965 di Jakarta, Senin (18/4).

Dia mengatakan untuk menyelenggarakan simposium tersebut bukanlah proses yang mudah, karena banyak reaksi seolah pemerintah telah dipengaruhi komunis dan lainnya.

Presiden Joko Widodo juga menginginkan kasus HAM tersebut diselesaikan. “Indonesia bangsa besar, tidak perlu dikasihani, kita dapat menyelesaikan masalah kita sendiri,” kata dia.

Dia berharap pada simposium itu tidak terjadi benturan-benturan antara satu kelompok dengan kelompok lain.

Simposium Tragedi ’65 Buka Pintu Pemerintah Selesaikan Masalah HAM

Gubernur Lemhanas Agus Widjojo mengatakan simposium ini menggunakan pendekatan sejarah. “Pendekatan ini lebih objektif, dan komprehensif jadi kita seperti memutar film mengenai peristiwa 65, kita akan mendengarkan apa yang terjadi sebelum peristiwa dan setelah peristiwa tersebut,” kata Agus.

Menurut dia peristiwa pembantaian besar itu, tidak turun tiba-tiba dari langit, ada sesuatu yang mendasarinya dan dilakukan secara sistemik.

Dia mengatakan bangsa yang besar adalah bangsa yang melihat masa lalu dan mengakui kesalahannya. Simposium tersebut dihadiri 200 orang dari segala kalangan, baik korban, pelaku, aktivis, organisasi masyarakat dan lainnya. Hasil dari simposium ini akan menghasilkan rekomendasi bagi pemerintah untuk menyelesaikan tragedi tersebut.

“Indonesia bangsa besartidak perlu dikasihani

kita dapat menyelesaikan masalah kita sendiri”

Aksi Kamisan di depan Istana Negara (Celahkota/Rizky Ramadhan)

C E L A H K O T A 2 3E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 24: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Rekonsiliasi ini diperlukan tapi

mengungkapkan kebenaran juga

perlu

MENUTUR KEBENARAN LEWAT KESAKSIAN

A nak Dipa Nusantara (DN) Aidit menjadi sorotan ketika hadir di acara Simposium Nasional Tragedi ‘65 yang digelar di Hotel

Aryaduta Jakarta, 18-19 April 2016. Menyandang nama besar sang bapak yang merupakan ketua Partai Komunis Indonesia (PKI), Ilham berharap acara simposium tersebut dapat berbuah rekonsiliasi antar pihak yang terkait dengan tragedi berdarah itu.

“Sebagai anak Dipa Nusantara (DN) Aidit, saya berharap Presiden Jokowi dapat melakukan rekonsiliasi dengan sebaik-baiknya. Sebab, jika tidak dilakukan dengan baik, rekonsiliasi tidak akan menghasilkan pembelajaran apa-apa,” ungkap Ilham.

Lebih lanjut Ilham juga menegaskan bahwa pengungkapan kebenaran terkait peristiwa 65 juga harus menjadi perhatian pemerintah. Hal itu menurutnya bisa menjadi pintu untuk merehabilitasi

para penyintas yang selama ini hidup dalam stigma.

“Rekonsiliasi diperlukan tapi pengungkapan sejarah juga perlu.”

“Telling the truth, Sesulit-sulitnya proses ini, harus dilakukan sebaik-baiknya,” lanjutnya.

Pasca tragedi 30 September 1965, cap sebagai anak PKI juga cukup mempengaruhi kehidupan putra ke-4 DN Aidit ini. Diskriminasi dan stigma masyarakat kala itu sangat membatasi ruang gerak dan berekspresinya.

Meski begitu, Ilham enggan mewarisi konflik terkait tragedi

berdarah tersebut. Baginya biarlah konflik tersebut hanya untuk generasi

sebelumnya, sementara untuk

Ilham Aidit, anak dari ketua Partai Komunis Indonesia

Dipa Nusantara Aidit saat menghadiri acara

Simposium Nasional Tragedi ‘65 yang digelar di Hotel Aryaduta Jakarta, 18-19

April 2016 (Celahkota/Rengga Satria)

C E L A H K O T A 2 4E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 25: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

generasi selanjutnya tidak perlu merasa mewarisi konflik itu.

“Kami sepakat tragedi 65 tidak boleh terulang dan tidak mewarisi konflik atau mewariskan konflik baru,” tegas Ilham.

Selain itu di simposium ini kita juga bisa menyimak kesaksian korban dari sudut pandang yang lain, yakni mereka keluarga korban petinggi Angkatan Darat yang diculik dan dibunuh pada malam 30 September hingga dini hari 1 Oktober 1965. Catherine Pandjaitan, putri dari pahlawan revolusi DI Pandjaitan bertutur tentang bagaimana kronologi pembunuhan dan penangkapan sang ayah di tragedi berdarah tersebut.

“Saya masih ingat benar kejadian itu,” kata Catherine.

Catherine mengatakan bahwa dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana ayahnya dibunuh.” saya lihat kepala papa saya ditembak,” lanjutnya.

Dalam kesempatan tersebut, sulung dari 6 bersaudara itu juga menceritakan bagaimana peristiwa tersebut mempengaruhi hidupnya. Diakui Catherine, semenjak peristiwa itu dia menjalani hidup dengan trauma yang cukup mendalam.

“Saya trauma dan gak mau tinggal di rumah itu - tempat dimana ayahnya dibunuh. Saya dititipkan sama kerabat di Eropa. Saya bisa loh tidur sampai dua hari gitu karena selalu keinget kejadian itu. Sekolah saya juga berantakan,” tuturnya.

Hingga akhirnya kehidupan Catherine membaik setelah dia bertemu dengan mantan Presiden RI, BJ Habibie. Atas saran Habibie Catherine akhirnya memutuskan untuk menjadi pramugari dan mulai menata hidupnya kembali.

Catherine sendiri mengaku sudah berdamai dengan masa lalunya.

“Saya sebenarnya tidak mau lagi bersaksi Oktober 1965. Saya sudah berdamai, siapapun yang membunuh. Setiap manusia punya kelemahan. Saya belajar untuk berdamai,” ujarnya.

Catherine Pandjaitan, putri dari pahlawan revolusi DI Pandjaitan bertutur tentang bagaimana kronologi pembunuhan dan penangkapan sang ayah di

tragedi berdarah 30 September 1965 (Celahkota/Rengga Satria)

C E L A H K O T A 2 5E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 26: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

C E L A H K O T A 2 6E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 27: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Ucapan yang terlontar dari mulut Putri Presiden pertama Indonesia, Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri sontak disambut riuh tepuk

tangan dari para peserta Simposium Nasional Tragedi 65 di Hotel Aryaduta Jakarta Pusat, Senin (18/4).

Suasana pun semakin riuh ketika Sukmawati mengatakan dengan tegas bahwa kudeta yang dilakukan pada 30 September 1965 itu bukan kudeta politik, melainkan kudeta militer.

“Yang datang emang pemuda rakyat? Tidak yang datang Angkatan Darat,” tegasnya.

Merujuk pada Cornell Paper – publikasi ilmiah tentang tragedi 30 September 1965 yang disusun oleh Benedict Anderson dan Ruth Mcvey, dengan pertolongan Frederick Burnell (ketiganya adalah anggota dari Ikatan Alumni Universitas Cornell dan adalah ahli dalam bidang sejarah Asia Tenggara) Sukmawati meyakini bahwa kudeta 30 September bukan didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI), melainkan oleh Angkatan Darat.

“Saya berpegang pada Cornell Paper,” katanya.

Sukmawati juga mengutip pengakuan Alm. Kolonel Abdul Latief tentang rencana penculikan/pembunuhan para Jenderal tersebut. Menurut pengakuan Kolonel Latief, Soeharto – yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad – sudah mengetahui tentang hal itu.

“Kalau Soeharto patuh kenapa dia tak lapor Pak Yani (Jenderal Ahmad Yani). (Kasih tau Jenderal Ahmad Yani) hati-hati ada pasukan yang mau menculik,” kata Sukmawati.

Pada kesempatan itu Sukmawati juga mengatakan ada campur tangan asing terkait tragedi 30 September 1965. Menurutnya Central Intelligence Agency (CIA) yang merupakan salah satu badan intelijen pemerintah federal Amerika Serikat menggunakan Soeharto untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno dan melenyapkan PKI.

“Oleh Amerika, komunisme tidak boleh (ada) dan harus hilang,” tukasnya.

Upaya penggulingan pemerintahan Soekarno juga diakui oleh Sri Sulistyawati (77), salah seorang penyintas tragedi 1965 yang juga hadir dalam acara simposium tersebut. Sri yang sebelum peristiwa 65 meletus bekerja sebagai wartawati media Suluh Indonesia Muda milik Partai Nasional Indonesia (PNI) mengakui adanya kegelisahan yang dirasakan

“Dewan Jendralnya itu siapa? Ya Soeharto dan

kawan-kawannya”

““Putri Presiden pertama Indonesia, Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri saat

di Simposium Nasional Tragedi 65 di Hotel Aryaduta Jakarta Pusat, Senin (18/4). (Celahkota/Rengga Satria)

C E L A H K O T A 2 7E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 28: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

oleh Presiden Soekarno menjelang detik-detik meletusnya tragedi 65.

Sri kala itu sempat beberapa kali mewancarai Presiden Soekarno, menurut pengakuannya Presiden Soekarno sudah tidak sanggup lagi memimpin Indonesia. Saat itu menurut Sri, Presiden Soekarno menginginkan Jenderal Ahmad Yani untuk menggantikan dirinya – sebagai Presiden, namun Jenderal Abdul Haris Nasution menolak dengan alasan Ahmad Yani tidak pernah ikut revolusi.

Hal itu kemudian memunculkan intrik di tubuh Angkatan Darat yang kemudian menjadi cikal bakal meletusnya tragedi 30 September 1965.

“ini bukan sipil apalagi PKI, itu masalah di Angkatan Darat sendiri,” katanya.

Nasution kemudian merangkul Soeharto untuk dijadikan bakal calon pengganti Presiden. Hal itupun semakin memanaskan konflik yang terjadi di tubuh Angatan Darat.

Ironisnya, Jenderal Abdul Haris Nasution juga menjadi target dalam peristiwa 30 September 1965. Meski selamat, Nasution harus kehilangan putrinya Ade Irma Suryani Nasution dan juga ajudannya, Lettu Pierre Tendean.

Sementara itu Prof Dr. Salim Said yang turut menjadi narasumber di acara simposium itu mengatakan bahwa pasca peristiwa 30 September 1965, militer – dalam hal ini adalah Angkatan Darat – dengan doktrin dwifungsinya cukup berkuasa dalam mengendalikan jalannya pemerintahan.

“Namun.jika kita pelajari baik-baik yang berkuasa adalah soeharto,” tambahnya.

Dalam kesempatan itu Salim juga mengisahkan ‘petualangannya’ sebagai wartawan saat menyaksikan penumpasan PKI dan kroni-kroninya. Kala itu Salim adalah wartawan pertama yang berhasil masuk Kostrad untuk mengikuti operasi pertama antikomunis di Semarang yang dipimpin oleh Sarwo Edi Wibowo.

Menurutnya kala itu situasi tegang dan panas juga terasa di masyarakat, baik yang anti PKI maupun yang pro PKI.

“Mereka mengatakan kepada saya, membunuh atau dibunuh lebih dulu,” ungkapnya.

Salim juga mengatakan bahwa disamping kudeta, peristiwa 30 September 1965 juga merupakan puncak dari perseteruan lama antara Angkatan Darat dan kaum nasionalis.

“Merujuk pada peristiwa madiun yang dilakukan oleh PKI, konflik antara PKI dengan kaum nasionalis sudah tajam sehingga kehadiran tentara hanya menambah runcing konflik itu saja,”kata Salim

Sri Sulistyawati (77), salah seorang penyintas tragedi 1965 (C

elahkota/Rengga Satria)

Prof Dr. Salim

Said (Celahkota/Rengga Satria)

C E L A H K O T A 2 8E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 29: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

K eterlibatan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) –sekarang TNI– dan kaum Nahdliyin dalam tragedi ’65 sudah seperti

cerita rakyat di Indonesia. Pada Simposium Nasional “Membedah Tragedi ’65”, cerita lain dari peristiwa yang hingga kini tak jelas jumlah pasti korbannya itu sedikit terbuka.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Imam Aziz turut menyumbang sekelumit kisah mengenai kegusarannya sebagai nahdliyin yang kerap disebut-sebut ‘bertanggung jawab’ atas pembantaian manusia masa lampau.

Imam Aziz berbicerita tentang pengalaman jaringannya, Syarikat Indonesia, melakukan rekonsiliasi antara pemuda NU dan komunitas korban Tragedi 1965. Ia berbagi kisah mengenai Syarikat Indonesia, perkumpulan pemuda NU yang ingin mengetahui tragedi 1965.

“Anak-anak muda NU gerah kalau dikatakan

Tragedi 1965 adalah PKI versus NU. Kami lalu mencoba melakukan berbagai klarifikasi dari masyarat NU dan korban,” kata Imam Azis.

Imam mengungkapkan, Pemuda NU kemudian wara-wiri memburu cerita, merangkai kebenaran versi mereka, hingga akhirnya mendapatkan kenyataan bahwa pada tahun 1965 tidak terdapat perang (NU vs PKI) melainkan penangkapan yang dilakukan militer.

Imam berkata, pada penangkapan itu militer merekrut anggota organisasi keagamaan seperti Anshor dan Muhammadiyah. “Ini terkonfirmasi. Ada komando yang jelas sekali. Yang dipertanyakan, apa isi komando itu dan apakah ada penyimpangan,” ucapnya.

Awalnya, PKI -bekas anggotanya, hingga cucu-cucunya- adalah pihak yang paling merasakan imbas negatif dari tragedi ’65. Namun kemudian, Nahdlatul Ulama, sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia turut menjadi korban dari stigma ‘pembantai’ manusia.

Oleh sebab itu, stigma yang melekat, baik sebagai korban maupun pelaku, sudah sepantasnya tidak terjadi pada masa kini. Imam menegaskan bahwa pada masa Syarikat Islam mencari ‘kebenaran’ itu, sudah terlihat wujud perdamaian antara pihak yang ‘berseteru’. Korban dan pelaku dapat duduk bersama di tingkat desa hingga provinsi.

“Kami lalu merumuskan rekomendasi untuk tidak saling menstigmatisasi,” terangnya.

TAK PERNAH ADA PERANG ANTARA

PKI & NU

Pemuda NU kemudian wara-wiri memburu cerita, merangkai kebenaran versi mereka, hingga akhirnya mendapatkan kenyataan bahwa pada tahun 1965 tidak terdapat perang (NU vs PKI) melainkan penangkapan yang dilakukan militer.

C E L A H K O T A 2 9E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 30: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Gus Dur dan Umat Islam yang Meminta Maaf

Meski begitu, Alm. mantan Presiden Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur dalam sebuah film dokumenter berjudul ‘Mass Grave’ mengatakan bahwa umat Islam juga mempunyai tanggung jawab atas jatuhnya korban jiwa terkait gerakan-gerakan Islam dalam upaya penumpasan Komunis atau PKI.

Dalam film itu Gus Dur juga menyoroti sebuah fenomena di era tersebut terkait banyaknya masyarakat Indonesia (yang tadinya beragama Islam) yang memeluk agama di luar Islam.

“Dalam penelitian, saya menjadi mengerti mengapa mereka melakukannya (berpindah agama) karena keluarganya dibunuh atau menjadi korban dalam gerakan Islam melawan komunis,” ungkapnya.

Gus Dur sendiri mengakui ada kesalahpahaman di masyarakat mengenai peristiwa G30S.

“Kesalahpahaman tentang pelarangan komunisme sangat kuat di sini. Mereka marah ketika saya mengatakan kita harus melupakannya,” lanjut Gus Dur.

“Kita seharusnya merubahnya dengan cara membedakan antara ideologi dan institusi. Jadi kalau mereka melarang PKI hanya itulah yang dapat mereka lakukan dan itu terserah mereka. Tapi

melarang ideologi atau atau pemikiran adalah sia-sia,”tegasnya.

Di film itu Gus Dur juga meminta maaf atas andil umat Islam dalam peristiwa pembantaian massal tersebut.

Oleh karena itu kita sepenuhnya harus mengakui kalau kita melakukan kesalahan kita harus meminta maaf,” ujar Gus Dur.

Jalan Rekonsiliasi

Dalam sebuah artikel di Kompas.com tertanggal 29 September 2015,salah satu Ulama NU Sholahudin Wahid mengungkapkan bahwa pada awal 2000-an mulai muncul gerakan mendorong terjadinya islah atau rekonsiliasi. Anak-anak muda NU, terutama yang tergabung dalam syarikat, melakukan berbagai kegiatan untuk memulai mewujudkan rekonsiliasi itu.

Gus Sholah menuliskan, pada masa-masa Syarikat aktif, putra-putri tokoh yang dulu bermusuhan secara politik berkumpul dalam satu organisasi bernama Forum Silaturahmi Anak Bangsa (FSAB). Mereka antara lain putra/putri Jenderal A Yani, Jenderal Sutoyo, Jenderal Supardjo, DN Aidit, dan Kartosuwiryo.

Pada era pemerintahan Gus Dur, upaya merangkul para korban pelenyapan Komunis dan PKI juga terlihat. Gus Dur kala itu meresmikan sebuah panti untuk kalangan lansia dari para mantan tapol (tahanan politik) G30S di kawasan Jakarta Pusat. Panti yang kemudian diberi nama Waluya Sejati

Suasana Simposium Nasional Tragedi 65 di Hotel Aryaduta Jakarta Pusat, Senin (18/4). (Celahkota/Rengga Satria)

C E L A H K O T A 3 0E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 31: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Mencengangkan, demikian uraian dari Letjen (Purnawirawan) Sintong Pandjaitan yang menyebut korban pembasmian Partai Komunis Indonesia (PKI) tidak sampai ribuan orang. Hal itu ia sampaikan pada Simposium Nasional “Membedah Tragedi ’65” di hadapan para akademisi, kerabat korban, dan sejumlah pihak yang terkait dalam peristiwa tersebut.

Saat operasi militer digelar, Sintong adalah Komandan Pasukan RPKAD (kini Komando Pasukan Khusus) yang bertugas mengejar orang-orang yang dituduh terlibat PKI untuk daerah Jawa tengah. Ia membantah jumlah korban operasi militer mencapai ribuan orang, bahkan

ia mengklaim, dalam operasi di Jawa Tengah hanya ada satu nyawa yang melayang.

Oleh sebab itu, Sintong mempertanyakan sejumlah pihak yang menyebut korban pembasmian PKI hingga angka 3 juta jiwa. “Ini pembohongan karena itu berhubungan dengan harga diri kami sebagai RPKAD,” kata Sintong saat menjadi pembicara kunci dalam Simposium Nasional Tragedi 1965 di Jakarta, Senin (18/4).

Penulis Pramoedya Ananta Toer dalam sebuah wawancara mengungkapkan, ada sekitar 5.000 orang yang menjadi korban ‘keberingasan’ Angkatan Darat di Kabupaten Blora. “Sekitar 10 persen dari penduduk yang dibunuh. Itu baru satu kabupaten,” terang Pram, panggilan Pramoedya.

Diakui Pram, jumlah tersebut didapatkan dari Yayasan Penelitian Korban 65-66. Pram sendiri merupakan salah satu seniman yang kena imbas dalam pembasmian PKI dan Soekarnoisme yang merupakan buntut dari tragedi ’65. Hasilnya, Pram yang sempat terlibat dalam organisasi Lembaga

KETIKA SINTONGLEBIH KECIL DARI

SARWO EDHIE

Sarwo Edhie itu komandan RPKAD. Angka itu didapat dari laporan anak buahnya, dan luas wilayahnya dapat dilihat. Nah laporan yang diterima adalah 3 juta orang. Sintong, saat itu hanya komandan pleton, dan jumlah anak buahnya terbatas.

Aksi Kamisan di depan Istana Negara, Jakarta (Celahkota/Rizky Ramadhan)

C E L A H K O T A 3 1E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 32: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Salah satu adegan di film propaganda G 30 S PKI versi Orde Baru

“Kalau menurut pers barat 500 (ribu) sampai satu juta orang, menurut Domo (Jenderal Sudomo) dua juta orang, Menurut Sarwo Edi, yaitu komandan yang melaksanakan program pembunuhan atas perintah Harto

(mantan Presiden Soeharto) tiga juta, dia ngomong begitu dengan bangga dia,” ungkap Sastrawan Pramoedya Ananta Toer dalam sebuah wawancara.

Kebudayaan Rakyat (Lekra) yang merupakan organisasi sayap PKI, harus menghabiskan sebagian masa hidupnya di pembuangan di Pulau Buru.

Lewat wawancara tersebut, Pram mengakui bahwa masih ada simpangsiur tentang jumlah korban pembasmian PKI dan Soekarnoisme. “Menurut pers barat, ada 500 ribu sampai 1 juta orang, menurut Domo (Sudomo) 2 juta orang, menurut Sarwo Edhie yaitu komandan yang melaksanakan program pembunuhan atas perintah Harto (Soeharto) 3 juta,”

“Dia (Sarwo Edhie) ngomong begitu dengan bangganya,” ungkap Pram.

Sintong Atau Sarwo Edhie

Perbedaan jumlah korban pembasmian PKI dan Soekarnoisme yang merupakan imbas dari Tragedi ’65 antara Sintong dan komandannya kala itu, Sarwo Edhie memang menjadi perbincangan hangat di Simposium Nasional kemarin.

Namun, Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Asvi Warman Adam memiliki jalan tengah untuk menyikapi perbedaan tersebut. Ia mengatakan, jumlah korban yang disebut Sintong dan Sarwo Edhie dapat disikapi dengan menilik posisi keduanya saat operasi militer diberlakukan.

“Pertama, Sarwo Edhie itu komandan RPKAD. Angka itu didapat dari laporan anak buahnya, dan luas

wilayahnya dapat dilihat. Nah laporan yang diterima adalah 3 juta orang. Sintong, saat itu hanya komandan pleton, dan jumlah anak buahnya terbatas. Saya tidak menyalahkan dia, tapi itu kan pengalaman pribadi dia,” kata Asvi.

Selain menyikapi posisi dua orang tersebut, Asvi juga mengingatkan masyarakat untuk menilik hasil laporan dari akademisi seperti data yang dipaparkan oleh pakar di Bidang Sosial Politik Iwan Gardono Sujatmiko misalnya.

Dalam pencariannya, Iwan mengumpulkan sejumlah artikel, buku dan jurnal mengenai peristiwa ’65 dan serangkaian peristiwa

pembasmian setelahnya. “Iwan Gardono Sujatmiko, dia mengumpulkan semua buku, artikel dan dijumlahkan. Angka yang didapatkan 450 ribu. Angka yang moderat, tidak terlampau rendah dan tidak terlampau tinggi,” tegasnya.

TAUKAH KAMU ?

SASTRAWAN PRAMOEDYA ANANTA TOER UNGKAP JUMLAH KORBAN ANTI KOMUNIS/PKI

C E L A H K O T A 3 2E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 33: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Mengenang Kematian

Kurt Cobain 5 April 1994

Lahir dengan nama Kurt Donald Cobain pada 20 Februari 1967 di Aberdeen, Washington, Amerika, sosok Kurt Cobain

memang dikenal cukup kontroversial.

Kesuksesan yang diraihnya lewat band besutannya Nirvana, kehidupan pribadinya yang hancur karena narkoba,

pernikahannya dengan pentolan band Hole, Courtney Love, hingga kematiannya yang masih menyimpan misteri, berhasil

menempatkan nama Kurt Cobain sebagai ikon Rock n Roll hingga saat ini.

MUSIK

C E L A H K O T A 3 3E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 34: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Sosok Kurt sendiri mulai menjadi sorotan di dekade 80an akhir/90an awal dengan band yang dibentuk bersama sahabatnya Krist

Novoselic, Nirvana. Dengan formasi awal Kurt Cobain pada gitar, Krist Novoselic pada bass dan Chad Channing pada drum, Nirvana berhasil memukul KO musik Heavy Metal dan Glam Rock yang saat itu sedang mendominasi peta musik dunia.

Tak hanya itu, dandanan Kurt dkk yang sangat bertolak belakang dengan tren gaya musik dunia saat itu juga menjadi sorortan. Tampil dengan flanel lusuh, jeans tercabik dan sepatu converse, Kurt berhasil menenggelamkan glamornya musisi-musisi Heavy Metal yang kala itu menjadi idola anak muda dengan jaket dan celana kulit hitam.

Di tengah kepopularitasan Nirvana yang tengah menanjak, kebiasan Kurt mengkonsumsi narkoba juga semakin parah. Dalam periode 90-94 Kurt diketahui beberapa kali sempat masuk rumah sakit untuk rehabilitasi atau ambruk karena over dosis.

Hal itu semakin diperburuk dengan kondisi pernikahan Kurt dan Courtney yang dipredikatkan banyak pihak sebagai “role model of rock n roll couple.” Bahkan ketika putri semata wayang mereka Frances Bean lahir,pasangan itu terpaksa harus kehilangan hak asuhnya. Pihak berwenang kala itu menilai bahwa mustahil dua orang junkies mampu mendidik dan membesarkan seorang anak dengan bijaksana.

Kehidupan Kurt pun semakin kacau, di tambah lagi dengan image yang melekat pada dirinya sebagai pecandu kelas kakap yang kemudian banyak diikuti oleh para penggemarnya. Pada titik inilah – titik terendah dalam kehidupan Kurt – Courtney Love mencium gelagat aneh pada diri suaminya.

Kronologi Meninggalnya Kurt Cobain

Pada 30 Maret 1994, Kurt menjalani rehabilitasi kecanduannya untuk yang kesekian kali di Exodus Recovery Center, Los Angeles, California. Selama menjalani rehabilitasi, staf medis menilai perkembangan Kurt semakin baik. Dia terlihat normal dan sangat senang ketika dikunjungi oleh putrinya Frances Bean.Itu juga menjadi momen terakhir Kurt dengan putri semata wayangnya tersebut.

Pada 31 Maret malam, Kurt berhasil mengecoh staf medis dan kabur dari pusat rehabilitasi tersebut. Sontak hal itu membuat geger seisi Exodus Recovery Center. Dengan segala upaya mereka mencoba mencari keberadaan Kurt.

Kurt sendiri diketahui pergi menuju ke bandara dengan menumpang taksi. Pada malam itu juga Kurt terbang menuju Seattle.

Di dalam pesawat Kurt bertemu dengan bassis Guns N Roses (GnR), Duff McKagan. Meskipun hubungan antara Nirvana dan GnR kurang harmonis – akibat perseteruan antara Kurt dan Axl Rose – namun baik Duff dan Kurt saat itu tetap terlihat senang saat bertemu.

C E L A H K O T A 3 4E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 35: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Menurut Duff, Kurt terlihat kacau kala itu, dia mengaku baru saja kabur dari pusat rehabilitasi.

”Dia (Kurt) berkata, Man , aku baru saja melarikan diri dari Exodus (Exodus Recovery Center),” ungkap Duff mengenang percakapan terakhirnya dengan Kurt Cobain.

Duff pun merasa serbah salah melihat tingkah Kurt. Sesaat setelah mendarat di Seattle, Duff hendak mengajak Kurt untuk menginap di rumahnya namun sayang Kurt ternyata telah pergi saat Duff lengah.

“Kami berada di area bagasi pesawat dan saya pikir saya akan meminta dia untuk datang menginap di rumah saya. Namun ketika saya berbalik dia telah pergi, “ujar Duff.

Pihak keluarga yang dihubungi oleh Exodus Recovery Center perihal kaburnya Kurt dari pusat rehabilitasi itu pun panik. Apalagi ketika mereka tau Kurt tidak pulang ke rumahnya di Seattle. Sang istri, Courtney Love kemudian menyewa detektif swasta untuk mengetahui keberadaan Kurt.

Pada 8 April 1994 seorang petugas listrik dari VECA Electric bernama Gary Smith datang ke rumah Kurt di Lake Washington. Gary yang saat itu hendak memasang kamera pengawas di kediaman Kurt mengaku kaget karena menemukan sesosok tubuh terbaring dengan bersimbah darah.

“Awalnya saya pikir dia (Kurt Cobain) hanya tertidur atau pingsan, namun saya malah menemukan darah dan senjata di bawah dagunya juga sepucuk surat,” ungkap Gary.

Jenazah Kurt kemudian dibawa ke rumah sakit untuk di otopsi. Dari hasil otopsi ditemukan kandungan heroin dan diazepam dalam dosis tinggi di tubuh Kurt. Pihak forensik mengumumkan bahwa Kurt telah meninggal pada 5 April 1994 atau 3 hari sebelum jenazahnya diketemukan.

Pada tanggal 10 April 1994 semua kerabat dan penggemar Nirvana berkumpul di Seattle Center untuk melakukan penghormatan terakhir terhadap jenazah Kurt Cobain. Suasana Seatle Center sendiri saat itu menjadi haru biru mengenang sosok yang mampu merubah peta musik dunia.

Atas kehendak pihak keluarga, Jenazah Kurt – yang isunya memeluk agama Budha di akhir

hayatnya – dikremasi. Abu jenazahnya kemudian ditaburkan oleh putrinya di McLane Creek,

Olympia pada 31 Mei 1999.

Page 36: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

20 kota di Indonesia, yakni Yogyakarta, Surabaya, Semarang, Pontianak, Pekanbaru, Palu, Palembang, Palangka Raya, Medan, Malang, Kalimantan Timur, Purwokerto, Makasar, Batam, Solo, Padang, Bali, Bandung, Banjarmasin, dan tentu saja Jakarta secara serempak menggelar acara Record Store Day (RSD) 2016, 16-17 April 2016.

Di Jakarta sendiri, RSD digelar di kawasan Pasar Santa Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 16-17 April 2016. Bagi Anda yang hendak mencari rilisan fisik musik teranyar dan eksklusif wajib untuk menyambangi acara yang digadang-gadang sebagai ‘hari besarnya para pecinta musik’ dunia ini.

Sejak hari pertama RSD di gelar, Sabtu (16/4), sejumlah band/musisi indie merilis album terbarunya di acara ini. Sebut saja Raksasa, Elelenin, dan tiga band lintas genre musik dari tiga kota; Terapi Urine (Bandung/ grindcore), Piston (Jakarta/ speed rock) dan Jangar (Bali/doom metal) yang merilis album split khusus untuk menyambut acara ini.

Tak hanya itu, band asal Bandung Mocca juga merilis kembali album Home milik mereka dalam format kaset. Home sendiri perdana rilis pada tahun 2015 silam.

RECORD STORE DAYHARI BESAR PECINTA RILISAN FISIK MUSIK

C E L A H K O T A 3 6E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 37: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Antusias pengunjung juga cukup luar biasa. Puluhan atau bahkan ratusan orang sudah hadir sejak siang demi memburu rilisan fisik dari band/musisi idolanya.

Hal ini tentu menjadi hal positif ditengah gencarnya invasi aplikasi digital musik yang membuat rilisan fisik musik semakin langka saat ini.

“Kita tetep beli kaset atau CD, karena gua yakin bakal jadi langka nantinya. Sebelum ‘mampus’ kita koleksi dulu,” ungkap Anjar salah satu pengunjung RSD yang mengaku sudah datang sejak pukul 10 siang demi mendapat rilisan ulang album Seringai yang bertajuk High Octane Rock.

Tak hanya CD dan kaset, medium rilisan fisik yang paling banyak diburu adalah vinyl atau piringan hitam. Beberapa pengunjung mengaku menyiapkan dana khusus demi memburu vinyl langka di RSD 2016 ini.

“Ya siapa tau bisa dapet vinyl Dara Puspita. Gua sih udah nyiapin buget kalau aja ada penampakan tuh vinyl di sini,” ungkap Riesda, salah satu pengunjung RSD yang rela menyisihkan gaji per bulannya demi menyambut RSD kali ini.

RSD hari ke-2, Minggu (17/4) pun tak kalah meriah, para pemburu rilisan fisik musik juga semakin beringas. Hal itu bisa dilihat dari mengularnya antrian di beberapa stan label-label indie yang hadir memeriahkan acara ini.

Di RSD 2016 kali ini, selain bisa memburu rilisan fisik produk musik para pengunjung juga bisa menemukan pernak-pernik band/musisi idolanya. Selain itu, acara ini juga diramaikan dengan penampilan para band/musisi indie potensial yang membuat perhelatan RSD 2016 ini semakin semarak.

Foto-Foto: (Celahkota/Rengga Satria)

C E L A H K O T A 3 7E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 38: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

RECORD STORE DAYPERNAH HADIR SETIAP HARI

DI INDONESIAOLEH: RENGGA SATRIA

CARIK

Record Store Day (RSD) yang diselenggarakan pada 16-17 April 2016 di Pasar Santa, Jakarta Selatan – dan beberapa kota lainnya di Indonesia

– seolah menjadi oase di tengah keringnya rilisan fisik produk musik musisi/band Indonesia. Acara tahunan yang diselenggarakan hampir di seluruh dunia ini pun menjadi celah bagi para musisi/band untuk unjuk gigi dengan rilisan fisik karya-karyanya dan juga sekaligus bersentuhan langsung dengan para penggemarnya.

Di Indonesia sendiri, RSD 2016 hadir di saat kondisi blantika musik dalam negeri sedang babak belur. Seperti diketahui sebelumnya, gencarnya invasi aplikasi musik digital membuat produksi rilisan fisik semakin tidak masuk di akal di negeri ini.

Meski begitu di luar dugaan, antusias para band/musisi – yang mayoritas bernaung dalam bendera indie label – cukup luar biasa. Hal itu terlihat dari banyaknya band/musisi yang merilis perdana karya mereka di acara ini.

Sebut saja band metal kawakan Seringai yang merilis ulang album mereka yang bertajuk High Octane Rock dalam bentuk kaset di RSD 2016 ini. Tak ketinggalan juga band asal Bandung Mocca yang merilis kembali album Home milik mereka – pertama kali rilis tahun 2015 – sebanyak 150 kaset dengan harga Rp 60.000/kaset.

Selain dua nama di atas, beberapa band juga ikut meramaikan RSD 2016 ini dengan merilis album

Sore itu ramai dengan obrolan tentang musik. Ada juga beberapa yang sibuk mencari rilisan anyar band atau musisi

idolanya. Sementara di sebuah lapak yang menjajakan puluhan kaset, seorang anak

muda mengangguk-angguk sendiri dengan headset dan walkman saat mencoba kaset

yang hendak dia beli.

C E L A H K O T A 3 8E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 39: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

terbarunya. Sebut saja Sajama Cut, Stars and Rabbit, dan band yang cukup potensial Elenin.

Bukan hanya band/musisi, label-label indie pun terlihat cukup bersemangat untuk menyambut RSD 2016 ini. Hal itu bisa dilihat dari belasan, atau bahkan puluhan stan dan lapak yang hadir meramaikan ‘hari besar’ pecinta musik tersebut.

Acara ini juga sukses membawa pengunjung untuk kembali ke dekade 2000an awal. Di mana pada masa itu, acara serupa RSD hadir setiap hari di terminal-terminal, distro dan lapak-lapak yang menjadi satu paket dengan acara musik kala itu.

Membuat rilisan fisik musik pada era tersebut memang merupakan hal lumrah. Meski dengan oplah minim –

50 hingga 200 rilisan per album – namun pada masa itu band/musisi – khususnya yang bernaung pada bendera indie label – cukup produktif dalam merilis produk fisik karya-karya mereka.Tak hanya itu, di era tersebut bahkan para penggemar bisa langsung tau latar belakang tema rilisan album yang ingin mereka beli karena tak jarang musisi/band itu sendiri yang menjadi penjual album tersebut. Ini tentu merupakan hal yang langka saat ini.

Yup! RSD 2016 memang membawa romantika mendalam bagi para pecinta musik dalam negeri. Hal itu sekaligus mengingatkan kita bahwa RSD bukan hal baru dan sempat hadir setiap hari di tengah-tengah para pecinta musik dalam negeri.

C E L A H K O T A 3 9E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 40: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Di pemutaran perdananya, Kamis (28/4), Ada Apa Dengan Cinta (AADC) #2 berhasil memecahkan rekor jumlah penonton terbanyak dalam satu hari pemutaran. Tercatat 200 ribu pasang mata yang telah lama dibuat penasaran oleh kisah asmara yang ‘gantung’ antara Rangga dan Cinta itu menyaksikan film arahan Riri Riza tersebut.

14 tahun lalu sejak ciuman perpisahan Rangga dan Cinta di Bandara, penonton memang dibuat penasaran bagaimana kelanjutan kisah asmara dua remaja itu. Hal senada diakui Dewi (30) yang mengaku penasaran bagaimana akhir kisah asmara Rangga dan Cinta.

“Penasaran banget, dulu waktu pertama nonton kan masih SMA terus endingnya gantung gitu,” ungkap wanita yang kini telah menjadi Ibu itu.

Demi mengantisipasi membludaknya antusias penonton, empat jaringan bioskop di tanah air memberi jatah 183 layar untuk film ini. Bahkan antrian penonton pun masih mengular di pemutaran hari ke-2 AADC #2..

Sambutan luar biasa dari penonton ini pun membuat Produser film AADC #2, Mira Lesmana terhormat. Lewat akun twitternya, Mira mengungkapkan perasaannya.

“Belum pernah ini terjadi sebelumnya. Sungguh merasa terhormat,” cuit Mira di akun twitternya, @MirLes.

Sebelumnya banyak pihak menilai jadwal pemutaran perdana AADC #2 sangat beresiko karena berdekatan dengan jadwal tanyang film Captain America: Civil War. Namun ketakutan itu pun segera sirna ketika di pemutaran perdananya AADC #2 terbukti berhasil mengimbangi para super hero dari negeri Paman Sam itu.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh tim redaksi Celahkota, pada Rabu (27/4) Captain America: Civil War masih mendominasi 90% layar bioskop. Namun keesokan harinya di pemutaran perdana AADC #2, Rangga dan Cinta berhasil merebut hingga 40% jatah layar.

Mira pun optimis di hari-hari berikutnya jatah layar untuk AADC #2 bisa bertambah.

“Terima kasih banyak untuk antusiasme penonton AADC #2 yg membludak hari ini. Kami akan segera tambah layar yaaa,” kicau Mira Lesmana.

Hampir seluruh masyarakat Indonesia mengenal Kartini, wanita berdarah biru asal Jepara, Jawa Tengah yang kemudian dijadikan simbol emansipasi bagi kaum hawa pribumi. Namun pernahkah Anda mendengar kisah percintaan wanita yang lahir pada 21 April 1879 itu?

Kisah asmara Kartini memang cukup sunyi bahkan nyaris tidak terdengar. Bahkan lewat surat-suratnya yang menjadi media bagi masyarakat untuk mengenal wanita yang dijuluki Princess of

AADC #2 PECAHKAN REKOR DI PEMUTARAN PERDANA

MEREKONTRUKSI KISAH ASMARA

KARTINI

FILM

C E L A H K O T A 4 0E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 41: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Java itu, kisah percintaan Kartini pun samar-samar.Atas hal itulah sutradara Azhar ‘Kinoi’ Lubis kemudian mencoba untuk merekonstruksi kehidupan cinta Kartini lewat filmnya yang bertajuk “Surat Cinta Kartini.”

Bermain aman, Kinoi membuka film ini dengan adegan seorang guru yang mengarang kisah asmara Kartini akibat keluhan para muridnya yang merasa bosan dengan kisah pahlawan wanita tersebut yang itu-itu saja. Ya! kisah Kartini di film “Surat Cinta Kartini” memang tidak sepenuhnya benar, alias hanya fiktif belaka dengan latar belakang sejarah.

Pada film ini dikisahkan cerita tentang Sarwadi (Chicco Jerikho), seorang duda asal Semarang yang bekerja sebagai tukang pos. Pada satu ketika Sarwadi berkesempatan untuk mengantar surat ke kediaman Kartini (Rania Putrisari), disanalah kekaguman Sarwadi terhadap sosok Kartini muncul.

Demi melakukan PDKT (pendekatan) kepada Kartini, Sarwadi kemudian memasukan putri semata wayangnya Ningrum (Christabelle Grace Marbun) untuk bersekolah di sekolah yang didirikan oleh

Kartini. Keduanya pun jadi semakin intens bertemu.Namun layaknya kisah-kisah dongeng kerajaan pada umumnya, kisah asmara antara Sarwadi yang pribumi dan Kartini yang berasal dari keluarga priayi terhalang tembok tradisi. Perbedaan kasta dan perjodohan Kartini membuat kisah asmara keduanya semakin pelik.

Sarwadi kecewa karena menganggap Kartini menghianati cinta dan cita-citanya karena memilih menikah dengan Bupati Rembang beristri tiga. Kisah asmara keduanya pun kandas.

Sejarah sendiri mencatat bahwa Kartini memang benar menikahi Bupati Rembang K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang kala itu telah memiliki tiga istri pada 12 November 1903. Pernikahan itu memang dilandasi dengan perjodohan meski tidak melibatkan tukang pos yang patah hati akibat pernikahan itu.

Film ini sendiri tayang perdana pada 21 April 2016 lalu, untuk memperingati ulang tahun Kartini yang ke-137. Di beberapa daerah juga diadakan nonton bareng kisah asmara wanita yang pola pikirnya cukup visioner pada masa itu.

C E L A H K O T A 4 1E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 42: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

G aleri Nasional Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar

pameran seni rupa bertajuk ‘Alur’ di Plaza Insan Berprestasi Gedung Ki Hadjar Dewantara (Gedung A) Kemendikbud Senayan Jakarta, Senin (24/4).Pameran yang melibatkan guru-guru seni budaya dari beberapa daerah ini menampilkan 65 karya yang telah diseleksi sebelumnya oleh tim kurator.

Karya-karya yang hadir di pameran ini pun cukup beragam, mulai dari lukisan, instalasi, patung, komik, keramik, grafis, drawing, batik hingga karya dengan pendekatan media pembelajaran. Citra Smara Dewi yang menjadi tim kurator dalam pameran ini pun mengaku terkesima dengan keberagaman dari karya-karya para peserta yang merupakan guru-guru kesenian dan budaya tingkat SMP dan SMA/SMK sederajat ini.

“Keberagaman karya-karya yang disajikan menunjukan pada kita bahwa seni rupa tidak melulu didominasi oleh karya seni lukis,” ujar Citra dalam sambutannya.

Hal senada juga disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan yang membuka pameran tersebut. Menurut Anies, keberagaman karya dalam pameran ini menjadi sinyalemen positif terhadap dunia pendidikan, khususnya di bidang seni dan budaya.

Anies juga menyoroti keberadaan guru kesenian yang selama ini kerap terabaikan peran dan kontribusinya dalam dunia pendidikan.

“Peran guru seni pada hakekatnya sangat penting dalam pendidikan. Lewat para guru inilah anak-anak dikenalkan pada dunia kreatif dan tidak sekedar menjadi siswa-siswi yang pandai meniru namun juga mencipta,”kata Anies dalam sambutannya.

“Disamping itu pameran ini juga bisa menjadi ajang bagi anak-anak untuk tidak hanya belajar dari gurunya namun juga dari karya nyata dari guru-gurunya, tambahnya.

Dengan tema ‘Alur’ yang disuguhkan sebagai benang merah pameran ini, karya-karya para guru seni dan budaya yang hadir di pameran ini memang dibangun dengan struktur dan kesadaran yang jelas, sebagaimana merujuk pada tuntutan profesi para peserta pamerannya. Namun alih-alih membosankan, karya guru-guru ini justru sangat menarik karena cerita yang dipaparkan ternyata cukup tajam dan beragam.

KARYA GURU-GURU SENI DAN BUDAYAA L U RMenjadi guru seni dan budaya memang bukan profesi yang populer. Di kalangan pengajar pamor mereka – para peserta pameran – memang kerap tenggelam oleh guru-guru mata pelajaran lainnya, sementara di kalangan seniman nama mereka mungkin belum terdengar gaungnya.

SENI BUDAYA

C E L A H K O T A 4 2E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 43: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Misal pada karya milik Denny, guru seni SMPIT Raudhatul Muttaqin Pondok Gede, Jawa Barat yang bertajuk Diary Project. Lewat karyanya Denny mencoba memaparkan ‘ancaman’ yang silih berganti menghujam kehidupan masyarakat lewat setiap aspek kehidupan, mulai dari lingkungan sosial, media massa, televisi, hingga teknologi. Tentu kita berharap sikap kritis yang tergambar dari karya Denny ini bisa tertular kepada siswa-siswinya dalam proses belajar-mengajar setiap harinya.

Atau ada juga komik strip karya Markhaban Mursyid, guru kesenian SMAN 1 Wonosari Yogyakarta yang bertajuk ‘Komikase (Kumupulan Komik Anak Sekolahan) Vol 5.’ Dalam karyanya Markhaban membeberkan beberapa fragmen cerita; mulai dari korupsi, politik, hingga keseharian anak sekolahan, semuanya dibalut dengan nada satir.

Media komik menurut Markhaban cukup efektif untuk menanamkan nilai-nilai positif bagi para siswa-sisiwinya. Selain itu lewat tema-tema yang

terdapat dalam komik strip ini, Markhaban juga ingin mengajak para siswa-siswinya untuk lebih peka terhadap isu-isu yang tengah berkembang di masyarakat.

Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus ‘Andre’ Sukamana berharap pameran ini bisa menjadi ajang bagi para guru kesenian untuk mengembangkan diri dan kreatifitas serta kompetensinya, bukan hanya

C E L A H K O T A 4 3E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 44: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

sebagai pengajar namun juga sebagai pelaku seni. Selain itu Andre juga berharap pameran ini mampu memberikan inspirasi, baik itu kepada guru-guru lainnya ataupun kepada para pelajar.

“Saya harap nilai-nilai estetik dan edukatif yang terdapat di pameran ini mampu terserap dengan baik,” kata Andre.

Dalam kesempatan itu Andre juga mengapresiasi para peserta yang mampu menjalani tugas gandanya dengan baik, yakni sebagai pendidik dan perupa.

Menjadi guru seni dan budaya memang bukan profesi yang populer. Di kalangan pengajar pamor mereka – para peserta pameran – memang kerap tenggelam oleh guru-guru mata pelajaran lainnya, sementara di kalangan seniman nama mereka mungkin belum terdengar gaungnya.

Namun hal itu tidak lantas membuat karya para guru ini ala kadarnya. Totalitas para ‘Oemar Bakri’ seni dan budaya ini dalam berkarya patut diacungi jempol. Dengan teknis yang mumpuni juga tema-tema yang tajam dan beragam, rasa-rasanya kita patut optimis mereka mampu mencetak generasi-generasi penerus bangsa yang kreatif.

Pameran ini sendiri gratis dan terbuka untuk umum. Bagi Anda yang ingin menyaksikan karya-karya guru seni dari penjuru nusantara ini, acara pameran berlangsung hingga 6 Mei 2016 mendatang.

Foto-Foto: (Celahkota/Rengga Satria)

C E L A H K O T A 4 4E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 45: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

PANTAI LAMPUUKIKON WISATA ACEH

TEKS DAN FOTO OLEH: MELISA OKTARINA

WISATA

Dari kejauhan, deretan pegunungan hijau akan memanjakan mata Anda. Sebuah teluk yang terdapat di garis pantai juga bisa menjadi pilihan lain untuk melepas

kepenatan sambil menanti matahari terbenam.

““

C E L A H K O T A 4 5E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 46: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

P antai Lampuuk yang terletak di Desa Meunasah Masjid, Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu tempat wisata

primadona di Aceh. Pemandangan alamnya yang indah dan suasananya yang tenang sangat cocok bagi Anda yang ingin pelesir ke Kota Serambi Mekkah ini.

Dijuluki ‘Kuta’nya Aceh, Lampuuk menyajikan landscape yang cukup lengkap. Anda bisa duduk di tepi pantai dan langsung berhadapan dengan hamparan biru Samudera Hindia . Tak hanya itu, pasirnya yang putih dan pepohonan pinus yang rimbun akan menjadi obat mujarab untuk mengusir segala kepenatan Anda.

Di waktu-waktu tertentu, Ombak besar yang kerap mampir ke Pantai Lampuuk juga sering dimanfaatkan oleh para wisatawan untuk berselancar.

Dari kejauhan, deretan pegunungan hijau akan memanjakan mata Anda. Sebuah teluk yang terdapat di garis pantai juga bisa menjadi pilihan lain untuk melepas kepenatan Anda sambil menanti matahari terbenam.

Pasca tsunami Aceh tahun 2004 silam, Pantai Lampuuk yang luluh lantak waktu itu terus melakukan pembenahan. Berapa fasilitas baru, seperti akses jalan dan penginapan telah dibangun

di lokasi ini.Anda juga bisa menikmati wahana Banana Boat yang bisa disewa dengan harga Rp 25 ribu/orang. Untuk penginapan di daerah wisata ini sendiri rata-rata memasang tarif Rp 300-500 ribu/malam.

Akses untuk menjangkau tempat wisata ini tidak terlalu sulit. Untuk mencapai ke Pantai Lampuuk hanya butuh waktu sekitar 1 jam perjalanan dari Kota Banda Aceh.

Memang belum ada angkutan umum yang bisa menjangkau tempat wisata ini. Namun jangan kecewa, bagi Anda yang tidak membawa kendaraan pribadi bisa menyewa Bentor (becak

C E L A H K O T A 4 6E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 47: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

Amerika Serikat tengah demam pemilu. Donald Trump mendominasi di ajang pemilihan calon presiden partai Republik. Dengan segala komentar kontorversialnya, mulai dari wacana penolakan terhadap migran, hingga menuding Islam membenci Amerika. Menang di konvensi Republik, Trump akan melawan Hillary Clinton, istri dari mantan presiden Bill Clinton.

Salah Abdeslam, pelaku penyerangan Paris juga terlibat dalam bom Brussels yang meledak tiga bulan setelahnya. Abdeslam berhasil ditangkap di Brussels dan kini tengah menjalani pemeriksaan di Paris. Sampai saat ini, Abdeslam masih bungkam mengenai kronologi dua penyerangan yang diotakinya itu.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyatakan China sebagai musuh dan siap untuk berperang nuklir dengan negara tirai bambu. Hal itu menyusul keputusan China yang menyetujui sanksi internasional kepada Korut yang digagas Amerika Serikat terkait penelitian nuklir.

Serangan udara yang meledakkan sejumlah tempat-tempat strategis ISIS di Suriah menyebabkan uang senilai Rp10 triliun melayang. ISIS dikabarkan mengalami krisis ekonomi yang menyebabkan mereka harus memangkas gaji para militan. Sebelumnya Inggris dan Amerika menggempur Suriah dalam rentang waktu seminggu berturut-turut.

(Fot

o: R

eute

rs/D

omin

ick

Reut

er

KONTROVERSIDONALD TRUMP

DALANGTEROR EROPA

KILAS INTERNASIONAL

ISIS KRISIS EKONOMI BADAI NUKLIR KORUT

C E L A H K O T A 4 7E d i s i A p r i l 2 0 1 6

Page 48: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65
Page 49: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65
Page 50: APRIL 2016 - "HURU-HARAKIRI" SIMPOSIUM '65

w w w. c e l a h ko ta . c o m